Anda di halaman 1dari 37

Hama Penyakit Utama Padi dan

Pengendaliannya

Sri Wahyuni Manwan, S.P., M.Si.


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua

Dibawakan pada Bimtek Demplot Pengembangan VUB Padi Khusus dan VUB Spesifik Lokasi
Mendukung Kegiatan Hilirisasi
Namblong, 11 September 2021

1
Komponen OPT

 Hama adalah binatang yang merusak tanaman


sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi.
 Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang
dapat menyebabkan penyakit pada tanaman
 Gulma (tumbuhan pengganggu) adalah tumbuhan
yang tumbuhnya di suatu tempat yang tidak
dikehendaki di antara tanaman budidaya, karena
mengadakan kompetisi dengan tanaman pokok dalam
mendapatkan hara, sinar matahari dan tempat
tumbuh.
OPT menyebabkan :
1. Menurunkan Kuantitas
2. Menurunkan Kualitas
3. Menambah Biaya Pengendalian :
• Biaya penelitian var. tahan
• Biaya pengelolaan tanaman sehat
• Penyediaan sarana pengendalian
• Biaya tenaga kerja
4. Kerusakan
• Panen/prosesing
• Penyimpanan
• Pengangkutan
5. Gangguan Pada Hewan & Manusia
• Adanya toksin
MENGAPA OPT BERKEMBANG

1 Pemahaman tentang PHT sudah luntur

Penggunaan pestisida tidak tepat dosis, waktu


2 (aplikasi sistem kalender/terjadwal), sasaran, cara

3 PemilIhan varietas padi tidak tepat

Ketidakseimbangan ekologi (biodiversitas, strategi


4 OPT untuk kelangsungan hidup)  menurunnya
musuh alami
Ketergantung
Wilayah
an petani thd
pengamatan
bimbingan
6 petugas
petugas POPT
1
terlalu luas
pertanian

Pola tanam
padi terus PERMASALAHAN Data
serangan OPT 2
5 menerus
DILAPANGAN belum valid

Penggunaan Penggunaan
insektisida pestisida
4 yang dilarang kimia 3
(tidak tepat) berlebihan
Kelimpahan hama berdasarkan stadia padi

• Wereng Coklat • Wereng coklat • Wereng coklat • Wereng coklat • Wereng coklat Ulat Grayak
• Wereng P. Putih • Wereng P. Putih • Wereng P. Putih • Wereng P. Putih • W.P. Putih
• Wereng hijau • Wereng hijau • Wereng hijau • Beluk • Beluk atau
• Sundep • Sundep • Sundep • Pelipat daun • Pelipat daun
• Pelipat daun • Pelipat daun • Pelipat daun • Ulat Grayak • Ulat Grayak
• Hama putih • Hama putih • Ulat Grayak • Walang sangit • Burung
• Keong Mas • Ulat Grayak • Tikus
• Manusia
6
PENGGEREK BATANG PADI

Sundep Beluk
Biologi Penggerek Batang Padi
S. Incertulas S. Innotata
PBP Kuning PBP Putih

C. Suppressalis Sesamia inferens


PBP Bergaris PBP Merah jambu
Cara Pengendalian

1. Pengaturan Pola Tanam


• Tanam serentak untuk membatasi sumber
makanan bagi penggerek batang padi
• Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi
untuk memutus siklus hidup hama
• Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan
penerbangan ngengat atau populasi larva di
tunggul padi
15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat
generasi pertama
dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan
ngengat generasi berikutnya
2. Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
• Mekanik:
 mengumpulkan kelompok telur
di persemaian dan di pertanaman
• Fisik:
 penyabitan tanaman serendah mungkin
 penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami
atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga
larva atau pupa mati (PB putih)
Light trap (Lampu Perangkap)

• Untuk penggerek 
dikendalikan 4 hari setelah
ngegat tertangkap
• Reduksi populasi  LT dengan
lampu 100 - 150 watt
• 1 Unit  50 ha

• Feromon Sex
3.Pengendalian Hayati
• Pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma
sp.: dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit)
sejak awal pertanaman

