SKRIPSI
OLEH :
FEBRIANA WULAN.P
H1A119199
FAKULTAS HUKUM
KENDARI
2023
iii
iv
v
ABSTRAK
Kata Kunci : Kesadaran Hukum, Dalam Jual Beli Tanah Dengan Akta
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
vi
ABSTRACT
FEBRIANA WULAN.P, NIM : H1A1 19 199, Title Of Community
Legal Awareness In Buying And Selling Land With The Deed Of The Official
Making The Land Deed In Tinanggea District, Konawe Selatan Regency”.
Under the guidance of Dr. Jabalnur, S.H., M.H as advisor I and Nur Intan,
S.H., M.H as Advisor II.
The purpose of this study is to find out public awareness of the importance
of buying and selling land in the presence of land deed officials and to find out
what factors are hindering the community in selling land.
The method used in this research is normative and empirical legal research
methods, namely direct research using interviews, to all parties involded in the
legal awareness of the community in buying and selling land with officials who
make land deeds. The type of researchused in this study is a type of quantitative
research. Sources of data used in this study were taken from primary data,
secondary data, and tertiary sampling data. And the data analysis used is data
analysis to provide a clear and concrete picture of the object being discussed
quantitatively.
From the results of the study it can be concluded that : 1) Public awareness
of the importance of buying and selling land before PPAT in Lapoa Village and
Telutu Jaya Village, Tinanggea District, Konawe Selatan Regency can be said to
be very high low. 2) Factors that hinder the community from buying and selling
land before a Notary or PPAT can be seen from the answers of 6 people in Lapoa
Village due to constraints : a) Economic factors and very expensive costs factors,
b) The factors of lack of public knowledge in buying and selling land without
being in the presence of a Making Official Land deed (PPAT), c) The factor of
being constrained by a laong time, and d) The factor of not knowing how to
arrange it.
Keywords : Legal Awareness, In Buying and Selling Land with Deed of Land
Deed Officials (PPAT)
vii
KATA PENGANTAR
ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
Jual Beli Tanah Dengan Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah Di Kecamatan
hadapi, namun dengan kesabaran dan kerja keras diiringi do’a sehingga
di jalan Islam.
orang tua penulis yaitu Ayahanda Sartam dan Ibunda tercinta Sutarmi,
Keluarga, Dosen, Sahabat, Teman, dan semua pihak yang telah membantu
saya dalam penulisan Skripsi ini Kalian adalah motivasi saya sehingga saya
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
Dr. Jabalnur, S.H., M.H. sebagai Pembimbing I dan Ibu Nur Intan, S.H., M.H
viii
dengan tulus ikhlas dan saran dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi
bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis.
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc, selaku
3. Bapak La Ode Muhammad Sulihin, S.H., M.H., & Bapak Iksan Rompo,
S.H., M.H, selaku Ketua & Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
4. Bapak Haris Yusuf, S.H., M.H, selaku Ketua Bagian Hukum Perdata
dan Nanang Firdaus Selaku Kepala Desa Lapoa dan Kepala Desa Telutu
ix
9. Kakaku tercinta : Eko Budi Wahyu Ningsih, Agus Nanang dan Kakak
Iparku Purnama.,S.H.,M.H.
10. Terima kasih kepada sahabat tercinta saya Dian Annisa Fitri, Fitri
11. Terima kasih kepada teman-teman KKN di Desa Mata Lamokula, serta
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
ini.
masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan karunianya dalam
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................................iii
ABSTRACT....................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................10
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................11
E. Keaslian Penelitian..............................................................................................11
xi
1. Pengertian Akta Jual Beli Tanah.....................................................................38
B. Lokasi Penelitian.................................................................................................51
F. Analisis Data.......................................................................................................55
BAB V PENUTUP.........................................................................................................83
A. Kesimpulan..........................................................................................................83
B. Saran....................................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah salah satu negara terluas di dunia (terdiri dari
lautan dan daratan), yang kemudian mempunyai batas wilayah tanah di masing-
Yang Maha Esa kepada rakyat Indonesia, yang bersatu menjadi bangsa Indonesia
merupakan salah satu unsur utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan
tercapainya kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan merata baik materil
undang Dasar 1945, yang isinya adalah “Bumi, air, dan kekayaan alam yang
manusia.2 Hak milik tanah sangat penting bagi negara, bangsa dan rakyat
1
http://www.Indonesia.com/luas-wilayah-negara-indonesia.html dikunjungi pada tanggal
08 Oktober 2022.
2
Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia, Jakarta, hlm 5.
1
Indonesia sebagai masyarakat agraris yang sedang membangun. Akan tetapi tanah
Tanah dalam arti hukum memiliki peranan yang sangat penting dalam
hubungan dan perbuatan hukum, baik dari segi individu maupun dampak bagi
orang lain. Selain itu, tanah juga merupakan salah satu penunjang yang membantu
kehidupan semua makhluk hidup yang ada dibumi, tanah sangat mendukung
terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. Tanah juga
merupakan tempat hidup berbagai mikro organisme yang ada dibumi dan juga
merupakan tempat berpijak bagi sebagian makhluk hidup yang ada didarat.
Didalam kehidupan manusia tanah merupakan salah satu bagian terpenting yang
penyelesaian atas apa yang dirasakannya sebagai suatu ketidak adilan, dan hal itu
juga, menyangkut masalah tanah.5 Masalah tanah bagi manusia tidak ada habis-
habisnya karena mempunyai arti yang sangat penting dalam penghidupan dan
3
Samun Ismaya, 2013, Hukum Administrasi Pertanahan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm
21.
4
Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia Dalam Arti Hukum, Graha Ilmu,
Jakarta, hlm 6.
5
Bemhard Limbong, 2012, Konflik Pertanahan, cet 1, MP Pustaka Margaretha, Jakarta,
hlm 47.
2
hidup manusia sebab tanah bukan saja sebagai tempat berdiam juga tempat
bertani, lalu lintas, perjanjian dan pada akhirnya tempat manusia berkubur.6
tugas sebagian pendaftaran tanah yaitu dengan membuat akta atas perbuatan
hukum pemindahan hak atas tanah yang selanjutnya dipergunakan sebagai dasar
pendaftaran tanah. Istilah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sudah dikenal
Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria atau lebih
selanjutnya disebut PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk
membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas
Sehingga pemindahan hak atas tanah yang dilakukan tanpa PPAT adalah tidak
memenuhi persyaratan formil dan juga tidak sesuai dengan prosedur hukum yang
berlaku. Hal demikianlah yang dapat menimbulkan suatu akibat hukum. Akta
6
Erna Herlina, 2001, Pendaftaran Hak-hak atas Tanah Adat, Grafindo, Jakarta, hlm 21.
3
yang dibuat tidak melalui PPAT tidak terjamin kekuatan hukumnya, lain halnya
jika akta pemindahan hak atas tanah dilakukan dihadapan PPAT, maka akta
tersebut merupakan akta otentik, yang merupakan alat pembuktian atas suatu
perbuatan hukum tersebut. Akan tetapi, pada masyarakat kita yang sudah maju
subyek yang memiliki tanah maka dilakukan pendaftaran tanah sebagai bentuk
penguasaan tanah secara hukum yang diatur dalam pasal 19 Ayat (1) Undang-
(UUPA) yang berbunyi bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah
Peralihan hak atas tanah di Indonesia pada saat ini telah diatur oleh
peralihan hak atas tanah dan hak milik satuan rumah susun melalui jual beli, tukar
hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika
7
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Jakarta, Djambatan, 2007, hlm 207.
8
Efendi Perangin, Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang
Praktis, Rajawali, Jakarta, 1989, hlm 16.
4
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut
perbuatan hukum yang mengakibatkan terjadinya pemindahan hak atas tanah dari
berpindahnya hak dari subjek hukum yang satu ke subjek hukum lainnya,
Peralihan tersebut bisa disengaja oleh karena adanya perbuatan hukum seperti jual
beli dan sewa menyewa serta juga tidak disengaja karena adanya peristiwa hukum
dan disepakati atas sebidang tanah milik, maka didalamnya ada pengalihan hak
atas tanah tersebut. Bila pengalihan tersebut dipaksakan oleh kewenangan dan
hukum kepemilikan di dalamnya, inilah yang menjadi landasan teori peralihan hak
atas tanah.10
5
Tentang Peraturan Undang-undang Pokok Agraria (UUPA). Untuk menjamin
kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah oleh pemerintah diatur dalam
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang
yang berbunyi:
pasal 19 ayat (2) huruf c Undang-undang Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak
pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan
Nomor 24 tahun 1997 dinyatakan bahwa: “Sertifikat merupakan tanda bukti hak
yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data
yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut
sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang
bersangkutan”. Sebuah sertifikat dinyatakan sah apabila, data fisik dan data
yuridis yang dicantumkan dalam sertifikat tersebut haruslah diterima sebagai data
yang benar, baik dalam perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam sengketa di
pengadilan, sepanjang data tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam surat
“Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu
6
objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya”. Bagi pemegang hak atas tanah
yang memiliki sertifikat mempunyai kekuatan hukum yang lebih kuat, yaitu akan
pentingnya sertifikat tanah ini sehingga, setiap pemilik tanah yang sah dianjurkan
untuk jual beli tanahnya dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), hal ini
diakibatkan oleh tingkat pendapatan ekonomi yang masih rendah, dan tingkat
Nomor 24 Tahun 2016 bentuk pembuatan akta tanah yang dibuat oleh PPAT
nantinya akan digunakan sebagai syarat untuk mendaftarkan peralihan hak atas
Namun dalam prakteknya di kehidupan masyarakat kita saat ini masih banyak
ditemui proses jual beli tanah yang tidak dilakukan dengan ketentuan peraturan
11
Juliana Abdullah.2020. Kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya kepemilikan
sertifikat hak milik atas tanah di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros. Skripsi Program Studi
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
12
https://www.neliti.com/id/publications/peralihan-hak-atas-tanah-secara-benar-menurut-
peraturan-pemerintah-nomor-18-tahun-2021-dan-peraturan-pemerintah-nomor-24-tahun-2016
dikunjungi pada tanggal 08 Oktober 2022.
7
Hal ini seringkali dijumpai di masyarakat Kecamatan Tinanggea
Kabupaten Konawe Selatan terkhususnya di Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya,
melalui PPAT sebagai Pejabat yang berwenanang dalam hal tersebut. Tentunya
menjual beli tanah tidak dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) secara
langsung terkhususnya ada dua desa yaitu di Desa Lapoa dan di Desa Telutu Jaya.
Minimnya masyarakat Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya tidak menjual tanah
melalui PPAT karena faktor penyebabnya adalah biayanya yang sangat mahal,
faktor kekeluargaan yang sangat kuat dan faktor penyebab kesadaran hukum
masyarakat yang sangat rendah yang terpenting bagi mereka ada saksi-saksi yang
mengetahui batas-batas tanahnya, dari tanah yang dimilikinya itu sudah cukup
untuk menguatkan hak atas tanahnya tersebut tanpa harus memiliki sertifikat
tanah. Masyarakat di desa itu tidak peduli dengan menjual tanah melalui PPAT.14
13
http://yusheri.blogspot.co.id/upaya-pemerintah-meningakatkan-peran.html di akses
pada tanggal 22 November 2022.
14
Wawancara Dengan Kepala Camat Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada
Tanggal 10 April 2023.
8
Melihat yang terjadi pada masyarakat Desa Lapoa dan Telutu Jaya dapat
diketahui bahwa jual beli tanah dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah kesadaran
hukum masyarakatnya masih sangat rendah hal ini ditinjau dari 380 kepala
keluarga yang melakukan praktek jual beli tanah dari 845 kepala keluarga dan
yang tidak melakukan praktek jual beli tanah 465 kepala keluarga pada Desa
Lapoa dan 215 kepala keluarga yang melakukan praktek jual beli tanah dari 715
kepala keluarga, dan 500 kepala keluarga yang tidak melakukan praktek jual beli
tanah pada Desa Telutu Jaya. Menurut pendapat mereka adanya saksi-saksi yang
mengetahui batas-batas tanahnya dari tanah yang dimiliki itu sudahlah cukup
untuk menguatkan hak atas tanahnya tanpa harus memiliki sertifikat tanah.15
memiliki sertifikat tanah selaku bukti yuridis kepemilikan seseorang atas suatu
masyarakat. Kepemilikan atas suatu tanah merupakan hak asasi setiap orang atau
warga negara yang telah diatur dalam Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 H ayat 4 yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk
mempuanyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
diperlukan bagi tercapainya kepentingan individu itu sendiri dan orang lain agar
9
jelasan kepemilikan atas tanah yang disebabkan oleh tidak taat atau patuhnya
semestinya dilakukan.
Dari uraian latar belakang masalah yang penulis uraikan tersebut diatas,
maka penulis tertarik untuk mengangkat dan menulis dalam sebuah penilitian
B. Rumusan Masalalah
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat masyarakat dalam melakukan jual
C. Tujuan Penelitian
16
Muhrizal Hikam,2019. Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai wujud Kesadaran
Hukum di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Skripsi Program Studi Politik Dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
10
1. Untuk mengetahui kesadaran masyarakat akan pentingnya jual beli tanah
dalam jual beli tanah dihadapan Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan kepada
masyarakat dalam jual beli tanah dihadapan Notaris atau Pejabat Pembuat
Akta Tanah.
Perdata Khususnya hukum agraria dan sebagai bahan masukan bagi peneliti
E. Keaslian Penelitian
Konawe Selatan.”
11
Untuk menentukan keaslian penelitian peneliti dan berdasarkan
Masyarakat Dalam Jual Beli Tanah Dengan Pejabat Pembuat Akta Tanah Di
penelitian yang memiliki judul skripsi yang sama dengan penelitian saya, tetapi
ada penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti,
seperti :
1. Wamini (Universitas Halu Oleo 2011) dengan judul skripsi Kesadaran Hukum
Masyarakat Dalam Jual Beli Tanah Dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
2. Asriyanti (Universitas Halu Oleo 2013) dengan judul skripsi Kesadaran Hukum
tentang arti penting kesadaran hukum perbuatan jual beli kepemilikan tanah
12
pendataan dan pembuatan buku tanah ialah betujuan untuk mendata dan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesadaran berasal dari kata sadar, yang berarti insaf, merasa, tahu atau
berarti keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh
seseorang yang mengerti betul apa itu hukum, fungsi dan peranan hukum bagi
kesadaran nilai-nilai yang terdapat dalam manusia tentang hukum yang ada.
Menurut Satjipto Raharjo, Ada dua fungsi yang dapat dijalankan oleh
17
Teguh samudera, 2004, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Edisi Pertama,
Bandung, hlm 214-216.
18
Satjipto Raharjo, 1980, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, hlm 176.
14
kesadaran hukum maka suatu peraturan hukum dapat berfungsi sebagaimana
atas tanah.
merupakan suatu penelitian terhadap apa yang dianggap sebagai hukum yang
baik dan yang tidak baik. Penilaian terhadap hukum tersebut didasarkan pada
tujuannya, yaitu apakah hukum tadi adil atau tidak. Oleh karena keadilan
ingin hidup pantas yang secara implisit berarti suatu keteraturan. Misalnya
pikirannya.
kegiatannya akan kacau dan yang bersangkutan merasakan ada sesuatu yang
ganjil. Disamping itu terlihat pula betapa kepantasan bagi orang lain. Agar
15
tersebut, maka ada sesuatu pegangan mengenai perbuatan-perbuatan yang
bertujuan agar pergaulan hidup ini berjalan normal artinya didasarkan pada
20
Soerjono Soekanto, 1987, Sosiologi Hukum dalam Kesadaran Hukum, Prestasi
Pustakarya, Jakarta, hlm 20.
16
diatur oleh hukum. Peraturan hukum yang dimaksud disini adalah hukum
dan pemahaman yang benar dari masyarakat tentang hakikat dan arti
Menurut Soerjono Soekanto, ada empat indikator dari kesadaran hukum ini
yaitu22 :
yang diatur oleh hukum. Sudah tentu hukum yang dimaksud di sini
21
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Jakarta, Sinar Grafika 2006, hlm 66.
22
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada
2005, hlm 60.
17
adalah hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Pengetahuan tersebut
perilaku tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan norma hukum tertentu.
Di lain pihak mungkin ada orang yang sadar bahwa suatu kaidah hukum
isinya.
23
Otje Salman dan Anthon F.Susanto, Sosiologi Hukum, Bandung 2012, hlm 52.
18
anggapan tentang apa yang baik dan apa yang harus dihidari. Ketaatan
atau taat pada hukum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinggi
nyata. Kalau hukum ditaati, maka hal itu merupakan suatu petunjuk
tujuan).25
24
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Jakarta : Rajawali 1982,
hlm 20.
25
Ibid 21.
19
menurut Kutschincky (dalam Soerjono Soekanto) adalah sebagai
berikut :
kesadaran hukumnya akan lebih rendah dari mereka yang memahami, dan
Jual beli merupakan proses pemindahan hak milik dari pihak penjual
kepada pihak pembeli, dengan harga yang telah disepakati oleh para pihak
tersebut, yang mana peralihan hak milik atas suatu benda ini baru beralih
20
sebuah harga yang telah disepakati tersebut. Jual beli tanah merupakan proses
peralihan hak milik atas suatu bidang tanah dari penjual kepada pembeli,
yang mana jual beli tanah ini berbeda dengan jual beli pada umumnya, karena
dalam jual beli tanah harus melkukan proses pendaftaran tanah untuk
tersebut.28 Jual beli tanah dengan akta dibuat oleh pejabat berwenang adalah
jual beli tanah yang dibuat oleh pejabat yang memiliki kewenangan dalam
membuat akta tanah dalam hal ini yaitu PPAT. Jadi, jual beli tanah ini
membuat akta dalam jual beli tanah tersebut yang berguna sebagai alat
Jual beli tanah di bawah tangan adalah jual beli mengenai sebidang
Undang-undang, jual beli tanah di bawah tangan ini merupakan jual beli
antara penjual dan pembeli yang dibuktikkan dengan selembar kwitansi yang
di tanda tangani oleh para pihak. Berdasarkan KUHPerdata pasal 1457, jual
beli yang dianut di dalam Hukum Perdata hanya bersifat obligator, artinya
bahwa perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan kewajiban timbal balik
27
Effendi Perangin, Jual Beli Tanah, Jakarta : Rajawali Pers 1987, hlm 4.
28
Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia, (Bandung : Revika Aditama, 2010), hlm 176.
21
antara kedua belah pihak, atau dengan perkataan lain jual beli yang dianut
Dalam pasal 1458 hal jual beli benda tidak bergerak jual beli telah
dianggap terjadi walaupun tanah belum dibayar. Untuk pemindahan hak itu
caranya ditetapkan dengan suatu peraturan lain lagi. Dari uraian tersebut, jual
beli tanah menurut Hukum Perdata terdiri dari atas dua bagian yaitu
dengan lainnya. Sehingga, walaupun hal yang pertama sudah selesai biasanya
dengan akta notaris, tetapi kalau yang kedua belum dilakukan, maka status
tanah tersebut tetap hak milik penjual. Jual beli tanah dalam hukum adat
pengertian jual beli tanah hak milik menurut UUPA tidak lain adalah
Menurut hukum adat jual beli tanah adalah suatu pemindahan hak atas
tanah yang bersifat terang dan tunai, terang berarti perbuatan pemindahan hak
22
dilakukan secara kontan, atau dibayar sebagaian (tunai dianggap tunai).
Dalam hal pembeli tidak membayar sisanya, maka penjual tidak dapat
menuntut atas dasar terjadinya jual beli tanah, akan tetapi atas dasar hukum
utang piutang.31
aturan jual beli tanah mengacu pada beberapa instrumen hukum, yaitu Kitab
Jual beli tanah merupakan hal yang sering dilakukan oleh masyarakat,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa proses jual beli tanah yang dilakukan
belum semuanya memenuhi asas tunai dan terang.33 Bahkan beberapa kali
penulis temukan dalam suatu perkara perdata dengan objek sengketa berupa
tanah dimana penggugat mendalilkan sebagai pemilik atas suatu tanah tersebut
bukan atas nama penggugat dan penggugat hanya mempunyai bukti berupa
Hal tersebut dapat terjadi karena dalam transaksi jual beli tanah,
kepada penjual, hanya mendapatkan kuitansi, transaksi jual beli tanah tersebut
31
Soedharyono Soimin, Status Hak Dan Pembebasan Tanah, (Jakarta : Sinar Grafika,
2004), hlm 196.
32
https://info/hukum-jual-beli-tanah dikunjungi pada tanggal 08 Oktober 2022..
33
Damayanti, 2020, Perjanjian Jual Beli Tanah Yang Tidak Dilakukan Di Hadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dalam Vol. VIII/No.2, 2020, hlm 14.
23
tidak dituangkan dalam akta jual beli dan tidak melanjutkannya dengan
tanah nasional adalah hukum adat, oleh karena itu pelaksanaan jual beli tanah
nasional juga menganut sistem jual beli tanah sesuai hukum adat. Pengertian
jual beli tanah menurut hukum adat adalah pemindahan hak yang memenuhi34 :
a. Asas Tunai
dilakukan pada saat yang sama. Selain itu, asas ini mempunyai arti
harga yang dituangkan dalam akta jual bel. Tunai bukan berarti
b. Asas Terang
secara terbuka dan tidak ditutupi. Asas terang ini terpenuhi ketika jual
34
Damayanti, 2020, Perjanjian Jual Beli Tanah Yang Tidak Dilakukan Di Hadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dalam Lex Privatum Vol. VIII/No.2, 2020, hlm 15.
24
beli tanah dilakukan dihadapan PPAT karena sejak berlakunya
Tanah tentang Hak Pengelolaan Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
fungsi :
hukum yang berlaku sesuai hukum yang berlaku dan telah memenuhi
asas terang.
b. Perwakilan dari warga desa sebagai bentuk dari asas publisitas, untuk
(dua) orang saksi yaitu terdiri dari Kepala Desa/Camat dan seseorang
dalam wilayah desa dimana terdapat tanah yang menjadi objek jual
beli.
akta jual beli tanah yang ditandatangani para pihak di lakukan di hadapan
PPAT, sekaligus menjadi bukti bahwa telah terjadi proses pemindahan hak
atas tanah dari penjual kepada pembelinya disertai pembayaran sesuai harga
35
Ibid, hlm 16.
25
Sebelum kita membeli sebidang tanah, maka kiranya perlu dilakukan
keadaan sengketa ataupun tanak terletak dalam lokasi daerah yang terkena
penertiban dan sebagainya. Ada hal penting yang perlu diperhatikan dari jual
beli tanah, yaitu penjual dan pembeli. Untuk penjual terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan jual beli tanah. Hal pertama yang
harus dalam melakukan jual beli tanah adalah, calon penjual harus berhak
menjual tanah tersebut, atau dengan kata lain sipenjual adalah pemegang hak
sendiri tanah itu, tapi jika pemegang hak atas tanah tersebut terdiri dari dua
orang atau lebih, maka yang berhak menjual tanah itu adalah semua
pemegang hak itu secara bersama-sama tidak boleh hanya seorang saja yang
bertindak sebagai penjual jual beli tanah yang dilakukan oleh orang yang
tidak berhak adalah batal demi hukum, artinya semula hukum menganggap
tidak pernah terjadi jual beli, dalam hal demikian maka kepentingan pembeli
sangat dirugikan.
bahwa seseorang berhak atas suatu hak atas tanah akan tetapi orang itu tidak
tersebut milik anak dibawah umur atau milik seseorang yang berada dibawah
pengampun. Jika suatu jual beli tanah dilakukan tetapi ternyata yang menjual
26
tidak berwenang menjual atau sipembeli tidak berwenang membeli, walaupun
di penjual adalah berhak atas tanah itu atau si pembeli berhak membeli, maka
menjual tanah yang akan dijadikan objek jual beli. Seseorang mungkin berhak
tetapi dia tidak atau belum boleh menjual tanah itu. Misalnya seseorang
mempunyai tanah Hak Barat atau tanah bekas Hak Indonesia yang pernah
didaftar atau Hak Milik menurut UUPA, tetapi belum terdaftar pada kantor
Semua itu dapat dibaca dakam Kartu Tanda Penduduk atau Paspor. Apabila
36
Effendi Perangin, Praktek Jual Beli Tanah, (Jakata : Rajawali Pers, 1987), hlm 13.
37
Ibid, hlm 20.
27
bentuk badan hukumnya, kedudukan badan hukum, pengurus-pengurusnya
pembentuknya.38
khusus untuk menjual harus ada. Kuasa umum yang menurut lazimnya hanya
untuk melakukan pengurusa tidak berlaku untuk menjual. Kuasa itu harus
c. Dalam hal tanh yang akan dijual itu belum dibukukan (belum
saksi, juga menjamin bahwa tanah yang akan dijual itu memang betul
38
Ibid, hlm 30.
39
Ibid, hlm 40.
28
d). Dalam hal tanah yang akan dijual itu sudah dibukukan (sudah ada
sertifikat) dihadiri dua orang saksi, tidak harus Kepala Desa dan
orang yang melakukan jual beli itu), maka PPAT dapat meminta
e). Kalau tanah yang dijual telh dilakukan, penjual harus menyerahkan
Bahwa jual beli menunjukan dari satu pihak perbuatan itu dinamakan
menjual, sedangkan dipihak lain dinamakan pembeli. Istilah ini yang mencakup
dua perbuatan timbal bali. Suatu perjanjian dengan mana pihak yang lain untuk
29
membayar harga yang disepakati. Jual beli adalah perbuatan timbal balik dalam
mana pihak yang satu (penjual) bersedia untuk menyerahkan hak milik atas
suatu barang, sedangkan pihak yang lainnya (pembeli) bersedia untuk membayar
harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik
tersebut.
semua dokumen yang menjadi syarat dalam pembuatan akta jual beli,
kewenangan para pihak yang akan melakukan jual beli serta hal-hal lain
yaitu foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pihak penjual dan pihak
pembeli, KTP asli harus ditunjukkan kepada Camat selaku PPAT selama
proses pembuatan akta jual beli tanah, sertifikat asli tanah yang akan
dijual, Tanda bukti lunas PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk tahun
sebelumnya dan surat kuasa dari penjual/pembeli apabila tidak bisa hadir
dalam proses pembuatan akta jual beli, hal ini dikuasakan kepada pihak
40
Febrinayanti Dantes, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol 9, No.3, 2021, hlm 36.
30
- Tanah yang menjadi objek perjanjian bukan merupakan tanah sengketa;
- Pihak-pihak yang harus hadir di dalam pembuatan akta jual beli tanah,
berwenang untuk membuat akta otentik sejauh pembuatan akta tetentu tidak
dikhususkan bagi pejabat umum lainnya. Pembuatan akta otentik ada yang
dibuat oleh atau di hadapan PPAT, bukan saja karena diharuskan oleh
yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi
keseluruhan.41
dengan apa yang diberitahukan para pihak kepada PPAT. Namun PPAT
yakni dengan cara membcakannya sehingga menjadi jelas isi Akta PPAT,
31
peraturan perundang-undangan yang terkait bagi para pihak
memindahkan hak atas tanah, memberikan sesuatu hak baru atas tanah,
menggadaikan tanah atau meminjamkan uang dengan hak atas tanah sebagai
tanggungan.
Bila dilihat dari tugas PPAT tersebut, nampak bahwa tugas PPAT
hak atas tanah atau memberikan sesuatu hak baru atas tanah, harus
Secara umum saksi merupakan salah satu alat bukti yang diakui
tertulis atau tanda tangan, yakni menerangkan apa yang ia saksikan sendiri,
baik itu berupa perbuatan atau tindakan dari orang lain atau suatu keadaan
mengetahui tentang isi dari akta. Saksi disini diperlukan agar disaat ada
42
Lumban Tobing, 1983, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, hlm 168.
32
gugatan dari pihak lain yang menganggap akta jual beli yang dibuat tidak
permasalahan yang timbul. Saksi dalam pembuatan akta jual beli tanah
Akta Tanah (PPAT) untuk pembuatan akta jual beli tanah yang sudah
terdaftar adalah karyawan atau pegawai PPAT, sedangkan bagi tanah yang
belum terdaftar umumnya digunakan dua orang saksi yaitu Kepala Desa dan
bersangkutan.
halnya untuk Akta Jual Beli Hak Milik atas tanah, saksi yang hadir dalam
pembuatan akta ini harus terdiri dari 2 (dua) orang dan telah dikenal oleh
PPAT atau diperkenalkan oleh salah satu pihak. Syarat untuk menjadi saksi
dalam pembuatan akta jual beli hak milik atas tanah terdapat dalam Pasal 40
tanah yang merupakan akta otentik mengenai semua perbuatan hukum yang
43
33
meliputi jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan ke dalam perusahaan ,
Tanah Hak Milik, pemberian Hak Tanggungan mengenai hak atas dan Hak
Milik Atas Satuan Rumah Ssusun dengan daerah kerja di dalam wilayah
keraja jabatannya.44
hukum mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
tersebut hanya meliputi wilayah kerjanya saja. Hal ini ditegaskan dalam
membuat akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Satuan Rumah
tentang tanah.
44
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Press, 1997,
hlm 36.
34
Tugas pokok dan kewenangan PPAT berdasarkan Pasal 2 Peraturan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran tanah yang
atau Hak Pakai atas tanah Hak Milik, pemberian hak tanggungan dan
sesuai dengan jabatan PPAT sebagai pejabat umum, maka akta yang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yaitu PPAT hanya
berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
45
A.P.Perlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, CV Mandar Maju, Bandung 2009,
hlm 4.
35
Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya, dan akta tukar
bersama mengenai beberapa hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun yang tidak semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang
PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang daerah kerjanya meliputi salah satu
bidang tanah atau satuan rumah susun yang haknya menjadi obyek
2016 tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah disebut dengan jelas
bahwa Akta PPAT harus dibacakan /dijelaskan isinya kepada para pihak
ditandatangani seketika itu juga oleh para pihak, saksi-saksi dan PPAT pada
dilakukan sendiri oleh PPAT, penandatangan para pihak, saksi dan oleh
yang mengetahui isi dari perjanjian tersebut. Saksi disini diperlukan agar
disaat ada gugatan dari pihak lain yang menganggap jual beli tanah tersebut
tidak sah, maka saksi ini dapat dimintai keterangan untuk meluruskan
permasalahan yang timbul, dan saksi dalam jual beli disini harus terdiri dari
36
Hak milik atas tanah, baru beralih kepada pembelinya jika telah
dengan pembuatan akta dimuka dan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT), dengan dihadiri oleh 2 (dua) orang saksi. Bukanlah Kepala Desa
dan juru tulisnya harus mengenal betul pemilik tanah, saksi secara umum.
Saksi ada 2 (dua) yaitu mereka yang melihat, mendengar, dan mengalami
Menurut Pasal 171 HIR bahwa yang diterangkan oleh saksi adalah
apa yang ia lihat, dengar atau rasakan sendiri, lagi pula tiap-tiap kesaksian
misalnya jika terjadi jual beli dan dilakukan penyerahan sertifikat dan uang
pembelian dari pembeli tanah kepada penjual tanah, maka secara fisik saksi
46
Effendi Perangin, Praktek Jual Beli Tanah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994,
hlm 12.
37
Akta jual beli tanah adalah akta otentik yang dibuat oleh Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah
pemindahan hak atas tanah hanya bisa didaftar apabila dibuktikan dengan akta
yang dibuat oleh pejabat yang ditunjuk, untuk jual beli tanah yaitu akta
PPAT.47
Akta jual beli tanah adalah singkatan dari AJB yang berarti dokumen
otentik berupa bukti aktivitas jual beli serta peralihan hak atas tanah atau
hanya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berhak membuat AJB.
PPAT, AJB tanah juga berbeda dari Sertifikat Hak Milik (SHM) atau dokumen
bukti kepemilikan paling tinggi dan kuat dari tanah, rumah, dan properti
lainnya.48
Akta Jual Beli (AJB) adalah syarat saat melakukan transaksi jual beli
tanah atau bangunan agar dianggap sah dimata hukum. Dengan adanya AJB,
tanah yang menjadi objek transaksi sudah bisa dialihkan kepemilikannya dari
penjual kepembeli. AJB tanah adalah akta jual beli yang merupakan tanda
bukti jual beli tanah. Sama halnya saat kita membeli rumah, jangan lupa untuk
47
A. Silviana, K. Anami, and H. Djoko Waloejo, “Memahami Pentingnya Akta Jual Beli
(AJB) dalam Transaksi Pemindahan Hak Atas Tanah Karena Jual Beli Tanah”, Vol.3, No.2,
PP.191-195, Nov.2020, hlm 10.
48
https://www.rumah.com/panduan-properti/penulis/editorialid dikunjungi pada tanggal
15 Oktober 2022.
38
Berdasarkan ketentuan Pasal 1457 KUH Perdata, akta jual beli adalah
suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerah suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan. Dalam pembuatan akta jual beli jual beli hak atas tanah maka
Akta jual beli hak atas tanah, termasuk hak milik atas satuan rumah
susun dibuat oleh PPAT manakala terjadi kesepkatan dari dua pihak dimana
pihak yang satu menjual (pihak penjual) dan pihak lainnya membeli (pihak
pembeli) terhadap sebidang hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah
susun.
Unsur esensial yang ada dalam perjanjian jual beli hak atas tanah atau
hak milik atas satuan rumah susun adalah adanya pertukaran anatara uang
dengan barang (yang dalam hal ini adalah hak atas atau hak milik atas satuan
rumah susun). Akibat hukum yang terjadi dengan ditandatanganinya akta jual
beli adalah bahwa sejak saat itu hak atas tanah menjadi milik pembeli dan uang
adalah suatu persetujuan, yang mana pihak yang satu mengikatkan dirinya
49
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Perjanjian Jual Beli, Bandung, Mandar Maju,
Tahun 2011 hlm.4.
39
untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain membayar harga yang
telah diperjanjikan.50 Jual beli merupakan proses peralihan hak yang sudah ada
sejak jaman dahulu, dan biasanya diatur dalam hukum adat, dengan prinsip
terang dan tunai. Terang artinya dilakukan di hadapan Pejabat Umum yang
berwenang dan Tunai artinya dibayarkan secara tunai. Jadi apabila harga belum
Pendaftaran Tanah (PP Nomor 24 Tahun 1997) Pasal 7 maka tugas dan ruang
Jual beli atas tanah diatur dalam UUPA, yang selanjutnya diatur dalam
UUPA, di dalam Pasal 19 menentukan bahwa jual beli tanah harus dibuktikan
dengan suatu akta yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta
50
Soedharyo Soimin, Status Hak dan Pembebebasan Tanah, Sinar grafika, Jakarta, 2008,
hlm 86.
40
mengatur keduanya. PPAT diatur dalam UUPA, PP Nomor 24 Tahun 2016,
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas
pemerintah tertentu.
tugas pembuatan akta otentik sebagai bukti telah dilakukan perbuatan hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang
diakibatkan oleh perbuatan hukum itu di daerah kerjanya yang ditentukan oleh
41
pemerintah (kompetensi absolute) yakni kabupaten atau kota satu wilayah dengan
Dalam UUPA istilah jual beli hanya disebutkan dalam Pasal 26 yaitu yang
menyangkut jual beli hak milik atas tanah. Pada Pasal lainnya tidak menyebutkan
suatu perbuatan hukum yang disengaja untuk memindahkan hak atas tanah kepada
pihak lain tanah melalui jual beli, hibah, tukar menukar, dan hibah wasiat. Jadi
meskipun dalam pasal hanya disebutkan dialihkan, termasuk salah satunya adalah
perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah karena jual beli. Sejak berlakunya
PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, jual beli atas tanah
dilakukan oleh para pihak dihadapan PPAT yang bertugas membuat aktanya. 51
Akta jual beli yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT) membuktikan bahwa benar telah dilakukan perbuatan hukum
pemindahan hak atas suatu tanah dan disertai dengan pembayaran harga, serta
membuktikan bahwa penerima hak atau pembeli sudah menjadi pemegang hak
yang baru dengan memiliki bukti dari kepemilikan atas tangan tersebut.
Akta jual beli tanah adalah akta otentik yang dibuat oleh Notaris atau
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Dokumen akta jual beli tanah biasanya
akan berisi detail aktivitas jual beli properti yang meliputi nama penjual, pembeli,
51
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta,
2007, hlm 77.
42
tanggal waktu penyerahan, poin kesepakatan, serta keterangan lahan/bangunan
Pembuatan AJB tanah hanya berhak dilakukan oleh PPAT dan proses
Akta Jual Beli tanah, kepemilikan sebuah lahan sudah bisa dialihkan serta dibalik
nama dan dianggap sah secara hukum. Sementara itu, ada pula PPJB atau
Perjanjian Pengikat Jual Beli. Secara fungsi, PPJB merupakan dokumen yang
menyatakan proses peralihan hak atas tanah atau rumah melalui proses jaul beli.
Namun dibandingkan dengan AJB tanah, PPJB bersifat non-otentik dan dibuat
oleh pihak penjual atau pembeli tanpa melibatkan notaris dan PPAT. Jadi bisa
disimpulkan PPJB bersifat tidak wajib namun bisa dibuat sebagai pengikat calon
Akta Jual Beli (AJB) biasanya ada saat melakukan transaksi jual beli
properti. AJB merupakan dokumen otentik yang dibuat oleeh Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT) untuk peralihan hak atas tanah dan bangunan. PPAT diangkat
pembuatan AJB biasanya 1 persen dari transaksi yang tertera di akta, dan biasanya
52
https://www.rumah.com.Akta-Jual-Beli-Tanah dikunjungi pada tanggal 15 Oktober
2022.
43
a. Bukti adanya transaksi jual beli bangunan atau tanah yang sah dengan
kesepakatan harga dan ketentuan lain yang disetujui dari dua belah pihak,
c. Apabila salah satu pihak gagal memenuhi kewajiban, maka akta jual beli dapat
Akta Jual Beli tanah adalah dokumen yang tidak bisa dilewatkan ketika
anda melakukan proses jual beli tanah dan bangunan. Akta Jual Beli tanah
a. AJB tanah menjadi bukti sah atas transaksi jual beli tanah atau bangunan yang
disepakati dengan harga tertentu dan ketentuan yang tertera di dalamnya telah
b. Bukti perkara apabila salah satu pihak dalam jual beli tidak mampu memenuhi
kewajibannya.
c. Bukti sah bagi penjual dan pembeli yang menyatakan kedua belah pihak telah
Isi Akta Jual Beli tanah adalah Tanggal waktu penyerahan, data diri pihak
penjual, data diri pihak pembeli, data-data mengenai tanah atau rumah yang
diperjual belikan (mencakup harga, luas, dan lokasi), kop surat notaris atau PPAT,
44
poin-poin kesepakatan yang telah disetujui bersama anatara kedua belah pihak,
Akta Jual Beli (AJB) merupakan akta otentik atau dokumen sebagai bukti
yang menujukkan telah terjadinya proses jual beli sehingga terjadi peralihan hak
atas tanah dan bangunan. Akta ini tidak bisa dibuat sendiri begitu saja karena yang
Sementara itu, PPAT diangkat oleh kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI.
Kekuatan pembuktian yang melekat pada akta jual beli atau akta otentik
adalah kekuatan yang sempurna dan artinya pembuktiannya cukup dengan akta itu
sendiri kecuali adanya bukti lawan (tegen bewijs) yang membuktian sebaliknya
dari akta tersebut, kata mengikat ini artinya hakim terikat dengan akta itu sendiri
selama akta yang dibuat itu sesuai dengan ketentuan-ketentuan sahnya suatu akta
Perdata.54
Akta otentik sebagai alat bukti yang dianggap terkuat dan terpenuh.
Menetapkan hubungan hukum antara para pihak secara jelas yang menyangkut
hak dan kewajiban, akta sendiri dibuat untuk menjamin kepastian hukum dan agar
membuat akta otentik ini salah satunya ada pada Pejabat Notaris.
53
Djoko Waloejo, Pengertian Isi Akta Jual Beli Tanah, Vol 3, No.2,PP.191, Nov.2020.
54
Subekti, Kekuatan Pembuktian, Jakarta : Pradnya Paramita 2010, hlm 33.
45
Akta Notaris adalah pejabat yang berwenang untuk membuat akta otentik,
bahwa selain Notaris ada pejabat lain yang berwenang membuatnya atau untuk
perbuatan akta otentik tertentu, pejabat lain itu dinyatakan sebagai satu-satunya
merugikan masyarakat terutama pihak yang membuat akta otentik yang dibuat
Kekuatan akta Notaris sebagai alat bukti terletak pada kekhasan karakter
pembuatnya, yaitu Notaris sebagai Pejabat Umum yang secara khusus telah
diberikan wewenang untuk membuat akta-akta otentik sebagai alat bukti yang
sempurna merupakan bukti yang cukup untuk kedua belah pihak dan orang-orang
yang mendapat hak dari pada akta otentik tersebut. Dengan bukti yang cukup atau
sempurna diartikan oleh Hakim diaggap benar, kecuali apabila diajukan bukti
perlawanan. Jadi Hakim harus mengakui apa yang tertulis dalam akta selama
yang sempurna masih dapat digugurkan berdasarkan bukti lawan yang kuat.56
Akta jual beli tanah atau akta otentik menurut Pasal 1868 KUHPerdata,
yaitu suatu akta yang di dalam bentuk yang ditetapkan oleh Undang-undang,
dibuat oleh atau dihadapan Pegawai Umum yang berkuasa untuk itu, ditempat di
55
Hbaib Adjie, Hukum Notaris Indonesia, Bandung : Refika Aditama, 2008, hlm.74.
56
R.Subekti, Hukum Pembuktian, Pradya Paramita, Jakarta, 2005, hlm 40.
46
mana akta dibuatnya. Akta otentik mempunyai tiga macam kekuatan, oleh karena
itu dalam pembuatan suatu akta otentik oleh Notaris, ada 3 (tiga) aspek akta
a. Lahiriah
dari luar lahiriah sebagai akta otentik serta sesuai dengan aturan hukum
yang sudah ditentukan mengenai syarat akta otentik, artinya sampai ada
yang dapat membuktikan bahwa akta tersebut bukan akta otentik secara
lahiriah. Nilai pembuktian akta Notaris dari aspek lahiriah, akta tersebut
harus dilihat apa adanya, bukan dilihat ada apa. Secara lahiriah tidak perlu
dipertentangkan dengan alat bukti lainnya. Jika ada yang menilai bahwa
suatu akta Notaris tidak memenuhi syarat sebagai akta, maka yang
akta otentik.57
57
M.Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm 48.
47
b. Formal
dalam akta sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan dalam pembuatan
hari, tanggal, bulan, tahun pukul (waktu) menghadap, dan para pihak yang
menghadap, paraf dan tanda tangan para pihak atau penghadap, saksi dan
c. Materil
membuat akta atau mereka yang mendapat hak dan berlaku untuk umum,
dituangkan atau dimuat dalam akta pejabat atau akta berita acara, atau
akta pihak dan para pihak harus dinilai berkata benar dan kemudian
dituangkan atau dimuat dalam akta harus dinilai telah berkata benar. Jika
58
Habib Adjie , Hukum Notaris Indonesia, Cetakan Ketiga, Revika Aditama, Surabaya,
2011, hlm 19.
48
ternyata pernyataan atau keterangan para penghadap tersebut menjadi tidak
benar, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab para pihak itu sendiri.59
sebenarnya, dan menjadi bukti yang sah untuk atau di antara para pihak dan para
ahli waris serta penerima hak mereka. Jika akan membuktikan aspek materil dari
akta, maka yang bersangkutan harus dapat membuktikan bahwa Notaris tidak
menerangkan atau menyatakan yang sebenarnya dalam akta pejabat, atau para
pihak yang telah berkata benar dan harus dilakukan pembuktian terbalik untuk
sebagai akta otentik dan siapa pun terikat oleh akta tersebut. Jika dapat dibuktikan
dalam suatu persidangan pengadilan, bahwa ada salah satu aspek tersebut tidak
sebagai akta di bawah tangan atau akta tersebut didegradasikan dalam kekuatan
bawah tangan.61
59
Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan akta Notaris, Revika Aditama, Surabaya, 2010,
hlm 30.
60
Sjaifurrachman, Aspek Pertanggung Jawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta, Mandar
Maju, Surabaya, 2011, hlm 118.
61
Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan akta Notaris, Revika Aditama, Surabaya, 2010,
hlm 31.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
peralihan jual beli tanah tanpa dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
masyarakat.62
B. Lokasi Penelitian
62
Rony Hanitiji Soemitro, Metode Penelitian Hukum Jurimetri, Cetakan 4, Ghalia
Indonesia, Jakrta, 1990, hlm 11.
50
Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu di Kantor Camat Tinanggea,
Kantor Kepala Desa Lapoa dan Kantor Kepala Desa Telutu Jaya serta di
1. Populasi
sifat dan ciri yang sama.63 Penelitian mengambil populasi dalam penelitian ini
yaitu masyarakat Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea
2. Sampel
b). 2 (dua) orang Kepala Desa sebagai Kepala Desa Lapoa dan Kepala Desa
63
Mukti Fajar Nur Dewata, dkk., 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, hlm 174.
64
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2003), hlm 119.
51
d). 20 (dua puluh) orang Masyarakat yang melakukan Praktek Jual Beli Tanah.
Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini di ambil dari data
primer, data sekunder, dan data tersier. Pengambilan sampel pada penelitian
ini dilakukan dengan cara sampling yaitu penarikan sampel dilakukan dengan
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
dengan masalah yang diteliti. Adapun data sekunder dalam penelitian ini
antara lain:
Pendaftaran Tanah
penjelasan atas bahan hukum primer dan sekunder diluar bidang hukum.
Bahan hukum tersier berupa media internet, kamus, buku yang berkaitan
65
Ibid, hlm. 38
52
dengan Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Jual Beli Tanah Dengan
Konawe Selatan.
yang terlibat di dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan
3. Studi Dokumentasi
dokumentasi dalam hal ini penulis lakukan dengan meminta data-data dari
Selatan dan Masyarakat Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya Kecamatan
53
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Hal ini dilakukan agar informasi
kegiatan penelitian.
F. Analisis Data
data yang digunakan adalah analisis data yang memberikan gambaran secara
jelas dan konkrit terhadap objek yang dibahas secara kualitatif dan selanjutnya
penelitian ini.
54
BAB IV
1. Kondisi Geografis
Selatan.66
66
Zamrud Ramli, “gambaran umum Kecamatan Tinanggea hasil penelitian”,
https://www.academia.edu/29530/20/010-Kecamatan-Tinanggea-Dalam-Angka-2023, dikunjungi
Pada Tanggal 11 Mei 2023.
55
Kecamatan Tinanggea merupakan salah satu dari 22 Kecamatan
sampai 91,24 kilometer persegi (Tatangge). Lima desa yang paling luas
Wadonggo. Luas desa Tatangge mencapai 25,72 persen dari luas Kecamatan
dan khusus Desa Telutu Jaya memiliki luas wilayah 7,21 kilometer persegi,
Selatan. Desa Lapoa mempunyai 4 dusun dan desa Telutu jaya mempunyai
sebagai berikut :
67
Nanang Firdaus, “gamabaran umum luas wilayah Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya”,
https://telutujaya.desa.id, 10 Januari 2021, dikunjungi pada tanggal 14 Mei 2023.
56
a. Selatan berbatasan dengan Selat Tiworo
2. Jumlah Penduduk
penduduk 24.514 jiwa. Dari jumlah tersebut jenis kelamin laki-laki lebih
3. Keadaan Sosial
Dasar (SD) dan ada juga sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja.
68
Zamrud Ramli, “gambaran umum banyaknya masyarakat Kecamatan Tinanggea
Kabupaten Konawe Selatan hasil dari penelitian”, https://profilbaru.com/Tinanggea-Konawe-
Selatan, 15 April 2021, dikunjungi pada tanggal 14 Mei 2023.
57
4. Keadaan Ekonomi
tradisional dalam mengelola sumber daya alam mereka agar dapat bertahan
bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang mereka miliki. Adapun mata
sebagai berikut :
58
pengembangan, perkebunan jambu mete, kakao, dan tebu baik oleh
b. Beternak
seperti beternak ayam, sapi, kerbau dan burung walet. Ternak tersebut
c. Nelayan
menjalankan usahanya.
d. Budaya
59
Sebuah masyarakat memiliki kaitan erat dengan kehidupan
desa Telutu Jaya. Hal ini terlihat pada toleransi kedua desa ini
e. Agama
60
B. Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Jual Beli Tanah Di Hadapan
kesadaran masyarakat Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya terhadap pentingnya
jual beli tanah di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dapat
dikategorikan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang
845 Kepala Keluarga yang terdiri dari 860 laki-laki dan 640 perempuan yang
total keseluruhannya adalah 1.500 orang. Desa Telutu Jaya yaitu berjumlah 715
Kepala Keluarga yang terdiri dari 1189 laki-laki dan 1171 perempuan yang
total keseluruhannya 2.360 orang. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih
sangat kurang kesadaran masyarakat dalam jual beli tanah di hadapan Pejabat
deskripsi dari jawaban informan terkait kesadaran masyarakat dalam jual beli
tanah di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) masih sangat kurang
masyarakat. Dari hasil observasi dan dokumentasi yang bersumber dari Kantor
Camat Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Kantor Kepala desa Lapoa dan
masyarakat dalam jual beli tanah dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
61
(PPAT) masih sangat rendah. Berikut dibawah hasil observasi di kantor desa
Lapoa :
Tabel 4.1
Yang diketahui :
Yang tidak melakukan praktek jual beli tanah : 380 Kepala Keluarga
Keluarga
Tabel 4.2
62
3 Dusun Tiga 190
Yang diketahui :
Yang tidak melakukan praktek jual beli tanah : 215 Kepala Keluarga
Jumlah keseluruhan Kepala Keluarga di Desa Telutu Jaya adalah : 715 Kepala
Keluarga
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan adalah 845 kepala keluarga dan jumlah
yang tidak melakukan praktek jual beli tanah hanya 380 kepala keluarga,
sedangkan yang melakukan praktek jual beli tanah sebanyak 465 kepala
Kepala Keluarga dan jumlah yang tidak melakukan praktek jual beli tanah
hanya 215 kepala keluarga, sedangkan yang melakukan praktek jual beli tanah
63
Berdasarkan beberapa butir pertanyaan kepada masyarakat Desa Lapoa
Tabel 4.3
Mengetahui
69
Otje Salman dan Anthon F.Susanto, Sosiologi Hukum, Bandung 2012, hlm 50.
64
2. Apakah Bapak dan Ibu 19 1
PPAT?
Jumlah 23 37
dari 20 orang masyarakat Desa Lapoa dan Desa telutu Jaya. Yang
rendah.
seseorang mengenai isi dari aturan hukum, mengenai isi, tujuan, dan
65
pertanyaan ini responden masyarakat dari Desa Lapoa dan Desa
Tabel 4.4
dihadapan PPAT?
PPAT?
Jumlah 6 57
orang masyarakat Desa Lapoa dan Desa telutu Jaya. Yang paham
66
terhadap Pemahaman Hukum hanya beberapa orang saja. 71 Jadi hal
71
Data Hasil Wawancara Penulis Yang Di Peroleh, Dari 6 Orang Responden Tentang
Pemahaman Hukum Masyarakat Terhadap Pentingnya Jual Beli Tanah Dihadapan PPAT Di Desa
Lapoa Dan Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada 12 April
2023.
72
Ibid hlm 16.
67
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, dapat dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 4.5
Jumlah 38 2
73
Data Hasil Wawancara Penulis Yang Di Peroleh, Dari 6 Orang Responden Tentang
Sikap Hukum Masyarakat Terhadap Pentingnya Jual Beli Tanah Dihadapan PPAT Di Desa Lapoa
Dan Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada 12 April 2023.
68
dijawab oleh responden penelitian ini dapat diketahui Sikap
butir pertanyaan ini responden masyarakat dari Desa Lapoa dan Desa
Tabel 4.6
74
Ibid hlm 16.
69
dihadapan PPAT?
Jumlah 29 11
Konawe Selatan :
masyarakat mengatakan bahwa lebih baik jual beli tanah itu tidak
mengetahui apa itu jual beli tanah melalui PPAT, apalagi berurusan
75
Data Hasil Wawancara Penulis Yang Di Peroleh, Dari 6 Orang Responden Tentang
Perilaku Hukum Masyarakat Terhadap Pentingnya Jual Beli Tanah Dihadapan PPAT Di Desa
Lapoa Dan Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada 12 April
2023.
76
Wawancara Masyarakat Desa Lapoa KecamatanTinanggea Kabupaten Konawe Selatan,
Pada 12 April 2023.
70
dengan PPAT langsung sangat rumit mengurusnya, Karena saya
cuman tamatan SMP dan tidak tau menau tentang jual beli tanah
ada saksi-saksi yang melihat kita untuk jual beli tanah.” 77 Dan 2
itu sudah hal biasa, kebanyakan orang menjual itu karena hanya
77
Ibid hlm 14.
78
Wawancara Masyarakat Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe
Selatan, Pada 12 April 2023.
71
baru bertemu dengan pemerintah kalau saling membutuhkan itu
dapat ditempuh oleh pembeli agar jual beli tanah di Desa Lapoa ini
jual beli tanah tanpa akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
sertifikat.
72
kesadaran masyarakatnya dalam jual beli tanah di hadapan Pejabat
Akta Tanah (PPAT), Kepala Desa saja tidak tahu sama sekali mereka
harus ada perjanjian antara kepala desa penjual dan pembeli. 80 Tetapi
kesadaran masyarakat Desa Telutu Jaya memang belum ada sama sekali
80
Wawancara Kepala Desa Telutu Jaya Kec.Tinanggea Kab.Konawe Selatan, Pada 12
April 2023.
73
kesadarannya sangat kurang sekali untuk jual beli tanahnya melalui
Pembuat Akta Tanah (PPAT), tetapi ada dua desa yaitu desa Lapoa dan
Desa Telutu Jaya yang selalu tidak mendengarkan pemerintah buat jual
Tinanggea, dan Pejabat Pembuat Akta tanah juga sudah melayani Akta
Jual Beli melalui Kepala Desanya masing-masing. Jadi dimana dua desa
ini tidak selalu jual beli tanahnya melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah
dalam jual beli tanah di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
81
Wawancara Kepala Camat Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada 10 April 2023.
74
Dalam Melakukan Jual Beli Tanah di Hadapan Notaris dan Pejabat Pembuat
Akta Tanah. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, ada
hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Desa Lapoa dan di Desa
Telutu Jaya. Yang dimana responden 20 orang masyarakat, Kepala Desa Lapoa
dan Kepala Desa Telutu Jaya, Kepala Camat Tinanggea serta Notaris
Hasil wawancara dari 20 orang masyarakat Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya,
Faktor yang menjadi penghambat masyarakat dalam melakukan jual beli tanah
penghambat masyarakat dalam melakukan jual beli yaitu masalah ekonomi dan
75
lapoa mengatakan bahwa faktor yang menjadi penghambat adalah masalah
biaya yang sangat mahal, dikarenakan dalam mengurus Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) di Kantor Pertanahan itu sangat susah dan tidak gampang dan
terkendalanya difaktor ekonomi. Lebih baik jual beli tanah tidak melalui PPAT
dari pada keluar biaya yang sangat mahal dan kalaupun menjual tanah tidak
melalui PPAT tidak ada permasalahan dikemudian harinya nanti dan tidak ada
untuk mendaftarkan hak milik atas tanah, ini dilihat dari responden
tanahnya.
Konawe Selatan :
dalam melalukan jual beli tanah di hadapan Notaris atau Pejabat Akta Tanah
adalah faktor biayanya yang sangat mahal, dan terkendala waktu yang sangat
82
Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya Tentang
Faktor Penghambat Masyarakat Dalam Melakukan Jual Beli di Hadapan Notaris dan Pejabat Akta
Tanah, Pada 12 April 2023.
76
lama untuk mengurusnya dikarenakan masyarakat Desa Lapoa itu berfikir dua
kali untuk mengurus Akta Tanah di Kantor Pertanahan itu membutuhkan biaya
yang sangat mahal bukan hanya ratusan tetapi jutaan rupiah, bukan mereka
malas untuk mengurusnya tetapi itu mereka mengingat biaya, mereka juga
Pejabat Akta Tanah adalah faktornya tidak tahu cara pengurusannya atau
83
Hasil Wawancara Dengan Kepala Desa Lapoa Tentang Faktor Penghambat Masyarakat
Dalam Melakukan Jual Beli di Hadapan Notaris dan Pejabat Akta Tanah, Pada 12 April 2023.
77
menggunakan biaya yang mahal, masyarakat Telutu Jaya menghindari PPAT
dan Notaris yang mahal karena ada biaya Akta Jual Beli dan biaya segala
dengan biaya yang mahal dalam mengurus Akta Jual Beli di Kantor
Pertanahan. Jadi di Desa Telutu Jaya masyarakatnya masih banyak sekali jual
beli tanahnya tidak melalui PPAT, karena memang tidak ada sanksi dari
memiih jual beli dilakukan dengan akta dibawah tangan atau tanpa
mereka tidak melakukan jual beli melalui akta otentik karena proses
itu masih ada juga masyarakat tidak tahu tata cara atau prosedur jual
84
Hasil Wawancara Dengan Kepala Desa Telutu Jaya Tentang Faktor Penghambat
Masyarakat Dalam Melakukan Jual Beli di Hadapan Notaris dan Pejabat Akta Tanah, Pada 12
April 2023.
78
Kepala Camat mengatakan faktor yang menjadi penghambat
masyarakat dalam melakukan jual beli tanah di hadapan Notaris dan Pejabat
masyarakat dalam melakukan jual beli tanpa di hadapan Pejabat Pembuat Akta
Tanah, dikarenakan biaya yang digunakan mengurus akta jual beli tanah
memang mahal biayanya dan tidak murah serta cara mengurusnya sangat
Pertanahan itu ditunjukkan syarat-syarat apa saja yang dibawa dan ada
Prakteknya ada situasi-situasi dan kondisi-kondisi dalam proses jual beli yang
para pihak yaitu penjual dan pembeli ketika hadir di hadapan PPAT. Padahal
PPAT akan menuangkan isi dari perjanjian jual beli para pihak termasuk harga
transaksi yang disampaikan oleh para pihak dalam Akta Jual Beli.
beli tanah di hadapan Notaris atau Pejabat Akta Tanah yaitu faktor ekonomi
dan biaya serta terkendala waktu yang lama. Peran PPAT dalam proses
peralihan hak atas tanah mulai dari melakukan pengecekkan fisik sertifikat ke
79
mengenai pengenaan biaya pajak yang timbul dari proses peralihan hak atas
tanah kepada para pihak yaitu penjual dan pembeli, membuatkan akta sesuai
Kantor Pertanahan.86
mengatakan Dimana Kantor Notaris bahwa kalau sertifikat yang mau balik
nama di kantor notaris ini harus memakai akta notaris, kalau misalnya ada yang
tidak memakai akta notaris itu biasanya desanya sendiri yang membuat jadi
dibuatkan akta notaris. Jadi ketika jual beli tanah di Kecamatan Tinanggea
harus memakai akta notaris. Jual beli tanah tidak bisa tidak memakai jual beli
tetapi harus juga memakai surat kepemilikan tanah dari desanya. Jadi biasanya
tanpa akta jual beli tanah dari desa itu desanya langsung yang berurusan di
kantor pertanahan tersebut. Jadi disini Kantor Notaris tidak berani mau
membuatkan langsung akta jual beli dikarenakan jual beli tersebut tidak ada
perjanjian antara Kepala Desa dan Pejabat Pembuat Akta tanah (PPAT).
orang masyarakat Desa Telutu Jaya pada penelitian ini mereka merasa aman
tanpa sertifikat tanah. Karena menurut mereka adanya saksi dan batas tanah
86
Hasil Wawancara Dengan Nurul Dari Tim Kantor Notaris Rahmawati Lallo Di
Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada 10 April 2023.
87
Wawancara Dengan Nurul Tim Kantor Notaris Rahmawati Lallo Di Kecamatan
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada 10 April 2023.
80
sudah cukup kuat sebagai alat bukti tanpa adanya sertifikat tanah. Hal ini
sendiri karena menurut mereka yang terpenting adalah adanya saksi-saksi dan
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya
memberikan respon yang baik yaitu setuju terhadap perilaku hukum yang
2. Adapun faktor yang menjadi penghambat masyarakat dalam jual beli tanah
di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Desa Lapoa dan Desa
Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea adalah : a). Faktor ekonomi dan biaya
melakukan jual beli tanpa dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
82
c). Faktor terkendala waktu yang lama, dan d). Faktor mereka tidak tahu
cara pengurusannnya.
B. Saran
1. Kepada Pemerintah Desa Lapoa dan Desa Telutu Jaya dan Kantor
pertanahan dan solusi terkait dengan banyaknya praktek jual beli tanah tidak
harus ditingkatkan melalui peran Kantor Pertanahan dan Kepala Desa dalam
kesadarannya dalam jual beli tanah di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT).
2. Disarankan kepada Masyarakat agar dalam melakukan jual beli tanah harus
hari.
83
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendaftarannya, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2010).
Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia Dalam Arti Hukum, Graha Ilmu,
Jakarta.
Effendi Perangin, Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang
Praktis, Rajawali, Jakarta, 1989.
84
_ _ _ _ _ _ _ _ _ , Praktek Jual Beli Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994.
Erna Herlina, 2001, Pendaftaran Hak-hak atas Tanah Adat, Grafindo, Jakarta.
Soedharyo Soimin, Status Hak Dan Pembebasan Tanah, (Jakarta : Sinar Grafika,
2004).
85
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _, 1987, Sosiologi Hukum Dalam Kesadaran Hukum, Prestasi
Pustakarya, Jakarta.
Teguh samudera, 2004, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Edisi Pertama,
Bandung.
Urip Santoso, Pendaftaran Dan Peralihan Hak Atas Tanah , Jakarta, Kencana
Pernada, Media Group, 2010.
B. Peraturan Perundang-undangan
C. Sumber Lainnya :
1. Jurnal :
Damayanti, 2020, Perjanjian Jual Beli Tanah Yang Tidak Dilakukan DI Hadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dalam Lex Privatum Vol.
VIII/No.2, 2020.
Djoko Woloejo, Pengertian Isi Akta Jual Beli Tanah, Vol 3, No.2, PP.191, 2020.
86
Juliana Abdullah 2020. Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Pentingnya
Kepemilikan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah di Desa Bentengi
Kec.Mallawa Kab.Maros. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Mahrizal Hikam, 2019. Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai Wujud
Kesadaran Hukum di Desa Prawoto Sukalilo Kabupaten Pati. Skripsi
Program Studi Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
Mukti Fajar Yulianti Achmad 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Cetakan 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Soedharyo Soimin Pejabat Pembuat Akta Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, Vol.5,
No.1, 2018.
Wawancara Dengan Kepala Desa Lapoa dan Kepala Desa Telutu Jaya Kecamatan
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, Pada tanggl 12 April 2023.
2. Internet :
https://www.neliti.com/id/pubucations/peralihan-hak-atas-tanah-secara-benar-
menurut-peraturan-pemerintah-nomor-18-tahun-2021-dan-peraturan-
pemerintah-nomor-24-tahun-2016. diakses pada tanggal 22 Mei 201,
dikunjungi pada tanggal 08 Oktober 2022.
87
https://www.rumah.com.Akta-Jual-Beli-Tanah dikunjungi pada tanggal 15
Oktober 2022.
http://yusheri.blogspot.co.id/upaya-pemerintah-meningkatkan-peran.html
dikunjungi pada tanggal 22 November 2022.
Nanang Firdaus, “gambaran umum luas wilayah Desa Lapoa dan Telutu Jaya”.
https://telutujaya-desa-id, 10 Januari 2021, dikunjungi pada tanggal 14
Mei 2023.
88