Anda di halaman 1dari 6

Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Vitamin D3 yang Tidak Memiliki Izin Edar

BPOM

Mata Kuliah Hukum Bisnis

Disusun oleh :
Nayaka Zaqy H S 20312026
Kafka Nafisa 23312244
Surya Cipta P 23312280
Nayla Nur A 23312284
Qininari Laksmiprabha S 23312298

Mahasiswa Program Studi Akuntasi


Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia
Abstrak
Tingginya permintaan vitamin D3 menimbulkan celah bagi perusahaan komersial yang menjual
vitamin D3 tanpa izin edar BPOM, sehingga menimbulkan kerugian materil bagi konsumen.
Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen dan
tanggung jawab terkait hak informasi konsumen produk vitamin D3 tanpa izin edar BPOM.
Penelitian ini merupakan penelitian perlindungan konsumen dengan cara mengkaji kasus yang
berkaitan dengan topik permasalahan yang diteliti. Hasil pembahasannya, terdapat kegiatan
komersial yang melanggar hak perlindungan konsumen atas kebenaran informasi sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam kasus vitamin
D3 ini konsumen masih belum terlindungi, karena lemahnya kontrol pemerintah terhadap
kegiatan niaga, terutama kegiatan niaga yang dilakukan secara online, banyak sektor ekonomi
yang memanfaatkan jual beli online untuk melakukan tindakan menyimpang. Selain itu,
pelaksanaan tanggung jawab ganti rugi berupa ganti rugi juga belum terlaksana sesuai ketentuan,
hal ini disebabkan karena pelaku ekonomi sadar akan tanggung jawab atas kerugian yang
ditanggung konsumen.
Kata kunci : Perlindungan konsumen, vitamin D3, izin edar
PENDAHULUAN sehingga menjamin keamanan dan mutu
sebuah produk.
Untuk menunjang Kesehatan tubuh, banyak
orang yang memulai aktivitasnya dengan Sering terjadi, bahwa posisi konsumen
mengkonsumsi vitamin. Salah satunya hanya dianggap sebagai objek usaha.Adanya
adalah vitamin D3. Vitamin D3 UU Perlindungan Konsumen bertujuan
atau cholecalciferol adalah suplemen untuk untuk meningkatkan kesadaran konsumen
mencegah dan mengatasi kekurangan untuk melindungi diri, mengangkat harkat
vitamin D. Selain itu, vitamin dan martabat konsumen, menciptakan sistem
D3 juga membantu penyerapan kalsium dan perlindungan konsumen yang mengandung
fosfor di dalam usus.( dr. Meva unsur kepastian hukum, dan menumbuhkan
Nareza.2023). tetapi, Vitamin D3 memiliki kesadaran pelaku usaha. Namun pada
manfaat utama. Manfaat utama vitamin D3 prakteknya, masih banyak pelaku usaha
adalah membantu tubuh menyerap yang melanggar Undang Undang tersebut
kalsium dan fosfor yang penting untuk dengan melakukan kegiatan usaha yang
membangun dan menjaga tulang tetap kuat.( dilarang yakni memberikan informasi yang
dr. Airindya Bella. 2022). Melihat dari tidak jujur terkait produk vitamin D3 dengan
banyaknya manfaat Vitamin D3, ternyata tidak mencantumkan informasi secara
membuat banyak pelaku usaha mengambil lengkap pada penandaan. Contoh dari
keuntungan dengan menjual produk vitamin masalah yang terjadi dilapangan adalah
D3 yang tidak memiliki izin edar BPOM. Konsumen membeli vitamin D3 di sebuah
Peraturan BPOM ( Badan Pengawas Obat lapak jualan online. Namun setelah diteliti
dan Makanan ) nomor 27 tahun 2022 ternyata banyak terdapat salah ketik pada
terhadap izin edar di Indonesia mengatur kemasan tersebut, dan ketika akan
persyaratan dan prosedur untuk melakukan pengecekan BPOM dengan
mendapatkan izin edar bagi produk obat, memindai barcode, namun tidak terdapat
obat tradisional, kosmetik, suplemen informasi apapun terkait produk vitamin D3
kesehatan, dan pangan olahan. Bahwa dalam tersebut. Konsumen merasa kecewa karena
peraturan tersebut, Pelaku usaha di bidang vitamin tersebut menjadi tidak berguna
suplemen kesehatan yang ingin (Agustinus. 2021). Tindakan pelaku usaha di
mendaftarkan produknya harus terdaftar di atas tentu menimbulkan kerugian bagi pihak
BPOM dan memiliki nomor izin edar. Selain konsumen. Kerugiannya antara lain adalah
dari peraturan BPOM, pada Undang-Undang kerugian secara materil di mana konsumen
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan sudah mengeluarkan biaya untuk membeli
konsumen Pasal 8 ayat 1 menyebutkan vitamin D3 dengan tujuan untuk
bahwa “Pelaku usaha dilarang memproduksi mendapatkan manfaat dari vitamin D3
dan/atau memperdagangkan barang dan/atau tersebut, akan tetapi produk vitamin D3
jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai yang diterima tidak terdapat izin edar
dengan standar yang dipersyaratkan dan BPOM sebagai jaminan keamanan mutu
ketentuan peraturan perundang-undangan” produk tersebut, sehingga kandungan dari
oleh karena itu, peraturan mengenai izin produk vitamin D3 tersebut menjadi
edar dinilai sangat penting untuk pertanyaan. Perlindungan hukum bagi
mewujudkan produk produk yang memenuhi konsumen dikenal hak -hak konsumen yang
standar nasional maupun internasional harus dilindungi, yakni ; hak keamanan dan
keselamatan, hak atas informasi, hak untuk Adapun 2 jenis hukum yaitu hukum tertulis
memilih, hak untuk didengar, dan hak atas dan hukum tidak tertulis. Hukum tidak
lingkungan hidup. Jika kasus penjualan tertulis contohnya seperti hukum adat yang
vitamin D3 tanpa izin edar BPOM dikaitkan terdapat pada Masyarakat atau daerah
dengan kelima hak konsumen tersebut, maka tertemtu. Sedangkan hukum tertulis
kasus tersebut melanggar hak konsumen, contohnya seperti UU No.8 tahun 1999
yakni hak atas informasi. Dengan demikian, tentang perlindungan konsumen yang kit
konsumen membutuhkan suatu perlindungan ulas saat ini.
hukum atas beredarnya produk vitamin D3
Perkembangan yang pesat pada sektor
tanpa izin edar, sekaligus melakukan
perekonomian di Indonesia perlu diimbangi
tindakan yang dilarang bagi pelaku usaha.
dengan hukum serta peraturan yang
Hal ini dikarenakan produk tersebut tidak
melindungi kegiatan perekonomian. Peran
memberikan informasi secara jujur, benar
konsumen begitu besar pada kegiatan ini,
dan jelas terhadap kondisi barang tersebut.
maka perlu hukum perlindungan konsumen.
RUMUSAN MASALAH Pada kasus ini, pelaku usaha memalsukan
informasi mengenai izin BPOM pada
 Apa tanggung jawab hukum atas hak
vitamin D3. Konsumen memiliki hak untuk
informasi badan usaha terkait mendapatkan informasi produk dengan
peredaran produk vitamin D3 yang sebenar-benarnya.
tidak memiliki izin edar BPOM?
 Bagaimana perlindungan hukum Pelaku usaha membuka celah pemalsuan
yang seusai dengan UU No. 8 tahun vitamin D3 pada saat permintaan konsumen
1999 terkait kasus ini? meningkat. Konsumen berekspetasi
mendapatkan vitamin D3 yang original dan
TUJUAN PENELITIAN sudah memiliki izin edar dari BPOM.
 Untuk mengetahui tanggung jawab Dengan mengetahui seperti ini pastinya
hukum mengenai ha katas informasi konsumen akan merasa kecewa dan
badan usaha terkait peredaran produk dibohongi oleh pelaku usaha.
vitamin D3 yang tidak memiliki izin Informasi adalah hal yang terpenting hal ini
edar BPOM. harus diperhatikan karena jika ada informasi
 Untuk mengetahui kebijakan yang yang salah tentang hal itu produk yang
diatur dalam UU No. 8 tahun 1999 dijual oleh pedagang merugikan konsumen
mengenai kasus perlindungan berarti pelanggaran terhadap konsumen dan
konsumen. ketertiban konsumen mendapatkan wawasan
HASIL PENELITIAN tentang produk benar karena informasi. Hal
ini memungkinkan konsumen untuk memilih
Tanggung jawab hukum atas hak suatu produk diinginkan dan sesuai
informasi badan usaha terkait peredaran kebutuhan dan menghindari kerugian
produk vitamin D3 yang tidak memiliki karena kesalahan dalam penggunaan produk.
izin edaar BPOM.
Terkait dengan vitamin D3, yang tidak
Seperti apa yang kita ketahui bahwa memiliki izin edar BPOM, penulis
Indonesia merupakan negara hukum. bentuknya, perusahaan melanggar hak-hak
konsumen hak untuk menerima informasi Konsekuensi hukum terhadap pelanggaran
yang benar, jelas dan jujur mengenai status Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen berupa
barang dan/atau jasa saat Anda memindai pemberian ganti kerugian, sanksi pidana dan
kode batang kemasan produk vitamin D3 administratif, serta penghentian peredaran
yang dijualnya pedagang tidak melihat produk.
informasi yang relevan produk termasuk izin
Pelaku usaha vitamin D3 seharusnya
edar BPOM yang Barcode harus berisi
memperhatikan ketentuan Pasal 8 ayat 1 UU
informasi Izin edar BPOM. Oleh karena itu,
Perlindungan Konsumen, tentang larangan
tidak kebenaran informasi yang terkandung
bagi pelaku usaha dalam kegiatan produksi.
dalam kode barcode melanggar benar, jelas
Ketentuan tersebut yaitu pelaku usaha
dan informasi bagi konsumen Sungguh-
dilarang memproduksi dan/atau
sungguh.
memperdagangkan barang dan/atau jasa
Perlindungan hukum yang sesuai dengan yang:
UU No.8 tahun 1999.
a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai
Penegakan hukum dalam kasus hak dan dengan standar yang dipersyaratkan
kewajiban konsumen, hak dan kewajiban dan ketentuan peraturan
pengusaha, kegiatan yang dilarang oleh perundangundangan;
pedagang, tanggung jawab dan pelatihan b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi
wirausaha dan pengawasan negara diatur bersih atau netto, dan jumlah dalam
dalam UU Pertahanan Konsumen yang hitungan menurut ukuran yang
tujuannya menyediakan perlindungan hak- sebenarnya;
hak konsumen termasuk konsumen yang c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran
membeli produk Vitamin D3 yang tidak timbangan dan jumlah dalam
mempunyai izin edar BPOM. Setiap orang hitungan menurut ukuran yang
adalah konsumen orang/badan hukum yang sebenarnya;
mengakuisisi dan/atau menggunakan d. Tidak sesuai dengan kondisi,
produk/jasa asal oleh para pedagang dan jaminan, keistimewaan atau
bukan untuk mereka diganti. kemanjuran sebagaimana dinyatakan
dalam label, etiket atau keterangan
Dalam pasal 4 UU No. 8 tahun 1999
barang dan/atau jasa tersebut;
dijelaskan bahwa hak konsumen meliputi
e. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan,
keamanan, kenyamanan dan keselamatan
komposisi, proses pengolahan, gaya,
dalam penggunaan barang atau jasa. Jika
mode, atau penggunaan tertentu
konsumen diberi obat atau suplemen yang
sebagaimana dinyatakan dalam label
tidak sesuai dengan izin edar BPOM maka
atau keterangan barang/jasa tsb.
pelaku usaha belum mengindahkan UU
tersebut. Pada pasal tersebut tercantum juga
hak konsumen untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/atau https://bpkn.go.id/
penggantian, apabila barang dan/atau jasa
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya.
Ketidakjujuran para pelaku usaha dengan https://www.pom.go.id/berita/bpom-tindak-
menambahkan barcode yang tidak lanjuti-temuan-obat-tradisional-suplemen-
mengandung informasi terkait produk kesehatan-kosmetika-berbahaya-dan-
Vitamin D3 selain menyebabkan kerusakan vitamin-ilegal-di-tahun-2021-2022
kepada konsumen, tidak ada alasan juga ada https://bpkn.go.id/
ketertiban dalam operasi bisnis. Pelaku
usaha harus memperhatikan hak-hak
konsumen, salah satunya adalah hak
informasi yang benar, jelas dan jujur kondisi
dan jaminan barang dan/atau layanan yang
dijelaskan dalam Pasal 4 UU Konsumerisme
Rotasi produk Vitamin D3 yang tidak
mempunyai izin edar BPOM mempunyai
dampak buruk kepada konsumen yaitu
berupa kerugian materiil karena produk
yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan
mereka. Hal ini karena data yang salah
dalam kode batang. Produk vitamin D3 toko
memiliki nomor kode batang izin edar, tapi
begitu barcodenya di-scan, itu tidak lagi
tercantum informasi izin edar produk
vitamin BPOM D3, yang menyebabkan
kerugian bagi konsumen.
KESIMPULAN
Ketidaksesuaian informasi mengenai ixin
edar BPOM yang diberikan pelaku usaha
Vitamin D3 dapat merugikan pembeli.
Perbuatan pelaku melanggar UU No.8
Tahun 1999 Pasal 4. Pasal 4 ini mengandung
isi mengenai hak konsumen atas informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi
dan barang/jasa. Pelanggaran Pasal 4 ini
memiliki konsekuensi yang harus
ditanggung pelaku usaha. Konsekuensinya
berupa ganti rugi, sanksi pidana
administrative, serta penghentian
pengedaran produk.

6809-19442-1-PB.pdf https://bpkn.go.id/
https://jdih.pom.go.id/download/product/84
0/17/2019

Anda mungkin juga menyukai