DISUSUN OLEH:
Segala pujibagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk serta
anugerah-NYA kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Desiminasi Oral Hygiene
Praktik Profesi Keperawatan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap Desiminas ini dapat bermanfaat bagi lingkungan atau wilayah
tempat Praktik Profesi Keperawatan, bermanfaat bagi anggota kelompok Praktik
Keperawatan Medikal Bedah maupun bagi seluruh civitas akademika Politeknik
Kesehatan Mataram Jurusan Keperawatan Program Pendidikan Profesi Ners.
Kelompok 1 A
LAPORAN REFLEKTIF
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM
1. DIFFERENT/DOUBT
Apakah terdapat pengaruh penerapan Oral Hygiene dengan NaCl 0,9% untuk
mempertahankan kesehatan gigi dan mulut ?
2. DESCRIPTION
Paviliun Kenanga adalah ruang perawatan khusus untuk pasien bedah kelas 3.
Pasien yang di rawat adalah pasien dengan indikasi yang memerlukan Tindakan
bedah di ruang operasi. Sehingga, tak sedikit pasien yang bad rest dan tidak bisa
melakukan oral hygiene secara mandiri. Setelah di lakukan obsevasi selama
praktik di ruangan, oral hygiene belum dilakukan ke pasien yang bad rest atau
tidak bisa melakukan oral hygiene secara mandiri.
Pada saat shift siang, terdapat pasien atas nama Ny. N dengan diagnose abses
submandibular, keadaan umum sedang, kondisi pasien lemah dan terdapat
pembengkakan pada pipi bagian kanan serta terpasang drainase di bagian leher
sebelah kanan dan pelipis sebelah kanan.
Abses adalah kumpulan pus yang terletak dalam satu kantung yang terbentuk
dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu infeksi oleh bakteri, parasit, atau benda
asing lainnya (Et et al., 2019)
Abses leher dalam yang paling sering ditemukan adalah abses submandibular.
Abses submandibula dapat terjadi pada rongga atau ruang yang ada di dalam
tubuh, antara lain ruang submandibula, peritonsil, parafaring, retrofaring,
submental, parotid, viseral anterior, karotid, dan masseter. Abses submandibula
merupakan peradangan pada area submandibula yang disertai pembentukan pus.
Abses submandibula termasuk ke dalam jenis abses leher dalam (deep neck
infection) (Fardani et al., 2022)
4. DISCOVER
Oral hygiene adalah mempertahankan kebersihan mulut dengan cara menyikat
gigi, flossing dan berkumur untuk mencegah dan mengontrol flak pada gigi,
mencegah inflamasi, dan infeksi untuk meningkatkan kenyamanan, asupan nutrisi,
dan komunikasi verbal (Suryati, 2018).
Oral hygiene merupakan tindakan membersihkan rongga mulut, gigi, dan
lidah. Standar operasional prosedur Oral hygiene di rumah sakit menggunakan
cairan saline (NaCl). NaCl merupakan cairan fisiologis yang aman. Oral hygiene
dilakukan setiap 12 jam sekali atau pada pagi dan sore hari (Alfiyanti, 2014)
Oral hygiene dengan NaCl 0,9 % adalah dekontaminasi oral dengan
menggunakan normal saline solution yang mana natrium klorida mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menurunkan aktifitas air, dan
merusak membran sel. Oral hygiene dapat mengurangi insidensi dan keparahan
mukositis, dengan menggunakan agen kumur yang tidak menyebabkan iritasi
mekanik . Oral Hygiene yang baik yaitu oral hygiene minimal setelah makan dan
sebelum tidur, dan setiap 2 jam sekali bila sudah mengalami mucositis (Suryati,
2018).
Pada kasus yang kami dapatkan di ruang pavilion kenanga disini kami
menerapkan atau memberikan dua intervensi dimana intervensi ini dikhususkan
untuk mengatasi kebersihan gigi dan mulut yaitu oral hygiene menggunakan
larutan Nacl 0,9% dan menggunakan air bersih. Menurut pendapat pasien setelah
melakukan oral hygiene menggunakan larutan Nacl 0,9 % pasien merasa lebih
nyaman menggunakan larutan Nacl 0,9% karena sudah terjamin kebersihan atau
ke sterilan larutan tersebut dan sudah dipastikan aman, sedangkan jika
menggunakan air bersih belum tentu air tersebut dikatakan sepenuhnya bersih.
Menggunakan larutan Nacl 0,9 % lebih efektif menurunkan kerusakan memberan
mukosa oral. Hal ini dimungkinkan karena kondisi penyakit yang berbeda yang
mempengaruhi kondisi pasien.
Berdasarkan hasil penelitian Aminah dengan judul penelitian Pengaruh 0ral
Hygiene Dengan Nacl 0,9 % Terhadap Penurunan Stadium Mukositis Pada Pasien
Kanker Stadium Iii, Iv Pro Kemoradiasi Di Rsup Persahabatan Tahun 2018. Pada
penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan larutan NaCl 0,9 % dalam oral
hygiene pasien kanker stadium III,IV dengan kemoradiasi yang mengalami
mukositis menunjukkan hasil yang signifikan terhadap penurunan stadium
mukositis. Pada uji statistik di hari ke enam post intervensi (T2) melalui uji T/
dependent Sample T test didapatkan hasil P value 0,0005 artinya ada pengaruh
oral hygiene dengan NaCl 0,9 % terhadap penurunan stadium mukositis.
5. DECISION