Anda di halaman 1dari 19

1

HUBUNGAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN


KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LABOY JAYA
1 3
Ummi Kalsum , Dhini Anggraini Dhilon, Milda Hastuty
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai Riau

xii + 48 Halaman + 6 Tabel + 4 Skema + 7 Lampiran,

ABSTRAK

Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) akan
cenderung melahirkan bayi BBLR. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Kurang
Energi Kronis ibu hamil dengan kejadian Bayi BBLR di Wilayah Puskesmas Bangkinang
Tahun 2021. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitantif dengan
pendeatan case control study. Sample kasus diambil menggunakan teknik total sampling dan
sample kontrol menggunakan sistematik random sampling. Penelitian dilaksanakan di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkinang. Populasi penelitian seluruh bayi yang tercatat di dalam kohort
bayi pada bulan Januari sampai dengan Desember 2021. Bayi yang mengalami BBLR sebanyak
55 bayi dan yang tidak mengalami BBLR sebanyak 634 bayi, Instrument penelitian
menggunakan lembar checklist dan data sekunder, dan pengolahan data secara univariat dan
bivariat. Berdasarkan hasil analisis univariat dari 110 responden yang mengalami KEK pada saat
hamil sebanyak 71 orang (64.5%), sementara dari 110 responden dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok kasus terdapat 55 (50,0%) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
kelompok kontrol 55 (50,0%) bayi yang berat lahir normal. Berdasarkan analisa bivariat
dengan uji chi square diperoleh p value 0,001 (p ≤ 0,05), artinya Ha diterima, ada hubungan
Kurang Energi Kronis pada ibu hamil dengan kejadian Bayi BBLR di Wilayah Puskesmas
Laboy Jaya. Disarankan bagi Puskesmas Laboy Jaya agar lebih mengupayakan penanganan
KEK ibu hamil mulai dari saat kunjungan kehamilan seperti pemberian makanan tambahan dan
tablet zat besi selama kehamilan sehingga dapat menurunkan kejadian bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).

Kata kunci : Kurang Energi Kronis (KEK) Ibu hamil, BBLR.


Daftar bacaan : 30 referensi (2012- 2021)
2

BAB I BBLR di dunia yaitu 20 juta


PENDAHULUAN (15,5%) setiap tahunnya, dan negara
A. Latar Belakang berkembang menjadi kontributor
Masalah gizi di Indonesia masih terbesar yaitu sekitar 96,5%. BBLR
merupakan masalah kesehatan merupakan salah satu masalah utama
masyarakat yang utama dan di negara berkembang. India adalah
merupakan penyebab kematian ibu salah satu negara dengan tingkat
dan anak secara tidak langsung. tertinggi kejadian BBLR Sekitar
Angka Kematian Ibu (AKI) dan 27%. Asia memiliki total kejadian
Angka Kematian Bayi (AKB) serta bayi dengan BBLR yaitu sekitar 28%
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Supariasa, 2020).
(BBLR) yang tinggi ditentukan oleh Berdasarkan data dari Riset
status gizi ibu hamil. Ibu hamil Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
dengan status gizi buruk atau Tahun 2020 angka bayi Berat Badan
mengalami Kurang Energi Kronis Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia
(KEK) akan cenderung melahirkan pada Tahun 2018 adalah sebanyak
bayi BBLR. Bayi dengan Berat 5,7% meningkat pada Tahun 2019
Badan Lahir Rendah memiliki risiko menjadi sebesar 6,2% dari target
lebih tinggi mengalami kematian, Tahun 2020 yaitu 8%. Sedangkan di
keterlambatan pertumbuhan Provinsi Riau Tahun 2020 prevalensi
perkembangan selama masa kanak- kejadian bayi BBLR adalah sebesar
kanak dibandingkan dengan bayi 6,1% dimana persentase bayi BBLR
yang tidak BBLR (Sumiaty & Restu, di desa sebesar 11,2% lebih tinggi
2020). dibandingkan kejadian bayi BBLR di
Bayi Berat Badan Lahir Rendah perkotaan yaitu 9,4%. BBLR di
(BBLR) memiliki peluang lebih kecil Provinsi Riau juga menjadi penyebab
untuk bertahan hidup. Ketika mereka utama kematian neonatal (Riskesdas,
bertahan hidup, mereka lebih rentan 2020).
terhadap penyakit hingga mereka Berdasarkan data dari Dinas
dewasa. BBLR cenderung Kesehatan Provinsi Riau Tahun
mengalami gangguan perkembangan 2020, menyatakan bahwa BBLR
kognitif, retardasi mental serta lebih menduduki urutan kedua dari
mudah mengalami infeksi yang dapat sepuluh kasus perinatal terbanyak.
mengakibatkan kesakitan atau Dari keseluruhan Kabupaten yang
bahkan kematian. Dampak lain yang ada di Provinsi Riau kasus BBLR
muncul pada orang dewasa yang tertinggi berada di Kabupaten Siak
memiliki bayi riwayat BBLR yaitu Sri Indrapura sebanyak 56 bayi
beresiko menderita penyakit (8,05%). Di Kabupaten Kampar
degeneratif yang dapat menyebabkan sebanyak 55 bayi (8.0%) diikuti kota
beban ekonomi individu dan Pekanbaru sebanyak 50 bayi (Dinkes
masyarakat (Pramono, 2019). Propinsi Riau, 2020).
Menurut World Health Berdasarkan Data dari Dinas
Organization (WHO), 2019 didalam Kesehatan Kabupaten Kampar
Supariasa, 2020 prevelensi kejadian laporan angka kejadian bayi BBLR
3

tertinggi dapat dilihat pada tabel


berikut :
Tabel 1.1 Kejadian Bayi BBLR di Kabupaten Kampar Tahun 2021
No Puskesmas Jumlah bayi Jumlah bayi BBLR Prevalensi
1 Bangkinang 689 55 8.0%
2 Siak hulu 1 663 30 6.8%
3 Kampar kiri 662 29 6.7%
4 Kampar timur 500 25 5.6%
5 Kampar utara 361 20 4.7%
6 Tapung 334 18 4.4%
7 XIII Koto Kampar II 206 18 4.0%
8 Gunung Sahilan I 352 14 2.8%
9 Kampar 690 10 2.3%
10 Perhentian Raja 1.019 8 1.0%
Jumlah 5.475 224 45,8%
Sumber :Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar 2021
Berdasarkan tabel 1.1 dapat sebanyak 662 orang dan jumlah
diketahui bahwa kasus BBLR BBLR terdapat 29 bayi dengan
tertinggi pada tahun 2021 berada di prevalensi 6,7%. Daerah Puskesmas
Puskesmas Bangkinang dengan Kampar Timur berada diurutan
jumlah 689 bayi dan jumlah BBLR keempat bayi BBLR dengan jumlah
terdapat 55 bayi dengan prevalensi bayi 500 orang dan jumlah BBLR
8,0%. Daerah Puskesmas Siak hulu 1 terdapat 25 bayi dengan prevalensi
berada diurutan kedua bayi BBLR 5,6%. Daerah Puskesmas Kampar
terbanyak ditingkat kabupaten Utara berada diurutan kelima bayi
kampar, jumlah bayi 663 orang dan BBLR dengan jumlah bayi 361
jumlah BBLR terdapat 30 bayi orang dan jumlah BBLR terdapat 20
dengan prevalensi 6,8%. Daerah bayi dengan prevalensi 4,7%
Puskesmas Kampar Kiri berada (Dinkes Kabupaten Kampar 2021).
diurutan ketiga dengan jumlah bayi
Tabel 1.2
Laporan kasus Bayi BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Laboy Jaya Dari Januari
– Desember Tahun 2021
No Desa/Kelurahan Jumlah Bayi Bayi BBLR Prevalensi
1 Pasir Sialang 225 9 4,0%
2 Laboy Jaya 71 7 3,5%
3 Suka Mulya 68 6 2,8%
4 Bukit Payung 67 6 2,7%
5 Bukit Sembilan 60 6 2,5%
6 Pulau Lawas 59 6 2,2%
7 Muara Uwai 54 5 2%
8 Pulau 43 5 1,9%
9 Binuang 42 5 1,7%
Jumlah 689 55 23,3 %
Sumber : puskesmas Laboy Jaya 2021
Berdasarkan data laporan kasus bayi BBLR dari 9 Desa. Kejadian
BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas BBLR tertinggi berada di Desa pasir
Bangkinang Tahun 2021 terdapat 55 Sialang dengan jumlah 225 bayi dan
4

yang BBLR sebanyak 9 bayi (4,0%) asupan lemak, asupan karbohirat


dibanding desa lain. Hal ini serta kurangnya asupan protein pada
membuktikan bahwa kejadian bayi ibu selama hamil (Aulia Ibti at.,al.
BBLR di Desa Pasir Sialang masih Tahun 2021).
tinggi (Puskesmas Laboy Jaya, Menurut World Health
2021). Organization (WHO), 2019 didalam
Salah satu faktor yang supariasa, 2020 melaporkan bahwa
menyebabkan bayi BBLR prevalensi wanita hamil yang
diantaranya Kekurangan Energi mengalami KEK sekitar 37-75%
Kronik (KEK) pada ibu hamil. Hal serta semakin meningkat seiring
ini bisa dilihat dan diukur dari tubuh dengan bertambahnya usia
ibu hamil yang terlihat sangat kurus kehamilan. 40% kematian ibu di
dan pengukuran Lingkar Lengan negara berkembang berkaitan dengan
Atas (LILA). Jika pengukuran LILA KEK. Ibu hamil yang menderita
kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil malnutrisi karena kekurangan protein
menderita KEK, namun jika LILA dan kalori yang berlangsung
ibu lebih dari 23,5 cm maka ibu menahun. Akhirnya pada saat proses
hamil tidak beresiko menderita KEK. persalinan berisiko menurunkan
Pada ibu hamil kondisi KEK adalah kekuatan otot yang berakibatkan
suatu kondisi seorang ibu hamil yang persalinan sulit dan lama, persalinan
menderita keadaan kekurangan kalori prematur/sebelum waktunya,
dan protein (malnutrisi) yang perdarahan post partum, serta
berlangsung menahun (kronis). Hal persalinan dengan tindakan cesar
ini mengakibatkan timbulnya cenderung meningkat (Supariasa,
gangguan kesehatan pada ibu selama 2020).
hamil. KEK pada kehamilan bisa Berdasarkan data profil Dinkes
meningkatkan resiko melahirkan Kabupaten Kampar Tahun 2021
bayi BBLR, kelahiran preterm, serta cakupan kunjungan K1 pada Tahun
kematian pada janin (Soliha, 2019). 2021 adalah sebesar 97,5% dan
Kekurangan Energi Kronik pada kunjungan K4 yaitu 90,6%. Angka
ibu hamil berisiko mendapatkan bayi ini menunjukkan persentase ibu yang
BBLR, risiko perdarahan sebelum memeriksakan kehamilan yang
dan saat persalinan, bahkan dapat cukup tinggi. Kejadian KEK pada
menyebabkan kematian ibu dan bayi ibu hamil terus mengalami
jika ibu hamil tersebut menderita peningkatan meskipun pemerintah
KEK sepanjang kehamilannya. Hal sudah melakukan program
ini tentu dapat memberikan penanggulangan KEK pada ibu hamil
sumbangan besar terhadap angka yaitu dengan Pemberian Makanan
kematian ibu bersalin, maupun angka Tambahan (PMT) yang berfokus
kematian bayi (Gulo, 2020). Dikutip pada zat gizi makro maupun zat gizi
dari Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, mikro bagi ibu hamil dengan tujuan
bahwa KEK juga memiliki hubungan menurunkan angka KEK pada ibu
yang signifikan terhadap kurangnya hamil namun angka kejadian KEK
pengetahuan gizi ibu selama hamil, masih tinggi (Profil Dinas Kesehatan
ketersediaan pangan, asupan energi, Kabupaten Kampar Tahun 2021).
5

Berdasarkan Riset kesehatan dasar hamil KEK sebanyak 14,5%


(Riskesdas, 2020) menunjukan (Kementerian Kesehatan, 2020).
bahwa masih tingginya pravelensi Hasil studi awal di Wilayah Kerja
kekurangan gizi pada ibu hamil di Puskesmas Bangkinang diperoleh
Indonesia, antara lain sebanyak data tentang jumlah kejadian bayi
17,3% ibu hamil dalam kondisi BBLR pada Tahun 2019 dan 2020.
Kurang Energi Kronis (Riskesdas, Terjadi peningkatan jumlah kejadian
2020). Seorang ibu hamil yang bayi BBLR yaitu pada Tahun 2019
mengalami KEK dapat ditandai dan sebanyak 20 kasus dari 620 bayi baru
dilihat dengan keluhan seperti lahir dan pada Tahun 2020 sebanyak
kelelahan secara terus-menerus, 59 kasus dari 850 bayi baru lahir.
merasa kesemutan, muka pucat, Berdasarkan hasil wawancara dengan
selera makan berkurang sehingga bidan desa setempat, faktor yang
membuat badan ibu terlihat kurus. mempengaruhi pertumbuhan dan
Sementara janin yang ada didalam perkembangan bayi dengan riwayat
rahim tidak mendapatkan nutrisi BBLR juga terlihat jelas dari hasil
yang cukup sehingga bisa posyandu bayi yang dilakukan setiap
menyebabkan janin tidak tumbuh bulannya, dimana berat badan yang
maksimal, perkembangan organ janin rendah ketika ditimbang dan bayi
akan terganggu dan menyebabkan dengan status gizi kurang karena
bayi yang dilahirkan mengalami ketidak sesuaian berat badan
BBLR, kejadian tersebut akan terhadap umur dibandingkan bayi
mempengaruhi pertumbuhan dan lahir normal yang memiliki berat
perkembangan bayi, kemampuan badan ideal sesuai dengan umur.
kognitif, dan bayi cenderung berisiko Bayi riwayat BBLR juga
mengalami kecacatan, serta dapat mempengaruhi kemampuan
berisiko bayi yang dilahirkan mati perkembangan motorik yang
(Supariasa, 2020). cenderung lebih lama dibanding bayi
Berdasarkan data Survei normal. Pada perkembangan bayi
Kesehatan Nasional, prevalensi KEK usia 8-12 bulan beberapa bayi sudah
cukup tinggi di Indonesia pada tahun mampu duduk dan merangkak maju
2018-2020 yaitu sebesar 40%. namun bayi dengan riwayat BBLR
Berdasarkan data kemenkes RI masih belum menunjukkan tanda-
(2020). Pemberian makanan tanda ingin duduk (Joesron, 2020).
tambahan (PMT) sangat diperlukan Dari uraian latar belakang maka
dalam rangka pencegahan KEK pada penulis bermaksud untuk melakukan
ibu hamil agar tidak meningkatnya penelitian tentang hubungan Kurang
kasus BBLR dan Balita Pendek. Energi Kronis pada ibu hamil
Indikator dan Target Program dengan kejadian bayi Berat Badan
Kesehatan Masyarakat dalam Lahir Rendah di Wilayah Kerja
Rencana Pembangunan Jangka Puskesmas Laboy Jaya.
Menengah Nasional (RPJMN) dan
Rencana Strategis (Renstra) tahun
2020-2024, terhadap persentase ibu
6

B. Rumusan Masalah 2. Aspek Praktis


Berdasarkan latar belakang di a) Bagi Institusi Pendidikan
atas, maka rumusan masalah Sebagai masukan dalam
penelitian ini yaitu “Apakah ada pembelajaran dan juga sebagai
hubungan Kurang Energi Kronis studi untuk menambah
pada ibu hamil dengan kejadian Bayi perpustakaan dan menjadi
Berat Badan Lahir Rendah di bahan bacaan untuk mahasiswi
Wilayah Kerja Puskesmas Laboy tentang hubungan kejadian
Jaya”. KEK pada ibu hamil dengan
C. Tujuan Penelitian BBLR.
1. Tujuan Umum b) Bagi Instansi Terkait
Tujuan penelitian ini adalah untuk Sebagai bahan rujukan bagi
mengetahui hubungan Kurang tenaga kesehatan khususnya
Energi Kronis pada ibu hamil tenaga kesehatan yang ada di
dengan kejadian Bayi BBLR di Puskesmas Laboy Jaya agar
Wilayah Puskesmas Laboy Jaya. lebih mengupayakan
2. Tujuan Khusus penanganan KEK mulai dari
a. Mengetahui distribusi saat kunjungan kehamilan
frekuensi KEK pada ibu hamil sehingga dapat menurunkan
dengan Kejadian bayi BBLR di kejadian Bayi Berat Lahir
Wilayah Puskesmas Laboy Rendah (BBLR).
Jaya
b. Mengetahui hubungan antara BAB III
Kurang Energi Kronis (KEK) METODE PENELITIAN
pada ibu hamil dengan A. Desain Penelitian
kejadian Bayi Berat Badan Penelitian ini menggunakan
Lahir Rendah (BBLR) di penelitian kuantitatif dengan
Wilayah Puskesmas Laboy pendekatan desain case control yaitu
Jaya suatu peneltian (survey) analitik yang
D. Manfaat Penelitian menyangkut bagaimana faktor resiko
1. Aspek Teoritis dipelajari dengan menggunakan
Diharapkan bagi peneliti pendekatan retrospective. Dengan
selanjutnya untuk menambah kata lain, efek (penyakit atau status
variabel serta cakupan wilayah kesehatan) diidentifikasi pada saat
penelitian yang lebih luas agar ini, kemudian faktor resiko
penelitian selanjutnya dapat diidentifikasi atau ada terjadinya
menjadi bahan perbandingan pada waktu yang lalu (Notoatmodjo,
dalam masalah yang berhubungan 2020).
dengan kejadian berat bayi lahir
rendah.
7

1. Rancangan Penelitian

Ibu hamik KEK (+) Kasus :

BBLR (+)
Ibu hamik KEK (-)

BBL
Ibu hamik KEK (+)
Kontrol :

Ibu hamik KEK (-) BBLR (-)

Skema 3.1 Rancangan Penelitian


Sumber : (Notoatmodjo, 2020)
2. Alur Penelitian
Alur penelitian ini dapat dijelaskan seperti skema 3.2 sebagai berikut:
Wilayah27Kerja Puskesmas Laboy Jaya

Jumlah Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja


Puskesmas Laboy Jaya Tahun 2021 N = 689

Kelompok Kasus Kelompok Kontrol

BBLR Tidak BBLR

n = 55 n = 634
Ibu Hamil KEK Ibu Hamil KEK
0. KEK = 0. KEK =
1. Tidak KEK = 1. Tidak KEK =

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

(Univariat dan Bivariat)

Hasil
Skema 3.2. Alur Penelitian
8

3. Variabel Penelitian b) Kehamilan tunggal


Variabel-variabel yang telah 2) Kriteria Eksklusi
diteliti pada penelitian ini adalah : a) BBLR yang cukup bulan
a) Variabel independen (bebas) yang mengalami penyakit
Ibu hamil Kurang Energi atau kelainan bawaan
Kronis ( KEK ) saat lahir yang tercatat di
b) Variabel dependen (terikat) buku register kohort bayi
Bayi Berat Lahir Rendah ( di wilayah kerja
BBLR ) Puskesmas Laboy Jaya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian b). Sampel Kontrol
1. Lokasi Penelitian Sampel kontrol adalah
Penelitian ini dilaksanakan di bayi yang lahir dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Laboy berat badan lahir normal
Jaya. dan tanpa ada indikasi
2. Waktu Penelitian yang tercatat di buku
Penelitian ini dilakukan mulai register kohort bayi di
tanggal 01- 06 juni Tahun 2022. Wilayah Kerja
C. Populasi dan Sampel Puskesmas Laboy Jaya
1. Populasi berjumlah 634 bayi,
Populasi dalam penelitian ini dengan kriteria sebagai
adalah seluruh bayi yang tercatat berikut :
di dalam kohort bayi pada bulan 1) Kriteria Inklusi
Januari sampai dengan Desember a) Bayi yang lahir
2021 di wilayah kerja Puskesmas dengan berat
Laboy Jaya. Populasi kasus adalah badan normal
bayi yang mengalami BBLR dan cukup bulan.
sebanyak 55 bayi dan populasi b) Bayi yang lahir
kontrol adalah bayi yang tidak tanpa ada indikasi /
mengalami BBLR sebanyak 634 penyakit bawaan
bayi. saat lahir.
2. Sampel 2) Kriteria Ekslusi
Sampel adalah sebagian dari a) Bayi yang lahir
populasi bayi yang lahir, dengan berat badan
menggunakan perbandingan 1:1, tidak normal dan
yaitu sampel kasus dan kontrol. kurang bulan .
a). Sampel Kasus b) Bayi dengan berat
Sampel kasus adalah bayi badan lahir normal
BBLR yang lahir cukup bulan yang mengalami
yang tercatat di buku register penyakit atau
Kohort bayi, yaitu sebanyak 55 kelainan bawaan
bayi dengan kriteria sebagai saat lahir.
berikut : 3. Teknik Pengambilan Sampel
1) Kriteria Inklusi a) Kasus
a) BBLR yang lahir cukup Teknik pengambilan sampel
bulan ( ≥ 37 minggu ). kasus dalam penelitian ini
9

menggunakan total sampling ibu Elena jadi diberikan inisal


yaitu jumlah seluruh bayi lahir yaitu “By. E” pada lembar
cukup bulan dengan Berat checklist, begitulah dengan nama
Badan Lahir Rendah (BBLR) ibunya hanya dicamtumkan
b) Kontrol inisialnya saja.
Teknik pengambilan sampel 2. Kerahasiaan (confidentiality)
kontrol dalam penelitian ini Untuk kerahasian data pada
dengan menggunakan teknik penelitian ini tidak hanya data
Systematis Random Sampling yang didapatkan dicantumkan ke
yaitu pengambilan sampel yang lembar checklist. Contohnya pada
dilakukan secara acak atau saat penelitian didapatkan
random. Sampel pertama masalah lain selain KEK,
ditentukan dengan cara sistem penelitian harus bisa menjamin
arisan (cabut undi), kemudian kerahasiaan masalah lain yang
sampel berikutnya ditentukan didapatkan, penelitian yang boleh
dengan mencari kelipatan mencamtumkan data ibu hamil
intervalnya: KEK dan BBLR saja pada laporan
penelitian tersebut.
f= E. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data
f=
sekunder yang diperoleh dari buku
= 11 register kohort ibu dan bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas
Keterangan : Bangkinang. Instrumen penelitian
f = frekuensi yang akan digunakan berupa data
N = Besar Populasi buku register kohort ibu dan bayi.
n = Sampel yang diingin. Alat bantu dalam pengumpulan data
Langkah pengambilan ini menggunakan lembar checklist
sampel secara Systematic, yaitu suatu daftar pengecek berisi
dimulai dari interval 11 dengan dafar nama subjek dan beberapa
melakukan proses random. gejala serta identitas lainnya dari
Maka anggota populasi kasus sasaran pengamatan (Notoatmodjo,
dan kontrol yang terteka 2020). Lembar checklist dalam
sampel ada disetiap elemen penelitian ini digunakan sebagai alat
yang mempunyai nomor pengumpulan data yang diperoleh
kelipatan 11 sampai dengan melalui pencatat langsung dari dari
jumlah sampel. buku register kohort ibu dan bayi di
D. Etika Penelitian Wilayah Kerja Pueskesmas Laboy
1. Tanpa nama (Anonimity) Jaya.
Untuk penulisan nama pada F. Prosedur Pengumpulan Data
lembar checklist tidak Dalam melakukan penelitian ini,
dicamtumkan nama sebenarnya, peneliti akan mengumpulkan data
tetapi hanya menggunakan inisial dengan melalui prosedur sebagai
namanya saja. Contoh nama bayi berikut :
10

1. Mengajukan surat permohonan 7. Petugas Puskesmas memberikan


kepada institusi Universitas data yang dibutuhkan oleh
Pahlawan Tuanku Tambusai Riau mahasiswa
untuk mengadakan pengambilan 8. Jika pengambilan data di Rekam
data di Wilayah Kerja Puskesmas Medis telah selesai dilakukan,
Laboy jaya. Kepala Instalasi mengeluarkan
2. Setelah mendapatkan surat izin surat Keterangan Selesai
pengambilan data kemudian surat Pengambilan Data .
tersebut diberikan kepada Tata 9. Mahasiswa membuat resume hasil
Usaha (TU) Pueskesmas Laboy penelitian dalam bentuk singkat
Jaya. berisi latar belakang, tujuan, dan
3. Setelah mendapatkan izin data mentah dari pencatatan yang
kemudian melakukan dilakukan
pengumpulan data pada bagian 10. Setelah semua data didapat
laporan kohort ibu dan bayi. kemudian dilanjutkan dengan
4. Bagian Tata Usaha (TU) Melakukan seminar proposal.
menerbitkan surat pengantar
pengambilan data yang G. Definisi Operasional
dikeluarkan oleh Puskesmas Definisi operasional berfungsi
Bangkinang untuk menyederhanakan arti kata
5. Bidang Penelitian memberikan atau pemikiran tentang ide, hal dan
identitas untuk digunakan oleh kata-kata yang digunakan agar orang
mahasiswa selama melakukan lain memahami maksud sesuai
aktivitas pengambilan data. dengan keinginan peneliti
6. Mahasiswa mengajukan surat (Notoatmodjo, 2020). Adapun
pengantar pengambilan data defenisi operasional pada penelitian
tersebut kepada Kepala Instalasi ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di
puskesmas bangkinang bawah ini :
Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Variabel Independen

1. Kurang
. Energi Lembar Nominal 0.=KEK , jika
Kurang Energi
Kronis ( KEK ) checklist LILA < 23,5
Kronik ( KEK )
cm
Pada ibu hamil
ditentukan oleh 1=Tidak KEK,
pengukuran Lingkar jika LILA
Lengan Atas 23,5 cm
(LILA) yang kurang
dari <23,5cm
Variabel Dependen
Keadaan bayi pada Lembar Nominal 0=Ya, jika bayi dengan
2. BBLR saat lahir dengan berat checklist berat badan lahir <
badan dibawah normal 2500 gram.
yaitu < 2500 gram
1=Tidak, jika bayi
dengan berat badan
lahir ≥2500 gram
11

H. Teknik Pengolahan Data I. Analisa Data


Pengolahan data dilakukan Dalam penelitian ini
dengan teknik pengolahan data menggunakan :
kumulatif secara manual. Setelah 1. Analisa Univariat
pengumpulan data selesai, kemudian Analisa univariat yaitu dengan
dilakukan langkah-langkah sebagai melihat hasil perhitungan
berikut : frekuensi dan presentasi setiap
1. Editing (pemeriksaan data) variabel hasil penelitian yang
Setelah instrumen di checklist, dihasilkan serta disajikan dalam
maka setiap instrument diperiksa tabel distribusi sebagai tolak ukur
apakah sudah diisi dengan benar pembahasan dan kesimpulan.
dan semua item sudah diisi sesuai Untuk memilih hasil perhitungan
dengan data yang didapatkan. presentasi setiap variabel hasil
2. Coding (memberi kode) penelitian yang disajikan dalam
Melakukan pemberian kode tabel distribusi, maka dilakukan
pada setiap data yang telah pengolahan data dengan rumus
dikumpulkan dengan sebagai berikut (sugiyono, 2015).
menggunakan inisial dan tanda
checklist.
Keterangan : P : Persentase
a. Variabel Berat Badan Bayi
F : Frekuensi tiap
Lahir
kategori
1. Ya BBLR, jika BB < 2500gr
N : Jumlah sampel
(0)
2. Analisa Bivariat
2. Tidak BBLR, jika BB ≥ 2500
Analisa bivariat merupakan
gr (1)
analisi yang dilakukan terhadap
b. Variabel ibu hamil KEK
dua variabel yang diduga
1. KEK, jika LILA <23,5 cm (0)
berhubungan atau berkolerasi
2. Tidak KEK, jika LILA ≥ 23,5
(Notoatmodjo, 2020). Untuk uji
cm (1)
yang digunakan adalah
3. Tabulating (tabulasi data)
menggunakan uji chi-square yang
Upaya mempermudah analisa
digunakan untuk mengevaluasi
data serta mengambil kesimpulan
atau mengestimasi frekuensi yang
data dimasukkan kedalam bentul
diselidiki atau menganalisa hasil
tabel distribusi frekuensi.
observasi untuk mengetahui
4. Cleaning (pembersihan data)
apakah terdapat hubungan atau
Setelah dikumpulkan dan
perbedaan yang signifikan dengan
dilakukan pengolahan data dengan
tingkat kepercayaan 95%
editing, coding, tabulating, dan
menggunakan bantuan sistem
selanjutnya dimasukkan dan
komputerisasi yaitu nilai
diolah dengan menggunakan
(α=0,01).
program komputer secara menual
Dengan nilai probability (p)
untuk pengecekan data kembali,
dengan taraf nyata α = 0,01 dan
apakah ada kesalahan atau tidak
dapat dinyatakan apabila
(Riyanto, 2011).
(Sugiyono, 2015):
12

a. Ha ditolak, jika P > α berarti Hubungan Kurang Energi Kronis pada


tidak terdapat hubungan antara ibu hamil dengan kejadian bayi BBLR
variabel independen terhadap di Wilayah Kerja Puskesmas Laboy
variabel dependen. Jaya. Adapun hasil yang didapat dari
b. Ha gagal ditolak, jika P ≤ α penelitian ini akan dikelompokkan
berarti terdapat hubungan berdasarkan kategori dalam bentuk tabel
variabel independen terhadap distribusi frekuensi sebagai berikut :
variabel dependen. A.Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
BAB IV Karateristik responden dalam
HASIL PENELITIAN penelitian ini terdiri dari umur
Penelitian ini telah dilakukan pada ibu, paritas dan jarak kehamilan di
tanggal 01- 06 juni tahun 2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Laboy
Wilayah Kerja Puskesmas Laboy Jaya Jaya yang terlibat dalam
dengan jumlah sampel sebanyak 110 penelitian ini sebanyak 110
responden. Dengan 55 kelompok kasus responden, adapun karakteristik
(BBLR) dan 55 kelompok kontrol responden dapat dilihat pada tabel
(Tidak BBLR). Tujuan dalam penelitian berikut:
yaitu untuk mengetahuai adanya
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Laboy Jaya Tahun 2021
No Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Umur ibu
a.  20 tahun 24 13,0
b. 20-35 tahun 30 36,0
c.  35 tahun 56 51,0
Total 110 100%
2 Paritas
a. Primipara 41 37,0
b. Multipara 69 63,0
Total 110 100%
3. Jarak Kehamilan
a. < 2 tahun 12 11,0
b.  2 tahun 98 89,0
Total 110 100%
Berdasarkan tabel 4.1 diatas multipara sebanyak 69 orang
dapat diketahui bahwa sebagian (63,0%), dan sebagian besar jarak
besar responden berusia >35 kehamilan  2 tahun sebanyak 98
tahun sebanyak 56 orang (51,0%), orang (89,0%).
sebagian besar responden paritas
13

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi KEK pada ibu hamil dan Bayi BBLR di
Wilayah Puskesmas Laboy jaya Tahun 2021
No Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)
1. KEK Ibu Hamil
a. KEK 71 64.5
b. Tidak KEK 39 35.5
Total 110 100%
2 BBLR
a. Ya (Kasus) 55 50,0
b. Tidak (Kontrol) 55 50.0
Total 110 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dari 110 kelompok yaitu kelompok kasus
responden yang mengalami KEK terdapat 55 (50,0%) bayi Berat
pada saat hamil sebanyak 71 Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
orang (64.5%), sementara dari kelompok kontrol 55 (50,0%)
110 responden dibagi menjadi 2 bayi yang berat lahir normal.
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.2 Hubungan KEK pada ibu hamil dengan kejadian Bayi BBLR Di Wilayah
Kerja Puskesmas Laboy Jaya Tahun 2021
No No KEK Ibu Bayi BBLR P Value OR
Hamil Total
Kasus Kontrol (C1 95%)
n % n % n %
1. KEK 40 56.3 31 43.7 71 100 0.001 2.065
2. TidakKEK 15 38,5 24 61.5 39 100 (3.930-3.583)
TOTAL 55 100 55 100 110 100

Dari tabel 4.2 dapat dilihat mempunyai kemungkinan 2 kali


bahwa dari 55 bayi BBLR, beresiko mengalami Bayi BBLR,
terdapat 15 responden (38,5%) dibandingkan dengan ibu yang
yang tidak mengalami KEK pada tidak mengalami KEK.
saat hamil, sedangkan 55 bayi
yang berat lahir normal terdapat BAB V
31 responden (43.7%) yang PEMBAHASAN
mengalami KEK pada saat hamil. A. Hubungan Kurang Energi Kronis
Hasil uji statistik dengan uji chi- pada ibu hamil dengan kejadian
square didapatkan p value = 0,001 bayi BBLR di Wilayah Kerja
≤ (0,05) dengan tingkat Puskesmas Laboy Jaya
kepercayaan 95%, maka Ho Hasil penelitian Hubungan
ditolak yang artinya, ada Kurang Energi Kronis pada ibu
hubungan Kurang Energi Kronis hamil dengan kejadian Bayi BBLR
pada ibu hamil dengan kejadian di Wilayah Puskesmas Laboy Jaya
Bayi BBLR di Wilayah menunjukkan bahwa dari 55 bayi
Puskesmas Laboy Jaya Tahun BBLR, terdapat 15 responden
2021. Nilai OR=2.065 (C1 = (38,5%) yang tidak mengalami KEK
3.930-3.583) artinya ibu yang pada saat hamil, sedangkan 55 bayi
mengalami KEK saat hamil yang berat lahir normal terdapat 31
14

responden (43.7%) yang mengalami nilai probability 0,001 (< 0,05)


KEK pada saat hamil. menunjukkan bahwa ada hubungan
Hasil uji statistik chi square, yang signifikan antara KEK saat
diperoleh nilai p value = 0,001 ≤ hamil dengan kejadian bayi berat
(0,05). Nilai OR=2.065 (C1 = 3.930- lahir rendah. Selain itu risiko
3.583) artinya ibu yang mengalami terjadinya bayi berat lahir rendah
KEK saat hamil mempunyai sebesar 3,6 kali disebabkan oleh ibu-
kemungkinan 2 kali beresiko ibu yang mempunyai riwayat KEK
mengalami Bayi Berat Badan Lahir dibandingkan ibu ibu yang tidak
Rendah (BBLR), dibandingkan mempunyai riwayat KEK di Rumah
dengan ibu yang tidak mengalami Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
KEK. Abidin Banda Aceh tahun 2019.
Salah satu faktor yang Hasil penelitian ini sejalan dengan
menyebabkan bayi BBLR penelitian oleh Andria (2020) dengan
diantaranya Kekurangan Energi judul “Hubungan Kurang Energi
Kronis (KEK) pada ibu hamil. Hal Kronis Pada Ibu Hamil Dengan
ini bisa dilihat dan diukur dari tubuh Kejadian bayi Berat Badan Lahir
ibu hamil yang terlihat sangat kurus Rendah di Rumah Sakit Umum
dan pengukuran Lingkar Lengan Daerah Rokan Hulu” menunjukkan
Atas (LILA). Jika pengukuran LILA angka kejadian Kek pada ibu hamil
kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil di RSUD Rokan Hulu pada bulan
menderita KEK, namun jika LILA September – Desember 2020 adalah
ibu lebih dari 23,5 cm maka ibu 47 (14,9%) dan ibu yang melahirkan
hamil tidak beresiko menderita KEK. bayi dengan BBLR adalah 21
KEK pada ibu hamil berisiko (6,7%). Dari hasil analisis Chi
melahirkan bayi BBLR, bahkan Square menunjukkan adanya
dapat menyebabkan kematian ibu hubungan anemia pada ibu hamil
dan bayi. Jika ibu hamil tersebut dengan kejadian BBLR dengan nilai
menderita KEK sepanjang P-value = 0,000 atau < 0,05.
kehamilannya hal ini tentunya dapat Kesimpulannya adalah adanya
memberikan sumbangan besar hubungan antara KEK pada ibu
terhadap angka kematian ibu hamil dengan kejadian BBLR di
bersalin, maupun angka kematian RSUD Rokan Hulu Tahun 2020.
bayi (Gulo, 2020). Penelitian oleh Syifaurrahmah
Hasil penelitian ini juga sejalan (2020) mengungkapkan bahwa ibu
dengan penelitian yang dilakukan hamil dengan resiko KEK yang
Veenendaal, et al (2019), melahirkan bayi berat lahir rendah
menunjukkan bahwa proporsi bayi (BBLR) adalah sebanyak 17 orang
dengan berat lahir rendah sebanyak (31.5%) dan melahirkan bayi non
83,3%, terdapat pada ibu yang KEK BBLR sebanyak 37 orang (68.5%).
selama masa kehamilan, sedangkan Kekurangan Energi Kronis pada ibu
sebanyak 63,3% pada bayi berat hamil juga dapat melahirkan 6 BBLR
lahir normal terdapat pada ibu-ibu (33.3%) dan 12 bayi non BBLR
yang tidak KEK pada saat hamil (66.7%). Sedangkan satu ibu hamil
Selanjutnya hasil uji statistic dengan dengan gejala KEK melahirkan bayi
15

berat lahir rendah (BBLR). Pada bermakna antara KEK pada ibu
hasil pengolahan data menggunakan hamil dengan BBLR dengan nilai
chi-square didapatkan nilai p = 0.047 p=0,000. KEK merupakan faktor
(dimana nilai p dianggap bermakna risiko terhadap kejadian BBLR
bila p<0.05) yang berarti bahwa dengan nilai RR=4,215 (RR>1). Ibu
terdapat hubungan bermakna antara hamil dengan KEK memiliki risiko 4
KEK pada ibu hamil dengan berat kali untuk melahirkan bayi dengan
bayi lahir rendah. BBLR. Hasil penelitian ini sejalan
Hasil ini sesuai dengan teori Tiran dengan penelitian yang dilakukan
(2020), bahwa KEK pada saat oleh Mariana dan Adriana (2018)
kehamilan merupakan salah satu yang berjudul KEK pada saat hamil
faktor resiko bayi berat badan lahir terhadap resiko kejadian bayi berat
rendah. Nutrisi dan gizi yang baik lahir rendah di Banda Aceh. Pada
ketika kehamilan berlangsung, sangat penelitian tersebut menunjukan
membantu ibu hamil dan janin agar adanya hubungan yang bermakna
tetap sehat selama kahamilan. dari variabel KEK pada saat hamil
Kebutuhan nutrisi ibu hamil harus dengan kejadian bayi berat lahir
meningkat seperti kebutuhan akan rendah p value = 0,001.
kalsium, zat besi serta asam folat. Ibu Penyebab terbanyak terjadinya
hamil harus diberikan dorongan agar BBLR adalah kelahiran prematur,
mengkonsumsi makanan yang baik faktor ibu adalah umur (<20 tahun
dan bergizi, ditambah kontrol atau >40 tahun), paritas, KEK selama
terhadap kenaikan berat badannya kehamilan dan lain-lain. Faktor
selama kehamilan berlangsung. Ibu plasenta seperti penyakit vaskular,
hamil dengan asupan nutrisi yang kehamilan ganda, dan lain-lain, serta
rendah mempunyai risiko melahirkan faktor janin juga merupakan
dengan BBLR 5 kali lebih besar penyebab terjadinya BBLR
dibandingkan dengan ibu hamil yang (Sukrisno, 2015). Usia reproduksi
memperoleh asupan nutrisi yang optimal bagi seorang ibu adalah
seimbang. Tingginya angka antara umur 20-35 tahun, dibawah
kekurangan gizi pada ibu hamil ini atau diatas usia tersebut akan
mempunyai kontribusi terhadap meningkatkan risiko kehamilan dan
tingginya angka BBLR (Kemenkes, persalinannya (Depkes RI, 2020).
RI 2020). Kekurangan Energi Kronik ( KEK
Berdasarkan penelitian terkait ) memiliki hubungan yang signifikan
yang dilakukan oleh Sumiati terhadap kurangnya pengetahuan gizi
mengenai“Kurang Energi Kronik ibu selama hamil, ketersediaan
(KEK) Pada Ibu Hamil Dengan Bayi pangan, asupan energi, asupan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) lemak, asupan karbohirat serta
Dipuskesmas Kota Palu Tahun kurangnya asupan protein pada ibu
2015”. Hasil penelitiannya selama hamil (Ibti Aulia at.,al. Tahun
menunjukkan bahwa persentase ibu 2021). KEK adalah suatu kondisi
hamil yang mengalami KEK 69 dimana seorang ibu hamil menderita
(23,8%) dan BBLR sebanyak 58 bayi keadaan kekurangan kalori dan
(20%). Terdapat hubungan yang protein (malnutrisi) yang
16

berlangsung menahun (kronis). Hal sebelum kehamilan maupun selama


ini mengakibatkan timbulnya kehamilan akan menyebabkan
gangguan kesehatan pada ibu hamil terganggunya pertumbuhan pada
KEK pada kehamilan bisa janin. Menyebabkan terhambatnya
meningkatkan resiko melahirkan pertumbuhan otak janin, anemia pada
bayi BBLR. bayi baru lahir, bayi baru lahir
Seorang ibu hamil yang mudah infeksi, dan abortus sehingga
mengalami KEK dapat ditandai dan memiliki risiko melahirkan bayi
dilihat dengan keluhan seperti dengan BBLR (Supriasa, 2020).
kelelahan secara terus-menerus, Menurut asumsi penelitian dari 55
merasa kesemutan, muka pucat, bayi BBLR terdapat 15 ibu yang
selera makan berkurang sehingga tidak mengalami KEK pada saat
membuat badan ibu terlihat kurus. hamil, hal ini disebabkan oleh
Sementara janin yang ada didalam beberapa faktor lain yang bisa
rahim tidak mendapatkan nutrisi menyebabkan BBLR diantaranya
yang cukup sehingga bisa seperti usia reproduksi ibu dan
menyebabkan janin tidak tumbuh paritas. Dari 15 responden tersebut, 4
maksimal, perkembangan organ janin responden berusia dibawah 20 tahun
akan terganggu dan menyebabkan dan 6 responden berusia lebih dari 35
bayi yang dilahirkan mengalami tahun serta 5 responden memiliki
BBLR. Kejadian tersebut akan paritas. Usia ibu pada saat hamil
mempengaruhi pertumbuhan dan mempengaruhi kondisi kehamilan
perkembangan bayi, kemampuan ibu karena selain berhubungan
kognitif, dan bayi cenderung berisiko dengan kematangan organ reproduksi
mengalami kecacatan, serta dapat juga berhubungan dengan kondisi
berisiko bayi yang dilahirkan mati psikologis terutama kesiapan dalam
(Supariasa, 2020). menerima kehamilan. Paritas yang
Menurut Supariasa, (2020) tinggi akan berdampak pada
Energi merupakan sumber tenaga timbulnya berbagai masalah
yang digunakan untuk tumbuh kesehatan baik bagi ibu yang
kembang dan proses perubahan mempunyai bayi yang akan
biologis yang terjadi dalam tubuh ibu dilahirkan. Semakin sering ibu hamil
untuk meliputi pembentukan sel dan melahirkan, semakin dekat jarak
baru, pemberian makan ke janin kehamilan dan kelahiran, elastisitas
melalui plasenta agar pembentukan uterus semakin terganggu, akibatnya
enzim dan hormon uterus tidak berkontraksi secara
penunjang pertumbuhan janin. sempurna dan mengakibatkan
Apabila kebutuhan energi pada ibu perdarahan pasca kehamilan dan
hamil kurang maka dapat kelahiran prematur atau BBLR.
berpengaruh pada janin yaitu bayi Meskipun secara teori ibu yang
lahir dengan Berat Badan Lahir mengalami KEK beresiko
Rendah (BBLR). Status gizi ibu melahirkan bayi BBLR tetapi pada
hamil sangat mempengaruhi penelitian ini, dari 55 bayi yang berat
pertumbuhan janin dalam kandungan lahir normal terdapat 31 ibu yang
apabila status gizi ibu buruk, baik mengalami KEK pada saat hamil, hal
17

ini dikarenakan 30 responden masih menurunkan kejadian bayi Berat


berusia diantara 20-35 tahun yang Badan Lahir Rendah (BBLR).
merupakan usia bagus untuk 2. Bagi Dinas Kesehatan
reproduksi serta 1 responden lainnya Kabupaten Kampar
merupakan primipara dimana ibu Diharapkan bagi Dinas
masih sangat memperhatikan status Kesehatan Kabupaten Kampar
gizi sehingga bayinya tidak agar mendistribusikan makanan
mengalami BBLR. tambahan dan tablet zat besi
B. Keterbatasan Penelitian secara merata ke setiap
Pelaksanaan penelitian ini tidak Puskesmas dan Rumah Sakit
terlepas dari berbagai kekurangan untuk ibu hamil sehingga dapat
dan keterbatasan yang tidak dapat mencegah KEK pada ibu hamil.
dihindarkan yaitu penelitian ini 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
menggunakan data sekunder yang Diharapkan bagi peneliti
didapatkan dari data rekam medis selanjutnya untuk dapat
pasien, sehingga validitas data dalam menambah variabel misalnya
penelitian ini sangat bergantung pada status gizi ibu, usia ibu, jarak
rekam medis tersebut. persalinan serta cakupan wilayah
penelitian yang berbeda atau lebih
BAB VI luas berdasarkan hasil penelitian
PENUTUP ini, serta diharapkan dapat
A. Kesimpulan menjadi bahan perbandingan
Berdasarkan hasil penelitian yang dalam masalah yang berhubungan
telah dilakukan maka dapat diambil dengan kejadian bayi Berat Badan
kesimpulan bahwa ada hubungan Lahir rendah (BBLR).
Kurang Energi Kronis pada ibu
hamil dengan Kejadian Bayi Berat
Badan Lahir Rendah di Wilayah DAFTAR PUSTAKA
Kerja Puskesmas Laboy Jaya Tahun
2021. Andari. dan Purwaningsih, 2018.
Faktor-Faktor yang
B. Saran Mempengaruhi Kejadian
Berdasarkan hasil penelitian dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
pembahasan, maka saran yang dapat Banda Aceh, pp. 1 -6.
diberikan adalah sebagai berikut: Assefa dan Berhane. (2020). Sriwijaya
1. Bagi Puskesmas Laboy Jaya Journal Of Medicine : Hubungan
Diharapkan bagi Puskesmas Ukuran Lingkar Lengan Atas
Laboy Jaya agar lebih (LILA) dan Pertambahan Berat
mengupayakan penanganan KEK Badan selama Kehamilandengan
pada ibu hamil mulai dari saat Berat Badan Lahir Bayi.
kunjungan kehamilan seperti Astiani, et.al (2021). Status Gizi Ibu
pemberian tablet tambah darah, dan Berat Badan Lahir Bayi.
makanan tambahan (PMT) yang Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
kaya akan protein dan kalori Vol. 7, 111–11
selama kehamilan sehingga dapat
18

Depkes R.I. 2020. Laporan Kinerja Tambahan Balita - Ibu Hamil - Anak
Direktorat Jendral Kesehatan Prasekolah. Kemenkes R.I.
Masyarakat tahun 2020. Depkes Jakarta.
R.I. Jakarta. Khamariyah, 2020. Faktor Risiko yang
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Berpengaruh terhadap Kejadian
2021. Laporan Kinerja Instansi Berat Badan Lahir Rendah di
Pemerintah tahun 2021. Dinas RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Kesehatan Kabupaten Kampar. JurnalKesehatan Andalas, 4(3),
Dinas Kesehatan Propinsi Riau. 2020. pp. 665-673
Profil Kesehatan Propinsi Riau Low,et al 2020. Magnitude of chronic
tahun energy deficiency and is
2020. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. associated factors among women
Gulo., 2020. Faktor-Faktor Risiko of reproductive age in the
Kejadian Berat Bayi Lahir Kunama population, Tigray,
Rendah Di Wilayah Kerja Unit Ethiopia, in 2014. BMC Nutrition,
Pelayanan Terpadu Kesmas 1, pp.
Gianyar II, pp. 1-17. Notoatmodjo,S. 2020. Ilmu Perilaku
Harriya., 2020. Gambaran Umur dan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Paritas pada Kejadian KEK. pp.82-88
Journal of Health Studies, 1(2), Nurhasanah., 2019. Kehamilan Risiko
pp.103-109. Tinggi di Puskesmas Lubuk
Ibti Aulia Et.al (2021). Jurnal Ilmiah Gadang Kabupaten Solok Selatan.
Ilmu Kesehatan “Hubungan Jurnal Kesehatan Masyarakat
Pengetahuan Gizi, Ketersedian Andalas, 1(9), pp. 23-28.
Pangan dan Asupan Makan Pramano, 2019. Hubungan Lingkar
dengan Kejadian KEK pada Ibu Lengan Atas Ibu Hamil dengan
Hamil Di Wilayah Kerja Berat Badan Lahir Bayi di Rumah
Puskesmas Tapung Tahun 2021”. Sakit Umum Cut Meutia
Joerson. (2020). Hubungan usia, paritas Kabupaten Aceh Utara dan Rumah
dan pekerjaan ibu hamil dengan Sakit Tk IV IM.07.01
bayi Lhokseumawe
berat lahir rendah. 138–142 Tahun 2015. JurnalKedokteran dan
Kamariyah, N. dan Musyarofah., 2020. Kesehatan Malikusaleh, pp.1-7.
Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Puskesmas Bangkinang. 2021. Profil
akan Kesehatan Kabupaten Kampar
Mempengaruhi Peningkatan Berat tahun 2021. Dinas Kesehatan
Badan Bayi Lahir di BPS Kabupaten Kampar.
Artiningsih Putri, C., Fatimah, S. dan Rahfiludin,
Surabaya. JurnalIlmiah Kesehatan, 1(9), M.Z., 2018. Faktor-Faktor Yang
pp.98-105. Berhubungan Dengan Kejadian Berat
Kementerian Kesehatan R.I. 2020. Badan Lahir Rendah (BBLR) Di
Petunjuk Teknis Pemberian Kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan
Makanan Masyarakat, 1(5), pp.322-331.
19

Rahmaniar, A., 2018. Faktor-faktor Masyarakat Andalas, 8(2), pp.72-


yang Berhubungan dengan KEK 78.
(Tampa Supariasa. 2020. Penilaian Status Gizi.
Padang, Sulawesi Barat). Media Gizi Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Masyarakat Indonesia, 2(2), Jakarta
pp.98-103. Suryati., 2020. Gambaran Kejadian
Riyanto. 2020. Metodologi Penelitian Kurang Energi Kronik Dan Pola
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Makan Wanita Usia Subur Di
RISKESDAS. 2020. Hasil Utama Riset Desa Pesinggahan Kecamatan
Kesehatan Dasar tahun 2019. Dawan Klungkung Bali 2014. E-
Badan JurnalMedika, 6(5), pp.1-6.
Litbangkes. Jakarta. Tiran., 2020. Hubungan Paritas dengan
Sipahutar, H.F., Aritonang, E.Y. dan Berat Bayi lahir di Rumah Sakit
Siregar. A., 2018. Gambaran Umum Daerah Dr. WahidinSudiro
Pengetahuan Husodo Mojokerto. Midwiferia,
Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama Dan 2(1), pp.87-92.
Pola Makan Dalam Pemenuhan Velenendaal,et al 2019..Maternal
Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Anemia in Various Trimester and
Parsoburan Kecamatan its Effect on Newborn Weight and
Habinsaran maturnity : an Observational
Kabupaten Toba Samosir Tahun 2013, Study. International Journal of
pp.1-7. Preventive Medicine, 4(2),
Solihah, dan Nurhasanah., 2019. pp.193-199.
Klasifikasi Data Berat Bayi Lahir Waryana. 2018. Gizi Reproduksi.
Menggunakan Probabilistic Pustaka Rihama. Yogyakarta.
Neural Network dan Regresi World Health Organization. 2020. Low
Logistik. Jurnal Gaussian, 4(4), Birth Weight Policy Brief. WHO.
pp. 815-824. pp.1-8.
Sugiyono. 2020. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sukmani, K.N., 2019. Korelasi Umur
Ibu Melahirkan dengan Panjang
Lahir dan
Berat Badan Lahir Bayi Umur 0 Hari di
Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi. Antro Unairdot Net, 2(5),
pp.288-298.
Sumiaty. 2018. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kejadian BBLR di
Wilayah
Kerja Puskesmas Air Dingin Tahun
2020. Jurnal Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai