Anda di halaman 1dari 43

7 Maret, 2023

Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Perencanaan Penanganan Longsoran Lereng Jalan

Elan Kadar
Perekayasa Ahli Muda
Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur
Perencanaan Penanganan Longsoran
Lereng Jalan

1. Pendahuluan

2. Tahapan Penyelidikan Lapangan

3. Kriteria Faktor Keamanan

4. Kriteria Pembebanan

5. Tahapan Analisis dan Desain Penanganan Longsoran

6. Alternatif Metode Penanganan Longsoran

7. Contoh Tahapan Kerja Penanganan Darurat

Knowledge Sharing Forum


bersama Bintek Jatan
Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Pendahuluan
01
Pengantar
 Longsoran adalah perpindahan sejumlah massa batuan, bahan rombakan (debris), dan
tanah secara gravitasional menuju bagian bawah suatu lereng (Imam A. Sadisun, 2019)
 Setiap lereng memiliki kecenderungan untuk longsor
 Model sederhana mekanisme terjadinya longsor:

 Gravitasi selalu mengakibatkan gaya tarik material penyusun lereng


menuju ke bawah

 Friksi memberikan gaya perlawanan terhadap kecenderungan


pergerakan gravitasi; friksi  0 berarti material mudah sekali
tergelincir

 Sudut lereng semakin besar, semakin besar pula kecenderungan


material untuk bergerak ke bawah

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Karakteristik Longsoran

Sumber : Imam A. Sadisun (2019)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Bagian-bagian Longsoran

Sumber : Imam A. Sadisun (2019)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Bagian-bagian Longsoran

Sumber : Imam A. Sadisun (2019)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Proses Terjadinya Longsor

Sumber : Imam A. Sadisun (2019)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Jenis Gerakan Tanah (Longsoran)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Tahapan Penyelidikan Lapangan


02
Bagan Alir Kegiatan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Penyelidikan Lapangan

 Pengeboran Teknik dan uji SPT


 Minimal 3 titik pada as longsoran, untuk panjang jalan yang terdampak longsoran < 50 m
 Minimal 3 titik pada as longsoran ditambah 2 titik pada arah memanjang jalan, untuk
panjang jalan yang terdampak longsoran 50 m – 100 m
 Kedalaman pengeboran teknik, minimum 5 m menembus lapisan tanah keras/lapisan
batuan dasar
 Pendugaan geolistrik
 Minimum 2 bentang dalam arah memanjang jalan
 Minimum 1 bentang dalam arah melintang jalan
 Pembentangan pendugaan geolistrik sedapat mungkin melalui titik pengeboran teknik
 Mengidentifikasi adanya genangan air (kolam) di sekitar puncak daerah longsoran dan
genangan air atau alur alam di sekitar kaki daerah longsoran
 Pemasangan dan pemantauan instrumentasi pergerakan tanah (optional)
 Pengujian sifat fisik dan mekanik tanah/batuan di laboratorium

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Skema Titik Pengeboran Teknik dan Instrumentasi

BH1
PIEZOMETER (pz)
1/2 L TITIK BOR / INCL

BH2
L
pz
BH4
1/2 L TITIK BOR

pz
TITIK BOR / INCL
BH3

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Kriteria Faktor Keamanan


03
Kriteria Faktor Keamanan
Resiko terhadap nyawa manusia Rekomendasi nilai faktor keamanan terhadap resiko
kehilangan nyawa manusia
Resiko Ekonomis
Diabaikan Rendah Tinggi
kehilangan secara

Diabaikan
terhadap resiko

1.1 1.2 1.5


Rekomendasi

keamanan
nilai faktor

ekonomis

Rendah 1.2 1.2 1.5

Tinggi 1.4 1.4 1.5

Catatan :
1. Meskipun nilai faktor keamanan lerengnya 1.4, jika beresiko tinggi terhadap keselamatan orang-orang di
sekitarnya maka harus diubah menjadi 1.1 berdasarkan hasil prediksi kondisi air tanah terburuk.
2. Faktor keamanan yang tercantum di dalam tabel ini adalah nilai-nilai yang direkomendasikan. Faktor
keamanan yang lebih tinggi atau lebih rendah mungkin saja terjamin keamanannya pada situasi-situasi
khusus dalam hubungannya dengan resiko kehilangan secara ekonomis.

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Kriteria Pembebanan
04
Kriteria Pembebanan

Kelas Jalan Beban lalulintas Beban di luar jalan (*)


(kPa) (kPa)
I 15 10
II 12 10
III 12 10

Keterangan : (*) Beban dari bangunan rumah-rumah sekitar lereng

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Tahapan Analisis dan Desain Penanganan 05


Bagan Alir Kegiatan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Evaluasi dan Interpretasi Parameter Kuat Geser

 Lereng yang belum mengalami longsor


 c’ dan ’
 Uji Triaksial CU
 Sample tanah dari matriks yang mewakili dan/atau daerah perlemahan
 Lereng yang telah mengalami longsor
 Kuat geser sisa atau menggunakan parameter residualnya
 uji kuat geser bolak balik atau uji ring shear

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Stratifikasi Tanah/Batuan pada As Bidang Longsoran

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Penentuan Bidang Gelincir/Longsoran

Kenampakan Bidang Gelincir

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Penentuan Bidang Gelincir/Longsoran

 Metode langsung
 Pemasangan pipa PVC/unting-unting atau inklinometer
 Diamati pergerakannya O

B O1
C
Bidang longsoran

Keteranangan :
A= Titik Potong Antara As Longsoran dengan Retakan
Penentuan bidang keruntuhan lereng Pada Mahkota Longsoran
B= Kedalaman Bidang Longsoran Pada Inklinometer I
dengan jenis gerakan gelincir rotasi
C= Kedalaman Bidang Longsoran Pada Inklinometer II
H= Tonjolan Ujung Kaki Longsoran
O= Titik Pusat Bidang Longsoran
0 -01 = Bidang Netral

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Penentuan Bidang Gelincir/Longsoran
 Metode langsung
 Pemasangan pipa PVC/unting-unting atau inklinometer
 Diamati pergerakannya
A

II
Bidang
Longsoran B

Keteranangan :
A= Titik Potong Antara As Longsoran dengan Retakan
Pada Mahkota Longsoran
B= Kedalaman Bidang Longsoran Pada Inklinometer I
C= Kedalaman Bidang Longsoran Pada Inklinometer II
Penentuan bidang keruntuhan lereng
dengan jenis gerakan gelincir translasi

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Penentuan Bidang Gelincir/Longsoran
 Metode tidak langsung
 Analisis balik dengan menggunakan metode elemen hingga

0.000 30.000 60.000 90.000 120.000 150.000

90.000

13.000

12.000

11.000
60.000

10.000

9.000

8.000

7.000
30.000
6.000

5.000

4.000

3.000

0.000 2.000

1.000

0.000

-1.000

-30.000

Total displacements
Extreme total displacement 12,37 m

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Alternatif Metode Penanganan 06


Longsoran
Alternatif Metode Penanganan Longsoran
 Penanganan kuratif
 Retaining Wall (gravity, concrete, geosintetik, gabion)
 Pondasi Tiang (boredpile, Steell pipe)
 Ground Anchor, Nailing
 Manajemen drainase (saluran gendong pada teras sering, saluran perimeter)
 Perubahan geometrik lereng: Pemotongan lereng
 Penanganan preventif
 Vegetasi (vetiver, pohon akar tunggang & dalam, bio engineering)

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Preventif

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Preventif: Vetiver

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Kuratif
Opsi Penanganan Gabion

Opsi Penanganan Relokasi

DETAIL A

Opsi Penanganan Piling

DETAIL A

DETAIL A
POTONGAN PENANGANAN AS LONGSORAN ( ALT3 )

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Kuratif:
Perubahan Geometrik Lereng Bagian yang
dipotong
Bagian yang
dipotong

Gaya dorong
Gaya dorong berkurang
berkurang
a. Pemotongan kepala longsoran b. Pelandaian lereng

Bagian yang
dipotong habis
Bagian yang
dipotong
210.00

Gaya dorong
dikurangi
r
asa
205.00

nd
t ua
Ba
200.00

CL
c. Penanganan d. Pemotongan habis

195.00
Bagian yang
dipotong
Bagian yang
dipotong
190.00

185.00

Datum 180.00
JARAK
e. Pengupasan tebing f. Pengupasan lereng
211.560

211.230

209.800

206.580

201.620

196.210

196.217

195.995

196.080
195.630
196.080

196.610
196.690

196.680

ELEVASI
EKSISTING
211.310
211.000

206.000

201.000

196.093

ELEVASI
DESAIN

Penimbunan
Keterangan :

Bidang longsoran

g. Penimbunan pada kaki lereng

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Kuratif: Pengendalian Air Permukaan
210.00

205.00

200.00

Lubang grout
CL
Daerah
Permukiman
195.00

Jalan raya
Bidang perlemahan
190.00

a. Menutup rekahan
185.00 Saluan permukaan

Datum 180.00
JARAK
1
211.560

211.230

209.800

206.580

201.620

196.210

196.217

195.995

196.080
195.630
196.080

196.610
196.690

196.680
ELEVASI
EKSISTING
211.310

211.000

206.000

201.000

196.093

ELEVASI
DESAIN

KETERANGAN :
Tiang Listrik

Bidang longsoran

Ja P1

lan
Se Bekas Kampung SKALA GARIS
tap
ak
DPT
P2 b. Tata salir
P4

3
Su
r ad
e Saluran Tertimbun P3

4
P1

KM
16
7+
90
0
BD
G
BM. 01

P5 Diratakan
(ditimbun)
Diratakan
(dipotong)
5

P6
Bidang longsoran
tu
Ra
an
uh
lab
Pe

DP
c. Perbaikan permukaan lereng
T

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Kuratif: Pengendalian Air Bawah Permukaan
Sumur pompa
Penyalir vertikal

Tumbuhan

Zona
Penyalir mendatar Preatis

air
kedap
Z o na

Penyalir parit pencegat

Timbunan

Rembesan

Penyalir liput

Parit pengumpul

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Contoh Penanganan Kuratif: Penambatan – Pondasi Tiang

Tiang

Bidang gelincir
Minimal 2/3 H

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Contoh Tahapan Kerja 07


Penanganan Darurat
 Ruas Jalan Bts. Kota Payakumbuh – Bts. Prov. Riau, KM 160+800
TAHAP 1

Badan jalan

BH1

BH2
BH2 BH1 ( point 1 )
• Panjang batang kayu minimal
5.00 meter
• Diharapkan cerucuk sudah
memotong perkiraan bidang
BH3 gelincir
Daerah retakan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Tampak atas
0.5 m 0.5 m
TAHAP 2
Cerucuk kayu diikat dengan kawat,
ukuran kawat sama dengan ukuran
kawat bronjong

Dan Seterus nya


Panjang cerucuk
disesuaikan lebar
retakan
Badan jalan

Posisi cerucuk

retakan Cerucuk tertanam

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


BILA MEMERLUKAN SAMBUNGAN
BENTUK UJUNG KAYU

Ujung kayu agar di bikin runcing


agar mudah tertanam

BILA KAYU TIDAK MASUK PANJANG MINIMAL


1. Apabila kayu masuk dalam tanah kurang dari Panjang
minimal (lihat tahap 1)
2. Agar pindah ke titik 1 agar masuk dengan panjang minimal
TAHAP 3 yang telah ditentukan atau titik 2
3. Kemudian kembali ke jalur yang telah ditentukan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


 Ruas Jalan Bts. Kota Payakumbuh – Bts. Prov. Riau, KM 160+800

Arah aliran

Sambungan drum agar overlap 10 cm

Saluran samping di daerah longsoran :


• Tipe saluran yang kedap dan fleksibel antara lain dengan
mengunakan ½ lingkaran drum bekas

TAHAP 4

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Batas riau
TAHAP 5

Aliran diarahkan ke cross drain di


tikungan diluar longsoran

Genangan air agar dialirkan


Alur alam agar dikembalikan ke
asalnya dan dibersihkan apabila
tersumbat
Cross drain

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


 Ruas Jalan Bts. Kota Payakumbuh – Bts. Prov. Riau, KM 160+800

Dilakukan pengukuran X, Y dan Z posisi di as longsoran minimal sehari 2x


pagi dan sore, apabila telah dilakukan pemasangan cerucuk tidak terlihat
indikasi penurunan maupun pergeseran maka pengukuran dihentikan

TAHAP 6

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


 Ruas Jalan Bts. Kota Payakumbuh – Bts. Prov. Riau, KM 160+800

TERPAL PLASTIK, UNTUK SAMBUNGAN


AGAR DIBUAT OVER LAP

sandbag sandbag

TAHAP 7

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai