Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

Ditujukan untuk memenuhi tugas Praktik Keperawatan Dasar Profesi

Dosen Koordinator : Suharjiman, S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh :

Syifaa Martina Helmalia

NPM 2350321113

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2023
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
Definisi kebutuhan dasar manusia
Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of
needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam
kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs
(kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang
dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan selfactualization
(kebutuhan akan aktualisasi diri).
B. Definisi Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh

A. Pengertian

Suhu adalah suatu keadaan baik panas atau dingin pada suatu substansi. Suhu
tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan
antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang
disebut derajat.

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita
tahu sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi
setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh.

Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah
melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set
point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila
suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk
melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan
produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik
tetap.

Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme keadaan panas atau
dingin pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga dapat menyebabkan gangguan
seperti merasakan ketidaknyamanan, rasa cemas dan mengganggu aktivitas yang biasa
dilakukan.

Gangguan keseimbangan suhu tubuh meliputi :

a. Hipertermia

Hipertermia merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko


mengalami kenaikan suhu tubuh <37,80C per oral atau 38,8 0C per rektal yang
sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall, 2012). Hipertermia adalah
peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (Nurarif, Amin H dan Hardhi
Kusuma, 2015).Hipertermia adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat
diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007).

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk


meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atautrauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak
dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan
menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermia adalah


keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga
menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu.

Menurut Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma (2015) mengatakan suhu


normal tubuh berkisar antara 36,50C – 37,50C, hipertermia jika suhu tubuh >
37,50C dan hipotermi jika suhu tubuh <36,50C.
B. Tanda dan Gejala

Hipertermia

1. Suhu tinggi 37,8oC peroral atau 38,80C per rektal


2. Takikardi
3. Takipnea
4. Konvulsi (kejang)
5. Kulit kering, kemerahan dan terasa hangat
6. Menggigil
7. Dehidrasi
8. Pusing
9. Kehilangan nafsu makan
C. Pathway

Endogen Pirogen Eksogen


( Mikroorganisme, (substansi penyebab (trauma,
monosit, makrofag, demam) pemakaian
toksik) pakaian, aktivitas )

Sirkulasi darah

Hipotalamus

Hipotalamus Anterior Mengatur Hipotalamus Posterior


keseimbangan
termoregulasi
titik patokan suhu titik patokan suhu

(sel point) (sel point)


Produksi panas dan
kehilangan panas tidak
kehilangan cairan seimbang kehilangan cairan
elektrolit tubuh elektrolit tubuh

Ketidakefektifan
elektrolit pada elektrolit pada
termoregulasi
pembuluh darah pembuluh darah
(dehidrasi)

suhu tubuh suhu tubuh

Hipertermia Hipotermia
D. Pemeriksaan Diagnostik

1) Riwayat penyakit dan keluhan


2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko
infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien
thypoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
4) Uji tourniquet
E. Penatalaksanaa Medis

1. Non Farmakologi
a) Observasi keadaan umum pasien
b) Observasi tanda-tanda vital pasien
c) Observasi perubahan warna kulit pasien
d) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis (hipertermia), menggunakan
pakaian tebal (hipotermia)
e) Anjurkan pasien banyak minum (hipertermia)
f) Berikan minum hangat (hipotermia)
g) Kompres dengan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat
di bagian leher, dada, atau selangkangan untuk penderita hipotermia.
h) Anjurkan pasien banyak istirahat
i) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha,
leher bagian belakang
j) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian,
penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya
2. Farmakologi
a. Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
b. Beri infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan
.
F. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
2. Status Kesehatan :
Keluhan utama : panas
3. Riwayat penyakit sekarang :
Hipertermi :
1. Data Subjektif
a) Pasien mengeluh panas
b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2. Data Objektif
a) Suhu tubuh >37oC
b) Takikardia
c) Mukosa bibir kering
d) Warna kulit kemerahan
4. Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan turun, eliminasi,
nyeri otot, dan sendi dll).
b. Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul gejala
gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering,kemerahan,hangat
dan turgor kulit menurun)
c. Tanda – tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, sakit kepala, nyeri
otot, lemah dll

G. Asuhan Keperawatan
LAPORAN KASUS
RUANG KEMUNING
Syifaa Martina Helmalia
2350321113
Rumah Sakit Tanggal : Nilai Tanggal : Nilai Rata-rata
TK II. Paraf CI & Stampel Paraf Dosen
DUSTIRA
CIMAHI

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Nama : Ny. N
b. Usia : 40 tahun
c. Alamat : Kp. Tegal Kawung , Cimahi Utama , Cimahi
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Pendidikan : SLTA
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : Sunda/Indonesia
h. Ruang Rawat : Ruang Kemuning
i. Tanggal masuk dirawat : 03 Oktober 2023
j. Tanggal pengkajian : 04 Oktober 2023
k. No. RM : 00739175
l. Diagnosa Medis : Thypoid Fever
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
a. Saat masuk rumah sakit : Pasien mengeluh Demam
b. Saat pengkajian : Pasien mengeluh demam, nyeri kepala, mual, dan
nyeri ulu hati.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pasien mengatakan demam, nyeri kepala, mual dan nyeri ulu hati. Demam dirasakan
sejak dua minggu yang lalu. Demam dirasakan menggigil terutama pada sore hingga
malam hari. Demam akan mereda jika malam berganti pagi.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien menggatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang memiliki riwayat
penyakit yang sama.
C. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis, GCS : 15
2. Orientasi : Baik, Pasien mampu menjawab dengan benar
pertanyaan waktu dan tempat yang diajukan pemeriksa.
3. Tanda-tanda Vital
a. Denyut Nadi : 92x/menit
b. Suhu : 38.0◦C
c. Respirasi : 24x/menit
d. Tekanan Darah : 110/90 mmHg
e. Spo2 : 95
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak terdapat lesi dan edema,
tidak terdapat benjolan. Bentuk kepala normal, rambut berwarna hitam, sebaran
rambut merata.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.
2. Mata
Inspeksi : Bentuk mata simeteris, konjungtiva anemis, sklera ikterik (putih),
pupil isokor, tidak mengalami pitosis, bola mata dapat bergerak ke segala arah,
lapang pandang baik pasien mampu menyebutkan objek yang ditunjuk.
Palpasi : Tidak terdapat edema pada kelopak mata.
3. Hidung
Inspelsi : Bentuk hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat
perdarahan dan peradangan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema, fungsi penciuman
baik
4. Mulut
Inspeksi : Fungsi bbicara normal, mukosa bibir kering, tidak terdapat gigi palsu,
tidak terdapat luka, tidak terdapat sariawan, dan tidak terdapat nyeri saat menelan
5. Telinga
Inspeksi : Telinga kanan dan kiri simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat
serumen, tidak ada nyeri tekan pada bagian belakang telinga (mastoideus), tidak
terdapat benjolan. Klien mampu mendengar dengan jelas.
6. Leher
Inspeksi : Bentuk leher simeriis, tidak terdapat massa, tidak terdapat luka, tidak
terdapat perubahan warna kulit leher
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
7. Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris, irama nafas
regular
Auskultasi : Suara nafas normal, suara nnafas terdengar tympani (normal), tidak
terdapat suara nafas tambahan, bunyi jantung terdengar lup-dup, tidak terdengar
jantung tambahan
Palpasi : Tidak terdapa nyeri, denyut jantung teraba kuat, CRT <2detik
Perkusi : Suara perkusi sonor diarea lapang paru
8. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema
Auskultasi : Suara bising usus terdengar 5x/menit
9. Ekstremitas Atas
Inspeksi : Bentuk kedua tangan simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat
bekas luka, kekuatan otot kanan/kiri 4/5 . pada tangan kanan terpasang infus
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, CRT <2detik. Turgor kulit baik.
10. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Bentuk kedua kaki simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat bekas
luka, kekuatan otot kanan/kiri 5/5 .
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, CRT <2detik, turgor kulit baik, warna kulit
gelap
D. Data Biologis
Pola Kehidupan Sehari-hari
Pola Kehidupan Sehari-hari Sebelum Sakit Sesudah Sakit

Intake Nutrisi
1. Frekuensi 3x1 1 porsi 3x1 1/2porsi
2. Jenis Padat/ Nasi Lunak/bubur
Intake Cairan
1. Frekuensi 7-8gelas 5-6gelas
2. Jenis Air putih, the Air putih
Eliminasi Fecal
1. Frekuensi 2x1 Belum BAB sejak dirawat
2. Konsistensi Normal -
Eliminasi Urine
1. Frekuensi 4-5x/hari 2-3x/hari
2. Warna Kuning pucat Kuning
Istirahat Tidur
1. Kualitas 6-8jam 4-5jam
Personal Hygiene
1. Mandi 2x1 Belum Mandi
2. Keramas 1x1 Belum Keramas
3. Gosok Gigi 2x1 1x
Pola Aktivitas
1. Olahraga 1x dalam seminggu Tidak terkaji
2. Rekreasi 1x dalam satu bulan Tidak Terkaji

E. Data Psikologis
1. Status Emosi
a. Perasaan hari ini :
Klien merasa senang karena akan mendapat ilmu baru mengenai terapi untuk
penanganan demam yang membuatnya tidak nyaman
b. Ekspresi emosi : (stabil)
Stabil, klien mampu berkomunikasi dengan efektif.
c. Afek : (datar/tumpul/labil/tidak sesuai)
Sesuai dengan stimulus yang diberikan
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan senang dan puas dengan bentuk anggota tubuhnya, klien
bersyukur kepada tuhan karena semua anggota tubuhnya lenggkap
b. Identitas
Klien bersyukur diciptakan tuhan sebagai Perempuan dan ia bangga pada dirinya
c. Peran
Klien berperan sebagai seorang ibu dan istri dalam keluarganya
d. Ideal diri
Klien sebagai ibu mampu menjalani peran ibu dengan baik untuk membantu dan
membimbing anak-anaknya, klien sebagai istri berperan baik untuk memenuhi
peran dan tanggung jawabnya
e. Harga diri
Klien merasa diperhatikan dan ingin terhindar dari penyakit
F. Data Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan :
Klien beragama Islam, maka dari itu klien meyakini nilai-nilai sesuai dengan
keyakinannya.
2. Kegiatan Ibadah :
Klien melakukan kegiatan ibadah wajib sesuai dengan ajaran.
3. Hambatan/ Kesulitan Dalam Kegiatan Spiritual :
Klien tidak memiliki hambatan dalam kegiatan spiritual
4. Data Pengetahuan
Klien mengetahui tentang penyakitnya. Dan klien mengetahui beberapa cara untuk
mengatasi demam dan bagaimana pengobatannya. Namun, demam yang begitu drastis
klien membutuhkan fasilitas kesehatan membantu klien
5. Terapi Medis
No Nama Obat & Cairan Dosis Cara Tujuan Pemberian dan
. Pemberian Rasional

1. Acetylcistein Tab 200 mg Peroral digunakan


sebagai mukolitik
(pengencer dahak) dan
antidot pada pasien yang
overdosis Paracetamol.
2. Ceftriaxone 2 vial Injeksi Ceftriaxone adalah obat
golongan
Cephalosporine generasi
ke 3 yang digunakan
untuk mengobati
organisme yang
cenderung resisten
terhadap banyak
antibiotik lainnya.
Karena banyaknya
bakteri yang sudah tidak
dapat diobati dengan
antibiotik yang biasa,
maka penggunaan
Ceftriaxone bisa sangat
bermanfaat. Ceftriaxone
tidak bisa digunakan
untuk pengobatan infeksi
bakteri Enterobacter.
3. NaCl 0,9 500 ml Infus Infus ini digunakan
untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit
pada dehidrasi. Ion
natrium adalah elektrolit
utama pada cairan
ekstraselular yang
diperlukan dalam
distribusi cairan dan
elektrolit lainnya.
4. Omeperazol 2 vial Injeksi Omeprazole menurunkan
asam lambung dengan
cara menghambat pompa
proton yang berperan
besar dalam produksi
asam lambung. Dengan
cara kerja tersebut, obat
ini dapat mengurangi
gejala iritasi dinding
lambung, seperti nyeri
ulu hati, mual, dan
kembung.
5. Paracetamol 1gam/100ml Infus Selain sebagai obat
pereda nyeri atau
analgesik, manfaat
paracetamol lainnya
adalah memiliki sifat
antipiretik. Obat
antipiretik adalah obat
yang mampu
menurunkan demam.
Paracetamol diduga bisa
meningkatkan suhu
tubuh dengan cara
memengaruhi
hipotalamus di otak.
6. Data Penunjang
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
03 Oktober Hemoglobin 13.5 11.0-18.0
2023 Eritrosit 4.7 4.0-5.5
Leukosit 5.79 4.00-10.00
Hematokrit 40.4 38.00-48.00
Trombosit 220 13.0-48.0
Glukosa darah 59
sewaktu
Tubex 6

7. Asuhan Keperawatan
1. Analisa Data
Data Etiologi(pathway) Masalah
DS : Salmonella thypii masuk ke Hipertermia (D.0130)
Pasien mengatakan demam dalam saluran cerna
sejak dua minggu yang lalu.

DO : Sebagian masuk ke usus halus


Pasien tampak menggigil Di ileum terminalis
dan lemas. membentuk imfoid plaque
payeri

sebagian menembus lamina


propia

masuk alira limfe

masuk dalam kelenjar limfe


masentrial

menembus dan masuk aliran


darah

masuk dan bersarang di hati


dan limfa

splenomegaly, hepatamegali

infeksi salmonella typhi, dan


endotoksin

dilepasnya zat pyrogen oleh


leukosit pada jaringan yang
meradang

Demam Tifoid

DS : Bakteri masuk ke dalam tubuh Nyeri Akut (D.0077)


Pasien mengatakan nyeri
dan berkembang di usus
pada ulu hati

DO :
imunitas humoral kurang baik,
Pasien tampak meringis
kesakitan dan terlihat tidak meyebabkan infeksi usus
nyaman.

infeksi menembus sel epitel

aktifasi makrofag sel fagosit

Plaques payeri

Kelenjar getah bening

Sirkulasi darah

Bakterimia asimptomatik

Berkembang di luar sel

Organ retikuloendhothelial
hati dan limpa

Limpa / Hati

Spleomegali / Hepatomegali
Nyeri akut
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh di atas normal (D.0130)
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d tampak meringis
(D.0077)
3. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


No.
Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia (I.15506)
proses penyakit d.d tindakan keperawatan
suhu tubuh di atas 1x24 jam diharapkan Observasi
normal (D.0130) Hipertermia membaik 1. Indikator penyebab
dengan kriteria hasil : hipertermia
2. Monitor suhu tubbuh
Termoregulasi 3. Monitor kadar elektrolit
(L.14134) 4. Monitor haluan urine
a. Menggigil 5. Monitor komplikasi akibat
menurun 1 hipertermia
b. Kulit merah Terapeutik
menurun 1 1. Sediakan lingkungan yang
c. Pucat meningkat dingin
5 2. Longggarkan atau lepaskan
pakaian
3. Basahai dan kipasi
permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari aau
lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis (keringat
berlebih)
6. Lakukan pendinginan
eksternal. Cth : kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen dan aksila
7. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
8. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
2. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I. 08238)
pencedera fisiologis tindakan keperawatan
(inflamasi) d.d 1x24 jam diharapkan Observasi
tampak meringis nyeri akut berkurang 1. Identifikasi lokasi,
(D.0077) dengan kriteria hasil : karakteristik, durasim
frekuensi, kualitas, dan
Tingkat Nyeri intensitas nyeri
(L.08066) 2. Identifikasi skala nyeri
a. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon nyeri
menurun 5 non verbal
b. Meringis 4. Identifikasi faktor yang
menurun 5 memperberat dan
c. Gelisah memperingan nyeri
menurun 5 5. Identifikasi pengetuahuan
d. Mual menurun 5 dan keyakinan tentang nyeri
6. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
dibeirkan
7. Monitor efek samping
penggunaan analgetic
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(terapi music, hipnoterapi,
terapi pijat, aromaterapi,
akupresure, biofeedback,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjutkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetic secara tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetic,jika perlu
4. Implementasi dan Evaluasi
Dx
No. Tanggal&waktu Implementasi Evaluasi TTD
Kep
1. 1 03 Oktober 2023 1. Memonitor suhu S : Pasien mengatakan
tubbuh demam masih teras namun
2. Memonitor sudah berkurang
kadar elektrolit O : Pasien tampak lemas
3. Memonitor dan meringis
haluan urine a. TD : 110/90
4. Menganjurkan b. Suhu : 37.9
kompres dingin c. Nadi : 92
5. Kolaborasi d. Respiraasi : 24
pemberian A : masalah belum teratasi
cairan dan P : intervensi dilanjutkan
elektrolit a. Memonitor suhu
intravena tubuh
b. Memonitor kadar
elektrolit
c. Memonitor haluan
urine
d. Mengompres
dingin
e. Kolaborasi cairan
dan analgetik
2. 2 03 oktober 2023 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan
lokasi, nyeri masih terasa
karakteristik, O : pasien tampak
durasim meringis kesakitan
frekuensi, A : Masalah teratasi
kualitas, dan sebagian
intensitas nyeri P : Intervensi dilanjutkan
2. Mengidentifikasi a. Mengidentifikasi
skala nyeri skala nyeri
3. Mengidentifikasi b. Mengidentifikasi
respon nyeri non respon nyeri non
verbal verbal
4. Mengidentifikasi c. Mengidentifikasi
faktor yang faktor yang
memperberat memperberat dan
dan memperingan
memperingan nyeri
nyeri d. Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian
pemberian analgetic
analgetik

5. Catatan Perkembangan
Dx
No. Tanggal&waktu Catatan Perkembangan TTD
Kep
1. 1 03 Oktober 2023 S : Pasien mengatakan demam sudah menurun
O : Pasien tampak lemas
e. TD : 110/90
f. Suhu : 37.5
g. Nadi : 89
h. Respirasi : 22
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
a. Memonitor suhu tubuh
b. Memonitor kadar elektrolit
c. Memonitor haluan urine
d. Mengompres dingin
e. Kolaborasi cairan dan analgetik
I : Tanyakan perkembangan demam, ajarkan
kembali intervensi sebelumnya
E : Respon pasien baik, masalah teratasi sebagian
R : Intervensi dilanjutkan, dan lakukan kolaborasi
bersama dokter
2. 2 03 Oktober 2023 S : Pasien mengatakan nyeri mulai membaik
O : Pasien tampak sedikit tenang
a. TD : 110/90
b. Suhu : 37.5
c. Nadi : 89
d. Respirasi : 22
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
a. Mengidentifikasi skala nyeri
b. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgetic
I : Tanyakan perkembangan nyeri, ajarkan
kembali intervensi sebelumnya
E : Respon pasien baik, masalah teratasi sebagian
R : Intervensi dilanjutkan, dan lakukan kolaborasi
bersama dokter
H. REFERENSI
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.


Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Herlman,T. Heather. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.Jakarta : EGC

Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma. 2014. Handbook for Health Student.
Yogyakarta: Medi Action Publishing

Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Edisi Revisi Jilid 1.
Yogyakarta: Medi Action Publishing.

Anda mungkin juga menyukai