Anda di halaman 1dari 246

i

DESA KATA PENGANTAR


Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah swt atas segala
kenikamatan, kemudahan dan hidayah yang telah diberikan. Hanya dengan
karunia-Nyalah pada akhirnya buku Membangun Indonesia Dari Desa, telah
terselesaikan.
Buku yang ada di tangan pembaca merupakan hasil kolaborasi
tulisan naratif populer tentang Sejarah, Profil dan perkembangan desa
yang ada di Kalimantan Barat. Dalam Buku ini terdapat 25 bagian
tema

Akhirnya, karena buku ini hanyalah produk ijtihadi pemikiran


manusia yang memiliki banyak kekurangan, maka Tim Penulis
menyadari tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membanggun dari semua pihak sangat diharapkan
demi tercapainya sebuah kesempurnaan atau paling tidak mendekati
kesempurnaan karena kesempurnaan yang sebenarnya hanyalah milik
Allah semata.

Pontianak, Oktober 2023

ii
DESA Daftar Isi

DESA KATA PENGANTAR ........................................................ ii


DESA Daftar Isi ........................................................................... iii
A. DESA MEKAR HARAPAN.................................................. 3
DESA MEKAR HARAPAN NAN ASRI.................................. 3
Oleh : Selvi Agustin ............................................................... 3
Kegiatan Belajar Mengajar Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri
17 Sungai Laur ........................................................................ 11
Oleh : Siti Fatma Inayatul Kamila ....................................... 11
"Jejak Kehidupan Sosial Simfoni Kemanusiaan Dalam Jalinan
Hubungan Desa Mekar Harapan” ........................................... 27
Oleh : Ahmad Fahrezi ......................................................... 27
Ekonomi Desa Rupiah ............................................................. 38
Oleh : Dinda Rahmi Dwi Putri ............................................ 38
EKONOMI MASYARAKAT DESA MEKAR HARAPAN ... 40
Oleh Dinda Rahmi Dwi Putri .............................................. 40
KEGIATAN BERMAIN VOLLY DI DESA MEKAR
HARAPAN .............................................................................. 48
Oleh : Tyara Humairah ........................................................ 48
KEGIATAN TPA NUR HIDAYAH DESA MEKAR
HARAPAN .............................................................................. 62
Oleh : Jumi Sapitri ............................................................... 62

iii
Keseharian Masyarakat di Desa Mekar Harapan .................... 71
Oleh : Iedil Fitrah Nurul Ula ............................................... 71
Kegiatan Yasinan Bapak-Bapak Di Desa Mekar Harapan ...... 80
Oleh Febry Febriyanti .......................................................... 80
Pengajian Rutin Ibu-ibu Desa Mekar Harapan ....................... 87
Oleh : Lioni .......................................................................... 87
Kegiatan Marawis di Desa Mekar Harapan ............................ 96
Oleh Muhammad Nasaruddin .............................................. 96
Pengajian Al Hidayah ............................................................ 105
Oleh: Indri Widya Sari ....................................................... 105
CIRI KHAS MAKANAN DESA MEKAR HARAPAN ...... 113
Oleh : Nadia ....................................................................... 113
KEGIATAN KEAGAMAAN SHALAT BERJAMA'AH DI
MASJID JAM'I NURUS SALAM DESA MEKAR HARAPAN
............................................................................................... 122
Oleh : Giovani Akbar ......................................................... 122
B. DESA RIAM BUNUT ....................................................... 130
Pendidikan Masyarakat Desa Riam Bunut ............................ 130
Oleh : Pika Yulianti ............................................................ 130
Sekolah di Desa Riam Bunut ................................................ 141
Oleh : Leony Andriani Saputri........................................... 141
PROFIL DESA RIAM BUNUT ............................................ 149
Oleh : M. Fiqri Haikhal ..................................................... 149

1
KERUKUNAN DAN MODERASI BERAGAMA
MASYARAKAT DESA RIAM BUNUT .............................. 159
Oleh : Nur Ayunda Nadirah ............................................... 159
Kesehatan Jasmani dan Rohani Desa Riam Bunut................ 167
Oleh : Reisa Amalia ........................................................... 167
Kebugaran Jasmani dan Rohani Desa Riam Bunut ............... 176
Oleh: Wiwin Winarti .......................................................... 176
KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT DESA RIAM
BUNUT ................................................................................. 186
Oleh : Eri Maryadi ............................................................. 186
Masyarakat Majemuk Desa Riam Bunut .............................. 196
Oleh: Muhammad Nabil .................................................... 196
“Sebuah Desa Sebuah Cerita” Bukan sekedar Mengabdi .... 205
Oleh : Yosi Safitri .............................................................. 205
Adat Istiadat dan Tradisi Menubak di Desa Riam Bunut
Kecamatan Sungai Laur ........................................................ 214
Oleh: Lasmy Farasmitha .................................................... 214
ADAT DAN TRADISI PERNIKAHAN DI DESA RIAM
BUNUT KECAMATAN SUNGAI LAUR ........................... 223
Oleh : Widy Nandriyani ..................................................... 223
Wisata Alam dan Makanan Khas .......................................... 232
Oleh : Kori‟ah .................................................................... 232

2
A. DESA MEKAR HARAPAN
DESA MEKAR HARAPAN NAN ASRI
Oleh : Selvi Agustin
Desa Mekar Harapan merupakan hasil pemekaran dari
Desa Bayun Sari sebagai desa induknya yang ditetapkan dengan
Peraturan Bupati Ketapang Nomor 24 Tahun 2005 dengan
cakupan wilayah dusun yang meliputi Dusun Jelemuk Hulu dan
Dusun Jelemuk Hilir.
Posko KKL kelompok kami tepatnya berada di Dusun
Jelemuk Hulu, disalah satu rumah warga yang sudah dua tahun
tidak ditempati, tidak hanya itu, di depan rumah yang kami
tempati terdapat Sungai Laur yang memudahkan kami untuk
tidak kekurangan air.
Menuju desa ini, harus ekstra hati-hati karena jalannya
yang naik dan terjal, batu-batu dan jalan yang diselimuti dengan
tanah kuning. Meskipun dihantam debu yang membuat motor
kuning, panoramanya sangat bagus dan pepohonan rindang yang
dilewati masih terasa asri.
Dengan adanya sungai Laur yang luas ini, masyarakat
yang tinggal di pedesaan, secara gratis dan sepuasnya
menghabiskan waktu untuk berenang, mencuci dan lain-lain yang
sumber airnya langsung disediakan oleh alam.
Namun hal itu, tidak membuat kami merasa takut dan
cemas. Dikarenakan tetangga rumah yang sangat ramah dan
mengayomi kami sebagai pendatang.

3
Kehidupan diperkotaan dan di desa ini sangatlah berbeda.
Di kota yang dikenal dengan serba mudah dan menyenangkan
karena fasilitasnya yang mudah di akses dan semua yang
diinginkan sangatlah gampang ditemui di kota.
Namun di satu sisi hidup di perkotaan memiliki tingkat
kejenuhan yang tinggi dan, kota yang penuh dengan kemacetan
dan polusi yang tinggi.
Beda halnya dengan di Desa Mekar Harapan ini, desa
yang udara paginya sangat sejuk, langit yang biru, suara burung
yang masih berkicau, dan pohon yang rindang.
Udara di Desa Mekar Harapan ini sangatlah sejuk dan
jauh dari polusi karena di Desa ini kendaraan tidak lalu lalang
dan masih sedikit.
Namun, berbeda dengan perkotaan, di pedesaan ini aliran
listrik masih kurang, dan sering mati lampu sehingga membuat
kami kesusahan untuk keperluan sehari-hari seperti,
menghidupkan air, gelap gulita, dan hal lainya.
Di perdesaan ini juga sinyal terbatas, komunikasi dan
berita yang didapat terkadang lama beritanya baru sampai
sehingga menjadi susah untuk menerima kabar berita terbaru.
Dengan hal ini tidak membuat mereka kelimpungan
dengan berita, karena masyarakat yang selalu bersahaja dan
peduli antar sesama sehingga informasi yamg didapat tidak kalah
cepat dengan media social. Antusias antar warga yang patut
diacungi jempol.

4
Di pagi hari kabut-kabut tebal yang masih menyelimuti
sekitar bukit, tampak bergelombang dan perlahan bergerak
menghilang, menjadi pemandangan yang asri nan elok untuk
dipandang.
Ketika pagi hari, saat terbangun dan menghirup udara
segar yang hanya bisa dinikmati di Desa ini. Dari jendela, udara
yang masih segar bercampur dengan bau pepohonan dan tanah
yang lembab akan tercium.
Kabut di pagi hari, membuat kami seakan-akan berada di
dimensi lain, dan itu sangat dingin. Perasaan yang jarang di dapat
di perkotaan, menjadi sebuah pengalaman hidup yang sangat
berarti bagi kami karena bisa tinggal di kota yang sejuk nan asri
ini.
Di desa ini, memiliki deretan perbukitan yang alami dan
membuat desa terasa sejuk dan sangat indah. Perbukitan ini
menjadi salah satu jalan alternatif untuk menuju ladang atau
perkebunan.
Salah satu bukit yang terkenal yang ada di Sungai Laur ini
ialah “Bukit Kuri” yang menjadi pariwisata pertualangan. Bukit
kuri ini dapat dilalui melalui jalur pendakian (hiking). Disaat libur
Panjang, banyak para penjelajah yang naik ke puncak bukit ini.
Bukit kuri ini sebuah bongkahan batu besar. Bentuk bukit
ini unik, tebing terjalnya terlihat mencolok dikelilingi oleh
pepohonan hutan yang rimbun. Bukit kuri ini digelari oleh para
penjelajah ialah “Negeri di atas awan”.

5
Di desa ini, ekosistem alamnya masih sangat terjaga
dengan baik, udara alamnya masih bersih dan belum banyak
tercemar.
Perbukitan hijau yang subuh ditumbuhi dengan beragam
pepohonan yang rindang, menambah nuansa asli perdesaan
dengan asri dan kesejukkannya.
Di malam hari yang sepi dan sunyi hanya mendengar
kicauan burung yang indah dan khas yang dapat didengarkan
sepanjang malam. Di perdesaan ini, warga setempat di kala
malam hari, sudah sangat sepi dan sunyi.
Sehingga membuat kami sebagai pendatang juga harus
menyuasaikan warga setempat untuk tidak melakukan aktivitas
yang membuat kebisingan atau keributan.
Tidak hanya itu, mayoritas penduduk desa Mekar Harapan
ini ialah Petani dan mayoritas penduduk di desa ini memiliki
“Sawit”. Sebutan untuk mengambil sawit disini ialah Dados.
Dados yang dilakukan di Lako (Ladang) atau yang biasa dikenal
dengan kebun. Tidak hanya itu, sayuran dan buah-buahan juga
banyak misalnya, manggis, langsat, kelengkeng, dan sayur-
sayuran yang lain.
Tidak hanya di Lako (Ladang), disetiap rumah atau depan
rumah memiliki tanaman sendiri, misalnya sawit, dan buah-
buahan lainnya. Dan ada sebagian petani memiliki Lako
(Ladang), di seberang. Maksudnya, ialah dengan menyebrangi
sungai menggunakan sampan, atau biasa disebut perahu.
Di desa yang asri ini, masyarakatnya juga sangat asri
dengan kata lain solidaritas yang sangat tinggi antar tetangga.

6
Mereka yang saling bahu-membahu satu sama lain. Seperti, jika
ada tetangga yang akan menggelar hajatan, mereka akan sama-
sama bergotong royong.
Namun, tidak banyak menemui pemuda-pemudi disini,
dikarenakan oranng tua mereka menyekolahkan anaknya di
pesantren. Yang kadang membuat kami kesusahan untuk
mengajak gotong royong dalam program kerja untuk sama-sama
membantu kami dan perdesaan ini.
Di desa ini, masyarakat selalu mengadakan acara
jum‟atan. Yang waktunya di siang hari, ibu-ibu yang menggelar
acara yasinan, dan malamnya giliran bapak-bapaknya menggelar
acara yasinan.
Pengajian rutinan yang dilaksanakan oleh ibu-ibu di
Dusun Jelumuk Hulu dan Jelemuk Hilir sangatlah meriah dan
antusias yang sangat tinggi.
Pengajian tersebut tidak hanya, sekedar membaca doa dan
yasinan, namun juga terdapat sholawat, membaca renungan dan
lainnya. Doa yang dipanjatkan tidak hanya untuk orang yang
sudah meninggal saja, namun juga untuk orang yang masih
hidup.
Ibu-ibu yang mengikuti pengajian juga bisa menabung
serta arisan yang dimana arisan ini menentukan tempat dimana
selanjutnya pengajajian diselenggarakan dan begitupun
seterusnya.
Di desa yang asri ini, ada tetangga yang saling
mengayomi. Ada tiga tetangga di dekat posko kami, yaitu kami
sebut “nenek hani, ibu ayu dan kakak” tiga rumah yang

7
berdekatan dengan kami sangat membantu kami untuk berbaur
dengan masyarakat.
Mereka masing-masing memiliki kebun, dan Ketika
mereka sedang panen mereka selalu memberi kami sayur-sayuran
untuk dimasak.
Tidak hanya sayur-sayuran , tetangga kami juga sering
memberi kami buah, cemilan dan makanan lainnya. Tidak hanya
itu, kami juga dekat dengan masjid, tepatnya bersebelahan
dengan masjid, masjid yang Bernama Masjid Nurus Salam.
Semua orang desa selalu menanam buah dan bahan
makanan lain di halaman rumah mereka, karena untuk menuju
pasar sangatlah jauh. Meskipun begitu, masyarakat desa disini
sangat memanfaatkan sungai sebagai mata pencairan dan
makanan yaitu dengan menobak ikan.
Selanjutnya, salah satu program KKL kami adalah
mengajar berbagai mata pelajaran di SD dan Bimbel. Ini
merupakan pengalaman penulis melihat langsung keceriaan anak-
anak yang senang dan semangat belajar bersama kami.
Bercerita tentang pengalaman salah satu program KKL
dalam mengajar di UPT SDN 17 Sungai Laur terdapat suka cita
dalam mengajar, seperti anak-anak yang susah untuk diatur, ribut,
duduk di atas meja, dan masih banyak hal lainnya, membuat kami
sadar ternyata menghadapi itu semua sangatlah Lelah dan
membutuhkan kesabaran yang luas.
Meskipun begitu, itu menjadikan sebuah pengalaman baru
untuk kami yang ingin belajar hal-hal baru.

8
Di desa yang asri ini, juga banyak terdapat bahasa-bahasa
daerah yang belum pernah didengar sebelumnya, padahal sama-
sama berasal dari kota Ketapang.
Namun ternyata, masih banyak hal yang belum kami
ketahui mengenai bahasa-bahasa yang sebelumnya kami tidak
pernah dengar. Misalnya, Panci, kami di yang tinggal di kota
Ketapang menyebutnya “belanga” , ini juga sudah termasuk
bahasa daerah, ternyata, ada sebutan lain dari nama tersebut yaitu
“kenceng” dan masih banyak bahasa daerah serta logat baru yang
kami dengar disini dan menjadi hal baru untuk kami belajar.
Selanjutnya, di desa ini terhitung cukup maju. Sumber
daya alam dan manusia di desa ini terbilang cukup mumpuni.
Lahan pertanian yang luas, dan potensi masyarakat, dan
program desa yang kian maju menjadikan masyarakat, dan
program desa yang kian maju menjadikan desa ini terus
berprogres ke arah yang lebih baik.
Tentang desa yang menjadikan semangat baru untuk desa
terus berbenah. Peningkatan infrastruktur seperti jalan terus
dilakukan. Tak lupa pemerintah desa selalu melibatkan
masyarakat dalam melakukannya. Oleh karena itu, kini saatnya
mahasiswa membantu mewujudkan dengan saling berkolaborasi
untuk memujudukan desa yang asri.
Desa Mekar Harapan memiliki potensi di bidang
pertanian. Lahan pertanian di Desa Mekar Harapan khusunya
dusun jelemuk hulu masih sangat luas dan potensial. Di dusun ini
bidang pertanian masih menjadi mata pencarian utama
penduduknya.

9
Balik lagi, di desa yang asri dan suatu pengalaman dan
penuh syukur tinggal di perdesaan ini. Kehidupan perdesaan yang
damai dan pemandangan alam yang indah.
Suasana fajar dipagi hari dengan diiringi suara ayam
berkokok. Suasana siang hari dengan pancaran sinar Mentari
yang hangat. Suasana sore yang tentram dan senja yang indah.
Dan suasana malam yang begitu terang, dan angin malam yang
dingin menyegarkan dan bintang-bintang yang bertebaran di
langit, membuat jiwa-jiwa yang kelelahan terlelap dan tertidur
pulas dengan tenangnya dikeningan malam.
Berbicara tentang Desa Mekar Harapan nan Asri ini
merupakan sebuah ketenangan yang damai, tentram dan
menyimpan banyak kenangan.
Suasana desa Mekar Harapan yang sejuk dengan
pepohonan yang rindang, kicauan burung-burung yang
beterbangan, suara aliran sungai, serta keindahan panorama alam
yang indah membuat orang nyaman hidup di desa. Meskipun jauh
dari perkotaan bukan berarti tinggal di desa itu sulit, mungkin
saja kehidupan di pedesaan itu lebih baik dari pada diperkotaan.
Oleh karena itu rawatlah dan jagalah suasana alam
pedesaan yang sejuk agar tetap terasa dan terlihat keindahan alam
yang sangat menakjubkan, sama halnya dengan suasana sosialnya
yang sopan santun dan ramah tamahnya, solidaritas kebersamaan,
kepedulian gotong rotong dan tetap menjadi budaya yang melekat
di pedesaan.

10
Terakhir. Dengan adanya KKL ini membuat kita semangat
dan ingin belajar untuk bersyukur atas kehidupan yang kita miliki
sekarang.
Namun ingatlah untuk tetap mengambil suka duka dan
pengalaman KKL sebagai pembelajaran untuk melihat hidup dari
sudut pandang yang berbeda.

Kegiatan Belajar Mengajar Peserta Didik


Sekolah Dasar Negeri 17 Sungai Laur
Oleh : Siti Fatma Inayatul Kamila

A. Letak Geografi Sekolah


Sekolah Dasar Negeri 17 Sungai Laur berada di Jalan
Lintas Kecamatan Sungai Laur, Dusun Jelemuk Hilir, Desa
Mekar Harapan, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten
Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat dengan kode pos
78872. Letak sekolah ini berada di tepi jalan berseberangan
dengan lapangan bola dan kantor Desa Mekar Harapan serta
bersebelahan dengan Masjid Nurussalam. Lokasi geografis
SDN 17 Sungai Laur berada di lintang -1 dan bujur 110.
Perjalanan dari pusat Sungai Laur menuju ke sekolahan
tersebut memakan waktu ± 30 menit dengan melewati kebun
sawit, hutan bambu, dan naik turun tanjakan. Menuju ke
sekolahan tersebut juga harus melewati 3 Desa, yaitu Desa
11
Riam Bunut, Desa Sungai Daka, dan Desa Kampung Baru.
Jika, perjalanan dari posko mahasiswa KKL hanya memakan
waktu tidak sampai 5 menit. Sekolah tersebut memiliki luas
tanah 3.000 M 2 .

B. Infrastruktur dan Fasilitas Sekolah


Sekolah ini memiliki 2 infrastruktur yang digunakan
baik oleh tenaga pendidik maupun peserta didik, yaitu kelas
dan perpustakaan. Bangunan perpustakaan ini mencakup
sebagai bangunan serba guna, yaitu sebagai ruang guru,
ruang kepala sekolah, penyimpanan buku – buku, dan
penyimpanan alat – alat olahraga. Sekolah ini menyediakan 6
ruang kelas dengan masing – masing rombel memiliki 1
ruang kelas. Sekolah ini tidak memiliki kantin, hanya warung
kepunyaan warga sekitar yang digunakan oleh peserta didik
untuk membeli berbagai jajanan di saat waktu istirahat.
Peserta didik juga di fasilitasi oleh buku – buku
bacaan, dengan rak buku yang berada di ruang perpustakaan
dan ruang kelas 3. Sekolah ini memiliki 2 wc yang berada di
samping ruang kelas 1, namun dengan kondisi yang kurang
di rawat sehingga hanya 1 wc saja yang berfungsi. Sekolah
ini memiliki lapangan upacara yang sangat luas sehingga
selain digunakan sebagai tempat untuk mengadakan upacara
setiap hari senin, peserta didik sering menggunakan lapangan
tersebut sebagai tempat senam di setiap hari sabtu pagi dan
olahraga di setiap jam olahraga. Lapangan ini sering
digunakan oleh anak – anak di Desa Mekar Harapan sebagai
tempat bermain bola saat sore hari.

12
C. Data Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 17 Sungai Laur didirikan pada
tanggal 1 Januari 1989 dengan Kepala Sekolah yang
menjabat sekarang, yaitu Bapak Sudianto, S. Pd. Sekolah
tersebut mendapatkan surat izin operasional pada tanggal 30
Mei 2022 dengan status kepemilikan pemerintah daerah serta
menyandang akreditasi tingkat C. Kurikulum yang
digunakan di sekolah ini adalah kurikulum 2013 dan
kurikulum merdeka.
Kurikulum 2013 digunakan pada peserta didik yang
duduk di kelas 1 dan 4 sedangkan kurikulum merdeka
digunakan pada peserta didik yang duduk di kelas 2, 3, 5, dan
6. Jumlah keseluruhan peserta didik di SDN 17 Sungai Laur
adalah 77 orang dengan rincian 40 laki – laki dan 37
perempuan. Jumlah keseluruhan tenaga pendidik di SDN 17
Sungai Laur adalah 6 orang dengan rincian 1 laki – laki dan 5
perempuan yang masing – masing tenaga pendidik
memegang 1 rombongan belajar.

D. Kegiatan Belajar Mengajar


Pada hari pertama, mahasiswa KKL datang ke sekolah
untuk meminta izin kepada Kepala Sekolah sebagai bentuk
dimulai nya mengabdi kepada masyarakat dalam bidang
Pendidikan. Kepala sekolah dengan senang hati menerima
mahasiswa KKL dan memperkenalkan satu per satu tenaga
pendidik yang mengajar. Tanpa direncakan, Kepala Sekolah
mengumpulkan seluruh peserta didik di lapangan dan

13
mempersilahkan mahasiswa KKL untuk memperkenalkan
diri masing – masing dihadapan para peserta didik. Setelah
perkenalan, Kepala Sekolah mempersilahkan mahasiswa
KKL untuk mencoba masuk ke kelas sebagai bentuk
membiasakan diri menjadi calon tenaga pendidik, meskipun
mahasiswa KKL tidak hanya dari jurusan keguruan namun
dari jurusan lain juga dapat merasakan menjadi seorang
tenaga pendidik.
Antusias dari peserta didik di setiap lorong kelas
menyambut mahasiswa KKL dengan panggilan dan
senyuman. Jam pulang telah tiba, peserta didik dari kelas 1
hingga kelas 6 berlomba – lomba mengejar mahasiswa KKL
untuk bersalaman. Bahkan, ketika mahasiswa KKL pulang
menuju ke posko tidak sedikit peserta didik berlarian
mengejar motor mahasiswa KKL.
Hari kedua, mahasiswa KKL pagi – pagi sudah
bergegas menuju ke sekolah dan siap untuk mengajar peserta
didik. Kegiatan mahasiswa KKL yang dilakukan seperti
menggantikan tugas guru yang sedang berhalangan masuk
terkadang juga walaupun guru yang mengajar hadir di
sekolah, mahasiswa KKL tetap diperbolehkan untuk
menggantikan guru tersebut. Keterbaharuan yang mahasiswa
KKL lakukan, yaitu melakukan kegiatan belajar mengajar
dengan bermain sehingga peserta didik yang belajar tidak
merasakan kebosanan.
Permainan yang mahasiswa KKL mainkan di hari
kedua bersama peserta didik adalah permainan gorilla, singa,
dan angela. Permainan ini mengajarkan kepada peserta didik

14
artinya menentukan suatu kesepakatan dari berdiskusi
dengan teman sekelompok. Permainan ini membutuhkan 2
kelompok dengan masing – masing kelompok berdiskusi
untuk menentukan pilihan yang terbaik. Gorilla takut kepada
singa, singa takut kepada angela, dan angela takut kepada
gorilla. Sehingga, kelompok yang memenangkan permainan
akan mendapatkan ucapan selamat dari kelompok yang kalah
sedangkan kelompok yang kalah akan mendapatkan
semangat dari kelompok yang menang.
Hari ketiga, setiap hari nya mahasiswa KKL
diharuskan mempunyai inisiatif tersendiri untuk membuat
sebuah permainan atau ice breaking sebagai selingan
kegiatan pembelajaran. Hari ketiga ini, mahasiswa KKL
membuat permainan tepuk pagi, siang, dan malam.
Permainan ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi, dimana
pada tepuk pagi maka peserta didik harus bertepuk satu kali,
tepuk siang peserta didik harus bertepuk 2 kali, sedangkan
tepuk malam peserta didik harus berdiam tanpa tepukan.
Mahasiswa KKL atau guru yang mengajar dapat
menyebutkan aba – aba tepukan tanpa berurutan sehingga
peserta didik dapat terkecoh. Mahasiswa KKL atau guru
yang mengajar dapat mencari 3 atau 5 korban yang tidak
berkonsentrasi (yang salah) untuk maju kedepan kelas
kemudian memberi hukuman (seperti bernyanyi bersama
atau bernyanyi secara individu). Setelah bermain, mahasiswa
KKL mengajak peserta didik untuk menghafalkan lagu wajib
nasional dengan menghasilkan 1 hari 1 lagu. Lagu yang
dinyanyikan di hari ketiga ini adalah lagu Satu Nusa Satu

15
Bangsa. Antusias peserta didik untuk menghafal dan rasa
semangat disaat menyanyikan lagu tersebut.
Hari keempat, seperti hari – hari biasanya mahasiswa
KKL mengajar peserta didik untuk melanjutkan materi,
bermain, dan bernyanyi lagu wajib nasional. Permainan yang
dimainkan oleh mahasiswa KKL bersama peserta didik
adalah permainan ikuti kata. Permainan ini membutuhkan
konsentrasi yang relatif tinggi, dimana mahasiswa KKL atau
guru yang mengajar harus menyebutkan kata kerja untuk
mengecoh peserta didik. Misalnya, menyebutkan “Tepuk
Tangan!” jika peserta didik bertepuk tangan artinya peserta
didik belum konsentrasi tetapi jika peserta didik ikut
menyebutkan “Tepuk Tangan” maka peserta didik dikatakan
sudah cukup berkonsentrasi. Permainan ini, mahasiswa KKL
atau guru yang mengajar bisa mencari korban peserta didik
yang tidak berkonsentrasi (yang salah) untuk maju kedepan
kelas kemudian memberi hukuman (seperti bernyanyi
bersama atau bernyanyi secara individu). Permainan yang
dimainkan peserta didik juga bisa di hukum dengan
mengerjakan contoh soal atau pertanyaan yang berhubungan
dengan materi pembelajaran. Pada hari keempat ini,
mahasiswa KKL mengajari peserta didik untuk menyanyikan
lagu Halo – halo Bandung.
Hari kelima, di hari kelima ini biasa seperti hari – hari
sebelumnya mahasiswa KKL masuk ke kelas untuk
menjalankan tugas untuk mengajar, bermain, dan
menyanyikan lagu wajib nasional. Namun, yang berbeda
pada hari kelima ini adalah di sore hari nya mahasiswa KKL

16
inisiatif melatih peserta didik khususnya di kelas 4, 5, dan 6
untuk latihan persiapan upacara rutin hari senin. Putar waktu
selama kegiatan belajar mengajar di pagi hari, mahasiswa
KKL setelah menyampaikan materi pembelajaran
memberikan permainan Snowball. Permainan ini dilakukan
dengan cara, mahasiswa KKL atau guru yang mengajar untuk
melemparkan sebuah bola karet atau bola kasti (yang aman
untuk anak – anak dan tidak menyakiti anak – anak) dari arah
belakang menuju ke arah bangku peserta didik. Peserta didik
yang mendapatkan bola tersebut akan mendapatkan atau
mengerjakan contoh soal atau pertanyaan yang berhubungan
dengan materi pembelajaran. Setelah selesai bermain,
mahasiswa KKL mengajarkan dan bernyanyi bersama – sama
dengan peserta didik lagu wajib nasional, yaitu lagu Dari
Sabang Sampai Merauke.
Hari keenam, hari yang berbeda dengan hari
sebelumnya dimana pada hari itu peserta didik, tenaga
pendidik, dan mahasiswa KKL hanya melakukan senam
bersama, membersihkan sekolah, dan melaksanakan mata
pelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan). Senam bersama ini di pandu oleh mahasiswa
KKL dan tenaga pendidik di sekolahan tersebut kemudian
diikuti oleh seluruh peserta didik dan mahasiswa KKL selain
pemandu senam. Kegiatan dilakukan dengan semarak meriah
dan gembira. Setelah semua kegiatan usai, peserta didik
khususnya di kelas 4, 5, dan 6 kembali melanjutkan latihan
persiapan upacara untuk hari senin nanti.

17
Hari ketujuh, di awali dengan upacara yang dilakukan
pada pagi hari. Setelah upacara selesai dilaksanakan,
mahasiswa KKL kembali melanjutkan materi pembelajaran
yang akan dibahas dan memainkan permainan Simon
Berkata beserta Yel – yel Konsentrasi Dimulai. Sebelum
permainan dimulai, mahasiswa KKL mengajarkan peserta
didik untuk melakukan yel – yel konsentrasi dimulai untuk
memacu semangat peserta didik agar konsentrasi disaat
permainan berlangsung. Yel – yel ini dimulai ketika
mahasiswa KKL atau guru yang mengajar menyebutkan
“Konsentrasi!” kemudian peserta didik menyebutkan
“Konsentrasi dimulai!” dengan penyebutan “Konsen” untuk
gerakan tepuk tangan satu kali, penyebutan “Trasi” untuk
gerakan mengehentakkan meja satu kali menggunakan kedua
tangan, penyebutan “Di” untuk gerakan memetikkan jari
jempol dan jari tengah pada tangan kanan, dan penyebutan
“Mulai” untuk gerakan memetikkan jari jempol dan jari
tengah pada tangan kiri. Kemudian, mahasiswa KKL atau
guru yang mengajar menanyakan kepada peserta didik “Yang
tidak konsentrasi?” dan dijawab oleh peserta didik “Bau
terasi”.
Setelah yel – yel dilakukan, mahasiswa KKL
memainkan permainan Simon Berkata. Permainan ini
dilakukan dengan cara mahasiswa KKL atau guru yang
mengajar untuk menyebutkan “Simon berkata tepuk tangan”
maka peserta didik harus bertepuk tangan, namun jika
mahasiswa KKL atau guru yang mengajar menyebutkan
“Pegang kepala” tetapi peserta didik melakukan gerakan

18
pegang kepala maka peserta didik tersebut kalah atau salah
dikarenakan Simon tidak berkata demikian. Pada dasarnya,
gerakan harus dilakukan jika guru menyebutkan “Simon
berkata…” selain itu peserta didik tidak melakukan gerakan
yang Simon tidak katakana. Permainan ini cocok sekali jika
guru ingin mencari korban peserta didik untuk mengerjakan
contoh soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang dipelajari. Setelah selesai melakukan yel – yel dan
permainan, mahasiswa KKL mengajarkan dan bernyanyi
bersama – sama dengan peserta didik menyanyikan lagu
Garuda Pancasila.
Hari kedelapan, mahasiswa KKL diberikan tanggung
jawab sepenuhnya untuk mengambil alih semua kelas
dikarenakan Kepala Sekolah dan tenaga pendidik yang
mengajar sedang berada di Ketapang Kota untuk mengurus
SK PPPK dan rapat di SMAN 1 Sungai Laur selama 3 hari
berturut – turut. Hari kedelapan ini, mahasiswa KKL
melakukan kegiatan seperti biasanya yaitu melanjutkan
materi yang akan dibahas, melakukan permainan, dan
menyanyikan lagu wajib nasional. Permainan yang dilakukan
di hari kedelapan adalah permainan Talking Stick. Permainan
ini dilakukan dengan cara mahasiswa KKL atau guru yang
mengajar memberikan stick atau spidol kemudian
memberikan kepada peserta didik yang duduk di pojok
depan. Kemudian, stick atau spidol tersebut saling di oper ke
peserta didik sebelah nya semadi menyanyikan lagu yang
sudah di sepakati bersama. Ketika lagu tersebut sudah habis
dinyanyikan, maka stick atau spidol yang berhenti di peserta

19
didik yang terakhir memegang stick atau spidol itulah yang
menjadi korban untuk mengerjakan soal atau pertanyaan
yang diberikan berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.
Setelah selesai memainkan permainan, mahasiswa KKL
mengajak peserta untuk bernyanyi bersama. Lagu wajib
nasional yang dinyanyikan adalah lagu 17 Agustus atau lagu
Kemerdekaan Indonesia.
Hari kesembilan, mahasiswa KKL diharuskan untuk
datang lebih awal untuk mempersiapkan kelengkapan untuk
mengajar. Mahasiswa KKL melanjutkan materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik, memainkan permainan, dan
menyanyikan lagu bersama – sama. Namun, disaat
pembelajaran berlangsung terdapat 4 peserta didik yang sakit
secara bersamaan. Sakit yang diderita oleh peserta didik,
seperti pusing, muntah – muntah, sakit perut, dan telat
makan. Namun, dengan tanggung jawab yang sangat tinggi
masalah tersebut teratasi dengan baik tanpa mengganggu
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Permainan yang dimainkan di hari kesembilan, yaitu
permainan ikuti apa yang saya katakan. Permainan ini sama
seperti di hari keempat dimana sangat mengecoh peserta
didik. Peserta didik diharuskan mengikuti apa yang dikatakan
oleh mahasiswa KKL atau guru yang mengajar. Jika,
mahasiswa KKL atau guru menyebutkan “Ayam ayam ayam
bebek bebek bebek” kemudian peserta didik mengikuti.
Kemudian, mahasiswa KKL atau guru yang mengajar
menyebutkan “Ada berapa ayam?” jika peserta didik
kebingungan untuk menjawab berapa jumlah ayam yang

20
sudah disebutkan maka peserta didik tersebut dalam keadaan
tidak berkonsentrasi dikarenakan peraturan dalam permainan
tersebut adalah ikuti apa yang saya katakana, maka peserta
didik harus mengikuti semua yang dikatakan oleh mahasiswa
KKL atau guru yang mengajar bukan berhitung. Permainan
ini sulit sekali untuk mencari korban, hanya digunakan untuk
meningkatkan konsentrasi disaat peserta didik sedang jemu
disaat pembelajaran terasa lebih sulit. Setelah selesai
memainkan permainan mahasiswa KKL mengajak peserta
didik untuk menyanyikan lagu wajib nasional bersama –
sama. Lagu wajib nasional yang dinyanyikan adalah lagu
Mengheningkan Cipta.
Hari kesepuluh, masih dalam tanggung jawab
sepenuhnya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Mahasiswa KKL melanjutkan materi yang dibahas,
memainkan permainan, dan menyanyikan lagu wajib
nasional. Permainan yang dimainkan adalah permainan Putar
Stop. Permainan ini dilakukan dengan cara mahasiswa KKL
atau guru yang mengajar untuk memutarkan kedua tangan
sambal menyebutkan “Putar putar putar stop!” sedangkan
peserta didik mengikuti gerakannya. Kemudian, di
penyebutan “Stop!” mahasiswa KKL atau guru yang
mengajar untuk menyebutkan “Pegang kepala” namun
gerakan yang dilakukan tidak memegang kepala melainkan
misalkan memegang telinga. Jika, peserta didik memegang
kepala maka peserta didik tersebut dalam keadaan sudah
berkonsentrasi namun jika peserta didik memegang telinga
maka peserta didik tersebut dalam keadaan belum

21
berkonsentrasi. Permainan ini mahasiswa KKL atau guru
yang mengajar bisa menemukan korban untuk mengerjakan
soal atau menjawab pertanyaan yang di ajukan berkaitan
dengan materi yang di pelajari. Setelah memainkan
permainan, mahasiswa KKL dan peserta didik menyanyikan
lagu wajib nasional bersama – sama. Lagu wajib nasional
yang dinyanyikan adalah lagu Gugur Bunga.
Hari kesebelas, merupakan hari yang penting dimana
program kerja yang mahasiswa KKL siapkan adalah
melakukan sosialisasi tentang menjaga kebersihan melalui
mencuci tangan dengan baik dan benar. Sosialisasi ini
dilakukan di kelas tinggi, yaitu kelas 6. Peserta didik di
ajarkan untuk selalu menjaga kebersihan melalui hal yang
kecil yaitu mencuci tangan dengan berbagai step. Sedangkan
untuk kelas lain selain kelas 6, mahasiswa KKL melanjutkan
materi pembelajaran yang akan dipelajari, memainkan
permainan, dan menyanyikan lagu wajib nasional. Permainan
yang dimainkan hanya memainkan permainan yang berulang
saja. Kemudian, lagu wajib nasional yang dinyanyikan
adalah mengulang lagu Gugur Bunga. Sore hari nya
mahasiswa KKL melatih peserta didik latihan persiapan
upacara untuk hari senin.
Hari keduabelas, adalah hari terakhir untuk mengabdi
di SDN 17 Sungai Laur. Setelah melakukan senam bersama –
sama, mahasiswa KKL masuk ke kelas untuk terakhir nya.
Kegiatan yang dilakukan, yaitu memainkan permainan yang
sudah pernah melakukan dan mengulang nyanyian lagu
wajib nasional yaitu Gugur Bunga. Sore hari nya, mahasiswa

22
KKL lanjut mengulang latihan persiapan upacara untuk hari
senin.
Perpisahan mahasiswa KKL dengan SDN 17 Sungai
Laur dilakukan di hari senin setelah melakukan upacara
bendera dan melakukan foto bersama guru – guru beserta
peserta didik. Kemudian, mahasiswa KKL di jamu untuk
makan bersama – sama dengan staff SDN 17 Sungai Laur.
Selain mengajar di jam operasional sekolah, mahasiswa
KKL juga melakukan program kerja, yaitu Bimbel
(Bimbingan Belajar) atau yang biasa disebut dengan les di
setiap hari senin dan selasa sore. Hari senin khusus
membahas pembelajaran Bahasa Inggris sedangkan hari
selasa khusus membahas pembelajaran matematika. Les ini
dikhususkan untuk peserta didik yang berada di kelas tinggi,
yaitu kelas 4, 5, dan 6.

E. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan yang mahasiswa KKL dapatkan selama
mengajar di SDN 17 Sungai Laur, yaitu:
1. Mengajar tanpa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan Modul Ajar
Kegiatan Belajar Mengajar dilakukan tanpa
adanya RPP sehingga membuat kami kebingungan
untuk mengajar peserta didik. Guru yang mengajar
di sekolah tersebut mengatakan bahwasanya tanpa
adanya RPP itu tidak masalah asalkan peserta didik
bisa memahami materi pelajaran.
2. Jam Mengajar yang Singkat

23
Kegiatan Belajar Mengajar di SDN 17
Sungai Laur dimulai dari jam 07.15 namun jika
guru yang mengajar belum datang maka KBM bisa
dimulai pada jam 08.00. Waktu istirahat yang
cenderung lebih lama sekitar 45 menit. Kegiatan
Belajar Mengajar berakhir di jam 10.30 namun
tidak menentu dan hanya berpatokan kepada
peserta didik di kelas 6 saja jika kelas 6 sudah
pulang menandakan KBM sudah berakhir. Hal ini
lah yang membuat banyaknya peserta didik
kekurangan waktu belajar dan diharuskan
memahami materi dalam waktu yang cepat.
3. Peserta Didik yang Kurang Memahami Materi
Hal ini terjadi dikarenakan jam pembelajaran
di sekolah terlalu singkat sehingga peserta didik
yang seharusnya bisa memahami materi tersebut
menjadi tidak memahami. Bahkan, peserta didik di
kelas tinggi seharusnya sudah bisa berhitung kali
dan bagi Sebagian besar tidak memahami konsep
kali dan bagi.
4. Peserta Didik Tidak Mengetahui Lagu Wajib
Nasional
Sungguh sangat disayangkan peserta didik
terlalu fokus untuk belajar malah tidak mengetahui
lagu wajib nasional selain lagu Indonesia Raya.
Mahasiswa KKL berusaha sebaik mungkin untuk
mengajak peserta didik menyanyikan lagu wajib
nasional satu hari 1 lagu.

24
5. Tidak Sedikit Peserta Didik yang Tidak Naik Kelas
Diketahui banyak peserta didik yang tidak
naik kelas dan berakhir pada putus sekolah
dikarenakan tidak pernah naik kelas. Saat ini yang
kami ketahui terdapat peserta didik yang sudah 2
tahun tidak naik kelas, yang seharusnya peserta
didik tersebut sudah menempati bangku di kelas 4
namun peserta didik tersebut masih di kelas 2
dengan permasalahan peserta didik tersebut
kesulitan dalam menghafal visual abjad dan
kesulitan pada membaca. Latar belakang masalah
pada peserta didik tersebut tidak melulu pada
kesalahan orangtua dalam menegur anak tetapi
juga pada tenaga pendidik yang tidak bisa
menyelesaikan masalah pada peserta didik Slow
Learner (Lambat dalam belajar).
6. Sekolah yang Kurang Terawat
Lorong kelas yang banyak sekali kotoran
ayam, sampah berserakan dimana – mana, sepatu
yang berserakan dimana – mana, wc yang tidak
terawat, dan lapangan yang tergenang air dan
lumpur. Hal ini menjadi tugas bagi para warga
sekolah di SDN 17 Sungai Laur untuk
menumbuhkan lingkungan yang bersih di sekolah.
7. Kegiatan Upacara yang Jarang Terlaksana
Menurut peserta didik yang kami tanya,
bahwasanya kegiatan upacara sangat jarang
dilakukan. Namun, melalui Kepala Sekolah

25
mengkonfirmasikan bahwa kegiatan upacara
jarang dilakukan dikarenakan hujan yang membuat
lapangan upacara tergenang air dan lumpur. Tetapi,
menurut kami yang berada langsung saat hari senin
tersebut cuaca sangat mendukung untuk dilakukan
upacara dan lapangan upacara dalam keadaan
kering tanpa genangan air. Sehingga, kami tidak
bisa menemukan jawaban atas alasan kegiatan
upacara yang tidak dilaksanakan secara rutin.
8. Kurikulum Merdeka yang Tidak Terlaksanakan
Kurikulum Merdeka di SDN 17 Sungai Laur
dilakukan di kelas 1 dan 4, namun dikarenakan
sekolah terbataskan oleh buku Kurikulum Merdeka
membuat untuk kelas 1 dan 4 masih tetap
menggunakan buku tema dengan status
menggunakan kurikulum merdeka.

F. Kesan dan Pesan


Rasa syukur kami sebagai mahasiswa KKL yang telah
diberikan kesempat untuk menggantikan bapak/ ibu guru
dalam mengajar peserta didik merupakan suatu kebanggaan
bagi kami sebagai pengalaman yang tidak bisa terulang
kembali. Masukan dari bapak/ ibu guru sebagai bekal kami
untuk menghadapi dunia kerja sangat berguna bagi kami
untuk kedepannya. Masalah yang kami dapatkan di sekolah
tidak jauh dari keterbatasan yang tidak bisa kami paksakan.
Namun, dari keterbatasan itulah yang membuat kami bisa
menyelesaikan masalah tersebut walaupun tidak 100% dapat

26
kami selesaikan sendiri. Terima kasih untuk anak – anak
tersayang kami, anak – anak pintar Jelemuk, dan bapak/ ibu
guru atas pengalaman yang berharganya. Pengalaman ini
akan selalu kami kenang selama hidup kami.

"Jejak Kehidupan Sosial Simfoni


Kemanusiaan Dalam Jalinan Hubungan Desa
Mekar Harapan”

Oleh : Ahmad Fahrezi


Di sebuah kota kecil bernama Sungai Laur, beragam suku,
budaya, dan agama hidup berdampingan. Meskipun beragam,
warga saling menghormati dan menjaga kedamaian. Arus atau
tepian sungai menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan.
Di sini, mereka berdiskusi, berbagi cerita, dan membangun
persahabatan yang tak mengenal batas-batas. Pasar Seni
Mingguan menghadirkan keajaiban kreativitas warga. Lukisan,
kerajinan tangan, dan seni pertunjukan menjadi jembatan
menyatukan berbagai bakat dan minat. Namun, Sungai Laur juga
menghadapi tantangan. Ketegangan muncul saat kebijakan baru
diumumkan. Melalui dialog terbuka, warga belajar untuk
mendengarkan dan memahami pandangan satu sama lain. Sebuah
festival budaya digelar untuk merayakan perbedaan. Tarian,

27
musik, dan masakan tradisional memukau semua orang dan
mengingatkan mereka akan kekayaan kebhinekaan.

Cerita ini mengajarkan bahwa meskipun perbedaan


mungkin memisahkan, niat baik dan saling pengertian dapat
mempersatukan. Dengan cinta dan toleransi, masyarakat Sungai
Laur membuktikan bahwa kehidupan sosial yang harmonis
bukanlah impian, tetapi kenyataan yang bisa diwujudkan.
Masyarakat yang beragam hidup harmonis. Setiap tahun, Festival
Kebudayaan diselenggarakan untuk merayakan keragaman ini.
Tokoh utama, Jejen, adalah seorang guru yang bersemangat. Jejen
bertemu dengan sekelompok guru muda yang mendirikan Pusat
Pembelajaran Komunitas. Bersama-sama, mereka mengajar anak-
anak dari berbagai latar belakang, memupuk rasa inklusivitas dan
persahabatan di antara mereka. Jejen juga bertemu dengan
pengrajin rotan dan bambu yang membuat hidup jejen lebih
bersemangat karena dengan keterbatasan alat untuk
pengolahannya si waklong (nama pengerajin) tidak pernah
menyerah untuk tetap melestarikan kerajinan tangan yang bisa di
bilang hampir punah di Sungai Laur.

Jejen merupakan guru honor yang setiap pagi slalu


berangkat ke sekolah demi memajukan dan mencerdaskan anak-
anak pedalaman hanya dengan bermodalkan semangat dan tekad
yang kuat setiap harinya. Jejen berjalan kaki jauh setiap hari
melewati hutan atau sungai untuk sampai ke sekolah, tanpa
mengenal cuaca atau medan yang sulit. Dia bisa jadi merancang
pelajaran yang interaktif dengan menggunakan materi-materi

28
yang bisa ditemukan di sekitarnya, seperti daun, batu, atau pasir,
untuk menjelaskan konsep ilmiah kepada murid-muridnya.

Dan saat tiba di sekolah pun, Jenen harus berhadapan


dengan kenyataan bahwa fasilitas sekolah sangat minim. Ruang
kelas yang tua dan tidak terawat, meja dan kursi yang rusak, serta
kurangnya buku dan alat pengajaran membuat tugasnya sebagai
guru menjadi lebih sulit. Namun, Jejen tidak pernah menyerah.
Dia berusaha menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan
kreatif untuk murid-muridnya. Walaupun tugas sebagai guru tidak
selalu mudah, Jejen selalu menjalankannya dengan penuh
gaiarah. Meskipun upahnya tidak sebesar guru tetap, Jejen merasa
bahagia bisa berkontribusi dalam pendidikan generasi muda
Desa. Ia memahami bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa
depan yang lebih baik.

Namun, kehidupan sosial Jejen sangatlah menyedihkan.


Karena harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
mengajar dan berangkat pagi, Jejen tidak memiliki banyak
kesempatan untuk bersosialisasi atau menjalin hubungan dengan
teman-teman sejawatnya. Setiap kali rekan-rekannya berkumpul
untuk pertemuan guru atau pelatihan, Jejen tidak dapat ikut serta
karena tidak memiliki waktu luang atau uang untuk biaya
transportasi. Meskipun menghadapi kesulitan sosial dan kondisi
lingkungan yang keras, Jejen tidak pernah menyerah pada impian
dan komitmen untuk mendidik anak-anak desa. Dia
memanfaatkan setiap peluang untuk memberikan pengajaran
yang bermakna. Kadang-kadang, dia bahkan mengadakan kelas
di bawah pohon rindang, menciptakan suasana yang nyaman dan

29
inspiratif bagi murid-muridnya. Meskipun hidupnya sederhana
dan gajinya minim, Jejen adalah wanita yang penuh intregitas. Ia
tidak pernah membiarkan keterbatasannya menghentikannya
untuk membantu murid-muridnya. Ketika ada murid yang
kesulitan untuk membeli buku jejen langsung membantu anak
tersebut agar anak tersebut lebih giat lagi untuk belajar.

Di sisi lain, Jejen juga merasa kesedihan karena statusnya


sebagai guru honorer yang tidak memiliki jaminan pekerjaan
tetap atau tunjangan yang memadai. Meskipun dia memiliki
impian besar untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi
anak-anak desa, keterbatasan finansial sering kali membuatnya
merasa putus asa. Jejen juga mengkhawatirkan masa depannya,
khususnya saat mendekati usia pensiun. Walaupun menghadapi
semua tantangan ini, Jejen terus berjuang. Dia terus mencari cara
untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan memberikan
dampak positif pada kehidupan murid-muridnya. Kendati
hidupnya penuh keterbatasan dan kesedihan, semangat Jejen
dalam memberikan pendidikan dan harapan kepada generasi
muda adalah cahaya yang terus bersinar di tengah kegelapan.

Keberhasilan Jejen dalam mendidik anak-anak desa


menjadi bukti bahwa semangat dan dedikasi seorang guru dapat
mengatasi segala rintangan. Meskipun kehidupan sosialnya
terbatas, hubungannya dengan murid-muridnya sangat kuat. Jejen
tidak hanya memberikan pendidikan, tetapi juga menjadi teladan
dan sumber inspirasi bagi mereka untuk mengatasi kesulitan
hidup di pedalaman. Kisah Jejen adalah cerminan dari banyak
guru honor di berbagai belahan dunia yang harus menghadapi

30
kenyataan sulit dalam menjalankan tugas mulia mereka.
Meskipun mereka mungkin hidup dalam kesedihan, semangat
mereka untuk membantu generasi mendatang tetap menginspirasi
banyak orang.
Di antara para guru di sekolah, Jejen dikenal sebagai
sosok yang ramah dan selalu siap membantu. Dia tidak hanya
berfokus pada pekerjaannya sendiri, tetapi juga terlibat dalam
berbagai proyek bersama dengan rekan-rekannya. Jejen juga
terlibat dalam kegiatan komunitas di desa, seperti mengajar di
pusat kegiatan belajar warga atau menjadi pengurus dalam
kegiatan Al-Hidayah bulanan se-kecamatan sungai laur.
Keterlibatannya dalam komunitas membuatnya menjadi inspirasi
bagi banyak orang. Dengan semangat dan dedikasinya, Jejen
berhasil membawa perubahan positif dalam kehidupan murid-
muridnya. Banyak dari mereka yang semula ragu-ragu dan
rendah diri, kini tumbuh menjadi murid yang percaya diri dan
berprestasi. Beberapa dari mereka bahkan berhasil meraih
prestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Jejen merasa
bangga dan bahagia melihat perkembangan ini, meskipun tanpa
banyak penghargaan formal.

Kisah kehidupan sosial guru honor Jejen memberikan


pelajaran berharga bagi semua yang mengenalnya. Melalui
semangatnya, Jejen mengajarkan bahwa dedikasi dan cinta
terhadap pekerjaan bisa mengatasi segala kendala.
Keberadaannya tidak hanya memberikan pengajaran, tetapi juga
membentuk karakter anak-anak desa yang akan membawa
perubahan positif di masa depan. Meskipun belum mendapatkan

31
banyak penghargaan, Jejen tahu bahwa dampak yang dihasilkan
jauh lebih berharga.

Suatu hari warga desa mulai menyadari dedikasi Jejen


yang luar biasa terhadap pendidikan. Mereka mulai menghimpun
dana untuk membantu Jejen, meskipun jumlahnya tidak terlalu
besar. Tindakan tersebut membuat Jeejen terharu dan merasa
dihargai atas usahanya. Pada suatu momen dimana masyarakat
datang kerumah jejen untuk menyalurkan dana saya selaku
mahasiswa juga ikut, pada kesempatan tersebut saya ditemani
beberapa rekan-rekan KKL. Dimana pada saat itu kami sangat
penasaran dengan rumah tempat Ibu Jejen tinggal, diperjalanan
saya merasakan sendiri bagaimana medan perjalanan yang
ditempuh hingga sampai kerumah. Jalan yang terjal, hutan dan
sungai yang dilalui membuat saya merasa putus asa untuk
kerumah Ibu Jejen. Namun dengan rasa penasaran yang dibawa
akhirnya saya beserta masyarakat dan rekan-rekan KKL tiba
dirumah Ibu Jejen.

Melihat kondisi rumah yang beratapkan daun kelapa


beralaskan papan belian dan berdindingkan kayu sontak membuat
rekan-rekan KKL menangis tersedu-sedu karena merasa perihatin
dengan kondisi rumah yang kurang menguntungkan bagi seorang
guru, seoreang pendidik, seorang pengajar, seorang yang
mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa demi kemajuan
sebuah desa maupun negara seperti tidak layak untuk ditempati.
Di sela-sela tangisan saya menemui Ibu Jejen selaku tenaga
pendidik yang dikenal memiliki semangat yang luar biasa,

32
kemudian saya bersalaman dan menanyakan bagaimana kabar Ibu
Jejen seperti pertanyaan anak kepada orang tua pada umumnya.

Dengan rasa penasaran yang dibawa saya bertanya kepada


Ibu Jejen, “Ooo Bu... apedah lama Ibu diam di senek en?” lantas
Bu Jejen menjawab “udah lamak am nong e, udah hamper mok
duak puloh taon dahan” dengan jawaban Ibu Jejen dan dengan
waktu yang begitu lama diam disebuah desa sebagai seorang guru
sontak saya menahan tangis dengan raut wajah yang sangat
merasa perihatin dengan profesi guru yang seperti kurang
diperhatikan oleh pemerintah bahkan seperti pekerjaan yang di
anak tirikan. Masih dengan rasa penasaran yang sama saya
menanyakan lagi, “apebah buu yang mbuat ibu mok betahan
ngajar di senek en, padahal ibu pun taum begimane kampong
inin?” sontak Bu Jejen tersenyum manis dan menjawab “nongg,
make dari nyan am ibu semangat untok ngajar di senek en amun
dak ibu te siape gik? Amun dak kitak-kitak penerusnyen siape gik
yang bakal neruskan perjuangan desa maupun bangsa dan negare
ni untuk memajukan pendidikan di senek en? Agikpun loteh yang
didapat pas ngajar an dak seberape ak dibandingkan dengan rase
bahagie ketike kite bise ngajar anak biak an” dengan bercerita
panjang lebar ternyata Ibu Jejen merupakan guru di Kecamatan
atau dekat dengan daerah perkotaan dan di pindahkan ke
pedalaman untuk ikut serta dalam mendidik anak-anak penerus
bangsa yang ada di pedalaman.
Dengan rasa yang kurang puas atas penasaran yang
dibawa sekali lagi saya bertanya, “selamak ibu ngajar di senek
kalak patah semangat atau tekonak mok beronti ngajar dak buk

33
abisnye apebah buk yang mbuat ibu punye semangat yang luar
biase untok ngajar nan padahal gajeh mah dak seberape ak buk?”
sekali lagi terlihat begitu manis senyuman yang diberikan Ibu
Jejen dan beliau hanya menjawab “suuu (panggilan paling halus
untuk anak-anak), pahami dan harus lebih peka terhadap
lingkungan sekitar”. Sontak saya terdiam sambil berfikir maksud
dari perkataan Ibu Jejen, yang saya sadari bahwa terkadang kita
tergesa-gesa dengan perubahan yang besar namun sering kali kita
menutup mata dengan hal-hal yang kecil namun berdampak besar
bagi diri kita sendiri maupun berdampak besar juga terhadap
orang lain.

Dengan hadirnya guru baru dengan hadirnya semangat


baru yang ada di sekolah membuat anak-anak merasa antusias
untuk belajar. Tentu metode yang digunakan Ibu Jejen untui
mengajar dengan cara yang berbeda seperti belajar sambil
bermain dengan mengandalkan kekayaan alam yang ada disekitar
sekolah, mungkin hal inilah yang membuat anak-anak merasa
antusias untuk belajar. Disamping itu, Ibu Jejen juga merasa
bersyukur walaupun kehidupan sosial yang sangat menyedihkan
dia mendapatkan perhatian dari warga desa seperti memberikan
bantuan berupa uang, makanan siap saji, kemudian buah-buah an
dan sayur-sayur an. Ibu jejen juga sempat bercerita bahwa selama
tinggal di kampung beliau jarang beli sayur bahkan hampir tidak
pernah karena selalu mendapatkan pemberian dari warga desa.
Berkat kegigihannya dan mendapatkan dukungan dari
warga desa, Jejen akhirnya mendapatkan pengakuan lebih
banyak. Ia mulai di undang dalam berbagai acara dan pelatihan

34
pendidikan di dalam maupun di luar desa. Pengalaman dan
pengetahuannya semakin betambah dan Jejen memanfaatkannya
untuk memberikan pandangan baru kepada murdi-murdinya.
Mengutip pesan yang disampaikan Ibu Jejen bahwa “Bentuk
perubahan seperti apapun tidak akan pernah datang dari kaki
yang diam”. Tentu hal inilah yang membuat Ibu Jejen memiliki
semangat yang luar biasa dalam mendidik dan mengajar calon-
calon penerus bangsa terutama yang ada di pedalaman.
Inilah cerita tentang kehidupan sosial seorang guru, di
mana mereka tidak hanya berperan sebagai pendidik di kelas,
tetapi juga berkontribusi dalam komunitas dan masyarakat secara
luas. Dengan berbekalkan tekad Ibu Jejen terus bersemangat dan
tidak pernah menyerah. Ia tahu bahwa peran seorang guru tidak
hanya berhenti di dalam kelas, tetapi juga membentuk masa
depan generasi penerus. Dengan dedikasi dan komitmennya, Ibu
Jejen tidak hanya menjadi seorang guru, tetapi juga menjadi
panutan dan inspirasi bagi seluruh desa.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam proses


perjalanan hidup kita sering kali merasa jenuh, bosan, capek dan
bahkan hampir menyerah. Tak sedikit orang yang mersa jenuh
karena hidup yang monoton dan tanpa tantangan. Hal tersebut
yang terkadang membuat orang bertanya pada diri sendiri apakah
jalan hiduop yang dipilih sudah paling tepat. Saat dalam kondisi
tersebut, terkadang seseorang menjadi ragu pada diri sendiri dan
kehilangan motivasi. Namun, kita bisa menghidupkan lagi
keceriaan dan mulai bergerak untuk menggapai mimpi-mimpi

35
dengan terus mencari dan menggali inspirasi dari berbagai
sumber yang ada di kehidupan sekitar.

Kehidupan sosial seorang guru adalah perpaduan yang


kompleks antara tanggung jawab mengajar, interaksi sosial, dan
peran dalam masyarakat. Guru tidak hanya bertindak sebagai
pengajar di dalam kelas, tetapi juga sebagai pemimpin, inspirator,
dan anggota aktif dalam komunitas tempat mereka tinggal. Guru
memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk
karakter dan pengetahuan siswa. Interaksi di dalam kelas
menciptakan ikatan emosional yang kuat antara guru dan siswa,
memungkinkan proses pembelajaran yang lebih efektif. Namun,
kehidupan sosial guru melampaui batas kelas, karena mereka juga
harus menjalin hubungan dengan rekan guru, staf sekolah, dan
orangtua siswa.

Dalam komunitas, guru berperan sebagai agen perubahan.


Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan sosial dan
pengembangan desa, mereka membantu meningkatkan kualitas
hidup masyarakat sekitar. Dalam peran ini, guru tidak hanya
memberikan pendidikan akademis, tetapi juga mendukung
perkembangan sosial, budaya, dan moral. Kehidupan sosial guru
juga membawa tantangan. Tuntutan pekerjaan yang tinggi,
tanggung jawab terhadap perkembangan siswa, dan interaksi
yang kompleks dengan berbagai pihak bisa menjadi beban yang
berat. Namun, dedikasi dan semangat guru dalam mengatasi
tantangan ini adalah pendorong utama perubahan positif dalam
masyarakat.

36
Kesimpulannya, kehidupan sosial seorang guru
merupakan perpaduan unik antara pembelajaran, interaksi, dan
kontribusi sosial. Mereka memiliki dampak yang mendalam
dalam membentuk individu dan masyarakat. Melalui dedikasi,
kerja keras, dan komitmen mereka, guru tidak hanya membuka
pintu pengetahuan, tetapi juga membantu membentuk masa depan
yang lebih baik untuk generasi mendatang. Selain itu, kehidupan
sosial seorang guru adalah perpaduan antara pembelajaran,
komunikasi dan kepemimpinan. Peran mereka dalam membentuk
generasi penerus dan mengembangkan komunitas merupakan
aspek vital dalam pembangunan masyarakat secara keseluruhan.
Dedikasi, semangat, dan kemampuan guru berdampak besar
terhadap perkembangan siswa dan kemajuan masyarakat.

Cerita sedih ini menggarisbawahi kurangnya dukungan


dan penghargaan bagi para guru. Terkadang, upaya mereka untuk
menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menginspirasi
tidak selalu diakui dengan baik. Dalam banyak kasus, mereka
harus menghadapi tantangan finansial dan lingkungan kerja yang
tidak kondusif. Cerita sedih tentang kehidupan sosial seorang
guru ini juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai peran
mereka dalam pendidikan dan masyarakat. Meskipun ada
kesedihan dan tantangan yang dihadapi, para guru tetap menjadi
pilar penting dalam membentuk masa depan generasi dan
masyarakat secara keseluruhan. Dukungan, penghargaan, dan
perhatian terhadap kebutuhan mereka sangatlah penting untuk
menjaga semangat mereka dalam menghadapi berbagai rintangan.

37
Ekonomi Desa Rupiah

Oleh : Dinda Rahmi Dwi Putri

Masyarakat di desa Mekar Harapan sudah biasa


menggunakan mata uang rupiah sebagai alat tukar menukar
dalam aktivitas ekonomi. Pelaku ekonomi yang ada di dua desa
sama-sama menggunakan rupiah tetapi dengan latar belakang
yang berbeda dengan nominal yang cukup tinggi. Para pedagang

38
dari desa Mekar Harapan kerap berbelanja beras, gula, tepung,
minuman dan lainnya ke Desa Riam Bunut. Karena Desa tersebut
merupakan salah satu desa yang dekat dengan kecamatan sungai
laur yang kebetulan bertepatan di tengah-tengah kota.
Walaupun dengan harga yang begitu tinggi mengharuskan
masyarakat untuk pergi ke sana dengan memakan waktu yang
begitu cukup lama kurang lebih 30 menit menuju desa tersebut.
Karena makanan pokok ini selalu dibeli untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Rata-rata masyarakat Riam
Bunut mengambil bahan pokok dari Pontianak dan Ketapang dan
di jual lagi dengan harga yang cukup tinggi.

Tak hanya itu, beratnya kondisi perjalanan yang melewati


hutan rindang, jalan yang rusak dan gelap tanpa adanya pantulan
cahaya sedikit pun kecuali terangnya bulan dimalam hari dan
pencahaayan dari sepeda motor, membuat wak Ali tidak punya
pilihan lain selain jalan itu karena jalan tersebut merupakan jalan
utama untuk menuju ke lokasi tersebut.

Melihat kondisi jalan yang begitu kurang baik membuat


saya harus melewati jalan tersebut karena keadaan yang
memaksakannya, Alhamdulillah jika kondisi cuaca dalam keadan
kemarau jalan masih bisa di lewati dengan baik walapun lobang
dimana-mana, tetapi jika cuaca hujan jalan terlihat licin dan
banjir bisa menimbulkan resiko yang cukup besar.

Maka dari itu kebanyakan masyarakat desa sering membeli


bahan pokok dengan cara menyetok, agar tidak susah untuk
menuju ke Riam Bunut dengan menempuh perjalanan selama itu.

39
Selain itu ada obsi lain untuk membeli bahan pokok dan alat
rumah tangga yang lebih murah dari Riam Bunut yaitu Sandai
tetapi menuju ke Sandai juga menempuh waktu yang lebih lama
lagi dari pada ke Riam Bunut.

EKONOMI MASYARAKAT DESA MEKAR


HARAPAN

Oleh Dinda Rahmi Dwi Putri

Di sebuah desa yang terletak di tepi sungai yang indah,


hiduplah sebuah komunitas yang erat dan ramah. Perekonomian
desa ini sangat terkait dengan sumber daya alam sekitarnya dan
tradisi pertanian yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Desa ini bernama Mekar Harapan. Cerita dimulai dengan seorang

40
petani bernama Budi biasa di sebut dengan wak Budi, yang
memiliki lahan pertanian yang subur di sebrang sungai di desa.
Setiap pagi, Budi dan istrinya pergi ke ladang untuk menyiram
sawit, karet, sayuran, dan buah-buahan. Mereka juga memiliki
kambing dan ayam untuk menyediakan daging dan telur bagi
keluarga mereka.

Dalam komunitas desa ini, kolaborasi adalah kunci.


Mayoritas yang ada di desa ini ialah mata pencarian petani. Para
petani bekerja sama untuk menanam bibit, dan menjaga tanaman
mereka. Setiap tahun, mereka merayakan panen dengan pesta
desa yang meriah, di mana semua warga desa berkumpul untuk
berbagi hasil panen dan cerita-cerita.

Namun, ekonomi desa tidak hanya bergantung pada pertanian.


Di sepanjang sungai, beberapa warga memiliki perahu nelayan
dan menangkap ikan untuk dikonsumsi dan diperjual belikan.
Mereka juga menghasilkan kerajinan tangan yang indah,
seperti anyaman tikar yang mereka gunakan untuk pribadi dan
terkadang di jual di pasar-pasar lokal. Seorang warga desa
bernama wak Byby mengelola warung kecil yang menjadi pusat
kegiatan sosial desa. Warungnya menyajikan makanan tradisional
lezat dan menjadi tempat berkumpul bagi warga desa yang ingin
berbicara dan berbagi cerita. Kebetulan selain menyajikan
makanan tradisonal wak Byby juga menjual sarapan untuk
warganya, agar masyarakat bisa merasakan keenakan makanan
dari tangan wak yang begitu enak salah satu sarapan yang enak
yang dibuat wak adalah pecal.

41
Pasar desa adalah pusat ekonomi penting di sini. Setiap
minggu, pedagang dari desa-desa tetangga datang untuk
memperdagangkan barang-barang mereka. Ini adalah kesempatan
bagi warga desa \untuk menjual hasil panen mereka dan membeli
barang-barang yang mereka butuhkan. Dalam cerita ini,
perekonomian desa adalah contoh nyata tentang bagaimana
sebuah komunitas dapat bekerja sama dan saling mendukung.
Meskipun mereka sederhana, warga desa ini hidup dalam
harmoni dengan alam dan satu sama lain. Mereka menghargai
nilai-nilai tradisional dan tumbuh bersama sebagai komunitas
yang kuat, menjadikan desa mereka tempat yang indah untuk
tinggal.

Dan ada banyak sekali tanaman yang masyarakt tanam di


daerah ini antara lain sawit, karet, timun, lada dan masih banyak
lainnya. Beraneka macam tanaman yang di tanam di sini, tapi
mayoritas masyarakat desa ialah menanam sawit dan karet. Jadi
mayoritas masyarakat desa ialah menjadi petani sawit dan karet.
Saya juga melihat banyak sekali tanaman sawit dan karet yang
dibudidayakan di desa ini. Bahkan Ketika pergi ke desa ini pun
sepanjang jalan saya di lihatkan oleh pohon sawit baik di jalan
mau pun di depan rumah masyarakat. Dan untuk melihat pohon
sawit dan karet yang lebih banyak kita bisa menyebrangi sungai
untuk menuju ke arah perkebunan tersebut dengan mengunakan
sampan kecil. Melihat kedekatan wilayahnya, sepertinya sawit
dan karet memang cocok ditanam di wilayah desa ini dan
sekitarnya.

42
Selain berladang, dengan memanfaatkan sumber daya alam
yang begitu melimpah masyarakat desa juga berprofesi sebagai
petani karet dan sawit. Mengutip dari cerita masyarakat setempat
bahwa Pada tahun 2000-an merupakan tahun dimana para petani
karet mendapatkan semangat yang luar biasa untuk berkerja.
Karena pada tahun tersebut merupakan tahun dimana harga karet
yang awalnya hanya 7-10ribuan untuk 1kg karet berubah menjadi
20rbu untuk 1kg karet. Tentu hal ini menjadi momentum bagi
para petani karet untuk memaksimalkan sumber daya alam yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan pada saat
itu pula, para petani karet berlomba-lomba untuk memberikan
Quela/poles dengan tujuan untuk memperbanyak getah karet,
yang biasanya sehari mendapatkan 3kg getah karet menjadi 5kg
getah karet karena adanya poles atau perangsang getah.

Dengan harga karet yang begitu melonjak pesat, tentu


masyarakat merasa diperhatikan oleh pemerintah. Karena melihat
sumber daya alam yang ada di desa pada saat itu sebagian besar
hanya karet, hal itulah yang membuat masyarakat berprofesi
sebagai petani karet. Hal tersebut menjadi pengalaman yang
dikenang masyarakat hingga saat ini, dan mengutip dari
perkataan masyarakat “dolok uwak nureh harge gotak 20ribu te
sampe mampu teboli ke honda sebuah yak am di dopan kitak nan
(sembari menunjuk motor supra yang ada di depan rumah)”.

Namun, pada saat ini sangat banyak sekali keluh-kesah dari


masyarakat desa terkait menjadi petani karet. Merasa kurang
diperhatikan oleh pemerintah dengan harga karet yang begitu
murah hanya 5-7ribu untuk 1kg karet, hal inilah yang menjadi

43
bahan pertimbangan bagi para petani karet untuk terus
melanjutkan pekerjaan tersebut. Hingga saat ini, masyarakat
mulai beralih pekerjaan yang awalnya petani karet beralih
menjadi petani sawit. Tentu dengan beralih pekerjaan pun tidak
semudah yang dibayangkan karena juga butuh proses yang cukup
lama untuk memulai sesuatu hal yang baru. Namun tidak bisa
dipungkiri bahwa hingga saat ini masih ada beberapa masyarakat
yang berprofesi sebagai petani karet.
Sebuah perjalanan panjang bagi petani sawit. Gagal dalam
pembibitan, pupuk yang tidak sesuai, hama yang begitu ganas,
kemudian lokasi yang tidak sesuai membuat para petani sawit
hampir merasa putus asa. Namun, dengan bermodalkan semangat
dan tekad kemudian berbekalkan rasa kecewa yang dimiliki
masyarakat desa terhadap pemerintah tidak mengurung niat para
petani sawit untuk tetap melanjutkan profesi tersebut. Hal ini
menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa untuk memulai
sesuatu hal yang baru tentu banyak yang harus di korbankan
seperti waktu dan tenaga dan lain sebagainya.
Di lain hari, saat saya memutuskan untuk berjalan keliling desa,
saya bermain ke salah satu rumah warga yang kebetulan rumah
wak Ali, dimana saya bertemu dengan istri wak Ali dan saya
langsung di sambut dengan ramah oleh istrinya yang bernama
Ayu.

Disaat itu saya di ajak masuk ke dalam rumah dan langsung


menuju kedapurnya ketika itu mata saya serontak tertuju kepada
bumbu-bumbu dapur yang kebetulan banyak sekali dan selain
bumbu dapur masih banyak lagi lainya. Tetapi saat itu juga saya

44
tertarik untuk menanyakan salah satu bumbu dapur yaitu lada
yang begitu banyak, jika di pikir-pikir kalau untuk nyetok dengan
sebanyak itu pasti menghabiskan uang berapa banyak dengan
harga rempah yang begitu mahal yang di jual di desa Riam
Bunut. Dengan rasa penasaran yang dibawa saya langsung
bertanya, “kak apakah dengan bumbu sebanyak ini kak membeli
atau kak menanam sendiri di kebun kak?‟‟ kak pun menjawab “
waii nong kan kak ade kebun jadi semue yang ade di dapur ni
hasil kebun kak same wak jadi lada ini pun hasil kebun kami, tapi
ndakalak kak dan wak ade gak nanam timun, lopang, kacang
panjang, cabe, stele, ubi, labu, kundor, sawi kampong dan bayam.
Tidak hanya sayuran yang ada di kebun untuk menjadi bahan
makanan tambahan yang ada didesa selain itu biasa masyarakat
mengambil ikan di sungai dengan cara memukat, mancing dan
menombak. Kebetulan disaat itu saya bertemu dengan salah satu
masyarakat yang bernama wak Dolaa yang sedang melakukan kegiatan
tersebut. Taklama dari itu saya bergegas menghampiri wak dengan
tujuan ingin menanyakan tentang kegiatan yang wak lakukan setiap
harinny a, saya pun bertanya, “Saya dengar bahwa masyarakat di desa
ini sering menangkap ikan. Bisakah wak ceritakan lebih banyak tentang
hal itu? wak pun menjawab, “Ya, benar sekali. Menangkap ikan adalah
salah satu makanan tambahan di desa kami. Sebagian besar penduduk
di sini rata-rata makan ikan dengan hasil tangkapan mereka untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Saya pun bertanya lagi, “Bagaimana proses menangkap ikan


biasanya dilakukan? Wak menjawab, “Biasanya, penduduk desa
menggunakan jaring atau peralatan pancing tradisional dan
sepotek. Mereka pergi ke sungai, danau, atau rawa-rawa di sekitar

45
desa untuk mencari ikan. Ada juga yang menggunakan perahu
kecil untuk menangkap ikan di perairan yang lebih dalam.

Saya bertanya, “Apakah ada jenis ikan tertentu yang paling sering
ditangkap di daerah ini? Tanpa berlama-lama wak menjawab,
“Ya, di sini ikan seluang, ikan bantak, ikan baong, ikan lais,ikan
tengadak, ikan kelabo dan ikan patong adalah yang paling umum
ditangkap. Semua jenis ikan ini cocok dengan lingkungan
perairan di sekitar desa kami, jadi banyak yang fokus pada
penangkapan ikan ini.

Saya bertanya, “Bagaimana dengan musim-musim tertentu?


Apakah ada waktu yang lebih baik untuk menangkap ikan? wak
menjawab, “Ya, ada beberapa musim yang lebih baik untuk
menangkap ikan. Biasanya, selama musim kemarau atau pasca
musim kemarau, air menjadi lebih tenang dan ikan lebih tidak
terlalu aktif jadi dalam menangkap ikan menjadi lebih mudah.
Jadi, saat itulah banyak orang sibuk menangkap ikan.

Saya bertanya, “Apakah ada tantangan tertentu yang dihadapi


oleh para nelayan atau pemancing di desa ini?

Wak menjawab, “Tentu, ada beberapa tantangan. Cuaca yang


tidak menentu bisa mempengaruhi tangkapan ikan. Selain itu,
pencemaran perairan juga dapat memengaruhi populasi ikan.
Kami juga perlu menjaga agar teknik penangkapan ikan tidak
merusak ekosistem perairan.

Saya lebih jelas apa yang wak jelaskan, Terima kasih atas
penjelasannya. Saya bisa lebih mengerti mengapa menangkap
ikan sangat penting di desa ini.

46
Wak menjawab, “Tidak masalah. Menangkap ikan adalah bagian
integral dari kehidupan di desa kami, dan kami senang bisa
membagikan informasi tentang itu.

Saya, “Dengan wak jelaskan dari semua penjelasan, saya


berharap bisa belajar lebih banyak tentang cara menangkap ikan
di desa ini.

Wak menjawab, “Pasti! Jangan ragu untuk bertanya atau bahkan


bergabung bersama kami saat kami pergi menangkap ikan. Kami
dengan senang hati memperkenalkan ke kalian semua jika kalian
ingin lebih tahu tentang kegiatan ini.

Saya, “Terima kasih banyak atas undangan dan informasinya


wak. Saya pasti akan mempertimbangkan untuk bergabung jika
saya melihat wak atau masyarakat lainnya sedang melakukan
kegiatan ini.

Wak menjawab, “Tidak masalah, selalu senang membantu.


Sampai jumpa dan semoga kita bisa berbicara lebih lanjut tentang
hal ini suatu saat nanti ya nakk!

Saya, “Sampai jumpa wak dan terima kasih lagi atas waktu dan
informasinya wakk!

Wak, “Sama-sama, selamat tinggal dan jangan ragu untuk datang


kapan saja ya nakk!

Cerita yang begitu singkat tentu tidak menutup kemungkinan


jika selama pelaksanaan KKL memberikan warna dan suasana
baru di dalam kehidupan. Dengan menemukan sesuatu hal yang
baru, pengalaman yang berkesan tentu hal tersebut menjadi

47
pembelajaran yang memang akan selalu dikenang bagi kami
mahasiswa KKL selama berjalannya KKL di Desa Mekar
Harapan, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang.

KEGIATAN BERMAIN VOLLY DI DESA


MEKAR HARAPAN
Oleh : Tyara Humairah

Permainan bola voli termasuk salah satu contoh dari


cabang olahraga bola besar. Bisa dikatakan, permainan ini masuk

48
ke dalam kategori pertandingan karena melibatkan dua tim yang
saling berhadapan untuk mendapatkan hasil pertandingan. Cara
memainkan bola voli adalah dengan memukul bola agar melewati
bagian atas net yang ada di tengah lapangan. Agar mendapatkan
skor, para pemain dalam satu tim harus mengarahkan bola ke area
lawan, sehingga bola terjatuh di daerah pertahanan lawan.

Pencetusnya adalah William G. Morgan yang merupakan


guru pendidikan jasmani di Amerika Serikat. Ia sangat
terinspirasi dari permainan bola basket. Inspirasi tersebut dia
dapatkan setelah bertemu dengan James Naismith yang
merupakan pencetus olahraga bola basket. Awalnya, permainan
ini ditujukan untuk para orang tua. Namun, Morgan ingin sekali
menyesuaikan antara olahraga dengan kemampuan fisik para
orang tua. Sebab tidak memungkinkan bagi orang-orang tua jika
harus mengandalkan kekuatan fisik dalam waktu yang lama,
misalnya berlari.

Permainan ini dibawa oleh Belanda saat jaman penjajahan


di Indonesia. Di permulaannya masuk ke Indonesia, permainan
bola voli hanya dimainkan oleh kalangan terbatas, yakni para
bangsawan dan orang-orang Belanda. Sehingga olahraga ini
belum begitu banyak dikenal. Adalah para guru jasmani Belanda
yang mengajarkan dan memperkenalkannya. Sehingga olahraga
ini mulai dimainkan oleh para serdadu Belanda di lapangan
terbuka. Alhasil, permainan bola voli ini disaksikan oleh banyak
orang, termasuk rakyat Indonesia.

49
Selain mempelajari teknik, Grameds perlu memahami juga
peraturan dalam permainan bola voli. Adapun teknik bermain voli
yaitu sebagai berikut.

1. Servis Bola Voli


Pada awalnya, servis merupakan sebagai suatu awal dari
permainan bola voli. Teknik ini seakan menjadi cara untuk
menyajikan bola agar permainan berlangsung. Namun teknik
servis ini berkembang menjadi serangan pertama untuk tim
yang mendapatkan giliran melakukan servis. Oleh karenanya,
servis bisa menentukan jalannya pertandingan, sehingga
pukulan bola dari luar luar lapangan yang kamu lakukan
harus tepat dan bertenaga. Jika Grameds tidak bisa
melakukan servis dengan baik, maka tim mu tidak akan
mendapatkan kesempatan yang bagus untuk mendapatkan
skor. Pentingnya servis ini seringkali tidak begitu
diperhitungkan, istilahnya undervalued. Tidak banyak pelatih
yang secara khusus mengajarkan untuk melakukan servis
yang mematikan sehingga servis menjadi peluang untuk
mencetak poin. Cara dasar melakukan servis adalah kaki
harus berada di belakang garis batas lapangan. Berikut ini
jenis-jenis servis:
a. Servis Bawah
Bagi kamu yang masih pemula, servis jenis ini
sangat cocok buat kamu nih, Grameds. Cara melakukan
servis bawah adalah memegang bola dengan tangan kiri.
Posisi tangan kiri maju depan namun sejajar dengan
pinggang kamu. Kemudian ayunkan tangan kanan yang
sebelumnya sudah mengepal agar bisa memukul bola

50
dari bawah. Pastikan genggamanmu benar ya agar tidak
menimbulkan rasa sakit di tanganmu.
b. Servis Atas
Cara melakukan servis ini adalah mengangkat bola
di atas kepala dengan tangan kiri lalu bola dipukul
dengan tangan kanan menggunakan telapak tangan.
Untuk servis atas ini, ada tiga macam teknik. Yang
pertama servis atas. Kemudian floating service dan
jumping service.
c. Floating Service atau Servis Mengapung
Untuk melakukan servis ini, Grameds
melemparkan bola dengan tangan kiri ke atas kepala.
Lemparkan secukupnya, jangan sampai membuatmu
kesulitan sendiri. Saat bola masih berada di atas kepala,
tangan kanan memukul bola hingga melewati bagian atas
net.
d. Jumping Service atau Servis Melompat
Servis jenis ini hampir sama dengan floating service.
Bedanya hanya ketika bola masih berada di atas kepala,
kamu melompat dan memukul bola dengan kuat.
2. Passing dalam Permainan Bola Voli
Teknik passing ini memiliki banyak tujuan. Jika kamu
menerima bola dari tim lawan, maka kamu bisa
menggunakan teknik ini untuk menerima bola, menangkis
serangan, dan melakukan serangan balik ke area pertahanan
lawan. Dengan passing, kamu juga bisa mengendalikan
permainan dengan mengatur strategi tanpa harus membuat

51
bola terjatuh di area tim. Beberapa jenis passing adalah
sebagai berikut:

a. Passing Atas
Passing atas biasa digunakan saat bola berada di
atas. Pada umumnya, passing ini ditujukan untuk
memberikan umpan manis kepada rekan setim yang akan
melakukan smash ke area lawan. Cara melakukan
passing jenis ini adalah dengan menggunakan kedua
tangan. Seakan-akan kamu menerima bola sebentar
dengan kedua tangan lalu dilambungkan kembali ke atas
atau ke arah rekan yang sudah siap melakukan smash.
b. Passing Bawah
Passing bawah sangat diperlukan ketika bola
berada di bawah. Cara melakukannya bisa dengan satu
tangan ataupun dua tangan. Disesuaikan dengan
kebutuhan. Passing bawah satu tangan dilakukan saat
pemain berada dalam posisi yang sulit, posisi bola yang
jauh dari pemain, atau refleks menerima serangan
mendadak. Biasanya, pemain memposisikan badannya
dengan membungkuk, badan condong ke depan, dan
mengulurkan satu tangan ke arah bola datang. Bahkan
tidak jarang pemain bola voli sampai melompat dan
terjatuh saat melakukan passing ini. Semua itu untuk
menahan atau mengembalikan bola. Sementara passing
bawah dua tangan biasanya dilakukan ketika bola jatuh
tepat di depan pemain bola voli.

52
Sehingga passing ini lebih sering dipakai dalam
kondisi yang lebih santai dibandingkan passing bawah
dua tangan. Passing ini terbagi menjadi dua cara, yakni
thumb over palm dan the dig. Thumb over palm
dilakukan dengan cara tangan kiri mengepal. Kemudian
diletakkan di dalam telapak tangan kanan sekaligus
digenggam. Ibu jari kanan dan kiri berada di atas telapak
tangan kanan dan kiri. Sementara untuk the dig, telapak
tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri.
Kemudian ibu jari tangan kiri menggenggam jemari
tangan kanan.
c. Smash
Smash merupakan satu teknik yang digunakan
untuk menyerang. Seringkali, smash dianggap sebagai
penentu kualitas serangan sebuah tim. Oleh karena itu,
teknik ini sangat membutuhkan insting membunuh yang
tajam. Tidak hanya itu, teknik ini memerlukan
konsentrasi, keakuratan, dan kekuatan. Kalau Grameds
ingin melakukan smash, kamu perlu berlari, melompat
dengan kuat, memukul bola, dan jangan lupa untuk
mendarat dengan baik. Cara ini hampir mirip dengan
jumping service. Bagi penonton, terjadinya smash
merupakan momen-momen yang paling ditunggu.
Teknik ini sangat penting dalam permainan bola
voli. Tim yang memiliki kemampuan smash lebih baik,
mempunyai peluang yang lebih besar untuk menang.
Namun, banyak yang mengakui bahwa teknik ini
memiliki tantangan paling besar untuk dipelajari.

53
d. Blocking
Bagaimana caranya untuk menghalau smash
lawan? Teknik blocking menjadi jawaban pertama. Tidak
hanya itu teknik ini bisa juga digunakan untuk
mengembalikan serangan lawan agar menjadi bumerang
bagi mereka sendiri. Ketika bola smash dari lawan
mengenai blocking dari tim kamu, maka bola akan
memantul ke arah pertahanan mereka sendiri. Agar
blocking-mu berhasil, maka Grameds harus berdiri di
dekat net. Semakin dekat posisi Grameds dengan net,
semakin sempit ruang tembak yang dimiliki lawan untuk
melakukan smash.
Begitu bola berada dalam jangkauan smash lawan,
Grameds harus langsung melompat dan mengangkat
kedua tangan tinggi. Jari-jari juga direnggangkan agar
luas area blocking semakin besar.

Agar nantinya dapat memainkan bola voli dengan baik. Ada


yang hal boleh, tidak boleh dilakukan, perhitungan skor, dan
sebagainya. Dengan memahami peraturannya, kamu bisa
mengukur dan memahami cara mengatur permainan. Berikut ini
adalah peraturan dalam permainan bola voli:

1. Permainan dimainkan oleh dua tim yang saling berhadapan.


2. Setiap tim dimainkan oleh enam orang pemain yang
menempati posisi sebagai spiker, defender, libero, dan
tosser.
3. Pemain dengan posisi libero menggunakan seragam yang
berbeda dari anggota tim lainnya.

54
4. Libero tidak diperbolehkan servis, pergantian posisi, dan
melakukan pukulan bola.
5. Minimal, dalam satu tim dimainkan oleh empat orang
pemain.
6. Permainan dimulai dengan servis pertama yang dilakukan
oleh tim pemenang undian lempar koin.
7. Servis dilakukan dari luar garis lapangan. Dan bola harus
melewati atas net, tidak boleh menyentuh net sedikitpun.
8. Bola dinyatakan keluar jika keluar garis lapangan.
9. Pemain hanya boleh melakukan segala macam teknik di
areanya sendiri. Pemain tidak diijinkan masuk ke area
lawan.
10. Bola dianggap masuk apabila menyentuh lantai lapangan
dan masih berada dalam garis lapangan.
11. Semua anggota tubuh dapat digunakan untuk memantulkan
atau memukul bola. Meskipun demikian, yang paling
dominan adalah menggunakan tangan.
12. Pemain tidak boleh menangkap dan melempar bola.
Permainan bola voli berlangsung 2 sampai 3 set. Jika suatu
tim memenangkan dua set secara beruntun, maka langsung
keluar sebagai pemenang. Namun jika skor imbang 1-1,
maka permainan dilanjutkan hingga tiga set.
13. Satu set dimenangkan oleh tim yang mencapai skor 25 lebih
dulu.
14. Jika dalam satu set skor imbang 24-24, maka pemenang
ditentukan bukan siapa yang mencapai skor 25 lebih
dulu,melainkan tim mana yang unggul dua poin lebih dulu.

55
15. Pergantian pemain boleh dilakukan selama pertandingan
masih berlangsung.

Dusun Jelemuk, Desa Mekar Harapan Kecamatan Sungai


Laur Kabupaten Ketapang, Adalah salah satu Lokasi Mahasiswa
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak. Tepat pada
tanggal 18 Juli 2023 kami yang berjumlah 13 orang melakukan
perjalanan menuju lokasi yang akan kami tempati selama 40 hari
ke depan, dengan perjalanan cukup jauh yang kami tempuh
melewati berbagai macam keadaan jalan dari mulai jalan yang
mulus, rusak bebatuan, sampai tanah kuning. Kurang lebih di
perjalanan memakan waktu 6 jam perjalanan yang kami tempuh
mulai dari pukul 09.00 pagi kami turun dari rumah hingga
sampailah kami di Kecamatan Sungai Laur pukul 15.00 sore,
dengan teriknya matahari yang menemani kami selama
perjalanan tidak mengurai semangat kami untuk sampai ketempat
Desa kami mengabdi.

Tepat pukul 15.00 lewat sikit kami tiba di Desa Riam


Bunut. Desa ini bukanlah desa tempat yang akan kami tinggali
selama 40 hari ke depan, akan tetapi Desa ini adalah Desa tempat
tinggal ketua kelompok kami, untuk 3 hari ke depan kami tinggal
terlebih dahulu dirumah ketua kami sampai posko kami siap di
tempati dan setelah kami acara pembukaan barulah kami semua
bisa tinggal di posko Desa Mekar Harapan. Selama 3 hari
berturut-turut kegiatan kami adalah membersihkan posko yang
ada di Desa Mekar Harapan, jadi selama 3 hari itula kami pulang
pergi dari Desa Riam Bunut ke Desa Mekar Harapan dengan
memakan waktu perjalanan kurang lebih 30 menit. 1 kelompok

56
yang berjumlah 13 orang dengan itu kami membagi tugas
membersihkan rumah yang akan kami tempati, ada yang
menyapu, mengepel, mengelap kaca, menyapu halaman, dan ada
juga yang membersihkan kamar mandi.
Dari awal kami datang untuk membersihkan rumah
masyarakat sudah antusias menyambut kami di desa mereka
terutama tetangga yang dekat rumah, mereka membuatkan kami
air es dan menyediakan kami makanan ringan. Tetangga dekat
rumah yang paling dekat dengan kami ada 3 keluarga, yang
pertama kak Rita dia adalah menantu pemilik rumah posko yang
kami tempati dia baik sekali meminjamkan kami alat-alat dapur
yang tidak ada di posko, yang kedua nenek tepat di samping
rumah kami beliau juga baik suka bercerita,bertanya, dan
bertanya, ketiga ibu ayu yang juga baik dengan kami beliau suka
memberi kami hasil panen nya mau itu sayuran dan juga ikan.

