Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Program Diskon atau Promosi yang Diterapkan oleh Sumber

Biru Wonosalam dalam Memengaruhi Persepsi Pelanggan Terhadap


Pemasaran Afeksi dan Kognisi, serta Dampaknya Terhadap Loyalitas
Pelanggan

22042010048/ RISTA MARIA HARTONO .P/ A/

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2023
1. Judul Penelitian
Judul penelitian adalah kalimat singkat yang merangkum inti dari topik atau subjek
penelitian. Ini adalah frasa atau kalimat pendek yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menyampaikan topik penelitian dengan jelas dan ringkas. Judul penelitian harus
mencerminkan isu utama yang akan diselidiki dalam penelitian dan memberikan gambaran
tentang tujuan dan ruang lingkup penelitian tersebut.
Judul penelitian biasanya memuat informasi tentang variabelvariabel yang diteliti,
populasi yang diteliti, dan metode atau pendekatan yang digunakan dalam penelitian.
Tujuannya adalah memberikan gambaran singkat kepada pembaca tentang topik dan fokus
penelitian, serta membantu para peneliti dan pembaca memahami konten dan tujuan dari
peneliti. Topik yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan topik pemasaran
dengan judul penelitian tentang “Pengaruh Program Diskon atau Promosi yang Diterapkan
oleh Sumber Biru Wonosalam dalam Memengaruhi Persepsi Pelanggan Terhadap Pemasaran
Afeksi dan Kognisi, serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan”.
Judul ini akan membahas mengenai pengaruh diskon atau promosi yang dilakukan oleh
destinasi wisata Sumber Biru Wonosalam. Studi kasus dilakukan pada pengelola destinasi
wisata Sumber Biru Wonosalam. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menganalisis
keterikatan hubungan antar tiap variable dalam judul penelitian.

2. Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah pertanyaan, konflik, atau isu yang menjadi fokus utama dalam
sebuah studi atau penelitian. Masalah penelitian memberikan dasar dan arah bagi peneliti
dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi terhadap masalah yang ingin
dipecahkan atau isu yang ingin dipahami lebih lanjut. Pemilihan masalah penelitian yang baik
sangat penting dalam menentukan kesuksesan dan relevansi penelitian tersebut. Masalah
penelitian yang baik haruslah memiliki karakteristik berikut:
a. Signifikansi: Masalah penelitian harus memiliki relevansi dan penting bagi bidang atau
disiplin ilmu tertentu. Hal ini berarti bahwa penelitian tersebut harus memberikan kontribusi
yang berarti terhadap pemahaman atau pemecahan masalah yang ada.
b. Keterbatasan pengetahuan: Masalah penelitian harus mencerminkan kesenjangan dalam
pengetahuan saat ini. Peneliti harus mengidentifikasi apa yang belum diketahui atau dipahami
dengan jelas oleh komunitas ilmiah dan kemudian merumuskan pertanyaan penelitian yang
sesuai.
c. Spesifik: Masalah penelitian harus dirumuskan secara jelas dan terperinci. Pernyataan
masalah harus membatasi cakupan penelitian dan mengidentifikasi variabel atau faktor yang
akan diteliti.

Dalam penelitian ini, masalah penelitian yang saya gunakan adalah berisi pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana promosi dapat memengaruhi persepsi pelanggan terhadap pemasaran afeksi
dan kognisi di Sumber Biru Wonosalam?
2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Sumber Biru Wonosalam dalam meningkatkan
loyalitas pelanggan?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merujuk pada hasil akhir yang ingin dicapai atau tujuan yang ingin dicapai
melalui proses penelitian. Ini adalah arah atau fokus utama penelitian yang memberikan
landasan bagi desain penelitian, metodologi, dan interpretasi data yang akan dilakukan.
Tujuan penelitian berfungsi sebagai panduan yang mengarahkan kegiatan penelitian, dan
membantu peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik yang diteliti.
Tujuan penelitian biasanya mencerminkan masalah penelitian yang ingin dipecahkan,
pertanyaan penelitian yang ingin dijawab, atau hipotesis yang ingin diuji. Ada beberapa jenis
tujuan penelitian yang umum digunakan, antara lain:
Menjelaskan: Tujuan penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi yang rinci tentang
fenomena atau topik tertentu. Misalnya, penelitian ini dapat berusaha menjelaskan
karakteristik populasi tertentu atau menggambarkan proses yang terjadi dalam suatu sistem.
Menjelaskan Hubungan: Tujuan penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara
dua atau lebih variabel. Misalnya, penelitian ini dapat mencoba menentukan apakah ada
hubungan antara konsumsi makanan tertentu dan risiko penyakit tertentu.
Menguji Hipotesis: Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran atau kevalidan
hipotesis yang diajukan. Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji tentang hubungan
antara variabel-variabel tertentu.

Dalam penelitian saya, Masalah Penelitian yang saya gunakan adalah berisi tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengaruh program diskon dan promosi dalam memengaruhi presepsi
pelanggan terhadap pemasaraan afeksi dan promosi di Sumber Biru Wonosalam.
2. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Sumber Biru Wonosalaam dalam
meningkatkan loyalitas pelanggan

4. Jenis Penelitian
Penelitian adalah proses sistematis yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan baru,
memperluas pemahaman, atau memvalidasi pengetahuan yang sudah ada. Jenis-jenis
penelitian dapat bervariasi tergantung pada tujuan, metode, dan pendekatan yang digunakan.
Berikut adalah beberapa jenis penelitian umum yang sering digunakan:
Penelitian Deskriptif: Jenis penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik atau
fenomena yang ada dalam suatu populasi atau situasi. Penelitian deskriptif tidak berusaha
untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel.
Penelitian Korelasional: Jenis penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada
hubungan antara dua variabel. Penelitian korelasional dapat mengidentifikasi hubungan
positif, negatif, atau tidak ada hubungan sama sekali antara variabel.
Penelitian Eksperimental: Jenis penelitian ini dirancang untuk menentukan hubungan sebab-
akibat antara dua atau lebih variabel. Penelitian eksperimental melibatkan manipulasi
variabel independen untuk melihat dampaknya terhadap variabel dependen, sambil
mengontrol faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Penelitian Kualitatif: Jenis penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang
pengalaman, persepsi, dan makna yang dialami oleh individu atau kelompok. Metode
penelitian kualitatif mencakup wawancara, observasi partisipatif, dan analisis konten.
Penelitian Kuantitatif: Jenis penelitian ini berfokus pada pengukuran dan analisis data
numerik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih objektif tentang fenomena. Metode
penelitian kuantitatif melibatkan pengumpulan data melalui survei, eksperimen, atau analisis
statistik.
Penelitian Gabungan (Mixed Methods): Jenis penelitian ini menggabungkan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan gabungan
dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dengan memadukan kekuatan
masing-masing metode.
Pada penelitian ini saya memfokuskan pada penentuan strategi pemasaran terutama
penerapan diskon dan promo dalam memengaruhi persepsi pelanggan terhadap pemasaran
kognisi dan afeksi pada Sumber Biru Wonosalam. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskripsi dengan analisis SWOT dalam penelitiannya. Adapun alasan kenapa dipilih
metode kualitatif deskripsi dengan analisis SWOT adalah data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini tidak bersifat statistik. Kemudian jika penelitian ini dilakukan dengan penelitian
kuantitatif sulit didapatkan rumusan masalah, dikarenakan meneliti strategi pemasaran
memerlukan pernyataan-pernyataan dari responden dan sulit dispesifikasikan. Selanjutnya
ialah strategi pemasaran merupakan topik yang membutuhkan konteks yang tepat sehingga
dapat menjelaskan data yang didapatkan. Metode kualitatif deskripsi dengan analisis SWOT
yang dipilih merupakan penelitian lapangan dan dapat juga dianggap pendekatan luas sebagai
metode untuk mengumpulkan data kualitatif.

5. Variabel Bebas dan Indikator Variabel


Variabel terbuka dalam penelitian merujuk pada variabel yang tidak terkontrol secara
langsung oleh peneliti. Dalam konteks penelitian, variabel terbuka juga dikenal sebagai
variabel independen atau variabel bebas. Variabel terbuka adalah faktor atau kondisi yang
diperkirakan dapat mempengaruhi variabel lain yang sedang diteliti. Peneliti tidak dapat
mengontrol atau memanipulasi variabel terbuka ini secara langsung. Contoh sederhana adalah
jika Anda melakukan penelitian tentang hubungan antara pola makan dan berat badan, pola
makan merupakan variabel terbuka. Peneliti tidak dapat mengontrol atau memanipulasi pola
makan peserta penelitian secara langsung. Namun, peneliti dapat mengamati dan mengukur
pola makan tersebut dan melihat bagaimana pola makan tersebut berkaitan dengan berat
badan peserta. Variabel terbuka ini penting untuk diidentifikasi dalam penelitian karena
pengaruhnya dapat memengaruhi hasil penelitian. Dalam penelitian yang lebih kompleks,
variabel terbuka sering kali dijelaskan secara terperinci, dan peneliti berusaha untuk
mengontrol atau memperhitungkan faktor-faktor tersebut agar tidak mengganggu hasil
penelitian secara signifikan.
a. Program Diskon (X1) Dalam Penelitian ini program diskon akan dijadikan sebagai objek
penelitian dan akan didapatkan data yang didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok
mengenai penetapan diskon, strategi promosi, dan pengaruh dari program diskon serta
promosi dari Sumber Biru Wonosalam
b. Volume Penjualan (X2) Dalam penelitian ini volume penjualan didefinisikan sebagai
penjualan tiket dan peningkatan pengunjung yang akan dijadikan sebagai data dalam
penelitan in.

6. Variabel Terikat dan Indikator Variabel


Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilainya bergantung pada
variabel lain dalam suatu penelitian atau eksperimen. Variabel terikat adalah variabel yang
sedang diteliti atau diamati untuk melihat bagaimana perubahannya terkait dengan perubahan
variabel lain yang disebut variabel bebas (independent variable). Dalam konteks ilmiah atau
penelitian, variabel terikat adalah variabel yang menjadi fokus penelitian dan merupakan
hasil yang ingin diukur, diamati, atau dijelaskan. Contohnya, dalam sebuah studi tentang
pengaruh dosis obat terhadap penurunan tekanan darah, tekanan darah akan menjadi variabel
terikat. Variabel bebas dalam contoh ini adalah dosis obat, yang diubah-ubah untuk melihat
pengaruhnya terhadap tekanan darah. Variabel terikat dapat berupa data kuantitatif atau
kualitatif, tergantung pada jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian. Penting untuk
mengidentifikasi variabel terikat dengan jelas agar dapat merumuskan hipotesis penelitian,
merancang desain penelitian yang sesuai, dan menganalisis hasil penelitian dengan tepat.
Variabel terikat dari penelitian saya:
1. Loyalitas Pelanggan(Y1) Loyalitas pelanggan adalah kecenderungan atau komitmen yang
kuat dari seorang pelanggan terhadap produk, merek, atau layanan tertentu yang membuat
mereka tetap memilih dan menggunakan produk atau layanan tersebut secara berulang.
Loyalitas pelanggan tidak hanya melibatkan pembelian berulang, tetapi juga mencakup
preferensi pelanggan terhadap merek atau produk tertentu serta niat mereka untuk tetap setia
kepada merek atau produk tersebut di masa depan.

7. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang digunakan dalam analisis statistik untuk
mengidentifikasi atau mengevaluasi pengaruh atau interaksi antara dua variabel lainnya.
Dalam konteks analisis regresi atau analisis varians (ANOVA), variabel moderator adalah
variabel yang mempengaruhi atau mengubah hubungan antara variabel independen (variabel
prediktor) dan variabel dependen (variabel respons). Fungsi utama dari variabel moderator
adalah untuk memahami bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dapat berbeda-beda tergantung pada tingkat atau kondisi dari variabel moderator
tersebut. Dengan kata lain, variabel moderator membantu kita memahami apakah efek
variabel independen tersebut lebih kuat, lebih lemah, atau bahkan berubah arah pada tingkat
tertentu dari variabel moderator. Contoh sederhana adalah dalam studi mengenai hubungan
antara tingkat pendidikan (variabel independen) dan pendapatan (variabel dependen). Jika
kita memasukkan usia sebagai variabel moderator, kita dapat menentukan apakah hubungan
antara tingkat pendidikan dan pendapatan berbeda pada berbagai kelompok usia. Mungkin
hubungan ini lebih kuat pada kelompok usia yang lebih muda dan lebih lemah pada
kelompok usia yang lebih tua.Analisis yang umum digunakan untuk memeriksa efek
moderator adalah analisis regresi berganda dengan pengujian interaksi antara variabel
independen dan variabel moderator. Hasil dari analisis ini dapat membantu kita memahami
bagaimana variabel moderator memengaruhi hubungan antara variabel independen dan
dependen dalam suatu konteks tertentu.
Dalam penelitian ini, variable moderatornya ialah strategi pemasaran, Strategi pemasaran
adalah rencana menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan
pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan melalui
periklanan, program promosi, penjualan, program produk, dan pendistribusian. Strategi
pemasaran digunakan oleh perusahaan produsen barang atau jasa secara berkesinambungan
untuk memenangkan persaingan pasar secara berkesinambungan. Penyusunan rencana usaha
secara menyeluruh dilandasi oleh strategi pemasaran.

8. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah konsep dalam penelitian sosial dan ilmu sosial yang mengacu
pada variabel yang mungkin mempengaruhi hubungan antara dua variabel lainnya. Variabel
ini dapat memoderasi atau mengubah hubungan antara variabel independen (variabel yang
mempengaruhi variabel lain) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen). Intervening variable juga dikenal sebagai mediator variable atau mediating
variable dalam beberapa konteks. Intervening variable berperan sebagai perantara antara
variabel independen dan variabel dependen dalam suatu model atau teori. Dengan kata lain,
mereka menjelaskan "mengapa" atau "bagaimana" variabel independen memengaruhi
variabel dependen. Contoh sederhana dari variabel intervening adalah sebagai berikut: Anda
ingin memahami hubungan antara pendidikan (variabel independen) dan pendapatan
(variabel dependen). Anda juga menyadari bahwa pengalaman kerja (variabel intervening)
dapat memoderasi hubungan ini. Dalam hal ini, pengalaman kerja adalah variabel yang
menjelaskan bagaimana pendidikan memengaruhi pendapatan. Jadi, pengalaman kerja adalah
variabel intervening dalam hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Penelitian yang
mempertimbangkan variabel intervening ini dapat memberikan wawasan yang lebih
mendalam tentang proses yang terjadi di antara variabel independen dan variabel dependen,
dan ini membantu dalam pengembangan teori dan pemahaman yang lebih baik tentang
hubungan tersebut.
Dalam penelitian ini, variabel interveningnya adalah persepsi terhadap pemasaran afeksi
dan kognisi pelanggan di Sumber Biru Wonosalam. Pemasaran afeksi (affective marketing)
dan pemasaran kognitif (cognitive marketing) adalah dua pendekatan yang berbeda dalam
dunia pemasaran yang bertujuan untuk memengaruhi perilaku konsumen dengan cara yang
berbeda. Berikut adalah pengertian keduanya:
Pemasaran afeksi adalah pendekatan dalam pemasaran yang fokus pada penggunaan emosi
dan perasaan untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Tujuan dari pemasaran afeksi adalah
untuk membangkitkan emosi positif atau negatif yang kuat dalam konsumen sehingga mereka
merasa terhubung secara emosional dengan produk atau merek tertentu. Contoh pemasaran
afeksi adalah iklan yang mencoba membuat konsumen merasa senang, terinspirasi, takut, atau
bahkan sedih, dengan harapan bahwa perasaan tersebut akan memotivasi mereka untuk
membeli produk atau layanan yang ditawarkan.
Pemasaran kognisi adalah pendekatan dalam pemasaran yang berfokus pada penggunaan
pengetahuan, logika, dan pemikiran rasional untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Tujuan dari pemasaran kognisi adalah untuk memberikan informasi yang jelas dan rasional
tentang produk atau layanan sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang berdasarkan
pemikiran logis. Pemasaran kognisi seringkali melibatkan fitur, manfaat, dan fakta-fakta yang
konkret tentang produk atau layanan tersebut.
Penting untuk diingat bahwa pemasaran afeksi dan pemasaran kognisi tidak bersifat
eksklusif. Dalam banyak kampanye pemasaran, kedua pendekatan ini dapat digabungkan
untuk menciptakan pesan yang lebih kuat dan persuasif.

9. Hubungan Antar Variabel


Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara beberapa variabel yang berbeda dalam
konteks program diskon atau promosi yang diterapkan oleh Sumber Biru Wonosalam,
persepsi pelanggan terhadap pemasaran afeksi dan kognisi, serta dampaknya terhadap
loyalitas pelanggan. Berikut adalah hubungan antar variabel yang dijelaskan dalam judul ini:

Program Diskon atau Promosi (Variabel Independen): Pengaruh dari program diskon atau
promosi yang diterapkan oleh Sumber Biru Wonosalam adalah variabel independen yang
diharapkan memengaruhi variabel-variabel lain dalam studi ini.
Persepsi Pelanggan Terhadap Pemasaran Afeksi (Variabel Dependen): Ini adalah salah satu
variabel dependen dalam studi ini. Ini mencerminkan bagaimana pelanggan menilai atau
menganggap pemasaran yang dilakukan oleh Sumber Biru Wonosalam dari segi afeksi atau
perasaan.
Persepsi Pelanggan Terhadap Pemasaran Kognisi (Variabel Dependen): Ini juga adalah
variabel dependen dalam studi ini. Ini mencerminkan bagaimana pelanggan menilai atau
menganggap pemasaran yang dilakukan oleh Sumber Biru Wonosalam dari segi kognitif atau
pengetahuan.
Loyalitas Pelanggan (Variabel Dependen): Ini adalah variabel dependen lainnya dalam studi
ini. Ini mencerminkan tingkat loyalitas pelanggan terhadap Sumber Biru Wonosalam.
Dengan demikian, hubungan yang dijelaskan dalam judul adalah untuk \mengidentifikasi
bagaimana program diskon atau promosi yang diterapkan oleh Sumber Biru Wonosalam
dapat memengaruhi persepsi pelanggan terhadap pemasaran afeksi dan kognisi, serta
bagaimana pengaruh ini dapat berdampak pada loyalitas pelanggan. Studi ini mungkin akan
mencoba untuk mengukur variabel-variabel ini dan melihat apakah ada hubungan signifikan
antara mereka, seperti apakah program diskon atau promosi yang kuat meningkatkan persepsi
pelanggan terhadap pemasaran atau meningkatkan tingkat loyalitas pelanggan.

10. Sumber Data


Sumber data dalam penelitian merujuk pada sumber informasi atau materi yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang relevan dengan pertanyaan penelitian
yang diajukan. Sumber data ini dapat berupa berbagai jenis, tergantung pada jenis penelitian
yang dilakukan dan metode yang digunakan. Berikut ini beberapa contoh sumber data yang
umum digunakan dalam penelitian:
1. Sumber data primer: Ini adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti untuk tujuan
penelitian tertentu. Sumber data primer dapat berupa wawancara, kuesioner, observasi
langsung, eksperimen, atau studi kasus. Data ini dihasilkan oleh peneliti sendiri atau tim
penelitian yang bekerja dalam konteks penelitian mereka.
2. Sumber data sekunder: Ini adalah data yang sudah ada dan dikumpulkan oleh pihak lain
atau lembaga sebelumnya untuk tujuan lain. Sumber data sekunder dapat berupa publikasi
ilmiah, laporan pemerintah, data statistik, database, rekaman arsip, dan sumber informasi
lainnya yang tersedia untuk umum. Peneliti menggunakan data ini untuk menganalisis dan
menggali informasi baru yang sesuai dengan penelitian mereka. Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan
(Sugiyono 2017:224). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi partisipan (participant observation) serta wawancara (interview).
1. Observasi Partisipan Dalam observasi ini peneliti ikut terlibat secara langsung dengan
kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh sumber data atau orang yang diamati dan peneliti
ikut melakukan kegiatan yang dikerjakan. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak (Sugiyono 2017:227).
2. Wawancara Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara, hampir sama dengan
kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi
3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara
mendalam (in-depth interview). Peneliti memilih melakukan wawancara mendalam, hal ini
bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi
pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi dari sumber data. Menurut Esterberg dalam
Sugiyono (2017:231) mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi-struktur,
jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara yang terstruktur. Tujuan
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ideidenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan (Sugiyono 2017:233).

Anda mungkin juga menyukai