Anda di halaman 1dari 5

Penyebab ketak-stabilan oksidatif dan termal biasanya adalah keberadaan ketak-jenuhan

dobel (diolefin)

-Karbon alilik : karbon di sebelah ikatan tak-jenuh tunggal

-Karbon bis-alilik = karbon yang terjepit dua ikatan tak-jenuh. Sangat rentan teroksidasi dan
beroligomerisasi

-ikatan2 rangkap terkonjugasi lebih reaktif lagi

● PRODUK PRIMER OTOKSIDASI: hidroperoksida


● PRODUK SEKUNDER OTOKSIDASI: gugus polidroksi dan epoksi

Rangkapnya hilang diganti menjadi yang gugus O tersebut

● Produk akhir otoksidasi: dimer -> (oligomer) beroksigen DAN aldehid-aldehid


mudah menguap

Korosif untuk tangki bahan bahan bakar

DEGRADASI TERMAL (tandap udara/Oksigen)


Dia akan membentuk getah (gum) yang terbentuk pada temperatur tinggi (250 C)
hasilnya itu dimer/trimer yang bersifat getah
Kecepatan oligomerisasi akan menjadi sangat cepat jika ada tapak2 triolefin
terkonjugasi

Penentuan Kestabilan Oksidasi Bahan Bakar Kelas Bensin


Periode induksi nya harus 480 menit (8 jam)

Titik jebol: titik pada kurva P-t yang didahului oleh penurunan tekanan tepat pada 14 kPa
dalam 15 menit dan diikuti dengan penurunan tekanan minimal 14 kPa pada 15 menit
berikutnya.

Penentuan Kestabilan Oksidasi Bahan Bakar Kelas Diesel


1. ASTM D2274 dan ISO 12205
Temperature 95 C, Terbentuk endapan selama 16 jam lalu disaring , syarat WWFC: max
25 g/m^3
2. Metode Delta TAN (Total Acid Number)
Pada temperatur 115 C , diukur angka asamnya melalui titrasi KOH etanolik. Selisih
angka asam sesudah dan sebelum penguzuran disebut delta TAN (mg KOH), syarat
WWFC : max 0,12 mg-KOH/g
3. Metode Rancimat Termodifikasi (EN 15751)
Mengukur periode induksi pembentukan asam2 volatil dari biodiesel, pada suhu 110 C
dan diaerasi udara (10 L/jam), asam2 yang dihasilkan diabsorsi oleh air dan
konduktifitas listrik airnya diukur dan direkam, syarat WWFC periode induksi rancimat
minyak diesel otomotif: minimum 30 jam nanti jadi 35 jam, syarat SNI periode rancimat
biodiese B100: min 10 jam
4. Metode Petro-Oxyv(ASTM D7545, EN 16091) / RSSOT (rapid small scale oxidation test)

Waktunya = Pmax - 10%

Pembandingan metode pengukuran kestabilan oksidasi


- Metode ASTM, delta TAN dan Rancimat hanya mengukur yang mengendap
- Metode PetroOxy dan ASTM d525 cmn mengukur kehabisan oksigennya
- Cara dan waktu pengukuran metode PetroOxy lebih mudah dan hemat waktu

Pengaruh Minyak Bahan Mentah Kepada Kestabilan Oksidasi Biodiesel


Cara memperbaikinya ke atas adalah dengan hidrogenasi tp berarti ongkos/pengeluarannya
nambah apalagi hidrogennya beli. Makanya harus ada cerdikan yaitu hidrogenasi tanpa
hidrogen.
Semua reaksi oksidasi oleh oksigen delta G nya pasti -, makanya harus cari catalyst.
Biodiesell angka iodium 55 -> 42 pakai reaksi diatas, apakah gliserol hasil samping hidrogenasi
tersebut cukup/kurang?
Gliserol itu hasilnya 108 massa konversi
55 g-I2/100 g berapa mol
Penurunan nya 13 g-I2/100 g jadi 0,05 mol-I2/100 g -> 0,05 mol-gliserol/100 g -> 4,6 g/100 g
biodiesel -> 4,6.10^-3 kg/10^-4 ton = 46 kg gliserol/ton EMAL sawit
Jawaban: lebih dari cukup karena cmn terpakai 46 dari 108

0,03912 . 10^4 kg gliserol/ton EMAL sawit ->391,2 kg gliserol/ton EMAL sawit-> maka gacukup
kebutuhan gliserolnya dari yang dihasilkan dari minyak sawit

X-85,6 g-I2/100 g -> (x-85,6)/254 mol-I2/100g -> (x-85,6)/254 g-gliserol/100 g biodiesel ->

Anda mungkin juga menyukai