Anda di halaman 1dari 2

PAPER HUKUM

PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS HAK INFORMASI DALAM TRANSAKSI


ONLINE DI SHOPPEE

Disusun Oleh :
Silvia Putri Anggraini
1900024090

Paper ini Disusun untuk Mata Kuliah


Hukum Perlindungan Konsumen

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
TAHUN 2022
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi yang semakin maju membuat perubahan kebiasaan dalam bertransaksi
jual beli. Sebelumnya kebiasaan masyarakat bertransaksi dengan cara jual-beli secara langsung
atau adanya pertemuan antara penjual dan pembeli. Sekarang transaksi itu menjadi transaksi
online, tidak bertemunya penjual dan pembeli secara langsung namun melalui teknologi
informasi yang di sambungkan dengan internet. Transaksi online sekarang dijadikan metode jual-
beli yang sering dilakukan oleh masyarakat jaman sekarang di Indonesia. 1 Para produsen atau
pelaku usaha akan mencari keuntungan yang setinggitingginya sesuai dengan prinsip ekonomi.
Prasasto mengemukakan empat contoh elemen yang mempengaruhi perilaku bisnis menjadi tidak
sehat, yaitu konglomerasi, kartel/trust, insider trading, dan persaingan tidak sehat/curang.
Sekurang-kurangnya ada empat bentuk perbuatan yang lahir sebagai akibat dari tidak sehatnya
praktik bisnis seperti diatas, yaitu menaikkan harga, menurunkan mutu, dumping dan
memalsukan produk. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka konsumen perlu dilindungi secara
hukum dari kemungkinan kerugian yang dialaminya karena praktik bisnis curang tersebut. Bisnis
identik dengan adanya customer, hal ini adalah bagian dari interaksi dalam menjalankan kegiatan
perekonomian atau bisnis dan biasanya disebut dengan konsumen, yaitu penikmat dari produk
yang dihasilkan oleh pebisnis atau pelaku usaha.
Dalam hidup bermasyarakat, manusia tidak pernah lepas dari konflik atau sengketa,
menyangkut pelanggaran hak-hak konsumen. Apalagi dalam kegiatan bisnis maka perlu ada
perlindungan, khususnya konsumen. Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk lain dan
tidak diperdagangkan. Dasar hukum dari perlindungan konsumen adalah Nomor 8 Tahun 1999.
Praktiknya sering sekali terjadi dalam transaksi online, hak atas informasi konsumen tidak
terpenuhi. Konsumen ketika melakukan transaksi online tidak informasi terbuka dan sebenar-
benarnya mengenai barang yang diperdagangkan. Mengakibatkan timbul permasalahan dalam
transaksi online, seperti iklan yang tidak sesuai dengan nyatanya, barang yang tidak sesuai
dengan apa yang telah diperjanjikan dan tidak adanya kebijakan pelaku usaha dalam memberikan
informasi yang benar serta ganti kerugian keapada konsumen. Pelaku usaha dalam hal
menawarkan produknya dengan cara memberikan informasi yang semenarik mungkin kepada
calon konsumen di situs online penjualannya sedangkan informasi yang tertera pada iklan
dengan kenyataannya tidak sesuai. Misalkan pembelian pakaian secara online, dalam iklanya
dijelaskan bahwa foto yang di iklan merupakan foto dari produk aslinya serta keterangan
mengenai bahan dari pakaian tersebut dan kondisinya.

1
Rifan Adi Nugraha, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Transaksi Online”, terdapat dalam
https://www.neliti.com/id/publications/23092/perlindungan-hukumterhadap-konsumen-dalam-transaksi-online diakses terakhir
tanggal 6 Juni 2022 pukul 2022

Anda mungkin juga menyukai