Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROJECT KEBANGSAAN

“Mengembalikan Eksistensi Wayang Orang: Strategi Pemasaran, Preservasi,


dan Penyajian Kembali Seni Pertunjukan Tradisional”

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Disusun Oleh :
Kelompok 4 PDB 46
1. Lingghia Putri Atma Negara (141231005)
2. Meirahmawati Dwi Risdinda Putri (141231010)
3. Ongko Hartono (111231181)
4. Muhammad Zykky Karamy (431231036)
5. Salmanisa Charis Sahiya (147231050)
6. Achmad Yulianto Saputra (432231157)
7. Eric Bagus Satriawan (111231184)
8. Maharani Kamila Hidayat (174231019)
9. Riko Alvino (185231084)

UNIT PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER


(UPKK) DIREKTORAT PENDIDIKAN UNIVERSITAS
AIRLANGGA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat serta hidayah-Nya, yang karena-Nya, penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk
menyelesaikan kegiatan project kebangsaan pada mata kuliah Pancasila Universitas
Airlangga dan menyusun makalah dengan judul “Mengembalikan Eksistensi Wayang
Orang: Strategi Pemasaran, Preservasi, dan Penyajian Kembali Seni Pertunjukan
Tradisional”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT yang
merupakan sebuah petunjuk benar, Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sungguh-sungguh menyadari bahwa kegiatan project kebangsaan serta


penulisan makalah kegiatan ini dapat selesai berkat dari bantuan serta dukungan dari semua
pihak. Butuh diketahui pula bahwa dengan segenap kelemahan, tentunya makalah project
kebangsaan ini tetap jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dalam
menerima saran dan kritik yang dapat membangun penulis, yang kemudian dapat
menyempurnakan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan waktunya. Semoga makalah ini
dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap pihak terutama bagi para pembaca.

Surabaya, 9 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Kegiatan 2
BAB II METODE DAN PEMBAHASAN 3
2.1 Metode Penelitian 3
2.2 Pembahasan 5
BAB III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
REFERENSI 11
LAMPIRAN 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peradaban, kebudayaan, dan seni merupakan tiga aspek yang tidak dapat
dipisahkan karena saling berkaitan. Korelasi tersebut merupakan suatu kenyataan
yang tidak bisa dihindari, khususnya dalam pembangunan masyarakat, baik pada
masa kini maupun masa lalu. Kebudayaan merupakan suatu proses yang hidup dan
aktif, kemudian berkembang dan diterapkan dari dalam (Fiske 2011). Dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan diartikan sebagai adat istiadat yang sudah lama
ada.
Dalam hal ini wayang tetap menjadi salah satu kesenian yang masih diakui di
Indonesia. Wayang lekat dengan budaya Jawa dan keduanya sudah lama dibicarakan.
Bagi masyarakat Jawa, wayang dianggap sebagai sarana untuk membangun karakter
dan menyebarkan norma (Lombard 2005). Kisah pertunjukan wayang secara
keseluruhan bersumber dari kisah Mahabharata dan Ramayana. Ada beberapa jenis
wayang di Indonesia, salah satunya adalah Wayang Orang. Wayang Orang pertama
kali diciptakan pada abad ke-18 di Surakarta oleh KGPAA Mangkunegaran I.
Penciptaan Wayang Orang terinspirasi dari teater musikal di Eropa.
Seiring berkembangnya kota-kota besar dan kecil, Wayang Orang menjadi seni
pertunjukan masyarakat perkotaan. Pada mulanya Wayang Orang merupakan teater
tari yang diangkat dari kisah Mahabharata dan Ramayana. Teater tari ini hanya
dipentaskan di Keraton atau kediaman para bangsawan. Sebagai aset budaya,
Wayang Orang mewakili ciri khas berbagai daerah. Wayang tumbuh seiring dengan
perkembangan peradaban sebagai suatu kesenian yang dapat diamati dari iringan
Gamelan Jawa. Kebudayaan wayang merupakan salah satu wujud supremasi lokal
yang saat ini sudah go internasional.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana pengaruh kemerosotan terhadap eksistensi Wayang Orang?
2. Bagaimana strategi pemasaran wayang orang supaya dapat menarik
minat masyarakat luas?
3. Bagaimana peran pemerintah dan generasi muda untuk mengembalikan
eksistensi Wayang Orang?

