Anda di halaman 1dari 15

Penatalaksanaan Muntah pada Bayi dan Anak

(Management of vomiting in infant and children)

Subijanto Marto Sudarmo


Divisi Gastroenterologi Laboratotrium Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Dr.Soetomo/FK Unair

Abstrak
Mutah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan sering
kali merupakan gejala awal dari penyakit infeksi didalam atau luar gastrointestinal , dan
kelainan anatomi gastrointestinal. Tekanan intrakranial yang meningkat pada awalnya
memberikan gejala muntah juga. Penatalaksanan ditujukan pada penyebab mutah.
Penggunaan obat antiemetik hanya untuk gangguan fungsional gatrointestinaldan
merupakan kontraindikasi pada kelainan mekanik gastrointestinal.

Abstract
Vomiting in infant and children is frequently found and as a first symptom of
infection of gastrointestinal or extra intestinal, and anatomical abnormallity of
gastrointestinal. Management is directed to the etiology of vomiting. The use of
antiemetic drugs are indicated only for functional disturbances of gastrointestinal and
contraindication for mechanical abnormallity of gastrointestinal.

Pendahuluan
Mutah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan
seringkali merupakan gejala awal dari berbagai macam penyakit infeksi, misalnya
faringitis, otitis media, pneumonia, infeksi saluran kencing, bila disertai adanya gejala
panas badan. Mutah dapat juga merupakan gejala awal dari berbagai macam kelainan 1,2,3,4.
Mutah dapat pula merupakan gejala awal dari tekanan intrakranial yang meningkat 1,5.
Mutah secara klinis merupakan hal yang penting sebab mutah yang berkepanjangan atau
persisten akan mengakibatkan gangguan metabolisme2,3,4.
Pada bayi yang kecil dan sangat muda atau keterlambatan mental mutah dapat
membahayakan terjadinya aspirasi hal ini mudah terjadi karena adanya koordinasi
neuromuskuler yang belum sempurna6. Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat
dimiringkan atau tengkurap dan bukannya terlentang. Umur penderita adalah hal yang
penting dalam kaitannya dengan mutah. Pada periode neonatal terjadinya spitting atau
regurgitasi sejumlah kecil isi lambung masih dalam batas kewajaran dan bukan
merupakan keadaan yang patologis dimana masih terjadi kenaikan berat yang normal.
Hal lain yang perlu dicermati adalah mutah juga merupakan manifestasi dari kelainan
bawaan obstruksi gastrointestinal yang bila tidak diterapi secara memadai dapat fatal 6.
Sifat dan ciri mutah akan sangat membantu untuk mengetahui penyebab mutah
misalnya mutah yang projektil dapat dikaitkan dengan adanya obstruksi gastrointestinal
atau tekanan intrakranial yang meningkat 1,2,3,4. Bahan mutahan yang masih dalam bentuk
apa yang dimakan menunjukan bahwa makanan belum sampai di lambung belum
tercerna oleh asam lambung berarti penyebab mutahnya di esofagus. Mutah yang
mengandung gumpalan susu yang tidak berwarna coklat atau kehijauan mencerminkan
bahwa bahan mutahan berasal dari lambung. Mutah yang berwarna kehijauan
menunjukan bahan mutahan berasal dari duodenum dimana terjadi obstruksi dibawah
papila Vateri. Bahan mutahan yang berwarna merah atau kehitaman (coffe ground
vomiting) menunjukan adanya lesi dimukosa lambung. Mutah yang terlalu berlebihan
dapat menyebabkan robekan pada mukosa daerah sfingter bagian bawah esofagus yang
menyebabkan mutah berwarna merah kehitaman (Mallory Weiss syndrome). Adanya
erosi atau ulkus pada lambung menyebabkan mutah berwarna hitam, kecoklatan, atau
bahkan merah karena darah yang belum tercerna sempurna. Pada periode neonatal darah
ibu yang tertelan oleh bayi pada waktu persalinan atau putting susu ibu yang luka akibat
sedotan mulut bayi warna mutah juga berwarna kecoklatan, dapat dibedakan antara darah
ibu dan bayi dengan Apt test (alkali denaturation test). Mutah fecal menunjukan adanya
peritonitis atau obstruksi intestinal1,2,3,4,6.

Definisi
Mutah :
Didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung dengan kekuatan bagaikan menyem -
prot melalui mulut. Hal ini dapat terjadi sebagai reflek protektif untuk mengeluarkan
bahan toksik dari dalam tubuh atau untuk mengurangi tekanan dalam organ intestinal
yang dibawahnya didapatkan obstruksi, kejadian ini biasanya didahului nausea dan
retching1,2,3,4,6.
Nausea :
Suatu perasaan yang tidak nyaman didaerah epigastrik, cukup sukar untuk
membuat definisi yang sempurna. Kejadian ini biasanya disertai dengan menurunnya
tonus otot lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal,
hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan pada rithme
pernafasan. Refluk duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea yang disertai
peristaltik retrograde dari duodenum kearah anthrum lambung atau secara bersamaan
terjadi kontraksi anthrum dan duodenum1,2,3,4.

Retching :
Adalah upaya yang kuat dan involunter untuk mutah, tampak sebagai upaya
persiapan untuk mutah. Upaya ini terdiri dari kontraksi spamodik otot diafragma baik
(costal dan crural) dan dinding perut serta dalam waktu yang sama terjadi relaksasi LES
(lower eosopheal sphingter). LES juga tertarik keatas oleh kontraksi otot bergaris
longitudinal dari bagian natas esofagus. Selama retching isi lambung didorong masuk
esofagus oleh tekanan intraabdominal dan adanya peningkatan tekanan negatif dari
intratorakal, bahan mutahan yang ada diesofagus akan kembali lagi kelambung oleh
karena adanya peristaltik eosofagus. Mutah berbeda dengan retching bahan mutahan
dikeluarkan dari mulut. Pertama ekspulsi bahan mutahan kedalam esofagus dilakukan
oleh retching, yang kemudian diikuti oleh relaksasi diafragma crura dan kembalinya
tekanan intratorakal dari negatif menjadi positif. UES (upper eosophageal sphingter) juga
relaksasi sebagai respons terhadap meningkatnya tekanan intraluminal eosofagus1,2,3,4.

Spitting / regurgitasi :
Yang membedakan dengan vomiting adalah keluarnya isi lambung kedalam mulut
tanpa adanya tekanan dan tidak terjadi nausea dan retching dan tidak ada kontraksi
diafragma maupun dinding perut. Regurgitasi adalah bentuk dari gastroeosophageal
reflux. Apakah fisiologi regurgitasi berbeda dengan vomiting masih belum diketahui
secara pasti, tetapi motorik mempunyai kesamaan dengan vomiting 3,4. Bila regurgitasi isi
lambung menyebabkan aspirasi, batuk gagging, jejas peptik maka reflek mutah akan
terjadi dengan kekuatan untuk mengeluarkan isi lambung (forceful expulsion) mungkin
dimediasi melalui aferen dari faring dan esofagus.
Diduga bahwa relaksasi spontan dari LES adalah mekanisme utama terjadinya GER
dengan atau tanpa regurgitasi. Apakah reflek aktivitas motor yang lain yang melibatkan
otot abdomen dan lambung yang diperlukan untuk regurgitasi selama refluk tak diketahui
dengan jelas. Tak diketahui pula mengapa regurgitasi hanya pada bayi tidak pada anak
besar dan dewasa3,4.

Neuroanatomi vomiting/mekanisme mutah


Mutah sebenarnya merupakan perilaku yang komplek, dimana pada manusia
mutah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching, pengeluaran isi
lambung. Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol mutah, 1) chemoreceptor
trigger zone (CTZ) dan central vomiting centre (CVC). CTZ yang terletak di area
postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV diluar blood brain barrier (sawar otak).
Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan proemetik didalam sirkulasi darah atau
di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen dari CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi
serangkaian kejadian yang dimulai melalui vagal eferen splanchnic. CVC terletak
dinukleus tractus solitarius dan disekitar formatio retikularis medulla tepat dibawah
CTZ2,3,4. CTZ mengandung reseptor reseptor untuk bermacam-macam senya neuroaktif
yang dapat menyebabkan mutah. Reseptor untuk, dopamine ( titik tangkap kerja dari
apomorphine ), acethylcholine, vasopressine, enkephalin, angiotensin, insulin serotonin,
endhorphin, substance P, dan mediator-mediator yang lain. Mediator adenosine 3’,5’
cyclic monophosphate (cyclic AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi untuk semua
peptide stimulator oleh karena theophylline dapat menghambat aktivitas proemetik dari
bahan neuropeptic tersebut2,3,4.
Emesis sebagai respons terhadap gastrointestinal iritan misalnya copper, radiasi
abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah sebagai akibat dari signal aferen vagal ke central
pattern generator yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi, dari mukosa yang
rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmitters eksitasi yang paling penting adalah
serotonin dari sel entrochromaffin mukosa. Pada mabuk (motion sickness), signal aferen
ke central pattern generator berasal dari organ vestibular, visual cortex, dan cortical
centre yang lebih tinggi sebagai sensory input yang terintegrasi lebih penting dari pada
aferen dari gastrointestinal4.
Rangsangan mutah berasal dari, gastrointestinal, vestibulo ocular, aferen cortical
yang lebih tinggi, yang menuju CVC dan kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi
lambung. Gejala gastrointestinal meliputi peristaltik, salivasi, takhipnea, tachikardia 4.
Respons stereotipik vomiting dimediasi oleh eferen neural pada vagus, phrenic,
dan syaraf spinal. Input untuk syaraf ini berasal dari brain stem “ vomiting centre”.
Centre ini tampaknya bukan merupakan struktur anatomi tunggal, tetapi merupakan jalur
akhir bersama dari reflex yang diprogram secara sentral melalui interneuron medular di
nukleus soliter dan berbagai-macam tempat disekitar formatio retikularis. Interneuron
tersebut menerima input dari cortical, vagal, vestibular, dan input lain terutama dari area
postrema. Area postrema adalah chemorceptor trigger zone yang terletak didasar
ventrikel IV diluar sawar otak dan diidentifikasi sebagai sumber yang crucial untuk input
yang menyebabkan vomiting, terutama respons terhadap obat atau toksin2,3,4.
Deferensial diagnosis muntah.
Pada dasarnya penyebab mutah sangat banyak. Klasifikasi mutah biasanya
didasarkan pada 1) lokus anatomi, 2) umur penderita, 3) adanya gejala dan tanda asosiasi
yang lain.
Lokus anatomik untuk stimulus
Stimulus untuk pusat mutah datang dari kortek, nucleus vestibularis, atau
cerebellum, chemoeceptor triger zone di brain stem, semua organ perifer dapat
menyebabkan respons stereotipik mutah. Perlu dimengerti bahwa gejala gastrointestinal
dapat disebabkan oleh penyakit non gastrointestinal3.

Faktor umur
Dokter dalam mengobati mutah dapat mempertimbangkan faktor umur sebagai
diagnosa banding. Kelainan kongenital yang berat atau penyakit metabolik terjadi pada
periode neonatus. Kelainan pertumbuhan atau kelainan bawaan yang tidak terlalu berat
menjadi manifest pada periode akhir bayi. Intoleransi makanan yang tampak pada periode
bayi timbul setelah bayi diperkenalkan dengan makanan (offending food), hal ini dapat
terjadi oleh karena imaturitas mukosa usus (temporarily damage) dimana usus lebih
permiable terhadap antigen yang intak dibandingkan pada anak yang lebih besar. Pada
bayi dapat juga muncul nonpathogenic regurgitant reflux. Selama periode anak dan akhil
baliq, bermacam-macam kelainan termasuk malformasi bawaan menjadi manifest 2,3,4.

Faktor gejala dan tanda asosiasi


Gejala dan tanda asosoiasi yang menyertai mutah dapat membantu mengarahkan
penyebab mutah (Tabel 1).

Sindroma mutah
Beberapa sindroma mutah yang spesifik seringkali sukar dibuat diagnosanya atau
terapinya.

Mutah siklik (Cyclic vomiting)


Dimana mutah-mutah yang hebat terjadi diantara kondisi yang sehat,
penyebabnya tidak diketahui, diagnosa dengan cara eklusi, pengobatan biasanya
simptomatik, dan prognosa tidak jelas. Mungkin merupakan diagnosa keranjang sampah
(wastebasket), mungkin termasuk anak dengan migrain, epileptogenic, dan mutah
psikogenik. Hal yang perlu dicermati adalah adanya kelainan organik yang didiagnosa
sebagai mutah siklik, misalnya intususepsi intermiten, volvulus, duplikasi intestinal,
divertukulum, malrotasi, tekanan intrakranial yang meningkat, penyakit metabolik dan
toksik2,3,4.

Mutah psikogenik
Penyebab kelainan organik tak ditemukan, sindroma ini menekankan pengaruh
yang kuat dari kortek, faktor psikologi yang merangsang mual (nausea) dan mutah.
Ciri-ciri mutah psikogenik adalah berjalan kronis, terkait dengan stres atau
makan, tidak ada nausea dan anoreksia, mutah dapat dipicu oleh dirinya sendiri dengan
memaksakan mutah atau memasukan tangannya kedalam mulut. Mutah sembuh setelah
dirawat di rumah sakit2,3,4.

Ruminasi
Kejadian yang secara sadar dan menyenangkan memutahkan makanan dari
lambung, dikunyah-kunyah dan ditelan kembali2,3,4. Anak besar atau dewasa
meregurgitasikan makanan dengan cara kontraksi otot abdomen, sedang pada bayi
melogok kedalam mulutnya dengan jari dalam upaya untuk menimbulkan regurgitasi.
Faktor psikologis memainkan peranan penting pada kejadian tersebut, tetapi
perilaku tersebut berhenti dengan mengobati esofagitisnya. Hal tersebut diduga untuk
menimbulkan gag reflek adalah sebagai respons terhadap nyeri tenggorokannya.
Dikatakan bahwa ruminasi sebagai manifestasi dari GER, sehingga diagnosis dan
pengobatannya perlu mempertimbangkan faktor psikologis dan esofagitisnya. Terdapat 2
bentuk ruminasi psikogenik dan self stimulating. Psikogenik biasanya terjadi pada anak
normal dengan ganguan hubungan orang tua anak, sedangkan self stimulating sering
terjadi pada anak dengan keterlambatan mental2,3,4.
Abdominal migraine
Suatu sindrom dengan gejala abdominal periodik. Nyeri epigastrik atau
periumbilical disertai nause, mutah, diare, panas dan menggigil, vertigo, iritabel serta
poliuria. Bilamana gejala abdominal disertai sakit kepala yang terjadi pada 30-40% patien
dengan migraine kepala diagnosis akan mudah dibuat, tetapi bila kejadian tersebut
tersendiri isolated abdominal migraine yang biasanya pada 3% penderita, diagnosis jadi
lebih sukar belakangan memang dapat timbul migraine 3. Isolated abdominal pain
serangan biasanya mendadak berakhir dalam jam sampai hari, dan ciri-cirinya selalu
sama pada setiap serangan tampak normal diluar serangan. Biasanya terdapat famili
dengan riwayat migraine.

Diagnosis penyakit yang mendasari mutah


Mengingat bahwa mutah adalah gejala dari berbagai macam penyakit, maka
evaluasi diagnosis mutah tergantung pada deferensial diagnosis yang dibuat berdasarkan
faktor lokasi stimulus, umur dan gejala gastrointestinal yang lain3.
Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering
terlihat pada periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai
penyebab mutah lebih sering terjadi dengan meningkatnya umur. Intoleransi makanan,
perilaku menolak makanan dengan atau tanpa mutah sering merupakan gejala dari
penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, kelainan neuromotor4.
Seorang dokter harus sadar adanya deferensial diagnosis mutah yang banyak dan
tidak semua mutah adalah GER. Penyakit yang serius pada bayi akan luput dari diagnosis
bila pendekatan hanya pada GER.
Evaluasi laboratorium pada bayi dan anak dengan mutah berulang atau
berkepanjangan meliputi, darah lengkap, serum elektrolit, BUN, serum creatinin, urine
lengkap, urine kultur, feses lengkap, darah samar, parasite. Adanya indikasi khusus yang
dapat ditangkap dari anamnesa dan pemeriksaan fisik misalnya, upper GI series, USG,
CT scan dan MRI kepala, LFT, serum amylase, test kehamilan, serum amonia, organic
acid urine, cathecolamine urine, EEG. Endoskopi dan manometri esofagus, lambung,
duodenum kadang perlu dilakukan untuk melihat kelainan motorik intestinal1,2,3,4,5.

Tabel 1: Diagnosa banding mutah berdasar stimulus pada lokus anatomi3.

Stimulasi reseptor Supramedular


Mutah psikogenik
Tekanan intrakranial meningkat (efusi subdural, hematoma, edema serebri, tumor,
hidrosefalus, meningoencephalitis, Reye syndrome
Vaskuler (migrain, hipertensi)
Kejang
Penyakit vestibuler,” motion sickness
Stimulasi Chemoreceptor trigger zone
Obat : opiate, digoxin, antikonvulsan
Toksin
Produk metabolik : acidemia, ketonemia
Aminoacidemia
Organic acidemia
Hyperamonemia
Uremia
Lain-lain : hereditary fructose intolerance, galactocemia, dll
Stimulasi reseptor perifer, obstruksi GI tract atau keduanya
Pharyngeal : gag reflex (sekresi sinusitis, self induced, ruminasi)
Esofageal
Fungsional : erflux, achalasia, eosophageal dysmotility
Structural : stricture, ring, atresia dll
Gastric
Peptic ulcer, infeksi, dismotilitas
Obstruksi : bezoar, HPS, stenosis, web
Intestinal
Infeksi : enteritis, enterotoksin, appendicitis
Dismotilitas : metabolik, diabetik neuropathy, intestinal pseudoobstruction
Intoleransi : susu sapi, soy, gluten, eosinofilik enteropati
Obstruksi : atresia, web, stenosis, adhesi, band, volvulus, intusussepsi,
duplikasi, meconium plug, meconium ileus, hirschsprung
Hepatobilier pancreatic : hepatitis, cholecystitis, pancreatitis
Cardiac : eskhemia intestinal
Renal : hidronefrosis, pyelonephritis, GNA
Respiratori : pneumonia, otitis, faringitis, sinusitis, common cold
Miscelanous : peritonitis, sepsis, cara pemberian minum yang salah

Tabel 2: Diagnosis banding mutah menurut umur3.

Periode Neonatus
Obstruksi congenital GI tract, malformasi
Atresia atau web esofagus dan usus
Meconium ileus atau plug, hirschsprung
Inborn error of metabolism
Periode Bayi
Lesi obstruktif ringan atau didapat : HPS, malrotasi, volvulus, intussusepsi
Penyakit metabolik : inborn error of metabolisme ringan
Intoleransi
Gangguan fungsi : GER
Kelainan psikososial : ruminasi, trauma pada child abuse
Periode anak : lihat tabel 1
Periode akhil baliq : penyebab seperti pada periode anak ditambah kehamilan, penyalah
gunaan obat, kelainan makan

Tabel 3: Diagnosa banding mutah berdasar tanda dan gejala3.

Isi bahan mutahan


Tak tercerna : achalasia
Darah atau warna kopi (coffe grounds) : gastritis /erosi, ulkus, esofagitis, varices,
Mallory Weiss sindrome
Bile : obstruksi post ampula
Berbau busuk feculent : stasis dengan bakteri tumbuh lampau, fistula gastrocolic,
jejas iskhemia pada GI tract
Mutah dengan tekanan
Projectile : HPS, obstruksi gaster yang lain, GER, penyakit metabolik
Foerceless regurgitation : GER
Keterkaitan mutah dengan waktu atau waktu makan
Pagi hari : tekanan intrakranial meningkat, gag oleh karena sinusitis
Waktu makan : ulkus, psikogenik
Keterkaitan mutah dengan makanan
Susu sapi, soya, gluten : intoleransi protein
Lain-lain : enteropati alergi, eosinofilik gastroenteropathy
Penyakit metabolik : heriditary fructose intolerance
Mutah periodik
Paroksismal, siklik : carcinoid, pheochromositoma, epilepsi
Gejala dan tanda gastrointestinal yang lain
Nausea, tanpa adanya gejala nausea, kemungkinan tekanan intrakranial yang
meningkat, obstruksi GI tract
Nyeri esofagus : esofagitis dapat sekunder oleh karena mutah
Dysphagia : penyakit esofagus
Diare : infeksi usus, toksin
Konstipasi atau distensi : obstruksi, hiperkalsemia
Delayed vomiting : gastric outlet obstruction, stasis
Terlihat peristaltik : HPS, obstruksi lumen usus
Suara usus : obstruksi, ileus paralitik
Nyeri perut : penyakit organ lokal
Tumor abdomen : obstruksi lumen atau vaskuler
Keradangan atau lesi neoplastik
Malformasi kongenital
Scar abdominal : perlekatan pasca operasi
Ikterus : hepatitis, malformasi hepatobilier
ISK pada bayi
Gejala dan tanda neurologi, metabolik, toksik, penyakit CNS
Sakit kepala : vertigo, perubahan visus
Perubahan tonus otot
Tanda tekanan intrakranial
Gejala dan tanda sistem organ yang lain
Cardiac : hipotensi, hipertensi
Urogenital : pyelonephritis, hidronefrosis,
Respiratory : pneumonia, OMP, aspirasi oleh karena mutah
Derajat kesehatan
Baik : GER, stimulasi reflek gag, ruminasi
Sakit akut : disertai dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit
Kegawatan bedah
Gastroenteritis, hepatitis, pancreatitis, sepsis, meningitis
Panas badan, nyeri perut
Sakit kronis : disertai malnutrisi,
Penyakit metabolik
Obstruksi partial, intermiten
Informasi epidemiologik
Epidemi : gastroenteritis, paparan toksik
Riwayat keluarga : migrain, ulcus

Komplikasi Mutah

Komplikasi metabolik : dehidrasi, alkalosis, kekacauan elektrolit, deplesi kalium,


natrium.
Dehidrasi terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan lewat mutah atau masukan
yang kurang oleh karena selalu mutah.
Alkalosis sebagai akibat dari hilangnya asam lambung, hal ini diperberat oleh
masuknya ion hydrogen kedalam sel karena defisiensi kalium dan berkurangnya natrium
ekstraseluler.
Kalium dapat hilang bersama bahan mutahan dan keluarnya lewat ginjal. Karena
alkalosis kalium bersama-sama bikarbonat keluar lewat ginjal. Demikian juga natrium
dapat hilang lewat mutah dan urine. Dalamkeadaan alkalosis yang berat PH urine dapat 7
atau 8 kadar natrium dan kalium urine tinggi walaupun terjadi deplesi Natrium dan
Kalium2,3,4.

Komplikasi nutrisi
Penurunan berat badan dan gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari mutah
kronik, hal ini perlu diperhatikan pada saat melakukan terapi.

Mallory Weiss syndrome


Adalah laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung. Hal ini
biasanya terjadi mutah hebat berlangsung lama. Pada pemeriksaan endoskopi akan
ditemukan kemerahan pada mukosa esofagus bagian bawah daerah LES. Dalam waktu
singkat akan sembuh. Bila anemia terjadi oleh karena perdarahan yang hebat perlu
dilakukan transfusi darah2,3,4.

Peptic esophagitis
Akibat refluk yang berkepanjangan pada mutah kronik menyebabkan iritasi
mujkosa esofagus oleh asam lambung, antasida atau histamin receptor blocker dapat
menyembuhkan2,3,4.

Pengobatan
Pengobatan mutah ditujukan pada penyebab spesifik mutah yang dapat
diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab
yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan
gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis gastrointestinal tract yang merupakan
kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS), appendiciyis, batu ginjal,
obstruksi usus, tekanan intrakranial yang meningkat. Hanya pada keadaan tertentu
antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk (motion
sickness), nausea dan mutah pasca operasi, khemoterapi kanker, cyclic vomiting,
gastroparesis, dan gangguan motilitas gastrointestinal3,4.
Obata-obatan antiemetik termasuk prokinetik, metoklopramide, domperidome,
cisapride, dan bethanechol. Metoklopramide cukup efektif, cisapride sebagai prokinetik
memberikan hasil yang baik, sebenarnya komplikasi jarang terjadi.

Antihistamines
Dimenhydrinate (dramamine) berhasil untuk terapi terutam pada mabuk (motion
sickness) atau kelainan vestibuler1,,3,4.

Anticholinergic
Scopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada mutah oleh karena faktor
vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik3,4,7.

Phenothiazines dan Butyrophenones


Prochlorperazine (Comphazine), Clorpromazine (Thorazine) dan Butyrophenon
haloperidol (Haldol) tidak dianjurkan pada anak tetapi mutah pada orang dewasa karena
obat, radiasi, pembedahan tetapi dengan efek samping extrapyramidal yang irreversibel
dan kelainan darah3,4,7.

Cannabinoids
Tetrahydrocannabinol adalah komponen aktif dari marihuana dan nabilone suatu
sintetik dari derivat cannabinoid efektif untuk terapi mutah oleh karena khemotherapi.
Alternatif lain dapat diberikan metoclopramide dosis tinggi dandiphenhydramine untuk
menghilangkan efek samping extrapyramidal3,4.

Anxiolytics, sedative, dan tricyclic antidepresan


Diazepam (valium) dan derivat yang terkait mempunyai efek antiemetik pada
dewasa dan anak terutama oleh karena faktor psikogenik3,4.

Steroid
Steroid mempunyai sifat antiemetik, tetapi kelompok obat ini tak digunakan
sebagai obat primer pada mutah. Efek samping antiemetik yang menguntungkan pada
pengobatan steroid oleh indikasi lain3,8,9.

Betadrenergic antagonist
Propanolol efektif untuk mencegah mutah oleh karena migraine.

Adanya komplikasi metabolik dan nutrisi perlu segera diobati. Jumlah makanan
dan minuman yang sedikit tapi sering dapat mengurangi stimulasi untuk mutah.
Esofagitis segera diobati sebab kemungkinan akan terjadi striktur bila terlambat.
Psikoterapi pada mutah psikogenik dimana pengaruh cortical sangat dominan
memberikan hasil yang cukup memuaskan3,4.

Kepustakaan
1. Fitzgerald JF, Clark JH, 1988; Manual of pediatric gastroenterology. Churchill
livingstones p 25-32.
2. Dodge JA,1991; Vomiting and regurgitation. In Pediatric gastrointestinal Disease.
Pathophysiology, Diagnosis, Management. Ed by Durie, Hamilton, Walker smith,
Watkins. Black and Decker Inc. p 32-41.
3. Orensteins SR,1993; Dysphagia and vomiting. In Pediatric Gastrointestinal
Disease . Pathophysiology, Diagnosis, Management. Edited by Willy R, Hyams
JS. WB Saunders Comp. 135-150.
4. Sondheimer JM, 2003; Vomiting. In Pediatric Gastrointestinal Disease 3 rd ed.
Edited by Walter, Durie, Hamilton, Walkersmith, Watkins. Black and Decker Inc.
p 97-115.
5. Green M, 1986; Pediatric diagnosis interpretation of symptoms and signs in
diffferent age periode. WB Saunders 4th ed. p 213-223.
6. Ziai M,1990; Peditrics. 4th ed Little
7. Dupuis LL, Nathan PC, 2003; Option for prevention and management of acute
chemotherapy induced nausea and vomiting in children. Pediatr drugs, 5(9): 597-
613.
8. Splinter WM, Robert DJ,1996; Dexamethasone decreases vomiting by children
after tonsilectomy. Anaesth and Analg, 83: 913-916.
9. Splinter WM, Robert DJ,1997; Propylaxis for vomiting by children after
tonsilectomy : dexamethasone versus perphenazine. Anaesth and Analg, 85: 534-
537.

Anda mungkin juga menyukai