LAPORAN KEWIRAUSAHAAN

TENTANG PEMASARAN SAPI POTONG

KELOMPOK

ALDO REGUNA S J3I116002

AUDIKA YULIDAR R J3I116008
CHATERINE ADELIA S J3I116009
INGGAL SATIANI R J3I116039
NADYA PUTRI E J3I116055
FARID FADHLUR R J3I216084

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
 PEMBAHASAN
1. Profil ( biografi ) pengusaha

Pengusaha yang kita wawancarai bernama Bapak Drh. Mugiyono. Beliau lahir
di Pati pada tanggal 10 Oktober tahun 1968 dan bertempat tinggal di Jalan Arimbi No
2 Grogol RT/RW 009/004, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti. Namun sekarang
beliau sudah bertempat tinggal di Bogor dikarenakan beliau membuka usaha
peternakan sapi potong di daerah Bogor tepat di Kampus Sekolah Vokasi IPB. Beliau
adalah seorang lulusan Dokter Hewan dari Institut Pertanian Bogor angkatan 24.

2. Alasan memilih berwirausaha di bidang sapi potong

Beliau merintis usaha peternakan dimulai sejak tahun 1992. Alasan beliau
memilih untuk bergelut di bidang sapi potong dikarenakan beliau menyukai hal
tersebut. Selain itu, menurut beliau usaha peternakan itu sangat menjanjikan karena
sapi potong akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat terutama pada saat qurban (
Idul Adha). Jadi usaha dibidang peternakan terutama sapi potong yang beliau tekuni
tidak akan ada habisnya, karena kebutuhan protein hewani selalu dibutuhkan oleh
masyarakat.

3. Awal mula memulai usaha di bidang sapi potong

Awal mula beliau merintis usaha dibidang sapi potong, beliau meminjam
modal dari beberapa teman yang mau meminjamkan uangnya untuk modal yang
akan dia gunakan. Awalnya beliau memiliki jumlah sapi sebanyak 10 ekor dengan
modal awal Rp 10.000.000. Selain karena kesenangan, keluarga beliau juga
merupakan peternak sehingga beliau berkeinginan untuk melanjutkan usaha
peternakan.
4. Karyawan yang dimilki
Usaha peternakan sapi potong yang dimiliki Bapak Mugiyanto tersebar di
empat daerah yang ada di pulau jawa, diantaranya Depok, Ciampea, Bekasi dan
Garut . Pekerja yang ada di peternakan sapi potong Bapak Mugiyanto jumlahnya
tidak tetap karena, pekerja tergantung banyaknya sapi yang dipelihara. Saat ini
perkeja yang dimiliki Bapak Mugiyanto tersisa satu orang karna sapi yang tersisa
tinggal tujuh ekor.

5. Hambatan yang terjadi selama berwirausaha

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari Bapak Mugiyanto beliau tidak
pernah mengalami hambatan selama bergelut di bidang peternakan usaha sapi
potong. Meskipun beliau pernah ditipu, bapak Mugiyanto tidak pernah menganggap
itu adalah sebuah hambatan karena menurut beliau rejeki telah diatur oleh Allah
SWT.

6. Kelanjutan peternakan yang diharapkan Bapak Mugiyanto

Bapak Mugiyanto berharap kedepannya usaha peternakan sapi potong beliau
memiliki populasi lebih banyak lagi yaitu 5000 ekor.

7. Saat ini berapa ekor sapi potong yang dimiliki peternakan

Saat ini beliau hanya memiliki tujuh ekor sapi dikarenakan beliau
memasarkan sapi hanya pada saat Idul Adha. Sebelumnya Bapak Mugiyono memiliki
300 ekor sapi dan telah dipasarkan pada saat Idul Adha. Jenis sapi yang dipelihara
oleh Bapak Mugiyono yaitu sapi Bali. Dan bobot sapi yang biasa dijual pada saat Idul
Adha yaitu 350 kg.

8. Sistem pemasaran yang dilakukan pada peternakan Bapak Mugiyono

Sistem pemasaran yang dilakukan pada peternakan Bapak Mugiyono yaitu
menjual sapi hanya pada saat Idul Adha. Dan beliau biasanya hanya menjual ke
teman teman dan langganan yang sudah biasa membeli sapi di peternakan Bapak
Mugiyono. Apabila ada sapi yang tersisa pada saat selesai Idul Adha sapi tersebut
akan dipelihara dan dijual pada tahun depan. Namun tidak menutup kemungkinan
apabila ada yang ingin membeli sapi tersebut maka masih diperjualbelikan.

9. Pendapatan yang didapatkan Bapak Mugiyono

Pendapatan yang didapatkan bapak Mugiyono yaitu dari hasil penjualan sapi potong.
Selain itu beliau juga memiliki usaha sampingan yaitu jual beli bahan pakan dan
beliau juga memiliki cafe yang berada di daerah Jawa.
 KESIMPULAN

Semua usaha diawali dengan berdoa dan ibadah. Seorang pekerja akan berani
berhutang tetapi seorang pengusaha sebisa mungkin terhidar dari hutang.