1
2

1.3 Tujuan Kegiatan


Berdasarkan formulasi isu diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang cara meningkatkan minat generasi muda untuk
mengembalikan eksistensi Wayang Orang.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemerosotan terhadap eksistensi Wayang Orang.
3. Untuk mengetahui peran pemerintah untuk mengembalikan eksistensi Wayang
Orang.
BAB II
METODE DAN PEMBAHASAN
2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan pengolahan data yang bersifat
deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman video dan lain
sebagainya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji atau meneliti suatu objek dengan cara pengumpulan data tanpa
adanya manipulasi, dan hasil yang diharapkan adalah data yang detail dan sesuai
fakta.
Teknis penelitian kelompok kami yaitu dengan metode wawancara, peneliti
mewawancarai narasumber dari pemain wayang orang di Cak Durasim serta beberapa
pengunjung. Peneliti telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan
kepada narasumber. Saat wawancara dimulai terdapat pembagian tugas yaitu
menanyakan pertanyaan kepada narasumber, mencatat jawaban narasumber serta
merekam suara dan video selama wawancara berlangsung.
a. Waktu dan Tempat Penelitian
 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 November 2023 dengan durasi
sepanjang 1 jam 30 menit.
 Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini di Gedung Cak Durasim, Jalan
Genteng Kali No. 85, Surabaya. Kami memilih Gedung Cak Durasim
sebagai tempat penelitian kami karena Gedung Cak Durasim ini
merupakan situs taman budaya Provinsi Jawa Timur yang berfungsi
sebagai pusat pengkajian dan pengembangan kesenian yang ada di
Jawa Timur dimana di gedung ini kami bisa menyaksikan siswa-siswi,
anak muda, bahkan orang tua melakukan pagelaran seni utamanya
pagelaran wayang orang yang menjadi objek penelitian kami
3
4

b. Profil Narasumber
 Nama : Nanda Setya Utomo
Umur : 30 tahun
Peran : Pemain Wayang Orang Cak Durasim sebagai Lesmana
Mandrakumara
 Nama : Dibyo
Umur : 45 tahun
Peran : Pemain Wayang Orang Cak Durasim sebagai Karno
 Nama : Ahmad Fauzan
Umur : 19 tahun
Peran : Pengunjung
 Nama : Rizal
Umur : 23 tahun
Peran : Anggota komunitas Graha Seni Mustika Yuastina Surabaya
c. Pertanyaan yang Diajukan
 Pertanyaan untuk pemain wayang orang
1. Bagaimana perkembangan wayang orang sekarang?
2. Apakah pernah terjadi kemerosotan dan faktor apa saja yang
membuat wayang orang zaman sekarang jarang diminati terutama
oleh anak muda?
3. Bagaimana track profile para seniman wayang orang saat terjadi
kemerosotan?
4. Apa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk
memberdayakan dan melestarikan kesenian wayang orang ini?
5. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan dalam pagelaran
wayang orang ini supaya dapat menjangkau audience yang luas?
6. Bagaimana hasil dari strategi pemasaran tesebut?
7. Mengapa wayang orang ini penting di zaman sekarang?
8. Apakah kesenian wayang orang ini dapat disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan bagaimana batasan-batasan
akulturasinya?
5

 Pertanyaan untuk pengunjung


1. Apa yang diketahui dari wayang orang?
2. Bagaiamana perkembangan wayang orang di zaman sekarang
terutama di kalangan anak muda?
3. Apa yang menyebabkan wayang orang ini kurang diminati
sekarang?
4. Apakah kesenian wayang orang ini masih penting dan mengapa?
5. Bagaimana peran anak muda dalam melestarikan dan
memberdayakan kesenian tradisional khususnya wayang orang?

2.2 Pembahasan
a. Profil Cak Durasim
Taman Budaya Jawa Timur yang dikenal sebagai ruang publik bagi
berlangsungnya kegiatan seni dan budaya. Masyarakat mengenalnya sebagai
Gedung Cak Durasim. Gedung ini diambil dari nama seniman teater bernama
Cak Durasim. Cak Durasim ini dikenal sebagai pemrakarsa perkumpulan
ludruk di Surabaya dan telah meletakkan dasar berkesenian bagi para seniman
tradisional dan para generasi penerus di Indonesia.
Cak Durasim sendiri mempunyai nama asli Gondo Durasim yang lahir
di Jombang, Jawa Timur. Pada 1937 beliau mempopulerkan cerita-cerita
legenda Soerabaja dalam bentuk drama, ludruk, serta tari. Oleh karena itu,
pemerintah mengabadikan namanya sebagai nama gedung di Taman Budaya
Jawa Timur dan kini gedung tersebut masih beroperasi untuk kegiatan
kesenian seperti latihan dan pagelaran contohnya pagelaran wayang orang
yang diadakan pada hari Selasa, 6 November 2023.

b. Pengertian Wayang Orang


Wayang orang atau dalam bahasa Jawa yaitu wayang wong
merupakan suatu pertunjukan wayang yang dimainkan dengan menggunakan
orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Sesuai namanya pagelaran
ini tidak memainkan boneka-boneka wayang akan tetapi menampilkan
manusia sebagai penggantinya. Para tokohnya memakai pakaian yang sama
seperti hiasan yang dipakai pada boneka wayang.(Shimizu et al., 1994)
6

Cerita-cerita yang dibawakan dalam pagelaran wayang orang ini


biasanya terinspirasi dari cerita kolosal Mahabharata atau Ramayana. Hal yang
menarik dalam pagelaran ini yaitu adanya tari kolosal dan juga penampilan
punakawan sebagai pencair suasana. Namun, sekarang wayang orang ini sudah
jarang diminati dan diketahui oleh kalangan anak muda khususnya yang
berumur dibawah 20 tahun. Hal ini terbukti saat kami melakukan wawancara
dengan beberapa pengunjung remaja salah satunya kak Ahmad Fauzan dimana
dia kurang mengetahui mengenai wayang orang ini.(Azhari, 2015)

c. Kemerosotan Wayang Orang


Pada zaman sekarang, wayang orang ini sudah jarang diminati
masyakarat bahkan ada beberapa masyarakat khususnya anak muda yang tidak
mengetahui mengenai wayang orang ini. Menurut Bapak Nanda Setya Utomo
selaku seniman wayang orang di Cak Durasim, wayang orang ini sekarang
memang jarang diminati dan mengalami kemerosotan yang dikarenakan
sulitnya mencari bibit-bibit regenerasi dari seniman wayang orang. Serta
menurut Bapak Dibyo selaku seniman wayang orang juga di Cak Durasim
beliau mengatakan bahwa kemerosotan wayang orang ini terjadi karena
adanya globalisasi dimana semua serba digital sehingga hal ini tentu menjadi
penghambat dalam menggelar pertunjukan wayang orang dan tentu hal ini
mempengaruhi selera serta minat para generasi muda yang cenderung kebarat-
baratan dan melupakan tradisi asli Indonesia.
Menurut beberapa pengunjung yang notabenenya merupakan anak
muda yang berumur di bawah 20 tahun mereka merasa wayang orang ini
kurang menarik dikarenakan kurang mengikuti perkembangan zaman,
sehingga banyak anak muda yang tidak mengetahui wayang orang ini.

d. Strategi Pemasaran Wayang Orang Cak Durasim


Di Cak Durasim sendiri kini sudah mulai untuk mengikuti
perkembangan zaman seperti melakukan promosi di sosial media baik
instagram, facebook, website, dan lain sebagainya agar dapat menjangkau
lebih banyak khalayak dan strategi ini cukup efektif untuk menarik masyarakat
luas khususnya anak muda, buktinya sekarang ini sudah jauh lebih
berkembang daripada tahun-tahun sebelumnya dimana sekarang sudah banyak
para pemain
7

dari siswa-siswi, mahasiswa, dan anak muda lainnya sehingga terjadi


regenerasi yang baik.
Para seniman di Cak Durasim ini juga memaksimalkan strategi mereka
melalui pertunjukannya dengan disisipi berbagai humor atau dengan
manambahkan karya-karya artistik yang kekinian sehingga penonton tidak
jenuh, serta wayang orang sekarang ini sudah mulai terdapat akulturasi dengan
budaya zaman sekarang agar dapat dinikmati oleh anak muda namun masih
tetap mempertahankan estetika moral dan budaya agar budaya bangsa
Indonesia tidak punah.

e. Upaya Pemerintah dalam Preservasi Wayang Orang


Sekarang pemerintah sudah lebih memperhatikan budaya serta para
seniman hal ini terbukti dengan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah
khususnya dalam menjaga, melestarikan, dan memberdayakan wayang orang
ini yaitu dengan memberikan workshop, pelatihan, mengadakan pagelaran, dan
lain sebagainya. Hal tersebut sudah cukup efektif untuk memberdayakan
wayang orang ini namun menurut Bapak Nanda selaku seniman wayang orang
di Cak Durasim, upaya ini masih kurang dan harus terus didorong dengan
banyak mengadakan pagelaran atau festival budaya serta event-event khusus
untuk wayang orang ini. Bapak Dibyo selaku seniman wayang orang di Cak
Durasim juga menyetujui hal tersebut, pemerintah dianggap kurang dalam
mensosialisasikan kebudayaan seperti wayang orang ini kepada masyarakat
khususnya anak muda dimana pagelaran-pagelaran yang biasa dilaksanakan ini
masih belum bisa menarik simpati dari mayoritas anak muda zaman sekarang.
Menurut beberapa pengunjung salah satunya kak Rizal juga berpendapat
bahwa pemerintah masih kurang dalam hal publikasi.

f. Peran Anak Muda dalam Memberdayakan Kesenian Tradisional


Walaupun banyak anak muda yang acuh bahkan tidak mengetahui
mengenai kesenian tradisional khususnya wayang orang, namun masih banyka
anak muda yang peduli akan hal ini. Sekarang banyak anak muda yang
tergabung dalam komunitas sosial yang terdiri orang-orang yang prihatin
terhadap kesenian wayang orang di Surabaya yaitu komunitas Graha Seni
Mustika Yuastina Surabaya.
8

Orang-orang yang tergabung dalam komunitas ini berasal dari berbagai


kalangan, ada yang dari pekerja non-seni, mahasiswa, bahkan pelajar dengan
keahlian yang berbeda-beda pula diantaranya sutradara, menari, dalang, dan
lain sebagainya. Para anggota komunitas ini memiliki tujuan yang sama yaitu
menghidupkan kembali kejayaan wayang orang di Surabaya dengan konteks
yang kekinian menyesuaikan kondisi masyarakat saat ini.
Komunitas Graha Seni Mustika Yuastina ini merupakan wadah bagi
mereka yang masih memiliki dedikasi terhadap kesenian khususnya wayang
orang. Namun sejak THR Surabaya ditutup, aktivitas dari komunitas ini tidak
serutin dahulu ketika THR Surabaya belum ditutup, pasalnya mereka sering
mengisi acara berupa pementasan wayang orang dalam paguyuban wayang
orang di THR Surabaya tersebut. Namun, sekarang mereka sudah lebih aktif
untuk tampil dalam pagelaran wayang orang yang diadakan oleh UPTD di Cak
Durasim.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari kegiatan field study ini kami dapat mengetahui bahwa masih banyak masyarakat
terutama anak muda yang tidak peduli terhadap kesenian tradisional khususnya wayang orang.
Bahkan dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah pun masih dianggap
kurang dalam menjangkau minat anak muda zaman sekarang. Hal ini dikarenakan arus
globalisasi yang berdampak pada perilaku serta kebiasaan generasi muda zaman sekarang
dimana mereka lebih berperilaku kebarat-baratan dan mulai meninggalkan kebudayaan
tradisional.
Namun, masih banyak pula anak muda zaman sekarang khususnya di Surabaya yang
masih peduli dan prihatin terhadap kelestarian kesenian tradisional khususnya wayang orang
di Surabaya dengan membentuk komunitas sosial. Menurut kami, hal ini memberikan dampak
yang positif bagi kelestarian kesenian tradisional saat ini. Dengan adanya komunitas ini dapat
memberikan contoh pada anak-anak muda yang lain untuk ikut melestarikan kesenian
tradisional dan juga dapat memberikan inovasi baru dalam kesenian tradisional Indonesia
yaitu dengan memadukan kesenian tradisional dan kesenian kekinian sehingga lebih dapat
dinikmati oleh anak muda.
Dengan adanya field study ini, kami sebagai mahasiswa bisa lebih menyadari akan
pentingnya kesenian tradisional di masa sekarang serta dapat ikut melestarikan kesenian
tradisional ini dengan menyukseskan upaya-upaya pemerintah, mengikuti komunitas sosial
yang peduli akan kesenian tradisional, dan lain sebagianya.

3.2 Saran
Dengan berakhirnya pembahasan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca
untuk lebih memperhatikan kelestarian budaya Indonesia khususnya wayang orang dan ikut
berkontribusi dalam preverensi dan penyajian kembali kesenian tradisional Indonesia.
Berdasarkan. Permasalahan yang kami angkat dalam kegiatan field stufy ini, terdapat
beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan antara lain :
 Sran bagi pemerintah
Pemerintah pun memeliki peran yang sangat penting dalam melestarikan kesenian
tradisional ini yaitu dengan cara membuat event-event khusus wayang orang agar lebih
dikenal masyarakat dan juga lebih menggencarkan publikasinya karena banyak anak
muda yang sebenarnya menyukai wayang orang namun masih memiliki kendala
berupa minimnya informasi.

9
10

 Saran bagi generasi muda


Generasi muda saat ini perlu meningkatkan kesadaran terhadap kesenian tradisional
Indonesia khususnya wayang orang yang sudah jarang diminati lagi, hal ini
dikarenakan generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang akan
mengenalkan kesenian tradisional Indonesia ini ke generasi yang seterusnya. Sehingga
sebagai generasi muda, seharusnya ikut andil dalam pemeliharaan dan kelestarian
kesenian tradisional Indonesia supaya tidak punah dan dapat dinikmati di masa yang
akan datang
REFERENSI

Azhari, D. M. (2015). Studi Deskriptif Kelompok Wayang Orang Sriwedari Surakarta.


Jurnal Unair, 17–43.
Budaya, E. S.-G. J. S., & 2007, undefined. (n.d.). Wayang Orang Sebagai Pertunjukan Teater
Tradisional dalam Tinjauan Semiotika:(Sebuah Kajian Awal). Jurnal.Isi-Ska.Ac.Id.
Retrieved November 9, 2023, from http://jurnal.isi-
ska.ac.id/index.php/gelar/article/download/1237/1231
Daniswari, Dini. (2022, 18 Maret). Wayang Orang Asal Tanah Jawa: Sejarah, Pencipta, dan
Makna. Wayang Orang Asal Tanah Jawa: Sejarah, Pencipta, dan Makna Halaman all -
Kompas.com. (diakses tanggal 7 November 2023)
Dokumentasi, Seksi. (2022, 7 Juli). Pagelaran Wayang Orang Mustika Yuastina, Lakon
“Ampak-Ampak Amarta”. https://cakdurasim.com/berita/pergelaran-wayang-orang-
mustika-yuastina-lakon-ampak-ampak-amarta. (diakses tanggal 9 November 2023)
Erfinanto, Erik. (2020, 12 Agustus). Cak Durasim, Seniman Ludruk Sekaligus Pejuang
Kemerdekaan. https://www.liputan6.com/surabaya/read/4328438/cak-durasim-seniman-
ludruk-sekaligus-pejuang-kemerdekaan. (diakses tanggal 9 November 2023)
Fiske, John; Asma Bey Mahyuddin; Sistha Pavitrasari; Understanding populer culture.
(2011.). Memahami budaya populer / John Fiske ; penerjemah, Asma Bey Mahyuddin ;
penyunting, Sistha Pavitrasari. Yogyakarta :: Jalasutra,.
Lombard, Denys (pengarang); Rahayu S. Hidayat (penerjemah); Winarsih Partaningrat
Arifin (penerjemah); Nini Hidayati Yusuf (penerjemah). (2005). Nusa Jawa : Silang
Budaya Kajian Sejarah Terpadu / Denys Lombard ; alih bahasa, Winarsih Partaningrat
Arifin, Rahayu S. Hidayat, Nini Hidayati Yusuf. Jakarta :: PT Gramedia Pustaka Utama,.
Manis, Si. (2023, 12 Agustus). Pengertian Wayang Orang, Ciri, Tujuan, dan Fungsi Wayang
Orang atau Wayang Wong Lengkap. Pengertian Wayang Orang, Ciri, Tujuan dan Fungsi
Wayang Orang atau Wayang Wong Lengkap (pelajaran.co.id). (diakses tanggal 7
November 2023)
Nisa, Amirul. (2022, 7 November). Wayang Orang: Sejarah, Penciptaan, hingga Maknanya.
Wayang Orang: Sejarah, Penciptaan, hingga Maknanya - Bobo (grid.id). (diakses
tanggal 7 November 2023)

11
LAMPIRAN

Link video project kebangsaan : https://youtu.be/8ybGuz3CPCA?si=3LtZB6CzdrCkSXKH

12

Anda mungkin juga menyukai