Anda di halaman 1dari 9

FIQH KONTEMPORER

“EKONOMI”

KELOMPOK 6
ADA APA DENGAN BANK KONVENSIONAL ?

 Perekonomian adalah salah satu bidang yang diperhatikan oleh syari’at Islam dan
diatur dengan undang-undang yang penuh dengan kebaikan dan bersih dari
kezhaliman. Oleh karenanya, Allah mengharamkan riba yang menyimpan berbagai
dampak negatif bagi umat manusia dan merusak perekonomian global.
 Sejarah dan fakta menjadi saksi nyata bahwa suatu perekonomian yang tidak
dibangun di atas undang-undang Islam, maka kesudahannya adalah kesusahan dan
kerugian. Bila anda ingin bukti sederhana, maka lihatlah kepada bank-bank
konvensional yang ada di sekitar kita, bagaimana ia begitu megah bangunannya,
tetapi keberkahan tiada terlihat darinya. Sungguh benar firman Allah :
ٰ َّ ‫ٱلرب ٰو ْا ويُ ۡربي ٱل‬
ٍ ِ‫ت َوٱهَّلل ُ اَل يُ ِح ُّب ُك َّل َكفَّا ٍر َأث‬
٢٧٦ ‫يم‬ ِ ۗ َ‫ص َدق‬ ِ َ َ ِّ ُ ‫ق ٱهَّلل‬ُ ‫ يَمۡ َح‬
 276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (Qs. Al Baqarah: 276)
 Nah, di sinilah pentingnya kita mengetahui masalah bank konvensional dan sejauh
mana kesesuaiannya dengan hukum Islam karena pada zaman sekarang ini bank bagi
kehidupan manusia hampir sulit dihindari.
DEFINISI DAN SEJARAH BANK
 Bank berasal dari bahasa Italia yang artinya meja. Konon, penamaan itu disebabkan
pekerjanya pada zaman dahulu melakukan transaksi jual beli mata uang di tempat
umum dengan duduk di atas meja. Kemudian modelnya terus berkembang sehingga
berubah menjadi bank modern yang banyak kita jumpai sekarang.

 Bank didefinisikan sebagai suatu lembaga untuk menyimpan harta manusia dengan
jaminan keamanan, yang sewaktu-waktu bisa, sesuai kebutuhan. Fungsi pokok bank
adalah menerima dana masyarakat (tabungan) dan menyalurkan pembiayaan
(pinjaman).
 Bank pertama didirikan adalah di Bunduqiyyah, salah satu kota di Italia pada tahun
1157 M, kemudian bank terus mengalami perkembangan hingga terjadi
perkembangan yang pesat sekali pada abad ke 16. Ketika pada tahun 1587 di Italia,
berdiri sebuah bank bernama Banco Della Pizza Dirialto dan pada tahun 1609
berdirilah Bank Amsterdam di Belanda. Kemudian disusul pula dengan berdirinya
bank-bank lainnya di Eropa. Pada sekitar 1898, bank masuk ke Negara-negara Arab.
Di Mesir berdirilah Bank Ahli Mishri dengan modal 500 ribu junaih.
AKTIVITAS BANK
 Orang tidak bisa menghukumi sesuatu melainkan setelah mengetahui gambaran dan pokok
permasalahannya. Sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui hakikat bank agar kita bisa
menimbangnya dengan kacamata syari’at Islam.
 Transaksi bank ada yang boleh dan ada yang haram. Ini perlu diketahui sehingga kita tidak apriori
dan memvonis bahwa semua transaksi di bank seratus persen haram sehingga tidak ada ruang
untuk menggunakan jasa bank apa pun bentuknya. Masalah ini dapat kita gambarkan secara global
sebagai berikut :
 Transaksi bank yang boleh :
 Transfer uang dari satu rekening ke rekening lain dengan biaya administrasi.
 Menerbitkan kartu debit untuk memudahkan nasabah mengambil uangnya di ATM ketika
bepergian tanpa harus memberatkan diri dengan membawa uang di tas atau dompet.
 Menyewakan save deposit box bagi nasabah yang ingin menyimpan barang berharga di bank.
 Mempermudah hubungan transaksi antar Negara seperti ekspor impor, transfer uang dan lain-lain.
 Transaksi bank yang tidak boleh
 Menerima tabungan dengan imbalan bunga, lalu uang tabungan tersebut akan digunakan oleh bank
untuk memberikan pinjaman kepada manusia dengan bunga yang berlipat-lipat dari bunga yang
diberikan kepada penabung.
 Memberikan pinjaman uang kepada para pedagang dan selainnya dalam tempo (jangka waktu)
tertentu dengan syarat peminjam harus membayar lebih dari hutangnya dengan hitungan
presentase.
 Membuat surat kuasa bagi para pedagang untuk meminjam kepada bank tatkala mereka
membutuhkan dengan jumlah uang yang disepakati oleh kedua belah pihak. Namun, bunga di sini
tidak dihitung melainkan setelah menerima pinjaman.
BUNGA BANK = RIBA

 Dengan gambaran di atas menjadi nyatalah bagi kita bahwa kebanyakan aktivitas bank dibangun di
atas riba. Padahal riba hukumnya haram berdasarkan al-Qur’an, hadits, dan kesepakatan ulama’
Islam.
 Dalil al-Qur’an
‫ۗ َوَأ َح َّل ٱهَّلل ُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰو ۚ ْا‬ 
 Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Qs. al-Baqarah[2]: 275)
 Bagi seorang muslim, cukuplah dengan membaca akhir Surat al-Baqarah ayat 275-281, dia akan
merinding akan dahsyatnya ancaman Allah kepada pelaku riba. Bacalah dan renungkanlah !!
 Dalil hadits
َ ‫ آ ِك َل ال ِّربَا َو ُمو ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َوشَا ِه َد ْي ِه َوقَا َل ُه ْم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو ُل هَّللا‬
‫س َوا ٌء‬ ُ ‫عَنْ َجابِ ٍر قَا َل لَ َع َن َر‬ 
 Dari Jabir berkata : “ Rasulullah ‫ ﷺ‬Melaknat orang yang memakan riba, wakilnya, sekretarisnya ,
dan saksinya.” (HR. Muslim : 4177)
 Dalil Ijma’
 Para ulama’ sepanjang zaman telah bersepakat tentang haramnya riba, barangsiapa membolehkannya
berati kafir. Bahkan, riba juga diharamkan dalam agama-agama sebelum Islam. Imam al-Mawardi
berkata : “Allah tidak pernah membolehkan zina dan riba dalam syari’at mana pun.”
 Barangkali ada yang berkata: “ Kami sepakat dengan anda bahwa riba hukumnya adalah haram, tetapi
apakah bunga bank termasuk riba ?! ”
 Kami jawab: Wahai saudaraku, janganlah engkau tertipu dengan perubahan nama. Demi Allah, kalau
bunga bank itu tidak digolongkan sebagai riba maka tidak ada riba di dunia ini karena riba adalah
semua tambahan yang disyaratkan untuk dibayarkan, di samping uang pokok yang dipinjamkan.
Demikianlah hakikat bunga konvensional.
BEKERJA DI BANK
 Sebagaimana bank adalah tempat riba yang diharamkan dalam Islam, bekerja di bank hukumnya haram karena
hal itu berarti membantu mereka dalam perbuatan haram dan dosa. Minimalnya, bekerja di bank menunjukkan
sikap ridha (rela) dengan kemungkaran yang dia lihat. Allah berfirman :
ِ ‫ش ِدي ُد ا ْل ِعقَا‬
‫ب‬ ِ ‫ َوتَ َعا َونُوا َعلَى ا ْلبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َوا ْل ُع ْد َو‬
َ َ ‫ان ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ ِإنَّ هَّللا‬
 Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Qs.
Al-Ma’idah [5]:2)
 Ayat ini merupakan kaidah umum tentang larangan tolong-menolong di atas dosa dan kemaksiatan. Oleh
karenanya, para fiqih ahli berdalil dengan ayat di atas tentang haramnya jual beli senjata pada saat terjadi fitnah
(huru-hara), jual beli lilin untuk hari raya Nashrani, dan sebagainya karena semua itu termasuk tolong-menolong
di atas kebatilan.
 Lebih jelas lagi, mari kita perhatikan hadits berikut :
َ ‫ آ ِك َل ال ِّربَا َو ُمو ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َوشَا ِه َد ْي ِه َوقَا َل هُ ْم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو ُل هَّللا‬
‫س َوا ٌء‬ ُ ‫ عَنْ َجابِ ٍر قَا َل لَ َع َن َر‬
 Dari Jabir berkata : “ Rasulullah ‫ ﷺ‬Melaknat orang yang memakan riba, wakilnya, sekretarisnya , dan saksinya.”
(HR. Muslim : 4177)
 Al- Imam an-Nawawi berkata : “ Hadits ini dengan jelas menunjukkan haramnya menjadi sekretaris (teller) dan
saksi untuk riba. Hadits ini juga menunjukkan haramnya membantu kebatilan."
 Para ulama’ kontemporer telah menegaskan tentang tidak bolehnya menjadi pegawai bank walaupun hanya
sebagai satpam (security). Kewajiban bagi orang yang terlanjur menjadi pegawai bank adalah menghindar dari
laknat Allah dan mencari pekerjaan lain yang halal, sesungguhnya Allah Maha Luas rezeki-Nya.
BOLEHKAH MENYIMPAN UANG DI BANK
?
 Pada asalnya, menyimpan uang di bank hukumnya tidak boleh ! Hal itu termasuk membantu
kelancaran perekonomian riba yang jelas hukumnya haram sebab uang tersebut akan digunakan
oleh bank untuk memberikan pinjaman kepada orang lain dengan riba. Oleh karena itu, pada
asalnya setiap muslim harus putus hubungan dan ‘talak tiga’ dengan bank. Hanya, pada zaman
sekarang terkadang seorang tidak bisa menghindarkan diri dari bank sehingga para ‘ulama
membolehkannya apabila dalam keadaan darurat sekali dan tidak ada cara lain untuk menyimpan
hartanya.
 Sebab itu, dapat kita katakan bahwa orang yang menyimpan uang di bank tidak keluar dari keadaan
:
 Pertama : Orang yang ingin membungkam dan mengembangkan hartanya dengan jalan riba. Tidak
diragukan lagi bahwa orang ini telah terjatuh dalam keharaman dan terancam dengan peperangan
dari Allah dan rasul-Nya. Siapakah yang bisa menang jika berhadapan dengan Allah dan rasul-
Nya ?!
َ ‫ون َواَل ت ُۡظلَ ُم‬
َ ‫وس َأمۡ ٰ َولِ ُكمۡ اَل ت َۡظلِ ُم‬ ۡ
٢٧٩ ‫ون‬ ُ ‫سولِ ۖ ِهۦ وَِإن ت ُۡبتُمۡ فَلَ ُكمۡ ُر ُء‬ ٖ ‫فَِإن لَّمۡ ت َۡف َعلُو ْا فَأ َذنُو ْا بِ َح ۡر‬
ُ ‫ب ِّم َن ٱهَّلل ِ َو َر‬ 
 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Qs. Al-Baqarah [2] : 279)
 Kedua: Orang yang ingin menyimpan hartanya agar aman. Hal ini terbagi menjadi beberapa
keadaan :
 Apabila ada tempat lain atau bank Islami yang bersih dari riba untuk penyimpanan secara aman
maka tidak boleh dia menyimpan di bank konvensional karena tidak ada kebutuhan mendesak dan
ada pengganti lainnya yang boleh.
MEMANFAATKAN BUNGA BANK
 Kalau kita katakan bahwa boleh menabung di bank dalam kondisi darurat maka akan
muncul pertanyaan : “Apa yang kita perbuat dengan bunga (baca: riba) yang diberikan
bank kepada tabungan kita ?!”
 Kami katakan : Ada beberapa pendapat untuk menjawab pertanyaan tersebut :
 Mengambilnya dan memanfaatkannya seperti uang pokok.
 Membiarkannya untuk bank agar dimanfaatkan sesuka bank.
 Mengambilnya lalu merusaknya.
 Mengambilnya lalu memberikannya kepada fakir miskin atau untuk keperluan umum bagi
kemashlahatan kaum muslimin.
 Mengambilnya dan memberikannya kepada orang yang dizhalimi oleh bank dengan riba.
 Pendapat yang paling mendekati kebenaran menurut kami adalah pendapat keempat yaitu
mengambilnya dan memberikannya kepada fakir miskin atau keperluan umum (asalkan)
bukan dengan niat sedekah melainkan untuk membebaskan diri dari uang yang haram.
 Inilah pendapat yang dipilih oleh para ulama’ seperti Lajnah Da’imah, al-Albani, Musthafa
az-Zarqa, dan sebagainya.
SOLUSI DAN SERUAN
 Setelah menyimak keterangan singkat di atas, sudah semestinya bagi kaum muslimin
khususnya para pemimpin untuk bersama-sama mengingkari praktik riba yang
berkembang di bank dan (selanjutnya) berusaha untuk mendirikan bank-bank Islami
yang sudah ada karena menurut banyak kalangan belum bersih dari praktik riba dan
pelayanannya belum menjangkau semua kota.
 Sungguh keji ucapan seorang yang menyatakan bahwa tidak ada bank melainkan
harus dengan bunga dan tidak ada kekuatan ekonomi Islam kecuali harus dengan
bank. Ini adalah kedustaan nyata sebab sepanjang sejarah Islam berabad-abad
lamanya perekonomian mereka stabil tanpa bank riba.
 Sekali lagi, kami menghimbau para ulama’, para pemimpin, para ahli ekonomi, dan
para pedagang besar untuk berkumpul dan mendiskusikan dengan seksama masalah
ini. Dengan ini diharapkan agar bank-bank Islami yang bersih dari kotoran riba akan
banyak bermunculan di negeri kita tercinta sehingga kita tidak lagi membutuhkan
bank-bank riba. Setiap muslim berkewajiban untuk bahu-membahu dalam
mendukung ide tersebut agar mereka selamat dari jerat riba yang menyebabkan
murka Allah.

Anda mungkin juga menyukai