TEL
UR

Trichogramma minutum Riley


Telenomus rowani (Gahan) Tetrastichus schoenobii Ferriere

Larva dan Pupa

Cotesia flavipes Cameron


Eriborus sp
4. Pengendalian Secara Kimiawi
 pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat
atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep
•Pada pertanaman
insektisida butiran: pada stadium vegetatif dosis 20 kg
insektisida granule/ha
Pada stadium generatif aplikasi dengan insektisida
yang disemprotkan (cair)
•Insektisida butiran:
karbofuran dan fipronil
•Insektisida semprot (cair):
spinoteram, rynaxipir, klorantraniliprol, dimehipo
WERENG COKLAT ( Nilaparvata lugens )
A. Morfologi
- Serangga dewasa membentuk
sayap panjang dan sayap
pendek
- Telur diletakkan di dalam
pelepah daun atau tulang ²
daun
- Bentuk kelompok telur seperti
sisiran pisang dan menetas dlm
waktu 7-9 hari , menjadi nimfa
- Nimfa WBC, terdapat 5 instar
- Periode nimfa 13 – 15 hari
Serangga dewasa dan nimfa Menyerang bagian batang
menyebabkan tanaman yang terserang menjadi kuning
dan mati. Wereng berperan sebagai vektor virus kerdil
rumput dan kerdil hampa
Siklus hidup wereng cokelat
Kehilangan hasil padi akibat serangan
Nimfa/batang selama 3 hari pada padi 25 hst
200
200
180
160
140
120 100
100
80 70 70
60
60 40
30 32
40 16
20 8
0
Nimfa1 Nimfa1 imago imago imago
Populasi Hilang hasil (%)
1. Pola tanam tidak serempak
2. Penggunaan varietas rentan,
tidak ada rotasi varietas
3. Kurangnya monitoring
sehingga terlambat
pengendalian
4. Tidak tepat jenis, tepat dosis,
tepat cara, tepat sasaran,
tepat waktu dan tepat tempat
dalam aplikasi pestisida Central Java: Pemalang 12 February 2011
5. Air tergenang, pemupukan N
berlebih
6. Lahan setelah panen
dibiarkan tumbuh ratun
Penggunaan insektisida yang tidak tepat (bahan aktif, sasaran, cara,
dosis, waktu)
• Insektisida yang tidak dianjurkan  turunan piretroid: deltametrin,
sipermetrin, lambdasihalotrin (resistensi, resurjensi dan
membunuh musuh alami)
• Insektisida yang digunakan telah banyak yang telah resisten
terhadap wereng coklat
Strategi pengendalian wereng coklat
1. Rekomendasi Varietas untuk wereng coklat
• Varietas untuk ditanam di musim
mendatang, sebaiknya dipilih varietas
tahan (Inpari 13, Inpari 19, Inpari 31
dan Inpari 33) untuk menekan
perkembangan populasi.
• Penanaman varietas dengan input
tinggi dan varietas rentan lainnya
harus dipertimbangkan kembali
(karena wereng berkembang baik
pada varietas ini) dan disarankan
penggunaan varietas2 tersebut
ditunda.

2. Tanam Serempak
Light trap
• Lakukan pengamatan harian
• Deteksi dini dan pengendalian
wereng migran (makroptera)
• Deteksi dini dan pengendalian
hama penggerek batang
• Penentuan waktu semai dan
tanam padi
• Wereng jika >50 ekor, pantau
dilapang
Light trap Kegunaan:
Penduga waktu semai padi
 Ditentukan oleh puncak wereng
imigran yg tertangkap LT  ditanam
15 hari stl puncak imigran
Penduga waktu tanam padi
 Jika yang tertangkap LT tinggi,
dimundurkan 1 minggu
Sebagai alat monitoring
 wbc: >50  dikendalikan
 <50 wbc  lakukan pengamatan di
lapangan, pada vegetatif 3-5 wbc, pd
generatif 5-7 wbc  dikendalikan
 Reduksi populasi  LT dengan lampu
150 watt

24
4. Pengendalian generasi BPH development of 1 pair
wereng macropterous imigrant
16000

1. Pengendalian Generation 3
Hopperburn
14000
dituntaskan pd
generasi-1 12000

BPH offsping
2. Pengendalian pada
10000
generasi-2 sulit
berhasil, krn efikasi 8000
insektisida < 50% Generation
3. Pengendalian pd 6000 2

generasi-3, tidak akan


4000
berhasil Generation
null
Generation
2000 1

0
0 10 20 30 40 50 60 70
Rice old (day)
Baehaki S.E, 2011
5. Pengendalian Biologi
- Pemanfaatan musuh alami (Cyrtorhinus,
Paederus, Kumbang Koksi, Capung
Jarum, laba-laba, dll).
- Penggunaan agensia hayati
(Metarrhizium,sp, Verticilllium sp. dan
Beauveria bassiana)
6. Rekomendasi aplikasi insektisida
• Keringkan lahan (macak2) sebelum
aplikasi insektisida
• Waktu penyemprotan  embun
sudah turun (jam 07.00 -08.00)
• Cek populasi wereng coklat, umur
(nimfa/dewasa), bersayap/tidak
bersayap
• Jika wereng bersayap  dinotefuran
• Jika wereng nimfa/anak 
buprofezin
• Jika umur campuran  pymetrozin
Pengendalian dengan rekayasa ekologi (Tanaman
Refugia)

• Refugia Tanaman yang berfungsi sebagai


microhabitat dari serangga musuh alami dan
penarik hama tanaman disebut
Sesamum orientale (L) • Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger
ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan
kembang kertas masuk golongan tanaman
refugia.
• Bunga menyediakan nectar yang merupakan
pakan parasitoid
Wedelia trilobata (L)
• Penanaman tanaman refugia dilakukan sebelum
tanam, mulai saat pengolahan tanah
TIKUS SAWAH

• Terdapat sekitar 150 jenis tikus di


Indonesia
• 8 jenis merupakan hama di pertanian
• (Rattus, Bandicota dan Mus)
• Kehilangan hasil pre- and post-harvest
20 - 100%
• Rattus argentiventer atau tikus sawah
merupakan jenis yang dominan
• Tikus makan sebanyak 10% dari berat
tubuhnya

Indonesian Center for Rice Research


Jumlah anak tikus sawah dalam satu musim tanam padi
Tikus mulai kawin menjelang Kelahiran 1 Kelahiran 2 Kelahiran 3 Jika tersedia padi
Akhir
padi anakan maksimum padi bunting padi milky - padi masak- >2 minggu / ratun
tikus
(45-50 hst) (68-72 hst) pemasakan panen  anak generasi 1
berbiak
(90-95 hst) (112-117 hst) berbiak

1 betina 10 ekor 10 ekor 10 ekor 50 ekor


dewasa
Nisbah kelamin 1:1

(5 betina)
Total = 80 ekor
Indonesian Center for Rice Research
PENGENDALIAN

Stadia Padi/Kondisi lingkungan sawah


Cara
Pengendalian Bera Olah Semai Tanam Bertunas Bunting Matang
Tanah
Tanam + +
Serempak
Sanitasi ++ + +
Habitat
Gropyok + ++ +
Massal
Fumigasi ++ ++
LTBS ++ + + ++
TBS ++
Rodentisida +

Keterangan:
+ = dilakukan, ++ = difokuskan
TEKNOLOGI PENGENDALIAN TIKUS

TBS

Pagar Pintu
LTBS plastik masuk
tikus 20 m

Pintu
masuk Bubu
tikus perangkap
120 m
Penyakit Blas

Blas Daun Blas Leher Blas Buku Blas Kolar

• Dapat ditularkan melalui benih


• jerami dari pertanaman sebelumnya
• penggunaan pupuk N dosis tinggi
Pengendalian Penyakit Blas
(1) Menggunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di
daerah,
(2) Menghindari penggunaan pupuk N di atas dosis anjuran,
(3) Menghindari tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan
varietas yang sama,
(4) Sanitasi lingkungan harus intensif
(5) Tanam serempak
(6)Menghindari jarak tanam rapat (sebar langsung),
(7) Pemakaian jerami sebagai kompos.
(8) Pengendalian Kimiawi; perlakuan benih  bertahan 6 minggu saja,
selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan bahan aktif yang
dianjurkan
Hawar Daun Bakteri (Kresek)
Gejala dimulai dari tepi daun,
berwarna keabu-abuan dan
lama-lama daun menjadi
kering

Bila serangan terjadi saat


berbunga, proses pengisian
gabah menjadi tidak
sempurna, menyebabkan
gabah tidak terisi penuh atau
bahkan hampa.

Pada kondisi seperti ini


kehilangan hasil mencapai
50-70 persen

Dapat ditularkan melalui


benih
Pengendalian

• Penggunaan varietas tahan


• Menggunakan sistem tanam jajar legowo dan sistem
pengairan berselang
• Pemupukan N dan K berimbang
• Sanitasi lingkungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai