Anda di halaman 1dari 2

STUDI TENTANG MINAT BACA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNY Deni Hardianto*

Dari penelitian ditemukan bahwa; (1) minat membaca mahasiswa FIP, secara umum termasuk dalam
kategori rendah, (2) aktivitas mahasiswa dikampus adalah menunggu di depan kelas, hanya sebagian
kecil mahasiswa yang memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku atau ke berkunjung ke
perpustakaan. (3) buku yang paling disukai mahasiswa FIP untuk dibaca adalah jenis buku-buku popular
(buku politik, buku pelatihan, buku pendidikan popular, buku-buku motivasi) sedangkan untuk teks
ilmiah kurang diminati aspek desain dan layout kurang menarik, (4) intensitas waktu yang diluangkan
mahasiswa dalam membaca buku relatif rendah, yaitu kurang dari 1 jam tiap harinya bahkan ada yang
tidak perna sama sekali meluangkan waktu untuk membaca, kecuali menjelang ujian, (5) faktor yang
menghambat mahasiswa dalam membaca, yang paling besar adalah berasal dari dalam diri mahasiswa
yang ditunjukan dengan kebiasaan atau kegemaran membaca yang masih rendah

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310873/penelitian/
Studi+Tentang+Minat+Baca+Mahasiswa+FIP+UNY_0.pdf Diunduh: 4 Januari 2021

Silakan diskusikan kutipan abstrak penelitian di atas. Tuangkan pendapat Anda tentang hasil penelitian
tersebut. Solusi apa yang dapat Anda berikan untuk mengubah minat membaca mahasiswa agar menjadi
lebih baik? Sertakan pendapat Anda dengan contoh dan teori-teori pendukung dari berbagai sumber
(buku, jurnal, undang-undang, atau ayat/pasal dari kitab suci: Hindu, Budha, Kristen, Islam, dll).

Salam Success,

Ijin untuk menyampaikan pendapat tentang materi diskusi sesi 3.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, didapatkan hasil
sebagai berikut:

1. Minat membaca mahasiswa FIP, secara umum termasuk dalam kategori rendah.
2. Aktivitas mahasiswa dikampus adalah menunggu di depan kelas, hanya sebagian kecil mahasiswa
yang memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku atau ke berkunjung ke perpustakaan.
3. Buku yang paling disukai mahasiswa FIP untuk dibaca adalah jenis buku-buku popular (buku
politik, buku pelatihan, buku pendidikan popular, buku-buku motivasi) sedangkan untuk teks
ilmiah kurang diminati aspek desain dan layout kurang menarik
4. Intensitas waktu yang diluangkan mahasiswa dalam membaca buku relatif rendah, yaitu kurang
dari 1 jam tiap harinya bahkan ada yang tidak perna sama sekali meluangkan waktu untuk
membaca, kecuali menjelang ujian,
5. Faktor yang menghambat mahasiswa dalam membaca, yang paling besar adalah berasal dari
dalam diri mahasiswa yang ditunjukan dengan kebiasaan atau kegemaran membaca yang masih
rendah.

Secara umum minat membaca mahasiswa FIP termasuk dalam kategori rendah, hal ini
ditunjukan dengan angka 79.20%.

Senada dengan fenomena diatas, pada tahun 2016 Central Connecticut State University melakukan riset
di Indonesia, dan hasilnya Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi
rendah. Sedangkan data statistik dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization (UNESCO) menyatakan minat baca masyarakat Indonesia, sangatlah memprihatinkan yaitu
hanya 0,001%. Artinya adalah hanya ada satu orang Indonesia yang rajin membaca dari 1.000 orang di
negeri ini.

Melihat besarnya masalah ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek) membentuk Tiga pilar utama menjadi acuan untuk mengawal kesuksesan
program agar dapat berjalan dengan baik hingga ke pelosok tanah air.

Ketiga pilar itu adalah:

1. Pemilihan dan perjenjangan.


Kemendikbudristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu sesuai dengan
minat baca.
2. Cetak dan distribusi.
Kemendikbudristek menyediakan dan mendistribusikan buku bacaan ke daerah yang memiliki
nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah.
3. Pelatihan dan pendampingan.
Menurut Mendikbudristek, kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan terletak pada
kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola buku bacaan dan
memanfaatkan buku bacaan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa.

Dengan adanya program tersebut, akan terbentuk empat kompetensi yang mencakup kemampuan
berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Dampak besar dari budaya literasi adalah
meningkatnya kualitas karakter menjadi lebih religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Sumber:

- Materi Tuton Sesi 3


- Modul Bahasa Indonesia (Anang Santoso dkk)
- https://m.lampost.co/berita-riset-unesco-sebut-minat-baca-indonesia-0-001-persen.html

Anda mungkin juga menyukai