Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH LITERASI KEUANGAN, PENGETAHUAN TENTANG

RIBA, DAN FINANCIAL BEHAVIOR TERHADAP MINAT MENJADI


NASABAH BANK SYARIAH DI INDONESIA
JUDUL ARTIKEL MENGGUNAKAN INGGRIS DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN

UKURAN 12 DAN MAKSIMAL JUDUL 12 KATA

Ummu Salma Al Azizah1, Ahmad Fihri2, Ahmad Syafiq Ziyaadatusysyakur3


1
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Indonesia
2
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Indonesia
3
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Indonesia

Abstract
Write abstract in good English and form of past tense. Use Times New Roman
10 italic with one spacing between lines, justified. Abstract consist of:
background of research, purpose (contains objectives of the research),
method of research (delivers data collection of the research), results and
impact of this research (refers to collected data as an effort to answer
research question), and conclusion. The number of word should be between
150-200 words.

Abstrak
Riba bisa dikatakan satu dari sekian banyaknya permasalahan yang terjadi di
negara kita, sebab kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat acuh tak
acuh dengan bahaya riba, maka riba sudah menjadi hal yang biasa di
kehidupan masyarakat. Penyebab dari pada riba munculnya berbagai
permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat mulai dari faktor ekonomi,
perceraian, pembunuhan dan lain sebagainya. Riba bisa dikatakan salah satu
permasalahan baik di dunia maupun di Indonesia yang dapat berujung dengan
pertikaian. Maka dari itu kita harus bekerjasama dalam memperbanyak
edukasi tentang riba untuk kepentingan bangsa dan negara. Kurangnya
masyarakat soal riba dan pemahaman pada perbankan syariah menjadi salah
satu faktor minimnya penggunaan produk perbankan syariah di masyarakat.
Pertumbuhan bank syariah di indonesia cukup lambat hanya ada satu unit saja
di tahun 1992-1998. Memajukan perbankan syariah bukan hanya sebatas pada
dukungan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam pengelolaan
sistem perbankan, melainkan faktor kesadaran umat islam untuk beralih
menggunakan perbankan syariah. Dengan ini dapat dilihat bahwa kesadaran
masyarakat untuk menggunakan bank syariah masih minim. Oleh karena itu
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh literasi
keuangan, pengetahuan tentang riba dan financial behaviour terhadap minat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia di wilayah DKI Jakarta dan
Depok. Dalam penelitian ini digunakan metode eksplanasi. Dengan metode ini
akan dijelaskan pengaruh variabel bebas/independen (X) yaitu literasi
keuangan (X1), pengetahuan riba (X2), Financial Behavior (X3) terhadap
variabel terikat/dependen (Y) yaitu minat menjadi nasabah bank syariah di
indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah menyimpulkan bahwa
pengetahuan riba berpengaruh positif tidak signifikan terhadap berminat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia, yang berarti sesuai dengan
hipotesis kedua dimana pengetahuan riba berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia
PENDAHULUAN
Riba bisa dikatakan satu dari sekian banyaknya permasalahan yang terjadi di negara
kita, sebab kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat acuh tak acuh dengan bahaya riba,
maka riba sudah menjadi hal yang biasa di kehidupan masyarakat. Penyebab dari pada riba
munculnya berbagai permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat mulai dari faktor
ekonomi, perceraian, pembunuhan dan lain sebagainya. Riba bisa dikatakan salah satu
permasalahan baik di dunia maupun di Indonesia yang dapat berujung dengan pertikaian.
Maka dari itu kita harus bekerjasama dalam memperbanyak edukasi tentang riba untuk
kepentingan bangsa dan negara.
Allah berfirman di dalam QS. Al-Baqarah ayat 275:
‫اَّلِذ يَن َيْأُك ُلوَن الِّر َبا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم اَّلِذ ي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيَطاُن ِم َن اْلَم ِّس ۚ َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َقاُلوا ِإَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر َباۗ َو َأَح َّل‬
‫ُهَّللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َباۚ َفَم ْن َج اَءُه َم ْو ِع َظٌة ِم ْن َر ِّبِه َفاْنَتَهٰى َفَلُه َم ا َس َلَف َو َأْم ُر ُه ِإَلى ِهَّللاۖ َو َم ْن َعاَد َفُأوَٰل ِئَك َأْص َح اُب الَّناِر ۖ ُهْم ِفيَها‬
‫َخ اِلُد وَن‬

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli
sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lau dia berhenti, maka apa yang telah
diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya kepada Allah. Baranngsiapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz (professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam
Madinah) menjelaskan tentang ayat ini, Allah memperingatkan dari akibat buruk di dunia dan
di akhirat dari memakan harta riba yakni bunga dari hutang piutang atau jual beli. Allah
mengabarkan bahwa orang-orang yang berinteraksi dengan riba akan bangkit dari kubur
mereka di akhirat seperti orang yang kerasukan setan hal ini akibat perkataan mereka bahwa
jual beli sama dengan riba, keduanya halal. Maka Allah membantah mereka dengan
menjelaskan perbedaan antara keduanya, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba, sebab dalam jual beli terdapat manfaat bagi manusia sedangkan riba mengandung
kezaliman dan kebangkrutan. Barangsiapa yang mematuhi larangan riba maka tidak ada dosa
baginya, dan urusannya yang telah lalu kembali kepada kehendak Allah. Dan barangsiapa
yang kembali berinteraksi dengan riba karena menganggap halal maka dia sungguh telah jauh
dari kebenaran dan akan kekal di neraka selamanya. (Sumber: tafsirweb.com)
Islam melarang melakukan transaksi keuangan dalam bentuk simpan-pinjam, jual beli,
utang piutang yang mengandung unsur madharat seperti bunga riba. Bukan hanya dalam islam
yang mengharamkan riba tetapi nasrani juga mengharamkan riba. Bahkan dahulu yahudi juga
mengharamkan riba tetapi ketentuan itu berubah hingga sekarang. Mereka mengharamkan
riba sesama yahudi tetapi mewajibkan riba kepada selain yahudi.
Abu Abdillah Nu’man bin Basyir ra. Berkata, aku mendengar Rasulullah saw.
Bersabda,
‫ َو ِإَّن‬، ‫ «ِإَّن الَح اَل َل َبِّيٌن‬:‫ َسِم ْع ُت َر ُسْو َل ِهللا ﷺ َيُقْو ُل‬: ‫ َقاَل‬،‫َع ْن َأِبي َع ْبِد ِهللا الُّنْع َم اِن ْبِن َبِش ْيٍر َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
‫ َو َم ْن َو َقَع ِفي الُّش بُبَهاِت‬،‫ َفَمِن اَّتَقى الُّش ُبَهاِت ِاْسَتْبَر َأ ِلِد ْيِنِه وِع ْر ِضِه‬،‫ َو َبْيَنُهَم ا ُم ْش َتِبَهاٌت َال َيْع َلُم ُهَّن َك ِثْيٌر ِم َن الَّناِس‬، ‫الَح َر اَم َبِّيٌن‬
‫َو َقَع ِفي الَحَر اِم َك الَّراِع ي َيْر َعى َح ْو َل الِح َم ى ُيوِش ُك َأْن َيَقَع ِفْيِه‬.
‫ َأاَل َو ِإَّن ِح َم ى ِهللا َم َح اِر ُم ُه‬.‫َأاَل َو ِإَّن ِلُك ِّل َم ِلٍك ِحًم ى‬.
‫ َأاَل َوِهَي الَقْلُب » َر َو اُه الُبَخ اِر ُّي‬،‫ ِإَذ ا َص َلَح ْت َص َلَح الَج َس ُد ُك ُّلُه َو ِإَذ ا َفَس َد ْت َفَس َد الَجَس ُد ُك ُّلُه‬،‫َأاَل َو ِإَّن ِفي الَج َسِد ُم ْض َغ ًة‬
‫َوُم ْس ِلٌم‬.

“sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas. Antara keduanya ada
perkara samar yang tidak dietahui banyak orang. Orang yang menghindari perkara samar,
berarti memelihara agama dan harga dirinya. Sedangkan orang yang jatuh dalam perkara
samar, berarti jatuh dalam perkara haram. Seperti pengembala yang mengembala dekat daerah
terlarang, tentu sangat riskan, suatu saat hewan gembalaannya pasti akan memasuki daerah
terlarang itu. Ketahuilah, setiap raja memiliki daerah terlarang. Ingatlah bahwa daerah
larangan Allah adalah apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, di dalam tubuh manusia
terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh pun baik dan jika ia rusak, seluruh tubuh
pun rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Indonesia satu dari negara yang berpenduduk muslim yang terbesar di dunia, maka tidak
heran banyaknya masjid yang tersebar di penjuru Indonesia yang begitu megah. Walaupun
mayoritas penduduk muslim belum sepenuhnya memahami mengenai riba. Maka dari itu, ini
masalah bersama untuk saling mengingatkan dalam mewujudkan indonesia makmur dan
sejahtera. Dalam hal ini pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak terutama lembaga
islam baik Muhammadiyah, Nadhlatul Ulama (NU) dan lain sebagainya, salah satunya lewat
sektor perbankan syariah.
Bank syariah berdiri pada tahun 1992 di Indonesia, menurut Rivai dan Arifin (2010:131)
baru disahkan bank syariah oleh pemerintah Indonesia di tahun 1998. Bank syariah menurut
Undang-Undang (UU) Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang
(UU) Nomor 7 tahun 1992 bahwa bank syariah merupakan bank umum yang melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip islam dalam menjalankan kegiatannya.
Perbankan Syariah merupakan industri yang pertumbuhannya begitu cepat dari tahun ke
tahun dan menjadi sektor paling penting di pasar keuangan internasional. Bisnis perbankan
Syariah ini mempunyai peluang yang cukup besar, bukan hanya di negara yang rata-rata
berpenduduk muslim saja tetapi sebaliknya. Zaman ekonomi 4.0 popularitas perbankan
syariah bukan hanya sebatas pada bank syariah murni saja melainkan pada bank konvensional
yang mulai tertarik untuk ikut serta meramaikan sektor perbankan syariah.
Meskipun perbankan syariah di dasarkan pada prinsip islam, akan tetapi perbankan
syariah diciptakan untuk semua umat manusia tidak membedakan baik ras, suku, dan
agamanya. Sifatnya universal akan tetapi wajib sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
(Chapra, 1985; Osman, Ali, Zainuddin, Rashid & Jusoff, 2009).
Kita sebagai umat muslim patut bangga sekaligus senang dengan berkembangnya
perbankan syariah di Indonesia dan kesadaran masyarakat menggunakan bank syariah,
walaupun grafik pertumbuhan perbankan syariah masih naik turun.

Gambar 1
Grafik Pertumbuhan Perbankan Syariah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2018
Dapat dilihat pada grafik diatas, bahwa pertumbuhan perbankan syariah dari tahun
2014 hingga 2018 mengalami pasang surut. Pertumbuhan aset di tahun 2018 dengan
persentase 12,57% yang sebelumnya pada tahun 2014 berada di angka persentase 12,42%,
padahal pada tahun 2016 terjadi pertumbuhan yang signifikan di angka persentase 20,28%.
Persentase grafik pada pembiayaan di tahun 2018 ada di angka 12,21% yang sebelumnya di
tahun 2014 berada di angka 8,37%, padahal di tahun 2016 angkanya cukup signifikan yaitu
16,41%. Lalu untuk dana pihak ketiga pada tahun 2014 berada di angka 18,3% tetapi di tahun
2018 turun di angka 11,14%, padahal di tahun 2016 kenaikan angkanya cukup signifikan
berada di angka 20,84%. Dalam lima tahun terakhir (2014-2018), pertumbuhan perbankan
syariah mengalami pasang surut, padahal di tahun 2016 baik aset, pembiayaan, dan dana
pihak ketiga pada perbankan syariah angkanya melonjak yang cukup signifikan. hal ini di
karenakan minat masyarakat pada perbankan syariah masih minim, kemungkinan ada
beberapa faktor di masyarakat yang dapat mengurangi minat untuk menggunakan perbankan
syariah.
Pertumbuhan bank syariah di indonesia cukup lambat hanya ada satu unit saja di tahun
1992-1998. Memajukan perbankan syariah bukan hanya sebatas pada dukungan sumber daya
manusia yang berpengalaman dalam pengelolaan sistem perbankan, melainkan faktor
kesadaran umat islam untuk beralih menggunakan perbankan syariah. Dengan ini dapat dilihat
bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan bank syariah masih minim.
Berbeda dengan negara tetangga yaitu Malaysia (Cambridge Institute of Islamic
Finance, 2017) pada tahun 2017 memiliki lebih dari 28% market share perbankan syariah
dimana jumlah penduduk muslimnya lebih sedikit dari Indonesia. Adapun faktor lambannya
perkembangan bank syariah di Indonesia adalah minimnya pemahaman literasi keuangan.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2019) literasi keuangan yaitu wawasan, keahlian, serta
sikap dan perilaku seseorang yang lebih baik karena adanya keyakinan dengan tujuan
mencapai kesejahteraan pada kecerdasan mengelola dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan finansial. OJK mencatat pada 2019 meskipun masyarakat yang
menggunakan produk dan layanan keuangan mencapai 76,19% namun pemahaman
masyarakat tentang literasi keuangan hanya berada di angka 38,03%. Jadi masih rendahnya
pemahaman untuk menabung dan berinvestasi.
Menurut Hira & Mugenda (1999) Financial behavior merupakan cara seseorang dalam
mengelola keuangannya sesuai dengan sikap dan perilaku pada dirinya. Pola pikir seseorang
terbentuk berdasarkan sikap dan perilakunya artinya pengetahuan seseorang tentang
keuangan. Untuk mengetahui perilaku seseorang dapat dilihat bagaimana cara seseorang
mengelola keuangannya.
Menurut Ningsih (2012) dalam Arianto (2016) pada tahun 1998 ekonomi syariah sama
sekali tidak berpengaruh gejolak krisis ekonomi pada saat itu bahkan sebaliknya perbankan
syariah justru menjadi sistem yang efektif. Pada tahun 2003 tepatnya pada tanggal 16
desember Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa sesuai dengan kesepakatan
bersama bahwasannya bunga termasuk riba dan hukumnya haram. Kalau kita melihat dari
perspektif hukum agama bahwa perbankan syariah ini sebenarnya cukup menguntungkan
nasabah dalam penggunaan produk perbankan syariah. Kurangnya masyarakat soal riba dan
pemahaman pada perbankan syariah menjadi salah satu faktor minimnya penggunaan produk
perbankan syariah di masyarakat.
Agama adalah nasihat, Abu Ruqayyah Tamin bin Aus Ad-Dary ra. Berkata, Nabi saw.
Bersabda,
: ‫َع ْن َأِبي ُر َقَّيَة َتِم ْيٍم ْبِن َأْو ٍس الَّد اِر ي َرِض َي ُهللا َتَع اَلى َع ْنُه َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو آِلِه َو َس َّلَم َقااَل الِّدْيُن الَّنِص ْيَح ُة ُقْلَنا‬
‫ِلَم ْن ؟ َقاَل ِهلل َو ِلِكَتاِبِه َو ِلَر ُسْو ِلِه َو َأِلِئَّمِة الُم ْس ِلِم ْيَن َو َعاَّمِتِه ْم – َر َو اُه ُم ْس ِلٌم‬
“Agama itu ketulusan.” Kami bertanya, “untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah,
Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin dan kaum muslimin.” (H.R Muslim)
Membantu dalam pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat merupakan tujuan perbankan syariah,
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Menurut
Budiono (2017) dalam menjalankan operasionalnya perbankan syariah wajib selalu
menerapkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, serta selalu berhati-hati dalam melakukan
kegiatannya.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui signifikansi pengaruh literasi keuangan terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah di indonesia di wilayah DKI Jakarta dan Depok
2. Dapat mengetahui signifikansi pengaruh pengetahuan tentang riba terhadap minat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia di wilayah DKI Jakarta dan Depok
3. Dapat mengetahui signifikansi pengaruh financial behaviour terhadap minat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia di wilayah DKI Jakarta dan Depok
4. Dapat mengetahui signifikansi pengaruh literasi keuangan, pengetahuan tentang
riba dan financial behaviour terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di
indonesia di wilayah DKI Jakarta dan Depok

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dengan cara studi kasus, dengan menggunakan jenis
data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:2) metode penelitian merupakan penelitian yang
dilakukan secara ilmiah untuk mendapatkan tujuan dari apa yang diteliti. Dapat disimpulkan
bahwa dalam melakukan penelitian dibutuhkan data yang relevan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dapat tercapai sesuai dengan kegunaan tertentu.
Sugiyono (2016: 11) menyatakan metode kuantitatif merupakan penelitian yang
dilakukan harus berdasarkan sumber pengetahuan yang benar, digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu, data dikumpulkan menggunakan instrument pendidikan, bab
data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode
kuantitatif umumnya menggunakan data berupa angka dan analisisnya memakai teknik
statistik.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksplanasi. Dengan metode ini akan dijelaskan
pengaruh variabel bebas/independen (X) yaitu literasi keuangan (X1), pengetahuan riba (X2),
Financial Behavior (X3) terhadap variabel terikat/dependen (Y) yaitu minat menjadi nasabah
bank syariah di indonesia.
Penelitian ini memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa kriteria-kriteria
sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian yaitu, masyarakat yang telah bergabung
maupun yang belum bergabung menjadi nasabah bank syariah di Indonesia. Pengumpulan
data penelitian ini menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Dengan
menyebarkan kuesioner kepada setiap responden, peneliti berharap agar dapat menghimpun
data yang relevan dengan tujuan penelitian yaitu memiliki tingkat reliabilitas dan validitas
yang tinggi. Pertanyaan yang disediakan dalam kuesioner berkaitan dengan variabel penelitian
yaitu pengaruh literasi keuangan dan pengetahuan tentang riba terhadap minat menjadi
nasabah di bank syariah indonesia. Pada penyusunan kuesioner ini penulis menggunakan
Skala Likert. Skala Likert (Likert Scale) adalah skala penelitian yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang. Dalam pengisian kuesioner dilakukan
dengan cara memberikan tanda ceklis atau berupa pilihan ganda (Mufraini, 2013).
Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif deskriptif, yaitu data yang
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh
antara literasi keuangan dan pengetahuan tentang riba terhadap minat menjadi nasabah bank
syariah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Partial Least Square (PLS) ialah teknik statistika multiavariate yang melakukan
perbandingan antara variabel dependen berganda dengan variabel independen berganda. PLS
ialah salah sartu metode statistika SEM berbasis varian yang secara simultan dapat
melakukan pengujian model struktural. Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas
dan uji realibilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk pengujian hipotesis dengan
model prediksi (Ghozali, 2014). Tahap-tahap tersebut ialah sebagai berikut:
Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)
Outer Model juga sering disebut outer relation atau meansument model yaitu model
pengukuran bagaimana setiap indikatgor berhubungan denga variabel latennya. Terdapat tiga
kriteria yang harus ada di dalam penggunaan teknik analisis data dengan SmartPLS untuk
menilai outer model, antara lain convergent validity, discriminant validity, dan composite
realibility (Ghozali, 2014).
Convergent Validity
Convergent Validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai
berdasarkan korelasi antara item score / component score yang diestimasi dengan software
PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan
konstruk yang diukur (Sumardi, 2018). Namun menurut Chin dalam Ghozali (2014) untuk
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6
dianggap cukup memadahi.
Tabel 4.4

Outer Loadings (Meansurment Model)


Indikato Loading Convergent
r Factor Validity Keterangan
X1.1 0.874 Lebih dari 0,6 Valid
X1.2 0.941 Lebih dari 0,6 Valid
X1.3 0.968 Lebih dari 0,6 Valid
X1.4 0.888 Lebih dari 0,6 Valid
X1.5 0.968 Lebih dari 0,6 Valid
X2.1 0.955 Lebih dari 0,6 Valid
X2.2 0.981 Lebih dari 0,6 Valid
X2.3 0.843 Lebih dari 0,6 Valid
X2.4 0.983 Lebih dari 0,6 Valid
X2.5 0.982 Lebih dari 0,6 Valid
X3.1 0.845 Lebih dari 0,6 Valid
X3.2 0.844 Lebih dari 0,6 Valid
Y1.1 0.881 Lebih dari 0,6 Valid
Y1.2 0.936 Lebih dari 0,6 Valid
Y1.3 0.950 Lebih dari 0,6 Valid
Y1.4 0.950 Lebih dari 0,6 Valid
Y1.5 0.879 Lebih dari 0,6 Valid
Sumber : Diolah Penulis, 2021
Hasil pengolahan dengan menggunakan Smart PLS dapoat dilihat pada tabel 4.4 nilai
outer model atau korelasi antara konstruk dengan variabel telah memenuhi convergent
validity karena memiliki nilai loading factor lebih dari 0,6 sehingga secara keseluruhan
pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah mampu mempresentasikan variabel laten dengan baik.
Kriteria tersebut mampu menilai validitas bahwa variabel-variabel indikator terbukti sebagai
variabel yang valid.
Discriminant Validity
Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing
varaibel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang
baik jka setiap nilai loading dari pada konstruks yang dituju harus lebih besar dibandingkan
nilai loading dengan konstruk yang lain. Hasil pengujian discriminant validity diperoleh
sebagai berikut.
Tabel 4.5
Discriminant Validity (cross Loading)
Financial Literasi Minat Pengetahuan
Behaviour Keuangan Menjadi Riba
Nasabah
Bank
Syariah
di
Indonesia
X1.1 0.212 0.874 0.878 0.724
X1.2 0.247 0.941 0.929 0.854
X1.3 0.250 0.968 0.944 0.833
X1.4 0.111 0.888 0.863 0.783
X1.5 0.254 0.968 0.947 0.839
X2.1 0.160 0.771 0.826 0.955
X2.2 0.239 0.798 0.867 0.981
X2.3 0.187 0.920 0.895 0.843
X2.4 0.238 0.805 0.871 0.983
X2.5 0.233 0.822 0.879 0.982
X3.1 0.845 0.209 0.213 0.176
X3.2 0.844 0.184 0.213 0.201
Y1.1 0.215 0.874 0.881 0.729
Y1.2 0.220 0.911 0.936 0.814
Y1.3 0.239 0.944 0.950 0.852
Y1.4 0.251 0.963 0.950 0.835
Y1.5 0.233 0.822 0.879 0.982
Sumber : Diolah Penulis, 2021

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa beberapa nilai loading factor untuk setiap indikator dari
masing-masing variabel laten memiliki nilai loading factor dari konstruks yang dituju lebih
besar dibanding nilai loading konstruks yang lain jika dihubungkan dengan variabel laten
lainnya. Hal ini berarti bahwa setiap variabel laten memiliki discriminant validity yang baik
karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi
indikator dengan konstruk lainnya. Kriteria nilai loading factor dapat dikatakan baik apabila
nilai diatas 0,5 (Ghozali, 2014).
Sebagai ilustrasi loading factor X3.1 dengan financial behaviour adalah sebesar 0,845
yang lebih tinggi dari loading factor konstruk lainnya, yaitu pengetahuan riba (0,176), minat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia (0,213) dan literasi keuangan (0,209).
Metode untuk menilai discriminant validity selain dengan melihat nilai cross loading
adalah dengan melihat nilai AVE untuk setiap konstruk dengan nilai yang direkomendasikan
harus lebih dari 0,50. Kriteria validity dapat dilihat dari nilai Average Variance Extracted
(AVE) masing-masing konstruk. Berikut nilai AVE pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE)


Financial Behaviour 0,713
Literasi Keuangan 0,862
Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah di Indonesia 0,846
Pengetahuan Riba 0,903

Sumber : Diolah Penulis, 2021


Berdasarkan Tabel 4.6 semua konstrak menunjukkan nilai AVE yang lebih besar dari
0,50 yaitu dengan nilai terkecil 0,713 untuk variabel financial behaviour dan terbesar 0,903
untuk variabel pengetahuan riba tersebut sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan batas
nilai minimum AVE yang ditentukan yaitu 0,50.
Metode lain untuk menilai discriminant validity ialah dengan membandingkan akar
kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk
lainnya dalam model. Model mempunyai discriminant validity yang cukup jika akar AVE
untuk setiap konstruknya lebih besar dari korelasi antara konstruk lainnya dalam model
seperti yang terlihat dari output dibawah ini.
Tabel 4.7
AVE dan akar AVE
Average Variance Extracted Akar AVE
(AVE)
Financial Behaviour 0,713 0,845
Literasi Keuangan 0,862 0,929
Minat Menjadi Nasabah Bank 0,846 0,920
Syariah di Indonesia
Pengetahuan Riba 0,903 0,951
Sumber : Diolah Penulis, 2021
Setelah diketahui nilai akar kuadrat dari AVE untuk masing-masing konstrak, tahap
selanjutnya adalah membandingkan akar kuadrat AVE dengan korelasi antar konstrak dalam
model. Pada penelitian ini hasil dari korelasi antar konstrak dengan niali akar kuadrat AVE
dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Laten Variable Correlations
Financial Literasi Minat Menjadi Pengetahua
Behaviour Keuangan Nasabah Bank Syariah n Riba
di Indonesia
Financial Behaviour 1,000 0,233 0,252 0,223
Literasi Keuangan 0,233 1,000 0,983 0,870
Minat Menjadi 0,252 0,983 1,000 0,916
Nasabah Bank Syariah
di Indonesia
Pengetahuan Riba 0,223 0,870 0,916 1,000
Sumber : Diolah Penulis, 2021
Dari Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai akar kuadrat AVE untuk masing-masing
konstrak lebih besar daripada nilai korelasinya sehingga konstrak dalam model penelitian ini
masih dapat dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.
Composite Reliability
dalam penelitian ini metode uji real;ibilitas yang digunakan oleh composite realibility
karena lebih baki dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk. Konstruk
dikatakan memiliki realibilitas yang tinggi jika nilainya diatas 0,70 (Ghozali, 2014). Berikut
nilai composite realibility pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9
Composite Reliability
Composite Nilai keteranga
Reliability kritis n
Financial Behaviour 0,832 0,70 Reliabel
Literasi Keuangan 0,969 0,70 Reliabel
Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah di 0,965 0,70 Reliabel
Indonesia
Pengetahuan Riba 0,979 0,70 Reliabel
Sumber : Diolah Penulis, 2021
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk variabel
literasi keuangan, pengetahuan riba, financial behaviour dan minat menjadi nasabah bank
syariah di indonesia diatas 0,70. Sehingga dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang baik.
Pengujian Model Struktural (Inner Model)
Pengujian model struktural atau inner model dilakukan untuk melihat nilai R-Square
untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural.
Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten
eksogen tertentu terhadap variabel endogen apakah mempunyai pengaruh substantif. Nilai R-
Square 0,67 ; 0,33 dan 0,19 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat/cukup dan lemah
(Ghozali, 2014).
Gambar 4.1
Model Struktural (Inner Model)

Sumber : Diolah Penulis, 2021


Berdasarkan pengujian model struktural menunjukkan bahwa nilai R-Square untuk
variabel keputusan sebesar 0,707. Berikut merupakan Tabel 4.10 hasil estimasi R-Square
berdasarkan pengolahan data menggunakan SmartPLS.
Tabel 4.10
Nilai R-Square

R Square
Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah di Indonesia 0,982

Sumber : Diolah Penulis, 2021


Tabel 4.10 menunjukkan R-Square untuk variabel minat menjadi nasabah bank syariah di
Indonesia sebesar 0,982. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel minat menjadi nasabah bank
syariah di Indonesia dapat dijelaskan oleh literasi keuangan, pengetahuan riba dan financial
behaviour sebesar 90%. Sedangkan 10% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.
Model struktural (inner model) dilakukan untuk memprediksi hubungan kausal antar
variabel atau pengujian hipotesis. Dalam PLS untuk menunjukkan tingkat signifikansi dalam
pengujian hipotesis. Skor inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistik, harus diatas
1,96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan diatas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one-
tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen. Tabel 4.11 memberikan path
coefficients untuk pengujian model pengukuran.
Tabel 4.11
Path Coefficients
Sampel Rata-rata Standar T Statistik (| P
Asli (O) Sampel Deviasi O/STDEV|) Values
(M) (STDEV)
Financial Behaviour -> Minat 0,019 0,017 0,022 0,866 0,387
Menjadi Nasabah Bank Syariah di
Indonesia
Literasi Keuangan -> Minat 0,763 0,765 0,021 36,345 0,000
Menjadi Nasabah Bank Syariah di
Indonesia
Pengetahuan Riba -> Minat 0,248 0,246 0,019 12,794 0,000
Menjadi Nasabah Bank Syariah di
Indonesia
Sumber : Diolah Penulis, 2021
Tabel 4.11 diatas dapat digunakan peneliti untuk mengukur keterdukungan hipotesis.
Pada tabel diatas terdapat kolom original sample yakini skor beta unstandardize yang
digunakan untuk melihat sifat prediksi variabel independen terhadap dependen, positif atau
negatif. Sampel mean ialah nilai rata-rata sampel yang dihasilkan dari proses literasi.
Sedangkan standard deviation didefinisikan sebagai standar eror. T-statistics dan P-value
merupakan parameter signifikansi efek prediksi antar variabel laten yang diukur berdasarkan
jenis hipotesis.
Menurut jugiyanto dalam sumardi (2018) ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis
dapat digunakan perbandingan antara T-Statistik dan T-Tabel dengan penjelasan sebagai
berikut:
T-statistik > T-tabel (1,96) maka hipotesis terdukung/ diterima.
T-statistik < T-tabel (1,96) maka hipotesis tidak terdukung/ ditolak.
Untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 5 persen) dengan penjelasan sebagai berikut:
P-value > Alpha (0,05) maka tidak signifikan.
P-value < Alpha (0,05) maka signifikan.
Berikut penjabaran hasil pengujian dengan bootsrapping dari analisis PLS:
a. Pengujian hipotesis 1 pengaruh literasi keuangan terhadap minat menjadi nasabah bank
syariah di indonesia.
Hasil hipotesis pertama menunjukkan bahwa pengaruh luerasi keuangan terhadap
minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar
0,763 berarti bahwa setiap terjadi peningkatan literasi keuangan 1, maka berminat menjadi
nasabah bank syariah akaan meningkat sebesar 0,763 dengan asumsi lainnya konstan.
Nilai T-statistik 36,345 > T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,000) < 0,05 (hipotesis
diterima). Hasil ini menyimpulkan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif signifikan
terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia.
b. Pengujian hipotesis 2 pengaruh pengetahuan riba terhadap minat menjadi nasabah bank
syariah di indonesia.
Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa pengaruh variabel pengetahuan riba
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia menunjukkan nilai koefisien jalur
sebesar 0,248 berarti bahwa setiap terjadi peningkatan pengetahuan riba 1, maka berminat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia sebesar 0,248 dengan asumsi lainnya konstan.
Nilai T-statistik 12,794 > T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,000) < 0,05 (hipotesis
diterima). Hasil ini menyimpulkan bahwa pengetahuan riba berpengaruh positif signifikan
terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia, yang berarti sesuai dengan
hipotesis kedua dimana pengetahuan riba berpengaruh positif signifikan terhadap minat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia
c. Pengujian hipotesis 3 pengaruh financial behaviour terhadap minat menjadi nasabah bank
syariah di indonesia.
Hasil hipotesis ketiga menunjukkan bahwa pengaruh variabel financial behaviour
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia menunjukkan nilai koefisien jalur
sebesar 0,019 berarti bahwa setiap terjadi peningkatan financial behaviour 1, maka berminat
menjadi nasabah bank syariah di indonesia sebesar 0,019 dengan asumsi lainnya konstan.
Nilai T-statistik 0,866 < T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,387) < 0,05 (hipotesis
ditolak). Hasil ini menyimpulkan bahwa pengetahuan riba berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia, yang berarti sesuai
dengan hipotesis kedua dimana pengetahuan riba berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia
Pembahasan Hasil Analisis Data (Pembuktian Hipotesis)
a) Pengaruh literasi keuangan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia.
Nilai T-statistik 36,345 > T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,000) < 0,05 (hipotesis
diterima). Hasil ini menyimpulkan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif
signifikan terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia.
b) Pengaruh pengetahuan riba terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di
indonesia.
Nilai T-statistik 12,794 > T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,000) < 0,05 (hipotesis
diterima). Hasil ini menyimpulkan bahwa pengetahuan riba berpengaruh positif
signifikan terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia, yang berarti
sesuai dengan hipotesis kedua dimana pengetahuan riba berpengaruh positif signifikan
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia.
c) Pengaruh financial behaviour terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di
indonesia.
Nilai T-statistik 0,866 < T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,387) < 0,05 (hipotesis
ditolak). Hasil ini menyimpulkan bahwa pengetahuan riba berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia, yang berarti
sesuai dengan hipotesis kedua dimana pengetahuan riba berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian hipotesis pertama menunjukkan, Pengaruh literasi keuangan terhadap
minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia. Nilai T-statistik 36,345 > T-tabel
(1,96). Dan nilai P-value (0,000) < 0,05 (hipotesis diterima). Hasil ini menyimpulkan
bahwa literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap berminat menjadi
nasabah bank syariah di indonesia.
2. Hasil penelitian hipotesis kedua menunjukkan, Pengaruh pengetahuan riba terhadap
minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia. Nilai T-statistik 12,794 > T-tabel
(1,96). Dan nilai P-value (0,000) < 0,05 (hipotesis diterima). Hasil ini menyimpulkan
bahwa pengetahuan riba berpengaruh positif signifikan terhadap berminat menjadi
nasabah bank syariah di indonesia, yang berarti sesuai dengan hipotesis kedua dimana
pengetahuan riba berpengaruh positif signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank
syariah di indonesia.
3. Pengaruh financial behaviour terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di
indonesia. Nilai T-statistik 0,866 < T-tabel (1,96). Dan nilai P-value (0,387) < 0,05
(hipotesis ditolak). Hasil ini menyimpulkan bahwa pengetahuan riba berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap berminat menjadi nasabah bank syariah di indonesia, yang
berarti sesuai dengan hipotesis kedua dimana pengetahuan riba berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah di indonesia
Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih luas dan
menggunakan data yang lebih banyak dengan penambahan variabel dan mencoba objek
penelitian yang lain, sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat dan
baik.

REFERENSI
Abdullahi, S., & Shaharuddin, A. (2016). Potential for Islamic banking in Macedonia: An
empirical evidence. International Review of Management and Marketing, 6(4), 1039–
1047.

Albaity, M., & Rahman, M. (2019). The intention to use Islamic banking: an exploratory
study to measure Islamic financial literacy. International Journal of Emerging Markets,
14(5), 988–1012. https://doi.org/10.1108/IJOEM-05-2018-0218

Ayyub, S., Xuhui, W., Asif, M., & Ayyub, R. M. (2019). Determinants of intention to use
Islamic banking: A comparative analysis of users and non-users of Islamic banking:
evidence from Pakistan. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance
and Management, 13(1), 147–163. https://doi.org/10.1108/IMEFM-05-2017-0135

Bananuka, J., Kaawaase, T. K., Kasera, M., & Nalukenge, I. (2019). Determinants of the
intention to adopt Islamic banking in a non-Islamic developing country: The case of
Uganda. ISRA International Journal of Islamic Finance, 11(2), 166–186.
https://doi.org/10.1108/IJIF-04-2018-0040
Bananuka, J., Kasera, M., Najjemba, G. M., Musimenta, D., Ssekiziyivu, B., & Kimuli, S. N.
L. (2019). Attitude: mediator of subjective norm, religiosity and intention to adopt
Islamic banking. Journal of Islamic Marketing, 11(1), 81–96.
https://doi.org/10.1108/JIMA-02-2018-0025

Bashir, M. S. (2012). Analysis of Customer Satisfaction with the Islamic Banking Sector :
Case of Brunei Darussalam. Asian Journal of Business and Management Sciences, 2(10),
38–50.

Cambridge Institute of Islamic Finance. (2017). Global Islamic Finance Report.


http://www.gifr.net/gifr_2017.htm

Chen, H. and R. P. V. (1998). An Analysis of Personal Financial Literacy Among College


Students.

Chenguel, M. B. (2019). The determinants affecting the preference of Islamic banking


services in Tunisia. International Journal of Decision Sciences, Risk and Management,
8(3), 135. https://doi.org/10.1504/ijdsrm.2019.099690

Crow, L., & Crown, A. (1973). General Psikologi. Littlefield. Adams and Co.

Dawami, Q. (2020). Factors Influencing the Preference of Customers Towards Islamic


Banking: Evidence from Malaysia. Journal of Islamic Economic Laws, 3(1), 48–67.
https://doi.org/10.23917/jisel.v3i1.10191

Dikria, O., & W, S. U. M. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan dan Pengendalian Diri
terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang Angkatan 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(2),
143–155.

Dwiputra, R. (2018). Analisis Pengaruh Pengetahuan Riba dan Sikap kepada Bank Syariha
Terhadap Intensi Menjadi Nasabah Bank Syariah (Studi Kasus Pada Mahasiswa Stie
Indonesia Banking School). In Repository.Indonesia Banking School.Ac.Id.

Hoque, M. E., Nik Hashim, N. M. H., & Azmi, M. H. Bin. (2018). Moderating effects of
marketing communication and financial consideration on customer attitude and intention
to purchase Islamic banking products: A conceptual framework. Journal of Islamic
Marketing, 9(4), 799–822. https://doi.org/10.1108/JIMA-01-2017-0005

Lajuni, N., Wong, W., Ming, P., Yacob, Y., Ting, H., & Jausin, A. (2017). International
Journal of Economics and Financial Issues Intention to Use Islamic Banking Products
and Its Determinants. International Journal of Economics and Financial Issues, 7(1),
329–333. http:%0Awww.econjournals.com

Lestari, N. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Mahasiswa terhadap Minat


Menabung di Bank Syariah dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Mahasiswa
Febi Uin Raden Intan Lampung Angkatan 2017).

Mo, J. (2019). How does PISA define and measure reading literacy?

Mohd Thas Thaker, H., Sakaran, K. C., Nanairan, N. M., Mohd Thas Thaker, M. A., & Iqbal
Hussain, H. (2020). Drivers of loyalty among non-Muslims towards Islamic banking in
Malaysia: Evidence from SmartPLS. International Journal of Islamic and Middle
Eastern Finance and Management, 13(2), 281–302. https://doi.org/10.1108/IMEFM-07-
2018-0211

MUH. FADLI. (2019). Pengaruh Pengetahuan Perbankan Syariah terhadap Minat


Menabung di Bank Syariah. 8(5), 55.

Muslichah, I., & Sanusi, S. (2019). The effect of religiosity and financial literacy on intention
to use Islamic banking products. Asian Journal of Islamic Management (AJIM), 1(2),
85–92. https://doi.org/10.20885/ajim.vol1.iss2.art2

Omar, M. (2019). Perceptions of Corporate Customers towards Islamic Banking in Brunei,


Darussalam. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 6(3), 144–163.

Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/NewDetailMateri/494

Ozair, K., Luqman, M., & Hussain Hamdani, S. N. (2019). Conceptualizing the Impact of
Religiosity on the Preferences for Islamic Banking in Mirpur (Azad Jammu and
Kashmir): An Empirical Analysis. Lahore Journal of Business, 8(1), 73–90.
https://doi.org/10.35536/ljb.2019.v8.i1.a4

Priambodo, B. R., & Septiarin, D. F. (2019). Pengaruh Bank Syariah yang Dikelola
Berdasarkan Prinsip Syariah Serta Fitur dan Fasilitas Produk Perbankan Syariah
terhadap Minat Menabung Masyarakat di Surabaya. 6(10), 2062–2076.

Ramdani, D. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Digital marketing, Brand Image dan Word
of mouth Terhadap Minat Generasi Z pada Bank Syariah. In Repository.Uinjkt.Ac.Id.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/52986

Rivai, V., & Arifin, A. (2010). Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi. Bumi
Aksara.

Saptasari, K., & Aji, H. M. (2020). Factors affecting Muslim non-customers to use Islamic
bank: Religiosity, knowledge, and perceived quality. Jurnal Ekonomi & Keuangan
Islam, 6(2), 165–180. https://doi.org/10.20885/jeki.vol6.iss2.art7

Saputra, H., & Anwar, M. K. (2019). Pengaruh Persepsi Mahasiswa Program Studi non
Ekonomi Islam terhadap Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Islam,
2(1).

Selvanathan, M., Nadarajan, D., Zamri, A. F. M., Suppramaniam, S., & Muhammad, A. M.
(2018). An Exploratory Study on Customers’ Selection in Choosing Islamic Banking.
International Business Research, 11(5), 42. https://doi.org/10.5539/ibr.v11n5p42

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.

Triastuti, R. N. (2020). Pengaruh Persepsi dan Pengetahuan terhadap Minat Menabung di


Bank Syariah pada Masyarakat Kecamatan Mlarak Ponorogo.

Zakaria, L. D. (2020). Pengaruh Religius, Fasilitas Layanan, Literasi Keuangan dan Bagi
Hasil terhadap minat Mahasiswa Untuk Menabung di Bank Syariah.
www.journal.uta45jakarta.ac.id

Anda mungkin juga menyukai