Anda di halaman 1dari 11

HASIL WAWANCARA WIRAUSAHA

PETERNAKAN UNGGAS ( PKWU ) XII


IPS 5 KELOMPOK 1

ANGGOTA :
1. DEDE MAELANI
2. DIWANTI SYABILA FADLY
3. FATIMAH AZ-ZAHRA
4. FAWRA RIJKIA BEWINFA
5. GHANI RAHMAN MAULANA
6. M. FIKRI AL DZAKWAN
7. MUHAMAD RIFKI
8. RATU NAJWA SALSABILA SYARIEF
9. RIFAL KUSNAEDI
10. ZAHRAH MUFIDAH
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama : Bapak Irwan
Usia : 60 Tahun
Pendidikan Terakhir : STM
Jenis Perkerjaan : Pensiunan

B. PROFIL WIRAUSAHA
Bagaimana sejarah dan latar belakang usaha Bapak Irwan?
Awal mula Bapak Irwan memulai kegiatan wirausaha ini dikarenakan mengikuti
balai pelatihan perisiapan pensiun dari BUMN. Balai pelatihan tersebut berupa
kegiatan bercocok tanam dan berternak. Workshop tersebut dihadiri oleh penyedia
pakan ternak, pengolah kuliner hewan ternak, penyedia lahan ternak, dan masih
banyak lagi. Workshop tersebut di-selenggarakan di kota Cilegon, tepatnya di
pondok pesantren milik Ust. Lukman Harun secara nasional dan di dukung oleh
Event Organizer dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Mulai dari situ Bapak
Irwan mulai aktif dalam mengikuti komunitas berskala Nasional, salah satu
komunitas yang Bapak Irwan ikuti adalah Persatuan Bebek Indonesia (PBI).
Sebenarnya bapak Irwan sudah mulai merintis usaha peternakan ini sebelum beliau
memasuki masa persiapan pensiun (MPP). Tetapi, Bapak Irwan tidak begitu serius
menekuni wirausaha ini dikarenakan Bapak Irwan hanya melihat kegiatan
peternakan ini sebagai hobby belaka. Namun setelah dimasukan-nya ke dalam
komunitas dan perkumpulan tersebut, Bapak Irwan semakin terdorong untuk
melakukan kegiatan usaha perternakan ini. Di mulai dari usaha berternak bebek
yang dilakukan oleh Bapak Irwan yang hanya mengandalkan ekosistem sawah
sampai memulai usaha ternak bebek di lahan sendiri. Bapak Irwan pun sering
mendapat panggilan, salah satunya yakni saat masih dalam pengurusan PBI, Bapak
Irwan pernah menjadi pemasok bebek di kota Jakarta. Namun dikarenakan
permintaan yang terus bertambah dan jumlah bebek yang tidak mencukupi, alhasil
Bapak Irwan tidak menyanggupi dan beralih sebagai pemasok bebek potong lokal
untuk usaha kuliner. Namun hambatan demi hambatan terjadi, rupanya permintaan
bebek potong untuk industri kuliner pun tidak berjalan lancar, karena kenyataan-
nya dunia kuliner adalah sesuatu yang tidak tetap dan sangat dinamis bagi Pak
Irwan. Hal tersebut di sebabkan oleh jumlah perminat yang hanya bergantung
terhadap kuliner yang sedang viral dan bersifat sementara, Itu mengapa Bapak
Irwan tidak terlalu lama menggeluti usaha di bidang ini, yang hanya berlangsung
selama 2 tahun. Setelah berakhirnya karir sebagai produsen bebek potong,
berpencarlah komunitas tersebut menjadi sistem sektoral yang bertugas sebagai
pemasok bebek per-wilayah provinsi maupun kabupaten/kota dan beralih fungsi
menjadi produsen bebek bertelur. Bapak Irwan mengelola bebek bertelur ini hanya
bermodalkan lahan sawah bebas dan ekosistem setempat untuk dimanfaatkan
tepatnya di daerah Kasemen dan Pontang. Hal ini menjadi peluang besar bagi Pak
Irwan, dikarenakan minim pengeluaran pakan dan tempat ternak yang sudah
tersedia di ekosistem itu sendiri. Sebagaimana bebek menjadikan keong sawah
sebagai pakan utama, dan menjadikan lahan sawah yang sedang panen sebagai
tempat untuk berkembang biak dengan syarat ada air untuk bebek tumbuh
