Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Literasi Membaca
dari kata atau kalimat dalam suatu teks atau yang terucap saja.
kode pencetak, bahasa dan respons persepsi visual sengaja diarahkan oleh
bacaan dalam beberapa cara terintegrasi untuk menggali makna dari isyarat
pesan penulis.
12
(Mullis, Martin, & Sainsbury, 2006: 3). Definisi yang lebih luas
media cetak meliputi aktivitas orang-orang selama masa hidup, mulai dari
definisi ini dapat dijelaskan bahwa literasi membaca tidak sebatas membaca
huruf/ kata /kalimat/ tulisan dalam selembar kertas atau buku, namun lebih
13
menggunakan teks tidak hanya terbatas pengembangan keterampilan dan
yang diminati, jumlah dan luas bacaanya, dan tujuan membaca. Pembaca
melalui kegiatan dalam suatu jaringan sosial untuk memperluas dan berbagi
pendidikan. Kategori dari CEFR ini telah diadaptasi untuk OECD yang
14
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Kategori ini misalnya
untuk dibaca untuk memuaskan rasa ingin tahu, sebagai bagian dari
dokumen resmi serta informasi tentang acara publik. Secara umum, ada
kontak anonim dengan orang lain termasuk pada kategori ini. Termasuk
dari guru.
15
membaca iklan koran cetak, atau on line; atau kegiatan menyelesaikan
c. Klasifikasi Teks
berikut :
1) Sedang: cetak (Intinya, teks cetak memiliki eksistensi tetap atau statis
kalimat-kalimat.
16
d) Jenis teks: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, instruksi dan
transaksi.
sifat benda dalam ruang. Ciri khas dari teks deskriptif adalah
benda pada waktunya. Ciri khas dari narasi ini apabila dapat
bagaimana caranya.
pertanyaan mengapa.
tugas.
17
6) Transaksional adalah jenis teks yang ditulis untuk jenis tujuan
tertentu.
Pada Abad ke-21 ini siswa dihadapkan dalam berbagai macam teks
baik teks dalam bentuk tradisonal maupun teks elektronik. Peserta didik
d. Keterlibatan Membaca.
18
atau motivasi. Dalam Self Determinant Theory, perilaku dimotivasi dari
dalam diri adalah ketika seseorang melakukan suatu tindakan atas kemauan
sendiri (Ryan & Deci, 2017: 3). Dengan adanya motivasi intrinsik ini maka
akan mendorong lebih kuat untuk mencapai tujuan dan keinginan. Individu
akan berusaha mencari jalan atau cara/strategi yang dianggap tepat untuk
mencapainya.
literatur dan teks informasi untuk kesenangan dan memenuhi rasa ingin
tahu.
19
3) interaksi sosial - tujuan sosial untuk membaca dan kompetensi yang
komunikasi sosial.
kesehatan mental; buku sebagai teman; imajinasi dan inspirasi kreatif; dan,
menulis, bahasa dan kosa kata (Merga, 2017: 146). Bharuthram (2017:54)
membaca jika ada tekanan eksternal. Mereka kesulitan membaca dan sangat
20
Temuan di atas didukung dengan temuan berikut yang menunjukan
bahwa literasi membaca pada saat ini mengalami transformasi dari membaca
dikelompokan menjadi enam yaitu : web dan blog, e-mail, situs berita, e-
televisi dan bermain game tidak termasuk (Kurata, Ishita, Miyata, &
bahwa literasi membaca siswa ditemukan hasilnya lebih baik pada media
bagian dari layanan media digital. Hal ini dipercepat dengan kemudahan
mendalam tidak hanya perkembangan individu tapi juga masa depan sebuah
humanistik dengan signifikansi praktis yang besar di setiap negara (Ren &
21
Lib, 2017: 90). Membaca berbagai macam jenis dan sumber bacaan akan
membaca sangat penting karena berkaitan erat dengan belajar. Dalam semua
Irvine, Malmstrom & Mezek, 2012) mengakui adanya hubungan yang kuat
dan terdiri dari sikap afektif dan karakteristik perilaku yang mencakup
ketertarikan dan kenikmatan membaca, rasa kontrol atas apa yang terbaca,
22
Keterlibatan membaca ini berkaitan dengan motivasi dalam membaca.
motivasi intrinsik inilah yang akan mendorong untuk lebih terlibat dalam
kegiatan membaca. Dengan adanya motivasi dari dalam diri individu maka
dapat membaca berbagai macam situasi teks. Dengan literasi membaca ini
2. Strategi Metakognitif
a. Strategi Metakognitif
23
perencanaan, pengorganisasian, memprioritaskan, mengubah pola pikir,
kami baca.
mereka untuk membaca dan melihat pratinjau teks. Selain itu, mereka
mereka agar sesuai dengan kesulitan teks. Selama membaca, pembaca yang
mereka. Pada titik ini, pembaca membuat strategi untuk membantu mereka
24
Schraw, Olafson, Weibel, & Sewing (2012: 59) metakognisi adalah
dan pengujian diri secara berkala. Dengan demikian kegiatan berfikir yang
tahu apa yang diketahui dan tahu apa yang tidak diketahui dari teks bacaan
25
mereka. Strategi metakognitif adalah kegiatan pembaca untuk memantau
sebelumnya Schraw, Olafson, Weibel, & Sewing dan definisi dari OECD,
pembaca secara efektif berinteraksi dengan teks dan mengolah teks untuk
sama dari Leopold & Leutner (2014) bahwa pengaturan diri metakognitif
Green, & Smith (2015 : 12) Para siswa menggunakan strategi kognitif dan
Rahman, Wahab, Nor, Zakaria, & Rajim, 2017). Demikian juga Lee (2018)
26
menyatakan bahwa orientasi motivasi dan strategi metakognitif
indikatornya adalah :
1) Meringkas
strategi menghafal.
27
Anteseden dalam variabel ini berdasarkan temuan bahwa peserta
strategi metakognitif ini peserta didik makin percaya diri dengan belajar
3. Prestasi Akademik
yang ditentukan sebagai hasil karya akademis yang dirancang dengan nilai
prestasi akademik (Shamshudi, Reddy, & Rao, 2007: 26). Trow dalam Mimrot
biasanya diukur dengan tes standar dan dinyatakan dalam nilai atau unit
28
akademik adalah apa yang siswa capai melalui pembelajaran kurikulum namun
bidang yang lebih luas mulai dari sains sampai seni rupa. Definisi serupa juga
disampaikan oleh Tian & Sun (2018: 21) prestasi akademik mengacu pada
diukur melalui penilaian akademis dari hasil kerja siswa. Hasil kerja siswa ini
tidak di tentukan hanya pada satu mata pelajaran saja namun semua mata
pelajaran yang termasuk dalam kurikulum. Baik itu baik ilmu alam, sosial,
bahasa, seni dan lain-lain. Prestasi akademik ini dicapai melalui proses
29
pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Peserta didik membangun pengalaman
skor pada penilaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Negara.
Indikator lain yang dapat digunakan sebagai ukuran prestasi yaitu tingkat
Prestasi akademik peserta didik dapat dilihat tidak hanya melalui penilaian dari
sekolah yang dilaksanakan oleh guru dan satuan pendidikan saja. Namun
dengan melihat hasil dari lulusan berupa jumlah peserta didik yang diterima di
peruguruan tinggi. Selain itu penghargaan yang diperoleh peserta didik di luar
sekolah namun masih berkaitan dengan pedidikan juga dapat menjadi indikator
prestasi akademik.
memperoleh informasi tentang kinerja peserta didik. Hasil penilaian ini untuk
30
dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk
tertentu.
oleh York, Gibson, & Rankin, (2015 : 7) bahwa prestasi akademik diukur
pengetahuan dan keterampilan serta afektif. Crede & Kuncel (2013: 49)
rata nilai peserta didik sekolah menengah sebagai indikator kinerja akademik
aktual IPK secara umum, ada beberapa sumber kesalahan sistematis yang
terkait dengannya.
31
Schaban (2002), Singh & Malik (2016: 176) menyatakan mayoritas peneliti
mereka. Jain, Tiwari, & Awasthi (2017:127) juga mengukur hasil akademik
Penggunaan IPK ini tidak hanya untuk mengukur proses belajar peserta
didik yang sesuai dengan ketentuan kurikulum. Namun ada peneliti yang
terhadap IPK itu sendiri. Adapun peneliti lainnya Komarraju & Nadler (2013:
dengan IPK.
memiliki IPK lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki IPK
yang lebih tinggi (Bergey, Deacon, & Parrila, 2017: 81). Lebih lanjut
32
merupakan prediktor yang signifikan bagi IPK sains maupun IPK secara
keseluruhan.
yang berupa penilaian. Penilaian tersebut berupa penilaian otentik dan non
semester, dan ujian sekolah dan penilaian oleh pemerintah berupa ujian
dan sikap.
sejalan dengan penilaian dalam Kurikulum 2013 maka dalam penelitian ini
menggunakan IPK aktual (IPK yang dilaporkan dalam bentuk transkrip dari
wali kelas) atau dalam Kurikulum 2013 disebut sebagai nilai rapor yang
dilaporkan setiap akhir semester. Pada penelitian ini mengambil satu semester
yaitu semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Nilai rapor tersebut terdiri
penelitian ini hanya aspek pengetahuan dan keterampilan, minus aspek sikap.
33
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Artikel jurnal penelitian Rajab, Rahman, Wahab, Nor, Zakaria, and Rajim
bahwa siswa tidak berfokus untuk mengetahui yang paling banyak strategi yang
Artikel jurnal penelitian Sari dan Satwika (2018) dengan judul hubungan Self-
Taman Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui ada tidaknya
skor self-regulated learning yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi pula skor
prestasi akademik yang diperoleh. Penelitian ini hanya focus pada self regulated
34
Artikel jurnal dari Djudin (2017) dengan judul Using Metacognitive strategies
berusaha menilai kebiasaan membaca di kalangan siswa dan efeknya pada kinerja
pengaruh terhadap kinerja akademik dan ada hubungan antara kebiasaan membaca
dan kinerja akademik. Pada penelitian ini hanya meneliti kebiasaan membaca yang
Artikel jurnal oleh Areepattamannil (2014) dengan judul What factors are
35
pembelajaran metakognitif, sikap positif siswa terhadap sekolah, dan persepsi
positif siswa tentang iklim kelas ditemukan secara signifikan berhubungan dengan
kinerja remaja India dalam penilaian PISA. Pada penelitian ini meneliti bebagai
strategi metakognitif. Namun prestasi diukur dengan nilai hasil tes PISA 2009.
ini prestasi akademik diukur dengan hasil belajar siswa satu semester yang telah
diolah dan dilaporkan guru. Prestasi akademik dibedakan pada aspek pengetahuan
dan keterampilan
C. Kerangka Pikir
analitis, kritis dan reflektif pada teks bacaan. Literasi membaca tidak hanya
berkaiatan dengan pengetahuan dan ketrampilan namun juga motivasi, sikap, dan
sehingga hasil berupa pengetahuan dan ketrampilan yang dicapaipun juga berbeda.
Dengan demikian maka apabila literasi membacanya baik akan berpengaruh pada
tidak baik maka akan berpengaruh pada rendahnya prestasi akademik peserta didik.
36
Strategi metakognitif merupakan kegiatan mental atau perilaku yang
membantu pelajar untuk mencapai tujuan kognitif. Peserta didik yang mampu
peserta didik.
strategi membaca yang canggih. Dengan strategi metakognitif, peserta didik dapat
37
H3
H2
H6
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka teori di atas maka hipotesis yang
38
H4 : Literasi membaca memiliki pengaruh positif terhadap prestasi akademik
39