DISUSUN OLEH :
NIM. 202314903001
A. Definisi
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari
lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat dijumpai
pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun pada tubuh
ini. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial).
Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain
adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.
Gejala Klinis Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran
kecil, namun dapat tumbuh hingga lebih daridiameter 6 cm (Robbbins, 2016). Pada dasarnya
lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun, kecuali berkembang menjadi nyeri dan
mengganggu pergerakan. Biasanya seseorang menjalani operasi bedah untuk alasan kosmetik.
Operasi yang dijalani merupakan operasi kecil, yaitu dengan cara menyayat kulit diatasnya dan
mengeluarkan lipoma yang ada (Sjamsuhidajat, 2016).
C. Anatomi Kulit
Kulit merupakan merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-
otot dan organ-organ dalam. Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf dan
kelenjar yang tidak berujung, semuanya mempunyai potensi terserang penyakit. Kulit pun
menjadi aksesoris bagi seseorang di mana keutuhan dan kehalusan kulit menambah rasa percaya
diri seseorang dalam penampilan dan pergaulan. Salah satu jaringan yang berada di bawah
lapisan kulit merupakan jaringan lemak. Pada jaringan ini dapat tumbuh kelainan berupa tumor
yang dikenal dengan lipoma.
a. Fungsi Kulit
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri,
virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh darah kulit atausekresi kelenjar keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit, maka
cairan tubuh yang penting akanmenguap dan elektrolit-elektrolit akan hilang dalam
beberapa jam seperti pada luka bakar. Kulit juga merupakan tempat sensasi raba, tekan,
suhu, nyeri dan nikmat, berkat jalinan ujung-ujung saraf yangsaling berpautan.
b. Struktur kulit
Secara mikroskopis, kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis dan lemak subkutan.
1) Epidermis
Epidermis merupakan yang terluar dari ketiga lapisan kulit. Ketebalannya tergantung di
mana ia berada di tubuh. Misalnya, lapisan tipis di kelopak mata (0,5 milimeter). Lapisan Ini
paling tebal di telapak tangan dan telapak kaki (1,5 milimeter).
Stratum basale: Dikenal juga sebagai lapisan sel basal, yang memiliki sel-sel basal
berbentuk kolom yang membelah dan mendorong sel-sel tua ke permukaan kulit. Sel-sel tua
menjadi rata dan akhirnya mati dan luruh. Begitulah siklus seterusnya.
Stratum spinosum: Disebut juga sel skuamosa, merupakan lapisan kulit yang paling tebal.
Lapisan ini juga mengandung sel langerhans yang dapat mencegah infeksi.
Stratum granulosum: Lapisan ini mengandung lebih banyak keratinosit yang bergerak ke
permukaan.
Stratum lucidum: Lapisan ini hanya ada di telapak tangan dan telapak kaki.
Stratum korneum: Merupakan lapisan terluar yang akan luruh setiap dua minggu.
2) Dermis
Dermis adalah lapisan tengah yang terletak di antara epidermis dan jaringan subkutan.
Lapisan kulit ini berisi jaringan ikat, kapiler darah, kelenjar minyak dan keringat, ujung
saraf, serta folikel rambut. Lapisan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
kolagen.
jaringan elastis.
serat retikuler.
Folikel rambut.
Kelenjar sebaceous.
Kelenjar apokrin dan endokrin.
Pembuluh darah dan ujung saraf.
Sel-sel Meissner dan sel-sel pipih yang mentransmisikan sensasi sentuhan dan tekanan.
3) Subkutan
Lapisan terdalam dari kulit adalah jaringan subkutan, hipodermis, dan subkutis. Secara
teknis ini bukan bagian dari kulit, tapi membantu menempelkan kulit ke tulang dan otot.
Jaringan subkutan juga menyediakan kulit dengan saraf dan suplai darah.
Hipodermis mengandung sebagian besar lemak, jaringan ikat, dan elastin, yang
merupakan protein elastis yang membantu jaringan kembali ke bentuk normal setelah
peregangan.
Tingginya kadar lemak membantu melindungi tubuh dan mencegah tubuh kehilangan
terlalu banyak panas. Lapisan lemak juga bertindak sebagai pelindung, bantalan tulang dan otot.
Lipoma termasuk salah satu tumor jinak yang terdiri dari sel-sel lemak yang matur. Lipoma
mempunyai karateristik berwarna kuning, bersimpai, permukaannya berlobus-lobus dan mudah
untuk dikeluarkan. Bentuknya bulat, oval, bila dipegang terasa lunak sampai kenyal atau padat.
(Abul K. Abbas,Vinday Kumar, 2014) Lipoma ini dapat tumbuh dibagian tubuh mana saja,
mulai dari ujung kepala sampai telapak kaki, dapat mengenai kulit, jaringan bawah kulit, otot
bahkan tulang. Tumor-tumor jinak ini pada dasarnya tidak terlalu berbahaya bila dibandingkan
dengan tumor ganas atau kanker.
Lipoma akan tumbuh ditempat dimana tumor berasal tumbuh dan tidak akan merusak
jaringan sekitarnya dan tidak akan menyebar jauh ke paru, otak atau organ vital lainnya seperti
halnya yang terjadi pada kanker. Pertumbuhannyapun relatif lambat, dimana tumor membesar
memerlukan waktu yang lama. (M. Aleq Sander, 2008). Lipoma dapat single atau multipel,
jumlahnya bisa mencapai puluhan.Pengobatan Tumor jinak pada umumnya harus diobati
dengan cara operasi, yaitu pengangkatan tumornya. Operasi dapat dilakukan dengan pembiusan
lokal, kecuali pada keadaan tidak memungkinkan seperti pada anak kecil atau pada orang
dewasa yang takut disuntik dan tidak tahan nyeri, atau juga karena tumornya ukurannya sangat
besar sebaiknya dilakukan dengan bius umum.
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya
sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat
tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Memiliki batas dengan jaringan yang tidak
nyata. Kapsul yang membungkus merupakan pseudokapsul yang berasal dari jaringan normal yang
terdesak oleh pertumbuhan jaringan tumor. Oleh karena berasal dari jaringan lemak yang tidak rata
maka akan muncul gambaran pseudolobulated pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak
seperti cairan maka sering dikatakan sebagai pseudokistik.
E. Patofisiologi
Lipoma adalah neoplasma jaringan lunak jinak yang paling sering terjadi pada orang
dewasa, yaitu sekitar 1% populasi. Lipoma paling sering ditemukan antara usia 40-60 tahun.1
Neoplasma ini jinak tumbuh lambat yang terdiri dari sel-sel lemak matang. Dimana tampak
metabolik sel-sel lipoma berbeda dari sel normal meskipun sel-sel tersebut secara histologis serupa.
Jaringan lemak berasal dari jaringan ikat yang berfungsi sebagai depot lemak. Jaringan
lemak ini adalah jaringan yang spesial terdiri dari sel spesifik yang mempunyai vaskularisasi tinggi,
berlobus dan berfungsi sebagai depot lemak untuk keperluan metabolisme. Sel-sel lemak primitif
biasanya berupa butir-butir halus di dalam sitoplasma. Sel ini akan membesar seperti mulberry
sehingga akhirnya derajat deposisi lemak menggeser inti ke arah perifer. Jaringan lemak berasal
dari sel-sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi yang dapat ditemukan di dalam tubuh. Beberapa
sel-sel ini menjadi jaringan sel lemak yang matang membentuk lemak dewasa.
Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya gangguan metabolisme
lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi dan kimiawi, termasuk komposisi asam lemak
dari jaringan lemak normal. Metabolisme lemak pada lipoma berbeda dengan metabolisme lemak
normal, walaupun secara histologi gambaran sel lemaknya sama.
Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase menurun. Lipoprotein lipase penting untuk
transformasi lemak di dalam darah. Oleh karena itu asam lemak pada lipoma lebih banyak
dibandingkan dengan lemak normal. Hal ini dapat terjadi bila seseorang melakukan diet, maka
secara normal depot lemak menjadi berkurang, tetapi lemak pada lipoma tidak akan berkurang
bahkan bertambah besar. Ini menunjukkan bahwa lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang
dibutuhkan oleh tubuh. Apabila lipoma membesar akan tampak sebagai suatu penonjolan yang
dapat menekan jaringan di sekitarnya.
E.Pathway Keperawatan
F. Penatalaksanaan
Untuk suatu lipoma, sebenarnya tidak ada perawatan pada umumnya. Namun jika lipoma
tersebut sudah mengganggu, menyakitkan atau bertambah besar, penatalaksanaan dapat berupa :
1. Steroid Injection
Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi idak dengan sepenuhnya menghilangkan tumor itu.
Tetapi ini mungkin tidak berguna untuk lipoma yang sudah berukuran besar.
2. Liposuction
Perwatan ini menggunakan suati jarum dan suatu semprotan besar untuk memindahkan
lipoma yang besar. Tindakan ini dilakukan dalam keadaan pasien terbius local. Liposuction
biasa dilakukan untuk menghindari suatu jaringan parut yang besar. Namun masih tetap
sukar untuk memindahkan keseluruhan lipoma dengan menggunakan tehnik ini.
3. Surgical Removal
Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu lipoma dipindahkan dengan
memotong lipoma tersebut. Pasien yang menjalani tehnik ini dilkukan pembiusan secara
local maupun general anesthesia. Dan biasanya lipoma hilang setelah pembedahan.
G. Pemeriksaan Penunjang
Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mendiagnosa lipoma dengan pemeriksaan fisik
sederhana. Namun, jika lipoma yang besar dan atau menyakitkan, dokter akan melakukan tes untuk
mengkonfirmasi bahwa benjolan tersebut tidak bersifat kanker. Tes-tes ini mungkin termasuk
biopsi, computed tomography (CT scan), atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).
1. Biopsi
Biopsi adalah prosedur di mana sepotong kecil jaringan lemak akan diambil dari lipoma
sehingga dapat diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda kanker.
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk mengambil serangkaian
gambar yang sangat jelas, detil gambar. MRI telah terbukti akurat dalam pemeriksaan,
namun pemeriksaan ini mahal. Dengan MRI, jaringan lunak seperti lipoma dapat terlihat
dengan jelas. MRI dapat menunjukkan hasil yang 100% sensitif, spesifik dan akurat dalam
mengidentifikasi adanya tumor jaringan lunak.
3. Computed Tomography (CT scan)
Seperti MRI, CT scan (CAT atau scan) adalah prosedur yang juga dapat membuat
serangkaian gambar yang mendetail, namun tidak lebih akurat dari MRI. Pemeriksaan
dengan CT scan dilakukan berkali-kali dari sudut yang berbeda.
H. Pengkajian Fokus
Asuhan Keperawatan merupakan serangkaian kegiatan pada praktik keperawatan
yang diberikan secara langsung kepada pasien/klien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam
melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok, dan masyarakat yang berfokus
pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto
& wartonah, 2010).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses dinamis yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas
dasar, yaitu mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan mengatur data yang
dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali (Tarwoto
& wartonah, 2010) .
Pengkajian pada klien post operasi lipoma yaitu sebagai berikut :
a. Identitas klien dengan penanggungjawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medikal record,diagnosa medik, yang mengirim, cara
masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Keluhan utama : nyeri pada area post operasi
c. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang dirasakan
saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga yang
mempunyai riwayat penyakit sama.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum Keadaan secara umum yang tampak dari fisik klien ketika perawat melakukan
pengkajian misalnya, pasien tampak lemah, tampak kotor, dan lain-lain. Kesadaran secara kualitatif
(composmentis, somnolen, apatis dll).
b. Pemeriksaan tanda- tanda vital Tanda- tanda vital yang di periksa meliputi :
a) Tekanan darah (TD) : hipotensi atau hipertensi
b) Nadi : terjadi perubahan denyut nadi
c) Suhu : hipertermi/hipotermi
d) Respiratory Rate (RR) : biasanya pasien mengalami sesak
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status masalah kesehatan actual dan
potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi masalah actual berdasarkan respon klien terhadap
masalah. Manfaat diagnose keperawatan adalah sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan dan
menggambarkan suatu masalah kesehatan dan penyebab adanya masalah.
Masalah-masalah atau diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien post operasi
lipoma diantaranya sebagai berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur bedah)
b. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya lukas eksterpasi.
c. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d mengeluh sulit menggerakkan ekstermitas, nyeri,enggan
melakukan pergerakan, kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun.
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d keluhan aktivitas terbatas, mengeluh lelah, merasa lemah,
tekanan darah berubah >20 % dari kondisi istirahat.
e. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit yang berhubungan dengan kurang informasi
J. Perencanaan Keperawatan
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas sehari- hari
, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih
3. Anjurkan cara melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual, dan koknitif
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelonmpok atau terapi jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapis dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas , jika perlu
5. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji pengetahuan klien/ tanyakan
keperawatan selama 3x24 jam proses penyakit dan harapan klien.
tentang penyakit
diharapkan nyeri berkurang 2.Jelaskan faktor penyebab, tanda dan
kulit yang berhubun gejala
dengan kriteria hasil:
penyakit dengan bahasa yang mudah di
gan dengan kurang 1.Dapat mengungkapkan proses pahami klien
informasi penyakit.Mengenali tanda dan 3.Beri penyuluhan tentang pentingnya
perawatan kulit yang baik.
gejala serta faktor penyebab 4.Libatkan keluarga
penyakit. dalam rencana pengobatan
5.Beri penjelasan pasien untuk
2.Pasien dapat berpartisipasi
mengidentifikasi perubahan-perubahan
dalam perawatan
kulit.
6.Jelaskan prosedur pengobatan dan
perubahan gaya hidup.
J. Implementasi
Implentasi keperawatan adalah perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah di
laksanakan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam implementasi terdapat tatanan
pelaksanaan yang mengatur kegiatan asuhan keperawatan yang di sesuaikan dengan
diagnose dan intervensi yang telah ditetapkan. Implementasi keperawatan meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Tim Pokja SIKI PPNI, 2018), misalnya
pada Ambulasi dini di lakukan 6 jam pada pasien pasca operasi di mulai dari latihan
tungkai, latihan kaki dan miring kanan dan kiri secara bertahap dan sesuai kemampuan
pasien. Kemudian 24 jam setelah operasi mulai melakukan latihan duduk di tempat tidur dan
duduk di sisi tepi tempat tidur. lalu 48 jam setelah operasi mulai dengan latihan turun dari
tempat tidur, berdiri di sisi tempat tidur di lanjutkan dengan latihan berjalan secara bertahap
dengan tetap memperhatikan keadaan umum responden.
K. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian hasil dan proses, penilaian dilakukan untuk
menentukan seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai sebagai luaran dari tindakan,
evaluasi di lakukan berdasarkan krikteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan yang telah di berikan berdasarkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Tujuan
evaluasi yaitu mengakhiri rencana tindakan keperawatan, modifikasi rencana tindakan
keperawatan, dan meneruskan rencana tindakan keperawatan (Deswani, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Crago AM, Dickson MA. Liposarcoma: Multimodality Management and Future Targeted
Therapies. Surg Oncol Clin N Am. 2016 Oct;25(4):761-73. doi: 10.1016/j.soc.2016.05.007. Epub
2016 Jul 30. PMID: 27591497; PMCID: PMC5010855.
Fisher, Cyril & Montgomery, E.A. & Thway, Khin. (2015). Biopsy interpretation of soft tissue
tumors: Second edition. Jernigan E. W., Esther R. J., 2015, Orthopedic Clinics of North America E-
Book: Soft Tissue Masses for The General Orthopedic Surgeon, Vol. 46, Issue 3, pp. 417-428,
Elsevier Health Sciences
McTighe, S. & Chernev, I. Intramuscular Lipoma: A Review of the Literature. Orthop Rev (Pavia).
2014. 6(4), pp. 5618 5.
Robbins, Stephen P. and Mary Coulter. 2016. Manajemen, Jilid 1 Edisi 13, Alih Bahasa: Bob
Sabran Dan Devri Bardani P, Erlangga, Jakarta.
Stock N. Tumeurs adipeuses [Adipocytic tumors]. Ann Pathol. 2015 Jan;35(1):41-53. French. doi:
10.1016/j.annpat.2014.12.001. Epub 2014 Dec 20. PMID: 25533918 6.
Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika
I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama Pasien : Tn.D
b. Tgl lahir/ Umur : 24-04-2000 / 23 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : Sarjana
e. Alamat : Jl.Taman bahagia
f. No CM : 00025960
g. Diagnosa Medis : Lipoma
RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL
9. Status Emosional
□ Tenang □ Bingung □ Kooperatif □ Tidak Kooperatif □ Menangis □ Menarik diri
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat Nyeri Nyeri tak tertahan
□ 0-1 □ 2-3 □4-5 □ 6-7 □ 8-9 □ 10
Ekstremitas - Tidak ada varises, tidak ada tanda hooman, tidak ada
edema dan tidak ada kelemahan pada ekstremitas.
15. Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 16,5 g/dL 13.5 - 17.5
Lekosit 9.90 10^3/ul 4.50 - 11.00
Eritrosit 5.89 10^6/ul 5.89
(BT)
6.30 menit 5-8
Masa pembekuan
(CT)
Ekstremitas - Tidak ada varises, tidak ada tanda hooman, tidak ada
edema dan tidak ada kelemahan pada ekstremitas.
Balance cairan : cc
C. POST OPERASI
1. Pasien pindah ke :
# Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam Wib
# RR , jam Wib
2. Keluhan saat di RR : □ Mual □ Muntah □pusing □ Nyeri luka operasi □ Kaki terasa baal
□ Menggigil □lainnya…..
3. Keadaan Umum : □Baik □ Sedang □ Sakit berat
4. TTV :
0
Suhu C, Nadi x/mnt, Rr x/mnt, TD mmHg, Sat O2 %
5. Kesadaran : □ CM □ Apatis □ Somnolen □ Soporo □ Coma
6. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:
Normal
YA TIDAK Jika Tidak normal, jelaskan
- Rambut berwarna hitam (bersih tidak berketombe dan
Kepala
tidak romntok). Kepala bentuk mesosepal, tidak ada
pembesaran. Mata Simetris, Penglihatan tidak kabur,
Tidak ada kotoran dimata,Konjungtiva
ananemis, sklera anikterik.
Ekstremitas - Tidak ada varises, tidak ada tanda hooman, tidak ada
edema dan tidak ada kelemahan pada ekstremitas.
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat Nyeri Nyeri tak
tertahankan
□ 0-1 □ 2- □ 4-5 □ 6-7 □ 8-9 □ 10
3
Ketidakadekuatan
Pertahanan sistem imun
Resiko Infeksi
Post Operasi Nyeri Akut Lipoma
DS:
Klien mengatakan nyeri Intervensi bedah Lipoma
menahan sakit
Nyeri Akut
Skala nyeri 4
Terdapat luka operasi di
punggung sepanjang 5cm
TD : 110/76 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36oC
Saturasi O2 : 98%
III. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Pre operasi :
1.Ansietas berhubungan dengan kurangnya terpapar Informasi
Intra Operasi :
1. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasi
Post Operasi :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur operasi
V. Implementasi Keperawatan
Tanggal/jam No Implementasi Tanda tangan
Dx
04 des 2023
09.30 1 Mengkaji keluhan klien
Respon: klien mengatakan cemas akan dilakukan
Operasi, klien mengatakan jantungnya berdebar-debar
dan takut apakah tumor yang dideritanya ganas atau
Tidak
Monitor TTV
11.35 1,2,3 TD : 110/76 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36oC
Saturasi O2 : 98%
Mengkaji Nyeri
11.55 3 Respon : klien mengatakan nyeri berkurang
P : pasien mengatakan nyeri saat terlentang
Q : nyeri berdenyut-denyut
R : nyeri di bagian punggung sebelah kiri
S : Skala nyeri 2
T : nyeri hilang timbul
S : 36,6 oC
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi klien
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
S:-
O:
Kasa yang menutup luka operasi bersih, tidak terdapat
rembesan cairan ataupun darah di luka bekas operasi
TD : 120/90 mmHg
2
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5oC
SpO2 : 98%
A : Masalah tidak terjadi
P : Monitor TTV dan tanda-tanda infeksi
3
S : Klien mengatakan nyeri didaerah luka operasi
O:
klien tampak meringis, klien tampak lemah
TD : 110/76 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36oC
Saturasi O2 : 98%
Skala nyeri 3
A : Nyeri teratasi sebagian
P:
Observasi
Identifikasi lokasi, durasi,karakteristik, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
Berikan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Pemberian analgetik, jika perlu