berkembang. hal ini pula yang mendukung Pak Irwan berbisnis secara fleksibel,
sebagaimana minat pasar terhadap bebek tinggi pasti akan dimanfaatkan dengan
maksimal baik dari dagingnya, telurnya, maupun anakan-nya. Lalu, keuntungannya
pun dibagi hasil dengan perbandingan 50:50 untuk petani sekitar. Namun
dikarenakan sawah yang tidak selalu panen hal tersebut justru menghambat
perkembangan bebek sehingga Pak Irwan tidak bisa secara intensif terus menerus
mengelola lahan ternak beserta ternak itu sendiri, Jadi mau tidak mau Pak Irwan
mencoba mencari lahan ternak untuk keberlangsungan ternak bebek ini dengan
modal awal yang didapat dari menjual sebagian bebek untuk dibuat kandang
bebek. Setelah lama menggeluti usaha dibidang ternak bebek dengan total waktu 7
tahun, akhirnya Pak Irwan fokus dengan hanya mengembangkan usaha
pemanfaatan telur bebek untuk dijual baik telur bebek asli maupun yang di-asin.
Karena menurut beliau usaha telur bebek adalah suatu usaha pemanfaatan bebek
yang paling mudah dikelola dan tidak akan sepi peminat karena nyatanya, minat
konsumen akan permintaan telur bebek selalu tinggi dan bahkan untuk wilayah
provinsi Serang saja masih kekurangan pasokan untuk memenuhi permintaan
konsumen pasar. Hingga sekarang akhirnya Bapak Irwan sudah berhasil membuka
lahan peternakan sendiri di Safira Residence yang sudah berjalan kurang lebih
selama 7 bulan dalam pengoperasiannya. Walau begitu banyak hambatan yang Pak
Irwan hadapi. Contohnya adalah virus flu burung yang menyebabkan hewan ternak
terserang penyakit dan mati mendadak, dengan penyebaran virus yang cepat
membuat usaha ini sempat redup sesaat. Lalu sempat beroperasi kembali, sebelum
10 tahun kemudian munculah pandemi Covid-19 yang menyebabkan
pengoperasian usaha ini kembali terhenti karna adanya kebijakan untuk karantina
mandiri. Lalu selama pandemi tersebut, Bapak Irwan beserta warga komplek mulai
menjadi aktivis dengan membersihkan wilayah komplek sampai akhirnya bertemu
dengan lahan ini dan menjadikannya lahan peternakan barunya yang bertujuan
untuk sarana refreshing dan juga mengisi waktu luang selama pandemi yang
berlangsung selama 3 tahun. Diawali dengan hobi Pak Irwan akan beternak, Pak
Irwan pun selalu mendapatkan titipan dari tetangga komplek untuk merawat ternak
mereka di kandang milik Pak Irwan. “ga usah untung gapapa, asalkan bebek ini
punya keberlanjutan yang oke” ucap para tetangga yang menitipkan ternak nya ke
peternakan Pak Irwan. Mulai dari situ, Pak Irwan mulai memikirkan biaya pakan
ternak, mengingat sekarang tidak lagi bergantung pada ekosistem alam seperti
dulu. Pak Irwan pun mulai memutar otak untuk mendapatkan keuntungan, balik
modal, atau minimal mencapai BEP. Maka dari itu, Pak Irwan selalu mencari
peluang terutama dari pakan alternatif namun bergizi seimbang. Menurut
perhitungan Pak Irwan, bebek memerlukan sekitar 2.900 kalori untuk bisa hidup
dengan produktif setiap harinya dan membutuhkan protein untuk bertelur sebanyak
17% - 18% perharinya. Maka dari itu, untuk medapatkan pakan alternatif murah
kita juga harus jeli untuk mencari makanan yang dapat di komposisikan dalam
bentuk gizi seimbang. Selain itu Pak Irwan juga sangat memerhatikan kebersihan
kondisi kebersihan kandang dan juga kesehatan mental dan fisik bebek agar dapat
menghasilkan kualitas yang maksimal dan juga bebek terhindar dari stress. Hal
tersebut merupakan hasil dari kedisiplinan dan kegigihan Pak Irwan dalam merintis
usaha ternak ini.

Kapan didirikan dan siapa yang mendirikan usaha ini?


Sejak April 2020 dan didirikan oleh Bapak Irwan sendiri. Namun, dalam
pembuatan untuk meningkatkan lahan menjadi lahan ternak dibantu oleh beberapa
tetangga. Tapi, tetap dalam pengelolaannnya Bapak Irwan sendiri yang turun
tangan.

Apa tujuan didirikan usaha ini?


Untuk refreshing (senang – senang), mengisi waktu luang, belajar, lahan investasi
dan berbagi.
Berapa luas lahan untuk menjalankan usaha in?
Kurang lebih 600 meter persegi

Apa saja yang dihasilkan dan berapa kali panen?


Bebek potong, bebek bertelur, ayam potong, ayam bertelur, telur bebek asin,
anakan bebek, anakan ayam, ayam kampung, telur puyuh dan ayam negeri.
Panen selama 7 bulan, 1 bulan (masa adaptasi) dan 6 bulan x 26 telur bebek setiap
hari (masa produksi).

Apakah ada tenaga kerja lain yang membantu usaha ternak ini?
Tidak ada, paling hanya teman – teman komplek yang membantu.

C. STRUKTUR PASAR
Bagaimana proses wirausaha yang Bapak Irwan jalani?
(sudah dielaskan secara rinci di latar belakang dan sejarah usaha)

Kemana saja produk Bapak Irwan di distribusikan? Dan apa saja hambatan
dalam mendistribusikan produk tersebut?
Untuk saat dalam pengurusan PBI, Bapak Irwan sudah mendistribusikan bebek
potong dan bebek bertelur dalam skala nasional lalu beralih ke lingkup provinsi
dan kabupaten/kota. Namun secara individual Bapak Irwan hanya
mendistribusikan usahanya ke masyarakat sekitar.
Untuk hambatan dalam pendistribusiannya mungkin tidak ada, karena Bapak Irwan
untuk saat ini hanya mendistribusikan bebek dalam skala kecil.

Untuk harga produk, apakah Bapak Irwan menentukan harga sendiri atau
ada acuan lain?
Bapak Irwan hanya mengacu pada harga di pasaran.
Siapa sajakah pelanggan dari usaha ini?
Hanya masyarakat setempat (komplek).

Apa yang menjadi alasan dari pelanggan untuk memilih produk Bapak
Irwan?
Karena menurut Bapak Irwan produk nya lebih berkualitas dari pesaing lain, sebab
Pak Irwan selalu menjaga kandang ternak dengan baik dan menjaga lingkungan
dan ternak itu sendiri secara sehat, karena dengan demikian produk yang
dihasilkan dijamin sangat berkualitas.

Strategi apa yang digunakan oleh Bapak Irwan terkait kegiatan usaha ini,
dan apa hubungannya dengan persaingan pasar?
Strategi utama Bapak Irwan menjalankan usaha ini adalah dengan selalu menjaga
kesehatan bebek secara fisik maupun mental, agar bebek tetap bisa memperoleh
hasil yang maksimal.

Faktor kekuatan apa saja yang dimiliki secara internal?


Mungkin lebih kearah kegigihan dan kedisiplinan Bapak Iwan dalam mengurus
hewan ternak itu sendiri.

Kelemahan apa yang dimiliki secara internal?


Mungkin dari faktor lahan peternakan yang tidak cukup luas dan terhimpit oleh
wilayah pemukiman warga, yang membuat kegiatan beternak ini menjadi terbatas.

Peluang dan ancaman apa saja yang dimiliki di usaha ini secara internal?
Kalau peluang, Bapak Irwan sendiri bilang sanagat banyak peluang yang bisa di
dapat dari usaha ternak bebek bertelur dan maupun pedaging. Karna untuk
permintaan pasar sendiri sangat tinggi, namun pemasokan bebek ke pasar masih
sangat kurang. Karena kelonggaran dari publik ini membuat minat konsumen
bebek naik pesat dan hal tersebut dijadikan peluang untuk menambah nilai mutu
bebek, seperti meningkatkan mutu telur bebek contohnya dengan melakukan peng-
asinan atau mengolah telur tersebut menjadi bahan jadi, contohnya martabak telur.
Untuk ancaman, mungkin hanya dari suasana hati Bapak Irwan sendiri yang
terkadang tidak konsisten terhadap pengelolaan hewan ternak untuk dari aspek
internal. Namun kalau secara eksternal, yakni dengan adanya virus flu burung pada
saat itu, dan pandemi covid-19 yang membuat hambatan dalam usaha ternak Pak
Irwan.

Masalah masalah apa yang dihadapi untuk saat ini?


Bapak Irwan memiliki masalah terhadap penurunan presentase kuantitas terhadap
telur yang diperoleh akhir akhir ini.

Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak ini?


Seperti yang Bapak Irwan katakan di awal bahwa, kunci kesuksesan dalam usaha
ini adalah kegigihan dan kedisiplinan dalam mengelola kandang ternak maupun
hewan ternak itu sendiri, selain itu pakan ternak juga harus di perhatikan. Terutama
terhadap keseimbangan gizi, pemilihan karbohidrat dan protein yang digunakan.

Tantangan apa yang dihadapi dalam usaha ternak ini dalam operasional
maupun persaingan?
Dalam operasional, mungkin yang menjadi tantangan Pak Irwan adalah
keterbatasan modal lahan yang hanya memanfaatkan lahan kosong untuk dibangun
peternakan dengan tangan sendiri dan bantuan tetangga sekitar, dan juga masih
sangat bergantung pada ekosistem alami di sekitarnya.
Dalam persaingan Bapak Irwan tidak memiliki tantangan apapun dalam bidang
usaha ini.

Siapa saja pesaing wirausaha yang dihadapi saat ini?


Bapak Irwan merasa tidak memiliki pesaing dalam usaha ini.

Apa yang ingin dicapai dalam persaingan ini?


Dalam persaingan Bapak Irwan berkeinginan untuk bisa menjadi pemasok dalam
lingkup nasional seperti dahulu kala.

Apa usaha ini memiliki hubungan kerjasama dengan pihak lain?


Untuk sekarang Bapak Irwan hanya menjalankan usaha ini sendirian, atau mungkin
dibantu oleh tetangga sekitar.

Berapakah rata-rata total biaya operasional dari usaha ini dalam kurun waktu
setahun?
Berikut adalah sistem perhitungan modal dan pendapatan usaha ternak Bapak
Irwan :
Modal pakan harga /kg keterangan
Nasi kering 4.000/kg karbohidrat (10%)
Tepung ikan 12.000/kg protein (40%)
Makan bebek 250 gram/hari (1 kg pakan/4 bebek)
Untuk mendapatkan gizi seimbang (17%-18%) tiap 4 bebek dibuatlah formulasi
sebagai berikut :
Nasi kering (10%) banding tepung ikan (40%) dibagi jumlah bebek (4) untuk
menghasilkan presentase diantara 17%-18%
Jadi,
3 : 1 dibagi 4
10% (3) : 40% (1) dibagi 4
30% + 40% : 4
= 17,5%
Dengan perbandingan 3 : 1 juga kita bisa mencari total biaya operasional dengan
cara sebagai berikut :
4.000 (3) + 12.000 (1) : 4
12.000 + 12.000 : 4
24.000 : 4
= 6.000/kg untuk makan 4 bebek

Diperoleh biaya pakan per bebek sebagai berikut,


6.000 : 4
= 1.500/bebek, biaya pakan bebek yang dikeluarkan

Bapak Irwan memiliki 40 ekor bebek jadi,


1.500 x 40
= 60.000 untuk biaya operasional setiap kali makan

Lalu, bebek makan sebanyak 2 x sehari berarti,


60.000 x 2
= 120.000/hari

Dalam setahun ada 365 hari, yang berarti,


120.000 x 365

= 43.800.000 biaya operasional Pak Irwan dalam setahun


Belum lagi ditambah biaya opsional lainnya.
Berapa rata – rata keuntungan bersih yang dapat dihasilkan dari usaha Bapak
Irwan dalam setahun?
Diketahui, 1 bebek memakan beban modal sebesar 1.500 rupiah. Hal tersebut
dijadikan patokan BEP oleh Bapak Irwan.

Pak Irwan menjual 1 telur bebek seharga 2.500 rupiah, yang berarti beliau
mengambil keuntungan sebesar 1.000 rupiah/butir

Namun Bapak Irwan memiliki kendala dalam total pendapatan bersih, karena dari
total 40 bebek tidak semuanya bisa bertelur setiap harinya walau sudah dikasih
makan dengan porsi yang sama rata.

Misal, dari 40 ekor bebek hanya 20 ekor bebek yang bertelur (50%) padahal semua
bebek dikasih modal full (100%) yang mana,

Bapak Irwan menerima :


Harga telur bebek x banyak telur bebek
2.500 x 20
= 50.000 sedangkan,

Bapak Irwan mengeluarkan :


Modal pakan/ekor x banyak bebek
1.500 x 40
= 60.000 yang mana tidak mencapai BEP (rugi)

Maka dari itu Pak Irwan harus mendapatkan telur >50% untuk mencapai BEP
untuk mencari presentasenya sebagai berikut :
Modal pakan bebek : harga telur bebek
60.000 : 2.500
= 24 butir telur yang harus terjual untuk mencapai BEP

Maka jika dijadikan presentase,


Minimal telur terjual : banyak bebek x 100
24 : 40 x 100
= 60%, presentase yang dibutuhkan untuk mencapai BEP

Untuk mencapai keuntungan maka Pak Irwan harus menjual >60% telur
sedangkan, rata-rata Pak Irwan menghasilkan 26 butir telur untuk dijual setiap
harinya dengan perhitungan presentase sebagai berikut :
Telur terjual : banyak bebek x 100
26 : 40 x 100
= 65%, dengan keuntungan bersih sebesar 5%

Lalu hitungan keuntungan Pak Irwan dalam kurun waktu setahun sebagai berikut :
Harga telur bebek x telur bebek yang terjual x 365 x 5%
2.500 x 26 x 365 x 5%
23.750.000 x 5%
= 1.187.500 rupiah/tahun keuntungan bersih yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai