Anda di halaman 1dari 9

GADIS KRETEK – RATIH KUMALA

A. Deskripsi Novel

Judul : Gadis Kretek

Penulis : Ratih Kumala

Penerbit : Gramedia Pustaka

Tahun Terbit : 2012

Tebal Halaman : 274 Halaman

Bahasa : Bahasa Indonesia

B. Sinopsis

C. unsur intrinsik novel

- tema :

Setelah membaca dan mencermati latar, alur, tokoh dan penokohan serta

menghubungkan satuan-satuan cerita peristiwa novel, tema utama (mayor)

novel Gadis Kretek adalah perjalanan napak tilas sebuah bisnis pabrik

rokok kretek,rRahasia keluarga, dan menguak asal usul kretek Djagad

Raja. Sedangkan tema tambahan (minor) novel Gadis Kretek karya Ratih

Kumala adalah

(a) serapi dan secermat suatu rahasia disimpan suatu saat rahasia itu akan

terbongkar

(b) keberhasilan sebuah usaha memerlukan kerja keras.

- alur :

menggunakan alur campuran antara maju (progresif )dan alur mundur

(regresif) yang disisipi cerita masa lalu atau flashback. Hal ini dapat

diketahui sebab pengarang menguraikan peristiwa dan kejadian bahkan


konflik secara kronologis. Dari peristiwa atau kejadian pertama kemudian

di susul dengan peristiwa-peristiwa selanjutnya.

Dari masing-masing bab memiliki jalan cerita yang membawa kita ke

masa lalu dan saat ini.

contoh kutipan :

“ Nama itu kontan membangunkan hantu masa lalu yang aku tak pernah

tahu pernah ada. Hantu yang dikubur rapat-rapat oleh ibuku bertahun-

tahun silam…” (hal.1)

“Romo hanya bercerita, kalau dulu ia berkelahi dengan seseorang,dan

orang itu membawa semprong petromaks yang kemudian dihantamkan ke

kepalanya...”(hal.13)

“melihat tubuh Romo yang roboh, membuatku teringat pada masa laluku

yang sebenarnya belum terlalu lama…”(hal.15)

“terakhir ketemu di Kudus. Dulu… waktu kamu belum lahir…”(hal.15)

“Dia memang selalu serius, dari dulu bahkan sampai usia segini. Sejak

kecil, Tegar sudah diajak Romo ke pabrik…”(hal.33)

“yo wes, besok berangkat… naik pesawat dulu ke Semarang nanti aku

suruh sopir jemput kamu di Semarang buat ke Kudus…”(hal.17)


“di kepalaku mulai terdengar sebaris lirik lagu yang selalu menyertaiku

ketika dalam perjalanan darat,sambil berdoa aku bisa menembak sasaran

lebih cepat dari bayanganku sendiri.”(hal.19)

“Pagi berganti, Tegar masih berusaha menghubungi Lebas. Kali ini

diangkat,…”(hal.30)

- penokohan

1. Jeng Yah

Jeng Yah/Dasiyah adalah gadis yang baik hati dan dia seorang

pelinting kretek gadis yang terkenal pada masanya, Karakter Jeng Yah

dalam cerita ini adalah gadis yang tekun, rajin, dan patuh terhadap

perintah kedua orang tuanya. Dasiyah dilukiskan secara analitik seperti

yang terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Siapa tak kenal Dasiyah, kembang Kota M, putri pengusaha kretek

nan

cantik jelita. Ia adalah gadis ceria yang selalu ramah pada siapa pun

yang

ditemuinya. Senyumnya tak pernah hilang dari wajah ayunya, seolah

senyum itu memang sengaja di pasang sebagai perhiasan, seumpama

kalung atau anting-anting”

2. Romo/Seoraja

Soeraja adalah seorang pemilik pabrik rokok Kretek Djagat

Raja,kretek yang merajai pasar pada masa itu. Soeraja berkarakter

tegas, rajin dan tak ragu dalam mengambil keputusan. Persaingan

produksi kretek yang mendominasi cerita dalam novel ini membuat


kisah cinta Soeraja semakin jelas. Ayah dari Lebas,Karim dan Tegar ini

sakit, dan ingin bertemu dengan Jeng Yah

3. Purwanti

Purwanti adalah anak dari buah cinta Soedjagad dengan istrinya,

persaingan antara produksi kretek orangtuanya yang dilanjutkan oleh

suaminya Soeraja. Ibu dari Karim, Lebas, dan Tegar memiliki karakter

pencemburu, sensitive, dan pemarah karena Ibu/Purwanti begitu

sayang kepada Romo/Soeraja. adapun kutipannya;

“Aku yang memelihara dia sakit, perempuan itu yang dipanggil-

panggil!” omel ibu, mulutnya miring-miring dan monyong-monyong

saking kesalnya.”

"Apa-apaan kalian menyebut-nyebut nama laknat itu?!" Tanpa kami

tahu, Ibu ternyata mendengar pembicaraan kami. Kami mengkerut dan

langsung mengunci mulut lalu bubar sambil pura-pura sibuk. (hlm. 2)

Analisis: Dalam kutipan di atas, terlihat sosok Ibu/Purwanti yang

mudah marah dan spontan berkata kasar kepada anak-anaknya karena

mendengar sesuatu yang mencurigakan.

4. Idroes Moeria

Idroes Moeria pada awalnya hanya seorang buruh linting klobot yang

bertekad untuk mempersunting Roemaisa, karakternya yang gigih dan

tekun dalam bekerja membuat ia dan teman sepermainannya bersaing

baik dalam hal percintaan maupun bisnis. Watak Idroes Moeria

dilukiskan seperti tampak pada kutipan di bawah ini.


“Idroes Moeria ingin menaikkan derajatnya, dari sekadar buruh

menjadi pemilik usaha kecil. Meskipun ibunya senantiasa, mengatakan

“jangan mimpi ketinggian, Le”. Idroes Moeria memang hanya tinggal

bersama simboknya. Pemuda itu tahu, bakal menjadi tulang punggung

keluarga setelah bapaknya meninggal dunia saat ia beusia tiga belas

tahun, meski ibunya juga bekerja sebagai babu dirumah tetangga

mereka yang jauh dari mapan

5. Roemaisa

Roemaisa adalah gadis incaran Soejagad dan Idroes Moeria, Roemaisa

adalah gadis baik hati yang di idam-idamkan para pria, namun cintaya

hanya untuk Idreos Moeria. Kesetiaan cintanya terbukti saat ia

ditinggal suaminya yang di tangkap penjajah Jepang pada masa itu.

Kesetiaannya ter cermin pada kutipan berikut;

“jangan pernah dekati aku lagi! Aku bukan rondo!” ucap Roemaisa

pada Djagad yang mencoba untuk merayunya.

6. Soedjagad

Eyang kakung Tegar, Karim dan Lebas. Tokoh ini memiliki sifat

sebagai sosok pembohong, ingin menang sendiri dan mengambil ide

orang lain, seperti dalam kutipan dibawah ini.

“klobot saya lebih baik dari klobot kamu, memang itu dalah idemu,

tapi aku yang lebih baik dari kamu” Bentak Soejagad.

7. Lebas

sesuai dengan profesinya yaitu sebagai pelaku seni, Lebas memiliki

sifat yang menonjol, cuek, tapi jujur, mau berisiko dan pantang

menyerah. Cuek dan jujur dalam arti gaya bicara ceplas-ceplos, apa
adanya, tetapi memiliki kepedulian pada orang lain terutama kepada

mereka yang memang perlu dibantu

8. Tegar

Tegar adalah anak pertama Soeraja yang dipercaya oleh keluarga untuk

mengelola rokok kretek Djagad Raja. Tegar memiliki sikap tegas dan

punya prinsip yang kuat serta mempunyai tanggung jawab yang besar

terhadap pabriknya serta sosok pemimpin yang tahu diri

9. Karim

memiliki sifat dewasa dan selalu melerai ketika Tegar dan Lebas,

seperti dalam kutipan dibawah ini.

“hey, saat ini kita fokus untuk mencari Jeng Yah demi romo yang

sedang sekarat, tolong jangan berkelahi disaat seperti ini” sanggah

Karim

- Latar

1. Latar tempat

latar tempat terjadinya peristiwa cerita novel Gadis Kretek karya Ratih

Kumala adalah di kota M (kota Muntilan), Kudus, dan Jakarta. Ketiga

kota tersebut menjadi tempat penting.

2. Latar Waktu

Latar waktu peristiwa terjadi pada masa sebelum kemerdekaan sampai

pada p asca peristiwa G 30 S PKI. Cerita itu diceritakan dalam rentang

waktu yang pendek dengan teknik sorot balik.

3. Latar Suasana

terkejud (kaget)
"Bablas piye?" tanya Mas Tegar.

"ya bablas... meninggal."

"Astagfirullah, Bas, Lebas... mbok jangan ngomong jelek gitu!" Mas

Karim mengingatkanku. (hlm. 3)

Berdasarkan kutipan di atas, Karim dan Tegar kaget ketika mendengar

ucapan dari Lebas yang seperti itu.

panik

"Romo ndak marah. Tapi, kalau kamu pindah jurusan lagi, Romo akan

berhenti ngasih kamu uang jajan dan ndak akan Romo biayai kuliah

lagi!" (hlm. 25) Berdasarkan kutipan di atas, Lebas panik jika tidak

menuruti perkataan

4. Latar sosial

Latar sosial terjadi pada masyarakat Jawa yang bervariasi kehidupan

sosialnya, ada masyarakat kelas sosial kelas menengah-atas dan ada

masyarakat kelas bawah.

contoh :

menengah atas (Lebas) :

“Aku pulang ke rumah, setelah tiga bulan tidak menunjukkan batang

hidungku, meskipun aku masih tinggal di Jakarta, sama dengan

keluargaku. Aku lebih suka berdiam di apartemenku dan berkutat

dengan kegiatan kreatif yang kusuka. Mas Tegar dan Mas Karim masih

saja bolak-baik ke luar kota untuk urusan bisnis. Kuputuskan untuk


mengunjungi Romo dan Ibu, sebab aku tahu pada hari ini Mas Tegar

kembali setelah dua minggu di Singapura”

Masyarakat kelas bawah (Idroes Moeria sebelum sukses) :

“Idroes Moeria memang hanya tinggal bersama simboknya. Pemuda

itu tahu, bakal menjadi tulang punggung keluarga setelah bapaknya

meninggal saat ia berusia tiga belas tahun, meski ibunya juga bekerja

sebagai babu di rumah tetangga mereka yang jauh lebih mapan.

Awalnya, Idroes Moeria ikut Pak Trisno sebagai pelinting klobot, dan

kini ia dipercaya untuk mengepak, kadang Pak Trisno menyuruhnya

untuk mengantarkan pesanan klobot ke pasar atau ke toko obat

- sudut pandang

Sudut pandang dalam novel “Gadis Kretek” menggunakan sudut pandang

pandang eksternal karena mengguanakan kata ganti orang ketiga (ditandai

dengan penggunaan kata dia, nama orang, dan sapaan)

- gaya bahasa

Gaya bahasa yang dipergunakan pengarang menarik , mudah di fahami

dan banyak menggunakan istilah-istilah dan guyonan dalam bahasa jawa.

Seperti kutipan-kutipan dibawah ini.

“ kamu seperti Rara Mendut,idhu-mu legi.” Ludah yang manis.”

“ takkira kowe ra bakal bali mrene, Le. Wes penak ning Jakarta.”

“ takpikir jeneng kuwi ra entuk disebut ning kene.” Mbok Marem

nyerocos kaget dengan bahasa Jawa.“

- amanat

kehadiran amanat terbungkus bersama tema, artinya amanat sebuah novel

dapat ditemukan setelah pembaca menyelesaikan seluruh cerita.


Berdasarkan pengertian tersebut dan setelah memperhatikan tema utama

(mayor) dan tema tambahan (minor) novel Gadis Kretek karya Ratih

Kumala, novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala terdapat amanat atau

pesan pengarang yang akan disampaikan kepada pembaca yaitu

(a) serapi apa pun rahasia disimpan pada saatnya akan terbongkar.

(b) kerja keras akan berbuah kesuksesan.

(c) kebaikan dan kejujuran seseorang akan membuahkan kedamaian dan

kegembiraan.

D. unsur ekstrinsik novel

- latar belakang penggarang

- latar belakang Masyarakat

- nilai nilai yang terkandung

Anda mungkin juga menyukai