Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

HUKUM KEBIJAKAN PUBLIK

EVALUASI TERHADAP PRODUK KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

OLEH:

I MADE SURYA PUTRA WINATA

NIM. 2104551459

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2023
Kebijakan Gubernur Bali mengenai

Larangan Wisatawan Asing untuk Sewa Kendaraan di Bali

Sumber: Rindi Salsabilla. 2023. “Geger Gubernur Bali Larang


Turis Asing Pinjam-Sewa Motor”. CNBC Indonesia.
(https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230314105013-33-
421464/geger-gubernur bali-larang-turis-asing-pinjam-sewa-
motor)

Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan daerah yang dikeluarkan langsung oleh Bapak
Gubernur Bali. Dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali Bapak I Wayan Koster
yang mengatakan turis mancanegara atau turis asing dilarang untuk menyewa sepeda motor. Hal
ini menuai pro dan kontra, jika dilihat dari segi kontra kebijakan ini sangat merugikan para
pengusaha dibidang rental motor yang ada di bali. Namun, jika dilihat dari sudut pandang pro
dengan adanya kebijakan ini dapat membuat terkurangnya pengendara sepeda motor turis yang
sangat arogan jika melintas dan dapat menertibkan bali dari banyaknya turis yang melanggar lalu
lintas, serta dapat mengurangi kemacetan yang ada di bali.

A. Formulasi terhadap Kebijakan Gubernur Bali mengenai Larangan Wisatawan Asing


untuk Sewa Kendaraan di Bali
I Wayan Koster melarang wisatwan asing menyewa sepeda motor ketika berlibur di Bali.
Larangan ini lantaran wisatawan asing dinilai kerap ugal-ugalan di jalan. Pemerintah Daerah
Provinsi Bali akan mengesahkan aturan yang melarang turis asing untuk menyewa motor.
Larangan tersebut menyusul banyaknya turis asing yang melanggar peraturan lalu lintas di
provinsi tersebut. Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, wisatawan mancanegara
(wisman) atau turis asing akan dilarang menyewa sepeda motor.
Bila perda tersebut telah disahkan, turis asing tidak diizinkan lagi meminjam atau menyewa
sepeda motor. Mereka hanya diperkenankan menggunakan mobil-mobil dari travel untuk
bepergian atau berjalan-jalan di Pulau Dewata. "Pertama mengenai kepariwisataan Bali. Jadi,
sudah ada peraturan gubernur (pergub) Bali, mengenai tata kelola pariwisata Bali. Jadi para
wisatawan itu, tidak dibolehkan lagi, menggunakan sepeda motor atau apa yang bukan dari
travel agent," terang Koster, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (14/3/2023). "Jadi minjam
atau nyewa sepeda motor tidak dibolehkan lagi. Kenapa sekarang diterapkan, karena kalau
waktu pandemi Covid-19, tidak mungkin, turisnya tidak ada. Sekarang mulai ditata," tegasnya.
Di sisi lain, Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra menegaskan, pihaknya siap menindak
para turis asing yang ugal-ugalan dan melanggar aturan lalu lintas. Polda Bali juga memberikan
edukasi kepada pemilik rental kendaraan yang menyewakan motornya kepada turis asing.
Berdasarkan data Polda Bali, dalam satu minggu saja, terdapat 171 pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan warga negara asing (WNA) di Bali. Angka tersebut sangat tinggi, padahal hanya
dalam periode satu minggu.
B. Implementasi terhadap Kebijakan Kebijakan Gubernur Bali mengenai Larangan
Wisatawan Asing untuk Sewa Kendaraan di Bali
Melihat atas pemaparan pada formulasi tersebut, adapun implementasi terhadap kebijakan
kebijakan gubernur bali mengenai larangan wisatawan asing untuk sewa kendaraan di bali,
yang dimana secara ekplisit telah dijelaskan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 28 Tahun
2020 Tentang Tata Kelola Pariwisata Bali pada Bab Iii Tata Kelola Usaha Pariwisata Pasal 7
yang menjelaskan bahwa “Wisatawan yang berkunjung ke Bali merupakan wisatawan yang
berkualitas, yaitu:
a. menghormati nilai-nilai budaya, tradisi, dan kearifan lokal;
b. ramah lingkungan;
c. waktu tinggal lebih lama;
d. berbelanja lebih banyak;
e. memberdayakan sumber daya lokal;
f. melakukan kunjungan ulang; dan
g. berperilaku tertib dengan selalu menggunakan sarana transportasi usaha jasa perjalanan
wisata”.

Pada ketentuan huruf g pasal 7 dijelaskan bahwasannya berperilaku tertib dengan selalu
meggunakan sarana tranportasi usaha jasa perjalanan wisata, maksud dari frase tersebut adalah
mengacu pada sikap disiplin dan patuh dalam menggunakan layanan transportasi yang
disediakan oleh perusahaan atau usaha jasa perjalanan wisata. Makna dari perilaku ini adalah
tentang pentingnya tindakan yang teratur dan patuh terhadap aturan yang berlaku dalam
penggunaan sarana transportasi saat melakukan perjalanan wisata. Ini termasuk mematuhi
jadwal keberangkatan, menghormati aturan yang diberlakukan oleh penyedia jasa perjalanan,
serta menjaga kebersihan dan keamanan dari sarana transportasi yang digunakan. Perilaku ini
menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama penumpang, serta
menghormati usaha dan layanan yang disediakan oleh perusahaan jasa perjalanan wisata.
Dengan berperilaku tertib dalam menggunakan sarana transportasi, kita dapat membantu
menjaga kenyamanan, keamanan, dan kelancaran perjalanan wisata bagi semua pihak yang
terlibat.
Oleh karena itu mengenai kebijakan tersebut memang belum di implementasikan ke dalam
Peraturan Perundang-undangan namun kebijakan tersebut adanya keterkaitan yang terdapat
dalam Pergub Bali 28 Tahun 2020 dan selain itu terdapat pula Perda Provinsi Bali Nomor 5
Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali yang dinilai
sebagai jawaban demi membuat wisatawan di Pulau Dewata aman dan nyaman.

C. Evaluasi Terhadap Kebijakan Kebijakan Gubernur Bali Mengenai Larangan


Wisatawan Asing Untuk Sewa Kendaraan Di Bali
Kebijakan larangan wisatawan asing untuk menyewa kendaraan di Bali memiliki beberapa
konsekuensi yang perlu dievaluasi. Dari sudut pandang positif, kebijakan ini berpotensi
mendukung pengemudi lokal dan mengurangi kemacetan serta polusi udara dengan
mengurangi jumlah kendaraan di jalan. Selain itu, hal ini dapat mendorong wisatawan untuk
menggunakan layanan transportasi umum atau layanan transportasi berbasis lokal, mendukung
ekonomi lokal yang lebih luas.
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan beberapa masalah. Pembatasan akses wisatawan
asing dalam menyewa kendaraan dapat membatasi kenyamanan dan kebebasan berwisata
mereka. Selain itu, hal ini dapat mengurangi daya tarik wisata Bali, mempengaruhi industri
persewaan mobil serta berdampak pada pengeluaran wisatawan yang harus mengandalkan opsi
transportasi lain yang mungkin lebih mahal. Evaluasi yang komprehensif harus
mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat lokal dan dampak pada industri pariwisata
serta pengalaman wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai