Anda di halaman 1dari 7

PERANAN KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN DAN KOMPETENSI

PRAKTIK DALAM PANDANGAN HUKUM TAHUN 2020

Tien Partinah 1, Zuhriya Meilita 2, Noviyanti 3


1. Program Studi Sarjana Keperawatan
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia
Email : partinah.tien@gmail.com
zuhriya27@gmail.com
noviyanti11961@gmail.com

ABSTRAK
Kesehatan adalah salah satu indikator kesejahteraan bangsa yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar RI Tahun 1945. Untuk mewujudkannya, diperlukan sumber daya manusia
kesehatan, termasuk perawat yang harus profesional, yaitu yang memiliki standar profesi terdiri dari
kode etik, pengetahuan, dan kompetensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pemahaman perawat tentang kode etik dan kecenderungan perawat melanggar hukum saat
melakukan tindakan keperawatan. Metode peneltian: Menggunakan deskriptif kuantitatif korelatif
dengan pendekatan cross-sectional, serta sampel berjumlah 38 mahasiswa. Instrumen memakai
kuesioner. Analisis data memakai univariat (%) dan bivariat dengan uji Chi-square (α = 5%). Hasil
penelitian: Pemahaman mahasiswa tentang kode etik yang baik sebanyak 55,3% dan yang memiliki
kompetensi sebanyak 55,3%, nilai Chi-square adalah 8,215 > 3,841, serta nilai odd ratio 7,680.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pemahaman kode etik dengan kompetensi praktik. Perawat
yang mahir praktik akan lebih paham kode etik 7,68 kali dibandingkan perawat yang tidak mahir.
Saran: Tingkatkan kompetensi dan kode etik profesi melalui jalur pendidikan yang lebih tinggi dari
pendidikan sarjana.

Kata Kunci : Kode Etik, Kompetensi, Hukum Kesehatan

ABSTRACT
Health is one of the indicators of the nation's welfare as stated in the Preamble of the 1945
Constitution of the Republic of Indonesia. To achieve it, human resources are needed, including
nurses who must be professional, namely those who have professional standards consisting of code
of ethics, knowledge, and competence. The purpose of this research was to determine how nurses
understand the code of ethics along with the tendency of nurses to violate medical law when
carrying out nursing interventions. Research method: Using descriptive quantitative correlation
with a cross-sectional approach involving 38 students, using questionnaire as instrument.
Univariate (%) and bivariate with Chi-square test (α = 5%) are used for data analysis. Results:
The percentage of students with a good understanding of code of ethics is 55.3% and those who
have good competence are 55.3%, the Chi-square value is 8.215 > 3.841, and the odd ratio value
is 7.680. Conclusion: There is a relationship between understanding the code of ethics and
practical competence. Nurses who are proficient in practice will understand the code of ethics
7.68 times better than nurses who are less proficient. Suggestion: Improve competence and code
of ethics through higher education after an undergraduate degree.

Keywords : Code of Ethics, Competence, Medical Law

Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0
International License.
9 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 6 | No. 1 | 2021
LATAR BELAKANG perawat mempunyai fungsi “Dependent”
Pembangunan kesehatan yang berkolaborasi dengan tenaga
merupakan salah satu unsur kesejahteraan kesehatan lain termasuk dokter, sehingga
yang harus di wujudkan oleh pemerintah perawat harus mahir melakukan praktik
yang tertuang dalam Undang-Undang medik, dan kemungkinan terjadi kesalahan
Dasar 1945. Keperawatan adalah atau kelalaian yang berujung pada “Mal
pelayanan profesional yang merupakan Praktik”. Data dari PPNI Tahun 2015
bagian “Integral” dari pelayanan diperkirakan Indonesia terdapat sekitar 485
kesehatan. Perawat adalah seorang yang kasus mal praktik profesi keperawatan
telah menyelesaikan pendidikan yang terdiri dari 359 kasus mal praktik
keperawatan baik di dalam negri maupun administrasi, 82 kasus mal praktik sipil dan
di luar negri, sesuai dengan peraturan 46 kasus mal praktik kriminal dengan
Undang-Undang yang berlaku. unsur kelalaian.
Perawat profesional adalah perawat Menurut Wulan (2016) dalam
yang telah menyelesaikan pendidikan penelitiannya di Rumah Sakit Pendidikan
profesi keperawatan, telah lulus uji Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
kompetensi, dan telah memiliki STR (Surat bahwa persepsi 26 mahasiswa profesi Ners
Tanda Registrasi) yang berlaku 5 tahun. tentang Kode Etik Keperawatan dalam
Peraturan Mentri Kesehatan No. kategori baik. Adapun penelitian yang
161/Tahun 2010 Tentang Registrasi dilakukan Adhi Kori (2016) menyatakan
Tenaga Kesehatan, STR (Surat Tanda bahwa perawat yang telah memiliki
Registrasi) adalah pencatatan resmi pengetahuan etika yang signifikan namun
terhadap tenaga kesehatan yang telah pengetahuan tentang kode etik pada praktik
memiliki sertifikat “Kompetensi” sehingga klinik masih rendah. Penelitian yang dibuat
diakui secara hukum untuk menjalankan oleh Andi Nasir (2018) di Kabupaten
pekerjaan profesi. Mamuju, Sulawesi Barat menunjukkan
Kompetensi adalah alat untuk peranan kode etik profesi (PPNI) tidak ada
mengukur pengetahuan, keterampilan dan pengaruh terhadap pelayanan keperawatan
etika tenaga kesehatan sesuai dengan (0,32 > 0,050).
standar profesi. Dalam pihak lain, Berdasarkan hasil penelitian yang
kesadaran masyarakat terhadap hukum dilakukan oleh Rahmat Triyono (2016) di
semakin tinggi dan mereka sadar akan hak- RSUD Kota Bekasi didapatkan 53,3%
haknya untuk menuntut tenaga kesehatan perawat tidak berisiko melakukan kejadian
termasuk perawat atas pelayanan yang baik mal praktik. Berdasarkan fenomena dan
dan berkualitas (Undang-Undang RI No. data-data hasil penelitian tersebut, maka
36 Tahun 2009 Bab VI Pasal 58), karena peneliti tertarik melakukan penelitian
itu sistem registrasi, lisensi, dan sertifikasi verifikasi lanjutan dari Rahmat Triyono
akan bisa menyakinkan masyarakat bahwa untuk mengetahui hubungan antara
perawat yang bekerja di Rumah Sakit dan “Peranan Kode Etik Profesi Keperawatan
berada di Rumah Sakit selama selama 24 Dan Kompetensi Praktik Dalam
jam, telah mempunyai pengetahuan dan Pandangan Hukum” di RSUD dr.
keterampilan praktik yang sesuai dengan Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
standar dan kode etik keperawatan yang saat ini dalam situasi pandemic
(Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2014 COVID-19.
Tentang Keperawatan Pasal 23-24.
Dalam melakukan tugas sehari-hari METODOLOGI PENELITIAN

Faktor-faktor yang berhubungan | 10


1. Desain Penelitian bahwa dari 38 responden didapatkan
Desain penelitian yang hasil pemahaman tentang kode etik
digunakan dalam penelitian ini adalah keperawatan yang baik sebanyak 21
Deskriptif Kuantitatif Korelatif dengan orang (55,3%) dan pemahaman kode
pendekatan Cross Sectional (at once etik keperawatan yang kurang baik
point in time). sebanyak 17 orang (44,7%).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian Tabel 2 Distribusi Kompetensi Praktik


Penelitian dilakukan di RSUD Mahasiswa Profesi Angkatan 2020-2021
dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Tentang Kode Etik Keperawatan
Bekasi pada bulan Juli-Agustus 2020.
Kompetensi Frekuensi Persentase
Praktik
3. Populasi dan Sampel
Mahir 21 55.3 %
Populasi adalah keseluruhan
Kurang 17 44.7 %
obyek penelitian sedangkan sampel
Total 38 100 %
adalah sebagian yang dianggap bisa
mewakili populasi. Dalam penelitian
ini yang menjadi sampel sebanyak 38 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
responden yaitu perawat yang bekerja bahwa dari 38 responden didapatkan
dan sedang kuliah keperawatan di hasil kompetensi praktik mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas yang mahir sebanyak 21 orang (55,3%)
Islam As-syafi’iyah yang dianggap dan kompetensi praktik mahasiswa
mewakili seluruh perawat di Rumah yang kurang mahir sebanyak 17 orang
Sakit tersebut. Yang bekerja di ruangan (44,7%).
: 1. Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien, 2. Perawatan Penyakit Dalam, 2. Analisa Bivariat
3. Perawatan Bedah, 4. Perawatan
Tabel 2 Tabulasi Silang Peranan Kode Etik
Anak, 5. Perawatan Prenatologi, 6. Profesi Keperawatan Dan Kompetensi
Perawatan Syaraf & Neuro, 7. Praktik Dalam Pandangan Hukum di
Perawatan Paru, 8. Perawatan RSUD dr. Chasbullah AbdulmajidKota
Hemodiolisa, 9. Perawatan Radiologi, Bekasi
10. Perawatan Jantung, 11. Perawatan Kompetensi Kode Etik Kode Etik Total
ICCU, 12. Perawatan ICU, 13. Bagus Kurang
Perawatan IGD dan 14. Perawatan 16 5 21
PICU. Mahir 42.1% 13.2% 55.3%
5 12 17
HASIL PENELITIAN Kurang 13,2 % 31,6% 44,7 %
1. Analisa Univariat 21 17 38
Total 55,3% 44,7% 100 %
Tabel 1 Distribusi Pemahaman Mahasiswa
Profesi Angkatan 2020-2021 Tentang
Kode Etik Keperawatan Berdasarkan tabel 3 diketahui
Kode Etik Frekuensi Persentase bahwa dari 38 responden, yang
Baik 21 55.3 % memiliki kompetensi praktik mahir
Kurang 17 44.7 % sebanyak 21 (55,3%) orang dengan
Total 38 100 % pemahaman kode etik yang kurang
baik sebanyak 5 orang (13,2%) dan
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan pemahaman kode etik yang baik

11 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 6 | No. 1 | 2021


sebanyak 16 orang (42,1%)..
Kemudian yang kompetensi praktik
yang kurang sebanyak 17 orang Pada tabel diatas tercantum
(44,7%) dengan pemahaman kode etik nilai Odds Ratio Kompetensi dengan
kurang sebanyak 12 orang (31,6%) Kode etik 7.680 artinya Perawat yang
dan pemahaman kode etik baik “mahir” kompetensi praktik akan lebih
sebanyakan 5 orang (13,2%).i paham 7.680 kali dibanding perawat
kesimpulan dari tabel 4.3 adalah dari yang kurang mahir terhadap
38 responden didapatkan bahwa total pemahaman kode etik.
yang memiliki kode etik dengan
kompetensi praktik yang kurang PEMBAHASAN
sebanyak 17 orang (44,7%) dan kode Perawat pada abad ke 21 beda
etik dengan kompetensi praktik yang dengan keperawatan pada dekade tahun-
baik sebanyak 21 orang (55,3%). tahun sebelumnya. Sekarang keperawatan
harus mengikuti globalisasi agar setara
dengan profesi lainnya. Agar bisa disebut
Tabel 3 Hasil Uji Chi-square Kode Etik profesional, maka Pertama : perawat harus
Profesi Keperawatan Dan Kompetensi memiliki Evidence Based yaitu
Praktik mempunyai Body Of Knowledge yang
Value df Ʃxacs Ʃxact
membedakan dengan profesi tenaga
Sg (2 Sg(1
sded) sided) kesehatan yang lain. Kedua : Quality Of
Pearson 8.315 1 .004 Practice yaitu meningkatkan kompetensi
Chi Square praktik sehubungan dengan berkolaborasi
Like hasil 8.608 1 dengan tenaga kesehatan lain. Hal ini
Ratio didukung oleh berbagai regulasi dari
Fishers .008 .005 pemerintah dan organisasi profesi. Ketiga
Exact Test :Patient Safety yaitu masyarakat yang
dilayani oleh perawat harus memperoleh
Berdasarkan data dari tabel tingkat pelayanan dan tingkat keamanan
diatas dengan rumus chi-square, yang tinggi. Sesuai dengan UU RI No. 36
dengan = 5% dan dengan df = 1, Tahun 2001 disebutkan bahwa tenaga
maka diperoleh Nilai Chi Square kesehatan harus memenuhi : 1. Ketentuan
8.315 Sedangkan nilai X2 tabel dengan kode etik, 2. Standar profesi, 3. Standar
df = 1 adalah 3,841. Artinya X2 hitung pelayanan dan 4. SOP (Standar
> X2 tabel (8.315 > 3.841). Bila Operasional Prosedur).
dilihat dari tabel tidak ada cell yang Melihat data hasil penelitian tabel No
kurang dari 5 dan tabel hitung 2 x 2, 4.1 maka dapat diketahui bahwa
maka statistic yangdigunakan Pearson pemahaman perawat-perawat RSUD dr.
Chi Squaredengan nilai = Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
yang sedang mengikuti kuliah S1
0,004. Kesimpulan terdapat hubungan
Keperawatan di UIA, yang telah memiliki
antara pemahaman tentang kode etik
pemahaman diatas rata-rata ada 21 orang
dengan kompetensi praktik.
(55,3%), lebih banyak dari yang kurang
paham yaitu 44,7 % atau 17 orang. Artinya
Tabel 5 Hasil Risk Estimate mereka sudah memenuhi kewajibannya
Value Lower Upper dan mentaati peraturan-peraturan yang
dibuat oleh organisasi PPNI dalam
Odds Ratio for
melaksanakan tugas-tugas sehari-hari.
Kompetensi 7.680 1.805 32.676
(Mahir/Kurang)
Adapun tujuan Kode Etik tersebut adalah

Faktor-faktor yang berhubungan | 12


untuk melindungi perawat supaya tidak pemahaman kode etik 7.680 kali dibanding
terjerat oleh norma hukum (UU RI No. 36 yang kurang mahir.
Tahun 2001 dan UU RI No.38 Tahun 2014 Penelitian ini sejalan dengan
Tentang Keperawatan Pasal 23-24). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmat
penelitian ini yang mereka belum paham Triyono SH (2016) di RSUD Bekasi
yaitu istilah “prinsip etika” dan “istilah- didapatkan perawat yang tidak berisiko
istilah norma hukum”. Mungkin karena melakukan malpraktek sebanyak 53.5 %
mereka masih kuliah S1 Keperawatan, dan penelitian yang penulis lakukan juga
kadang lupa kadang ingat, karena belum yang mahir melakukan praktek atau
terbiasa. mempunyai Kompetensi sebanyak 55.3 %.
Yang paling mereka kenal adalah Selain itu penelitian yang dibuat oleh
Istilah Alturisme yang mempunyai arti Nasir (2018) di RSUD Kabupaten
bahwa perawat harus mendahulukan Mamuju, Sulawesi Barat, hasilnya
kepentingan orang lain/pasien daripada menunjukkan bahwa Kode Etik organisasi
kepentingan pribadi. Alturisme merupakan PPNI tidak ada pengaruh terhadap
nilai fundamental dalam praktek pelayanan Keperawatan ( 0,32 > 0.05)
keperawatan. Selain itu perawat-perawat Sedangkan pada penelitian yang penulis
tersebut sudah paham betul bahwa catatan- buat hasilnya 0.004 < 0.05 artinya ada
catatan wajib mereka tulis di status pengaruh antara kompetensi dengan
keperawatan pasien dan merupakan bukti pemahaman Kode Etik.
nyata bila ada gugatan dari pasien atau Menurut Guwandi (1990) kelalaian
klien (UU RI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46). medis yang sering timbul yaitu kelalaian
Pada penelitian ini penulis juga praktik di Rumah Sakit sebesar 80 %. Hal
memantau standar praktek keperawatan ini bisa saja dilakukan oleh perawat,
dalam melaksanakan interaksi pada sehubungan dengan fungsi dependen dan
klien/pasien yang berisiko kolaborasi dengan tenaga kesehatan
menimbulkandan mengarah pada tindak lainnya.
pidana yaitu: 1. Perawatan Luka, 2. Risiko kelalaian dan malpraktik bisa
Pemberian Oksigen, 3. Sounde NGT, 4. saja terjadi karena ketidak sengajaan,
Injeksi 5. Pemasangan Infus (Deden namun rupanya hal ini dapat dicegah oleh
Daewawan 2013). perawat-perawat oleh RSUD dr.
Hasil telaah ke 38 pada perawat Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi
tersebut semua menyatakan “Mahir” dalam dengan cara “kehati-hatian” (care) yang
melaksanakan semua tindakan tersebut tinggi, serta melakukan pendokumentasian
diatas. Namun yang belum mereka paham setiap tindakan yang dilakukannya. Di
adalah larutan infus yang diberikan pada samping itu, ternyata walaupun para
pasien. perawat di rumah sakit tersebut belum
Data yang didapat adalah yang sudah memiliki ijazah S1, tetapi sudah memiliki
Mahir ada 21 orang dan yang belum mahir etik dan moral yang tinggi serta
ada 17 orang. Dalam hal ini bisa dikatakan keterampilan praktik keperawatan yang
pasien yang dirawat di RSUD dr. handal. Sehingga para perawat tersebut
Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi akan dapat dipercaya dan pasien yang dirawat
aman dan tidak mengarah pada tindak akan aman dan nyaman.
pidana yang dikawatirkan (UU RI No.38
Tahun 2014 Bab VI Pasal 58). Sedangkan SIMPULAN
bila kita melihat hasil Odds Ratio didapat Hukum adalah kumpulan
nilai 7.680 artinya bahwa perawat yang peraturan yang berisi kaidah hukum.
mahir melaksanakan praktik akan memiliki Sedangkan etika profesi adalah kumpulan

13 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 6 | No. 1 | 2021


peraturan yang berisi kaidah non hukum Pelayanan Keperawatan Vol 9
yaitu berupa tingkah laku yang harus No. 4. Jurnal Ilmiah Permas.
ditaati. Sesuai dengan tujuan penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
maka dapat dikatakan bahwa perawat Kendal
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Adik Kurniawan. (2007). Dokter Mal
Bekasi memiliki pemahaman tentang kode Praktek. Yogyakarta. PINUS
etik profesi yang baik dan memiliki Aziz, Abdul. (2014). Tinjauan Kriminologi
keterampilan yang mahir dalam Mengenai Malpraktik Medik Yang
melaksanakan praktik sehari-hari hal ini Dilakukan Oleh Perawat. Edisi 2
bisa diketahui dari nilai OR (Odds Ratio) . Vol. 2 . Jurnal Ilmu Hukum Legal
7.682 dan mempunyai hubungan antara Opinion. Sulawesi Tengah.
variabel-variabel sebesar 8.315. Dengan Budiono. (2016). Konsep Dasar
kata lain maka pasien-pasien yang di rawat Keperawatan. Jakarta. Bumi
di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Medika
Kota Bekasi “Tidak” mempunyai resiko Cecep Triwibowo. (2018). Aspek Hukum
terjadi kelalaian dan kecelakaan sehingga Keperawatan Keperawatan.
pasien akan aman dan nyaman. Artinya Yogyakarta, Nuha Medika
bahwa perawat RSUD dr. Chasbullah Danny Wiradharma. (1996). Penuntun
Abdulmadjid Kota Bekasi yang memiliki Kuliah Hukum Kedokteran.
kompetensi yang baik akan memiliki Jakarta. Binarupa Aksara
pemahaman 7,680 kali tentang kode etik Deden Derrmawan. (2013). Pengantar
keperawatan. Dari hasi telaah penulis bisa Keperawatan Profesional.
memberi kesimpulan bahwa tanggung Yogyakarta. Gosyen Publishing
jawab atau realibility perawat RSUD dr. Ernawati, Dalami. (2010). Etika
Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Keperawatan. Jakarta. CV Trans
sangat tinggi. Info Media
.(2015). Etika Keperawatan. Jakarta, CV
SARAN Trans Info
Menurut UU RI No. 36 Tahun Hendrik. (2012). Etika & Hukum
2001 Pasal 25 Ayat (2) tenaga kesehatan Kesehatan. Jakarta. EGC Media
berkewajiban mengembangkan dan Guwandi J. (1990). Kelalaian Medik.
meningkatkan pengetahuan dan Jakarta. FKUI
keterampilan yang dimiliki, maka . (1993). Mal Praktek
sehubungan dengan itu perawat-perawat Medik. Jakarta. FKUI
yang belum memiliki Ijazah S1 dan Ners Mahyar Suara. (2013). Konsep Dasar
agar lekas melanjutkan sekolahnya, supaya Keperawatan. Jakarta. CV Trans
bisa menjalankan tugasnya lebih baik lagi Info Media
dan selalu mendapat perlindungan hukum. Masruroh Hasyim. (2012). Etika
Aamiin Keperawatan. Yogyakarta.
Penerbit Bangkit
DAFTAR PUSTAKA Ni Ketut Mendri. (2015). Etika Profesi &
Anna Helm. (2006). Mal Praktik Hukum Keperawatan.
Keperawatan Menghindari Yogyakarta. Pustaka Baru
Masalaah Hukum. Jakarta, ECC Nindy Amelia. (2013). Prinsip Etika
Amri Amir. (1997). Bunga Rampai, Keperawatan. Yogyakarta.
HukumKesehatan. Jakarta. Widya D.Medika
Medika Rachmat, Triyono. (2016). Hubungan
Andi, Nasir. (2019). Pengaruh Penerapan Profesionalisme Perawat Dengan
Kode Etik Keperawatan Terhadap Risiko Terjadinya Mal Praktik Di

Faktor-faktor yang berhubungan | 14


RSUD Bekasi Tahun 2016. Jurnal
Ilmu Kesehatan. Universitas
Islam As’syafi’iyah. Jakarta
Sumiyatun. (2010). Konsep Dasar
Menuju Keperawatan
Profesional. Jakarta. Trans Info
Media
Sukendar. (2019). Tindak Pidana
Dalam Praktik Keperawatan
Mandiri (Perlindungan Hukum
BagiPerawat dan Pasien.
Yogyakarta. Nuha Medika
Ta’adi. (2010). Hukum Kesehatan
Pengantar Menuju Perawat
Profesional. Jakarta. EGC
Yuliansyah Kodim. (2015). Konsep
Dasar Keperawatan. Jakarta.
Trans Info Media
Verena Tschudin. (2007). Ethics in
Nursing, London, Elsever
Zaeni Ashadie. (2018). Aspek-Aspek
Hukum Kesehatan Di Indonesia.
Depok. PT Raja Grafindo
Persada
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan
Undang Undang RI Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik
Kedokteran Undang-Undang RI
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun
2014 Tentang
Tenaga Kesehatan Undang-Undang RI

15 | Jurnal Afiat : Kesehatan dan Anak | Vol. 6 | No. 1 | 2021

Anda mungkin juga menyukai