Tiga hari sudah kami numpang menginap di Desa Riam


Bunut saatnya lah kami semua tinggal dan mengabdi di Desa
Mekar Harapan selama 40 hari ke depan setelah selesai nya acara
pembukaan di kantor kecamatan Sungai Laur. Sore hari nya kami
semua sudah jalan menuju Desa Mekar Harapan selama kurang
lebih 30 menit Dengan kondisi jalan yang tidak bagus, banyak
sekali jalan rusak bebatuan dan tanah kuning berdebu ketika tidak
hujan dan licin ketika hari hujan.

Keseharian masyarakat Dusun Jelemuk Desa Mekar


Harapan adalah bermain bola voli, ketika sore hari masyarakat
desa Mekar Harapan mengisi waktu kosong nya dengan bermain
bola voli bersama di beberapa lapangan rumah warga yang

57
khusus ada lapangan volinya. Desa Mekar Harapan
masyarakatnya memiliki berbagai macam keunikan dan keahlian,
salah satunya kegiatan atau permainan Bola Voli yang sering di
lakukan oleh masyarakat sekitar Desa Mekar Harapan. Permainan
bola voli ini sudah lama dilakukan oleh masyarakat setempat dan
berkembang hingga sekarang, tidak hanya permainan bola voli
saja akan tetapi Desa Mekar Harapan sering dan ahli dalam
bermain batminton.
Permainan bola voli adalah salah satu permainan yang
biasa di mainkan oleh masyarakat Dusun Jelemuk, Desa Mekar
Harapan. Permainan bola voli ini dimainkan pada sore hari oleh
masyarakat sekitar, Ibu-ibu, bapak-bapak, nenek-nenek, remaja,
bahkan anak-anak juga yang ikut bermain permainan bola voli
tersebut. Tidak heran ada beberapa rumah warga yang memiliki
lapangan bola voli, dan setiap sore juga di ramaikan oleh
masyarakat sekitar untuk bermain di beberapa lapangan rumah
warga. Semangat warga tidak di ragukan lagi apalagi ibu-ibu
yang ada di desa sangat lah antusias dan semangat saat bermain.
Permainan Bola Voli ini di mainkan setiap hari oleh
masyarakat sekitar dan rata-rata masyarakat mahir dalam
memainkan permainan Bola Voli tersebut. Tidak hanya bermain
biasa saja akan tetapi permainan Bola Voli ini juga di
perlombakan di Desa tersebut atau biasa di sebut "Turnamen
Voli". Perlombaan bola voli ini tidak hanya di lakukan di desa
Desa Mekar Harapan saja akan tetapi juga sampai ke Desa-desa
lainnya juga.

58
Kami mahasiswa KKL biasanya juga ikut bermain bola
voli di lapangan rumah warga yang emang khusus untuk bermain
bola voli, tidak setiap hari tetapi lumayan sering ikut serta dalam
permainan bola voli. Pertama kali saya dan 3 orang teman saya
ikut gabung bermain voli dirumah kak Windy.

Windy, " Oo Biak sinim maen voli nin dari pade kitak bediam
gian tang Sian bagus ikut kami voli adak gak kitak gabut".

Dinda menjawab, " Ayum kak bolehh pengen gam kami main an
udah lamak am ndak maen voli nin Tah masih bise gik Ndak e".

Windy, " Wai ayum lengah gik ak bantai gianam adak tau pun
maen suke suke mah nin".

Awalnya kami bermain dengan seru tetapi setelah


setengah jalan permainan saya terkena bola tepat di muka bagian
kiri masyarakat yang ada di sekitar lapangan seketika berteriak
dan bertanya apakah sakit atau ada yang terluka dan setelah itu
seketika saya berhenti bermain tidak melanjutkan nya lagi dan
tidak mau ikut bermain bola voli lagi karena merasa sakit di
bagian muka saya yang terkana lemparan bola voli. Hari-hari
selanjutnya kami masih ikut bermain bola voli bersama
masyarakat Desa Mekar Harapan, biasanya kami bermain di
berbeda-beda lapangan voli. Di Desa Mekar Harapan ada 3
lapangan Bola Voli yang tidak terlalu jauh dari posko kami,
lapangan pertama yang tidak jauh dari posko kami adalah
halaman rumah jingga, lapangan bola voli dirumah halaman
rumah jingga sangat lah bagus dengan lapangan yang sudah di
semen dan di cat, juga lengkap dengan perlengkapan lainnya dan

59
biasanya juga beberapa warga bermain dirumah jingga hingga
malam hari, dan dirumah jingga juga tersedia jualan minuman
dan kue-kue ringan, Kami paling sering bergabung bermain di
lapangan halaman rumah jingga. Lapangan kedua dirumah kak
Windy, dirumah kak Windy lapangan dekat dengan tepi sungai
tetapi Lapangan nya terletak di dataran tinggi. Lapangan di
halaman rumah kak Windy tidak bersemen akan tetapi hanya
beralaskan pasir dan peralatan nya juga tidak terlalu lengkap,
begitu juga dengan lapangan ke tiga yang ada di halaman nenek
Ilham juga sama seperti rumah kak Windy tetapi di sanak juga
tidak kalah ramai dengan lapangan yang ada di rumah jingga.

Setelah sholat Ashar biasanya kami sudah keluar rumah


untuk berbaur dengan masyarakat Desa Mekar Harapan, salah
satunya kegiatan ikut bergabung bermain bola voli. Dirumah
nenek Ilham, pada sore itu kami bermain bola voli di halaman
rumah nenek Ilham yang tidak jauh dari posko kami, di sore hari
itula banyak nya ibu-ibu bermain bola voli di lapangan halaman
rumah nenek Ilham tidak hanya di ramaikan oleh para pemain
saja akan tetapi warga warga lain yang menonton dan berkumpul
santai juga ramai karena di sana juga ada jual minuman dan
makanan ringan. Biasanya juga ada warga dan dari kami yang
tidak ikut bermain bola voli di ajak untuk moncok/nyambal atau
biasa kita sebut dengan merujak buah.

Saya, " Nek di sinek nin emang sering am e orang bermain kami
ba nda Kalak (sudah) aa main voly di senun an.

60
Nenek Aida, " emang sering am yu e orang senek bemaen bola
voly nin emang asal tiap potang (petang) nan bemaen am sidak
an".
Saya, " OOO giane nek, nenek tau maen voly nda e nek?".

Nenek Aida, " pasal adak tau nte tau yu e nenek maen nin
pakkalam udah tue Mun nda e ikut nenek nin".
Saya, " mantap nenek nin".

Di lapangan bola voly halaman rumah kak Windy kami


sempat bermain beberapa kali, di sana emang tidak terlalu ramai
orang-orang dan agak lumayan jauh dari rumah kami jadi kami
sangat jarang bermain di lapangan bola voly halaman rumah kak
Windy kami lebih sering bermain dirumah dua lapangan bola
voly yaitu lapangan bola voly yang ada di halaman rumah jingga
dan lapangan bola voly yang ada di halaman rumah nenek Ilham.
Tidak setiap hari kami ikut bergabung bermain tetapi sesekali
kami bermain di rumah kak Windy, kenapa kami jarang main di
sana karena rumah kak Windy agak jauh dari rumah kami.

Aktivitas bermain volly di Desa Mekar Harapan ini sudah


sering dilakukan oleh warga-warganya, karena olahraga volly ini
merupakan olah raga yang bisa dilakukan dengan tidak
memandang wanita maupun pria, dan bermainnya pun juga enjoy
dan seru, jika ada kesempatan atau waktu luang di sore hari, kami
sempatkan untuk berkunjung ke lapangan volly, disana banyak
sekali warga yang antusias untuk bermain volly, dari anak anak
sampai orang tua. Mereka bermain secara bergantian, jika ada
yang letih bermain maka bergantian mereka dengan orang yang

61
lainnya, mereka bermain dari sehabis ashar hingga mau
memasuki waktu maghrib, bahkan dimalam hari, warga sini pun
bermain volly juga, kadang juga mereka bermain badminton.
Saking seru dan seringnya mereka bermain volly, setiap tahunnya
mereka sering mengadakan lomba di Desa Mekar Harapan,
biasanya saat idul fitri dan idul adha, seperti kemarin waktu kami
pertama kali pergi KKL di Desa Mekar Harapan, mereka lagi
mengadakan lomba volly juga dalam rangka hari raya idul adha.
Biasanya mereka juga sering mengikuti lomba terbuka alias
umum di berbagai desa dan kecamatan lain, seperti Simpang dua,
sukaramai, Sandai, dan lain lain. Mereka mengikuti lomba bukan
hanya sekedar sebagai pengisi slot saja, tetapi mereka juga sering
menjuarai lomba volly yang mereka ikuti.

KEGIATAN TPA NUR HIDAYAH DESA


MEKAR HARAPAN
Oleh : Jumi Sapitri

Pada tanggal 23 juli 2023 saya menyusul teman teman ke tempat


KKL di Desa Mekar Harapan, dikarenakan pada saat itu saya
sedang sakit dan tidak bisa mengikuti pada hari yang sama untuk

62
keberangkatan menuju tempat KKL yang berada di Desa Mekar
Harapan.

Di hari kedua ternyata kami sudah dibagi tugas masing masing


kebetualan saya dapat bagian mengajar di TPA NUR HIDAYAH
yang berada di desa Mekar Harapan. dan teman teman yang lain
sudah mendapatkan bagiannya masing masing, ada yang
membantu mengajar di SDN 17 Jelemuk, kecamatan Sungai Laur
ada juga yang membantu mengajar di PAUD.

setelah selesai pembagian tugas masing masing kami mahasiswa/i


KKL langsung mengabdi kepada masyarakat untuk membantu
mengajar di TPA NUR HIDAYAH Bersama teman saya yang
Bernama Indri dan Lioni.

Di hari sebelumnya kedua teman saya sudah terlebih dahulu


untuk mengabdi membantu pak Ustad Umar Faruk yang
mengajar di TPA NUR HIDAYAH. Kami membantu Ustad umar
faruk yang baru saja mengajar 3 minggu di TPA NUR HIDAYA.
Karena pada saat sebelumnya TPA tersebut sempat vakum selama
2 bulan.

Sebelum mengalami pakum beberapa bulan TPA tersebut juga


ada ustad yang mengajar bernama Ustad majid Ustad yusuf, yang

63
sempat mengajar dan memberikan ilmu kepada anak anak di
Desa Mekar Harapan. Dan setelah di buka kembali datanglah
Ustad umar faruk yang kami bantu ikut serta dalam mengajar
anak anak di TPA NUR HIDAYAH.

Kami mahasiswa KKL ikut membantu dan mengajar anak anak di


TPA NUR HIDAYAH selama 2 minggu. Pada hari pertama
mengajar kami langsung membantu Ustad Umar Faruk mengajar
anak anak mengaji satu per satu, TPA masuk mulai jam 13.00 –
15.00. pada jam pertama masuk langsung membaca doa dan
mengaji. Kemudian mereka di istirahatkan selama 20 menit,
setelah masuk Kembali biasanya kami megajak mereka bernasyid
sembari menunggu jam pulang, krmudian pada saat pukul 15.00
mereka pulang sebelum pulang kami selalu mengajak mereka
membaca doa kedua orang tua.

Hari berikutnya kami sudah pembagian kelas mengajar, di TPA


tersebut terdapat 3 kelas. Kemudian kami dibagi Ustad umar
faruk mengajar di kelas 3 pada bagian menghapal, indri mengajar
di kelas 2, dan saya Bersama lioni membantu mengajar di kelas 1.

Mengapa saya dan lioni mengajar di kelas satu….? Karena di


kelas 1 cukup ramai diantara kelas yang lainnya, dikelas kami
juga anak anaknya gabungan dari SD dan PAUD. Oleh karena itu
64
di kelas kami sangat membutuhkan 2 orang untuk mengajar anak
anak yang manis dan imut karena pada usia seperti merekat perlu
tenaga dan mental yang sangat kuat untuk menguras tenaga tapi
kami tetap senang dan bangga mengajar anak anak jiwa rasa
ingin belajar yang tinggi.

Hari hari berikutnya tetap berjalan seperti hari hari sebelumnya


kami mengajar dengan sangat gembira bisa membantu mengajar
di TPA NUR HIDAYAH bertemu dengan anak anak yang ramah
Tamah dan sopan santun. Di pertengahan mengajar kami
berinisiatif untuk membelikan poster huruf huruf hijayah, cara
berwuduh, dan tata cara sholat, yang akan kami tempel pada 3
kelas.

Keesokan harinya saya berserta teman teman dan ustad langsung


mengajarkan kepada anak anak cara berwudhu dan tata cara
sholat, kami juga mengajarkan niat sholat dan doa doa sholat
lainnya, sembari di ikuti dengan praktek langsung yang di ajarkan
oleh ustad umar faruk.

Hari hari berikutnya kami berencana mengajak ustad untuk


membersihkan TPA NUR HIDAYAH sebelum kami selesai
mengajar dan meninggalkan TPA tersebut sebagai kenang
kenangan Bersama kami. Kami bersepakat untuk melakukan
65
bersih bersih Bersama teman KKL yang lainnya. dan pada saat itu
kami bisa melakukan kegiatan bersih bersih bersama anak anak,
teman teman KKL dan juga Ustad yang ikut serta membantu
kami.

Kemudian di suatu hari kami merencanakan lagi untuk berpoto


Bersama anak anak dan pak ustad sebagai tanda kenang-
kenangan kami mengajar di TPA NUR HIDAYAH Desa Mekar
Harapan. Kembali kehari hari berikutnya kami mengajar seperti
biasa sebagaimana mestinya dan kami menjalani hari hari dengan
Bahagia beretemu dengan anak anak TPA NUR HIDAYA.

Setiap harinya pada saat jam istirahat dengan waktu 20 menit


kami selalu menyempatkan waktu mengobrol sambil belajar
banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa bersama pak ustad
umar faruk, beliau merupakan orang yang sangat ramah dan
sangat mudah berbaur.

Sehari hari kegiatan yang kami lakukan dalam waktu selama 2


minggu, kegiatannya selalu sama mengajarkan mengaji,
bernasyid, dan menghapal surah surah dan hapalan yang lainnya.
anak anak yang sangat aktif, tetapi ada juga yang daya ingatnya
lebih lambat tapi tidak akan membuat dirinya patah semangat
untuk belajar terus dan terus tetap semangat.
66
Sewaktu pulang mengajar kami juga menyempatkan waktu
mengobrol bersama anak anak agar termotivasi supaya tetap ingin
berusaha walaupun merasa diri sendiri tidak seperti teman teman
yang lainnya, seperti yang saya ceritakan diatas ada yang daya
ingatnya lebih lambat daripada yang lainnya.

Anak anak yang sangat ramah tamah dan seru yang selalu
memanggil kami bertiga dengan sebutan umi…… setiap hari
selalu ada aja yang mereka pertanyaakan tentang mengaji.

( anak anak said: umi ini dibaceee berape kalii mii).

( umi said: dibace 5 kali yee habis itu kite ngaji satu satu ke
depan).

Dan masih banyak hal lagi yang mereka bicarakan seperti


menceritakan kejahilan teman teman di sebelahnya dan ada juga
yang menceritakan salah satu temannya yang lagi menangis
ketika di ganggu teman yang lainnya.

Dan hari hari berikutnya masih banyak lagi hal hal yang lucu
yang ingin membuat tertawa dan kesal seperti pada saat mereka
izin ke wc, Ketika ada yang ingin buang air kecil, satu yang izin
yang lainnya juga ikut-ikutan izin ke wc. Ada satu kejadian hal
yang lucu menurut saya ada satu anak yang lagi menceritakan

67
temannya yang pulang sebelum waktunya pulang dan anak itu
bilang ke teman saya ( umii ada yang pulang ), dan teman saya
tidak merespon karena sudah tau alasan kenapa temannya pulang
duluan setelah tidak di hiraukan akhirnya anak itu
menceitakannya kepada saya dan sampai saya meliat keluar
ruangan kelas barulah anak itu selesai menceritakan temannya
yang pulang itu.

Keesokan harinya dengan anak yang sama dengan waktu itu yang
pulang sebelum jam pulang, dia sangat cerewet di kelas sehingga
Ketika di suruh mengaji dia tidak mau dan akhirnya kami
pulangkan karena kami juga tidak bisa memaksakan kehendak
seorang anak, setelah itu datanglah lagi anak itu bersama ibunya
dan ibunya menanyakan kenapa anak saya di suruh pulang
duluan???

Kemudian kami menjelaskan kepada ibunya dan akhirnya si ibu


pun menunggu anaknya di depan ruangan kelas agar anaknya
mengikuti belajar Kembali.

Sudah akhir akhir mengajar kami berpamitan kepada anak anak


dan pak ustad karena kami sudah hampir 2 minggu membantu
mengajar di TPA NUR HIDAYAH Desa Mekar Harapan, kami

68
sangat senang bisa diberi kesempatan mengajar anak anak di TPA
walaupun dengan waktu yang terbatas dan sangat singkat.

Selang beberapa waktu akhirnya pak ustad Kembali mengajar


tanpa adanya kami, beberapa minggu kemudian akhirnya
datanglah istri dari pak ustad umar faruk yang ikut serta
membantu pak ustad mengajar anak anak di TPA NUR
HIDAYAH.

Setelah adanya istri dari pak ustad umak faruk kemudian datang
lagi temannya pak ustad yang juga akan membantu mengajar di
TPA NUR HIDAYAH di Desa Mekar Harapan, dengan jumlah
siswa 83 orang mungkin memang di perlukan tenaga yang
banyak untuk membantu mengajar di TPA tersebut.

Dari sekian banyak cerita akhinya kami sampai juga diwaktu


kami berpamitan dengan warga warga sekitar, kepala Desa dan
perangkat perangkat desa tidak lupa kami untuk mampir ke
rumah pak ustad yang sudah memberikan kami kesempatan
mengajar kami berpamitan dan mengucapkan terima kasih
kepada pak ustad, warga warga yang sangat baik dan juga ke
kepala Desa Mekar Harapan.

69
Kami mahasiswa KKL Institut Agama Islam Negeri Pontianak
sangat sangat mengucapkan banyak terima kasih kepada
masyarakat yang telah menyambut kami dengan senang hati, bagi
saya KKL di Desa Mekar Harapan Kecamatan Sungai Laur
sangat berkesan dan bersejarah bagi saya.

Singkat cerita dari saya yang sangat saya banggakan dan paling
berkesan selama masa KKL sekian terima kasih.

70
Keseharian Masyarakat di Desa Mekar
Harapan
Oleh : Iedil Fitrah Nurul Ula

Masyarakat merupakan istilah paling penting untuk


menyatakan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah
maupun bahasan sehari-hari. Masyarakat itu adalah kelompok
manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,
dan perasaan persatuan yang sama, bukan hanya sekedar suatu
penjumlahan individu semata, melainkan suatu sistem yang
dibentuk dari hubungan antar mereka (anggota masyarakat)
sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang mempunyai
ciri-cirinya tersendiri.
Seperti masyarakat di desa Mekar Harapan, Kecamatan
Sungai Laur, keseharian masyarakat sangat kental dengan proses
sapa-menyapa antar orang yang bertemu langsung. Proses
menyapa ini sudah terbiasa dari proses interaksi yang
berkembang di tempat ini. Interaksi yang terjadi menunjukkan
sebuah kerukunan Masyarakat Desa Mekar Harapan yang terjalin
secara harmonis. Kerukunan ini memberikan nilai positif bagi
semua individu di desa tersebut termasuk warga pendatang yang
menjalankan aktivitasnya yang berada dalam wilayah tersebut.
Warga-warga di Desa Mekar Harapan pada waktu awal kami
datang di sini, kami di sambut dengan ramah oleh mereka,
mereka berinteraksi dan berbincang-bincang dengan kami
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan desa ini dan
mahasiswa KKL. Mereka menjelaskan kondisi rumah yang kami
71
tempati selama empat puluh hari mendatang, jadi rumah yang
kami tempati ini sudah lama tidak di huni dikarenakan
pemiliknya sudah wafat pada tahun 2021, kisaran dua tahun lebih
dan rumah tersebut sudah tidak di bersihkan sebelumnya, jadinya
berdebu dan banyak kotoran, akhirnya kami pun membersihkan
posko atau rumah yang akan kami tempati tersebut, tidak hanya
kami saja yang membersihkan tempat tersebut, warga sekitar juga
turun membantu, baik itu dari perlengkapan bersih-bersih,
makanan dan minuman, bahkan mereka juga mengisikan voucher
listrik rumah tersebut. kemudian mereka juga menjelaskan
kondisi desa pada zaman dahulu dan pada kondisi sekarang ini.
Setelah berbincang-bincang dengan warga sekitar, kami pun
beristirahat untuk mengembalikan energi yang telah terbuang.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada suatu pemukiman
baik itu kota maupun desa pastilah memiliki suatu masyarakat
yang menempatinya untuk bertahan hidup serta menghidupi
suasana yang mereka tempati, jika ada masyarakat disana pastilah
ada kegiatan yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari hari.
Setelah kami amati dan kami lihat bahwa keseharian masyarakat
di Desa Mekar Harapan memiliki beragam kegiatan yang mereka
lakukan dimana ketika di pagi hari, kebanyakan masyarakat di
desa tersebut turun untuk pergi ke lako (sawah/kebun) untuk
bertani dan berkebun atau di desa tersebut biasanya di sebut
dengan kata "Nureh (Ngaret)" karena setiap masyarakat di desa
tersebut memiliki kebun masing-masing. Mayoritas kebun
masyarakat disana adalah sawit, sehingga kegiatan/pekerjaan, dan
mata pencaharian masyarakat di Desa Mekar Harapan berfokus
pada Sawit. Kami pernah di ajak oleh salah satu warga di desa ini
untuk pergi nureh, nama beliau adalah Wak (pak) Ali ia bilang

72
kepada kami bahwa di kebunnya terdapat banyak sekali tanaman
sayur-sayuran yang bisa di ambil untuk di masak sebagai menu
makan malam nanti, sayang sekali jika kami tidak ikut ke sana
karena mumpung lagi di desa dan di kota pun jarang berpergian
ke kebun kemudian sekalian melihat lihat suasana di sana, jadi
kamipun ikut pergi ke kebun. Pada saat di perjalanan kami lihat
banyak sekali pohon sawit di sekitar, jalan di sana pun terlihat
sama persis dan banyak persimpangan, jadi jika kami tidak di
tuntun dalam perjalanan mungkin kami tersesat. Wak Ali bilang
kepada kami bahwa disini ada perusahaan yang mengelola dan
mengawasi sawit-sawit, jadi disini sawit warga ada yang
dibawah naungan oleh perusahaan tersebut nama perusahaannya
adalah PT. MBK namun ada juga warga yang mengelola sawit ini
sendiri, mereka menanam dan memupuki sawit ini dan menunggu
mereka tumbuh dan berbuah selama kurang lebih 3-5 tahunan
baru mereka bisa di panen. Wak Ali juga bilang kepada kami
bahwa dahulu mata pencaharian masyarakat di sana berfokus
pada pohon karet dimana harga karet sedang naik-naiknya dan
stabil, namun karena harga pohon karet sekarang melonjak turun
di daerah tersebut, maka masyarakat pun beralih mata
pencahariannya dari pohon karet ke pohon sawit karena hasil
yang didapat dari pohon sawit lumayan menguntungkan daripada
pohon karet. Setelah berbincang-bincang dengan Wak Ali,
kamipun pulang dan membawa banyak sekali sayur-sayuran dan
umbi-umbian. Sayur sayuran yang kami ambil bermacam-macam,
ada sayur kangkung, pucuk ubi, robung (bambu muda), kemudian
ada juga umbi-umbian seperti ubi kayu (singkong), ubi jalar/ubi
rambat.

73
Selain "Nureh (Ngaret)" pada pagi hari, masyarakat juga
turun ke "lanting (jamban)" di sungai, mereka menggunakan
perahu kecil/sampan untuk memanen tangkapan ikan hasil dari
memasang tajur dan memukat. Beragam jenis ikan yang di
dapatkan Masyarakat di sana, salah satunya ikan Tengadak, ikan
ini sering di temui di sekitaran perairan Sungai Laur, ikan ini bisa
di makan dan biasanya di goreng saja, biasa juga di masak pedas,
namun karena ikan ini memiliki banyak tulang, lebih enaknya di
goreng saja. Selain ikan tengadak, ada juga ikan lainnya seperti
ikan Tilan, ikan, Piang, Gabus, Toman, Bantak, Seluang, Lais,
ikan paja' dan Baung. Beberapa dari ikan yang di sebutkan di atas
pastinya ada yang tidak pernah terdengar di telinga alias baru di
temui pada saat kami menijakkan kaki di Desa Mekar Harapan
ini, namun ikan-ikan di sini semuanya enak di makan karena
warga di sini mengolahnya dengan racikan bumbu yang pas di
lidah, apalagi lidah-lidah kami orang baru di sini. Pada musim
kemarau, ketika air sudah mulai surut, masyarakat melaksanakan
kegiatan "Nubak", Nubak merupakan suatu tradisi menangkap
ikan di sungai secara beramai-ramai menggunakan cairan dalam
akar tanaman tuba. Tanaman tuba tumbuh liar di berbagai wilayah
Indonesia, sehingga tradisi menangkap ikan dengan
menggunakan tuba berkembang di berbagai daerah di Indonesia.
Satu diantaranya adalah di Ketapang, Kalimantan Barat, tepatnya
daerah hulu Sungai Pawan. Di mana masyarakat masih
menggunakan cara tradisional menggunakan racun akar tuba
secara adat maupun perseorangan di danau maupun sungai. Saya
jujur belum pernah mengikuti kegiatan Nubak adat ini karena
belum musimnya, namun dari cerita-cerita orang yang beredar di
sini, nubak adat sangat seru sekali di ikuti, bahkan ada yang
bilang akan menyesal jika tidak mengikutinya karena nubak adat

74
ini dilakukan secara beramai-ramai, mereka turun semua
kesungai dari hulu ke hilir untuk mengikuti nubak adat, ada yang
bawa tombak, ada yang bawa jarung kecil, ada yang bawa ember,
ragak, sesaok, serampang dan alat lainnya untuk menangkap ikan,
namun tidak bisa menggunakan jaring/jala karena dinilai curang.
Nubak adat tidak bisa sembarang dilakukan karena kegiatan
tersebut cuma bisa dilakukan pada saat air surut saja, jika airnya
pasang maka yang terjadi adalah warga tidak bisa menangkap
ikan dengan mudah.
Kemudian beralih ke anak-anak di Desa Mekar Harapan,
pada pagi hari, mereka turun untuk pergi bersekolah, ada dua
tempat pendidikan di sini, yaitu UPT SDN 17 Kecamatan Sungai
Laur, dan juga SMPN 4 Kecamatan Sungai Laur. Untuk jam
masuk sekolah di sini adalah pada jam 07:30, banyak anak
sekolah yang sudah turun dari rumahnya untuk bersekolah pada
jam 6 lewat dikarenakan ada yang singgah untuk beli sarapan dan
ada yang singgah untuk menjemput temannya untuk pergi
bersama-sama ke sekolah. Kemudian waktu pulang untuk SD nya
berbeda-beda, untuk kelas 1 sampai 3 jadwal pulangnya pada jam
10:30 sedangkan kelas 4 sampai 6 dijadwalkan pulang pada jam
11:00. Untuk SMP jadwal pulangnya sekitaran jam 1 siang.
Selain SD dan SMP, ada juga PAUD yang masuk pada jam 08:30
dan pulangnya jam 10:00. Untuk SD 17 Sungai Laur, disana
terdapat enam kelas atau enam lokal dimana setiap kelas di isi
oleh satu orang guru yang mengajar semua mata pelajaran di
sebuah buku yaitu buku TEMA, di kelas satu di ajar oleh ibu
Lenon, di kelas dua di ajar oleh ibu Iin, di kelas tiga di ajar oleh
ibu Jejen, di kelas empat di ajar oleh bapak Hermansyah, di kelas
lima di ajar oleh ibu Ernilis dan di kelas enam di ajar oleh ibu

75
Ayu, pada saat kami ke Desa Mekar Harapan kami memang
berniat untuk melakukan salah satu program kerja yang bertempat
di SD tersebut karena beberapa mahasiswa yang berada di
kelompok ini ada yang berasal dari program studi Pendidikan
Agama Islam alias jadi guru, maka dari itu kami membuat salah
satu program kerja yang bertempat di SD 17 Sungai Laur. Kami
mengajar anak-anak disana selama dua minggu, karena kami
sudah sepakat pada waktu briefing bahwa untuk prokja mengajar
di SD di tetapkan waktunya selama dua minggu saja, kenapa
hanya dua minggu?, Karena masih banyak progja lainnya yang
belum terlaksanakan dan takutnya jika banyak sekali progja yang
dikerjakan pada hari yang sama takutnya kami keteteran dan
kami tidak bisa menyelesaikannya. Karena yang mengajar materi
adalah bapak dan ibu guru yang ada di sana jadi kami berfokus
untuk mengajar tentang hal dasar seperti membaca, menulis,
menghitung, dan kami tidak lupa untuk mengajarkan mereka
bernyanyi lagu-lagu nasional seperti lagu Satu Nusa, lagu Halo-
halo bandung, Tujuh belas agustus, dan lagu wajib Indonesia
Raya, serta lagu Mengheningkan Cipta. Kami mengajar anak-
anak SD tersebut secara sistem rolling alias ganti gantian, misal
pada hari senin ada yang mengajar di kelas 1 maka besoknya
mengajar di kelas 2 dan seterusnya. Jujur saja kami sebagai
mahasiswa sangat prihatin kepada anak-anak sd di sana karena
ada beberapa kelas yang setiap kelasnya memiliki beberapa orang
anak yang masih tidak tahu membaca dan menulis, bahkan masih
banyak anak yang tidak fasih untuk bernyanyi lagu wajib
Indonesia Raya. Untuk mata pelajaran disana biasanya untuk SD
pada satu hari butuh empat mata pelajaran, namun kami juga
bingung bahwa di SD 17 setiap harinya cuma ada dua mata
pelajaran, kami tidak tahu persis seluk beluk permasalahan di SD

76
tersebut, jadi kami cuma mengikuti arahan dari bapak dan ibu
gurunya saja. Untuk hari sabtu itu berbeda, jadi tidak ada mata
pelajaran, jadi pada hari sabtu para anak-anak SD turun ke
lapangan untuk melaksanakan senam bersama pada jam 07:00
dan dilanjutkan dengan kegiatan bebas, entah itu bermain dll
namun sebelum senam, kami dan anak-anak SD bersama sama
membersihkan sekolahan terlebih dahulu. Selain mengajar
pelajaran dasar kepada anak-anak di sana, kami juga mengajarkan
mereka untuk menjadi petugas upacara hari senin, kami mengajar
mereka selama tiga hari yaitu pada hari jum'at sore, sabtu pagi
setelah senam bersama dan sabtu sore juga, kemudian minggu
sore.
Lanjut pada keseharian masyarakat di Desa Mekar
Harapan, dimana ketika siang hari masyarakat biasanya sudah
pulang dari "Nureh" dan mereka beristirahat dirumah kecuali ada
kegiatan tambahan di kebun yang menyebabkan masyarakat
pulang pada sore hari, bahkan malam hari. Kadang kala ada juga
bantuan dari pemerintah desa seperti pembagian BLT yang kami
lakukan untuk membantu perangkat Desa Mekar Harapan, jadi
BLT adalah Bantuan Langsung Tunai dimana sebuah program
dari pemerintahan Indonesia yang ditujukan untuk setiap kategori
warga yang membutuhkan. Pembagian BLT tersebut dilaksanakan
pada jam sembilan pagi di area hilir Desa Mekar Harapan, kami
sesudah sampai disana langsung ke posisi masing masing, ada
yang bertugas untuk membagikan BLT ada yang bertugas untuk
memberikan arahan kepada warga, dan ada yang bertugas untuk
dokumentasi. Kami mendengarkan kata sambutan beserta
pengarahan untuk langsung pada pembagian BLT dari Kepala
Desa Mekar Harapan, setelah kata sambutan dari kepala desa,

77
kami pun langsung membagikan BLT tersebut dengan memanggil
satu-satu warga yang ada di list pembagian BLT kemudian selain
pembagian BLT, kami juga membantu para Perangkat desa untuk
membagikan terpal kepada semua masyarakat di Desa Mekar
Harapan yang di tujukan untuk membuat kolam ikan lele, jadi
kami membantu membagikan terpal tersebut ke tiap rumah dari
hulu ke hilir, kami membagikan terpal tersebut dari pagi selepas
pembagian BLT hingga siang hari, Kemudian dilanjutkan dengan
membagi umpan untuk ikan lelenya, kami mengambil umpan lele
tersebut ke pasar (ke depan jalan besar di Sungai Laur pada
malam hari, ada banyak sekali umpan yang di ambil, berkarung-
karung sampai penuh bagian belakang mobil pick upnya, dan
esok harinya kamipun membagikan umpan tersebut ke setiap
rumah warga di Desa Mekar Harapan, kemudian tak lama setelah
pembagian umpan ikan lele, kami membagikan bibit lele nya.
Selanjutnya pada sore hari biasanya masyarakat di Desa
Mekar Harapan mengisi kekosongan dengan berolahraga, ada
yang bermain Volly dan Bola, oh ya, masyarakat disini memang
suka bermain volly karena tidak membutuhkan ruang yang besar
untuk lapangan dan bisa memainkannya dengan tidak
membedakan yang perempuan dan laki-laki, bahkan lapangan
volly di desa ini sampai ada 3 saking banyak peminatnya.
Biasanya masyarakat memulai permainan Volly dan Bola kaki
pada waktu abis ashar hingga jam 4 sore, dan selesai pada waktu
mau maghrib.
Pada malam hari, mereka juga mengisi kegiatan dengan
bermain Volly dan badminton, kadang juga sepak takraw.
Biasanya ada juga yang mengadakan acara yasinan atau tahlilan
untuk mendoakan orang yang sedang berangkat umrah dan haji

78
karena kegiatan KKL ini dimulai bersandingan juga dengan
kegiatan Haji dan umrah di makkah. Kemudian kami juga
mempunyai kegiatan berlatih marawis untuk persiapan kegiatan
Pengajian Al-Hidayah yang kebetulan tuan rumahnya pada bulan
ini di Desa Mekar Harapan. Kami berlatih selama kurang lebih
tiga minggu, fun fact pada saat kami berlatih, kami tidak di gurui
atau tidak ada guru khusus marawis ini, jadi kami menggunakan
ketukan marawis sendiri yang kami ketahui, awalnya pasti terasa
sulit karena untuk menyingkronkan ketukan yang satu dan yang
lainnya masih tidak serasi, namun seiring berjalannya waktu hal
itu terasa lebih mudah. Selain itu kami juga sering berkumpul
bersama pemuda di desa untuk berbincang-bincang dan
bercengkrama agar bisa mempererat solidaritas antar sesama
pemuda.
Dahulu sinyal internet di Desa Mekar Harapan masih
tergolong lemah sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
informasi secara cepat, akan tetapi dengan perkembangan zaman
yang semakin pesat dalam bidang teknologi, informasi sudah bisa
didapatkan dengan cara cepat, kemudian berbagai pengetahuan
juga masuk melalui media elektronik terutama media televisi
yang tidak asing lagi dan hampir seluruh masyarakat mempunyai
dan menggunakan televisi untuk mendapatkan hiburan,
pengetahuan dan informasi lainnya. Media massa merupakan
salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi
dan komunikasi. Media massa adalah institusi yang berperan
sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor
perubahan, televisi adalah sebuah sistem yang mengirimkan
sinyal televisi dalam bentuk bit dan bukan sinyal bermacam-
macam dan secara terus menerus digunakan oleh sistem televisi

79
lama. Dengan perubahan zaman ini, maka sangat berpengaruh
bagi masyarakat di desa ini, karena mereka juga perlu perubahan
untuk memajukan sistem teknologi di desa mereka agar segala
pekerjaan yang mereka kerjakan jadi lebih mudah, cepat dan rapi.

Kegiatan Yasinan Bapak-Bapak Di Desa


Mekar Harapan

Oleh Febry Febriyanti

Pada tanggal 20 Juli 2023 yaitu tepatnya hari Kamis, saya


dan teman-teman KKL kampus saya berangkat dari Pontianak
menuju ke suatu desa yang ada di kecamatan sungai Laur
kabupaten Ketapang. Nama desa tersebut adalah desa mekar
harapan, atau biasa disebut oleh masyarakat sungai Laur yaitu
kampung jelemuk. Untuk memasuki ke desa ini kami harus
melewati beberapa kampung, yang pertama yaitu desa Riam
Bunut, Sungai daka, Kampung Baru, hingga sampailah di desa
mekar harapan ini.
Untuk akses jalan masuk ke dalam desa ini lumayan sulit,
karena kondisi jalan yang masih tanah kemudian banyak lubang,
dan kondisi jalan yang menanjak, sehingga untuk masuk ke
dalam desa ini cukup memakan waktu 30 menit dan pertama kali

80
saya masuk ke desa ini, saya sangat merasa lelah dan jauh sekali
di tambah lagi kondisi jalan yang kurang memungkinkan.
Di sepanjang perjalanan saya melihat ada beberapa surau
dan masjid yang ada di setiap kampung, jadi saya berfikir bahwa
mayoritas penduduk di setiap desa ini adalah beragama Islam.
Hanya saja pada saat saya melewati desa Sungai Daka saya tidak
ada melihat masjid ataupun surau, dan rumah-rumah orang yang
ada disitu dindingnya terdapat lukisan motif Dayak, ditambah
lagi banyak anjing yang berkeliaran di desa tersebut.
Ternyata kata orang di Desa Mekar Harapan memang di
Desa Sungai Daka mayoritasnya bahkan bukan mayoritas, tetapi
keseluruhan penduduk di desa adalah orang Dayak, dan memang
non muslim. Maka dari itu tidak ada masjid satupun di daerah
tersebut. Seiring berjalannya waktu, kurang lebih selama sepuluh
menit, kami pun tiba di Desa Mekar Harapan. Sesampainya di
sana kami di sambut dengan ramah oleh warga-warga di sana
bahkan sampai ada yang membawakan kami makanan dan
minuman ke rumah kami.
Setelah berjalan menggunakan kendaraan roda dua
selama kurang lebih 30 menit. Sebelum posko kami yaitu posko
dua di tempatkan di samping masjid, kami terlebih dahulu
ditempatkan di depan masjid dimana tempat tersebut dahulunya
di tempati oleh ustadz Najib, seorang ustadz yang menjadi imam
di masjid Jami‟ Nurus Salam di Desa Mekar Harapan.
Namun karena melihat tempat tersebut sepertinya tidak
bisa di tempati oleh Mahasiswa KKL lantaran tempatnya lumayan
kecil, jadi pihak warga di sana menyediakan rumah peninggalan
Kai/datuk, abang dari Wak Sarudji tetangga dibelakang

81
rumah/posko dua. Beliau lah yang dengan sukarela meminjamkan
rumah inap sebagai tempat tinggal kami selama empat puluh hari.
Selain Wak Sarudji, ada juga Kai dan Nenek Aida tetangga
sebelah rumah kami yang selalu membantu kami baik itu dari
persediaan makanan maupun persediaan yang lain, bahkan
voucher listrik posko rumah kami di belikan sama pihak Kantor
Desa Mekar Harapan saking baiknya dengan kami.
Kemudian kami lanjut berkemas rumah karena rumah
tersebut telah lama kosong dan begitu kotor di dalamnya. Kai
bilang kepada kami “ Rumah nin bekas almarhum abang saye, die
udah lama ninggal dah ade kali 2 taon gianam die ninggal nan.
Jadi karne anak-anaknye udah pade nikah dan punya rumah
sorang, lalu laa rumah ni dk ade yang nempatek ak. Aok kami bah
biasenye makai wc mah tok mandik kadang-kadang an, jadi kitak
usah heran am ye nengok dalam rumah kak am kotor besawang
nin.”
Kemudian kami menjawab “ ohh iye kai dak ape ak
paham maa kami an, biasem bah mun rumah lamak kosong mang
macam ginim ape gik dah 2 taon dak ade penghuninye nin jadi
wajar mah bah kai e.” Sambil berbincang-bincang dengan kai
tersebut kami mulai membersihkan rumah, dari mulai bagian
halaman, ruang tengah, kamar, wc, hingga ke seluruh bagian
rumah lainnya. Pada saat kami membersihkan rumah itu, nenek
istri kai yang tinggal di sebelah rumah yang kami tempati.
Kemudian nenek masuk kedalam rumah dan berbicara
kepada kami “o biak jang yuu, mun maok tidok bekasor di kamar
nan nagkut am lok kasor yang ade di dalam kamar nan kebasek
lok abis nan jemor. Bende nn gik bagus mah cuman kotor kenak

82
debu bah di dalam kamar nan, nantik mun udah di bersehkan nan
kitak ambek alas Kasur tempat tiduk dirumah nenek an yee.
Kerumah jak bah usah malu am anggap yak nenek kitak sorang
aku nin. Bantal bantal ape nan masih bagus mah dapat kitak
pakai, kebaskan jak bah debu nan keluar abis nan di jemor.”
Lalu kami menjawab “ooh iyee nek siap nek karang abis
nyapu nn kami kebasek Kasur same bantal nan, aok mun bantal
bah kami ade bawak sorang-sorang mah nek e dari rumah nin.
Tapi barangam bah tok tambah-tambah sidak yang dak bawak
bantal karang nan.” Kemudian nenek aida berkata lagi “ohh aok
la biak e mun macam gian nan, serah kitak am bah mok di pake
adak pun bende nn. Mun kurang ape bende gian usah malu ak ye
betanyak bepinjam ape kerumah nenek an, insyaallah mun dapat
nenek bantu atau nenek pinjamkan nenek beri mah gian bah yee
pandai-pandai gianam disenek nin.”
Setelah selesai membersihkan rumah kami makan siang
kemudian beristirahat terlebih dahulu, karena pada waktu sore
kami akan pergi berjalan-jalan keliling desa untuk berbaur atau
bersilaturahmi kepada warga sekitar. Sebelum kami pindah atau
memasuki desa ini sudah ada beberapa masyarakat yang
mengetahui bahwa akan ada mahasiswa magang di desa ini, maka
dari itu pada waktu sore hari kami berniat keliling desa agar
seluruh asyarakat tahu bahwa kami sudah berada di desa ini. Pada
saat kami berkeliling di desa, masyarakat begitu berantusias
dalam menyambut kami.
Disetiap rumah yang kami lewati pasti ada saja
masyarakat yang menyuruh kami untuk singgah kerumahnya,
tetapi tujuan kami pada saat itu yaitu kerumah seorang kakek

83
yang biasa di panggil kai sahab, beliau merupakan seorang tokoh
agama yang paling berperan penting di desa mekar harapan.
Sesampainya dirumah beliau, kami disambut oleh istrinya dan kami
disuruh untuk masuk kedalam rumahnya. Setelah kami masuk
kedalam dan duduk di ruang tamu, tak lama kemudian istri kai Sahab
tersebut keluar dari dapur dengan membawa minuman teh dan kopi
serta kue-kue untuk di hidangkan di hadapan kami.
Setelah itu beliau pun duduk bersama kami di ruang tamu,
kemudian ketua koordinator kami yang sudah kenal dengan kai Sahab
tersebut bertanya kepada istri beliau, "Mane kai ni ye nek gik dak Ade
dirumah e, soal e ade perlu yang maok di omongkan same beliau ni
bah". Kemudian nenek pun menjawab, " ohh kai kau nin gik dak ade
dirumah ak, katenye bah gik pegi ke ilik nun kerumah pak Kadus
taham ngantar ape gianam bah Kate die tadik t. Bentar mah kali die
pegi mbah dak Nye lamak ak tunggu yak bentar-bentar gik an adem
die datang an". Kemudian tak lama kami berbincang dengan istri
beliau, datang lah kai Sahab tersebut dan kami langsung bersalaman.
Setelah bersalaman kai Sahab pun duduk bersama kami, dan
beliau langsung bertanya, "ha jadi ape cerite nin, ape yang perlu aku
bantu disinik dengan kitak nin bilang jak insyaallah kalo emang bise
aku bantu mah gian bah. Usah mok malu segan ape am dengan aku
nin, santai jak bah kitak disinik nin. Kemaren t ade gak am sidak al-
haud magang disenek t, sekitar 3 bulan gianam bah sidak disenek nin.
Tapi kerje sidak t banyak di rumah sakit nun a gian bah, tapi ade gak
am sidak ngisi kegiatan macam khotbah sholat Jum'at, azan ape di
masjid Jami nun jadi ade gak am bah sidak bantu-bantu sikit di senek
nin ".

84
Lalu ketua koordinator kami pun berbicara, " ha jadi nyanam
kai e, maksud kami kesenek nin rencane e maok nanyak ek kegiatan
keagamaan yang ade di senek nin ape Jak yang Ade bah. Jadi karang
nyaman kami menyesuaikan dengan waktu kegiatan kami apem di
senek nin, nyaman dk besampok waktunye bah kai dan pun kami
dapat bantu tah ape gian bah ". Lalu kai Sahab menjawab lagi, "Mun
kegiatan keagamaan di desa ni bah aok banyak am, tapi mun yang
setiap Minggu ade nan kah yasinan dirumah rumah orang nam tiap
hari kamis malam Jum at nan. Kemaren baru gak lepas dari rumah
aku dapat acara yasinan nan, mun pas ade kita bah nyaman aku
ngundang kita kerumah nin. Tapi kita baru pindah kesenek pas hari
Jum at nte, lalu dak sabar am yasinan dirumah aku nin ".
Mendengar hal tersebut, kami pun tahu bahwa kegiatan
keagamaan yang ada di desa ini di setiap minggunya yaitu yasinan
dirumah-rumah warga. Kemudian kami Sahab meminta kami untuk
mengikuti kegiatan Yasinan tersebut pada hari kamis malam Jum at
depan, dan kami harus membagi menjadi 2 kelompok. Karena acara
yasinan itu terbagi menjadi 2, yaitu di bagian RT hulu dan RT hilir.

Masing-masing tiap RT memiliki kegiatan rutin acara yasinan


tersebut, dengan begitu kami dapat mudah berbaur dengan
masyarakat di desa ini. Kemudian kami berkata bahwa pada siang
harinya terdapat juga yasinan ibu-ibu, setelah waktu sholat Jum at
sekitar pukul 13.00 siang, acara itu hanya di khususkan untuk ibu-ibu
saja yang ada di desa ini. Setelah berbincang-bincang banyak dengan
kai Sahab, hari pun sudah mulai sore dan kami berpamitan pulang
kerumah atau ke posko kami.

Pada hari kamis malam jum‟at selesai dari sholat isya tersebut
ada seorang bapak-bapak menghampiri kami, ia berkata "malam ini

85
ade kegiatan dak e kitak Nn ?". Kemudian kami menjawab "adak ade
mah pak e t ade ape am ?". Lalu bapak itu menjawab "ohh mun kita
dk Ade kegiatan boleham ikut kami yasinan di lah hilik nun,
barangam baa ngisik kegiatan kitak pade gak bediam dirumah nun dk
e, jadi ramai sikit bah, yum pegi.". Lalu tanpa berpikir panjang kami
berempat langsung mau ikut pergi acara yasinan tersebut.

Sesampainya di tempat acara yasinan tersebut tepatnya


dirumah warga, kami di sambut dengan hangat. Berbagai macam kue-
kue hingga minuman yang di hidangkan di hadapan kami sambil
menunggu anggota yang lain datang, tidak lama kemudian yasinan
pun dimulai. Saya melihat setiap anggota yang datang di acara
tersebut, mereka melemparkan uang mulai dari 2.000 hingga 5.000
kepada seorang bapak-bapak yang memegang sebuah buku untuk
mencatat nama-nama mereka.

Kemudian saya bertanya kepada bapak-bapak yang ada di


sebelah saya, " pak maok nanyak, uang yang dikumpulkan ke bapak-
bapak itu t untok ape pak ?". Kemudian bapak di sebelah saya pun
menjawab " ohhh duit inyan t untok dikasikkan ke tuan rumah yang
ngadekan acara nan sebagian, terus yang sebagian Nye tu untuk duit
kas kalo ade kegiatan-kegiatan anggota yasinan yang lain, biasenye
bah asal ade orang ninggal nan duit nyan di kasikkan ke keluarge
yang ninggal nan.".

Kemudian saya bertanya lagi " untuk duit nan endk ade
patokan Nye e pak orang ngasi nan, saye liat dari tadik Ade yang
ngasi 2.000 lah 5.000 ape nan ?". Kemudian bapak itu menjawab lagi
" ohh kalo untuk duit sumbangan tuu emang endak ade patokan nyak,
orang yang ngasi nan pokok e seikhlas diem seberapa adenyem bah

86
pokok e. Mun di kasi patokan nan takut e nantik ade yang keberatan
bah lalu nantik dak maok pegi yasinan ak, bakal makin sepi am
yasinan nin mun gian an. Aok jadi di bebas kan am orang maok ngasi
berape pun nantik di catat jumlah semuenye.". Setelah mendengar
jawaban bapak itupun akhirnya saya paham kegunaan uang itu di
kumpulkan pada saat acara yasinan pada setiap malam Jum'at.

Pengajian Rutin Ibu-ibu Desa Mekar


Harapan
Oleh : Lioni

A. Geografi Desa Mekar Harapan


Mekar harapan merupakan nama desa yang ada kecamatan laur
dikabupaten ketapang. Perjalanan menuju desa mekar harapan dari
kabupaten Ketapang dengan menggunakan kendaraan roda empat
memakan waktu kurang lebih 9 jam perjalanan sedangkan
menggunakan sepeda motor cukup memerlukan waktu sekitar 6 jam
perjalanan dengan kondisi jalan yang kurang baik.

87
Wilayah desa mekar harapan lumayan jauh dari kecamatan.
Desa mekar harapan berada diantara tiga desa yaitu desa riam bunut,
desa sungai daka, dan desa baru. Setelah melewati tiga desa tersebut
barulah ketemu dengan desa mekar harapan. Desa mekar harapan
bukan desa terakhir dijalur ini akan tetapi desa mekar harapan
merupakan desa yang berada ditengah-tengah desa lainnya.
Jalan penghubung desa ini dengan kabupaten Ketapang ini
dibangun sekitar tahun 2000-an, sebelum adanya jalan penghubung
antar kecamatan serta kabupaten masyarakat desa biasa menggunakan
kato (motor air) untuk bepergian kekecamatan atau pergi ke
kabupaten Ketapang.
B. Bentuk dan Pola Perkampungan Desa Mekar Harapan
Di desa ini terdiri dari deretan rumah yang tersusun rapi
mengikuti bentuk jalan dan sungai. Bangunan yang terdapat di desa
mekar harapan 2 masjid, 1 surau, 1 kantor desa, 1 TPA, serta 1
gedung serbaguna, Gedung ini biasa digunakan untuk keperluan desa
serta ibu-ibu posyandu. Kemudian di desa mekar harapan hanya
terdapat 1 bangunan sekolah dasar yakni SD Negeri 17 Sungai Laur. 1
bangunan sekolah menengah pertama yakni SMP Negeri 4 Sungai
Laor, yang terletak di desa kampung baru.
Rumah orang desa mekar harapan memiliki bangunan yang
masih seperti rumah panggung, dengan menggunakan bahan

88
bangunan yang masih menggunakan kayu belian dengan kolong
rumah yang tinggi. Masyarakat disini biasa menaruh sepeda motor
dibawah rumah.
Dinding tembok rumah penduduk pada umumnya
menggunakan semen. Kemudian lantai bangunan biasanya proslen,
semen, dan papan, banyak di antara rumah penduduk tidak memiliki
teras. Di sini beberapa masyakrat masih menggunakan semua bahan
bangunan kayu, dari pintu depan sampai dengan dapur semua
menggunakan kayu. Di dalam rumah rata-rata masyarakat memilik
beberapa ruangan yang dengan berbagai fungsi seperti, ruang tamu,
ruang keluarga, kamar tidur, ruang makan, serta dapur dan toilet.
Pada suatu hari kami berjalan ke salah satu rumah warga
kemudian beliau memulai perbincangan dengan menyebutkan bahwa
desa mekar harapan sudah ada jauh sebelum beliau lahir, namun
memeng pada jaman dahulu desa ini sangat jauh dari kata maju. Desa
mekar harapan dulu masih berada sangat jauh dari perkotaan sekarang
juga masih jauh namun sudah mudah untuk menempuh perkota
karena akses jalan sudah lumayan bagus kata nenek Ayu.
Dulu warga desa membuat akses jalan dengan bergotong
royong menebas hutan dan membesarkan jalan dengan alat seadanya
seperti arit, parang, serta cangkul.

89
Nenek ayu juga menyebutkan sampai sekarang desa mekar
harapan sudah bisa dibilang desa yang maju dari tahun-tahun
sebelumnya. Desa mekar harapan sudah mulai maju sejak tahun
2000-an, desa ini sudah mulai di pandang dan diperhatikan oleh
pemerintah, terutama jalan dan imprastruktur bangunan yang ada di
desa mekar harapan ini.
Cerita tentang desa mekar harapan ini sangat menggambarkan
bahwa desa ini dulunya sangat terbelakang dan jauh dari perhatian
pemerintah. Walaupun demikian desa ini tidak pernah putus asa untuk
memajukan desa, warga tidak pernah mengeluh dengan jalan menuju
desa.
Nek ayu menyebutkan bahwa warga desa lebih sering
menggunakan kato (motor air) dari pada sepeda motor untuk pergi ke
kota. Jalan-jalan sore melihat warga setempat bermain bola volli kami
pun mendapatkan cerita tentang nama panggilan desa mekar harapan.
Desa ini biasa disebut dengan jelemuk, nama jelemuk bukanlah nama
yang hanya diberikan tanpa adanya asal usul.
Jelemuk merupakan nama pohon besar yang terdapat di desa
mekar harapan ini, pohon tersebut mampu membuat desa mekar
harapan menjadi teduh dan sejuk karena dahan pohonnya yang
rindang. Kemudian salah satu ibu menyeletuk bahwa pohon jelemuk

90
itu memiliki buah yang besar dan bisa dimakan. Pohon tersebut
sampai sekarang masih ada di persimpangan desa jelemuk.
Pohon tersebut memiliki dahan yang rindang dengan batang
pohon yang besar serta daun lebar. Kami melitah langsung
keberadaan pohon jelemuk itu, memeng adanya seperti yang dibilang
oleh ibu-ibu tentang pohon jelemuk yang besar dan rindang itu benar.
Warga desa sering mengambil buah jelemuk untuk dimakan, mereka
bilang buah dari pohon jelemuk rasanya sangat lemak. Bentuk buah
jelemuk seperti buah kelapa namun tidak memiliki air didalamnya,
buah jelemuk memiliki daging buah seperti buah pinang.
Kisah pohon jelemuklah membuat warga menamakan desa ini
dengan sebutan desa jelemuk. Warga desa jelemuk rata-rata memiliki
kebun sawit dan mereka juga mengambil upahan untuk kerja
diperusahaan sawit. Ada juga sebagian dari masyarakat menjadi
nelayan, dan ada juga yang PNS serta menjadi guru dan perangkat
desa.
Di desa ini tidak hanya bapak-bapak yang bekerja mencari
nafkah, akan tetapi ibu-ibu juga pergi bekerja menjadi buruh harian
lepas untuk menureh getah dengan sistim borongan. Bukan hanya
kerja menureh ibu-ibu disini juga memiliki penghasilan dengan
mengumpulkan buah sawit yang sudah berjatuhan ditanah dan dijual
ke pabrik.

91
Kesibukan ibu-ibu di desa ini jika sore hari yakni bermain volly
bersama di lapangan. Sembari bermain volly mereka juga menjualkan
dagangannya seperti kue bingke, ketupat isi, serta ikan asin hasil
tangkapan dari suami mereka. Ibu-ibu di desa ini memiliki kegiatan
rutin setiap minggunya yaitu pengajian rutin bersama pada hari jum‟at
siang jam 13.00-selesai WIB.
Pengajian yang diadakan pada setiap hari jum‟at ini tidak hanya
dilakukan pada satu gedung tertentu akan tetapi pengajian ini
dilakukan dengan sistem dari rumah ke rumah. Pengajian ini pun
mendapatkan uang konsumsi dari anggota pengajian dengan
seikhlasnya.
Pengajian ini diawali dengan sholawat bersama lalu dilanjutkan
dengan membaca dzikir, kemudian membaca yasin serta penutupan
baca doa dan pembacaan fadillah. Di desa mekar harapan ini jarang
sekali menemukan remaja yang bermain, karena sebagian remaja
disini menempuh Pendidikan di kota maupun kabupaten seperti Jogja,
Bandung, Pontianak, Ketapang.
Remaja di desa ini tidak semuanya kuliah ada juga yang masih
mondok dan mengabdi. Sedangkan sebagian dari remaja disini
memilih untuk kerja perusahaan sawit, dengan rutinitas bermain bola
saat sore harinya bersama dengan bapak-bapak.

92
Masyarakat desa mekar harapan, memiliki jiwa sosial yang
sangat tinggi, dengan keterbatasan di desa masyarakat disini mampu
membuat pengunjung atau penduduk baru yang ada disini merasa
nyaman. Penduduk baru dibuat seperti keluarga sendiri, kami sebagai
anak KKL merasa sudah menjadi bagian dari penduduk asli di desa
ini. Mulai dari tempat tinggal yang disiapkan oleh masyarakat dan
perabotan rumahnya pun sudah lengkap.
Ibu yang bernama Nor, beliau selalu memperhatikan keadaan
anak KKL dari makanan sampai lauk makan pun ibu Nor selalu
memberi walaupun hanya sedikit. Tidak hanya ibu Nor akan tetapi
hampir semua masyarakat disini sangat perduli dengan kami. Sebagai
anak KKL yang bukan mayoritas desa atau kecamatan disini merasa
mendapatkan keluarga baru karena dikelilingi oleh orang-orang yang
sangat perduli.
Kegiatan pengajian disetiap minggu yang kami lakukan
bersama ibu-ibu disini menjadikan kami semakin akrab dan semakin
dekat dengan ibu-ibu disini. Pengajian ini diketuai oleh ibu Inun,
beliau yang selalu memimpin pengajian, ada juga mama alfi yang
memimpin sholawat dan ucu susi yang selalu membaca fadillah
sebelum ada anak KKL.
Anak KKL dipercai oleh ketua pengajian untuk memimpin
sholawat dan membaca fadillah. Anak KKL yang ikut di pengajian

93
setiap minggu digrup ibu inun ada lima orang yakni Lioni, Jumi,
Indri, Naya dan Selvi, sebagian anak KKL lainnya ikut grup nek haji
karena memang pengajian yang terdapat di desa ini terbagi menjadi
dua karena memang desa ini cukup ramai. Jadi kami anak KKL ikut
bepartisivasi dalam kegiatan ibu-ibu desa mekar harapan.
Kegiatan yang kami lakukan di desa mekar harapan ini tidak
hanya pengajian saja, akan tetapi banyak lagi kegiatan yang kami
lakukan. Seperti ngajar mengajar di TPA Nurhidayah, proses
mengajar di TPA tersebut dilakukan mului pukul 13.00 wib-selesai.
Pengajar yang ada di TPA hanya ada satu ustadz saja, dengan
jumlah santri sekitar 84 orang yang terbagi 3 kelas, kemudian di bantu
oleh tiga orang anak KKL yang ikut mengajar sehingga semua lokat
diisi oleh para pengajar. Santri yang terdapat di TPA tidak hanya
berasal dari desa mekar harapan saja, akan tetapi sebagian dari
mereka berasal dari desa sebelah tepatnya desa kampung baru.
Sekarang kedatangan ustadz baru yang menemani ustadz
mengajar di TPA. Ustadz tersebut berasar dari banjar masin, beliau
merupakan teman dari ustadz umar faruk saat mengajar di banjar
masin. Kegiatan yang terdapat di TPA yaitu sholawat bersama dengan
menggunakan nasid yang telah diberikan kepada santri saat
melakukan pendaftaran, kemudian mengaji bersama dan menghafal
tajwid yang sudah di ajarkan oleh ustadz umar faruk.

94
Ustadz umar faruk juga mengajarkan anak-anak tata cara sholat
berserta dengan bacaan sholat. Ustadz juga mengajarkan tata cara
berwudhu beserta doanya. Pendapat santri tentang pola pengajaran
ustadz umar yaitu Y “sangat senang karena ustadz sering memberi
kuis dan pulang awal”, F “ustadz tidak pernah marah, saat telat datang
TPA”, W “ustadz sering marah kalo hafalan tajwid belom sempurna
dan dihukum berdiri”.
Berakhir mengajar selama 14 hari kami langsung melanjutkan
kegiatan 17 agustus, dengan berbagai macam perencanaan dan
rancangan selama 10 hari. Kami melangsungkan berbagai
perlombaan yang sudah kami rencanakan, peserta dalam kegiatan
tersebut hanyalah anak-anak sd saja. Perlombaannya yaitu burung
tersangkut, balap karung, tarik tambang, paku dalam botol, balap
kelereng serta panjat pinang.
Setelah acara 17 agustus selesai kami melakukan kegiatan
bersama masyarakat membersihkan masjid untuk acara pertemuan
para jaulah. Masyarakat memiliki kebiasaan melakukan kegiatan
pertemuan jaulah dari berbagai desa, kecamatan bahkan kuota.
Kegiatan pertemuan tersebut selalu dilakukan masyarakat desa setiap
1 tahun satu kali untuk mempererat tali silaturahmi antar jamaah.
Selanjutnya kami melakukan silaturahmi kepada masyarakat
serta berpamitan kepada masyarat sekitar. Kegiatan KKL kami

95
berakhir dengan pembagian tong sampah yang dibuat untuk beberapa
tempat seperti SD, MASJID, KANTOR DESA, DAN TPA.
Selanjutkan melakukan perpisahan di kantor desa dan perpisahan di
kantor camat.

Kegiatan Marawis di Desa Mekar Harapan

Oleh Muhammad Nasaruddin

Pada hari jum‟at tanggal 21 juli 2023, saya dan teman-


teman saya KKL di Kecamatan Sungai Laur tepatnya di desa
Mekar Harapan atau bisa juga disebut dengan dusun Jelemuk.
Untuk menuju ke desa Mekar Harapan ini harus melewati
beberapa desa yaitu desa Riam Bunut, desa Sungai Daka, dan
Kampung Baru. Dari jalan provinsi menuju ke desa Mekar
Harapan ini memakan waktu sekitar 25-30 menit. Kondisi jalan
menuju ke desa Mekar Harapan ini masih tanah kemudian
96
berbatu dan berlubang, pada musim panas kedaan jalannya
bedebu dan saat musim hujan keadaan jalannya becek dan licin,
dengan kondisi jalan begitu membuat akses menuju ke desa
Mekar Harapan ini sedikit terhambat.
Pada saat pertama kali saya ke desa Mekar Harapan ini
saya merasa letih dan jauh, akan tetapi dikarekan sudah terbiasa
keluar masuk desa Mekar Harapan ini jadi sudah tidak merasa
jauh dan letih lagi. Sesampainya saya dan teman-teman di Desa
Mekar Harapan kami di sambut dengan baik dan ramah oleh
warga-warga di desa Mekar Harapan ini, dan ada juga warga
yang sampai memberikan kami makanan dan minuman. Posko
kami terletak disebelah Masjid Jami‟ Nurus Salam, rumah yang
kami jadikan posko ini adalah rumah peninggalan dari mama wak
ali dan rumah ini sudah lama kosong kurang lebih selama dua
tahun, dan rumah ini biasa digunakan oleh warga desa Mekar
Harapan sebagai tempat ibu-ibu memasak untuk berbagai acara
salah satunya pengajian,
Pada saat beberapa hari saya KKL di desa Mekar Harapan
ini saya dan teman-teman saya yaitu Gio, Iedil dan Ezi di ajak
oleh kak windi salah satu warga disini dan dia juga alumni IAIN
Pontianak untuk berlatih marawis untuk mengisi acara al-hidayah
di desa Mekar Harapan yang akan di laksanakan pada tanggal 20
agustus. Saya dan teman-teman saya berlatih marawis seminggu
3 kali selama 3 minggu, saya dan teman-teman baru pertama kali
bermain marawis dan nampil marawis yang di tonton oleh banyak
orang.
Marawis merupakan salah satu jenis alat musik yang
dimainkan dengan cara di tepuk. Kesenian marawis ini berasal

97
dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Alat musik ini
memiliki unsur keagamaan yang kental, dapat kita lihat dan kita
dengar dari berbagai lirik lagu yang dibawakan yang merupakan
pujian dan kecintaan kita kepada Allah dan Nabi. Nama marawis
diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam
kesenian ini.
Ada tiga macam jenis pukulan atau nada dalam kesenian
marawis ini, yaitu zapin, sarah, dan zahefah. Yang pertama
pukulan zapin yaitu mengiringi lagu-lagu gembira pada saat
pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun. Nada zapin
adalah nada yang sering digunakan dan sering dipakai untuk
mengiringi lagu-lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW
(shalawat). Tempo pada nada zafin lebih lambat dan tidak terlalu
menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi
lagu-lagu Melayu. Yang kedua pukulan sarah yaitu pukulan yang
biasanya dipakai atau digunakan untuk mengarak pengantin.
Sedangkan pukulan zahefah yaitu pukulan yang digunakan untuk
mengiringi lagu di majlis.
Kesenian marawis ini biasanya dimainkan oleh sembilan
atau sepuluh orang. Setiap orang memainkan satu buah alat
musik. Terkadang, untuk membangkitkan semangat dalam
bermain marawis ini beberapa orang dari pemain marawis
bergerak sesuai dengan irama lagu. Pemain dalam kesenian
marawis ini rata-rata semuanya yaitu laki-laki, dengan
menggunakan pakaian gamis dan celana panjang atau bisa juga
mengunakan sarung serta bepeci. Namun ada juga wanita yang
memainkan kesenian marawis ini.

98
kesenian marawis ini juga sering digunakan dalam acara
ngarak penganten, majlis atau pengajian, dan menyambut tamu.
Seni Marawis adalah salah satu media atau alat yang digunakan
untuk menyampaikan dakwah lewat syair-syair atau lagu-lagu
keislaman seperti sholawat. Tujuan utama dalam seni Marawis ini
adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada
Allah Swt. Alat musik dari kesenian marawis ini terdiri dari : tar
(rebana), darbuka (rolling), tam, bas dan tamborin.
Kegiatan marawis ini merupakan kegiatan yang sering
dilakukan setelah selesai sholat isya yaitu dirumah ibu Lenon
selaku penanggung jawab dalam acara pengajian bulanan yaitu
Al-Hidayah di desa Mekar Harapan ini. Kegiatan marawis didesa
Mekar Harapan ini dulunya sangat diterapkan karena rata-rata
anak-anak disini kebanyakan masuk pondok pesantren makanya
sering mengikuti kegiatan marawis karena emang sudah sering
dilakukan pada saat mereka berada di pondok pesantren, tidak
hanya laki-laki saja yang mengikuti marawis didesa Mekar
Harapan ini ada wanita juga yang mengikuti kegiatan marawis
karena memang bukan hanya laki-laki saja, wanita pun juga
mengikuti kegiatan marawis ini karena emang anak-anak muda
disini juga teladan dalam mengikuti kegitan marawis tersebut
yang hampir setiap acara selalu diadakan kegiatan marawis
makanya rata-rata anak-anak muda disini pandai menggunakan
gendang karena emang sering digunakan dalam sebuah acara.
Seiring berjalannya waktu kegiatan marawis didesa Mekar
Harapan ini sudah mulai memudar karena disebakan oleh
berbagai faktor seperti sudah tidak ada yang melatih lagi dan juga
anak-anak muda didesa inipun sudah sibuk dengan kesibukannya
masing-masing seperti bekerja dan ada juga yang merantau untuk

99
melanjukkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi yaitu
perkulihan. Akan tetapi pada saat kami KKL didesa Mekar
Harapan ini, desa ini menjadi tuan rumah dalam acara pengajian
rutin sekecamatan Sungai Laur yang dilakukan di setiap bulannya
yaitu Al-Hidayah. Dan untuk melestarikan kegiatan marawis
didesa Mekar Harapan ini maka penanggung jawab pengajian Al-
Hidayah memutuskan untuk menampilkan kesenian marawis ini
dalam acara Al-Hidayah.
Dikarenakan kurangnya pemain marawis untuk mengisi
acara tersebut maka salah satu warga desa Mekar Harapan ini
mengajak kami untuk berpartisipasi dan bergabung dalam
bermain marawis untuk mengisi acara Al-Hidayah tersebut.
Kamipun langsung menyetujui permintaan tersebut padahal kami
tidak tau dan tidak pernah sama sekali bermain kesenian marawis
ini. Alasan kami mau mengikuti kegiatan marawis ini yaitu agar
kami tau apa itu marawis dan tau bagaimana cara bermain
kesenian marawis ini juga untuk mengisi kekosongan dan juga
menjadi kegiatan kami pada saat KKL di desa Mekar Harapan ini.
Pada hari pertama kami latihan kami disuruh ibu lenon
untuk memilih alat gendang marawis yang mau kami mainkan.
Saya, Iedil dan Ezi mengambil alat musik tar (rebana) sedangkan
Gio mengambil alat musik bas. Setelah kami memegang alat
musik marawis yang telah kami pilih kami merasa binggung
bagaimana cara memegang dan menepuk alat musik marawis ini.
Dan akhirnya kami sama-sama belajar dan hari demi hari kami
terus berlatih dan pada akhirnya kami bisa walaupun belum
terlalu pandai cara menepuk gendang. Sebelum kami berlatih
marawis ini kami berkenalan dengan anak-anak desa Mekar

100
Harapan yang mengikuti kegiatan marawis ini yaitu Windi, Etin,
Elin,Sinta dan Julma.
Saat pertama kami latihan marawis kami sedikit merasa
malu dan canggung karena baru pertama kali bertemu, akan tetapi
hari demi hari dan seiring berjalannya waktu kami pun sudah
terbiasa dan menjadi akrab sehingga kami tidak merasa malu lagi.
Hari pertama latihan kami tidak ada yang mengajari atau latihan
tanpa pelatih kami hanya mengandalkan nada-nada marawis yang
telah di tulis oleh ibu Lenon di kertas yaitu nada A dan B atau
biasa orang-orang menyebutnya nada cowok dan nada cewek,
dan kami memilih mau nada cowok atau nada cewek agar dalam
berlatih kami merasa mudah dan fokus terhadap nada yang telah
kami pilih. Saat pertama kali kami mulai memainkan marawis ini
secara bersama-sama, kami semua menepuk gendang marawis
tersebut dengan cara atau tepukan yang kami buat sendiri atau
dengan cara asal-asalan yang terpenting bagi kami yaitu suara
gendang marawis kami cocok dengan suara sholawat yang telah
dinyanyikan.
Pada hari kedua kami latihan kami diajari oleh ustadz
Faruq. Ustadz Faruq ini merupakan ustadz yang mengajar di
salah satu TPA yang ada di desa Mekar Harapan yaitu TPA Nur
Hidayah. Ustadz Faruq ini bisa dibilang masih baru berada didesa
Mekar Harapan dan mengajar di TPA tersebut, ustadz Faruq ini
berasal dari Madura akan tetapi ustadz Faruq ini telah menetap di
Banjarmasin, tujuan ustadz Faruq ke desa Mekar Harapan yaitu
untuk mengabdi dan mengajarkan anak-anak desa Mekar
Harapan dalam bidang keagamaan khususnya mengajarkan anak-
anak mengaji. Pada saat kami diajar tepukan atau pukulan
marawis oleh ustadz Faruq kami merasa binggung dikarenakan

101
kami belum tau nada-nada dasar dalam memainkan kesenian
marawis ini, ustadz Faruq pun mengajari nada-nada dasar pada
kesenian marawis ini dan kami mengukuti apa yang telah di ajari
oleh ustadz Faruq tersebut. Akan tetapi tepukan atau pukulan dan
diajarkan oleh ustadz Faruq ini berbeda dengan tepukan atau
pukulan yang biasa dimainkan oleh masyarakat didesa Mekar
Harapan ini, tepukan yang di ajarkan oleh ustadz Faruq yaitu
zahefah sedangkan tepukan yang biasa dimainkan oleh
masyarakat desa Mekar Harapan yaitu sarah.
Pada hari ketiga latihan marawis kami kembali berlatih
marawis tanpa adanya pelatih dikarekan pelatih kami sebelumnya
yaitu ustadz Faruq tidak bisa mengajari kami lagi dikarenakan
memiliki kesibukan yang lain, dan juga dikarenakan waktu
latihan kami untuk mengisi acara pengajian Al-Hidayah ini
terbatas, jadi kami semua sepakat untuk memakai pukulan atau
tepukan yang sudah biasa dipakai oleh masyarakat di desa Mekar
Harapan, karena jika kami memakai tepukan atau pukulan yang
berbeda, kami tidak mempunyai guru khusus yang mengajar
marawis ini mengingat pada saat ustad mengajarkan tepukan atau
pukulan versinya kepada kami kami merasa binggung dan jadinya
tidak nyambung.
Pada minggu-minggu selanjutnya kami berlatih seperti
biasanya, kami berlatih dengan sangat maksimal bahkan kami
mengulang-ngulang tepukan atau pukulan yang kami buat agar
lancar dan sesuai dengan iringan sholawat mengingat waktu
pelaksanaan acara pengajian Al-Hidayah ini sudah mulai dekat.
Dan pada akhirnya dikarenakan kami giat dan telaten dalam
berlatih gendang marawis ini kamipun bisa dan kompak dalam
memukul atau menepuk gendang marawis ini. Kamipun merasa

102
bangga karena kami bisa memainkan kesenian marawis ini
padahal sebelumnya kami semua tidak bisa dan tidak tau
bagaimana cara memukul atau menepuk gendang marawis
tersebut, ini menjadi pengalaman bagi kami dan berkat kami KKL
di desa Mekar Harapan ini kami menjadi tau apa itu kesenian
marawis dan bagaimana cara memainkan kesenian marawis ini.
Pada sehari sebelum nampil, kami melakukan geladi resik
di surau tempat acara pengajian Al-Hidayah sehabis maghrib.
Ada juga cerita lucu, Ketika kami melakukan geladi resik di sana
tepukan atau pukulan kami menjadi amburadul atau tidak sesuai
dengan irama sholawat yang kami lakukan pada saat latihan
setiap minggunya, sudah beberapa kali kami ulangi tepukan atau
pukulan tersebut masih saja tidak sesuai dengan yang kami
harapkan, kamipun tertawa dan merasa heran, kenapa pada saat
latihan, tepukan atau pukulan yang kami bawakan lancar-lancar
saja, namun Ketika geladi resik, tepukan atau pukulan tersebut
menjadi tidak sesuai dengan irama sholawatnya. Akan tetapi
setelah percobaan terakhir akhirnya barulah tepukan atau pukulan
tersebut sesuai dengan yang kami harapkan.
Pada keesokan harinya di pagi hari kami pun bersiap
untuk menghadiri acara pengajian Al-Hidayah tersebut, segala
tenda, kursi, tempat hidangan serta tikar-tikar dan meja pengajian
di suraupun sudah siap digunakan. Banyak sekali tamu undangan
dari berbagai desa seperti Bayur, Sempurna, Semapau Kuala,
Kenyauk, Betentang, Sukaramai, Aur kuning, Riam Bunut, Bayun
Sari, serta tuan rumah yaitu desa Mekar Harapan. Sebelum
acaranya dimulai, teman-teman dari kelompok pengajian Desa
Mekar Harapan bersholawat sambal menunggu datangnya para
tamu undangan dan Ustadz yang didatangkan dari Kota

103
Pontianak. Setelah semuanya sampai barulah acara dilaksanakan.
Dimulai dari pembacaan sholawat bersama, kemudian pembacaan
ayat suci Al-Qur‟an dan terjemahanya, kemudian pembacaan
surah Yasin, kemudian pembacaan Asmaul Husna, pembacaan
sholawat Asyghil, kata sambutan dari pendamping pengajian Al-
Hidayah, setelah kata sambutan, kamipun mulai nampil untuk
pembukaan sebelum ceramah dari Ustadz yang didatangkan dari
Pontianak tersebut dimulai. Acara dilaksanakan dengan lancar
dan sukses, apalagi pada saat kami nampil memainkan marawis
di depan para tamu undangan, banyak sekali yang merekam kami
saat menabuh gendang di iringi antusias ibu-ibu pengajian karena
sebelumnya kegiatan pengajian bulanan ini tidak pernah
menampilkan marawis di acara pengajiaanya, kalaupun mereka
menampilkan marawis khususnya di kecamatan Sungai Laur,
mereka harus menyewa kelompok marawis dari luar, sehingga
dengan adanya kegiatan marawis ini yang didampingi oleh kami
mahasiswa KKL menjadi warna baru di dalam pengajian tersebut.
Setelah acara selesai kami pun merasa lega telah menampilkan
yang terbaik di acara pengajian ini.

104
Pengajian Al Hidayah

Oleh: Indri Widya Sari

Gema suara adzan subuh dari masjid sebelah posko


membangunkan tidur nyenyakku. Udara dingin menusuk kakiku,
kutarik kembali selimut yang terbuka hinga menutupi seluruh
tubuh. Adzan terus berlanjut hingga terdengar lafadz asholatu

105
khairum minan naum…, seketika aku duduk lalu bergegas untuk
mengambil air wudhu.

Dinginnya air menghilangkan rasa kantuk yang dari tadi


tak mau melepaskanku. Aku teringat bahwa hari ini akan
menghadiri kajian rutin khusus ibu-ibu yang disebut dengan Al-
Hidayah yang pada hari ini akan mengangkat tema “Menata Hati
untuk Menjalani Kehidupan”.

Al Hidayah merupakan suatu majelis ilmu yang diadakan


di Kecamatan Sungai Laur. Menurut keterangan warga Al
Hidayah sudah diadakan 10 kali sejak pertama kali diadakan.
Diadakan setiap bulan bergiliran di setiap desa yang ada di
kecamatan Sungai Laur. Pada bulan ini Al Hidayah diadakan
bertepatan di Desa tempat kami KKL yakni Desa Mekar Harapan
tepatnya Dusun Jelemuk Hulu.

Kupandangi cermin dan kubenahi cadar hitam yang


menutupi wajahku. Setelah kupastikan pakaian dan hijabku rapi,
aku dan teman-temanku yang lain bergegas keluar rumah, “Nek
yom kite pegi…” kami pergi ke rumah sebelah dan memanggil
nenek yang tinggal disamping posko kami, “ayuuum…” nenek
menjawab. Nek Aida namanya, namun kami kerap kali
memanggil beliau dengan sebutan Nenek Hani, Hani adalah nama
106
cucu pertama beliau. Beliau lah yang berkawan dengan kami
selama kami melaksanakan KKL di Desa Mekar Harapan ini.
Kebanyakan warga yang kami jumpai di Dusun Jelemuk
merupakan lansia. Anak-anak mudanya kebanyakan menempuh
pendidikan pondok pesantren di luar daerah. Oleh sebab itu
warga sangat senang dengan adanya kegiatan KKL kami di Desa
Mekar Harapan. Kuhidupkan mesin motor dan langsung tancap
gas menuju surau di Dusun Jelemuk Hulu.

Sebenarnya jarak antara posko dan surau tempat Al


Hidayah berlangsung tidak begitu jauh, hanya memakan waktu
sekitar tiga menit menggunakan sepeda motor. Kami menyusuri
jalan tanah kuning karena jalan di desa imi belum diaspal. Kanan
kiri kulihat hanya pohon sawit, mayoritas penduduk di Desa ini
merupakan petani sawit.

Semarak perpaduan antara jilbab merah dan gamis putih


ibu-ibu jamaah yang hadir disana memenuhi pandanganku.
Suasana 17-an masih sangat terasa, hari ini bertepatan pada
tanggal 20 Agustus 2023. Kulirik gamisku yang berwarna mauve
dan baju teman-temanku, tidak ada yang senada dengan pakaian
ibu-ibu yang hadir disana.

107
Terdapat stand minuman teh dan kopi di depan surau.
Sebelum masuk surau kami dipersilakan untuk mengambil
minuman dan camilan terlebih dahulu, aku memilih kopi.
Kugenggam gelas stearofoam ditangan kananku dan mika kue
ditangan sebelah kiri. Kami celingak-celinguk mencari tempat
duduk didalam surau, setelah menemukan ruang untuk duduk
kami segera duduk.

Aku duduk bersila diantara kerumunan warna merah


putih. Disampingku duduk teman-temanku, Jumi, Naya, Lioni,
dan Selvi. Selang beberapa menit kami duduk kami disuruh untuk
bergeser tempat duduk karena jamaah terus bertambah dan
mengharuskan kami untuk bergeser tempat agar jamaah yang
baru datang dapat duduk juga. Hal tersebut terjadi berulangkali
hingga surau terasa lumayan sempit dan pengap. Hingga tiba-tiba
suara teriakan heboh ibu-ibu mengalihkan perhatian kami,
ternyata cairan kopi membasahi gamis seorang ibu.

Acara diawali dengan tilawah dan syarhil Al Qur‟an.


Terdengar lantunan merdu surah Ar-Rahman ayat 1-18 yang
dibacakan oleh alumni kami juga IAIN Pontianak. Di desa ini
terdapat beberapa alumni IAIN Pontianak, artinya kampus kami
cukup dikenal di desa ini. Akan tetapi kami merupakan kelompok

108
KKL pertama yang ditempatkan di Kecamatan Sungai Laur.
Pembacaan ayat Al-Qur‟an telah selesai lalu dilanjutkan dengan
syarhil yang juga dibacakan oleh alumni kami juga. Acara
dilanjutkan dengan pembacaan zikir, asma‟ul husna, sholawat,
pembacaan yasin dan kata sambutan dari beberapa pejabat desa
dan pengurus Al Hidayah. Pada saat penyampaian kata sambutan
dari pak Haji, setiap perwakilan kelompok pengajian maju ke
depan untuk menjawab pertanyaan lalu diberikan bingkisan
berupa peralatan masak yang dibungkus dengan plastik kado
pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan kemerdekaan karena
masih dalam suasana kemerdekaan. Tanya jawab anata pak Haji
dan ibu-ibu cukup mengundang gelak tawa jamaah dalam surau.
Setelah melalui berbagai rangkaian acara barulah kajian dimulai.

Pemateri menyampaikan ceramah dengan semangat yang


membara. Cukup untuk membangkitkan semangat. Hal yang
paling ditekankan pada saat penyampaian materi ialah tentang
sedekah dan membaca Al Qur‟an. Islam mengajarkan agar
umatnya tidak pelit dan mau berbagi kepada sesama manusia
yang membutuhkan. Karena setiap kebaikan yang dilakukan
walau sebesar biji sawi akan dibalas kebaikan pula oleh Allah.
Juga ajakan untuk membaca Al Qur‟an setiap hari karena dalam

109
Al Qur‟an Allah berfirman “Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan
yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari
Kiamat dalam keadaan buta.” (Q.S. Ta Ha : 124). Oleh karena itu
hendaknya seorang muslim membaca Al Qur‟an setiap hari
karena Al Qur‟an merupakan pedoman hidup seorang muslim.

Saat kajian berlangsung, tiba-tiba listrik mendadak


padam, mic yang digunakan ustadz otomatis ikut padam. Sontak
ibu-ibu heboh, panita pun segera menghidupkan genset. Padam
listrik juga tidak hanya terjadi sekali akan tetapi berkali-kali.
Sehingga beberapa saat pemateri tidak menggunakan mic.

Padam listrik memang sering terjadi di desa ini. Bisa


dikatakan hampir setiap hari terjadi padam listrik. Oleh karena
itu, banyak dari rumah warga yang ada di desa ini memiliki
genset dan lampu cas yang sangat jarang aku temui saat berada di
Kota, terutama masjid dan surau sangat memerlukan genset. Akan
sulit saat hendak adzan akan tetapi listrik sedang padam.

Pengajian selesai tanpa adanya sesi tanya jawab. Acara Al


Hidayah hari ini ditutup dengan penampilan marawis anggota
kelompok KKL kami yang laki-laki dan didampingi oleh
beberapa pemudi di desa Mekar Harapan. Mereka telah berlatih
110
„begondang‟ begitulah logat bahasa warga desa ini, yaitu
bergendang dalam bahasa Indonesianya, dari awal kami
menjalankan KKL di Desa ini. Mereka berhasil menampilkan tiga
sholawat dengan lancar

Bukan Jelemuk kalau tidak makan-makan, begitulah


anggapanku. Sejak kami menjejakkan kaki di Desa ini
alhamdulillah kami tidak pernah kekurangan akan makanan.
Setiap minggu pasti selalu ada acara selamatan umroh, haji,
maupun yasinan rutin yang dilakukan setiap hari Jum‟at. Anak-
anak kecil juga sudah diajarkan memberi, entah sudah terhitung
berapa kali mereka berbondong-bondong datang ke rumah
sambal membawa makanan ringan untuk diberikan kepada kami.
Pengajian Al Hidayah juga sudah pasti ada sesi makan-makan.

Setelah pengajian selesai para jamaah dipersilakan untuk


sholat terlebih dahulu sebelum menikmati hidangan yang telah
disiapkan. Menu makan siang kali ini ialah rendang jengkol,
semur sapi dan semur ayam. Kebetulan saat ini jengkol sedang
musim, aku yang pencinta jengkol sangat bahagia. Setelah sholat
aku segera menuju tempat makanan lalu mengambil nasi dan lauk
secukupnya.

111
Aku duduk diatas kursi plastik yang telah disiapkan
bersama ibu-ibu lainnya. Sambil makan kami berbincang-
bincang, mereka mengatakan bahwa selama Al Hidayah diadakan
pemateri yang diundang merupakan laki-laki bukan perempuan.
Mereka ingin pada pengajian Al Hidayah yang akan datang
panitia mengundang pemateri perempuan agar lebih relate dengan
kehidupan ibu-ibu. Aku meng-iyakan ucapan mereka dan lanjut
menghabiskan makanan yang ada dalam piring.

Habisnya makanan menandakan telah selesai pula


pengajian Al Hidayah kali ini. Kami Bersiap-siap pulang ke
posko dibawah teriknya matahari hari ini. Tapi tak terasa begitu
menyengat karena posko kami yang tidak terlalu jauh dari tempat
pengajian.

Desa Mekar Harapan ialah desa yang sangat memegang


teguh akan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek
kehidupannya. Al Hidayah merupakan salah satu contoh
interpretasinya. Masih banyak kebudayaan lain yang ada di desa
ini yang merepresentasikan kuatnya nilai-nilai keislaman desa
Mekar Harapan ini.

112
CIRI KHAS MAKANAN DESA MEKAR
HARAPAN
Oleh : Nadia

Sejarah kue bingke bakar, kuliner khas desa mekar harapan yaitu
namanya kue bingke bakar. Kue bingke kuliner khas desa mekar
harapan, tapi jangan salah kue bingka atau bingke punya beragam
jenis Lo, ada bingka roti, bingke telur, bingke kacang hijau,
hingga bingke bakar
Nah, kue bingke bakar inilah yang menjadi kuliner otentik
Melayu terutama untuk wilayah desa mekar harapan, Bahan –
bahan utama untuk membuat kue bingke bakar adalah tepung
terigu,gula pasir, santan, telur, daun pandan,dan garam. Selain
sebagai perasa, daun pandan juga untuk dijadikan sebagai
pengharum makanan. Setelah itu, harus disaring agar daun
pandan tidak ikut dipanggang. Cetakan harus diolesi dengan
mentega agar tidak lengket ya.
kue bingke yang sudah matang berwarna kuning kemerahan. Kue
ini disebut bingke bakar karena hasil akhirnya terdapat sedikit
kerak yang berasal dari adonan bingkenya. Memang tidak
banyak, tapi kalau dilihat seolah – olah seperti bingke lapis. Tapi
keraknya justru banyak yang menyukainya, karena rasanya
yangbercampur pahit dan manis.
Diluar itu, kue bingke memiliki makna tersendiri bagi masyarakat
mekar harapan lo. Menurut masyarakat desa mekar harapan
mengatakan bahwa Kue bingke mengajarkan kepada masyarakat
susah maupun senang harus dijalankan dengan penuh keceriaan

113
Kue bingke dicetak berbentuk bunga, masyarakat lokal
menyebutnya kembang goyang. Diartikan bahwa kehidupan
manusia tidak selalu berjalan mulus, Ada kalanya naik dan turun.
Bingke bakar tidak cuma sekedar camilan aja ya, ternyata punya
makna filosofis saat perjuangan dahulu. Pantas saja kalau
sekarang kue bingke masih populer di Kalimantan barat. Kue
bingke harus tetap dilestarikan ya. Bingke adalah kue yang
menjadi ciri khas desa mekar harapan, bingke memiliki citarasa
yang manis, legit dan lembut. Bingke merupakan salah satu kue
yang digunakan dalam tradisi desa mekar harapan untuk
menyajikan jenis kue untuk acara acara istimewa seperti
pernikahan ataupun selamatan. Meskipun dapat ditemukan
sepanjang tahun

Bingka adalah kue yang menjadi ciri khas Suku Banjar,


Kalimantan Selatan. Bingka memiliki citarasa yang manis, legit
dan lembut.[1] Bingka merupakan salah satu kue yang digunakan
dalam tradisi suku Banjar untuk menyajikan 41 jenis kue untuk
acara-acara istimewa seperti pernikahan ataupun selamatan.
Meskipun dapat ditemukan sepanjang tahun, bingka menjadi
primadona pada bulan Ramadan karena dianggap cocok menjadi
hidangan untuk berbuka puasa.

Artinya Bingka sdh matang. Tunggu dingin baru dikeluarin dr


cetakan. Kalo masaknya mateng kue ini bisa tahan 2 x 24 jam,
Kalo disimpan dikulkas jg oke terserah selera sipenikmat.

Bingka nakar adalah makanan khas Melayu-Riau.

114
Bingka adalah kue manis khas etnis Melayu yang juga dikenal
luas di pulau Sumatra dan wilayah lain yang didominasi oleh
etnis Melayu.

Yang membuat bingka ini berbeda dengan bingka lainnya adalah


cara memasaknya

Konon mulanya bingka bakar adalah suguhan kerajaan untuk para


Sultan Melayu.

Bingka bakar hanya disajikan pada upacara-upacara tertentu yang


digunakan untuk menghormati tamu-tamu kerajaan.

* Cara Membuat

1. Siapkan oven dan set api atas bawah disuhu 170 derajat
celsius.

2. Siapkan loyang bingka bakar

3. Olesi permukaan loyang menggunakan minyak atau margarine.


Sisihkan

4. Masukkan semua bahan kedalam blender kecuali biji wijen

5. Blender hingga tercampur dengan baik

6. Tuangkan adonan kedalam loyang yang telah diolesi dengan


maragarin

115
7. Taburkan wijen secukupnya

8. Permukaan adonan akan membentuk sebuah busa, namun jika


dipanggang busa akan lenyap dan wijen akan menempel dengan
baik pada permukaan bingka

9. Panggang dalam oven selama 40 menit hingga matang dan


tampak berkerak

10. Terus memanggang hingga bingka matang

11. Jika Bingka sudahmatang angkat dan sajikan

Kue bingka bakar memiliki nilai sejarah lho dan kerap dikaitkan
dengan Kerajaan Melayu. Konon katanya kue bingka bakar ini
suguhan kerjaan untuk para sultan dan hanya disajikan saat
upacara-upacara tertentu saja. Jadi dahulu kue bingka bakar
hanya bisa dinikmati oleh kalangan bangsawan dan keluarga
kerjaan saja. Tidak lama kemudian resep kue bingka bakar ini
mulai menyebar ke kalangan masyarakat awam.

Aroma yang harum dan khas wangi daun pandan serta rasa dari
bingka bakar tidak terlalu manis, untuk tekstur padat namun
sangat lembut jika digigit, sehingga sangat cocok buat
dihidangkan bersama teh atau kopi saat pagi hari maupun sore
hari.

Dan saya menanyakan kepada salah satu warga disini bagaimana


cara membuat bingke dan warga itu pun menjawab salah satu

116
warga itu ialah seorang ibu ibu yang bernama ani saya biasa
memanggilnya nek ani. Nadia:“ Nek gimane bah care membuat
bingke bakar nan, Nek Ani: pertame tame siapkan semue
bahannye lalu dimasukkan sesuai urutannye, Nadia: habis nan
nek langsung di bakar am e, Nek ani: iye langsung am yu, Nadia:
oh iye nek makasi banyak ye nek”

dan setiap saya pergi yasinan pasti selalu ada kue bingke dan
saya selalu menanyakan kepada ibu ibu yasinan tersebut kenapa
selalu ada kue bingke, dan ibu itu menjawab karena kue bingke
adalah ciri khas makanan desa mekar harapan makanya tidak
pernah meninggalkan kue bingke sebenarnya bukan ciri khas saja
tetapi hoby juga bisa dikatakan karena rata rata orang jelemuk
desa mekar harapan tau apa itu kue bingke jadi tidak heran kalau
di desa mekar harapan rata rata sering menyajikan kue bingke
disetiap hajatan dan acara acara lainnya, dan didesa mekar
harapan juga menyukai berbagai makanan tetapi tetap bingke
yang nomor satu, minggu pertama saya pergi yasinan pertama
yang dihidangkan orang yaitu kue bingke rasanya sangat pas dan
kuenya sangat lembut, dan saya pun bertanya kepada ibu tersebut,
“bu apa apa bahan untuk membuat kue bingke tersebut, bahannya
sangat mudah didapatkan nak, di toko toko terdekat juga bisa
untuk mencari bahan bahan tersebut” saya sangat senang kalau
bertanya dengan ibu ibu disini karena ibu ibu didesa mekar
harapan sangat ramah ramah‟ Dan minggu kedua saya pergi
yasinan saya kaget ternyata ada lagi kue bingke dan yang
sekarang bukan Cuma bingke bakar tetapi bermacam macam ada
yang kukus dan ada juga yang rendam, walaupun banyak aneka

117
rasa tetapi saya tetap suka sama bingke bakar karena rasanya itu
tidak membosankan apalagi nek dimulut, ada teman saya yang
Bernama dinda dia sangat heran dengan kue bingke bakar
katanya dia tidak pernah memakan bingke bakar tersebut jadi dia
selalu bertanya tanya tentang bingke bakar tersebut saya pun
sudah Lelah menjelaskan kepada dinda karena bertanya terus
menrus tentang kue bingke mulai dari bahan bahannya sampai
cara membuatnya, ada juga teman saya yang Bernama feby dan
yayak mereka berdua sudah sangat paham dengan kue bingke
karena mereka pun tau gimana rasa kue bingke tersebut, ada juga
teman saya yang bisa membuat kue bingke bakar yaitu yayak dia
yang sangat ahli dalam membuat segala macam kue kue an
termasuk kue bingke dan yayak juga bisa memasak, setiap
yasinan yayak yang suka minta bawa pulang kue dari rumah ibu
ibu yasinan yayak orangnya ramah makanya dia pengomong,
kami yasinan dibagi menjadi dua tempat karena yasinan ibu ibu
didesa mekar harapan ini dibagi menjadi dua kelompok kami
selalu ikut yasinan Bersama uwak feby karena kami sudah kenal
dengan uwak feby makanya kami ikut kelompok uwak terus
kalau yasinan, biasanya kami disuruh solawatan terus baca
fadilah dan kamipun sangat senang kalau disuruh, saya pernah
satu kali solawatan walaupun saya masih malu malu dan ujung
ujungnya saya bersolawat dan tidak malu lagi, yayak sama dinda
pernah membaca fadila mereke hobby membaca fadila tersebut
sebenarnya gampang membaca fadila tersebut tinggal baca
seperti org ceramah tetapi saya tidak pernah membacanya bukan
tidak suka tetapi tidak mau saja karena saya Sukanya solawatan
karena saya pun sudah lama tidak ikut yasinan dan bersolawat

118
Bersama ibu ibu yasinan dikarenakan dipontianak, dan pada
minggu ketiga kami yasinan lagi ketempat ibu selanjutnya dan
saya menunggu kapan org rumah mengeluarkan bingke dan
ternyata tidak lama kemudian ibu mengeluarkan kue bingke dan
saya bilang wah yang saya tunggu tunggu akhirnya datang juga
dan kali ini banyak bingke yang di miks saya sangat senang
karena banyak macam kue bingke yang sangat saya sukai dan
saya pun sangat hobby dengan kue tersebut tidak pernah bosan
untuk memakan kue bingke tersebut karena favorit sekali dengan
kue bingke tersebut, kenapa saya sangat menyukai kue bingke
karrena rasanya manis dan kuenya pun sangat lembut dan yang
paling saya suka dari kue bingke tersebut adalah keraknya
karenya rasanya yang sangat gurih dan renyah, kenapa saya
sangat menyukai kue bingke karena rasanya yang sangat manis
dan gurih itulah yang sangat saya sukai dari kue bingke, dan
minggu terakhir kami yasinan juga masih tetap dikeluarkan kue
bingke karena memang kue bingke tidak bisa tinggal disetiap
acara karena saya menganggap bahwa kue bingke adalah favorit
org jelemuk, bukan merupakan salah satu kue yang digunakan dalam
tradisi desa mekar harapan untuk menyajikan jenis kue untuk acara
acara istimewa seperti pernikahan ataupun selamatan. Tidak hanya
bingke bakar, ikan pun menjadi makanan khas desa mekar harapan
sebenarnya bukan hanya di desa mekar harapan di desa mana mana
pun sangat menyukai ikan karena ikan pun salah satu kebutuhan dalam
rumah tangga juga biasanya bermacam macam ikan yang didapatkan
orang desa sini karena emang yang mudah didapatkan yaitu ikan,
karena ikan juga mudah didapatkan, kemarin orang desa mekar
harapan ramai ramai pergi menubak ikan disungai termasuk teman

119
kamipun juga ikut pergi menubak dan mereka mendapatkan ikan yang
sangat banyak dan dibawa pulang keposkso lalu diberikanlah kepada
mereke yang cewe cewe untuk memasak ikan yang didapatkan mereka
menubak, lalu ikan tersebut dimasak oleh yayak karena yang paham
memasak ikan diposko kami yaitu Cuma yayak sebenarnya yang lain
juga bisa tetapi tidak yakin, bukan Cuma tidak yakin tetapi lebih ke
tidak bisa mencium bau amis ikan, karena ikan kalau sudah kama
didarat baunya mulai kecium makanya tidak ada yang mau
menyentuh ikan tersebut makanya Cuma yayak yang mau
memasak ikan karena yayak pun orangnya juga pemasak, selain
ikan ada juga agar balok jujur saya baru didesa mekar harapan
mencoba agar balok tersebut ternyata enak juga ya agar balok
tersebut, kemarin waktu yasinan hidangannya adalah agar balok
rasanya agak lain dilidah saya apa karna saya belum pernah
memakannya rasa agarnya tawar, kuahnya manis bercampur
pahit dan asin intinya rasanya bercampur aduk saya kurang suka
dengan agar balok tersebut karena emang tidak pas aja dilidah
saya bukan bearti tidak enak, agar balok enak kok semua orang
sangat menyukaiinya karena emang setiap orang seleranya
emang beda beda apalgi kalau lidahnya tidak enak untuk
merasakan makanan yang belum pernah sama sekali dimakan
jadi rasanyapun agak beda, dan waktu yasinan tersebut kami
dibungkuskan dan disuruh bawa pulang sama ibu, sebenarnya
tidak enak hati untuk membawa pulang tapi tidak enak juga
kalau mau menolak pemberian dari ibu jadi saya bilang yaudah
gapapa bu tapi sedikit aja bu ga usah banyak banyak terus ibunya
bilang kalian ramai jadi gapapa kalau banyak bawa aja nak

120
dirumahpun masih banyak, bikin banyak ya karena emang ingin
menyuruh kalian membawa pulang, jadi kami mengucapkan
banyak banyak terimakasih karena sudah diberikan makanan
itulah kenapa saya sangat suka berada didesa mekar harapan ini,
selain orang orang disini ramah ramah ternyata disini baik juga, ,
kenapa saya sangat menyukai kue bingke karrena rasanya manis
dan kuenya pun sangat lembut dan yang paling saya suka dari kue
bingke tersebut adalah keraknya karenya rasanya yang sangat
gurih dan renyah, kenapa saya sangat menyukai kue bingke
karena rasanya yang sangat manis dan gurih itulah yang sangat
saya sukai dari kue bingke, dan minggu terakhir kami yasinan
juga masih tetap dikeluarkan kue bingke karena memang kue
bingke tidak bisa tinggal disetiap acara karena saya menganggap
bahwa kue bingke adalah favorit org jelemuk, bukan merupakan
salah satu kue yang digunakan dalam tradisi desa mekar harapan
untuk menyajikan jenis kue untuk acara acara istimewa seperti
pernikahan ataupun selamatan. Tidak hanya bingke bakar, ikan
pun menjadi makanan khas desa mekar harapan sebenarnya
bukan hanya di desa mekar harapan di desa mana mana pun
sangat menyukai ikan karena ikan pun salah satu kebutuhan
dalam rumah tangga juga biasanya bermacam macam ikan yang
didapatkan orang desa sini karena emang yang mudah
didapatkan yaitu ikan, k, kemarin orang desa mekar harapan
ramai ramai pergi menubak ikan disungai termasuk teman
kamipun juga ikut pergi menubak dan mereka mendapatkan ikan
yang sangat banyak, inilah cerita saya selama didesa mekar
harapan.

121
KEGIATAN KEAGAMAAN SHALAT
BERJAMA'AH DI MASJID JAM'I NURUS
SALAM DESA MEKAR HARAPAN

Oleh : Giovani Akbar

Pada waktu awal kami datang ke desa mekar harapan


kecamatan sungai Laur, dan rumah yang kami tinggali itu tepat
disebelahnya ada masjid Jami Nurul Salam. Kemudian pada waktu
magrib saya pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. Sesampainya di
masjid saya langsung disuruh untuk mengumandangkan adzan
magrib oleh seorang kakek-kakek yang ada di dalam masjid tersebut,
setelah itu beliau juga menyuruh saya untuk iqomah. Setelah selesai
shalat dan berdoa, di masjid tersebut ada sebuah aktivitas keagamaan
yang jarang ditemukan di masjid-masjid perkotaan, dan kegiatan
tersebut berlangsung di dalam masjid Nurus Salam tersebut.
122
Kegiatan ini merupakan majlis yang sering dilakukan setelah
selesai sholat, dan kegiatannua itu membaca beberapa hadis dari buku
yang tersedia di masjid yang dibacakan oleh imam pada waktu
tersebut. Untuk pada waktu subuh majelis ini tidak ada hanya saja
jamaah berzikir hingga terbit fajar. Nah pada saat itu saya lihat di
sekeliling majlis itu orang yang mengikuti kegiatan ini, rata-rata
hanya bapak-bapak dan kakek-kakek saja, sedangkan anak-anak tidak
ada satupun yang mau mengikuti kegiatan ini. Bahkan kalangan
remaja dan dewasa hanya saya dan 3 orang teman saya saja yang
mengikuti kegiatan tersebut. Dari awal saya ikut shalat berjamaah di
masjid tersebut, tidak ada satupun makmum wanita yang ikut shalat
berjamaah di masjid tersebut.

Selesai majelis tersebut saya pun berbincang-bincang dengan


salah satu orang kakek-kakek yang ada di masjid itu namanya Kai
Sahab. Kemudian saya bertanya kepada kakek pengurus mesjid yang
bernama Kai Sahab tersebut, "assalamualaikum kai mok nanyak,
masjid nin emang endk pernah ade makmum perempuan nye e ?".
Lalu kakek pun menjawab "waktu gik Dolok sii Ade mah makmum
perempuan Nye tu cuman ye endk banyak ak bah Jang e, tapi
semenjak sekarang nii udah endk pernah ade agik dah. Karne waktu
gik dolok Ade ustad depan masjid nin ,rate-rate yang cewek tu
disuruh shalat dirumah Jak, bukan maksud ngelarang ape ak nyaman,
cuman lebih bagus tu yang perempuan ni sholat dirumah yak am. Nah
make dari itulah masjid ini takde makmum perempuan Nye."

Setelah mendengar jawaban dari kakek tersebut saya paham


kenapa di masjid ini tidak ada makmum perempuan nya. Padahal
biasanya di sebuah perkampungan atau pedesaan masih kental dengan

123
suasana orang banyak mengejarshalat berjamaah di masjid dari
bapak-bapak maupun ibu-ibunya hingga anak-anak kecil. Kemudian
saya bertanya lagi kepada kakek tersebut "jamaah Nye nin emang dari
gik dolok kah orang tue mah e tok ? Yang biak Kecik dengan yang
dewasanye nin emang dak ade e tok, lalu sikit bujor gak yang maok
ikut sholat jama'ah nin dapat di itong kah berape orang am nn ?".

Kemudian kai Sahab pun menjawab "disinik nin emang


gianam jang dari dolok mah yang mude-mude nyen sikit am. Karne
rate-rate biak yang mude nin di masokkan ke pondok same emak
apak nye nin, kak am lalu sepi masjid nin. biasenyen dari gik SMP
mah biak-biak nan udah di sekolahek ke pondok same orang tue nyen,
jadi yang Ade di masjid dan ngurus masjid ape nin sisak orang-orang
tue nyem". Lalu saya menjawab lagi "oooh pantas la sepi yang mude-
mude nye nin rupe e di masokkan ke pondok." Setelah berbincang-
bincang dengan kai Sahab itu, masuklah waktu sholat isya dan kami
sholat berjamaah. Setelah sholat isya berjamaah kai mengajak untuk
bermain kerumahnya yang tidak jauh dari posko kami tinggal.

Setelah beberapa hari kemudian saya dan teman-teman salat


berjamaah di masjid Nurussalam tersebut, pada waktu magrib setelah
sholat itu saya melihat ke belakang ada beberapa anak kecil yang ikut
sholat berjamaah di barisan belakang. Setelah selesai berdoa saya
menghampiri anak-anak tersebut lalu bertanya nama mereka satu
persatu. Nama anak tersebut yaitu Wahyu, Angga, dan Ihsan, mereka
merupakan anak-anak murid yang kami ajar di SDN 17 sungai Laur
selama 2 Minggu. Mereka ikut sholat berjamaah di masjid ini karena
sering melihat saya dan teman-teman sholat berjamaah di masjid
Nurus Salam dan bersholawat pada saat sebelum adzan
berkumandang. Dan kami cukup banyak berbincang-bincang untuk

124
melakukan pendekatan terhadap mereka bertiga. Kemudian saya
bertanya kepada mereka bertiga "dimane rumah kita nii jaoh ke endk
dari masjid ?." Kemudian mereka pun menjawab ada yang rumahnya
di dekat lapangan bola, ada yang dekat lapangan voly sebelah hulu,
dan juga ada yang rumahnya dekat dengan rumah pak kades.

Kemudian saya bertanya lagi kepada mereka "disinik ni udah


pandai ngaji semue belom e ?". Mereka pun menjawab sudah pak, si
Wahyu sudah Al Qur'an besar yaitu jus 30, kemudian Angga sudah Al
Qur'an jus 4, dan si Ihsan juga sudah Al Qur'an besar yaitu jus 12.
Ternyata mereka bertiga itu sudah mengaji Al Qur'an besar, dan
mereka belajar mengaji di tempat yang sama yaitu TPA yang ada di
dekat lapangan voly di sebelah hilir.

Pada hari Senin tepatnya setelah waktu sholat magrib saya


mencoba untuk mengajak mereka bertiga tersebut untuk belajar
menghafal sholawat sebelum adzan, mengetes bacaan bacaan sholat,
niat sholat, doa doa, dan hafalan yang lain nya. Alhamdulillah mereka
mau untuk menghafal sambil menunggu waktu sholat isya. Agar
mereka lebih semangat dalam menghafal, saya memberikan hadiah
kepada mereka jika bisa menghafal dengan cepat, dan sesuai dengan
waktu yang saya tentukan. Dan mereka pun bersemangat sekali untuk
menghafal bahkan ada yang baru saja kami berikan hafalan, mereka
langsung bisa hafal dalam waktu yang singkat, sehingga saya
kebingungan untuk memberikan hadiahnya. Kemudian kami
bersepakat bahwa hafalan akan di setorkan setiap malam Jum at
setelah sholat magrib di masjid Nurus Salam tersebut, dan mereka
pun setuju dengan kesepakatan itu.

125
Kemudian keesokan harinya setelah sholat magrib di shaf ke
3 belakang, saya melihat ada banyak sekali anak ikut shalat magrib.
Yang awalnya hanya bertiga sekarang menjadi lebih dari 10 orang
anak yang ikut sholat berjamaah dan mereka tidak pulang setelah
selesai berdoa. Mereka semua mau ikut menghafal hafalan yang kami
berikan kepada Wahyu, Angga dan Ihsan. Awalnya kami tidak pernah
berekspektasi bahwa anak-anak sangat bersemangat dan antusias
mereka untuk mengikuti kegiatan yang kami buat secara spontan ini.
Jadi setelah melihat mereka yang begitu antusias dalam kegiatan ini,
kami pun membagi mereka ke dalam beberapa kelompok dan
menyesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka dalam menghafal.
Karena tidak semua anak memiliki kemampuan menghafal yang
sama dan juga masih ada beberapa anak-anak yang suka bermain
sehingga membuat keributan di dalam masjid tersebut.

Pada hari kamis tepatnya malam Jum'at setelah selesai sholat


magrib anak-anak pun menghampiri kami untuk menghafal hafalan
yang telah kami berikan. Setelah selesai mereka menghafal dan
memberikan hadiah yang sudah kami janjikan pada waktu kemarin,
tibalah waktu sholat isya dan kami langsung shalat berjamaah. Selesai
dari sholat isya tersebut ada seorang bapak-bapak menghampiri kami,
ia berkata "malam ini ade kegiatan dak e kitak Nn ?". Kemudian kami
menjawab "adak ade mah pak e t ade ape am ?". Lalu bapak itu
menjawab "ohh mun kita dk Ade kegiatan boleham ikut kami yasinan
di lah hilik nun, barangam baa ngisik kegiatan kitak pade gak bediam
dirumah nun dk e, aok dh nyan pun yasinan kami Nn sepi anggota
Nye t kah berape orang am yang datang an. Mun Ade kitak kan
nyaman gak ramai sikit bah, yum pegi.". Lalu tanpa berpikir panjang
kami berempat langsung mau ikut pergi acara yasinan tersebut.

126
Sesampainya di tempat acara yasinan tersebut tepatnya
dirumah warga, kami di sambut dengan hangat. Berbagai macam kue-
kue hingga minuman yang di hidangkan di hadapan kami sambil
menunggu anggota yang lain datang, tidak lama kemudian yasinan
pun dimulai. Saya melihat setiap anggota yang datang di acara
tersebut, mereka melemparkan uang mulai dari 2.000 hingga 5.000
kepada seorang bapak-bapak yang memegang sebuah buku untuk
mencatat nama-nama mereka.

Kemudian saya bertanya kepada bapak-bapak yang ada di


sebelah saya, " pak maok nanyak, uang yang dikumpulkan ke bapak-
bapak itu t untok ape pak ?". Kemudian bapak di sebelah saya pun
menjawab " ohhh duit inyan t untok dikasikkan ke tuan rumah yang
ngadekan acara nan sebagian, terus yang sebagian Nye tu untuk duit
kas kalo ade kegiatan-kegiatan anggota yasinan yang lain, biasenye
bah asal ade orang ninggal nan duit nyan di kasikkan ke keluarge
yang ninggal nan.".

Kemudian saya bertanya lagi " untuk duit nan endk ade
patokan Nye e pak orang ngasi nan, saye liat dari tadik Ade yang
ngasi 2.000 lah 5.000 ape nan ?". Kemudian bapak itu menjawab lagi
" ohh kalo untuk duit sumbangan tuu emang endak ade patokan nyak,
orang yang ngasi nan pokok e seikhlas diem seberapa adenyem bah
pokok e. Mun di kasi patokan nan takut e nantik ade yang keberatan
bah lalu nantik dak maok pegi yasinan ak, bakal makin sepi am
yasinan nin mun gian an. Aok jadi di bebas kan am orang maok ngasi
berape pun nantik di catat jumlah semuenye.". Setelah mendengar
jawaban bapak itupun akhirnya saya paham kegunaan uang itu di
kumpulkan pada saat acara yasinan pada setiap malam Jum'at.

127
Pada hari kamis setelah shiolat ashar, kami mendapati
undangan acara akikah salah satu anak warga yang ada di desa mekar
harapan. Undangan tersebut di umumkan oleh kai sahab pada saat
sebelum sholat ashar di mulai, setelah selesai sholat ashar saya
dengan 3 orang teman saya dan para jamaah lainnya yang ada di
masjid pergi beramai-ramai ke tempat acara tersebut dengan berjalan
kaki. Karena tempat acara tersbut letaknya tidak terlalu jauh dari
masjid tempat kami sholat ashar berjamaah. Sesampainya di tempat
acara tersbut, saya melihat banyak sekali orang yang duduk di bagian
teras depan rumah, sedangkan di bagian dalam rumah masih banyak
tempat duduk yang kosong. Sehingga kami para jamaah yang baru
datang dari masjid, disuruh masuk ke dalam untuk mengisi bagian
dalam rumah. Pada saat acara pembacaan doa mau dimulai, tempat
duduk yang ada di dalam rumah masih belum penuh juga.

Akhirnya tuan rumah menyuruh warga yang duduk di teras


untuk masuk ke dalam rumah, tetapi mereka menolak “ eiii nyaman t
di senek am berangen, mun dalam nan panas ak bekeringat bakalan
dalam nan” ucap salah satu warga yang duduk di teras rumah. Setelah
mendengar jawaban warga tersebut ustad pun memulai acara tersebut
agar tidak berlama-lama lagi. Selesai membaca tahlil dan doa, kami
berempat dipanggil si tuan rumah untuk ke dapur. Sampai di dapur
tuan rumah berkata “ bantu gak lok jang ngangkat talam nan biar
cepat makan, dak gak lamak sidak betunggu di luar nan. Melas gik
nengok sidak yang di dalam dah bekeringat semue badan nan” ucap
si tuan rumah kepada kami berempat sambil tersenyum tipis.
Kemudian kami berempat bergegas untuk membantu mengangkat
talam tersbut untuk dibagikan kepada para tamu undangan yang hadir
di acara akikah tersebut.

128
Selesai dari membagikan makanan, kami di panggil lagi oleh
si tuan rumah. Lalu ia berkata “ kita dudok di senem ye tunggu bentar
lok, wak ambekkan lok tok kitak nn” tak lama kemudian beliau pun
keluar dengan membawa dua nampan yang berisikan makanan untuk
porsi 2 kelompok tamu. Lalu beliau berkata “ hah makanam nan
untuk kitak bermpat am, upah kitak udah bantu ngangkat ek talam
tadik nan”. Kemudian kami berempatpun memakan makanan yang
telah di hidangkan oleh si tuan rumah tersebut. Tak sampai disitu saja,
setelah selesai makan dan sholawat penutup acara akikah tersebut.
Situan rumah menyuruh kami berempat untuk tidak pulang terlebih
dahulu. Beliau menyuruh kami untuk duduk bersantai sambil
meminum kopi atau teh yang sudah ada, serta kue-kue yang masih
ada. Kemudian kami berbincang-bincang dengan si tuan rumah dan
warga yang masih ada di tempat tersebut.

Setelah lumayan cukup lama berbincang-bincang, tuan rumah


masuk kedalam kemudian beliau keluar membawa sebuah kantong
plastik bewarna hitam cukup besar. Kemudian beliau berkata “ini ade
siket nasi laok untok kitak makan dirumah, aok bebagi siket-siket
gianam ye bende nin dah dk ade gik ak bah soal e, jadi aok kah inim
adenyen”. Kemudian saya menjawab “ wai wak banyak gak t eh,
tadik makan udah 2 porsi. Ini dah ade gik im yang di bungkus kan
nyen, aok makasih banyak am ye nin wak ini dah lebeh dari cukup am
nin besyukur bujuram dah dapat laok nasi nn” ucap saya sambal
tersenyum kepada si tuan rumah. kemudian setelah itu kami berempat
pulang kerumah dengan perut yang kenyang dan hati pun senang.

129
B. DESA RIAM BUNUT
Pendidikan Masyarakat Desa Riam Bunut
Oleh : Pika Yulianti

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting untuk


meningkatkan kualitas suatu bangsa. Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Karena salah satu
tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
masyarakat, maka pemerintah harus mampu memberikan
pendidikan yang memadai kepada seluruh warga negaranya.
Baik bagi masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Namun
pada kenyataannya, masih banyak terjadi disparitas pencapaian
pendidikan antara perkotaan dan perdesaan.
Contoh kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan
perdesaan dapat kita temukan pada sekolah di perkotaan yang
memiliki fasilitas yang baik, tentunya dengan guru yang baik
untuk nantinya melahirkan siswa yang cerdas. Hal ini
berbanding terbalik dengan sekolah di pedesaan yang tidak
memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta kurangnya
guru yang berkualitas.
Faktanya, tingkat pendidikan di perdesaan lebih rendah
dibandingkan di perkotaan. Di daerah pedesaan, banyak pekerja
yang belum menyelesaikan pendidikan dasar atau menengah, hal
ini disebabkan oleh rendahnya infrastruktur, kesenjangan

130
ekonomi, dan semakin buruknya kualitas pendidikan. Di Desa
Riam Bunut sendiri pendidikan masih tergolong direndah
dikarenakan beberapa penyebab.

Ada beberapa penyebab mengapa tingkat pendidikan di


perdesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan, antara lain:

a. Rendahnya kemauan dan pemikiran masyarakat yang


menganggap pendidikan kurang penting.
Di pedesaan, masih sangat sedikit masyarakat yang tamatan
universitas atau bahkan tamatan SMA. Kebanyakan masyarakat
pedesaan percaya bahwa jika mereka bisa membaca dan
menulis dengan baik, maka mereka akan mendapat keuntungan
dalam mencari pekerjaan. Banyak anak-anak yang seharusnya
masih dalam usia sekolah namun lebih memilih bekerja jika
laki-laki dan menikah jika perempuan, belum memikirkan
pentingnya pendidikan untuk kehidupannya kelak.

Di pedesaan, tingkat pendidikan yang tinggi, seperti lulusan


universitas atau bahkan lulusan SMA, masih merupakan hal
yang jarang ditemui. Mayoritas penduduk pedesaan meyakini
bahwa kemampuan membaca dan menulis yang baik sudah akan
memberikan mereka keuntungan signifikan dalam mencari
pekerjaan. Ironisnya, terdapat banyak contoh anak-anak yang
seharusnya masih dalam usia sekolah, namun mereka memilih
untuk bekerja (khususnya untuk laki-laki) atau menikah
(khususnya untuk perempuan) tanpa mempertimbangkan
pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka. Hal ini

131
menjadi refleksi dari suatu pola pikir yang perlu diubah di
masyarakat pedesaan.
Di desa Riam Bunut masih banyak orang tua yang
menangap pendidikan itu kurang penting bagi anak – anak
mereka. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyak nya anak –anak
putus sekolah di usia muda dan memilih bekerja dengan upah
kecil sekalipun.

b. Kemampuan Ekonomi yang tidak mendukung


Masih banyak anak pedesaan yang seharusnya mereka
memiliki kemampuan dan keinginan untuk bersekolah, namun
karena tidak adanya biaya maka terpaksa putus sekolah demi
membantu bekerja. Pemerintah dalam hal ini sudah berusaha
membantu dengan memberikan beasiswa kepada anak - anak
dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah yang
disalurkan melalui bantuan dana beasiswa. Namun, bantuan
pendidikan ini rupanya juga belum dapat disalurkan secara
merata.
Di desa Riam Bunut banyak anak – anak usia sekolah
bekerja. Riam Bunut merupakan salah satu desa di Kecamatan
Sungai Laur yang bisa dibilang sebagai pusat ekonomi di
kecamatan Sungai Laur itu sendiri. Desa Riam Bunut menjadi
pusat perekonomian masyarakat dengna adanya pasar rakyat
terbesar di Sungai laur. Masyarakat di Riam Bunut cenderung
mengutamakan anak mereka untuk mencari pekerjaaan bahkan
mulai pada masa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini

132
mengakibatkan banyak anak putus sekolah dan memilih
berkerja. Bahkan terdapat beberapa khasus anak diharuskan
memiliki pekerjaan yang sama dengan orang tua mereka. Rata –
rata pekerjaan orang tua di desa Riam Bunut ialah pelayan di
toko – toko sembako, Penoreh Karet (Petani Karet) dan bekerja
di PT kebun sawit. Pekerjaan – pekerjaan tersebut merupakan
pekerjaan yang tidak membutuhkan ijasah tinggi / atau
pendidikan tinggi, namun lebih mementingkan keterampilan
mereka dalam melakukan pekerjaannya.

c. Tidak ada dukungan orang tua


Salah satu penyebab rendahnya pencapaian pendidikan di
pedesaan adalah kurangnya dukungan orang tua untuk
bersekolah. Banyak orang tua di pedesaan yang masih
beranggapan bahwa pendidikan tinggi bermanfaat jika tidak
menjamin adanya pekerjaan yang baik, terutama bagi anak
perempuan di pedesaan yang masih dianggap tidak
membutuhkan pendidikan tinggi.
Di desa Riam Bunut khususnya perempuan sudah banyak
menikah di usia sekolah. Kecendrungan masyarakat untuk
menikah muda ini membuat orang tua khususnya yang memiliki
anak peremuan berpikiran bahwa “setelah SMA anak saya akan
langsung menikah” atau “anak saya hanya akan menjadi ibu
rumah tangga setelah tamat SMA”. pikiran inilah yang membuat
orang tua enggan menyekolahkan anak mereka hingga kde
perguruan tinggi.
Rendahnya pencapaian pendidikan di pedesaan dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah kurangnya dukungan

133
orang tua terhadap pendidikan. Di banyak pedesaan, pola pikir
konservatif masih mewarnai pandangan mengenai pendidikan
tinggi. Banyak orang tua mempertahankan pandangan bahwa
gelar pendidikan tinggi tidak selalu menjamin pekerjaan yang
baik, terutama bagi anak perempuan di pedesaan yang dianggap
mungkin tidak memerlukan pendidikan tinggi.
Di desa Riam Bunut, fenomena ini tampaknya semakin
nyata. Praktik menikah muda telah menjadi suatu norma,
terutama bagi perempuan. Hal ini mengakibatkan persepsi yang
menyatakan bahwa setelah menyelesaikan SMA, tujuan utama
perempuan adalah menikah dan menjadi ibu rumah tangga.
Pandangan semacam ini menciptakan penghalang dalam
menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi.
Akibatnya, ketidakpercayaan terhadap manfaat pendidikan
tinggi menghambat perkembangan individu dan masyarakat di
desa tersebut. Beberapa dampak negatif dari pandangan ini
adalah:
1) Peluang Terbatas: Ketidakpercayaan terhadap pendidikan tinggi
membuat anak-anak terkendala dalam mengakses peluang yang
lebih luas. Mereka mungkin melewatkan peluang untuk
mengembangkan keterampilan dan wawasan yang dapat
membantu mereka meraih pekerjaan yang lebih baik di masa
depan.
2) Siklus Keterbatasan: Siklus menikah muda dan pendidikan
rendah dapat menyebabkan generasi berikutnya juga mengalami
keterbatasan yang serupa. Anak-anak dari keluarga yang kurang
mendorong pendidikan cenderung mengikuti jejak orang tua
mereka.

134
3) Keterbatasan Peran Perempuan: Pandangan bahwa perempuan
hanya diperlukan sebagai ibu rumah tangga setelah SMA dapat
membatasi peran dan kontribusi mereka dalam masyarakat. Ini
juga berpotensi menghambat perkembangan ekonomi dan sosial
desa secara keseluruhan.

d. Kurangnya infrastruktur yang memadai


Mengingat masih banyak fasilitas sekolah yang kurang
memadai di desa - desa, terkadang gedung sekolah yang ada di
desa pun terkadang tidak layak dijadikan lahan sekolah karena
kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana yang lengkap.
Di banyak desa, persoalan kurangnya fasilitas sekolah yang
memadai masih menjadi isu serius yang perlu ditangani. Tidak
jarang, gedung sekolah yang ada di desa-desa pun sebenarnya
tidak layak dijadikan sarana pendidikan. Kondisi tersebut tidak
hanya berkaitan dengan fisik bangunan yang memprihatinkan,
tetapi juga dengan kekurangan fasilitas, sarana, dan prasarana
yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
optimal.

Tantangan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap


dunia pendidikan di pedesaan:
1) Kualitas Pendidikan Terhambat Kekurangan
fasilitas sekolah yang memadai dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan yang
diberikan kepada siswa. Tanpa sarana dan

135
prasarana yang cukup, proses pembelajaran
menjadi kurang efektif, dan siswa mungkin
tidak dapat memahami materi dengan baik.
2) Keterbatasan Akses Pendidikan Berkualitas
Kondisi sekolah yang tidak layak dapat mengurangi minat
siswa untuk hadir dan belajar. Hal ini khususnya mempengaruhi
siswa yang seharusnya mendapatkan peluang pendidikan
berkualitas di lingkungan yang mendukung.
3) Kesejahteraan Siswa Terganggu Fasilitas
sanitasi yang tidak memadai dapat
membahayakan kesehatan siswa dan
menghambat kenyamanan belajar.
Kurangnya akses ke air bersih, toilet yang
layak, dan fasilitas kesehatan di sekolah
dapat mengancam kesejahteraan fisik siswa.
4) Tertinggal dalam Era Digital
Kurangnya fasilitas teknologi seperti akses internet atau
perangkat komputer dapat membuat siswa di desa tertinggal
dalam mengembangkan literasi digital yang kritis dalam
masyarakat yang semakin terhubung secara teknologi.
5) Ketidaksetaraan Pendidikan
Kurangnya fasilitas yang memadai dapat memperburuk
kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Anak-anak di desa mungkin terhambat dalam mengembangkan
potensi mereka karena keterbatasan lingkungan belajar yang
berkualitas.

136
Di desa Riam Bunut, fasilitas pendidikan telah mencakup
berbagai jenjang, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA). Menariknya, setelah dilakukan
observasi selama Kegiatan Kuliah Lapangan (KKL), terlihat
bahwa infrastruktur pendidikan di desa cukup memadai untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar.
Terdapat Taman Kanak-Kanak yang memberikan fondasi
awal pendidikan kepada anak-anak usia dini. Di samping itu,
Sekolah Dasar (SD) hadir sebagai langkah berikutnya dalam
membentuk dasar pendidikan yang lebih komprehensif. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
memungkinkan siswa untuk mendapatkan pendidikan lanjutan
yang lebih mendalam.

Tidak hanya meliputi keberadaan bangunan fisik, fasilitas


pendidikan di desa Riam Bunut juga mencakup aspek lain yang
penting:
1) Sarana Belajar yang Lengkap:
Terdapat ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium yang
dapat membantu siswa belajar dengan lebih baik. Keberadaan
fasilitas tersebut memungkinkan siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dengan lebih baik.
2) Akses Teknologi Pendidikan: Penggunaan
teknologi dalam pembelajaran juga menjadi
hal yang penting. Adanya akses internet dan
fasilitas teknologi lainnya di sekolah dapat
membantu siswa mengembangkan literasi

137
digital dan mengakses informasi dengan
lebih mudah.
3) Fasilitas Olahraga dan Seni:
Selain pendidikan akademis, fasilitas untuk olahraga dan seni
juga penting bagi perkembangan holistik siswa. Lapangan
olahraga dan ruang seni dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan non-akademis.
4) Kualitas Guru:
Infrastruktur yang memadai perlu didukung oleh kualitas guru
yang baik. Guru yang terlatih dan berkualitas sangat
berkontribusi pada pembelajaran yang efektif dan berkualitas.

Dengan adanya fasilitas pendidikan yang memadai, desa


Riam Bunut memiliki peluang besar untuk menciptakan
generasi yang terdidik dengan baik dan memiliki kualitas
sumber daya manusia yang lebih baik untuk masa depan.

e. Kurangnya tenaga pendidik


Hal ini juga berpengaruh besar ketika sumber daya
manusia atau guru di pedesaan terkadang sangat sedikit dan
bisa dibilang kurang. Kurangnya tenaga atau guru yang
terampil juga menyebabkan kurangnya kualitas pendidikan dan
lulusan di kemudian hari.

Tidak dapat diabaikan bahwa salah satu masalah krusial di


pendidikan pedesaan adalah kurangnya tenaga pendidik yang
memadai. Situasi ini memberikan dampak besar terhadap

138
ketersediaan sumber daya manusia atau guru yang seringkali
sangat terbatas, bahkan bisa dikategorikan sebagai jumlah yang
kurang memadai. Kondisi ini merujuk tidak hanya pada
kuantitas guru yang terbatas, tetapi juga pada kualitas dan
kecakapan mereka dalam mendidik.

Dampak dari kekurangan guru yang terampil ini sangat


beragam dan signifikan:
1) Kualitas Pembelajaran Terancam
Kurangnya guru yang memiliki kompetensi
dan keahlian yang memadai dapat
menghambat penyampaian pembelajaran
yang efektif. Guru yang tidak memiliki
kualifikasi yang memadai mungkin sulit
untuk menyajikan materi secara tepat,
kreatif, dan sesuai dengan perkembangan
siswa.
2) Kurangnya Motivasi Belajar:
Guru yang kurang berkualitas mungkin kesulitan dalam
membangun koneksi yang baik dengan siswa, yang dapat
berdampak negatif pada minat belajar mereka. Siswa mungkin
kehilangan motivasi untuk hadir di sekolah dan berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
3) Kesenjangan Pendidikan Antar Daerah:
Kekurangan guru yang terampil dapat mengakibatkan
kesenjangan pendidikan yang lebih besar antara daerah
perkotaan dan pedesaan. Siswa di pedesaan mungkin tidak

139
memiliki akses yang setara terhadap guru yang berkualitas
seperti di perkotaan.
4) Kurangnya Keterampilan Hidup:
Guru yang memiliki kualitas rendah mungkin tidak dapat
membantu siswa mengembangkan keterampilan hidup yang
penting, seperti keterampilan komunikasi, kritis, dan
kolaboratif.
5) Kurangnya Inovasi Pendidikan:
Guru yang kurang terlatih cenderung kurang mampu
mengadopsi metode pembelajaran yang inovatif. Ini dapat
menghambat pengenalan siswa pada pendekatan pembelajaran
yang lebih dinamis dan interaktif.

140
Sekolah di Desa Riam Bunut
Oleh : Leony Andriani Saputri

Desa Riam Bunut memiliki 4 tingkatan sekolah yakni


Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, dan SMA. Mulai dari Taman
Kanak-Kanak yakni TK Negeri 01 Sungai Laur yang beralamat
di jalan Trans Kalimantan yang di pegang oleh 4 guru serta
memiliki 3 ruangan kelas dengan jumlah siswa kurang lebih 40
orang.
TK Negeri 01 Sungai Laur tidak hanya menerima siswa
dari desa riam bunut saja, tetapi juga menerima desa di
sekitarnya seperti desa Suka Ramai dan lain sebagainya, TK ini
termasuk salah satu TK yang sangat diminati masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya karena memiliki akses yang
mudah dilalui serta terletak di tengah-tengah perkampungan
warga. Sekolah ini memiliki kriteria dalam penerimaan siswa
yakni dari umur 5 sampai 6 tahun.
Fasilitas yang disediakan TK Negeri 01 Sungai Laur
adalah ruang kelas dengan lantai keramik, kipas angin, papan
tulis serta mainan anak-anak yang beragam mulai dari
seluncuran, ayunan, kursi putar, panjat balok, dan jungkat-
jungkit. Fasilitas yang disediakan TK Negeri 01 Sungai Laur
bertujuan untuk merangsang aktivitas anak, menempatkan diri,
menata emosi, kerjasama serta bersosialisasi.

141
Pada hari Senin, 24 Juli 2023 Mahasiswa Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) Ketapang 1 Sungai Laur Posko 1 Desa Riam
Bunut mengunjungi TK Negeri 01 Sungai Laur untuk
merayakan Hari Anak Nasional dengan mengajak seluruh siswa
TK Negeri 01 Sungai Laur senam dan jalan sehat di sekitaran
lingkungan TK Negeri 01 Sungai Laur. Hal ini disambut baik
oleh pihak sekolah serta orang tua “Kami sebagai orang tua
merasa senang dengan kedatangan kakak-kakak Mahasiswa
untuk mengajak anak-anak untuk olahraga” ucap ibu susi selaku
orang tua.
Dari hasil pengamatan penulis, anak-anak di TK Negeri
01 Sungai Laur memiliki keterbukaan terhadap orang baru serta
mudah bergaul. Hal ini terjadi karena anak-anak seringkali di
ajak untuk belajar diluar kelas sehingga anak-anak mudah untuk
bersosialisasi. Ibu Dewi selaku kepala sekolah TK Negeri 01
Sungai Laur menuturkan bahwa anak-anak sering mendapatkan
pelajaran diluar kelas karena anak-anak dinilai lebih senang dan
lebih paham ketika terjun langsung contohnya belajar warna
dengan cara melihat tumbuhan yang ada disekitar lingkungan
sekolah.
Sekolah Dasar, SD Negeri 01 Sungai Laur adalah satu-
satunya sekolah dasar yang ada di riam bunut yang beralamat di
Jalan Danau Bukong, RT 03 RW 02, Dusun Bumbung Raya
Desa Riam Bunut yang berakreditasi B.
Sekolah ini memiliki fasilitas yang sangat memadai
untuk mendukung aktivitas belajar mengajar, mulai dari meja
kursi yang layak, memiliki 2 papan tulis di setiap kelasnya, serta
buku-buku pelajaran yang lengkap, alat-alat pendukung

142
pembelajaran seperti proyektor dan alat olahraga juga tersedia
dengan lengkap.
SD Negeri 01 Sungai Laur memiliki 10 ruang kelas
termasuk ruang guru di mana kelas 1 terdiri atas 1A dan 1B,
kelas 2 teridi atas 2A dan 2B, kelas 3, kelas 4, kelas 5, kelas 6A
dan 6B. Tidak hanya ruang kelas yang lengkap, sekolah ini juga
memiliki halaman yang luas yang dapat dijadikan lapangan olah
raga dan upacara bendera. Untuk mendukung kegiatan siswa,
sekolah ini menyediakan ekstrakulikuler Pramuka untuk siswa
kelas 4, 5, dan 6.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, “SD
Negeri 01 Sungai Laur memiliki 13 yang terdiri dari kepala
sekolah serta guru kelas yang mengajar dari kelas 1 hingga kelas
6, namun di sekolah ini tidak ada guru khusus yang mengajar
pelajaran olah raga” tutur bapak Yasin selaku kepala sekolah SD
Negeri 01 Sungai Laur saat berbincang dengan Mahasiswa KKL
Ketapang 1 Sungai Laur Desa Riam Bunut.
Pika dan Leony adalah Mahasiswa KKL Ketapang 1
Sungai Laur Desa Riam Bunut yang mendapatkan tugas untuk
mengajar di Sekolah ini, menurut Leony banyak sekali siswa
yang tidak bisa membaca dan menulis, setelah di telaah hal ini
terjadi karena kurangnya peran orang tua dalam proses
pembelajaran anak selama di rumah. Sedangkan Pika
berpendapat bahwa, kelemahan belajar yang terjadi pada siswa
terjadi karena kurangnya minat belajar serta rendahnya motivasi
belajar siswa.
Hal yang lumrah terjadi namun mengejutkan bagi penulis
saat berkunjung ke SD Negeri 01 Sungai Laur adalah terlihat

143
beberapa siswa yang menggunakan kendaraan sepeda motor
untuk berangkat ke sekolah serta parkir di area sekolah. Pihak
sekolah sudah menegur siswa bahkan orang tua siswa untuk
mengawasi serta melarang siswa untuk membawa sepeda motor
ke sekolah namun masih ada yang tidak menaati peraturan yang
ada.
Pada tanggal 1-2 Agustus 2023, terselenggaranya
workshop IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) yang mana
Mahasiswa KKL Ketapang 1 Sungai Laur Desa Riam Bunut
ikut andil dalam acara tersebut. Hal ini dapat membuktikan
bahwa SD Negeri 01 Sungai Laur tidak kalah dengan Sekolah
yang ada di Kabupaten yang di mana SD Negeri 01 Sungai Laur
telah menerapkan kurikulum merdeka untuk kelas 1 dan 4.
Dalam penerapan kurikulum merdeka SD Negeri 01 Sungai
Laur memfokuskan tujuan untuk memberikan kesempatan yang
lebih luas bagi siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat
masing-masing siswa.
Beralih ke jenjang yang lebih tinggi yakni Sekolah
Menengah Pertama. Desa Riam Bunut memiliki SMP Negeri 01
Sungai Laur yang terletak tidak jauh dari SD Negeri 01 Sungai
Laur yakni beralamat di jalan Pramuka, Desa Riam Bunut, Kec.
Sungai Laur berada dibawah naungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang berakreditasi B dengan kurikulum 2013.
Fasilitas yang disediakan oleh SMP Negeri 1 Sungai
Laur yakni menyediakan listrik untuk membantu kegiatan
belajar mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SMP
Negeri 1 Sungai Laur berasal dari PLN. Sekolah ini juga
memiliki fasilitas ruang kelas yang layak dan baik mulai dari

144
meja kursi, papan tulis, parkiran serta halaman yang luas serta
lapangan olah raga seperti lapangan voly dan bisa juga menjadi
lapangan bola bagi siswa yang sedang berolah raga.
Untuk mendukung minat siswa di bidang nonakademik
SMP Negeri 01 Sungai Laur menyediakan ekstrakulikuler yakni
Pramuka, Tari Tradisional, Olahraga (Bulu Tangkis, Voly,
Sepak Bola). Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler sekolah
mengharapkan siswa dapat menambah pengetahuan,
keterampilan dan wawasan baru sesuai dengan minat dan bakat
masing-masing siswa.
Berdasarkan observasi penulis, jumlah siswa yang berada
di SMP Negeri 01 Sungai Laur ini kurang lebihnya 200 siswa
yang tersebar dari kelas 7 hingga 9 dengan beragam agama
yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Memiliki 20
guru yakni 11 guru laku-laki dan 9 guru perempuan serta
memiliki 4 staf.
Pada 8 Agustus 2023, Mahasiswa KKL Ketapang 1
Sungai Laur Desa Riam Bunut berkunjung ke SMP Negeri 01
Sungai Laur serta meminta izin untuk melaksanakan sosialisasi
yang bertemakan Penggunaan Media Sosial Dengan Bijak yang
disambut hangat oleh kepala sekolah. Bapak Syerli selaku
kepala sekolah menuturkan bahwa tema yang di angkat sangat
menarik untuk dibahas karena banyak sekali kegagalan dalam
pembelajaran yang terjadi akibat penggunaan sosial media.
Dalam pelaksanaan sosialisasi Mahasiswa KKL
Ketapang 1 Sungai Laur Desa Riam Bunut di sambut baik oleh
siswa SMP Negeri 01 Sungai Laur, siswa berperan aktif saat

145
proses sosialisasi mulai dari mendengarkan materi dengan baik
hingga berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pemateri.
Di tinjau dari prestasi pendidikan, SMP Negeri 01
Sungai Laur memiliki prestasi yang baik di bidang akademik
maupun nonakademik salah satunya adalah memenangkan
lomba olimpiade IPA tingkat Kecamatan dan prestasi pada
ekstrakulikuler Pramuka serta prestasi dibidang olah raga.
Dilihat dari motivasi belajar siswa di jenjang SMP cenderung
lebih menurun dikarenakan beberapa faktor yakni mulai dari
ekonomi, akses jalan, serta rendahnya dukungan orang tua.
Kepala sekolah SMP Negeri 01 Sungai Laur, Bapak
Syerli menuturkan bahwa dengan kedatangan Mahasiswa KKL
Ketapang 1 Sungai Laur Desa Riam Bunut diharapkan dapat
menjadi tambahan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat
serta diharapkan dapat memberikan memberikan pandangan
kepada siswa untuk melihat jenjang pendidikan yang lebih luas.
Naik ke janjang bangku sekolah yang lebih tinggi yakni
Sekolah Menengah Atas, Desa Riam Bunut juga memiliki SMA
yang bernama SMA Negeri 01 Sungai Laur nerdiri sejak tahun
2005 yang beralamat Jalan Trans Kalimantan, RT 2/ RW 1,
Dusun Pebahan, Desa Riam Bunut dengan akreditasi B.
Berdasarkan observasi SMA Negeri 01 Sungai Laur
memiliki lahan yang luas dengan bangunan yang baik dan layak
serta fasilitas lengkap, mulai dari fasilitas sekolah yakni sound
sistem yang baik, keamanan sekolah, lahan parkir, kantin,
laboratorium kimia, laboratorium komputer hingga tempat
ibadah umat muslim yakni masjid. Untuk fasilitas belajar
mengajar ada meja kursi yang baik dan sesuai standar, papan

146
tulis, ruangan yang layak serta perpustakaan dengan buku-buku
yang beragam.
SMA Negeri 01 Sungai Laur memiliki 20 guru, 128
siswa laki-laki, 129 siswa perempuan yang tersebar di 13
ruangan kelas dan terbagi manjadi 2 jurusan yakni IPA dan IPS.
Sama seperti jenjang sekolah sebelumnya, SMA juga memiliki
ekstrakulikuler sebagai kegiatan nonakademik bagi siswa yakni
Pramuka, Paskibra dengan tujuan menumbuhkan semangat jiwa
nasionalisme kepada siswa yang mengikutinya.
Pada 7 Agustus 2023, Mahasiswa KKL Ketapang 1
Sungai Laur Desa Riam Bunut melaksanakan sosialisasi
pertama yang bertemakan Persiapan Masuk ke Dunia
Perkuliahan yang mana di sambut hangat oleh pihak sekolah,
“ini merupakan sosialisasi yang baik bagi siswa kelas 12 yang
sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian serta
sebagai gambaran untuk siswa yang ingin melanjutkan studi ke
perguruan tinggi” ucap Ibu Enas selaku guru mewakili kepala
sekolah. Siswa kelas 12 sangat antusias dengan sosialisasi yang
kami berikan hingga berdiskusi seputar lingkungan perguruan
tinggi. Jika dilihat dari sosialisasi yang kami lakukan, masih
banyak siswa yang berminat untuk melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi namun beberapa kendala ditemukan saat sesi
tanya jawab, mulai dari ekonomi orang tua hingga izin orang
tua.

Kemudian tanggal 21 Agustus 2023, Mahasiswa KKL


Ketapang 1 Sungai Laur Desa Riam Bunut melakukan
sosialisasi kedua dengan tema Pernikahan Dini dengan sasaran

147
siswa kelas 10 dan kelas 11. pada awalnya mahasiswa hanya
meminta kepada pihak sekolah untuk memberikan sosialisasi
kepada siswa kelas 11 tetapi, pihak sekolah meminta untuk
melibatkan kelas 10 dalam mengikuti sosialisasi ini.
Mahasiswa KKL Ketapang 1 Sungai Laur Desa Riam
Bunut memaparkan secara garis besar faktor-faktor pernikahan
dini, bahaya pernikahan dini serta akibat dari pernikahan dini.
Tujuan diangkatnya tema tersebut adalah krena banyaknya
ditemukan kasus putus sekolah akibat dari pernikahan dini dan
seks bebas pada siswa SMA, hal ini terjadi akibat kurangnya
peran orang tua dalam pengawasan anak serta luasnya pergaulan
bebas yang cenderung negatif.

148
PROFIL DESA RIAM BUNUT
Oleh : M. Fiqri Haikhal
Desa Riam Bunut merupakan salah satu desa yang berada di
kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Desa ini terbagi menjadi tiga dusun dan enam RT, yaitu Dusun
Bumbung Raya, Dusun Aur Kuning, Dusun Riam Bunut. Riam
bunut mempunyai kode wilayah menurut kemendragi
61.04.07.2001. sedangkan kode posnya adalah 78872.

Desa ini terdapat berbagai macam jenis suku mulai dari suku
melayu dan dayak, tentunya mereka disini hidup berdampingan
dan juga mempunyai toleransi yang kuat antar sesama
menginggat warga disini beragama islam, katholik, dan hindu,
juga terdapat bangunan ibadah seperi masjid, gereja, dan pura.

149
Desa riam bunut dilintasi muara sungai laur yang terletak di
Desa Mensubang Kec. Nanga Tayap, aliran sungai laur terdapat
kegiatan perkebunan kelapa sawit antara lain PT. Prakarsa Tani
Sejati (PTS), PT. Swadaya Mukti Prakarsa Tani Sejati (PTS),
PT.Mulia Bhakti Kahuripan (MBK). PT. Batu Mas Sejahtera
(BSM), PT. Lanang Agro Bersatu dan HTI PT. Mahkota Rimba
Utama.

Aktivitas yang berada di desa ini selain kegiatan perkebunan


kelapa sawit antara lain adalah aktivitas dermaga, pemukiman
penduduk. Keberdaan desa ini selain untuk sarana transportasi
sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan sehari – hari
bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai laur mencuci,
memasak, sanitasi. Pada daerah hulu dan tengah sungai terdapat
aktivitas kegiatan penambangan ilegal penambangan emas. Selain
di badan sungai penambangan emas ilegal juga terjadi di darat
yang aliran airnya juga akan bermuara sungai.

Desa ini untuk infranstruktur nya sudah lengkap mulai dari


jalan sudah bagus walaupun sebagian ada kerusakan tapi tidak
menjadi penghalang bagi warga sekitar untuk berpergian dikarena
desa ini sudah mempunyai supermarket seperti indomaret dan
allfamart. Kemudian pasar sayur yang lengkap yang menyediakan
semua kebutuhan warga sekitar.

Selain itu warga desa riam bunut juga banyak mempunyai


kebun sayur sayuran dikarenakan tanah yang cocok untuk
bercocok tanam mengingat desa ini berada di atas pegunungan
sehingga dengan mudah tanaman sayuran untuk tumbuh. Tidak

150
hanya itu desa riam bunut juga menjadi pemasok sayur sayuran
ke beberapa luar daerah.

Untuk pergi ke Desa ini dari pontianak atau ketapang kurang


lebih perjalananya memakan waktu hampir 5 jam di karenakan
derah ini berda di tengah antara kecamatan tayan dan juga
kecamatan sandai dan nangga tayap. Selain itu di desa ini
terdapat 2 bukit yang sangat indah, yaitu bukit kuri dan bukit
kruat ini tentunya menjadi tempat wisata yang menarik bagi
pengunjung dari beberapa luar daerah.

Bukit kuri merupakan bukit batu, yang secara administrative


terletak di Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang ini,
telah mengundang banyak kelompok pendaki bukit dari berbagai
daerah. Terletak di jalur „tol‟ mulus Jalan Trans Kalimantan.
Bukit kuri dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari
Pontianak, Pangkalan Bun, atau Palangka Raya, Kalimantan
Tengah.

151
Pada tahun 2021, petualangan di Bukit kuri mendapatkan
penghargaan di tingkat nasional dalam ajang Anugerah Pesona
Indonesia dalam kategori wisata petualangan dan olahraga bukit
kuri menawarkan petualangan panjat tebing, mendaki bukit
(hiking), seraya menikmati keindahan alam. Di puncak, para
penjelajah yang bermalam dapat memasang tenda. Padda senja,
menikmati pemandangan matahari jatuh dengan pancar cahaya
emas. Di pagi hari, dingin embun serta hangat matahari pagi
menyapa penjelajah menyambut hari.

Desa ini mempunyai kantor desa riam bunut dan memiliki


koperasi CUSJ bertujuan membantu pemerintah dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama desa riam
bunut.kemudian lembaga pendidikanya sudah lengkap mulai dari
TK 01, SDN 01, SMPN 01 SMAN 01. Selain itu juga terdapat

152
Puskesmas yang dimana puskesmas ini siap melayani dengan siap
dan memiliki jam operasional lama yaitu 24 jam, sehingga
mudah untuk masyarakat berobat dan juga rawat inap. selain itu
juga untuk kemanan desa riam bunut juga terdapat kantor polsek
dan Koramil. Tentunya guna untuk melindungi warga sekitar dari
berbagai ancaman yang masuk.

Di desa ini juga terdapat taman pendidikan Al qur‟an bernama


TPA An Nur yang terletak di belakang masjid. TPA ini tentunya
menjadi tempat pendidikan dan pengajaran Islam luar sekolah
atau dapat disebut juga sebagai pendidikan non formal untuk
anak usia SD hinga SMP, yang mendidik santri agar mampu
membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu
tajwid sebagai target pokoknya.

Desa riam bunut menjadi sasaran TMMD yaitu menjadi lokasi


TNI Manunggal Membangun Desa ke 112 Kodim 1203
Ketapang. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama 30 hari.
Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi kegiatan fisik dan non
fisik. Kegiatan fisik diantaranya rambat beton, (renovasi) rumah
tidak layak huni, pembuatan poskamling, pembuatan gorong –
gorong dan renovasi TPA.

Selain sasaran fisik, prajurit TNI angkatan darat dari Kodim


1203 Ketapang juga akan melakukan kegiatan pembangunan non
fisik seperti penyuluhan dan kegiatan pembinaan

153
kemasyarakatan. Desa riam bunut dipilih menjadi lokasi TTMD
karen desa tersebut layak dijadikan lokasi kegiatan. Sebelum
penentuan lokasi, pihaknya juga mendapat saran dan masukan
dari pemerintah setempat, mulai dari tingkat desa, kecamatan
hingga kabupaten. Jika dalam pelaksanaan kegiatan TMMD
mengalami kekurangan anggaran, pihaknya masih bisa
memberikannya dalam APBD perubahan.

Desa riam bunut juga menjadi pencanangan Kampung


Keluarga Berkualitas Pada Lokus Stunting kegiatan ini satuan
wilayah setingkat desa dimana terdapat integrasi dan konvergensi
penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga
dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, keluarga dan masyarakat.

Keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah


satu upaya yang ditempuh untuk mempercepat penurunan
stunting. Dalam kerangka Program Bangga Kencana, upaya
percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di Kampung
Keluarga Berkualitas adalah melalui program kelompok
Ketahanan Keluarga (BKB, BKR, PIK R), Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga (PEK) dengan membentuk kelompok usaha
peningkatan pendapatan Ekonomi Keluarga Akseptor (UPPKA)
dan melalui

program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).


Pembentukan kampung keluarga berkualitas merupakan tindak
lanjut arahan bapak presiden republik indonesia agar manfaat
program pembangunan dapat lebih dirasakan secara langsung

154
oleh masyarakat terutama yang berada di wilayah miskin, padat
penduduk, tertinggal, terpencil. Pelaksanaan program
pembangunan lebih fokus kepada masyarakat kurang mampu dan
masyarakat tidak memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan
seperti lokasi khusus penanganan stunting dan kemiskinan
ekstrem.

Dengan adanya kampung keluarga berkualitas, bukan hanya


BKKBN dan OPD KB saja yang terlibat dalam penyelengaraan
kampung keluarga berkualitas ini, namun OPD dan lintas sector
dan organisasi masyarakat dan para Lembaga swadaya
masyarakat, diddukung oleh para tokoh agama, tokoh adat, tokoh
masyarakt lainnya.

Di Desa ini setiap tahunnya mengadakan pembacaan doa


akasah. Doa akasah adalah doa yang terdiri dari 81 kalimat yang
umumnya diamalkan oleh umat islam sebagai bentuk
permohonan dan harapan kepada Allah SWT. Doa ini sering
dipercaya memiliki banyak keutamaan dan manfaat umumnya
dibacakan dalam rangka menghadapi berbagai kesulitan atau
hajat tetentu. Tradisi ini dapat membawa keberkahan, menghapus
dosa, serta membantu mengatasi rintangan dan cobaan dalam
kehidupan. Doa akasah juga dianggap sebagai sarana untuk
mendektkan diri kepada Allah dan memperkuat iman.

Namun di desa riam bunut ini sampai saat ini masih


mengeluhkan sulitnya jaringan seluler ataupun sinyal untuk
melakukan panggilan telepon di daerah mereka. Mereka harus
membawa dirinya harus berjalan dan menaiki tanjakan menuju

155
kantor Camat Sungai Laur untuk mendapatkan sinyal agar dapat
menghubungi keluarganya. Internet yang sama sekali tidak dapat
dirasakan oleh warga Kecamatan Sungai Laur dikarenakan rumah
warga berada di pedalaman jadi cukup sulit untuk mengakses
jaringan internet.

Desa riam bunut mempunyai saluran air yang langsung


mengalir dari pegunungan yang ada di desa riam bunut, air ini
tentunya sangat penting sekali bagi warga sekitar untuk
dimanfaatkan dengan sebaiknya mulai dari mencuci pakaian,
memasak,mandi. Tentunya dengan air dari pegunungan ini warga
memanfaatkanya. Air ini sangat bersih dibandingkan dengan air
yang dari sumur yang digali. Pegunungan yang ada di desa ini
memiliki ketinggin 1.200 meter dari permukaan laut.

Desa riam bunut bukanlah satu – satunya desa di Kecamatan


Sungai Laur yang memiliki air bersih. Desa Jelemuk, sungai
Daka, dan Desa Sinar Kuri merupakan desa yang juga
mempunyai pasokan air yang bersih, sementara itu pasokan air
bersih di Desa Riam Bunut memberikan dampak yang signifikan
kepada para petani, yang mana rata – rata sumber mata airnya
berada di pesawahan.

Desa Riam Bunut sendiri bisa dibilang sebagai salah satu


wilayah yang cukup beruntung. Desa tersebut memiliki sumber
air bersih. Tidak ada yang menyangka kalau dibalik gegap
gempita Desa Riam Bunut masih ada cerita tersembunyi yang
dialami oleh warga Desa Riam Bunut.

156
Desa riam bunut merupakan salah satu destinasi wisata favorit
bagi pengunjung dari berbagi daerah, berbagai aktivitas serta
tempat wisata yang ditawarkan oleh alamnya seperti Air terjun
Empanggel. Air terjun ini menjadi daya tarik wisatawan.
Ditambah dengan one-stop activity yang memanjakan para
pecinta alam. Tidak heran jika Desa Riam Bunut menjadi tujuan
liburan favorit yang dirindukan oleh masyarakat.

Pemerintah setenmpat menyebut upaya mendapat akses bersih


seperti sebagai Pamsimas ( Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
berbasis Masyarakat). Program ini diterapkan di pedesaan dan
pinggiran kota untuk memberi akses air minum dan sanitasi sehat
bagi warga yang tak terlayani jaringan air perpipaan.

Tenaga ahli Bidang Teknik Lingkungan Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan mengataka, penggundulan

157
hutan menyebabkan mata air hilang. Eksploitasi besar – besaran
air tanah dalam waktu lama bisa menjadi ancaman tersendiri.
Persediaan air tanah rusak, dan permukaan tanah turun. PDAM di
berbagai daerah masih memanfaatkan air permukaan untuk diolah
guna penyediaan air bersih layak minum bagi masyarakat.

Desa riam bunut memiliki perkebunan yang sangat besar dan


maju yaitu PT Mulia Bhakti Kahuripan (MBK). Perusahaan
perkebunan serta pengolahan kelapa sawit telah memiliki
perizinan berupa RKL RPL, AMDAL, UKL UPL, laporan
verifikasi permohonan kajian pemanfaatan air limbah di tanah PT
MBK hasil pemantauan air limbah, flow chart IPAL.

Selain itu, PT MBK juga memiliki SOP pengelolaan lombah


LA dan SOP kesiapsiagaan dan tanggp darurat, sertifikat
akreditasi laboratorium penguji, hasil pantauan lingkungan
mengenai uji emisi, udara ambien, kebisingan, kebauan, air
permukaan sungi dan izin kelayakan lingkungan kegiata
perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Juga laporan
pelaksanaan rencana pengolahan, pemantuan lingkungan hidup
yang dilaporkan secara berkala ke Dinas Perkim LH Ketapang,
Dinas LH dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat.

158
KERUKUNAN DAN MODERASI
BERAGAMA MASYARAKAT DESA RIAM
BUNUT

Oleh : Nur Ayunda Nadirah

Indonesia sebagai negara yang memiliki masyarakat yang


majemuk tentunya memiliki perbedaan agama, kebudayaan,
sosial, suku dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan sila ke-3,
yaitu “persatuan Indonesia” bermakna walaupun terdapat
perbedaan tetapi indonesia tetap satu. Sehingga perlunya
menanam rasa kerukunan dalam diri kita.
Kerukunan merupakan keadaan dimana berbagai lapisan
masyarakat terutama dalam segi agama, kebudayaan, dan sosial
saling menghargai satu sama lain serta saling menghormati,
bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bersahabat.
Kerukunan menjadi hal utama dalam bermasyarakat sehingga tali
silaturahmi tetap terjaga. Tentunya hal ini telah tertera dalam
pedoman hidup bagi penganut agama yang telah menjadi
keyakinannya masing-masing.
Indonesia memiliki berbagai macam agama, yaitu islam,
kristen katolik, kristen protestan, hindu, buddha, konghucu,
namun mayoritas penduduk asli indonesia adalah beragama islam
kemudian diikuti oleh kristen dan agama lainnya.
Di desa Riam Bunut, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten
Ketapang, Kalimantan Barat, berdasarkan ucapan dari wakil
camat Sungai Laur bahwa masyarakat di Sungai Laur khususnya
159
di desa Riam Bunut merupakan masyarakat yang majemuk
sehingga suku dan agamanya bermacam-macam pula. Mayoritas
penduduk asli masyarakat desa Riam Bunut menganut agama
islam setelah itu diikuti penganut agama kristen katolik dan
kristen protestan bagi suku dayak. Sedangkan minoritas
penduduk sungai laur menganut agama hindu yang mana terdapat
pura di kecamatan sungai laur sebagai tempat ibadah mereka.
Masyarakat di desa Riam Bunut merupakan masyarakat
yang majemuk, maksud masyarakat majemuk disini adalah
masyarakat yang terdiri dari berbagai kumpulan, etnik, budaya,
agama, dan latar belakang sosial yang berbeda. Pentingnya
mempromosikan toleransi, saling menghargai, kerjasama dalam
masyarakat majemuk untuk memastikan keharmonian dan
kesejahteraan bersama.
Sebagai penganut agama islam mahasiswa KKL IAIN
Pontianak 2023, melaksanakan program kerja yang berada di
daerah mayoritas suku dayak yang menganut agama kristen, yang
mana program kerja kami adalah penaburan Abate di bak mandi
sebagai pencegahan DB (Demam Berdarah) pada warga Sinar
Kuri yang bermayoritas agama kristen.
Dalam pelaksanaan program kerja tersebut mahasiswa
KKL IAIN Pontianak 2023 menabur abate satu persatu di rumah
warga sinar kuri sebagai tugas dan tanggung jawab kami dalam
pelaksanaan program kerja. Warga Sinar Kuri menyambut dengan
baik atas kedatangan kami dalam pembagian dan penaburan abate
pada bak mandi rumah mereka.
Mahasiswa KKL IAIN Pontianak 2023 turun langsung
kerumah warga dengan menaburkan 1 sendok tipis abate

160
kemudian ditaburkan kedalam bak mandi dan juga menaburkan
sejumput abate pada tempat-tempat yang tergenang air. Saat sinar
matahari sudah berada tepat diatas kepala, kami dan kakak-kakak
puskesmas selesai dalam penaburan abate di rumah warga Sinar
Kuri kemudian kami beristirahat di puskesmas Sinar Kuri, setelah
itu kakak-kakak puskesmas yang merupakan warga Sinar Kuri
juga suku dayak dan beragama kristen berkata kepada kami
“mungkin penaburan abate cukup sampe siang ini aja ya, kalian
juga mau shalat kan” katanya. Akhirnya kami pun pulang setelah
berfoto-foto dengan pihak puskesmas Sinar Kuri.
Dilihat dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa toleransi
yang tinggi dalam beragama menjadi penting di setiap agamanya,
karena jika kita saling menghargai dan menghormati satu sama
lain maka kerukunan dan moderasi beragama dapat tercapai
sebaik mungkin. Dalam pembagian abate ini kami mahasiwa
KKL IAIN Pontianak 2023 selalu mengedepankan toleransi yang
tinggi dalam agama juga tidak membeda-bedakan agama satu
dengan agama lainnya.
Kemudian tak hanya pembagian abate saja, kami
mahasiswa KKL IAIN Pontianak 2023 juga membersihkan
masjid desa Riam Bunut pada pagi hari hingga menjelang siang
hari. Dari menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan kaca
jendela yang berdebu, menjemur sajadah hingga tak lupa pula
kami mencuci sajadah masjid dan mukena yang berada di masjid
tersebut.
Setelah itu mahasiswa KKL IAIN Pontianak 2023 juga
membersihkan TPA An-Nur di Desa Riam Bunut, dengan izin
yang telah kami dapatkan dari ustadz Sholihin selaku pemilik

161
TPA An-Nur, kami pun mulai membersihkan TPA dari menyapu
lantai, mengepel lantai, membersihkan kaca jendela dan juga
menyapu halaman serta membakar sampah yang berada di
halaman TPA.
Pada konteks keagamaan perlu pola pikir yang maju
terhadap kerukunan dalam beragama karena perbedaan keyakinan
menjadi aspek yang penting dalam masyarakat. Karena perbedaan
agama menjadi hal yang lumrah dalam ruang lingkup masyarakat.
Toleransi yang tinggi dalam beragama adalah hal yang
perlu dikembangkan baik dalam individu maupun kelompok
sehingga rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain
dapat terlaksanakan. Ini adalah komponen yang sangat penting
dalam membangun kerukunan dan keharmonisan di masyarakat
yang beragam agama. Hal ini sering disebut dengan moderasi
beragama.
Moderasi beragama adalah pendekatan yang penting
dalam membangun kerukunan antarumat beragama. Moderasi
agama sebagai upaya agar tidak terjadinya intoleransi antarumat
beragama maka dari itu tanamkanlah sejak dini toleransi tinggi
dalam beragama, saling menghargai serta menghormati satu sama
lain walaupun bedanya keyakinan. Keyakinan setiap agama pada
lapisan masyarakat pasti berbeda-beda.
Dalam mewujudkan moderasi beragama, mahasiswa KKL
IAIN Pontianak 2023 melaksanakan program kerja untuk
membantu posyandu di desa Riam Bunut. Mahasiswa KKL IAIN
Pontianak 2023 membantu ibu-ibu posyandu dalam pelaksanaan
posyandu, seperti membantu penimbangan bayi hingga balita,
kemudian membantu mengukur tinggi, dan lain lainnya.

162
Tentunya yang menjadi pasiennya dari berbagai lapisan
masyarakat dan menganut agama yang berbeda-beda satu sama
lain, tetapi disini ibu-ibu posyandu dan mahasiswa KKL IAIN
Pontianak 2023 tetap saling menghargai dan saling menghormati.
Ibu-ibu desa Riam Bunut sangat antusias dalam membantu para
ibu yang berada di posyandu untuk mengantri pemeriksaan
anaknya. Hal tersebut tak lupa toleransi yang tinggi telah
tertanam dalam diri ibu-ibu desa Riam Bunut menjadi hal utama
dalam hal ini.
Dalam mewujudkan moderasi beragama, masyarakat desa
Riam Bunut sudah memaklumi dengan berkeliarannya anjing
dijalanan sebagai hewan peliharaan suku dayak yang menganut
agama kristen. Hal ini telah menjadi adat istiadat masyarakat desa
Riam Bunut pada suku dayak bahwa anjing dibiarkan berkeliaran
dengan lepas di jalanan.
Anjing menjadi hewan peliharaan bagi masyarakat desa
Riam Bunut yang suku dayak yang beragama kristen, karena di
setiap rumah warga sering menemukan anjing peliharaan maka
dari itu, kami mahasiswa KKL IAIN Pontianak 2023 juga harus
beradaptasi dalam lingkungan tersebut sebagai suatu
penghormatan pada kebiasaan dan keyakinan agama kristen yang
memelihara anjing. Oleh sebab itu, kita sebagai agama islam
menghargai dan menghormati apa yang menjadi kebiasaan dan
keyakinan mereka di desa Riam Bunut.
Keyakinan dalam beragama merujuk kepada keyakinan
dan kepercayaan yang dipegang oleh individu atau kelompok
terhadap aspek-aspek agama tertentu. Ini termasuk keyakinan
terhadap Tuhan atau kuasa rohaniah, asal-usul manusia, tujuan

163
hidup, moralitas, serta norma-norma etika yang mengatur tingkah
laku. Keyakinan dalam beragama dapat beragam dari satu agama
ke agama lain, dan bahkan dalam berbagai aliran di dalam suatu
agama. Ini adalah inti dari bagaimana seseorang memandang dan
memaknai aspek spiritual dan eksistensial dalam kehidupan
mereka.

Beberapa contoh keyakinan dan kebiasaan setiap suku dan


agama di desa Riam Bunut sebagai berikut :
a) Gawai dayak.
Gawai Dayak merupakan pelaksanaan perayaan
pasca panen yang meliputi serangkaian upacara adat
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan
hasil panen. Sebelum melaksanakan Perayaan Gawai
Dayak terlebih dahulu diadakan upacara adat ngampar
bide atau menggelar tikar.
Upacara ini khusus digelar menjelang pelaksanaan
perayaan Gawai Dayak yang biasanya berlangsung di
rumah Betang Panjang. Tujuannya adalah memohon
kelancaran dan kemudahan selama pelaksanaan perayaan
Gawai Dayak dan dilimpahkan rezeki panen di tahun
berikutnya. Kegiatan ini kemudian menjadi momen untuk
bersosialisasi sebagai bagian budaya masyarakat Sungai
Laur. Lewat Gawai Dayak ini masyarakat luar dapat
mengetahui tentang kebudayaan Suku Dayak dalam
hubungannya dengan pola hidup, sikap terhadap sesama,
pandangan mengenai alam, dan pandangan mereka
mengenai hidup.

164
Kegiatan Gawai Dayak menggambarkan aspek
kehidupan budaya Suku Dayak dalam hubungan dengan
leluhur, kehidupan sosial dengan sesama manusia dan
hubungannya dengan alam semesta.
b) Selamatan
Masyarakat Jawa dikenal dengan tradisi ritual
yang masih mereka lestarikan hingga kini. Salah satu
upacara adat Jawa yang masih saat ini adalah tradisi
selamatan, namun tak hanya masyarakat Jawa saja tetapi
masyarakat melayu Kalimantan Barat khususnya di desa
Riam Bunut juga mengikuti tradisi tersebut tapi dengan
adat dan tradisi mereka.
Biasanya masyarakat suku melayu yang beragama
Islam di desa Riam Bunut akan mengundang beberapa
kerabat atau tetangga saat mengadakan selamatan. Acara
selamatan atau syukuran biasanya diisi dengan doa
bersama, dengan duduk bersila diatas tikar yang telah
disiapkan oleh tuan rumah, serta duduk melingkari
ruangan rumah. Menurut masyarakat disini, selamatan
adalah doa bersama dengan dipimpin pembaca doa
kemudian diteruskan dengan makan-makan bersama
sekadarnya dengan dibagikan setiap piring satu orangnya
berisikan makanan dengan lengkap lauk pauknya juga
minuman. Selamatan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Allah
yang maha Kuasa. Selamatan dapat dilakukan ketika
kelahiran seorang anak, khitanan, pernikahan, dan

165
kematian, berangkat untuk melakukan perjalanan panjang,
pindah rumah, kesembuhan penyakit dan lain sebagainya.
c) Hari Raya Nyepi
Nyepi adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan
setiap Tahun Baru Saka, menurut kalender yang
digunakan oleh umat Hindu di Bali dan lombok.
Berdasarkan kunjungan mahasiswa KKL IAIN Pontianak
ke pura yang terdapat di sungai laur sebagai salah satu
tempat beribadah penganut agama Hindu, di sana kami
dijelaskan terkait arti dari hari Nyepi. Ternyata, makna
dari perayaan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu adalah
meninggalkan aktivitas duniawi dalam keheningan
dengan cara bermeditasi.
Pada Hari Raya Nyepi para penganut agama hindu
melakukan puasa selama 36 jam, tidak main HP, tidak
menonton TV, tidak berbicara, tidak boleh menelan air liur
selama berpuasa dan lain sebagainya. Salah satu tujuan
dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah untuk menemukan
jati diri demi mendapatkan keseimbangan diri dan alam
semesta.

166
Kesehatan Jasmani dan Rohani Desa Riam
Bunut

Oleh : Reisa Amalia

Kesehatan merupakan hal penting bagi semua orang, tidak


terkecuali masyarakat Desa Riam Bunut. Jika dilihat dari hasil
observasi yang telah kami lakukan saat berkeliling Desa,
masyarakat Riam Bunut sangat menjaga kesehatan mereka
dengan baik. Melakukan berbagai kegiatan yang bisa menunjang
kesehatan seperti, menjaga kebersihan, membuang sampah pada
tempatnya, melakukan check up, mencegah penyebaran nyamuk
demam berdarah, dan berolahraga. Hal kecil seperti ini memang
sudah seharusnya dilakukan sejak dini, mengingat banyaknya
kasus kematian yang tinggi dikarenakan penyakit yang
merajalela. Maka dari itu, kesadaran diri harus lebih ditingkatkan
untuk mencegah datangnya penyakit.
A. Menjaga Kebersihan
Kegiatan ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
karena menjaga kebersihan merupakan hal yang wajib
dilakukan, terlebih lagi menjaga kebersihan adalah sebagian
dari Iman. Hari pertama kami berkunjung untuk menjelajahi
Desa Riam Bunut, tampak sekali bahwa masyarakat menjaga
lingkungan dengan sehat. Terlihat dari jalanan yang bersih,
halaman yang asri, serta sampah yang tak tampak di mata.

167
Meskipun kondisi jalan yang bisa dibilang memprihatinkan
karena berupa tanah kuning, yang ketika panas akan berdebu
dan hujan akan becek, namun hal tersebut tidak menghalangi
masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan di lingkungan
desa mereka.
B. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Kesadaran ini harusnya ditanamkan sejak usia dini, sebab
dengan adanya kesadaran tersebut akan berdampak di
kemudian hari. Meski masyarakat menjaga dengan baik
lingkungan mereka, namun tidak menutup kemungkinan
masih banyak masyarakat lainnya menutup mata seakan tidak
peduli dengan lingkungan sekitar.
Seperti halnya saat kami berkunjung ke beberapa lokasi
untuk melakukan program kerja, kesadaran akan membuang
sampah masih kurang. Dimana sampah tersebut dibiarkan
berserakan di halaman, padahal tempat sampah sangat
memadai di setiap ruangan. Selain itu, oknum-oknum yang
lewat tidak peduli seakan hal tersebut adalah hal yang lumrah.
Namun, setelah dilakukan program kerja dan
menyampaikan secara tipis terkait kebersihan lingkungan
serta kesadaran akan membuang sampah, hal tersebut
diterima baik oleh pihak terkait, dan langsung direalisasikan
hari itu juga. Betapa senangnya para mahasiswa KKL ketika
melihat lingkungan tersebut bersih dan antusias pihak terkait
ketika membersihkan lokasi tersebut. Harapan kami semua,
semoga saja hal kecil seperti ini tetap tertanam di benak
masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dimulai dari
membuang sampah pada tempatnya.

168
C. Melakukan Check-Up
Pemerintah tentunya telah memfasilitasi setiap daerah
dengan mendirikan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Banyak sekali program yang puskesmas berikan
untuk masyarakat, salah satunya posyandu. Ternyata,
posyandu memiliki tiga macam, yaitu posyandu anak, remaja,
dan lansia.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 Agustus
2023 bersama pihak puskesmas, kegiatan posyandu remaja
biasanya berupa senam masal yang diadakan oleh pihak
puskesmas. Namun sayangnya, hal ini kurang diminati di
Desa Riam Bunut. Sedangkan kegiatan posyandu lansia,
berupa pengecekan kesehatan seperti pengukuran tekanan
darah, dan pemeriksaan laborat gratis seperti cek asam urat,
kolestrol, dan gula darah.. Sama halnya dengan posyandu
remaja, posyandu lansia juga tidak memiliki peminat yang
banyak. Maka dari itu, program yang bisa kami ikuti hanya
posyandu anak, sebab posyandu remaja dan lansia tidak
memiliki jadwal yang pasti untuk dilakukan.
Pada tanggal 11 Agustus 2023, kami diminta untuk
membantu kegiatan rutin Desa yaitu posyandu anak. Jam
tujuh pagi kami sudah berkumpul di rumah Kepala Kader
Posyandu untuk melakukan briefing dan membawa beberapa
persiapan. Di sana, kami diberi bubur dan semangka untuk
sarapan, mengisi perut agar tidak kewalahan saat membantu
kegiatan nanti.
Tepat pukul delapan, kami sampai di posyandu anak. Di
sana, kami kembali diingatkan terkait tugas yang akan

169
dilakukan. Berhubung kami memiliki enam personil, karena
enam lainnya sedang melakukan program senam di Kantor
Desa, jadi semua mahasiswa memiliki tugasnya masing-
masing. Ada yang membantu mendata, menimbang,
mengukur tinggi, mencatat buku, membantu imunisasi dan
membagikan konsumsi.
Awalnya, kami sempat putus asa karena hingga pukul
setengah sembilan belum ada satupun masyarakat yang
datang. Ditambah lagi ketika mendengar salah satu warga
yang biasa membantu posyandu berkata, “Peminatnya
memang kurang, bulan lalu saja tidak sampai sepuluh orang,”
ujarnya. “Kadang masyarakat di sini takut untuk datang ke
posyandu. Ada yang takut anaknya disuntik, ada yang takut
anaknya kenapa-kenapa setelah diperiksa. Mereka banyak
takutnya, padahal kita di sini maksudnya baik membantu
menyehatkan,” tambah ibu tersebut.
Namun, keputus asaan tersebut seketika menghilang
karena satu-persatu masyarakat mulai berdatangan. Posyandu
pagi itu mulai dipadati oleh orang tua yang membawa
anaknya untuk melakukan dan mengikuti rangkaian kegiatan
di posyandu. Dimulai dari mendata nama, menimbang,
mengukur tinggi, menyerahkan buku KIA untuk didata,
melakukan imunisasi bagi yang sudah cukup umurnya, dan
mendapatkan konsumsi bagi yang sudah selesai mengikuti
rangkaian kegiatan posyandu. Banyak hal yang kami
dapatkan ketika membantu masyarakat di posyandu. Seperti
bagaimana memberikan makanan kepada anak dengan gizi
yang seimbang, menu makanan yang baik bagi ibu hamil,

170
rentang usia ideal untuk imunisasi anak, serta hal lain terkait
kesehatan.
Tak hanya mengikuti kegiatan bulanan yaitu posyandu
yang diselenggarakan oleh puskesmas, ketika merasa tidak
enak dengan kondisi tubuh, masyarakat langsung dengan
sigap memeriksakan diri ke rawat inap atau dokter praktek
untuk melakukan pemeriksaan terkait kesehatan dirinya.
“Kalau cuman sakit biasa, gejala demam atau sakit yang
tidak terlalu parah, kita berobat ke dokter praktek saja. Selain
harga yang masih bisa dibilang terjangkau, pelayanannya juga
bagus. Jadi, kita bisa berobat dan konsultasi dengan nyaman,”
ujar Sabariah, selaku warga Desa Riam Bunut.
D. Melakukan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada tanggal 8 Agustus 2023, kami melakukan kunjungan
ke puskesmas untuk membicarakan terkait program kerja
yang akan dilaksanakan. Awalnya, kami ingin membantu
membagikan tablet penambah darah, namun ternyata program
tersebut sudah dilaksanakan dan disebarkan ke pihak sekolah.
Opsi lain yang diberikan oleh pihak puskesmas ialah
pembagian abate di Desa Riam Bunut. Namun, pada hari itu
belum ada jadwal pasti untuk pembagiannya.
Pada tanggal 10 Agustus 2023, mahasiswa KKL diminta
untuk membantu membagikan abate guna mencegah
penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Hal ini dilakukan karena
saat itu kasus demam berdarah di Kabupaten Ketapang sudah
masuk dalam zona merah. Untuk kecamatan Sungai Laur
sendiri, sudah tampak beberapa gejala yang menyerang
masyarakat di berbagai desa. Maka dari itu, untuk mencegah

171
terjadinya penambahan kasus demam berdarah ini, kami
sebagai mahasiswa KKL Riam Bunut ikut turut membantu
dalam pembagian abate sekaligus mensosialisasikan terkait
tujuan dan penggunaan abate kepada masyarakat.
Sebelum berangkat untuk membagikan abate, kami diberi
tahu cara penggunaan abate tersebut. Ternyata, abate
digunakan sebayak 10 gram untuk 100 liter air. Ada du acara
penggunaan abate, pertama abate bisa langsung ditaburkan di
dinding bak mandi karena di dinding tersebut tempat
berkembang biaknya atau berkumpulnya jentik-jentik. Kedua,
kantong abate bisa langsung ditusuk menggunakan jarum,
kemudian kantong tersebut ditenggelamkan di dalam bak
mandi. Cara pertama lebih disarankan oleh pihak puskesmas
jika bak mandi jarang dikuras. Abate ini bisa bertahan selama
tiga bulan. Jika masyarakat sering menguras bak mandi, maka
masyarakat bisa menggunakan cara kedua agar abate tersebut
masih bisa digunakan dalam jangka waktu panjang.
Fun fact lagi, abate tidak bahaya jika airnya terminum
oleh manusia, sebab abate ini merupakan racun yang
dikhususkan untuk larva saja, sehingga aman jika airnya
dikonsumsi oleh masyarakat.
“Jadi, selain untuk memenuhi program kerja, kalian juga
dapat ilmu baru terkait penanganan wabah ini. Karena tidak
ada yang dari jurusan kesehatan, nanti sebisa kalian saja
bagaimana menjelaskan kepada masyarakat. Intinya, tujuan,
penggunaan, dan efek samping tersampaikan dengan baik,”
jelas Upay, salah satu staff puskesmas yang dengan sabar

172
menjelaskan banyak hal terkait Demam Berdarah Dengue
(DBD)
Hal ini menambah wawasan bagi mahasiswa KKL
khususnya kami karena tidak memiliki pengetahuan terkait
penggunaan abate yang benar, terlebih lagi pada dasarnya
kami bukan mahasiswa kesehatan.
Hal yang membuat kami senang, antusias yang diberikan
oleh masyarakat sangat tinggi. Mereka menerima dengan baik
kedatangan kami untuk membagikan abate. Ada beberapa
masyarakat yang sudah mengetahui fungsi abate, ada pula
yang tidak tahu menahu terkait kasus demam berdarah yang
sedang marak. Saat itu pula, kami, mahasiswa KKL turut
menjelaskan terkait abate dan kasus demam berdarah yang
saat ini sudah menyebar. Selain membagikan dan
mensosialisasikan, sebagian dari kami juga membantu untuk
menaburkan abate ke dalam bak mandi masyarakat,
membuang genangan air yang tidak terpakai dan menutup
penampungan air. Masyarakat tidak merasa terganggu dan
merasa bahwa tindakan kami adalah hal baik untuk mencegah
penyebaran nyamuk Aedes aegypti.
“Saya sempat dengar kalau kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) ini sedang marak di Ketapang dan sudah
masuk zona merah, tapi saya tidak tahu kalau ada obat yang
bisa membunuh jentik-jentiknya. Bersyukur sekali karena ada
pembagian abate ini dari puskesmas, apalagi gratis,” ucap
salah satu warga.
“Karena kita dekat dengan sungai, yang sudah pasti akan
banyak genangan-genangan airnya, kita senang sekali dengan

173
adanya pembagian abate ini. Meskipun masih berupa dugaan,
memang yang lebih baik itu mencegah terlebih dahulu agar
tidak menyesal nantinya.” Edi Sukarno selaku Kepala Dusun
Aur Kuning menambahkan.
Tak hanya itu, puskesmas juga berterima kasih karena
kesediaan kami untuk membantu membagikan dan
mensosialisasikan hal ini. Kami sebagai mahasiswa yang
sedang melaksanakan program KKL juga turut senang karena
bisa membantu dan menjadikan hal ini sebagai pengalaman
baru yang secara langsung terjun dan berinteraksi dengan
masyarakat. Selain itu, adanya kegiatan ini dapat membantu
kami dalam kelengkapan program kerja yang telah dirancang.
E. Olahraga
Selain keempat aspek yang telah dijelaskan di atas, ada
pula kegiatan lain yang dilakukan oleh masyarakat sekitar
untuk tetap menjaga kesehatan, yaitu dengan berolahraga.
Masyarakat Desa Riam Bunut biasa melakukan olahraga
seperti bermain bola voli dan sepak bola. Kedua olahraga
itulah yang biasanya kami lihat saat sore hari.
Untuk permainan bola voli, masyarakat akan
melaksanakan setiap hari. Kami juga sering kali diajak
sparing oleh mereka untuk meramaikan, meski jika dilihat
mereka pun sudah ramai memenuhi lapangan. Namun, hal
tersebut tetap tidak menggugurkan semangat kami untuk
mengikuti permainan tersebut. Jika ada waktu luang, kami
akan turun ke lapangan untuk meramaikan permainan
tersebut.

174
Untuk permainan sepak bola, kami tidak pernah ikut serta
karena jadwal yang lumayan padat dan tingkat kemalasan
yang tinggi. Namun, bisa dilihat bahwa semangat dari
masyarakat Desa Riam Bunut tetap membara meski terik
matahari yang menyengat pada sore hari. Sama halnya
dengan bola voli, sepak bola juga dilakukan setiap hari oleh
masyarakat, terutama anak muda.
Selain mengikuti kegiatan di desa, kami selaku mahasiswa
KKL juga sering berolahraga di posko. Melakukan senam di
sore hari, dan bermain badminton di halaman.
Dikarenakan akses menuju pusat kesehatan tidak sulit
sebab puskesmas berada tepat di pusat Desa Riam Bunut, hal
itulah yang menjadikan masyarakat memiliki kesadaran yang
tinggi terkait menjaga kesehatan mereka. Terlebih saat kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang tinggi-tingginya,
antusias yang diperlihatkan oleh masyarakat sangat tinggi
sehingga mereka dengan semangat mendukung dan turut
merealisasikan apa saja yang sudah disosialisasikan oleh pihak
puskesmas dan mahasiswa KKL Desa Riam Bunut.
Banyak hal dan pengalaman yang kami dapatkan selama
kegiatan berlangsung. Dimulai dari membersihkan beberapa
tempat, mensosialisasikan dan membagikan abate, membantu
kegiatan posyandu, ikut berpartisipasi dalam permainan voli,
melaksanakan senam, dan hal yang bisa menunjang kesehatan.
Semoga saja, baik dari masyarakat maupun pendatang
mampu menjaga kesehatan dengan baik. Sebab, keuntungan yang
akan didapat akan dirasakan nanti di kemudian hari.

175
Kebugaran Jasmani dan Rohani Desa Riam
Bunut
Oleh: Wiwin Winarti

Senam Kebugaran Jasmani (SKJ)


Senam Kebugaran Jasmani adalah rangkaian gerakan
senam yang bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan kebugaran jasmani. Sesuai dengan
kaidah dan ciri-ciri Senam Kebugaran Jasmani (SKJ),
gerakan direncanakan, disusun secara sistematis, dan
bertujuan untuk memperoleh Kesehatan dan kebugaran
jasmani. Dalam melakukan Senam Kebugaran Jasmani
selalu diiringi musik yang telah ada. Orang yang bugar
berarti sehat secara dinamis. Sehat dinamis menunjang
terhadap aktivitas fisik maupun pisikis.
Kebugaran Jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk
melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang
berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
melakukan kegiatan yang lain. Klasifikasi kebugaran
jasmani menurut organisasi Kesehatan seluruh dunia
diartikan dari kata sehat, adalah terbebasnya tubuh baik
fisik maupun mental dari segala penyakit. Bugar adalah
kemampuan seorang untuk melakukan aktivitas seharihari secara
maksimal, dan masih mempunyai cadangan
tenaga tanpa mengalami kelelahan yang berlebih.
Kita ketahui bersama dalam rangka Pembangunan
bangsa dan pembentukan manusia seutuhnya, maka

176
olahraga mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mencapai usaha tersebut. Pembangunan yang kita
laksanakan bertujuan untuk mewujudkan Masyarakat
yang maju, sejahtera lahir dan batin, termasuk jasmani
dan rohani. Manusia yang sehat merupakan sumber daya
yang dibutuhkan dalam Pembangunan, oleh karena itu
olahraga harus memasyarakatkan.
Olahraga sangat penting untuk setiap orang, karena
dengan berolahraga tubuh menjadi sehat dan terhindar
dari berbagai penyakit. Khususnya untuk anak anak
olahraga juga membantunya untuk tumbuh dan
berkembang serta meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Terutama perkembangan motoric anak di senam ini
diasah agar memiliki keterampilan gerak yang baik.
Senam Kebugaran Jasmani juga berguna untuk
melenturkan otot-otot dan sendi pada tubuh, sebelum
melakukan aktivitas sehari-hari yang berat maupun
ringan agar badan terasa segar dan bersemangat dalam
bekerja, belajar dan berkarir.
Untuk itu kita harus membudidayakan hidup sehat
dengan melakukan hidup sehat dengan melakukan senam
kebugaran jasmani secara rutin dan teratur agar tubuh
menjadi sehat dan terhindar dari penyakit.
Pelaksanaan Kegiatan pada 11 Agustus 2023 di lapangan
Volly desa Riam Bunut. Mahasiswa Kuliah Kerja
Lapangan bermitra dengan ibu-ibu di desa Riam Bunut.
Kegiatan ini berupa penyuluhan dan praktek
pemanfaatan senam kebugaran kepada ibu-ibu di desa

177
Riam Bunut.
Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Institut
Agama Islam Negeri Pontianak (IAIN) merancang
program kerja yang melibatkan Masyarakat untuk
membudayakan gaya hidup sehat. Senam dipilih menjadi
kegiatan karena kegiatannya yang menyenangkan
sekaligus menyehatkan.
Pagi yang cerah dan udara segar di lingkungan
perumahan desa Riam Bunut, para ibu-ibu dari berbagai
usia berkumpul di lapangan volly. Mereka semua
berkumpul dengan semangat untuk menjalani sesi senam
bersama dibawah koordinasi mahasiswa Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) Kelompok Ketapang Satu, Desa Riam
Bunut, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang,
berkolaborasi dengan Ibu Weni yang dikenal sebagai
salah satu ibu yang energik dan rajin dalam menjaga
kebugaran, beliau juga bekerja sebagai pegawai kantor
desa.
Dengan latar belakang lagu senam yang bersemangat,
mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bersama
kelompok ibu-ibu mulai melakukan pemanasan dengan
gerakan peregangan yang lembut. Sambil tertawa dan
bercanda, mereka saling berbagi cerita tentang aktivitas
sehari-hari dan cerita random lainnya.
Setelah pemanasan selesai, mahasiswa Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) memimpin gerakan senam dengan
energi yang luar biasa. Mereka melakukan gerakan
seperti maju mundur kedapan dan kebelakang, loncat

178
kecil. Meskipun beberapa ibu belum terbiasa dengan
gerakan-gerakan tersebut, mereka tetap berusaha dengan
penuh semangat dan tawa.
Selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu sangat antusias
dan heboh dalam mengikuti gerakan senam. Gerakan
demi gerakan diiringi music dengan tempo yang semakin
cepat dari langkah ke langkah. Seruan penyemangat pun
kerap kali ditunjukan oleh kelompok ibu-ibu senam.
Tidak mau kalah, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) juga berusaha memberikan perlawanan yang
seimbang dari segi semangat dan juga gerakan.
Peserta senam tidak hanya ibu-ibu yang berusia muda,
tetapi juga diikuti beberapa ibu lansia yang semangat dan
antusias. Ketika ada yang kesulitan, yang lain
memberikan bantuan dengan senyuman dan kata-kata
positif. Tidak ada persaingan, hanya kebersamaan dan rasa
persaudaraan diantar ibu-ibu dan mahasiswa Kuliah
Kerja Lapangan. Senyuman terukir di wajah ibu-ibu saat mereka
melangkah ke pose-pose yang menuntut
keseimbangan dan fleksibilitas.
Tak hanya tentang kebugaran fisik, momen senam
bersama ini juga menjadi waktu yang berharga untuk
memperkuat ikatan sosial juga memberi semangat dan
dukungan kepada ibu-ibu.
Di bawah Cahaya matahari pagi, mahasiswa Kuliah
Kerja Lapangan juga ibu-ibu membubarkan lingkaran
dengan senyuman puas di wajah mereka. Mereka merasa Bahagia

179
telah menghabiskan waktu bersama. Sesi senam berakhir dengan
peregangan dan pendinginan.
Ibu-ibu duduk bersama mahasiswa Kuliah
Kerja Lapangan di rerumputan, merasa puas dan energik
setelah senam yang menyenangkan.
Mereka
merencanakan untuk melakukan ini secara rutin, karena
selain menguatkan tubuh, senam bersama juga telah
mengutkann ikatan persahabatan di antara mereka.
Inilah cerita tentang Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) yang menjalani rutinitas senam pagi bersama ibuibu di
Desa Riam Bunut.
Budaya Pelatihan dan Pengembangan Tarian Kreasi
Pagi itu, sinar matahari perlahan menyapa desa Riam
Bunut tempat program Kuliah Kerja Lapangan
mahasiswa dilaksanakan. Dengan semangat tinggi,
kelompok mahasiswa terdiri dari berbagai disiplin ilmu
berkumpul di posko tempat untuk memulai program
kerja merekan yang Bernama “Budaya Menari”.
Dalam pertemuan pertama, mahsiswa memperkenalkan
diri dan menjelaskan tujuan program ini kepada anak
anak peserta tari. Mereka ingin menggali, memahami,
dan mempromosikan kekayaan budaya tari yang dimiliki
desa.
Seni tari merupakan ungkapan ekspresi manusia yang
dinyatakan melalui gerak-gerak tubuh yang indah serta
mampu memberikan aktivitas fisik dan rasa keindahan
yang tertuang melalui gerak. Pendidikan seni tari

180
memiliki peranan untuk menanamkann nilai-nilai kepada
peserta didik. Seni tari pada anak dapat membantu anak
untuk berekspresi secara bebas.
Dengan memberikan pengajaran tentang seni tari akan
memberikan pengaruh positif bagi anak, yaitu
mengembangkan kreativitas anak dan melatih sosialisasi
anak. Manfaatnya anak dapat menambah pengalaman di
bidang kesenian khususnya seni tari, dan dapat melatih
keberanian dan percaya diri melalui olah gerak tari, yang
penting dalam memunculkan kegiatan kreatif anak,
adalah pemberian kebebasan kepada anak untuk
melakukan berbagai eksperimen dalam rangka
mewujudkan atau mengekpresikan dirinya secara kreatif.
Program kerja pelatihan dan pengembangan budaya di
Desa Riam Bunut diwujudkan dalam pembelajaran
kesenian tari yaitu tarian kreasi Wonderland Indonesia
terinspirasi dari salah satu lagu yang dinyanyikan oleh
Novia Bachmid.
Pemilihan jenis tarian tersebut berdasarkan pemikiran
bahwa di Indonesia kaya akan berbagai budaya. Tarian
ini dipilih agar anak desa mampu melestarikan kesenian
tarian. Dengan adanya pengajaran kesenian tari ini,
mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan IAIN Pontianak
kelompok Ketapang 1 Desa Riam Bunut berharap anakanak
memiliki keinginan untuk mempelajari lebih
banyak lagi tarian-tarian.
Kegiatan penunjang mahasiswa pilih adalah
mengajarkan tari kreasi untuk anak SDN 01 Sungai Laur

181
Desa Riam Bunut karena dengan adanya kemampuan
dibidang seni ini, diharapkan anak-anak bisa lebih
terampil dan dapat meningkatkan daya kreativitas anakanak dan
memahami mengenai pentingnya pembelajaran
mengenai tarian.
Tari kreasi merupakan jenis tarian yang diinovasi dengan
menyesuaikan gerakan, alat pengiring, atau property
yang digunakan dalam tarian tersebut agar terlihat
modern serta dapat diterima oleh Masyarakat Indonesia
khususnya masyarakat Desa Riam Bunut seiring
perkembangan zaman.
Maksud dari mengajarkan tari kreasi kepada anak-anak
SDN 01 Sungai Laur adalah untuk mengembangkan
kreativitas seni anak-anak Sekolah Dasar di Desa Riam
Bunut mengenai tarian-tarian yang tidak mereka ketahui
sehingga dapat membuat dan menciptakan suatu gerakan
indah yang bernilai seni.
Kegiatan pengajaran tari kreasi sendiri dilakukan 3 kali
dalam seminggu selama kurang lebih 21 hari di posko 1
KKL Ketapang 1 Desa Riam Bunut. Pelatihan tari diikuti
oleh anak mulai dari usia 8-12 tahun. Jadwal kegiatan
setiap hari Selasa, Kamis, dan Jumat pukul 14.00:15.00
WIB. Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan pada anak-anak menanyakan
gerakan yang sulit. Dengan metode ini diharapkan anakanak
dapat menerima materi dengan baik.
Dengan adanya program kegiatan melatih tari pada
anakanak sekolah dasar di Desa Riam Bunut dalam

182
pelaksanaannya diharapkan bisa melatih kelenturan
tubuh, melatih kekuatan, melatih ketangkasan, melatih
kelincahan, tubuh yang bergerak membuat peredaran
darah lancer sehingga jantung sehat, baik untuk paruparu, karena
saat kita bergerak kita melatih cara bernafas
kita agar tetap teratur, membakar lemak karena saat kita
menari kita banyak bergerak, meningkatkan kemampuan
motoric karena melalui tarian kita diajarkan untuk
bergerak sesuai intruksi gerak tari tersebut.
Tingkat pemahaman tari yang dimiliki anak-anak
Sekolah Dasar di Desa Riam Bunut masih sangat
terbatas. Oleh karena itu materi yang diberikan harus
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak dan
mengajarkannya secara perlahan dan bertahap. Maka
untuk menentukan materi pada pelatihan tarian pada
anak-anak mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
diperlukan pemahaman akan dunia anak. Dengan
demikian apa yang diberikan dapat tercapai.
Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah ditampilkan pada
saat penutupan mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan IAIN
Pontianak kelompok Ketapang 1 Desa Riam Bunut, ini
juga salah satu bentuk apresiasi agar anak-anak sekolah
dasar yang terdapat di Desa Riam Bunut dapat tampil di
acara-acara yang dibuat di desa Riam Bunut dan dapat
mengajarkan tari tersebut kepada adik-adik yang berada
dibawahnya.
Selama proses kegiatan melatih tentu terdapat faktor
yang mendukung maupun penghambat. Faktor

183
pendukung pada program kegiatan mahasiswa Kuliah
Kerja Lapangan ini ialah adanya respon dan partispasi
yang baik dari ibu-ibu aparatur desa Riam Bunut, adanya
dukungan dan bantuan dari sesama anggota kelompok
Kuliah Kerja Lapangan Ketapang 1 Desa Riam Bunut,
kemudian adanya sound system yang dapat digunakan
untuk memutar musik tarian agar lebih bersemangat dan
energik. Faktor penghambat pada program kegiatan
Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan Ketapang 1 di Desa
Riam Bunut ini adalah sulitnya menyesuaikan waktu
untuk mengajarkan tari kreasi dikarenakan anak-anak
memiliki kegiatan lain seperti mengaji, dan les.
Program kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan
IAIN Pontianak Kelompok Ketapang 1 di Desa Riam
Bunut Kecamatan Sungai Laur, pelatihan seni tari di
Desa Riam Bunut tepatnya Dusun Bumbung Raya telah
berjalan dengan baik dimana tingkat partisipasi anakanak untuk
mengikuti serangkaian program kegiatan cukup tinggi terlihat
dari rajinnya peserta tari mengikuti jadwal pelatihan tari bahkan
antusias dari anak-anak lainnya yang bukan peserta tari juga
terlihat cukup tinggi mengingat saat pelatihan tari diadakan di
Posko 1 Kelompok Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Ketapang 1 di
Desa Riam bunut terhadap pelestarian budaya tari sebagai bagian
dari anak-anak bangsa Indonesia.
Selama program berlangsung interaksi antara mahasiswa
dan anak-anak sekolah dasar semakin erat. Mereka tidak
hanya belajar tentang budaya tari, tetapi juga belajar
tentang kehidupann desa secara umum. Pada akhir

184
program, sebuah pesta perpisahan diadakan, di mana
tarian, lagu, dan canda tawa memenuhi udara,
mencerminkan ikatan yang telah terbentuk
Dengan bangga, mahasiswa KKL “Budaya Menari”
melihat hasil kerja keras mereka. Budaya tari desa telah
diangkat Kembali ke permukaan, generasi muda kini
lebih tertari dan sadar akan pentingnya warisan budaya
mereka, dan kerja sama antar-generasi terjalin lebih kuat.
Melalui tarian, sebuah kisah persatuan, penghargaan
terhadap warisan, dan pertumbuhan bersama telah
dituliskan dalam lembaran sejarah desa Riam Bunut
Kecamatan Sungai Laur.

185
KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT
DESA RIAM BUNUT
Oleh : Eri Maryadi
Kehidupan sosial adalah bagian integral dari kehidupan
manusia dan berperan penting dalam membentuk identitas
individu, nilai-nilai, dan pengalaman sehari-hari. Ini juga
merupakan bidang studi yang penting dalam ilmu sosial,
termasuk sosiologi dan antropologi, yang memahami dan
menganalisis aspek-aspek kompleks dari interaksi sosial dan
masyarakat.

Emile Durkheim: Seorang sosiolog terkenal, Durkheim


menggambarkan kehidupan sosial sebagai "solidaritas sosial." Ia
membedakan antara dua jenis solidaritas: solidaritas mekanis,
yang muncul dalam masyarakat primitif di mana individu
memiliki kesamaan, dan solidaritas organik, yang muncul dalam
masyarakat industri yang kompleks di mana individu memiliki
spesialisasi pekerjaan yang berbeda.

Max Weber: Weber menganggap kehidupan sosial sebagai


perpaduan dari tindakan individu yang bermakna. Ia
menggambarkan "rasionalitas nilai" sebagai elemen kunci dalam
pemahaman tindakan sosial. Weber juga membahas konsep
otoritas, byrokrasi, dan peran agama dalam membentuk
kehidupan sosial.

Karl Marx: Marx berfokus pada konflik kelas dalam masyarakat


kapitalis. Baginya, kehidupan sosial adalah hasil dari

186
pertentangan antara kelas pekerja dan pemilik modal. Pandangan
ini membentuk dasar pemahaman tentang teori konflik dalam
sosiologi.

Pandangan para ahli ini mencerminkan beragam


pendekatan dalam memahami dan menganalisis kehidupan sosial,
dari sudut pandang sosiologis, psikologis, ekonomi, dan
antropologis. Setiap pandangan ini memberikan wawasan unik
tentang bagaimana manusia berinteraksi dalam masyarakat dan
bagaimana masyarakat membentuk individu.

Kehidupan sosial mengacu pada interaksi dan hubungan


antara individu dalam masyarakat. Ini melibatkan berbagai aspek,
termasuk komunikasi, norma sosial, budaya, dan perilaku
manusia dalam konteks kelompok atau komunitas. Berikut adalah
beberapa elemen kunci dalam pengertian kehidupan sosial:

1. Interaksi Sosial: Kehidupan sosial melibatkan interaksi


antara individu-individu dalam masyarakat. Interaksi ini
dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti bicara,
komunikasi non-verbal, atau aktivitas bersama.
2. Norma Sosial: Norma sosial adalah aturan atau tata tertib
yang diikuti oleh anggota masyarakat. Ini mencakup
perilaku yang diharapkan dan diterima dalam konteks
sosial tertentu. Norma-norma ini berperan dalam
membentuk perilaku individu dalam masyarakat.
3. Struktur Sosial: Struktur sosial adalah susunan hierarki
atau tatanan dalam masyarakat yang mengatur peran dan

187
posisi individu. Ini mencakup kelas sosial, status, dan
perbedaan lainnya yang memengaruhi interaksi sosial.
4. Komunikasi: Kehidupan sosial sering kali melibatkan
komunikasi antarindividu. Komunikasi ini dapat berupa
komunikasi lisan, tulisan, atau non-verbal seperti ekspresi
wajah dan bahasa tubuh.
5. Budaya: Kehidupan sosial juga dipengaruhi oleh budaya
masyarakat. Budaya mencakup nilai-nilai, keyakinan,
norma, dan praktik yang dianut oleh kelompok sosial
tertentu. Ini membentuk cara individu berperilaku dan
berinteraksi dalam masyarakat.
6. Kelompok dan Komunitas: Kehidupan sosial sering kali
terorganisasi dalam kelompok atau komunitas tertentu.
Kelompok ini bisa berupa keluarga, teman-teman, rekan
kerja, atau kelompok sosial lainnya yang memiliki peran
dan norma tersendiri.
7. Perubahan Sosial: Kehidupan sosial juga terkait dengan
perubahan. Masyarakat terus berkembang dan berubah
seiring waktu, baik dalam hal teknologi, budaya, atau
struktur sosialnya.
Desa Riam Bunut merupakan salah satu desa yang terletak
di Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Hulu Sungai Utara,
Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Sebagai bagian dari
wilayah ini, desa ini memiliki karakteristik geografis, sosial, dan
budaya yang khas sesuai dengan lingkungan dan konteksnya di
wilayah tersebut.

Kehidupan sosial di Desa Riam Bunut, seperti halnya di


banyak desa di Indonesia, memiliki ciri-ciri khas yang
188
mencerminkan budaya dan tradisi masyarakat setempat. Berikut
beberapa aspek kehidupan sosial yang dapat ditemukan di Desa
Riam Bunut:

1. Komunitas yang Solid: Desa Riam Bunut memiliki


komunitas yang erat dan saling mendukung. Masyarakat
Desa Riam Bunut memiliki hubungan yang dekat dan
berinteraksi secara teratur dalam berbagai kegiatan sosial
dan budaya.

2. Gotong Royong: Prinsip gotong royong, di mana warga


desa Riam Bunut bersatu untuk membantu satu sama lain
dalam pekerjaan seperti membangun infrastruktur desa
atau kegiatan sosial lainnya, sering menjadi bagian
penting dari kehidupan sosial desa Riam Bunut.

3. Tradisi dan Ritual: Desa Riam Bunut memiliki beragam


tradisi dan ritual yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Ini bisa termasuk upacara adat, perayaan agama,
atau peristiwa sosial lainnya yang memperkaya budaya
lokal.

4. Pertanian dan Kehidupan Pedesaan: Kehidupan


pedesaan cenderung berpusat di sekitar aktivitas pertanian
dan peternakan. Masyarakat desa mungkin terlibat dalam
berbagai kegiatan seperti bercocok tanam, beternak
hewan, dan mengelola sumber daya alam lokal.

5. Kegiatan Sosial dan Hiburan: Terdapat berbagai


kegiatan sosial dan hiburan yang diadakan di Desa Riam

189
Bunut. Ini bisa termasuk pertunjukan seni tradisional,
festival lokal, dan acara-acara komunitas lainnya.

6. Pemerintahan Desa: Pemerintahan desa Riam Bunut


memainkan peran penting dalam mengoordinasikan
berbagai aspek kehidupan sosial di desa tersebut. Mereka
bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya dan
infrastruktur desa, serta untuk menjaga ketertiban dan
keamanan.

7. Perkembangan dan Modernisasi: Seperti di banyak desa


di seluruh Indonesia, Desa Riam Bunut mungkin juga
mengalami perubahan dan modernisasi. Ini dapat
mencakup perbaikan infrastruktur, akses ke teknologi, dan
perubahan dalam cara hidup masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa kehidupan sosial di setiap desa


dapat bervariasi, dan informasi lebih rinci dapat ditemukan
melalui interaksi langsung dengan penduduk desa atau dengan
menghubungi pemerintah desa setempat. Juga, kondisi dan
perkembangan di desa tersebut mungkin telah berubah sejak
pengetahuan saya terakhir pada Agustus 2023, sehingga
rekomendasi utama adalah berbicara langsung dengan penduduk
desa atau sumber daya lokal yang terkini.

Bantuan-bantuan di Desa Riam Bunut, seperti di banyak


desa di Indonesia, dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk
pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah
(LSM), yayasan, serta sumbangan masyarakat lokal. Jenis
bantuan yang tersedia biasanya mencakup berbagai bidang seperti

190
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan
budaya. Berikut adalah beberapa contoh bantuan yang dapat
tersedia di Desa Riam Bunut:

1. Bantuan Infrastruktur: Ini dapat mencakup


pembangunan dan perbaikan jalan, jembatan, irigasi
pertanian, dan fasilitas umum lainnya untuk
meningkatkan aksesibilitas dan kualitas hidup masyarakat.

2. Bantuan Pendidikan: Bantuan ini bisa dalam bentuk


pembangunan atau perbaikan sekolah, penyediaan
peralatan sekolah, beasiswa untuk siswa berprestasi, atau
program pendidikan non-formal.

3. Bantuan Kesehatan: Bantuan kesehatan dapat berupa


pendirian atau perbaikan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas, penyediaan layanan kesehatan masyarakat,
atau program kesehatan seperti imunisasi dan penyuluhan.

4. Bantuan Ekonomi: Ini bisa mencakup program pelatihan


keterampilan, bantuan modal usaha untuk petani atau
pengusaha kecil, atau bantuan dalam pengembangan
sektor ekonomi lokal.

5. Bantuan Sosial: Bantuan ini dapat berupa bantuan


pangan, pakaian, atau kebutuhan dasar lainnya kepada
masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam situasi
darurat atau keadaan krisis.

191
6. Bantuan Budaya dan Sosial: Ini bisa mencakup
dukungan untuk pelestarian budaya lokal, pelatihan seni
dan budaya, serta pengembangan program-program yang
mempromosikan identitas budaya desa.

7. Bantuan Lingkungan: Bantuan ini dapat berfokus pada


perlindungan lingkungan dan pemeliharaan sumber daya
alam, seperti program penghijauan atau pengelolaan air.

8. Program Pembangunan Berkelanjutan: Bantuan yang


bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dapat
termasuk dalam kategori ini.

Bantuan-bantuan ini biasanya dikoordinasikan oleh


pemerintah desa, pemerintah kecamatan, atau lembaga-lembaga
terkait yang beroperasi di wilayah tersebut. Jika ingin mengetahui
informasi lebih lanjut tentang bantuan-bantuan yang tersedia di
Desa Riam Bunut atau jika ingin berkontribusi atau
memanfaatkan bantuan tersebut, disarankan untuk menghubungi
pemerintah desa atau instansi terkait di wilayah tersebut.

Kehidupan sosial di Desa Riam Bunut, seperti di banyak


tempat lain di dunia, mungkin telah mengalami perubahan
signifikan setelah pandemi COVID-19. Perubahan ini mencakup
berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan lainnya.
Berikut adalah beberapa kemungkinan perubahan yang mungkin
terjadi setelah pandemi:

192
1. Pembatasan Sosial dan Protokol Kesehatan: Setelah
pandemi, mungkin masih ada sisa-sisa pembatasan sosial
dan protokol kesehatan yang berlaku. Ini termasuk
penggunaan masker, jaga jarak sosial, dan aturan
kapasitas dalam pertemuan sosial atau acara-acara.
Namun di desa Riam Bunut ini setelah pandemi
masyarakat cukup sadar begitu pentingnya kesehatan.

2. Pendidikan: Sekolah dan pendidikan mungkin


mengalami perubahan dalam pola pengajaran, dengan
lebih banyak pendidikan jarak jauh atau pembelajaran.
Sekolah di Desa Riam Bunut mungkin telah
meningkatkan infrastruktur teknologi untuk mendukung
pembelajaran online meskipun pembelajaran sekarang
sudah tatap muka.

3. Ekonomi: Pandemi mungkin telah berdampak pada mata


pencaharian penduduk desa Riam Bunut. Ada
kemungkinan bahwa beberapa usaha atau pekerjaan
tertentu telah mengalami perubahan signifikan, sementara
yang lain mungkin berkembang dalam konteks baru.
Masyarakat dan pemerintah desa Riam Bunut terus
berusaha untuk meningkatkan perekonomian dengan mata
pencaharian yang ada di desa tersebut.

4. Kegiatan Sosial dan Budaya: Beberapa acara sosial dan


budaya tradisional mungkin telah diubah atau ditunda
selama pandemi. Namun, setelah pandemi, masyarakat

193
mungkin menggelar kembali perayaan dan pertemuan
sosial mereka.

5. Kesehatan dan Kesadaran Kesehatan: Kesadaran


tentang pentingnya kesehatan mungkin meningkat di
masyarakat desa Riam Bunut setelah pandemi. Ini dapat
mendorong lebih banyak upaya pencegahan dan promosi
kesehatan di Desa Riam Bunut.

6. Perubahan Perilaku Sosial: Pandemi telah


mempengaruhi perilaku sosial, termasuk kecenderungan
untuk menghindari kerumunan besar. Masyarakat Desa
Riam Bunut menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga
jarak sosial dan kebersihan pribadi. Tentunya setelah
pandemi ini masyarakat lebih aktif untuk kehidupan sosial
dikarenakan selama pandemi masyarakat desa Riam
Bunut mengalami keterbatasan besosial tersebut.

7. Dukungan Mental dan Sosial: Pandemi telah


menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi
bagi banyak orang. Setelah pandemi, masyarakat desa
Riam Bunut lebih sadar akan pentingnya dukungan
mental dan sosial, dan sumber daya tersebut mungkin
lebih tersedia.

8. Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi dan


internet mungkin meningkat di desa Riam Bunut ini
selama pandemi . Karena Yang dulunya belum adanya
jaringan internet, sekarang sudah ada. Ini dapat mencakup

194
penggunaan teknologi untuk berkomunikasi, bekerja, dan
mendapatkan akses ke informasi.

9. Pertanian dan Perekonomian Lokal: Sektor pertanian


dan ekonomi lokal telah beradaptasi dengan perubahan
dalam pasokan dan permintaan selama pandemi. Ada
dorongan untuk lebih mandiri dalam produksi pangan dan
dukungan terhadap ekonomi lokal.

Perubahan pasca-pandemi dapat sangat bervariasi


tergantung pada bagaimana pandemi itu sendiri mempengaruhi
desa dan bagaimana masyarakat, pemerintah setempat, dan
lembaga-lembaga terkait meresponsnya. Kehidupan sosial di
Desa Riam Bunut, seperti di tempat lainnya, akan terus
beradaptasi dengan kondisi yang berubah. Semoga kehidupan
pasca pandemi ini desa Riam Bunut semakin maju dan semakin
berkembang. Mengingat desa Riam Bunut ini adalah pusat
kota/pasar dari Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang
Provinsi Kalimantan Barat.

195
Masyarakat Majemuk Desa Riam Bunut
Oleh: Muhammad Nabil
Desa Riam Bunut adalah sebuah desa yang terletak di
Kec. Sungai laur, Ketapang, Kalimantan Barat. Menurut sumber
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Kemendagri RI tahun 2020 mengatakan bahwa desa riam bunut
memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.649 penduduk. Kemudian
memiliki luas wilayah sebesar 51.42 km dan memiliki rata-rata
usia penduduk 20-45 tahun.

Begitu juga dengan keyakinan setempat yang berbeda-


beda. Masyarakat Riam Bunut memiliki berbagamai macam
agama dan suku yang hidup berdampingan. Walaupun
bermayoritas beragama islam dan suku melayu, namun juga
terdapat agama dan suku lainnya yang tinggal di desa riam bunut
ini.

Inilah yang disebut dengan masyarakat majemuk.


Singkatnya, desa riam bunut ini adalah sebuah desa kecil yang
masyarakatnya hidup rukun dan saling menghargai walau
terdapat perbedaan yang sangat besar.

196
Masyarakat majemuk adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok
etnis, budaya, agama, dan latar belakang sosial yang berbeda.
Dalam masyarakat majemuk, beragam kelompok ini hidup
bersama dalam satu kesatuan wilayah geografis atau negara.
Konsep ini sering kali menjadi ciri khas dari masyarakat yang
beragam secara budaya dan demografis.

Beberapa ciri masyarakat majemuk termasuk:

 Keragaman Etnis: Terdapat berbagai kelompok etnis yang


memiliki asal usul, bahasa, dan budaya yang berbeda.
Contohnya, Amerika Serikat adalah negara dengan masyarakat
majemuk yang terdiri dari berbagai etnis seperti Kaukasus,
Afrika, Asia, dan Latin Amerika.
 Keragaman Budaya: Setiap kelompok etnis membawa dengan
mereka nilai-nilai, norma, tradisi, dan adat istiadat budaya
yang unik. Ini menciptakan lingkungan budaya yang kaya dan
beragam.
 Kebebasan Beragama: Masyarakat majemuk sering
mempromosikan kebebasan beragama, yang berarti setiap
individu memiliki kebebasan untuk memilih dan berpraktik
dalam agamanya sendiri tanpa diskriminasi.
 Kemajemukan Bahasa: Terdapat berbagai bahasa yang
digunakan dalam masyarakat majemuk, dan sering kali bahasa
resmi atau dominan berbeda dari bahasa yang digunakan oleh
kelompok minoritas.
 Respek Terhadap Hak Asasi Manusia: Masyarakat majemuk
yang sukses umumnya memiliki norma dan hukum yang

197
mendorong penghargaan terhadap hak asasi manusia,
kesetaraan, dan non-diskriminasi.
 Interaksi Antar Kelompok: Terjadi interaksi yang beragam
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat majemuk, yang
dapat menciptakan dinamika sosial yang kompleks.
Penting untuk diketahui bahwa masyarakat majemuk tidak
selalu berjalan mulus dan dapat menghadapi tantangan dalam
mengelola konflik budaya atau sosial. Hal ini sesuai dengan yang
dipikirkan karena sering terjadi perbedaan pendapat yang
menyebabkan terjadinya konflik.

Konflik dalam masyarakat majemuk dapat terjadi karena


berbagai alasan, terutama karena perbedaan budaya, etnis, agama,
atau latar belakang sosial. Konflik semacam ini dapat menjadi
masalah serius jika tidak diatasi dengan bijak. Berikut adalah
beberapa penyebab dan contoh konflik yang mungkin terjadi
dalam masyarakat majemuk:

 Perbedaan Budaya: Perbedaan budaya seperti norma sosial,


adat istiadat, bahasa, dan tradisi dapat menyebabkan
ketegangan antar-kelompok dalam masyarakat majemuk.
Misalnya, perbedaan dalam cara berpakaian atau merayakan
perayaan agama dapat memicu konflik.
 Perbedaan Agama: Konflik agama dapat muncul ketika
kelompok-kelompok dengan keyakinan agama yang berbeda
bersaing untuk pengaruh, sumber daya, atau ruang publik.
Contohnya adalah konflik antaragama yang terjadi di beberapa
wilayah di seluruh dunia.

198
 Diskriminasi dan Ketidaksetaraan: Ketidaksetaraan akses
terhadap pekerjaan, pendidikan, perumahan, atau layanan
kesehatan dapat menyebabkan konflik sosial. Diskriminasi
rasial atau etnis juga bisa menjadi penyebab konflik yang
serius.
 Politik Identitas: Kelompok-kelompok dalam masyarakat
majemuk sering kali memiliki identitas politik yang kuat.
Persaingan politik antar-kelompok atau perebutan kekuasaan
dapat memicu konflik politik.
 Persaingan Sumber Daya: Ketika sumber daya yang langka
seperti lahan pertanian, air, atau pekerjaan menjadi semakin
terbatas, persaingan antar-kelompok dapat meningkat dan
menyebabkan konflik.
 Miskomunikasi dan Stereotip: Salah paham, prasangka, atau
stereotip negatif terhadap kelompok lain dapat memperburuk
konflik. Komunikasi yang buruk atau kurangnya pemahaman
antar-kelompok juga bisa menjadi penyebab konflik.
Mengatasi konflik dalam masyarakat majemuk memerlukan
pendekatan yang bijaksana dan inklusif. Beberapa langkah yang
dapat diambil untuk mengelola dan mengatasi konflik termasuk:

 Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan tentang keragaman


budaya dan kesadaran tentang hak asasi manusia dapat
membantu mengurangi prasangka dan stereotip.
 Dialog Antar-Kelompok: Mendorong dialog terbuka antara
kelompok-kelompok yang berkonflik dapat membantu
memahami perspektif masing-masing dan mencari solusi yang
bersifat inklusif.

199
 Kebijakan Inklusif: Penerapan kebijakan yang adil dan inklusif
untuk semua kelompok dalam masyarakat dapat membantu
mengurangi ketidaksetaraan dan konflik.
 Penegakan Hukum: Memastikan penegakan hukum yang adil
dan tegas terhadap diskriminasi dan kekerasan adalah langkah
penting untuk mencegah konflik.
 Kerja Sama Sosial: Masyarakat dan kelompok masyarakat
yang beragam dapat bekerja sama dalam proyek-proyek sosial
dan ekonomi untuk mempromosikan pemahaman dan
kerjasama yang lebih baik.
Seperti halnya yang terjadi di Kecamatan Sungai Laur ini,
Masyarakat di sini hidup secara berdampingan dengan berbagai
suku, ras, etnik dan agama. Beberapa desa di Kec. Sunga laur
memiliki mayoritas masyarakatnya masing-masing. Berikut data
desa di Kecamatan Sungai Laur:

No Desa Agama Suku


1 Riam Bunut Islam Melayu
2 Sinar Kuri Kristen Dayak
3 Sungai Daka Kristen Dayak
4 Mekar Harapan Islam Melayu
5 Sukaramai Islam Melayu

Selain itu, juga terdapat beberapa suku dan agama di


Kecamatan Sungai Laur ini, seperti Hindu, Bugis, Cina dan
Madura. Hidup secara berdampingan sudah menjadi kebiasaan
bagi mereka. Walaupun demikian statistik menunjukkan bahwa
konflik dalam masalah ini sangat rendah. Toleransi dalam
200
beragama, suku dan budaya sangat tinggi. Masyarakat seakan
sudah terbiasa dengan kemajemukan ini sehingga tidak lagi
menjadi sebuah masalah.

Terkhusu di Desa Riam bunut yang paling banyak memiliki


perbedaan dalam beragama dan etnis. Walaupun bermayoritas
masyarakat bersuku melayu, namun juga terdapat suku-suku dan
agama lainnya. Seperti kristen, Hindu, bugis, dayak, madura dan
cina. Mereka seperti hidup berkelompok-kelompok. Masyarakat
melayu akan hidup dikampung melayu begitu juga masyarakat
lainnya. Walaupun dalam satu desa yang sama, disetiap
perkampungan pasti memiliki satu agama atau suku yang menjadi
mayoritas. Dengan begitu setiap perkampungan memiliki
beragam kebiasaan sesuai dengan suku, ras dan agama mayoritas.
Namun dengan berbagai macam perbedaan yang ada tidak
menghambat mereka dalam beraktivitas sebagai manusia.
Perbedaan yang ada menjadi ciri khas bagi mereka dan menjadi
suatu kebanggan bagi mereka. Bukan tanpa alasan, perbedaan
yang biasanya menjadi konflik justru menjadi suatu hal yang
menjadi kebanggan bagi mereka.

Tidak mudah tentunya hidup rukun dalam perbedaan


apalagi perbedaan dalam keyakinan dan suku. “kami di Desa
Riam Bunut ini hidup berdampingan dalam perbedaan keyakinan
dan suku-suku, namun tidak menjadi sebuah masalah besar dalam
kerukunan kami dalam bermasyarakat” begitulah yang
disampaikan oleh sekretaris camat sungai laur.

201
Tentunya terdapat keuntungan yang didapat dalam
masyarakat majemuk. Keuntungan dari masyarakat majemuk
dapat bervariasi tergantung pada bagaimana masyarakat tersebut
mengelola dan memanfaatkan keragaman ini. Berikut adalah
beberapa potensi keuntungan dari masyarakat majemuk:

 Kreativitas dan Inovasi: Dalam masyarakat majemuk, berbagai


pandangan, ide, dan pengalaman yang berbeda dapat bersatu
untuk menciptakan kreativitas dan inovasi yang lebih besar.
Interaksi antara kelompok yang berbeda dapat menghasilkan
solusi baru untuk masalah yang kompleks.
 Pemahaman yang Lebih Baik: Tinggal bersama dengan orang-
orang dari berbagai latar belakang dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang budaya,
agama, dan pandangan dunia yang berbeda. Hal ini dapat
mengurangi stereotip dan prasangka.
 Pertumbuhan Ekonomi: Dalam masyarakat majemuk, beragam
kelompok etnis dan budaya dapat membuka peluang ekonomi
baru. Ini dapat menciptakan pasar yang lebih besar untuk
barang dan jasa, serta mendorong perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi.
 Toleransi dan Harmoni: Dengan mempromosikan penghargaan
terhadap perbedaan dan menghormati hak asasi manusia,
masyarakat majemuk dapat menciptakan lingkungan yang
lebih toleran dan damai. Ini dapat membantu mengurangi
konflik dan meningkatkan harmoni sosial.
 Kualitas Hidup yang Lebih Tinggi: Dengan adanya berbagai
kebudayaan, masyarakat majemuk seringkali memiliki akses

202
yang lebih besar ke berbagai jenis makanan, seni, budaya, dan
hiburan. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan membuat
hidup lebih berwarna.
 Pembelajaran Antarbudaya: Dalam masyarakat majemuk, ada
kesempatan untuk belajar tentang budaya dan bahasa lain. Hal
ini dapat memperkaya kehidupan individu dan membuka pintu
untuk pemahaman yang lebih dalam tentang dunia.
 Pembentukan Identitas Nasional yang Kuat: Masyarakat
majemuk dapat membantu membentuk identitas nasional yang
lebih kuat, yang mencerminkan keragaman budaya dan sejarah
yang ada dalam masyarakat tersebut.
Namun, untuk meraih keuntungan-keuntungan ini, masyarakat
majemuk juga harus mengatasi tantangan seperti konflik
antarbudaya, diskriminasi, dan ketidaksetaraan. Diperlukan upaya
yang serius dalam mempromosikan inklusi, dialog antarbudaya,
dan kesetaraan hak bagi semua anggota masyarakat agar potensi
keuntungan dari masyarakat majemuk dapat diwujudkan.

203
Sebagai penutup, penulis ingin menjelaskan bahwa perbedaan
dalam keyakinan maupun suku pasti selalu memiliki masalah
yang sama dimanapun dan kapanpun. Seperti halnya di desa riam
bunut ini. Namun yang menjadi daya tarik penulis mengangkat
tema ini adalah bagaimana masyarakat riam bunut ini dapat
mengendalikan perbedaan yang ada demi menjaga kerukunan
bersama.

Pada dasarnya tujuan dari penulisan ini tidak bermaksud untuk


memojokkan suatu pihak atau agama maupun suku. Dan juga
tidak bermaksud membandingkan suatu desa dengan desa lain.

Harapan penulis kedepannya adalah agar banyak lagi


masyarakat yang semakin sadar bahwa hidup majemuk bukan lah
sesuatu yang harus selalu menjadi konflik, namun bisa dijadikan
sebagai batu loncatan dalam memperbaiki diri dan membuat
hidup bermasyarakat menjadi rukun dan damai.

204
“Sebuah Desa Sebuah Cerita”
Bukan sekedar Mengabdi
Oleh : Yosi Safitri
Kuliah kerja lapangan atau bisa disebut dengan KKL adalah
menurut saya sebuah kegiatan dimana para mahasiswa yang
berakademisi di mitna terjun langsung ke masyarakat untuk
membuat sebuah pengabdian ilmu dari apa yang mereka dapatkan
di kampus, selain merupakan sebagai pengabdian
disinimahasiswa diminta untuk memberdayakan masyarakat
dengan mengembangkan kemampuan mereka dan juga
mahasiswa bisa memberi inspirasi kepada masyarakat dengan
ide-ide yang dimiliki mahasiswa yang pada dasarnya untuk
memajukan dan membangun masyarakat desa tersebut untuk
dapat bersaing di zaman era globalisasi ini.

Alasan, dan motivasi saya disini dalam mengikuti kegiatan kuliah


kerja lapangan selain dalam memenuhi kewajiban dalam
perkuliahn, dimana kuliah kerja lapangan ini bisa dapat
membantu saya nantinya dalam menghadapi keadaan
sesungguhnya yang terjadi di lapangan dan banyak problem yang
nantinya saya akan temui dan dimana dari banyaknya kendala,
problem, perselisihan, dan persaingan yang terjadi di masyarakat
itu dapat membantu saya dalam membentuk pribadi yang lebih
baik lagi nantinya dalam menangani suatu masalah tersebut. Dan
dimana banyak budaya dan sifat dalam masyarakat yang berbeda
nantinya dapat membantu saya dalam menilai bagaimana cara
saya seharusnya bersikap dengan keadaan yang beragam tersebut

205
dan jika nantinya saya menjadi pemimpin akan membuat saya
dapat berada ditengah masyarakat dengan melihat keadaan
langsung dan keberagaman sifat dan keinginan masyarakat.

Mitos atau bias dikenal dengan mite merupakan cerita prosa


rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa
yang terjadi dunia lain (kayangan) dan dianggap benar-benar
terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada
umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia,
bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa,
kisah percintaan mereka dan sebagainya.

Dalam kebudayaan masyarakat desa riam bunut sering mereka


jumpai cerita-cerita mitos. Perkembangannya diturunkan dari
mulut atau turun-menurun. Sebenarnya masyarakat desa riam
bunut mempunyai cerita yang lebih dalam terkait mitos,
meskipun tidak bisa dipercayai sepenuhnya oleh masyarakat
setempat namun ada beberapa masyarakat yang menganggap
mitos tersebut benar-benar nyata di kehidupan mereka.

Pada era milenial saat ini, anak-anak zaman sekarang cenderung


tidak lagi percaya dengan hal-hal mistis. Padahal cerita-cerita
mitos khususnya dapat dijadikan salah satu kekayaan budaya.
Jika tidak segera diinvestariskan, dikhawatirkan generasi
mendatang tidak akan tahu atau mengenal mitos yang pernah ada.

Disini saya melakukan wawancara terhadap masyarakat desa


riam bunut, data yang disampaikan dibawah ini didapatkan dari
lingkungan sekitar saya sehari-hari, berikut cerita mitosnya:

206
Mitos tentang Buah Kemayo

Pada hari sabtu (26/08/2023) tepatnya di desa riam bunut


khususnya kecamatan sungai laur kabupaten ketapang saya
melaukan wawancara kepada salah satu warga dari desa riam
bunut yang ibu Misrani yang menceritakan seorang pengantin dan
buah kemayo, konon katanya buah kemayo ini memiliki mitos
atau kepercayaan masyarakat yang menyakut pautkanya dengan
seorang pengantin zaman dahulu yang sedangan melakukan acara
resepsi pernikahan.

Berdasarkan cerita dari ibu Misrani yang merupakan masyarakat


desa riam bunut memiliki kepercayaan tentang buah kemayo
yang tidak boleh terkena api (dibakar, namun acara tersebut telah
berlangsung cukup lama, tak lama kemudian terjadi mati lampu
di sebuah desa yang sedangan melakukan acara resepsi
pernikahan.

Namun datang lah seorang pria dengan membawa buah kemayo


tersebut dia bekata “ wahai para warga buah ini bisa kita
gunakan sebagai penerang (penganti lampu) ditempat ini” dan
para warga pun percaya dengan perkataan sang pria tersebut lalu
meyuruh pria itu untuk menghidupakan buah kemayo tersebut
dengan api dalam bahasa kami yaitu (pelita) sebagai penerang.

Selang beberapa saat telah di hidupkannya lampu itu


menggunakan buah kemayo itu, hal yang tak di inginkan pun
terjadi diamana menyebabkan pengantin dan para tamu undangan
di desa tersebut mati secara serempak dikarenakan terkena
cipratan dari buah kemayo itu.

207
Jadi sampai sekarang ini masyarakat desa riam bunut masih
menganggap buah kemayo itu menjadi sebuah mitos.

1. Larangan untuk anak gadis yang menyapu lantai tidak


bersih
Masyarakat desa riam bunut memprcayai hal tersebut
bahwa seorang anak gadis yang pemalas dan ketika
menyapu rumah dengan sembarangan (tidak bersih)
adalah orang yang akan mendapatkan suami yang tidak
jauh berbeda pemalas dengan dirinya sendiri. Selain itu,
gadis itu juga akan mendapatkan suami jenggotan
(berewokan) sama seperti sisa-sisa sampah yang tersisa
ketika menyapu lantai. Suami nya kelak akan janggutan
dan wajah nya tidak bersih.

2. Larang memotong kuku di malam hari


Kebiasaan memotong kuku di malam hari juga tak luput
dari larangan para masyarakat desa riam bunut dan orang
tua, alasan nya itu tidak baik dan akan menyebabkan
penyakit. Namun ketika ditanya penyakit apa yang akan
timbul maka mereka enggan menyebutkan nya. Jika kita
telisik lebih dalam, maka kenyataan nya adalah zaman
dahulu belum ada penjepit kuku. Dulu masih
menggunakan pisau silet untuk memotong kuku, sehingga
wajar saja jika malam hari dilarang memotong kuku
karena hal itu akan menyebabkan luka terlebih zaman
dahulu juga listrik belum ada.

208
3. Larangan untuk perempuan hamil agar tidak memakai
handuk yang dipintal/dililit diatas kepala
Pada masyarakat desa riam bunut masih menganggap hal
tersebut sebagai pantang selama mengandung menurut
mitos masyarakat desa riam bunut akan menyebabkan
abang bayi susah keluar ketika melahirkan kelak, entah
apa hubungan antara handuk dan kelahiran bayi namun ini
masih menadi mitos.

4. La**rangan agar tidak mencuci piring di malam hari


Mitos selanjutnya masyarakat desa riam bunut
mengakatakan menurut keterangan atau rumor yang
sering terdengar jika kita mencuci piring di malam hari
maka sisa-sisa nasi yang ada pada piring dan dibuang ke
bawah akan membuat nasi-nasi tersebut sedih dan
menangis, hal ini sering di lakukan ketika musim panen
padi tiba.

5. Anuran untuk menyusupkan barang-barang taam-taam di


dinding ketika angin rebut
Ada mitos yang digunakan oleh masyarakat desa riam
bunut ketika angin rebut memiliki kepercayaan bahwa
jika menyusupkan barang taam seperti parang maka
angina tersebut akan berbalik arah sehingga rumah tidak
jadi dirusakkan oleh angin tersebut.

6. Larangan agar anak-anak tidak keluar rumah pada tengah


hari dan sewaktu maghrib

209
Mitos tersebut menadi larangan masyarakat desa riam
bunut tidak boleh keluar rumah sekitar jam 12-00-13-00
WIB serta pada waktu maghrib pada rentang waktu 18-
00-19-00 WIB ini beralasan bahwa pada waktu tersebut
rawan, banyak mahluk ghaib yang keluar sehingga anak-
anak dilarang keluar pada waktu tersebut.

7. Kepunanan akan menyebabkan kecelakaan sampai


kematian
Kepunanan adalah suatu kepercayaan masyarakat desa
riam bunut, dimana membicarakan tentang makanan
padahal kita sedang berada dalam peralanan atau kita
mengucapkan keinginan kita untuk makan jenis makanan
tertentu. Mitos yang berkembang di desa riam bunut
adalah kepunanan yang akhirnya mengantarkan kita pada
kecelakaan atau kemtian. Padahal sebenarnya kepunanan
bukanlah pemicu utama melakukan kondisi kita yang
tidak kosentrasi sehingga ketika sedang berkendaraan bisa
membuat kita melakukan kesalahan.

8. Penggunaan kundur untuk menjaga seorang ibu hamil


Kuntilanak atau sering disebut kunti adalah sosok
makhluk halus atau ghoib yang tak kasat mata namun
masyarakat desa riam bunut masih mempercayai berasal
dari perempuan hamil yang meninggal dunia karena
melahirkan. Mitos makhluk halus ini sudah popular
zaman dahulu.

210
Namun menurut masyarakat desa riam bunut mengatakan
bahwa makhluk halus juga terkadang takut dengan benda-
benda yang dimiliki manusia bahkan hewan peliharaan
manusia, ada beberapa jenis benda-benda untuk
penangkal makhluk halus sebagai berikut:
a. Pisau
Pisau menurut masyarakat desa riam bunut digunakan
untuk memotong Sesuatu. Konon katanya makhluk
halus sangat takut terhadap benda tajam satu ini
Karena karena makhluk halus berasal dari perempuan
yang meninggal dengan cara dibunuh dan disiksa
dengan menggunakan tajam ini.

b. Sapu lidi
Selain pisau masyarakat desa riam bunut juga
mempunyai kepercayaan bahwa sapu lidi juga bisa
mengusir makhluk halus jenis apapun.

c. Cermin
Selain benda diatas masyarakat desa riam bunut
mempunyai benda lain yang ditakuti makhluk halus,
konon katanya makhluk halus memiliki para yang
cantik semasa hidupnya menjadi manusia, dengan
begitu saat ia melihat cermin sang makhluk halus akan
merasa ketakutan kerana melihat wajahnya yang
hancur dan menyeramkan berbeda dengan cerita
semasa hidupnya.

211
d. Masyarakat desa riam bunut lebih mempercayai buah
kundur sebagai penangkal makhluk halus untuk ibu
hamil karena kundur dianggap satu-satunya tanaman
mujarab penangkal setan yakni hantu yang ditugaskan
mengaggalkan kehamilan seorang perempuan.

9. Tersedak berarti ada yang menyebutkan nama kita


Ada anggapan masyarkat desa riam bunut bahwa ketika
kita makan atau minum dan saat bersamaan kita tersedak
maka menurut mitos hal itu terjadi karena ditempat lain
ada yang sedang membicarakan kita.

10. Daun kelor


Masyarakat desa riam bunut mengatakan banyak mitos
daun kelor bisa mengalahkan kekuatan makhluk halus.
Masyarakat desa riam bunut percaya kesaktian seseorang
akan hilang ika berhadapan atau memkan daun kelor,
untuk membantu melepas kesakitan orang tersebut.
“disapu” dengan daun kelor agar meninggal dengan
tenang.
Saat jasadnya dimandikan, orang tersebut uga disapu lagi
dengan daun kelor supaya bersih dari segala makhluk dan
benda mistis yang masih menempel pada jasadnya.

11. Daun sirih


Daun sirih masih di percayai bahkan dipakai masyarakat
desa riam bunut sebagai media pengobatan akibat

212
gangguan makhluk halus. Namun, perlu diingat daun sirih
uga bermanfaat untuk tubuh serta mengatasi mimisan
(hidung berdarah).

Berdasarkan data wawancara yang didapat dari


masyarakat saya menyimpulkan bahwa masyarakat desa
riam bunut masih memelihara mitos-mitos dalam
kesehariannya. Mereka menggunakan mitos dengan
maksud memberikan pembelajaran pada orang lain dan
sebagi pengingat dalam kehidupan bermasyarakat.
Apapun mitosnya selagi tidak bertentang dengan syariat
boleh-boleh saja kita percaya dengan catatan dampak
yang diakibatkan pun akan menjadi lebih baik.

213
Adat Istiadat dan Tradisi Menubak di Desa
Riam Bunut Kecamatan Sungai Laur
Oleh: Lasmy Farasmitha

Nubak merupakan tradisi masyarakat Sungai Laur lebih


tepatnya di desa Riam Bunut menangkap ikan disungai secara
massal dengan menggunakan Akar Tubak (racun dari akar) agar
ikannya mabuk atau pingsan. Menubak ini dilakukan pada saat
kemarau panjang dan sungai menjadi surut agar memudahkan
masyarakat berjalan di sungai.
Dengan menggunakan beberapa alat penangkap ikan,
seperti sesauk ikan, jala, pukat, tangguk ikan atau bubu ikan yang
dianyam dari rotan, dan juga serampang. Nubak ini biasanya
menggunakan beberapa adat dari beberapa suku, yaitu Suku
Dayak dan Suku Melayu. Yang melakukan ritual sebelum Nubak
ini adalah para sesepuh yang memiliki pengetahuan atau ilmu
dari nenek moyang terdahulu.
Biasanya ketua adat atau sesepuh yang melakukan ritual
sebelum mencebur kesungai akan diberi jeda, ketua adat akan
meminta izin atau memberi penghormatan kepada penghuni
sungai dengan menggunakan perahu/sampan untuk membuat
ikannya mabuk atau pingsan. Setelah itu akan diberi aba-aba dari
ketua adat untuk memulai nubak. Ketika sudah mendapat aba-aba
dari ketua adat atau sesepuh maka nubak pun di mulai.
Ada yang mulai mengibarkan jala, ada juga beberapa
warga yang memasang pukat. Ada beberapa warga yang juga

214
memasang bubu sebagai perangkap ikan yang belum terkena
racun dari akar tubak.

Saya pernah ikut nubak Ketika kelas 3 SMA saya ikut


keluarga saya untuk berpartisipasi dalam acara tradisi itu. Ketika
saya terjun langsung dalam acara tradisi itu saya dapat melihat
bagaimana masyarakat dengan riang gembira menangkap ikan
dengan menggunakan alat dari serampang tanggukan ikan, hingga
sesauk ikan yang telah dibawa masing-masing masyarakat.
Masyarakat juga ada yang membawa sampan/perahu
untuk menumbakikan dibagian sungai yang agak dalam atau
bagian teluk. Ada sampan yang menggunakan mesin biasa
disebut dengan Kato.
Pada saat itu saya mencoba untuk menangkap ikan tapi
lepas, ternyata ikannya ngeprank saya dengan pura-pura masuk
kedalam tanggukan saya. Setelah lepas dari tanggukan saya ikan
itu di tumbak dengan serampang ayah saya sehingga ayah saya
lah yang mendapatkannya. Hingga akhir ritual ini saya tidak
mendapatkan ikan hanya ibu dan ayahku yang dapat. Ikan yang di
dapat itu pun di bersihkan dan di masak untuk menu makan
malam. Sebagiannya di bikin ikan asin/ikan kering, serta di
fermentasi atau dibuat pekasam dalam makan khas sungai laur.
# Nubak Massal: Kekayaan Sungai yang Dijaga Rapi
Di sebuah daerah pedalaman yang dikelilingi oleh hutan
lebat dan sungai-sungai mengalir, hiduplah suku Dayak yang
menjaga kekayaan alam dengan penuh kearifan. Tidak hanya
suku Dayak, nubak juga bisa dilakukan oleh semua suku yang

215
tahu cara menjalani tradisi ini. Mereka memiliki tradisi unik
bernama "Nubak Massal," di mana seluruh komunitas berkumpul
di tepi sungai untuk menangkap ikan secara massal.
Sebuah komunitas suku yang menjaga tradisi luhur.
Tradisi itu dikenal sebagai "Nubak Massal," sebuah ritual yang
merayakan keseimbangan antara manusia dan alam. Setiap tahun,
pada bulan yang penuh berkah, masyarakat berkumpul di tepi
Sungai untuk melaksanakan Nubak Massal. Mereka percaya
bahwa dengan memasang jala nubak bersama-sama.
Mereka tidak hanya menggukan jala tetapi juga beberapa
alat tradisional seperti tanggok yang terbuat dari rotan. Mereka
mempercayai bahwa sungai adalah sumber rezeki dan nyawa
mereka. Pemimpin adat mengumumkan tanggal pelaksanaan, dan
persiapan pun dimulai. Mereka membuat jaring-jaring nubak
khusus dari bahan alami
Sebagai persiapan, suku-suku ini membuat jala nubak dari
serat tumbuhan yang tumbuh di hutan sekitar. Setiap jalan dihiasi
dengan motif-motif khas yang mewakili hubungan harmonis
antara manusia dan alam.
Hari puncak tiba, Saat fajar datang, seluruh penduduk
warga dari berbagai desa dengan semangat dan gembira
berkumpul di tepi sungai yang dihiasi dengan bunga dan hiasan
tradisional. Mereka membawa jala dan mengenakan pakaian khas
serta Bersiap-siap untuk ritual yang mendalam. Para pemuka adat
memimpin doa syukur dan permohonan maaf kepada sungai.

216
Tibalah saatnya untuk melemparkan akar tubak. Ribuan
jaring dilemparkan ke sungai dengan ritme yang serempak.
Sungai berubah menjadi arena pertempuran lembut antara
manusia dan alam. Tawa riang dan semangat juang memenuhi
udara mengiringi momen magis ini.
Ada yang memasang jaringan ikan ada juga memasang
perangkap ikan di tepi-tepi sungai. Beberapa warga sudah ada
yang memperoleh ikan yang telah terjerat oleh oerangkap serta
jala ikan yang sudah dipasangkan oleh warga.
Setelah waktu yang ditentukan berlalu, tiba saatnya untuk
menarik nubak. Warga dengan penuh kegembiraan menarik
jaring-jaring yang penuh dengan ikan. Mereka bekerja bersama,
saling membantu untuk mengangkat beban yang berat.
Namun, dalam kesenangan ada tanggung jawab. Nubak
Massal juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Ikan-ikan yang masih kecil dilepaskan kembali ke sungai,
memastikan bahwa sumber daya alam tetap lestari.
Tidak hanya tentang menangkap ikan, Nubak Massal
adalah perwujudan rasa syukur dan penghormatan kepada alam.
Setiap ikan yang tertangkap dianggap sebagai hadiah dari sungai
dan diperlakukan dengan penuh hormat.
Setelah ritual selesai, penduduk berkumpul untuk
merayakan hasil tangkapan mereka. Setelah tangkapan dibawa
pulang, dan akan dibersihkan untuk membuat pekasam ikan.
Sebagian ikan nya akan di buat ikan asin dan ikan salai. Ada juga
di panggang bagi ikan yang besar-besar. Makanan yang
didapatkan dari hasil nubak massal ini dibagikan kepada orang-

217
orang yang membutuhkan, jika masih ada sisa banyak maka di
berikan kepada tetangga.

Nubak Massal juga menjadi momen penting untuk


mengajarkan generasi muda tentang kearifan lokal. Anak-anak
mendengarkan cerita-cerita nenek moyang dan belajar betapa
pentingnya menjaga keseimbangan alam dengan hati yang
bersyukur dan semangat yang terpatri.

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa tradisi dan adat istiadat
tidak dapat dihilangkan hinggga keturunan kita kelak agar mereka
mengetahui apa saja adat dan tradisi di tempat mereka tinggal
#Beberapa alat untuk Nubak di Desa Riam Bunut
1. Gambar Jala

Penangkapan Ikan: Fungsi utama jaring ikan adalah untuk


menangkap ikan secara efektif. Jaring ini dapat diletakkan
di dalam air dan dibiarkan untuk jangka waktu tertentu.

218
Ketika ikan berenang ke dalam jaring, mereka
terperangkap di dalamnya.

1. Gambar Pukat

Jaring ikan adalah alat tangkap ikan yang terbuat dari


bahan seperti nilon atau bahan lain yang kuat dan tahan
air. Fungsinya adalah untuk menangkap ikan dengan cara
menjebak atau mengumpulkan ikan di dalam jaring
tersebut.

2. Gambar Bubu Anyam

Bubu ikan, juga dikenal sebagai perangkap ikan atau


jaring buntut, adalah alat tangkap ikan yang digunakan
untuk menangkap ikan dengan cara menjebaknya di
dalam struktur berbentuk perangkap. Bubu ikan umumnya

219
terbuat dari bahan seperti anyaman bambu, rotan, atau
bahan sintetis. Fungsinya mirip dengan jaring ikan, yaitu
untuk menangkap ikan dengan cara menjebaknya, tetapi
bubu memiliki desain yang berbeda dan biasanya
diletakkan di dasar perairan atau mengapung di
permukaan air.

3. Gambar Tanggukan Ikan

Tanggukan ikan ini terbuat dari anyaman rotan yang di


belah kecil-kecil. Fungsinya adalah untuk menangkap
ikan di air atau di air yang berlumpur.

4. Gambar Sesauk Ikan

Serokan atau jaring yang di buat melingkar yang di


peruntukan untuk mengambil Ikan dalam air ini ada
banyak jenis
5. Gambar Serampang

220
Serampang yang bermata tiga biasanya digunakan untuk
menangkap ikan yang agak besar, sedangkan yang
bermata lima khusus untuk menangkap ikan-ikan kecil.

6. Perahu

Perahu adalah kendaraan air yang biasanya lebih kecil


dari kapal laut. Masyarakat menggunakan perahu untuk
memudahkan dalam menubak di bagian teluk.

7. Kato

221
Perahu motor adalah perahu yang memiliki mesin.
Sebagian perahu bermotor dipasangi mesin dalam, yang
lain memiliki mesin tempel yang dipasang di bagian
belakang, memuat mesin pembakaran dalam, kotak gigi
dan baling-baling dalam sebuah unit portabel.

Dari gambar-gambar di atas adalah alat yang digunakan dalam


ritual menubak di daerah sungai laur terutama di desa rim bunut.
Nubak ini di lakukan dari berbagai suku dan desa-desa di sungai
laur.

222
ADAT DAN TRADISI PERNIKAHAN DI
DESA RIAM BUNUT KECAMATAN
SUNGAI LAUR
Oleh : Widy Nandriyani
Setiap daerah memiliki adat atau tradisi yang menjadi pembeda
dengan desa yang lain. hal ini termuat dalam petitih adat yaitu
lain lubuk lain ikannya. Persyaratan pengantin mempelai pria dan
wanita dalam melaksanakan perkawinan berdasarkan agama dan
adat yang berlaku di daerah desa riam bunut tersebut. Desa riam
bunut merupakan daerah yang mayoritasnya penduduk berasal
dari suku melayu.

Upacara pernikahan adat tradisi yang di gunakan di desa riam


bunut adalah pernikahan adat melayu, berdasarkan hasil studi
oleh mahasiswa kkl desa riam bunut kecamatan sungai laur
menurut observasi dan wawancara kepada beberapa orang
setempat dan narasumber yang melangsungkan pernikahan
tersebut bahwa pernikahan tersebut di langsungkan seminggu
sebelum hari akad banyak nya adat yang harus di lakukan oleh
pengantin pria dan wanita.

Beradasarkan hasil wawancara dengan narasumber yang


melangsungkan pernikahan dengan adat yang sangat kental dan
harus memenuhi setiap adat dan tradisi apalagi pengantin pria
keturunana kerajaan.
Adat tradisi pernikahan di desa riam bunut telah melakukan
proses yang sangat panjang, berbagai adat yang harus di lakukan

223
oleh mempelai pria maupun wanita, mahasiswa kkl riam bunut
kecamatan sungai laur telah melakukan wawancara dan observasi
perihal adat isitiadat pernikahan di desa riam bunut tersebut.
Banyaknya adat isitiadat yang di lakukan saat ingin menikah. di
desa riam bunut masih kental dengan kerajaan. Perlu adanya
literature dokumentasi mengenai adat khususnya adat yang di
lakukan di desa riam bunut hal ini perlu untuk menjaga
kelestarian adat istiadat dan ketentuan sekaligus bias di
manfaatkan oleh masyarakat pada umunya dan generasi penerus.
Berdasarkan dari kesenjangan tersebut di rasakan sangat perlu
untuk menggali kembali tata cara rangkaian pernikahan adat
melayu pada masyarakat di desa riam bunut kecamanatan sungai
laur kabupaten kerapang.

Seminggu Sebelum akad pernikahan mempelai pria dan wanita


banyak melakukan rangkaiangan adat istiadat yang di anut oleh
masyarakat desa riam bunut kecamatan sungai laur yaitu seperti:

1. Madik ( perkenalan)
Prosesi pertama yang di lakukan pada pernikahan adat
isitiadat desa riam bunut kecamatan sungai laur adalah
tahap pendekatan atau perkenalan dan di sebut dengan
madik. Pada tahap ini pihak keluarga pria akan mengutus
seseorang untuk mengathui bibit, bebet dan bobot sang
wanita, juga memastikan sang wanita belum menjadi
tunangan atau calon istri orang lain. namun seiring
perkembangan zaman prosesi madik ini tidak di lakukan
karena sudah di lakukan oleh kedua belah pihak sebelum

224
berpacaran, tidak seperti zaman dahulu yang kental akan
perjodohan.

2. Merisik
Prosesi pernikahan adat suku Melayu di desa riam bunut
kecamatan sungai laur dimulai dari tahap merisik.
Merisik berasal dari kata risik yang artinya adalah
menyelidiki. Pada ritual ini, perwakilan dari pihak
keluarga calon mempelai pria atau yang disebut sebagai
perisik akan berusaha menyelidiki calon mempelai wanita
dari dekat. Perisik yang ditunjuk untuk bertugas umumnya
diwakili oleh seorang wanita paruh baya atau orang yang
dituakan. Ia kemudian bertandang ke rumah calon
mempelai wanita untuk mengamati bagaimana latar
belakang dan perangai pihak perempuan, apakah orang
yang tersebut benar-benar cocok untuk dijadikan sebagai
calon menantu atau tidak.

3. Merasi
Merasi adalah tindakan meramal keserasian antara kedua
calon mempelai yang hendak dipersatukan. Tahap merasi
umumnya akan melibatkan seorang ahli dari daerah
setempat yang memang dikenal memiliki kemampuan
khusus untuk memastikan jodoh seseorang. Nantinya,
sang ahli tersebut akan berusaha mencari tahu apakah
pasangan tersebut cocok untuk melangkah ke pelaminan
atau tidak.

225
4. Meminang
Tahap selanjutnya dari prosesi pernikahan adat suku
Melayu desa riam bunut adalah meminang. Pihak
keluarga laki-laki akan melakukan musyawarah internal
terkait waktu yang dirasa paling tepat untuk melamar.
Kemudian, mereka mengutus perwakilan dari orang yang
dituakan untuk memberi kabar pada keluarga calon
pengantin perempuan soal keinginan untuk melamar
beserta tanggal yang telah disepakati. 5 orang rombongan
dari pihak keluarga calon mempelai pria lalu berkunjung
ke kediaman calon mempelai wanita dengan niat untuk
melamar. Orang yang ditunjuk sebagai perwakilan
haruslah memiliki kemampuan yang baik dalam hal
bercakap dan menempatkan diri.

5. Mengantar tenda
Apabila lamaran tersebut telah diterima dengan baik oleh
keluarga calon mempelai wanita, maka tahap selanjutnya
yang harus dilakukan adalah mengantar tanda. Ritual ini
umumnya dilakukan pada hari ke-4 atau 5 setelah acara
peminangan. Rombongan keluarga laki-laki yang terdiri
dari kerabat dekat, tetangga, dan handai tolan akan
berkunjung kembali ke rumah calon pengantin wanita.
Mereka datang sambil membawa seserahan adat Melayu
desa riam bunut kecamatan sungai laur berupa cincin,
tepak sirih, bunga rampai, hingga barang pengiring
lainnya. Sementara isi dari tepak sirih yang perlu

226
dipersiapkan yaitu kapur sirih, satu buah pinang, gambir,
daun sirih, kacip, dan tembakau.

6. Mengantar Belanja
Pada dasarnya, mengantar belanja adalah sebuah prosesi
di mana keluarga calon mempelai pria datang ke rumah
keluarga perempuan sambil membawa hantaran berupa
kebutuhan pesta pernikahan hingga benda-benda khusus
yang telah diminta oleh sang wanita. Hantaran tersebut
bisa berupa seperangkat sandang, sejumlah uang, dan
benda istimewa lainnya. Layaknya seserahan pada
umumnya, isi dari hantaran juga telah disepakati bersama
oleh kedua belah pihak jauh sebelum prosesi mengantar
belanja dilakukan.

7. Mengajak dan Menjemput


Kedua belah pihak keluarga lalu akan mengadakan
pertemuan kembali untuk membahas prosesi selanjutnya,
yaitu mengajak dan menjemput. Dalam sesi diskusi itu,
nantinya diputuskan mengenai siapakah pihak yang akan
mengajak dan siapa yang menjemput. Tahap pra-
pernikahan ini dinilai sebagai persiapan untuk
melaksanakan kegiatan di majelis nikah-kawin. Prosesi
mengajak dan menjemput biasanya melibatkan sepasang
suami-istri yang telah berpengalaman dan begitu disegani
oleh masyarakat setempat.

8. Menggantung gantung

227
Kedua belah pihak keluarga lalu akan mengadakan
pertemuan kembali untuk membahas prosesi selanjutnya,
yaitu mengajak dan menjemput. Dalam sesi diskusi itu,
nantinya diputuskan mengenai siapakah pihak yang akan
mengajak dan siapa yang menjemput. Tahap pra-
pernikahan ini dinilai sebagai persiapan untuk
melaksanakan kegiatan di majelis nikah-kawin. Prosesi
mengajak dan menjemput biasanya melibatkan sepasang
suami-istri yang telah berpengalaman dan begitu disegani
oleh masyarakat setempat.

9. Berendam
Salah satu prosesi pernikahan adat suku Melayu yang
paling unik adalah berendam. Kegiatan ini dinilai menjadi
ruang untuk membersihkan hati, pikiran, dan fisik kedua
mempelai dari kemungkinan adanya kotoran atau hal-hal
negatif yang melekat dalam diri. Mereka kemudian
dianjurkan untuk mencukur bulu-bulu tipis di bagian
tengkuk, pelipis, wajah, serta dahi. Sedangkan pihak
mempelai laki-laki perlu mencukur rambutnya serapi
mungkin.

10. Limau manis limau setawar


Usai prosesi berendam atau cukuran, tibalah saatnya calon
pengantin untuk mengikuti tahapan limau manis limau
setawar. Nantinya, seorang ibu yang disebut sebagai Mak
Andam akan berjalan mengelilingi pengantin wanita
sebanyak tiga kali sambil membawa buah kelapa yang

228
telah dililit dengan benang lima warna. Kelapa tersebut
disusun menyerupai sebuah gunung, yang berarti sebuah
harapan agar keluarga pasangan kelak bisa menghasilkan
keturunan rupawan layaknya pegunungan yang dilihat
dari kejauhan, sedangkan benang lima warna adalah
gambaran dari keluarga pengantin yang selalu diberikan
limpahan rezeki bak derasnya aliran sungai. Selain buah
kelapa, Mak Adam juga mengelilingi calon mempelai
perempuan dengan membawa dua batang lilin yang
menyala. Ini menyimbolkan harapan agar kehidupan
rumah tangga calon pengantin senantiasa rukun dan
diterangi oleh dan dijauhkan dari segala hal yang tidak
baik.

11. Berinai
Berinai adalah sebah ritual menghias kuku jari tangan dan
kaki dari kedua mempelai. Tradisi ini juga sekaligus
berfungsi untuk penolak bala agar pasangan pengantin
dapat terhindar dari berbagai marabahaya. Bahkan, inai
diketahui mampu memancarkan aura keindahan yang
dimiliki oleh kedua mempelai.

12. Nitik gigi


Pada tahap ini pengantin pria dan wanita akan di satukan
dalam satu kamar dan berbaribg di atas kasur setelah
berbaring satu persatu keluarga akan menitik gigi dengan
keminting,kikir, batu asah, dan paku. Bahan bahan
tersebut akan di titikan di gigi ke mempelai wanita dan

229
pria hal ini menurut warga desa riam bunut emag sudah
adat dan tradisinya.

13. Persiapan 3 hari menuju akad nikah


Menjelang akad nikah, biasanya ada beberapa ritual yang
dilakukan calon mempelai wanita yang dipercaya
berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan.

a. Betangas
Betangas merupakan mandi uap ramuan rempah-rempah.
Rebusan rempah-rempah ini diletakkan di bawah kursi
tempat mempelai duduk. Prosesi Betangas ini bertujuan
mengeluarkan keringat dan membersihkan pori-pori agar
pada saat hari H tidak banyak mengeluarkan keringat dan
bau.

b. Bebedak
Seperti namanya, bebedak merupakan istilah untuk
mempercantik calon mempelai wanita dari ujung kepala
sampai ujung kaki.

c. Bepacar
Berpacar adalah prosesi dimana daun pacar (daun inai)
dilekatkan pada seluruh kuku tangan dan kaki serta
telapak tangan dan kaki.

Pacar ini sebai pertanda bahwa kedua pasangan akan


memasuki kehidupan baru sebagai suami istri.

230
14. Khatam quran
Acara khatam quran pada rangkaian prosesi pernikahan
adat suku Melayu umumnya dilaksanakan sehari sebelum
berlangsungnya akad nikah. Di sini, kedua calon
pengantin dituntun untuk duduk di depan pelaminan
sambil didampingi oleh seorang guru ngaji beserta para
jamaahnya. Mereka kemudian akan melantunkan
sejumlah ayat-ayat suci Al-Qur'an. Usai prosesi khatam
Qur'an, calon pengantin kemudian bertandang ke rumah
sang guru ngaji untuk mengantar bingkisan atau tabak,
yaitu berupa pulut kuning yang diletakkan di dalam
wadah kayu berhiaskan ulur-ulur, bunga telor, dan telur
merah.
Setelah sebelas rangkaian prosesi pernikahan adat suku
Melayu didesa riam bunut kecamatan sungai laur tadi
berhasil dilaksanakan, tibalah saatnya untuk menggelar
acara puncak ijab qabul yang dipimpin langsung oleh
seorang penghulu dan dua orang saksi.

231
Wisata Alam dan Makanan Khas

Oleh : Kori’ah

Wisata alam adalah tempat pariwisata yang


memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam alami
maupun setelah ada usaha budi daya .
Indonesia yang termasuk dalam salah satu negara kepulauan akan
banyak memiliki obyek wisata alam yang menarik seperti
gunung, pantai, hutan, danau , laut bahkan air terjun.
Sedangkan di Desa Riam Bunut Kecamatan Sungai laur
sendiri memliki wisata yang sangat indah salah satunya adalah
wisata bukit kuri, bukit keruwat dan sebagainya yang sudah tidak
asing lagi bagi wisatawan. Berikut adalah wisata yang ada di desa
riam bunut Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang.
Ajang tahunan apresiasi pariwisata terbaik di Indonesia
ini menempatkan Program Jelajah Rimba Kuri, yang diajukan
Kabupaten Ketapang, masuk nominasi untuk kategori Wisata
Olahraga dan pertualanagan. Kategori yang pas untuk wisata
olahraga dan pertualangan. Bukit batu, yang secara administrative
terletak di Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang ni, telah
mengundang banyak kelompok pendaki Bukit dari berbagai
daaerah.
Dalam Postinagannya,Tim jelajah gunung dari Mapala
Universitas Tanjung Pura pernah mendaki bukit kuri ini tahun
2012. Menurut tim ini merekalah kelompok pertama yang

232
melakukan panjat tebing di Bukit Kuri. Mereka juga menulis,
nahawa Tebing Kuri untuk kegiatan panjat tebing ini sangat
menarik. Tebing dengan batuan andesit ini terdiri dari 3 bagian,
dibagi oleh dua crack yang dapat dijadikan jalur pemanjatan
menuju puncat bukit.
Tentang keinndahannya, ketika mencapai bubungan
(puncak atas) Bukit Kuri, tidaklah terbaantahkan. Serta
kusumawardhana dalam akun PB nya (18/6) menulis: sampai
dipuncak Kuri terbayar semua raasa lelah dan pegalnya (ketika
berjam-jam menjadi bukit kuri). Petualang lain, menulis:
Sesampainya di puncak Kuri ternayata benar usaha tak
menghianati hasil. Pemadangan begitu indah, serta ditemani
hembusan angina yang lembut membuat kami main terhanyut.
Pada senja, sempurnalah keindagan semsta dilhat dari atas bukit
ini.
Konon, dalam legendanya, adalah seekor burung Garuda
yang ingin bertelur. Tapi tak adalah tempat malangnya berbentuk
lancip, sehingga telur Garuda menjadi jatuh dan pecah. Karena
kesal, sang Garuda menendanag (mencakar) puncak bukit Batu
Daya. Dan Bukit Batu Daya menjadi patah. Salah satu
patahannya tersebut tercampaklah ke daerah kalan, lokasi yang
kini dikenal sebagai Bukit Kuri.
Wisata bukit Kuri merupakan bukit batu, yang secara
administrative terletak di Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten
Ketapang yang tingginya mencapai 429Mdpl lokasi ini menjadi
salah satu tujuan para pendaki, karena pemandangannya yang
sungguh luar biasa dari atas bukit kuri.

233
Karena keindahannya, tepatnya ditahun 2021, para
petualang yang mendaki bukit kuri memperoleh penghargaan
level Nasional diajang Nugerah pesona Indonesia dikategori
wisata petualang dan olahraga.
Bukit kuri menawarkan petualanagan panjat tebing,
mendaki bukit (hiting), seraya menikmati keindahan alam.
Dipuncaknya, para penjelajah yang ermalam dapat memasang
tenda, pada senja, menikmati pemandangan matahari jatuh
dengan pendar cahaya emas. Di pagi hari, dingin embun serta
hangat mentari pagi menyapa penjelajah menyambut hari
sehingga menjadi lautan awan.
Parkiran kandaraan anda dekat gapura pintu masuk
menuju Bukit Kuri, kemudian berjalana kaki sekitar 2 Km lebih
atau waktu tempuh bisa asampai 2 jam sampai kepuncak, itupun
tergantung dari seberapa kuat nafas para pendaki. Para pendaki
biasnaya memulai pendakian pada pukul 15.00-16.00 dan sampai
dipuncak sekitar pukul 18.00-19.00 dan mendirikan tenda
dipuncak bukit .
Biasanya para pendaki sendiri akan mendaki pada hari
sabtu minggu dan akan bermalam seperti kemarin perayaan
kemerdekaan repuplik Indonesia yang ke 78 pada tanggal 17
agustus ada beberapa pendaki yang bermalam di puncak Bukit
Kuri selama 3 hari 2 malam dari hari rabu kamis jum‟at.
Namun jika cuaca tidak memungkinkan anda bisa
menginap dirumah rumah warga, atau jika anda kekantor Desa,
makan Desa akan mengarahkan anda kepada pokdarwis
(kelompok sadar wisata) desa sinar kuri untuk mengurus segala
keperluan yang dibutuhkan.

234
Wisata Bukit Kuri

Wisata bukit keruat adalah perbukitan bat besar yang


memiliki ketinggian 318 Mdpl, dengan jalur trek pendek namun
jalurnya sangat menantang dengan kemiringan 45 derajat
menanjak membuat perjalanan semakin asik dan seru.
Lokasi bukit keruat tidak terlalu sulit untuk dicapai,
berada di Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang desa
Riam Bunut anda bisa mencapai kelokasi dengan menggunakan
kendaraan roda dua dan empat langsung sampai pemberhentian di
kaki Bukit Keruat.

235
Alamat bukit keruat beralamatkan di Jl. A. Yani, Desa
Riam Bunut, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat Kode post Bukit Keruat 78872.
Lokasi bukit keruat berada dipinggr jalan raya A yani atau
disebuat jalan Istana Jaya. Dari Tugu Ale-ale pusat Kota
Ketapang menuju Bukit Keruat lama perjalanan sekitar 5 jam 23
menit saja dengan jarak 194 km. lokasi bisa dilalui dengan
kendaraan roda dua dan roda empat.
Sedangkan dari kota Pontianak menuju Bukit Keruat
berjarak sektar 261 Km atau lama perjalanan 5 jam 12 menit
melalui jembatan Kapuas- Sanggau.
Bukit keruat itu sendiri berdekatan dengan bukit kuri yang
berada di desa sebelahnya, yaitu Desa Sinar kuri dan satu
Kecamatan yang sama yaitu kecamatan sungai laur.

Profil Desa Riam Bunut

236
Secara administrative Desa Riam Bunut Berada di
Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
dengan aktivitas sehari-hari masyarakat bartani, berkebun,
bercocok tanam padi, kebun sawit.
Kondisi Desa Riam Bunut berupa Sungai, daratan serta
perbukitan. Dan salah satu bukit yang sangat enting bafi
kehidupan masyarakat Desa Riam Bunut adalah Bukit Keruat.
Bukit keruat selain sebagai Objek wisata alam andalann
masyarakat Desa, juga sebagai sumber air bersih yang mengalir
dari atas bukit keruat.
Kondisi sungai yang berada di sekitar desa telah tecemar,
masyarakat hanya menggunakan air sungai untuk keperluan
mandi dan mencuci, sedangkan untuk keperluan air bersih,
masyarakat Desa Riam Bunut Kecamatan Sungai Laur Kabupaten
ketapang Provinsi Kalimantan Barat memanfaatkan aliran sumber
air dari perbukitan keruat yang sekarang telah disalurkan

237
beberapa pipa air untuk memudahkan para warga mendapatkan
air bersih.
Namun faktor cuaca dan kemarau merupakan penghalang,
masyarakat kesulitan air bersih, masyarakat Desa Riam Bunut
memenfaatkan aliran sumber bersih dari perbukitan keruat yang
kering juga maraknya penebangan liar diatas bukit.
Bukit keruat memiliki jalaur pendakian yang cukup
menantang, dari dalam raya parkiran kendaraan anda dirumah
rumah warga, kemudian dilanjutkan dengan berjalana kaki santai
1 jam jika tidak banyak istirahat, dengan kondisi jalan tikus dan
menerobos pepohonan, ketika mendekati puncak, anda akan
dipaksa untuk mendaki kebatuan dengan kemiringan sekiyar 45
derajat.
Setelah sampai puncak bukit keruat, terdapat daratan yang
cukup luas, bisa anda gunakanuntuk beristirahat dan
mengabdikan momen diatas puncak Bukit Keruat. Namun harus
diingat tepian pubcak belum dipagar dan sangat berbahaya karena
jurang, anda harus berhati-hati dan jangan terlalu kepinngie ketka
diatas puncak.
Kanan dan kanan kiri jalur pendakian, serta ketika
dipuncak terdapat berbagai pepohonan yang tumbuh diatas
bebatuan besar, hal ini sangat untuk dan bisa dijadikan sebagai
obek penelitian.
Keajaiban bukit keruat adalah memunculkan aliran
sumber air bersih, jika anda sampai diperairan pada jalur
pendakian, air tersebut bisa langsung diminum tanpa harus
direbus karena air dibukit keruat masih alami dan jernih.

238
Bukit batu daya yang terlihat dari puncak bukit keruat
belum lagi suasana di pagi hari, dengan segelas kopi hangat
sambil memandang panorama alam dipuncak bukit, membuat
anda semakin cinta akan lukisan tuhan yang sungguh
menakjubkan.

Wisata bukit keruat

Selanjutnya adalah Desa Riam Bunut merupakan salah


satu destinasi wisata favorit bagi pengunjung dari berbagai
daerah, berbagai aktivitas serta tempat wisata yang ditawarkan
oleh alamnya seperti air terjun empanggel. Air terjun ini menjadi
daya Tarik wisatawan. Ditambah dengan one-stop activity yang
memanjakan para pecinta alam. Tidak heran jika Desa Riam
Bunut menjadi tujuan liburan yang dirindukan wisatawan .

239
Makanan khas

Pekasam merupakan fermentasi ikan jenis air tawar yang


juga sangat familiar bagi masyarakat Kalimantan barat,

240
khususnya di Desa Riam Bunut Kecamatan Sungai Laur
Kabupaten Ketapang terutama yang bermukin di sekitar sungai.
Eksistensi pekasam di Desa Riam Bunut Kecamatan Sungai Laur
sering kali dicari oleh masyarakat sebagai penambah selera
makan dalam keluarga.
Memiliki rasa asin yang khas, pekasam biasanya
disajikan dengan bumbu-bumbu penyedap. Untuk menghilangkan
rasa amis ikan pada pekasam, bumbu-bumbu yang dicantumkan
antara lain bawang putih, kunyit, serai, dan jangan lupa daun
kunyit.
Agar lebih, pekasam juga biasanya disajikan dengan
cabai, bisa diiris, ditumbuk maupun masih utuh.
Di Desa Riam Bunut Kecamatan sungai Laur sendiri juga
memiliki makanan khas juga seperti pekasam dan cantok.
Pekasam Didesa Riam Bunut Kecamatan Sungai Laur
juga mejadi makanan khas disini.dalam program kegiatan
Kelompok KKL Ketapang 1 di Desa Riam Bunut mencoba
mambuat makanan pekasam ini. Dalam proses pembuatan
pekasam yang perlu di persiapkan ialah tentunya ada bahan dan
beberapa langkahnya.

Bahan dan cara membuat Pekasam khas Desa Riam Bunut


Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
- Bahannya adalah 1 kg ikan sungai seperti ikan baong, biawan,
patung, dan ikan seluang. garam, semangkuk kecil nasi dingin
- Cara membuat
1. Langkah pertama

241
Lumuri patih dengan garam seperti melumuri
ikan asin. Diamkan selama tiga jam
2. Langkah kedua
Setelah tiga jam, peras daging ikan sekuat tenaga
sampai kandungan air didalamnya menyusut.
3. Langkah ke tiga
Lumuri garam sedikit demi sedikit lagi. Kali ini
jangan terlalu banyak.
4. Langkah ke empat
Terakhir campur semangkuk nasi dingin hingga
merata ke ikannya tadi. Masukan ke dalam tempat seperti
toples, fermentasi selama kurang kebih lima hari.
5. Langkah kelima
Setelah lima hari, sudah boleh digoreng. Sebelum
digoreng beri msg sedikit agar asinya tidak terlalu. Dak
dikasih juga gak apa-apa. Ikannya langsung goreng jangan
dibasuh lagi.
6. Langkah keenam
Kalau sudah matang, atasnya beri topping bawang
merah putih plus cabe iris yang udah digoreng
sekadarnya.
7. Langkah ke tujuh
Sajikan dan selamat mencoba selamat mencoba.

242
243

Anda mungkin juga menyukai