Anda di halaman 1dari 3

Pengendalian Wereng Batang Cokelat

PENGENDALIAN WERENG BATANG COKELAT

OLEH : YAYUK SRI RAHAYU, SP

Semua petani mengetahui bahwa serangan Wereng Batang Coklat dan virus (Kerdil Hampa dan Kerdil
Rumput) yang ditularkan nya dapat menimbulkan eksplosi, sangat merusak tanaman padi pada areal
luas, musim hujan maupun musim kemarau.

Pada tahun 1970-an serangan wereng coklat di Indonesia sangat luas (Th. 1974: 321.500 ha, Th. 1977 :
713.200 ha, Th.1979 : 744.500 ha), dn berkembang pada  Th. 1983 : 128.600 ha, dan Th. 1986 : 61.300
ha. Bahkan Serangan wereng coklat sampai sekarang masih terjadi dan di tahun 2010 ini eksplosi
wereng coklat dan virus yang ditularkannya terjadi di beberapa kabupaten di P.Jawa.

Serangan hama wereng batang coklat harus selalu diwaspadai, untuk itu penerapan teknologi PHT
wereng coklat harus menjadi dasar pengelolaan ekosistem padi sawah.

BIOLOGI WERENG COKLAT.

Siklus Hidup wereng coklat berkisar + 28 hari, dengan kemampuan menyerang yang ganas dan
penyebarannya cepat sehingga seolah-olah secara tiba-tiba mengakibatkan tanaman menjadi
mengering/puso (Hopperburn). Seekor wereng coklat betina mampu bertelur sebanyak 100 – 600
butir, dengan masa telur + 8 hari. Masa nimfa (sejak menetas sampai menjadi dewasa) + 18 hari.
Dewasa betina bertelur dengan masa hidup + 8 hari.

Wereng coklat dewasa mempunyai 2 bentuk sayap yaitu sayap panjang (makroptera, mampu terbang
jarak jauh) dan sayap pendek (brakipthera, dewasa menetap pada batang rumpun padi, menghasilkan
keturunan dalam jumlah banyak, sehingga dapat menyebabkan tanaman mengering). Kepadatan
populasi nimfa tinggi, atau karena umur tanaman tua, maka wereng coklat membentuk dewasa
bersayap panjang, siap migrasi menyebar ke daerah lain.

Seekor wereng betina dalam satu musim tanam padi dengan kondisi lingkungan yang sesuai
menghasilkan keturunan + 2000 ekor. Apabila pada tanaman padi umur 2 minggu setelah tanam, tiap 2
rumpun padi ditemukan wereng coklat 1 (satu) ekor, atau > 20 ekor wereng coklat per rumpun pada
tanaman padi umur 6 minggu setelah tanam, maka akan menimbulkan gejala mengering pada fase
bunting – keluar malai – pengisian bulir.

PEMICU EKSPLOSI
» Kondisi WERENG
lingkungan COKLAT
yang cocok untuk perkembangan wereng ; cuaca sering hujan – mendung
Page 1/3

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com


– panas, musim kemarau basah yang masih banyak turun hujan, sehingga menciptakan iklim mikro
yang
»lembab dan hangat.
Penanaman varietas padi peka terhadap wereng coklat di daerah endemis (non-VUTW seperti
ketan, hibrida,migrasi
» Adanya dan varietas
werengpeka lainnya).
coklat dari daerah terserang dan atau dari pertanaman yang memasuki
masa panen ke daerah lain yang tanamannya
» Terbunuhnya banyak musuh alami wereng masih muda.
coklat akibat penyemprotan insektisida / racun pada
persemaian dan tanaman muda (ingat pada kondisi cuaca / iklim dan populasi normal, ada banyak
teman kita “musuh alami wereng coklat―, ini pengendali alami wereng yang gratis). Untuk itu
dilakukan pengamatan dahulu apakah wereng ada ? jangan asal semprot racun, dan ingat teknik
pengendalian yang benar, karena salah menggunakan racun bias menjadi pemicu meledaknya wereng
coklat.
» Ketidak berhasilan pengendalian wereng coklat juga karena penggunaan insektisida
sembarangan. Jenis yang bukan untuk tanaman padi, jasad wereng yang tidak kena cairan semprot,
mencampur macam-macam insektisida, tidak tepatnya konsentrasi, dosis dan volume semprot, yang
terjadi hanya keluhan biaya tinggi dan tenaga banyak hasilnya tidak efektif.

PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT

Untuk pengelolaan hama dan penyakit tanaman padi, khususnya wereng batang coklat dan virusnya,
maka penerapan teknologi pengendalian wereng coklat berdasarkan prinsip Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) harus menjadi dasar pengelolaan ekosistem padi sawah melalui cara : 1). Budidaya
tanaman sehat; termasuk juga sehat lahan, 2). Pelestarian – pemanfaatan musih alami; termasuk
juga jangan semprot racun sembarangan, 3). Pengamatan rutin dan tindakan yang diperlukan, serta 4)
petani sendiri harus mamahami ilmu pengetahuan dan teknologi PHT wereng coklat dengan baik.

PRA» TANAM (Persiapan – Persemaian)


» Peningkatan
Pemusnahan pengamatan populasi
singgang / sisa sejak
tanaman awal
yang persemaian.
terserang virus yang ditularkan wereng batang coklat
yaitu
» kerdil rumputbibit
Pemusnahan dan kerdil
yang hampa. virus yang ditularkan oleh wereng batang coklat.
terserang
» Penggunaan benih / varietas
» Apabila ditemukan wereng coklatunggul
ditahan wereng,lakukan
persemaian, sehat dan bermutuinsektisida
penaburan (VUTW) butiran : al:
berbahan aktif karbofuran, dosis 4-6 kg untuk luas 400 – 500 m2 persemaian (untuk bibit 1 ha
pertanaman).

FASE TANAMAN
» Menanam MUDAyang
varietas (Tanam-Anakan
telah terbuktiMaksimum)
tahan di daerah yang bersangkutan. Hindarkan
penanaman varietas rentan ataupun varietas
» Pergiliran varietas tahan ; jangan menanampemicu
terus menerus satu jenis varietas pada hamparan
yang sangat luas, karena wereng coklat akan mampu beradaptasi dan keturunannya lebih mampu
beradaptasi
» Tanamdan bertahan
jajar legowohidup.
4:1, 3:1, 2:1, adanya lorong-lorong sangat baik untuk sirkulasi angin / udara
dan sinar matahari, sehingga kurang menguntungkan perkembangan wereng coklat ataupun penyakit
padi, memudahkan pemupukan, aplikasi pestisida / agens hayati, menyiang, pengumpulan keong dan
pengamatan hama. pupuk berimbang yang tepat (pupuk majemuk NPK) sesuai fase pertumbuhan
» Penggunaan
tanaman, tidak menggunakan urea berlebih, tetapi harus juga menggunakan pupuk yang mengandung
unsur
» K dan P untuk
lahanmenguatkan jaringan tanaman.
» Pengairan sesuai
Aplikasi insektisida yangkebutuhan, jangan
benar mengikuti tergenang(baca
petunjuk teruslabel
menerus.
kemasan; insektisida tepat jenis
untuk hama wereng coklat, tepat konsentrasi insektisida per liter air, volume larutan semprot per
hektar harus tepat berkisar + 500 liter air, dosis per hektar harus tepat). Jangan dicampur-campur,
penyemprotan pada pangkal batang, semburan cairan semprot merata harus mengena populasi wreng,
apabila rumpunnya sudah rimbun harus disibak/dipiyak dibuat lorong-lorong paling tidak setiap 6
baris,
» karena jika cairan
Penggunaan semprot
insektisida tidak
harus kenasaat
benar, wereng hasilnya tidak
penyemprotan efektif. pada populasi mencapai
berpedoman
ambang pengendalian ; > 10 ekor/rumpun pada umur tanaman < 40 HST, dan populasi > 20
Page 2/3

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com


ekor/rumpun pada tanaman umur > 40 HST.

FASE TANAMAN
» Tanaman TUA
yang (Primordia
terserang berat– Panen / sanitasi
dilakukan > 40 HST)/ eradikasi selektif dan yang puso dieradikasi
total
» Penggunaan insektisida diijinkan apabila terjadi peningkatan populasi > 20 ekor/rumpun pada
tanaman umur > 40 HST.

PENGGUNAAN PESTISIDApenggunaan pestisida lakukan pengamatan populasi wereng batang coklat


» Sebelum memutuskan
setiap minggu. populai wereng batang coklat mencapai / melampau ambang pengendalian, gunakanlah
» Apabila
insektisida efektif yang diijinkan, yaitu insektisida racun kontak / lambung / sistemik yang cepat
mematikan, apabila 3 – 4 hari kemudian populasi masih diatas ambang disemprot lagi. Dan jika
kemudian muncul nimfa kecil atau populasi rendah dapat disemprot dengan insektistatik / buprofezin.

PENUTUP.

           Di tingkat lapang, operasional penerapan teknologi pengendalian OPT (PHT)


diperlukan berjalannya mekanisme sistem perlindungan tanaman dan fungsi-fungsi subsistemnya
(pengamatan, peramalan, penyuluhan, penyediaan sarana, penyediaan teknologi, operasional tindakan
dan fungsi pengaturan). Secara kontinyu, dilakukan oleh PHP-POPT, Penyuluh dan KCD / Mantri
Tani, dengan bimbingan intensif Dinas Pertanian Kabupaten.

Sumber : Balai Besar Peramalan Organisme Penggangu Tumbuhan Jatisari,

Disampaikan oleh Balai Besar Peramalan Organisme Penggangu Tumbuhan Jatisari, Informasi lebih
lanjut hubungi Pengamat Hama dan Penyakit / Penyuluh / Petugas Pertanian Setempat, September
2010, (Penyusun : Harsono Lanya)

Page 3/3

Published on cyber extension - Pusluhtan Kementan | Email Sekretariat : cyberextension@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai