Anda di halaman 1dari 141

(20) RI Permohonan Paten

(19) ID (11) No Pengumuman : 2022/05852 (13) A

(51) I.P.C : A 23D 9/02,C 11B 1/04

(21) No. Permohonan Paten : P00202207121 (71) Nama dan Alamat yang Mengajukan Permohonan
Paten :
(22) Tanggal Penerimaan Permohonan Paten : SIME DARBY PLANTATION INTELLECTUAL
10 Desember 2020 PROPERTY SDN. BHD.
Level 10, Main Block, Plantation Tower, No. 2, Jalan PJU
(30) Data Prioritas : 1A/7, Ara Damansara, Petaling Jaya, Selangor, 47301,
(31) Nomor (32) Tanggal (33) Negara Malaysia Malaysia
11 Desember
PI2019007397 MY
2019
(72) Nama Inventor :
(43) Tanggal Pengumuman Paten : CHEW, Chien Lye @ Mervin,MY
18 Oktober 2022 LIM, Chin Ming,MY
KUA, Shwu Fun,MY
LOW, Jaime Yoke Sum,MY
TAN, Bee Aik,MY
BALAKRISHNAN, Arutchelvam,MY
ZAKARIA, Mohd Ibnur Syawal,MY
NOOR HAIZAT, Amirul Hakim,MY
SYED HILMI, Syed Mohd Hadi,MY
MOHD HAKIMI, Noor Irma Nazashida,MY
MUSTANER, Muliadi,MY
MAT HASSAN, Nik Suhaimi,MY

(74) Nama dan Alamat Konsultan Paten :


Prudence Jahja
Januar Jahja and Partners, Menara Batavia lantai 19,
Jalan K.H. Mas Mansyur Kavling 126

Judul
(54) PROSES UNTUK MEMPRODUKSI MINYAK BUAH SAWIT MENTAH DAN MINYAK BUAH SAWIT MURNI
Invensi :
(57) Abstrak :
Suatu proses memproduksi minyak buah sawit mentah dengan asam lemak bebas rendah (low free fatty acids (FFA)), prosesnya
mencakup langkah-langkah melapiskan (101) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, menginkubasi (102) TBS kelapa sawit,
memisahkan (103) buah kelapa sawit lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, mengupas (104) TBS kelapa
sawit yang dikupas sebagian, membersihkan buah kelapa sawit lepas, mengekstraksi buah kelapa sawit mentah tidak encer
melalui peralatan pengekstraksi minyak (107) yang meliputi unit sterilisasi (201), unit pencernaan (202), unit penekan (203) dan
konveyor (200), memperoleh kembali minyak buah sawit mentah tidak encer, mencampur minyak buah sawit mentah tidak encer
yang diperoleh kembali dan menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah sawit mentah encer atau minyak buah sawit
mentah encer diperoleh kembali, diikuti dengan pemurnian dan pengeringan.
1

Deskripsi
PROSES UNTUK MEMPRODUKSI MINYAK BUAH SAWIT MENTAH DAN MINYAK
BUAH SAWIT MURNI

5
Bidang Teknik Invensi
Invensi ini umumnya berhubungan dengan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit
murni. Lebih khusus lagi, berhubungan dengan proses untuk
10 memproduksi minyak buah sawit mentah dengan FFA rendah dan/atau
minyak buah sawit murni menggunakan komposisi pematangan buah
yang diikuti dengan berbagai sarana pemrosesan kelapa sawit.

Latar Belakang Invensi


15 Pohon kelapa sawit (Elaeisguineensis Jacq.) adalah tanaman
pangan minyak penting yang berasal dari Afrika Barat dan
diperkenalkan ke Malaysia oleh Inggris pada awal tahun 1870-an
sebagai tanaman hias. Kelapa sawit memiliki hasil per hektar,
yaitu antara 7 hingga 10 kali lebih tinggi dari kedelai dan
20 minyak lobak. Minyak sawit telah menjadi minyak nabati
terpenting di dunia dan produksi minyak sawit telah meningkat
lebih dari 4 kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Diproyeksikan
pada tahun 2020, setidaknya 78 juta ton minyak sawit akan
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan global (Mielke, 2013).
25 Kelapa sawit unggul karena potensi hasil minyaknya yang
tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Ini adalah
tanaman pangan minyak hasil tertinggi dengan hasil rata-rata
baru-baru ini 4,03 ton per hektar per tahun (2017) dan dengan
turunan terbaik diketahui menghasilkan sekitar 10 ton per hektar
30 per tahun. (Sumber: Oil World | Dewan Minyak Sawit Malaysia).
Kelapa sawit juga merupakan tanaman paling efisien yang dikenal
memanfaatkan energi sinar matahari untuk memproduksi minyak.
Kelapa sawit dibudidayakan untuk minyak sawit (yang diproduksi
di mesokarp) dan minyak inti sawit (yang diproduksi di inti).
35 Produksi minyak sawit untuk tahun 2018 adalah sekitar 70 juta
ton yang hampir 31% dari produksi dan permintaan minyak dan
2

lemak global diperkirakan akan meningkat secara substansial di


masa depan dengan meningkatnya populasi global dan konsumsi
minyak dan lemak per kapita. (Sumber: Oil World)
Pohon palem berbuah pada tahun ketiga setelah tanam dan
5 terus berproduksi selama sekitar 25 tahun. Tandan buah segar
(TBS) 4 hingga 20 kg berisi 200 hingga 2.000 buah individu dan
dipanen sepanjang tahun. TBS diangkut ke pabrik pengolahan
minyak sawit dimana minyak sawit mentah (CPO) diproduksi melalui
proses ekstraksi mekanis dan fisik bersama dengan inti sawit
10 yang darinya minyak inti sawit lebih lanjut dapat diproduksi.
Dalam proses pengolahan minyak sawit yang khas, beberapa
operasi terlibat dalam mengekstraksi minyak sawit dari TBS,
yaitu sterilisasi, pengupasan, pencernaan dan penekanan,
penjernihan, pemurnian, pengeringan dan penyimpanan.
15 Tandan buah yang baru dipotong dan buah kelapa sawit yang
lepas diangkut ke pabrik pengolahan minyak sawit dimana Tandan
buah yang baru dipotong dan buah kelapa sawit yang lepas
tersebut disterilkan untuk menonaktifkan enzim lipolitik (karena
kualitas minyak akan memburuk karena asam lemak bebas, yang
20 meningkat melalui memar dan rusaknya buah pada TBS melalui
pemanenan dan pengangkutan ke pabrik pengolahan minyak sawit),
terlepaskan buah pada tandan, melunakkan buah, mengondisikan
inti dan menyebabkan protein menggumpal. Proses sterilisasi
menggunakan uap hidup sekitar 3 bar selama periode waktu
25 tertentu. Dalam proses pengolahan konvensional, TBS dan buah
kelapa sawit yang lepas dimasukkan ke dalam kotak dan didorong
ke dalam alat sterilisasi dimana TBS dimasak secara batch.
Pemasakan buah terjadi dengan menggunakan uap, yang dibiarkan
masuk melalui pembukaan katup saluran masuk yang dapat dengan
30 mudah dikendalikan oleh program otomatis. Setelah buah dimasak
di dalam kotak, uap dikeluarkan dari alat sterilisasi dan kotak
buah ditarik keluar dari alat sterilisasi. Alat sterilisasi
biasanya berupa bejana tekan dengan bagian dasar dilapisi dengan
lapisan baja ringan atau baja tahan karat untuk memudahkan
35 penggantian untuk tujuan aus dan dikupas. Bodi alat sterilisasi
diisolasi sehingga kehilangan panas diminimalkan.
3

Pengupasan buah dari tandan yang telah disterilisasi


(perontokan) dilakukan dalam kotak berputar dengan jeruji yang
memungkinkan buah melewatinya, tetapi menahan tandan kosong.
Buah yang terlepas dikumpulkan oleh konveyor di bawah kotak dan
5 tandan kosong muncul di ujung kotak. Buah yang dipisahkan
kemudian diumpankan ke alat pencerna, yang merupakan bejana
silinder berselubung uap yang disimpan pada suhu 90 °C hingga
100 °C dengan injeksi uap hidup. Bejana tersebut dilengkapi
dengan lengan pengocok yang memecah buah dan membebaskan minyak.
10 Isi yang telah dicerna kemudian diumpankan terus-menerus ke alat
penekan ulir yang menghasilkan aliran cairan yang terdiri dari
minyak, butiran halus dan fase berair, dan padatan hasil
penekanan yang mengandung residu serat buah dan inti sawit.
Aliran cairan dilewatkan ke tangki pengendapan melalui tapis
15 bergetar yang mengembalikan apa yang ditahan ke alat pencerna.
Minyak yang diperoleh kembali dari tangki pengendapan pertama-
tama dilewatkan melalui alat pemurni untuk selanjutnya
menghilangkan pengotor dari minyak dan kemudian dikeringkan
menggunakan pengering vakum. Lumpur yang terkumpul di tangki
20 pengendapan dilewatkan ke dekanter yang memisahkan lumpur ini
menjadi fase efluen berat dan fase minyak ringan yang
dikembalikan ke tangki penjernihan. Proses konvensional ini
diringkas sesuai Gambar 1.
Dalam proses pengolahan minyak sawit konvensional, TBS dan
25 buah kelapa sawit yang lepas tidak dipisahkan dan oleh karena
itu, disterilkan bersama dalam kotak yang sama dan dalam
beberapa kasus, kotak terpisah dapat digunakan (yaitu kotak
khusus yang dirancang untuk memproses buah kelapa sawit yang
lepas). Karena TBS dan buah kelapa sawit yang lepas disterilkan
30 bersama dalam waktu sterilisasi yang sama, hal ini menyebabkan
buah kelapa sawit yang lepas menjadi terlalu matang. Akibatnya,
terjadi rembesan minyak yang tinggi dari buah kelapa sawit yang
lepas yang menyebabkan penyerapan dan kehilangan minyak yang
lebih tinggi di masing-masing tandan buah dan kondensat alat
35 sterilisasi, yang mengakibatkan perolehan minyak yang
rendah/tidak efisien di pabrik pengolahan. Banyak penelitian
4

telah menunjukkan bahwa perolehan kembali minyak dari tandan


buah dan/atau kondensat alat sterilisasi menurunkan kualitas
minyak. Sekalipun kotak khusus digunakan untuk buah kelapa sawit
yang lepas (tetapi sterilisasi dilakukan bersama dengan TBS di
5 kotak terpisah karena volume buah kelapa sawit yang lepas yang
rendah), dan ini masih akan berkontribusi pada kehilangan minyak
yang lebih tinggi di kondensat dan tandan buah kosong (TKKS).
Hal ini terutama disebabkan oleh efek pemadatan dari buah kelapa
sawit yang lepas di kotak khusus tersebut yang menyebabkan
10 sulitnya penetrasi panas ke bagian tengah dan dasar kotak alat
sterilisasi. Dalam hal kualitas minyak, ini akan menyebabkan
oksidasi yang tinggi (karena sterilisasi berlebihan dari buah
kelapa sawit yang lepas di bagian atas selubung) yang menurunkan
kualitas minyak yang mengakibatkan stabilitas oksidatif yang
15 buruk pada minyak yang diproduksi.
Dalam situasi dimana buah kelapa sawit yang lepas
digabungkan dengan TBS dan kemudian dilanjutkan ke proses
sterilisasi konvensional, tingkat tertentu minyak juga
dilepaskan dari buah kelapa sawit yang lepas karena berat TBS
20 yang menekan buah kelapa sawit yang lepas di bagian dasar kotak.
Buah kelapa sawit yang lepas disini berarti buah yang matang dan
biasanya berada di lapisan luar TBS. Diketahui setidaknya 44%
minyak berkontribusi dari lapisan luar TBS dan sisanya dari
lapisan tengah dan dalam buah di dalam TBS. Beberapa bagian dari
25 minyak yang dilepaskan kemudian diserap oleh TKKS karena tekstur
alami dari TKKS. Oleh karena itu, kehilangan minyak melalui
penyerapan minyak ke dalam TKKS dapat dikurangi jika buah kelapa
sawit yang lepas dan TBS diproses secara terpisah.
Sarana sterilisasi konvensional seperti yang dilakukan
30 dalam proses batch menghasilkan berbagai kerugian seperti yang
dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Karena tandan ditumpuk di
kotak selama proses sterilisasi, uap tidak akan menembus secara
merata di seluruh kotak dan TBS juga datang dalam ukuran yang
berbeda yang berarti bahwa diperlukan waktu yang berbeda untuk
35 setiap tandan untuk mencapai suhu tertentu yang mengakibatkan
tandan di tengah kotak menerima lebih sedikit kontak uap. Selain
5

itu, udara di dalam kotak perlu dikeluarkan sebelum uap lebih


lanjut dapat menembus kotak melalui proses batch yang
mengakibatkan pemborosan uap. Ini juga akan menyebabkan
kehilangan minyak karena minyak terbawa dalam kondensat uap.
5 Selain kehilangan minyak, masalah lain yang melekat pada
proses konvensional saat ini adalah kadar asam lemak bebas (FFA)
yang tinggi ditemukan dalam minyak yang diekstraksi dari buah
kelapa sawit yang lepas karena keterlambatan dalam pemrosesan
buah kelapa sawit yang lepas. Di beberapa praktik pabrik
10 pengolahan, buah kelapa sawit yang lepas dipisahkan dan diproses
pada akhir jam operasi pabrik pengolahan, untuk mencegah
kontaminasi minyak kualitas tinggi/rendah FFA dari pemrosesan
buah kelapa sawit yang lepas dengan minyak tinggi FFA dan dalam
beberapa kasus, keterlambatan ini disebabkan oleh masa tunggu
15 untuk mengakumulasikan buah kelapa sawit yang lepas hingga
diperoleh jumlah yang cukup sebelum diproses.
CPO menjalani beberapa langkah pemurnian untuk menghasilkan
minyak sawit murni. Tergantung pada apakah minyak sawit murni
diproduksi dengan pemurnian kimia (basa) atau dengan pemurnian
20 fisik (hampir 80% adalah melalui pemurnian fisik), langkah-
langkah pemurnian ini mencakup degumming (proses untuk
menghilangkan kotoran pada minyak), netralisasi, pemutihan dan
deodorisasi di atas 200 °C (pemurnian kimia) atau degumming,
pemutihan dan deodorisasi pada 240-260 °C (pemurnian fisik).
25 Ester 3-monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD) telah ditemukan
di semua minyak nabati murni seperti margarin dan minyak, dan
dalam makanan yang mengandung lemak mencakup susu formula. Ester
3-MCPD terbentuk pada suhu tinggi selama pemurnian lemak dan
minyak yang dapat dimakan, terutama selama langkah deodorisasi.
30 Faktor utama pembentukan ester 3-MCPD adalah adanya ion klorida,
gliserol, trigliserida, atau monoasilgliserida, serta suhu dan
waktu (ILSI Europe Report Series, 2009).
Studi telah mengidentifikasi ester asam lemak 3-MCPD dalam
minyak murni, seperti minyak sawit murni dimana ester asam lemak
35 3-MCPD diyakini terbentuk pada suhu tinggi setelah reaksi antara
lemak dan ion klorida. Dalam pemurnian minyak buah sawit dan
6

fraksi minyak buah sawit, ester asam lemak 3-MCPD diyakini


terbentuk terutama selama deodorisasi (dimana minyak dipanaskan
hingga lebih dari 200 °C), tahap terakhir dalam pemurnian dimana
dihilangkan zat berbau yang tidak diinginkan dan zat yang
5 mengandung rasa. Ester 3-MCPD terbentuk selama deodorisasi
karena dekomposisi katalis termal dari senyawa organoklorin yang
terjadi secara alami dalam minyak sawit menjadi senyawa
terklorinasi reaktif seperti hidrogen klorida. Senyawa ini dapat
bereaksi dengan asilgliserol untuk menghasilkan diester MCPD dan
10 juga melepaskan asam lemak bebas dari molekul trigliserida yang
utuh (Detaillats, et al., 2012). Selain ester asam lemak 3-MCPD,
ester asam lemak 2-MCPD dan ester asam lemak glisidil (GE) juga
telah diidentifikasi dalam minyak buah sawit murni ini.
Sejak temuan pertama ester 3-MCPD dan senyawa terkait dalam
15 minyak nabati, kemungkinan yang berbeda untuk meminimalkan
pembentukan selama pemurnian telah disarankan, tetapi hanya
sedikit informasi yang tersedia tentang prekursor untuk
pembentukan, tetapi belum jelas bagaimana prekursor bertindak
dan apakah nilai ambang tertentu diperlukan [Effect of Different
20 Precursors on the Formation of 3-MCPD Esters and Related
Compounds, Federal Research Institute for Nutrition and Food,
Germany].
Etilena [C2H4], sejenis pengatur pertumbuhan tanaman atau
hormon tanaman adalah bahan kimia penting dalam pertanian.
25 Etilena mempengaruhi hampir setiap bagian dari tahap
perkembangan dalam pertumbuhan tanaman mulai dari perkecambahan
hingga pematangan buah hingga penuaan. Diketahui bahwa penerapan
etilena pada waktu dan dosis yang tepat meningkatkan produksi
pertanian. Pengatur pertumbuhan tanaman telah membuat
30 perkembangan besar dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dimana pengatur pertumbuhan tanaman dalam konsentrasi
rendah dapat mempengaruhi proses fisiologis tanaman. Etilena
[C2H4], pada dasarnya adalah gas sederhana, juga dikenal sebagai
'hormon pematangan' yang dianggap terlibat dalam banyak proses
35 mulai dari ontogeni benih hingga penuaan dan bahkan dalam
teknologi pascapanen. Sumber eksogen mencakup produksi alami
7

oleh mikrobiota tanah dan senyawa pelepas etilena sintetis


seperti ethephon. C2H4 tersedia secara komersial sebagai gas dan
senyawa pelepas C2H4 seperti ethephon, ethrel dan lain-lain.
Ethephon memiliki banyak penerapan di bidang pertanian dan telah
5 diterapkan pada tanaman lapangan seperti gandum, barley, kapas
dan juga dalam produksi kopi, nanas, karet dan tebu. Hidrolisis
ethephon (asam 2-kloroetanafosfonik) pada pH 5 dan di atasnya
menghasilkan klorida, fosfat dan etilena seperti yang
ditunjukkan di bawah ini:
10
Cl- CH2 -CH2 - PO3H2 + OHˉ CH2 = CH2 + Clˉ + H3PO4
(ethephon) (etilena)
[Sumber: Etilena Agricultural Sources and Applications, Muhammad
Arshad and William T. Frankenberger, Jr.]
15
Pematangan alami adalah proses alami dimana buah menjadi
dapat dimakan, lebih manis, kurang hijau, lunak, enak dan
bergizi untuk dikonsumsi. Beberapa buah seperti mangga, apel,
pepaya dan pisang akan terus matang setelah dipanen dari pohon
20 dan beberapa tidak akan terus matang setelah panen seperti
anggur, jeruk dan stroberi. Oleh karena itu, disukai buah
dipanen mendekati tahap pematangan, namun pemanenan buah mentah
telah menjadi kebutuhan karena buah yang matang tidak cocok
untuk tujuan ekspor atau perjalanan jarak jauh dalam suatu
25 negara bagian atau negara itu sendiri. Pematangan buatan adalah
ketika zat pematangan seperti etilena dan asetilena membantu
dalam proses pematangan. Lainnya juga digunakan seperti kalsium
karbida (dilarang di banyak negara), gas asetilena, kalium
sulfat, kalium dihidrogen artofosfat, oksikotin, karbon
30 monoksida, putresina dan lain-lain.
Menurut suatu artikel yang berjudul “Teknologi Pematangan
Tertunda” [Sumber: International Service for the Acquisition of
Agri-biotech Applications (ISAAA)], etilena adalah hormon
tanaman alami yang terkait dengan pertumbuhan, perkembangan,
35 pematangan dan penuaan banyak tanaman dikatakan untuk mendorong
pematangan berbagai buah seperti pisang, nanas, tomat, mangga,
8

melon dan pepaya (buah klimakterik). Buah klimakterik dipanen


setelah mencapai kematangan dan kemudian menjalani pematangan
yang cepat selama transit dan penyimpanan. Dibutuhkan sekitar
45-55 hari untuk tomat agar mencapai kematangan penuh. Produksi
5 etilena dalam buah menandakan aktivitas berbagai enzim yang
mengakibatkan perubahan fisiologis seperti perubahan warna dari
hijau menjadi merah, pelunakan buah dan perkembangan jika rasa
dan aroma berbeda. Ada beberapa cara untuk mengendalikan proses
pematangan dengan modifikasi genetik karena jumlah etilena yang
10 dihasilkan dapat dikendalikan terutama dengan "mematikan" atau
mengurangi produksi etilena dalam buah seperti melalui penekanan
ekspresi gen sintase ACC (1-aminosiklopropana-1-asam
karboksilat), penyisipan gen deaminase ACC, penyisipan gen
hidrolase SAM dan penekanan ekspresi gen oksidase ACC.
15 “Pengaruh etilena pada pelepasan daun dan buah pada pohon
zaitun 'Manzanillo'” [Sumber: Scientia Horticulturae - Volume 4,
Issue 4, Juni 1976, Halaman 337-344] menjelaskan tentang
penurunan kekuatan penghilangan buah (FRF) buah zaitun setelah
perlakuan dengan zat pelepas etilena CGA 13'586 dan ethephon.
20 Zat pelepas etilena CGA 13'586 memiliki larutan pH yang lebih
tinggi dan melepaskan etilena dengan cepat dan dalam jumlah yang
sangat besar, sedangkan ethephon memiliki pH yang jauh lebih
rendah dan melepaskan etilena secara perlahan dan dalam
konsentrasi yang jauh lebih kecil. Pengaruh masing-masing zat
25 pada FRF mengikuti pola paralel dengan evolusi etilennya; CGA
13'586 menyebabkan penurunan FRF yang cepat dan terus-menerus,
sedangkan ethephon menyebabkan pengurangan kecil, periode
keadaan tunak, dan pengurangan FRF kedua. Pada akhir tahap
kedua, FRF serupa untuk kedua bahan kimia. Suatu kemungkinan
30 mode tindakan untuk dua bahan kimia yang disarankan. Artikel ini
tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
35 kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah
9

lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)


pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
5 dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
10 “Penyiapan etilena dan penerapannya pada eksperimen
fisiologis” [Sumber: Plant Signal Behav. 2010 Apr; 5(4): 453–
457] menjelaskan tentang etilena yang merupakan hormon gas
pertama yang diidentifikasi yang mengatur banyak aspek
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ACC dan ethephon adalah
15 dua bahan kimia yang banyak digunakan menggantikan perlakuan
dengan etilena ketika etilena tidak tersedia. Namun, jumlah
etilena yang diubah oleh ACC dan ethephon tidak terkendali,
meninggalkan pertanyaan apakah perlakuan tersebut dapat meniru
efek etilena untuk eksperimen yang sensitif terhadap konsentrasi
20 etilena, jendela respons, dan durasi perlakuan. Etilena dapat
dibuat secara kimia dengan dehidrasi etanol; namun, pemurnian
lebih lanjut dari produk dehidrasi diperlukan. Seperti yang
dilaporkan sebelumnya, gas etilena dapat dengan mudah dibuat
dengan menguraikan ethephon dalam kondisi ter-buffer,
25 menghasilkan pelepasan etilena untuk penerapan langsung. Respons
etilena dapat diperkirakan dengan pengukuran panjang hipokotil
dari bibit yang menjalani etiolasi, atau dengan ekspresi ERF1
(Etilena Response Factor1). Meskipun ACC konsentrasi rendah
tidak cukup untuk menginduksi ekspresi ERF1, ACC konsentrasi
30 tinggi dapat menggantikan etilena untuk eksperimen dimana
perlakuan etilena tidak memungkinkan. Namun, ACC dapat menjalani
konsumsi awal. Artikel ini tidak menjelaskan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit
murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi
35 pematangan buah seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan
penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti oleh (a)
10

pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan


serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah
5 melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui
langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui
alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan
CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah
sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu) dan
10 pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Menurut suatu artikel yang berjudul “Pengaruh Ethephon dan
Gas Etilena pada Pematangan dan Kualitas Tomat Selama
Penyimpanan Dingin” [Sumber: Dhall and Singh, J Nutr Sci 2013,
15 3:6], pematangan tomat ditandai dengan hilangnya klorofil dan
akumulasi karotenoid yang cepat, terutama likopen, karena
kloroplas diubah menjadi kromoplas. Namun, pematangan merupakan
masalah pada tomat selama bulan-bulan musim dingin karena cuaca
berkabut dan suhu rendah yang tidak memungkinkan tomat matang
20 sendiri di tanaman. Suhu rendah juga memperlambat degradasi
klorofil dan sintesis likopen. Kondisi tersebut mempengaruhi
perkembangan warna, tekstur dan rasa buah. Akibatnya, buah tomat
gagal matang dan mengembangkan warna dan rasa penuh,
perkembangan warna tidak teratur (bercak), pelunakan prematur,
25 permukaan berlubang, pencoklatan biji dan meningkatnya
pembusukan (terutama jamur hitam yang disebabkan oleh Alternaria
sp.). Zat pematangan seperti kalsium karbida sering digunakan di
India untuk mempercepat proses pematangan selama bulan-bulan
musim dingin. Karena penggunaan kalsium karbida dilarang di
30 India karena alasan kesehatan, diperlukan alternatif bahan kimia
ini. Dalam arah ini, gas etilena dan bahan kimia ethephon telah
ditemukan untuk mempercepat pematangan buah tomat hijau dewasa
dan telah digunakan secara komersial di negara lain untuk
pematangan seragam dan awal tomat. Artikel ini tidak menjelaskan
35 proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau
minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya
11

satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor


etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
5 peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
10 pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Artikel yang berjudul “Pematangan Buah” yang diperoleh dari
15 Portal Agritech TNAU (Tamil Nadu Agricultural University)
menjelaskan tentang etilena, hormon pematangan yang dihasilkan
oleh tanaman memainkan peran fisiologis utama dalam proses
pematangan dan teknologi sederhana yang dipraktikkan di rumah
tangga (untuk memicu proses pematangan) adalah menyimpan buah
20 yang belum matang dan buah yang matang bersama-sama di dalam
wadah kedap udara, karena buah yang matang akan melepaskan
etilena, sehingga pematangan buah yang belum matang akan lebih
cepat. Gas etilena yang diisi dalam kaleng bertekanan juga
mendorong pematangan buah dalam 24 hingga 48 jam. Sebagian besar
25 buah klimakterik di India dimatangkan dengan kalsium karbida
kelas industri, yang mengandung jejak arsenik dan fosfor.
Penggunaan bahan kimia ini ilegal di sebagian besar negara.
Etilena sebagai hormon alami tidak menimbulkan bahaya kesehatan
bagi konsumen buah. Juga telah lama diketahui bahwa perlakuan
30 terhadap buah mentah dengan etilena hanya akan merangsang
pematangan alami hingga buah itu sendiri mulai memproduksi
etilena dalam jumlah besar. Artikel ini tidak menjelaskan proses
untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah
sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya satu
35 komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
12

oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan


pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
5 terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
10 dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Artikel yang berjudul “Zat Pematangan Terinduksi dan
Pengaruhnya Terhadap Kualitas Buah Pisang” [Sumber:
International Journal of Food Science, Volume 2019, ID Artikel
15 ID 2520179, 8 halaman] menyatakan bahwa proses pematangan pisang
dapat ditingkatkan dengan menggunakan zat pematangan buatan
seperti gas etilena, ethephon, asetilena (dipancarkan dari
kalsium karbida), etilena glikol dan alkil alkohol. Asap yang
dihasilkan dari pembakaran daun hijau atau pembakar minyak tanah
20 juga digunakan sebagai metode tradisional dalam pematangan
pisang. Banyak penelitian tentang pengaruh zat pematangan yang
berbeda pada kualitas buah menunjukkan bahwa pisang yang matang
secara alami menunjukkan karakteristik sensorik yang lebih baik
dibandingkan dengan buah yang diberi perlakuan. Artikel ini
25 tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
30 pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
35 dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
13

dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai


melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Artikel yang berjudul “Isolasi dan Karakterisasi Reseptor
5 Etilena dari Mesokarp Kelapa Sawit” [Sumber: Journal of Oil Palm
Research Vol. 30 Juni 2018 halaman 251-264] menyatakan bahwa
buah kelapa sawit (Elaeisguineensis Jacq.) adalah klimakterik
dimana proses pematangan buah disertai dengan ledakan produksi
etilena. Analisis urutan yang menunjukkan bahwa buah kelapa
10 sawit memiliki domain yang dilestarikan dan struktur protein
yang mirip dengan reseptor etilena tipe ERS yang ditemukan pada
gen reseptor etilena dari spesies tanaman lain. Hasil ini
memberikan bukti bahwa perkembangan buah kelapa sawit diatur
oleh etilena melalui aksi gen reseptor etilena EGER D3, yang
15 membuka kemungkinan memanipulasi reseptor etilena untuk
mengendalikan sensitivitas etilena selama pengembangan buah
kelapa sawit untuk lebih meningkatkan hasil kelapa sawit.
Beberapa penelitian telah menunjukkan peran etilena dalam
mendorong proses pematangan buah kelapa sawit [Henderson and
20 Osborne, 1999; Tranbarger at. al., 2011; Nurniwalis, 2017].
Ledakan autokatalitik etilena yang diproduksi di jaringan
mesokarp terdeteksi selama tahap pematangan yang menunjukkan
karakteristik buah klimakterik. Penelitian kelapa sawit tentang
etilena telah terbatas tetapi kemungkinan bahwa etilena mungkin
25 juga bertanggung jawab untuk memicu produksi minyak dan
perubahan lain yang terkait dengan pematangan buah telah
diperiksa tetapi tidak secara rinci. Artikel ini tidak
menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah
dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
30 sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya
yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan,
pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan
35 melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c)
14

pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi


(disukai melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan
sarana pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan
melalui langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
5 kontinu) dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan
CPO konvensional.
Menurut suatu artikel yang berjudul “Giberelin Memainkan
Peran dalam Mengatur Pematangan Buah Tomat” [Sumber: Plant and
Cell Physiology, Volume 60, Edisi 7, Juli 2019, Halaman 1619–
10 1629], meskipun penerapan giberelin (GA) eksogen menunda
pematangan tomat, mekanisme pengaturan GA dalam prosesnya tidak
pernah dikenal dengan baik. Mereka melaporkan bahwa konsentrasi
GA endogen menurun sebelum peningkatan produksi etilena pada
buah tua-hijau hingga tahap pemecah. Lebih lanjut ditunjukkan
15 bahwa pengurangan kadar GA melalui ekspresi berlebih dari gen
katabolisme GA SlGA2ox1 khususnya dalam jaringan buah
menyebabkan pematangan awal. Secara konsisten, juga diamati
bahwa penerapan inhibitor biosintetik GA, prohexadion-kalsium,
pada tahap tua-hijau mempercepat pematangan buah, sementara
20 penerapan GA3 eksogen menunda proses. Lebih lanjut, juga
ditunjukkan bahwa ekspresi gen biosintetik etilena dan produksi
etilena diaktifkan sebelum waktunya pada buah yang kekurangan GA
tetapi tertunda/berkurang pada buah WT yang diberi perlakuan GA3
eksogen dan bahwa aktivasi biosintesis etilena yang dimediasi
25 oleh defisiensi GA disebabkan oleh aktivasi gen pengatur
pematangan RIN, NOR dan CNR. Kesimpulannya, hasil menunjukkan
bahwa GA memainkan peran negatif dalam pematangan buah tomat.
Artikel ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak
buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah
30 FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
atau kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui alat pengekstraksi minyak, (b)
35 pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
15

pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan


dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
5 melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Artikel yang berjudul “Pematangan Pascapanen Buah Kelapa
Sawit Dipercepat Dengan Penerapan Etilena Eksogen” [Sumber:
Songklanakarin J. Sci.Technol. 36 (3), 255-259, Mei-Jun 2014]
10 menjelaskan bahwa jumlah buah yang terpotong paling banyak
dengan perlakuan etilena 1000 ml/L. Pematangan dipercepat dengan
perlakuan etilena yang diamati melalui perubahan warna. Buah
kelapa sawit dalam tandan matang secara berurutan dari bawah ke
tengah dan ke atas. Dengan demikian, tingkat pematangan menurun
15 dengan bagian tandan dari bawah ke tengah ke atas. Etilena
dikenal sebagai hormon pematangan dan digunakan secara luas
untuk mempercepat pematangan buah terutama jenis klimakterik:
penerapan etilena eksogen mendorong pematangan, namun, hanya
sedikit laporan sebelumnya tentang penerapannya untuk merangsang
20 pematangan buah di kelapa sawit. Suryanto dan Bardair (1994)
telah melaporkan penerapan zat pelepas etilena (asam 2-
kloroehilfosfonat; ethephon) yang disemprotkan pada bulir yang
dipotong atau dioleskan pada batang TBS yang dipotong sesaat
setelah panen. Ditemukan bahwa ethephon mengurangi kekuatan
25 pelepasan secara signifikan dan tidak mempengaruhi perkembangan
FFA. Artikel ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi
minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang
rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
30 atau kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak,
(b) pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
35 pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
16

kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional


dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
5 Artikel yang berjudul “Penentuan Frekuensi Optimal untuk
Pelepasan Elaeisguineensis Jacq.” [Sumber: African Journal of
Agricultural Research, 6 (25), halaman 5656-5663] menyatakan
bahwa pada industri Elaeisguineensis Jacq (kelapa sawit),
pelepasan buah dan ekstraksi minyak tandan kelapa sawit selalu
10 dilakukan di pabrik pengolahan minyak sawit dalam serangkaian
prosedur standar. Banyak energi yang dibutuhkan dan dikonsumsi
selama prosedur tersebut, terutama selama sterilisasi dimana
sejumlah besar energi dibutuhkan untuk menghasilkan uap
bertekanan untuk memasak tandan buah, hanya untuk melunakkan dan
15 melemahkan tangkai sehingga memudahkan pelepasan buah melalui
perontokan. Studi ini diusulkan untuk mencari alternatif untuk
praktik saat ini. Dengan mengembangkan mesin pemecah buah kelapa
sawit vibrasi, buah kelapa sawit dipisahkan dari tandan dengan
cara vibrasi. Frekuensi getaran optimal untuk pelepasan buah
20 dari tangkai ditentukan. Mesin pemisah buah kelapa sawit vibrasi
eksperimental yang dirancang dan dikembangkan ternyata mampu
melepaskan buah dari tandan ketika diterapkan dengan vibrasi.
Selain itu, frekuensi optimum getaran mesin pemisah buah kelapa
sawit untuk melepaskan buah dari tandan ditentukan sebesar 3,3
25 Hz. Penggunaan hormon ethephon (Esigel) dalam proyek ini
dibenarkan karena tidak memiliki efek samping pada komponen buah
dan kadar air tandan kelapa sawit. Artikel ini tidak menjelaskan
proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau
minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya
30 satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
35 pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
17

melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai


melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
5 dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Artikel yang berjudul “Pematangan Pascapanen Buah Kelapa
Sawit Dipercepat Dengan Penerapan Etilena Eksogen” [Sumber:
Journal of Science and Technology (Mei 2014)] menjelaskan
10 tentang pengasapan etilena eksogen yang mempercepat pematangan
buah kelapa sawit, peningkatan hasil minyak, dan menurunkan
kadar FFA. Percobaan dilakukan dengan tandan buah segar matang
penuh dari kelapa sawit varietas Tenera. Tandan buah sawit
dipapar etilena 0, 250, 500 atau 1000 ml/L selama 24 jam. Setiap
15 tandan buah dievaluasi dalam tiga bagian terpisah: bagian bawah,
tengah, dan atas. Perlakuan etilena eksogen secara signifikan
mempercepat pematangan buah sawit, diukur dengan peningkatan
warna kulit buah yang berubah dari hitam menjadi oranye
kemerahan. Perlakuan etilena juga secara signifikan memudahkan
20 pelepasan buah, dengan mengurangi gaya tegangan yang diperlukan.
Kandungan minyak total buah meningkat dengan perlakuan etilena
1000 ml/L. FFA pada buah sawit yang tidak diberi perlakuan,
terutama di bagian bawah, berada pada tingkat tertinggi 2 hari
setelah panen, dan kadar FFA diturunkan dengan perlakuan
25 etilena. Diyakini bahwa penggunaan gas etilena untuk memisahkan
buah dari tandan akan lebih meningkatkan efisiensi di pabrik.
Artikel ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak
buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah
FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
30 seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
atau kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak,
(b) pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
35 pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
18

dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi


kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
5 dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Artikel yang berjudul “Isolasi dan Karakterisasi Reseptor
Etilena (tipe ERS) dari Mesokarp Kelapa Sawit (Elaeisguineensis
Jacq.)” [Sumber: Journal of Oil Palm Research] menyatakan bahwa
buah kelapa sawit adalah klimakterik dimana proses pematangan
10 buah disertai dengan ledakan produksi etilena. Oleh karena itu,
untuk memahami mekanisme molekuler yang mendasari dan peran
etilena dalam proses pematangan buah kelapa sawit, penelitian
ini berfokus pada isolasi dan karakterisasi gen reseptor
etilena, komponen pertama dalam jalur pensinyalan etilena.
15 Panjang cDNA penuh adalah 2.225 kb dan mengenkodekan polipeptida
dari 629 residu asam amino. Analisis urutan menunjukkan bahwa
dimiliki domain yang dilestarikan dan struktur protein yang
mirip dengan reseptor etilena tipe ERS yang ditemukan pada gen
reseptor etilena dari spesies tanaman lain. Analisis utara dan
20 selatan mengungkapkan bahwa itu sangat diekspresikan dalam
jaringan mesokarp dan bahwa gen ini ada sebagai banyak salinan
dalam genom kelapa sawit. Hasil ini memberikan bukti bahwa
perkembangan buah kelapa sawit diatur oleh etilena melalui aksi
gen reseptor etilena EGER D3, yang membuka kemungkinan
25 memanipulasi reseptor etilena untuk mengendalikan sensitivitas
etilena selama pengembangan buah kelapa sawit untuk lebih lanjut
membantu meningkatkan hasil kelapa sawit. Artikel ini tidak
menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah
dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
30 sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya
yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan,
pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan
35 melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c)
19

pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi


(disukai melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan
sarana pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan
melalui langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
5 kontinu) dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan
CPO konvensional.
Artikel yang berjudul “Teknologi Pengemasan dan Perannya
dalam Keamanan Pangan” oleh M. Lalpuria dkk. [Sumber: Microbial
Decontamination in the Food Industry, 2012] menjelaskan bahwa
10 gas etilena adalah hormon tanaman yang mempercepat respirasi
pada buah dan sayuran segar yang mengarah ke kematangan, penuaan
dan pelunakan jaringan. Akumulasi etilena juga dapat menyebabkan
sayuran hijau menguning. Pengumpul etilena dapat digunakan untuk
menyerap etilena dari ruang kepala kemasan untuk memperpanjang
15 umur simpan dan mempertahankan kualitas visual yang dapat
diterima dari buah dan sayuran yang bernafas. Sistem pengumpul
etilena yang paling umum digunakan terdiri dari kalium
permanganat yang tertanam dalam silika. Silika menyerap etilena
dan kalium permanganat mengoksidasinya menjadi asetat dan
20 etanol. Silika dapat diisi dalam saset dan ditempatkan dalam
kemasan atau digabungkan dalam bahan kemasan. Pengumpul etilena
lainnya mencakup tanah liat, zeolit, bubuk keramik, dan bubuk
mineral oksida. Artikel ini tidak menjelaskan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit
25 murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi
pematangan buah seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan
penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti oleh (a)
pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan
serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
30 pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah
melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui
langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui
alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan
35 CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah
sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu) dan
20

pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO


konvensional.
Menurut Sue-Siang Teh dkk., (2012) (Karakteristik
fisikokimia dan kualitas minyak biji rami, rami, dan biji kanola
5 yang ditekan dingin) [Sumber: Journal of Food Composition and
Analysis 30 (2013) 26-31], kebutuhan untuk lipid bioaktif yang
dapat digunakan secara luas dan mudah tersedia serta antioksidan
alami terus berkembang dan selama beberapa tahun terakhir,
peningkatan minat pada minyak yang ditekan-dingin telah diamati
10 karena minyak ini memiliki sifat nutrisi yang tinggi. Penekanan
dingin adalah teknologi untuk produksi minyak biji, yang tidak
melibatkan perlakuan panas atau perlakuan kimia. Penekanan
dingin juga tidak melibatkan proses pemurnian dan mungkin
mengandung tingkat antioksidan alami yang lebih tinggi. Artikel
15 ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
20 pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
25 dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
30 Publikasi PCT WO2019022591A1 yang berjudul “Metode
Penyimpanan Hasil Panen Kelapa Sawit” menjelaskan metode
penyimpanan hasil panen kelapa sawit, melibatkan penonaktifan
enzim yang bertanggung jawab atas pembentukan FFA, penyimpanan
hasil panen kelapa sawit dalam wadah dan memventilasi udara agar
35 berkontak dengan hasil panen kelapa sawit, dimana hasil panen
kelapa sawit secara substansial mentah. Selubung adalah sesuatu
21

yang membungkus seperti kotak, drum baja, palet kotak, wadah 20


kaki, film polimer berselubung, kantong plastik amorf, ruangan
atau bilik. Selubung dapat dibangun dengan bahan penginsulasi
seperti serat kaca, poliuretan atau bahan penginsulasi lainnya
5 untuk mencegah perpindahan panas dan menghemat energi. Selubung
mencakup semua sisi dan dapat bersifat modular. Selubung tidak
harus sepenuhnya kedap udara, tetapi cukup dapat menciptakan
lingkungan yang cocok untuk penyimpanan. Bila gas seperti
oksigen, karbon dioksida atau etilena digunakan, maka disukai
10 agar memiliki selubung yang sangat kedap udara untuk mengurangi
biaya pemeliharaan tingkat gas yang diinginkan dalam selubung
itu. Unit bergerak adalah setiap selubung yang memiliki
karakteristik mobilitas. Contoh unit bergerak adalah truk
penyimpanan dingin yang membawa barang-barang yang mudah rusak.
15 Perwujudan lain dari unit bergerak adalah peti kemas sepanjang
20 kaki yang ditarik oleh suatu truk. Selubung dapat ditempatkan
di perkebunan kelapa sawit atau dalam jarak beberapa kilometer.
Dengan menempatkannya di sekitar perkebunan, enzim FFA dapat
dinonaktifkan lebih cepat untuk menghasilkan minyak dengan FFA
20 rendah. Selain itu, dengan memiliki selubung yang dekat dengan
perkebunan, maka juga akan mengurangi biaya transportasi. Hasil
panen TBS merupakan jaringan hidup dan akan menjalani respirasi.
Tingkat respirasi yang lebih tinggi memajukan hasil panen TBS
menuju penuaan. Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
25 seperti suhu, oksigen, kelembaban relatif, karbon dioksida dan
sebagainya. Hasil panen kelapa sawit secara alami mengeluarkan
etilena ketika telah matang. Etilena adalah hormon tanaman yang
mengatur pematangan buah dengan mengoordinasikan ekspresi gen
yang bertanggung jawab untuk berbagai proses, mencakup
30 peningkatan respirasi. Etilena secara opsional dapat dimasukkan
atau disintesis oleh sumber eksternal seperti dengan penggunaan
generator etilena atau dengan asam fosfonat (Ethephon atau asam
2-kloroetilfosfonat). Permohonan PCT ini tidak menjelaskan
proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau
35 minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya
satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
22

etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti


oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
5 pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
10 langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Publikasi PCT WO2019022592A1 yang berjudul “Proses
Ekstraksi Produk Dari Buah Kelapa Sawit” menjelaskan tentang
15 ekstraksi produk kelapa sawit dari buah kelapa sawit meliputi:
(a) melunakkan mesokarp buah kelapa sawit; (b) mencerna buah
kelapa sawit yang dilunakkan dari langkah (a); dan (c)
memisahkan minyak kelapa sawit dari buah kelapa sawit yang
dicerna dari langkah (b) dimana buah kelapa sawit pada dasarnya
20 adalah buah kelapa sawit yang bersih. Buah kelapa sawit adalah
buah yang terlepas dari bulir dimana bulir dikeluarkan dari
tandan TBS atau TBS dengan menggunakan mesin. Buah kelapa sawit
yang benar-benar bersih diperoleh dengan membersihkan buah
kelapa sawit dengan udara. Udara panas digunakan untuk
25 membersihkan. Buah kelapa sawit yang benar-benar bersih
diperoleh dengan membersihkan buah kelapa sawit dengan air,
dimana air panas digunakan untuk membersihkannya. Buah kelapa
sawit dinonaktifkan enzim yang bertanggung jawab untuk
pembentukan FFA sebelum diproses. Buah kelapa sawit pada
30 dasarnya adalah buah kelapa sawit yang belum dimasak. Langkah
pelunakan menggunakan uap yang tidak bertekanan. Langkah
pelunakan menggunakan pemasakan sous-vide. Langkah pelunakan
menggunakan gelombang mikro. Langkah pelunakan menggunakan
pemanasan induksi. Langkah pelunakan menggunakan udara panas.
35 Udara panas diberikan melalui penggorengan udara. Langkah
pencernaan menggunakan gaya fisik. Langkah pencernaan
23

menggunakan gesekan. Langkah pencernaan menggunakan perobekan.


Langkah pencernaan memaksa buah melunak melalui penapis. Langkah
pemisahan menggunakan drum vakum putar. Langkah pemisahan
menggunakan gaya sentrifugal. Langkah pemisahan menggunakan
5 sentrifugasi dekanter. Langkah pemisahan menggunakan
sentrifugasi pengupas. Langkah pemisahan menggunakan
sentrifugasi keranjang. Langkah pemisahan menggunakan filtrasi.
Langkah memisahkan menggunakan penekanan. Langkah pemisahan
menggunakan filter tekan. Proses ini mencakup langkah tambahan
10 menambahkan pelarut. Proses ini mencakup langkah tambahan
menambahkan enzim. Proses ini mencakup langkah pemisahan
tambahan untuk mengekstraksi minyak sawit lebih lanjut. Langkah
pelunakan dan langkah pencernaan dilakukan secara bersamaan.
Langkah pelunakan dan langkah pencernaan dilakukan dengan
15 menggunakan gelombang suara. Langkah pencernaan dan langkah
pemisahan dilakukan secara bersamaan. Langkah pencernaan
dilakukan pada ekstraksi suhu rendah 70 °C atau kurang. Langkah
pencernaan dilakukan pada ekstraksi suhu rendah 80 °C atau
kurang. Langkah pemisahan dilakukan pada ekstraksi suhu rendah
20 70 °C atau kurang. Langkah pemisahan dilakukan pada ekstraksi
suhu rendah 80°C atau kurang. Langkah pemisahan dilakukan pada
ekstraksi suhu rendah 90°C atau kurang. Setidaknya satu langkah
dalam proses dilakukan pada unit bergerak, dimana unit bergerak
meliputi kontainer pengiriman. Langkah pelunakan mencakup
25 setidaknya satu peralatan yang aman untuk makanan. Langkah
pencernaan mencakup setidaknya satu peralatan yang aman untuk
makanan. Langkah pemisahan mencakup setidaknya satu peralatan
yang aman untuk makanan. Peralatan yang aman untuk makanan
adalah penekan sekrup baja tahan karat. Minyak sawit diekstraksi
30 dengan standar keamanan pangan. Isolasi kelapa sawit menggunakan
de-pulper. Isolasi buah kelapa sawit menggunakan penampi.
Ekstraksi inti dan cangkang sawit menggunakan hidrosiklon atau
penampi. Inti sawit yang berasal dari proses dilakukan pada
setiap tahap proses dimana langkah penghancuran tidak
35 diperlukan, lebih dari 100 (disukai 7000) kg buah kelapa sawit
diproses per jam. Buah lepas didefinisikan sebagai buah yang
24

sengaja dipisahkan dari tandan yang dipanen. Proses pelepasan


buah merupakan kegiatan yang direncanakan. Buah yang terlepas
dapat diinduksi atau secara alami. Pelepasan yang diinduksi
mencakup metode apa pun yang secara aktif dilakukan pada TBS
5 untuk memisahkan buah, misalnya pemotongan, pengirisan,
pencacahan, perlakuan etilena, pengocokan, penggunaan gaya fisik
atau pemanasan. Metode untuk pelepasan dan pembersihan buah yang
dipisahkan secara substansial dan tidak dimasak telah
diungkapkan dalam permohonan paten Malaysia yang menunggu
10 keputusan bersama PI 2016700359. Salah satu perwujudan yang
dijelaskan di dalamnya menggunakan etilena. Penerapan paten PCT
dan Malaysia tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak
buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni bebas FFA
rendah menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
15 seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
atau kombinasinya yang dilanjutkan dengan (a) pemrosesan melalui
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak,
(b) pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
20 pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
25 melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Paten Amerika Serikat US5039455A menjelaskan peningkatan
dalam proses konvensional untuk memperoleh kembali minyak sawit.
Proses ini dilakukan secara berkesinambungan dengan langkah-
30 langkah memasukkan TBS secara terus-menerus ke dalam wadah
penerima; saat TBS berada di dalam wadah penerima, memberikan
perlakuan TBS dengan uap untuk menonaktifkan enzim yang
bertanggung jawab atas pembentukan TBS dalam TBS; secara terus-
menerus membuang TBS yang telah diberi perlakuan di dalam wadah
35 penerima, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan terus-
menerus melakukan operasi sterilisasi dan pengupasan gabungan
25

untuk memisahkan buah dari tandan buah; terus-menerus


mengumpankan buah, masing-masing terdiri dari kacang yang
dikelilingi oleh perikarp, ke alat pencerna bertekanan; terus
meniup buah yang dicerna ke tangki tiup; dan terus mengekstraksi
5 minyak dengan menekan massa buah yang dicerna. Paten Amerika
Serikat ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak
buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah
FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
10 atau kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak,
(b) pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
15 pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan diikuti dengan
20 sarana pemrosesan CPO konvensional.
Paten MY-163846-A yang telah diberi paten di Malaysia yang
berjudul “Metode Pemisahan Buah Segar Kelapa Sawit” menyatakan
bahwa metode ini melibatkan pelepasan buah pada TBS tanpa
pemasakan yang berarti; memisahkan buah yang lepas dari TBS.
25 Buah yang dipisahkan tersebut dibersihkan sebelum diproses
selanjutnya. TBS dipecah menjadi bulir- bulir lepas sebelum
langkah-langkah melepaskan, memisahkan dan membersihkan. Enzim
yang bertanggung jawab untuk pembentukan FFA dinonaktifkan di
TBS. TBS terkena hormon tanaman. TBS terkena kelembaban atau
30 suhu tinggi. Tujuan dari tahap pelepasan adalah untuk melepaskan
buah dari bulir kelapa sawit sehingga dapat dipisahkan tanpa
banyak tenaga dan upaya. Ini dilakukan tanpa memasak TBS secara
substansial. Buah yang diperoleh tanpa pemasakan yang berarti
juga mencakup buah yang dipisahkan tanpa pemasakan apa pun,
35 misalnya dengan pemisahan alami. Buah pada dasarnya tidak
dimasak jika tidak dapat dicerna. Pencernaan apa pun yang
26

dilakukan pada buah yang pada dasarnya tidak dimasak akan


menghasilkan sedikit atau tanpa minyak. Buah yang pada dasarnya
tidak dimasak memerlukan langkah memasak atau pelunakan tambahan
untuk mengekstraksi minyak optimal dari buah sepenuhnya. Salah
5 satu perwujudan meninggalkan buah untuk terlepas secara alami.
Buah kelapa sawit akan terlepas dari TBS secara alami seiring
waktu tanpa intervensi apapun. Perlakuan eksternal secara
opsional dapat digunakan untuk mempercepat proses pelepasan ini.
Parameter konsentrasi dan waktu perlakuan saling bergantung.
10 Perwujudan lain memaparkan TBS ke gas hidrokarbon tak jenuh
seperti asetilena, butilena, etilena atau propilena untuk
mempercepat proses pelepasan ini. Sebagai contoh, satu
perwujudan memaparkan TBS yang mengandung konsentrasi etilena 1%
selama setidaknya 24 jam. Peralatan, pengawasan, pengalaman, dan
15 perlakuan yang tepat diperlukan jika mencoba menggunakan
konsentrasi etilena melebihi 3% karena mudah terbakar.
Perwujudan lain meninggalkan TBS di ruangan tertutup dengan
kelembaban dan suhu tinggi untuk pelepasan alami. Kelembaban dan
suhu dapat ditingkatkan dengan pengukusan ringan atau dengan
20 pelembab udara dan pemanas. Kelembaban atau suhu yang meningkat
berarti setiap kelembaban atau suhu yang lebih besar dari
lingkungan sekitarnya. Paten Malaysia ini tidak menjelaskan
proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau
minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya
25 satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
30 pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
35 langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
27

dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO


konvensional.
Permohonan Paten India IN201201686I1 yang berjudul “Alat
Pematangan Buatan Untuk Pisang dan Buah Sejenis” menjelaskan
5 suatu peralatan yang memiliki ruang pemasakan berdinding ganda
kedap udara yang mencakup ventilasi gas buang yang diatur pada
bagian atas ruang bersama dengan modul pemasangan sensor, dimana
modul pemasangan sensor dengan kontak relai keadaan padat yang
meliputi keluaran analog dan unit tampilan (8). Monitor eugenol
10 meliputi rumahan sensor yang terbuat dari plastik lembam dengan
lubang kecil yang memiliki elemen pengindraan gas semikonduktor
tipe-N atau P dan elemen pemanas. Bukaan elemen sensor disegel
dengan bahan pengikat resin epoksi. Peralatan membantu dalam
memajukan proses pematangan dengan menggunakan eugenol di udara,
15 sekitar tangan pisang, ditambah dengan rakitan kipas sirkulasi
udara yang tergabung untuk menjaga suhu agar seragam di dalam
ruang kerja dan untuk mengarahkan aliran udara, sehingga
meningkatkan konsentrasi eugenol di udara yang berdekatan dan
meningkatkan tingkat pematangan. Peralatan ini tidak mahal,
20 mudah diterapkan oleh konsumen, memperoleh pematangan pisang
yang seragam dengan mengurangi memar buah dan meningkatkan rasa
buah, warna dan rasa manis. Peralatan dapat menangani buah
pisang dari berbagai bentuk dan ukuran. Ventilasi gas buang
meliputi suatu kumpulan ventilasi yang ditempatkan pada dinding
25 luar ruang untuk mengendalikan konsentrasi gas eugenol di udara,
pertukaran dan sirkulasi gas yang tepat di dalam ruang kerja
peralatan, dan bagian dalam ruang dilapisi dengan lapisan anti-
kabut untuk memberikan visibilitas yang lebih baik dari buah dan
untuk mencegah tetesan air agar tidak terbentuk. Peralatan ini
30 memberikan hidrasi dan mudah diterapkan oleh konsumen, dan
mengurangi memar yang disebabkan oleh penumpukan dan
penggulungan, menggunakan komponen daun herbal, sebagai zat
pematangan yang murah, tidak merusak dan tidak beracun yang
memungkinkan untuk menghasilkan kelembaban dan suhu tinggi yang
35 merupakan kondisi ideal untuk pisang dan buah serupa. Permohonan
paten India ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi
28

minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang
rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
atau kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui
5 langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak,
(b) pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
10 dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi (disukai melalui
alat sterilisasi kontinu) dan langkah pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
15 Permohonan Paten Amerika Serikat US20090226584A1 yang
berjudul “Penampil Pematangan Buah” menjelaskan metode yang
meliputi menempatkan buah mentah pada permukaan penyangga buah
dari suatu peralatan yang meliputi bagian-bagian penampil,
menggabungkan dua atau lebih bagian penampil untuk membentuk
20 ruang untuk pematangan buah untuk menyelubungi beberapa buah,
memisahkan dua atau lebih bagian penampil setelah periode waktu
tertentu dengan pemisahan sebagian, mengeluarkan beberapa buah
yang mampu matang dari ruang terbuka, menggabungkan dua atau
lebih bagian penampil untuk membentuk ruang untuk pematangan
25 buah, dan menempatkan beberapa bagian yang dibuang buah pada
satu lagi permukaan penyangga buah yang sebagian cekung dan
sebagian miring ke dalam dan terletak di luar bilik untuk
menahan gas pematangan saat bilik terbentuk. Ukuran dari dua
atau lebih bagian penampil memungkinkan buah untuk muat
30 seluruhnya di atas meja dengan panjang dua kaki kali lebar dua
kaki saat digabungkan, dan salah satu ruang sebagian tersebut
transparan dan berventilasi dengan dua ventilasi. Ruang
berventilasi dengan sisipan ventilasi. Buah mentah atau buah
matang tersusun pada bagian atas permukaan penyangga buah; buah
35 yang terletak di dalam bagian penampil bawah diperiksa secara
visual melalui permukaan transparan dari bagian penampil; bagian
29

penampil atas dihapus dari bagian penampil bawah; buah diperiksa


dengan sentuhan atau penciuman untuk memastikan kematangan; buah
yang matang dikeluarkan dari bagian bawah permukaan penyangga
buah dan buah yang belum matang dibiarkan pada permukaan
5 penyangga buah yang sama; bagian penampil atas ditempatkan di
atas bagian penampil bawah; dan buah yang dibuang ditempatkan di
bagian penampil atas yang terletak di luar mangkuk. Bagian
penampil atas dan bagian penampil bawah dipisahkan untuk
menampung buah. Buah mentah ditambahkan ke bagian penampil bawah
10 sementara masih menyangga buah yang matang untuk sementara waktu
di ruang berventilasi. Bagian penampil adalah kaca atau plastik.
Buah matang selama lebih dari satu hari di lebih dari 4 bagian
per juta etilena dalam ruangan pada atmosfer ruang. Ruang
memiliki dinding yang meliputi bahan kedap gas dan berbentuk
15 hemisfera atau elipsoidal. Ventilasi peralatan tidak berada pada
tingkat yang sama dengan permukaan penyangga di sekitarnya.
Permukaan penyangga memiliki panduan buah, yang merupakan fitur
permukaan penyangga. Permukaan penyangga luar dan dalam dari
peralatan berbeda. Permohonan paten Amerika Serikat ini tidak
20 menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah
dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya
yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan,
25 pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi
30 (disukai melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan
sarana pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan
melalui sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan langkah pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
35 Permohonan Paten Jepang JP2018166503A yang berjudul “Buah
dan Metode Pengupasan Buah” menjelaskan tentang proses perlakuan
30

etilena yang menampung buah jenis/jamur klimakterik dalam wadah


ke-2 yang dibuat untuk menghasilkan/terjadi/memproduksi gas
etilena dari bagian dalam wadah ke-1 yang menginjeksi/menuangkan
gas etilena, atau sarana pembangkit/produksi gas etilena. Proses
5 pemrosesan panas berupa pemanasan buah tersebut yang menerapkan
proses perlakuan etilena tersebut. Proses pendinginan yang
mendinginkan buah tersebut yang menerapkan proses pengolahan
panas tersebut. Proses penghilangan eksokarp yaitu menghilangkan
struktur/jaringan eksokarp dari buah tersebut yang melaksanakan
10 proses pendinginan tersebut, dan memperoleh buah yang terkupas.
Metode mengupas buah yang dicirikan dengan memiliki hal-hal ini.
Buah yang diambil jaringan perikarp luarnya adalah buah matang
dari genus Diospyros atau Pyrus, yang merupakan salah satu buah
yang matang dengan kulit keras mengelupas di antara buah
15 klimakterik. Langkah perlakuan etilena melibatkan menampung buah
dalam wadah pertama atau wadah kedua yang memiliki konsentrasi
etilena 10 bagian per juta (ppm) atau lebih selama 24 jam atau
lebih. Langkah perlakuan panas meliputi merendam buah dalam air
panas pada suhu 95°C atau lebih dalam kisaran 20 detik atau
20 lebih dan 90 detik atau kurang, lebih disukai 10 detik atau
lebih dan kurang dari 45 detik. Langkah perlakuan etilena
dilakukan sebelum langkah perlakuan panas. Permohonan paten
Jepang ini tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak
buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah
25 FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
atau kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan
buah lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak,
30 (b) pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
35 dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi (disukai melalui
31

alat sterilisasi kontinu) dan langkah pengupasan diikuti dengan


sarana pemrosesan CPO konvensional.
Permohonan Paten Korea KR2018114432A yang berjudul
“Penyimpanan Buah dan Sayur Dalam Suhu Rendah dengan Penerapan
5 Panas Buang” menjelaskan gudang suhu rendah untuk buah dan
sayuran menggunakan panas buang meliputi unit penyimpanan buah
untuk menyimpan setiap buah yang mengeluarkan hormon matang yang
mengandung etilena, unit penyimpanan sayuran mengandung larutan
propolis yang ditambahkan ke dalam sayuran daun atau sayuran
10 buah yang diperoleh dengan mencuci atau membersihkan, dan
saluran air pendingin untuk melewatkan air pendingin dengan aksi
pertukaran panas antara unit penyimpanan buah dan unit
penyimpanan sayuran dengan adsorben yang dipasang pada penukar
panas. Buahnya mencakup apel, kiwi, prem, tomat atau melon.
15 Permukaan bagian dalam unit penyimpanan buah meliputi kain bukan
tenunan, dan permukaan luar meliputi bahan fungsional yang
mengandung karbon aktif, oksida besi dan zeolit. Buah yang
disimpan di dalam unit penyimpanan buah didinginkan melalui air
pendingin. Larutan propolis adalah aditif yang mampu melakukan
20 fungsi pernapasan dan fungsi penekanan penguapan kelembaban
sayuran, dan meliputi propolis dan sayuran daun atau sayuran
buah. Permohonan paten Korea ini tidak menjelaskan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit
murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi
25 pematangan buah seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan
penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti oleh (a)
pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan
dan pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah pemisahan
30 dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah
melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui
langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui
alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan
CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi
35 (disukai melalui alat sterilisasi kontinu) dan langkah
32

pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO


konvensional.
Paten Malaysia No. MY-103350-A yang berjudul “Sistem
Sterilisasi kontinu untuk Buah Kelapa Sawit” menjelaskan sistem
5 sterilisasi kontinu untuk buah kelapa sawit yang meliputi satu
wadah silinder yang dipasang di bagian dalam dengan konveyor
ulir yang memiliki setidaknya dua katup pintu air pengunci uap
bertekanan di saluran masuk dan keluar alat sterilisasi,
setidaknya satu mesin pengupasan, penapis bergetar berperforasi
10 dan setidaknya satu konveyor pelat pengikis untuk pengupasan dan
pemisahan buah yang disterilkan dan bulir kosong. Paten Malaysia
tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
15 gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
pemisahan, pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
20 pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
25 melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Paten Malaysia No. MY-121530-A yang berjudul “Ekstraksi
Berkelanjutan dari Minyak Sawit dan Inti Sawit” menjelaskan
metode pemrosesan terus-menerus dari TBS kelapa sawit yang
30 memiliki banyak buah di tangkainya, sehingga tandan tersebut
dapat diekstraksi untuk minyak sawit dan inti sawit, yang
meliputi penghancuran TBS untuk mengganggu susunan erat buah
dalam tandan sehingga meningkatkan penetrasi uap ke lapisan
dalam tandan buah dan memanaskan TBS yang dihancurkan saat
35 mereka dibawa secara terus-menerus dan bertahap melalui zona
pemanasan yang menggunakan uap hingga batas yang cukup untuk
33

memfasilitasi secara substansial menyelesaikan pengupasan buah


berikutnya dari batang tandan. Paten Malaysia ini tidak
menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah
dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
5 sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya
yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan,
pengupasan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan
10 melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi
(disukai melalui alat sterilisasi kontinu) diikuti dengan sarana
pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
15 langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Paten Malaysia No. MY-140083-A yang berjudul “Metode
Pemrosesan Buah Kelapa Sawit Yang Dipanen” menjelaskan metode
20 pemrosesan buah kelapa sawit yang dipanen yang meliputi tandan
buah segar kelapa sawit serta buah kelapa sawit yang lepas untuk
perbaikan tingkat ekstraksi keseluruhan dalam minyak kelapa
sawit melalui sterilisasi terpisah tandan buah segar dan buah
kelapa sawit yang lepas dimana kotak sterilisasi ditempatkan di
25 lingkungan beruap dan meliputi selubung terbuka di bagian
atasnya yang memiliki struktur pemisahan internal yang
disesuaikan untuk memfasilitasi pemerataan uap di sekitar buah
yang diisi ke dalam kotak dengan menyediakan saluran fluida
antara buah berdekatan. Paten Malaysia ini tidak menjelaskan
30 proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau
minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya
satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
35 pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
34

pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang


terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
5 pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
langkah sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Permohonan Paten Malaysia yang dipublikasikan No. PI
10 2010005670 yang berjudul “Sterilisasi kontinu dari Buah Kelapa
Sawit” menjelaskan metode untuk mensterilkan buah kelapa sawit
yang meliputi memisahkan buah dari tandan dengan alat
pengupasan, menghasilkan udara panas dengan pembakaran tandan di
terowongan tanur dan mengukus buah yang dipanaskan di terowongan
15 tanur di bawah aliran uap yang dihasilkan dengan menyemprotkan
air panas ke udara yang dipanaskan. Permohonan paten Malaysia
tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
20 gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
pemisahan, pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas
yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
25 pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi (disukai melalui
30 alat sterilisasi kontinu) dan langkah pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Publikasi Permohonan Paten Malaysia No. PI 2012002964 yang
berjudul “Alat Sterilisasi untuk Pengolahan Buah Kelapa Sawit”
menjelaskan alat sterilisasi kontinu untuk pengolahan buah
35 kelapa sawit dengan air panas di bawah kondisi terkendali
meliputi a) wadah memanjang dengan penutup dan pengisian buah
35

kelapa sawit dari satu ujung dan mengeluarkan buah yang dimasak
dan disterilkan dari ujung yang lain; b) tandan buah dibilas
dengan air panas terlebih dahulu kemudian dirontokkan untuk
memisahkan buah sawit dari TKKS; c) wadah tersebut diisi dengan
5 air panas hingga 98 derajat Celsius dan suhu dipertahankan
melalui serangkaian semburan air yang memiliki tujuan ganda
untuk mempertahankan panas di wadah serta mendorong buah kelapa
sawit yang mengambang dari satu ujung penerima ke ujung lainnya;
d) saluran masuk semburan air terletak di salah satu ujung wadah
10 yang dirancang untuk mendorong buah kelapa sawit dan saluran
masuk semburan air samping dimiringkan untuk membantu mendorong
buah kelapa sawit di sepanjang wadah; e) buah kelapa sawit
diangkut dengan tenaga penggerak melalui wadah tersebut selama
60 menit atau kurang hingga buahnya matang dan dikeluarkan dari
15 wadah untuk melanjutkan proses pengolahan minyak; f) wadah
memiliki saluran keluar pelimpah untuk pengumpulan minyak sawit
di permukaan air dan ini akan diambil kembali menggunakan
pemisah minyak/air ultrasonik untuk tujuan pemrosesan menjadi
CPO; g) alat gelembung mikro dapat ditambahkan ke saluran masuk
20 air untuk memfasilitasi pemisahan minyak dari air di dalam wadah
itu sendiri; dan h) wadah memiliki pipa drainase di bagian bawah
untuk menghilangkan padatan dan pengotor serta air yang akan
didaur ulang kembali ke wadah. Permohonan paten Malaysia ini
tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
25 mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
pemisahan, pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas
30 yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
35 kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi (disukai melalui
36

alat sterilisasi kontinu) dan langkah pengupasan yang diikuti


dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Permohonan Paten Amerika Serikat US20020028272A1 yang
berjudul “Proses untuk memproduksi minyak Nabati yang Diperkaya”
5 menjelaskan produksi minyak nabati yang diperkaya yang meliputi
pencampuran biji minyak yang telah dikupas dengan komponen obat
dari berbagai dan penekanan dingin (tanpa memerlukan suhu tinggi
dan waktu pendinginan lama terkait) untuk melepaskan komponen
tanaman yang berharga. Permohonan paten Amerika Serikat ini
10 tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah
15 pemisahan, pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas
yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
20 dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi (disukai melalui
alat sterilisasi kontinu) dan langkah pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
25 Permohonan Paten Cina CN103343046A yang berjudul “Metode
Enzimolisis Wijen Dingin untuk Menyiapkan Lemak dan Protein”
menjelaskan tentang penekanan dingin endapan wijen pada suhu
antara 50°C hingga 70°C dengan kecepatan ulir 30-50, pencampuran
endapan wijen tekan-dingin dengan air untuk membentuk larutan
30 campuran, perlakuan panas, penambahan enzim protease 1-3%,
melakukan enzimolisis pada suhu 45-65 °C selama 0,5-2,5 jam
dengan perbandingan cairan 5-9 ml/g, melakukan ekstraksi basa,
sentrifugasi, pemecahan emulsi menjadi mendapatkan minyak wijen,
emulsi, ekstrak, dan residu, dan demulsifikasi emulsi untuk
35 mendapatkan minyak wijen dan fase berair yang menyediakan proses
yang sederhana dan aman, kondisi reaksi ringan, tingkat
37

ekstraksi tinggi dan tingkat denaturasi protein rendah dan


mengurangi hilangnya nutrisi. Permohonan paten Cina ini tidak
menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah
dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
5 sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya
yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan,
pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan
10 melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah
lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi
(disukai melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan
sarana pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan
15 melalui sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan langkah pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Publikasi Paten Eropa EP2346341A2 yang berjudul “Ruang
Pematangan/Penyimpanan Buah dan Sayuran dengan Aliran Udara yang
20 Dapat Dibalik dan Modulasi Aliran Udara Stop & Go” menjelaskan
tentang sistem kendali ruang pematangan buah (khusus pisang)
yang mengoperasikan kipas yang mengendalikan aliran udara, arah
aliran udara, dan sistem pemanas/pendingin di ruang pematangan
buah, dimana aliran udara di dalam ruangan bisa dalam arah lurus
25 dan sebaliknya, dan aliran udara dapat dibagi menjadi tiga
periode: periode pertama dimana aliran udara utama kipas “NYALA”
dan pendinginan/pemanasan diaktifkan; periode kedua dimana kipas
“NYALA” tetapi pendinginan/pemanasan dinonaktifkan; dan periode
ketiga dimana kipas dan pendingin/pemanasan "MATI", sistem
30 tersebut mengendalikan variabel-variabel ini sedemikian sehingga
suhu udara di ruang pematangan atau buah di ruang pematangan
memenuhi target suhu yang ditetapkan. Permohonan paten Eropa ini
tidak menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA
35 menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
38

kombinasinya yang diikuti dengan (a) pemrosesan melalui langkah


pemisahan, pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas
yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta
5 pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui langkah pemisahan
dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi
kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO konvensional
dan/atau (d) pemrosesan melalui langkah sterilisasi (disukai
10 melalui alat sterilisasi kontinu) dan pengupasan yang diikuti
dengan sarana pemrosesan CPO konvensional.
Publikasi Paten Eropa EP1388290A1 yang berjudul “Ruang
Terkendali-Suhu” menjelaskan ruang pematangan memiliki langit-
langit distribusi udara yang memiliki ujung depan, ujung
15 belakang dan tepi samping. Saluran udara diposisikan di
sepanjang masing-masing tepi samping. Juga diklaim adalah metode
pengendalian operasi sistem pendingin ruang pematangan yang
meliputi kompresor, kondensor, evaporator, refrigeran dan
saluran refrigeran. Suhu titik-atur (set-point) yang berubah
20 dengan lancar, variabel waktu, dan ditentukan sebelumnya
disediakan untuk pengendali unit logika. Suhu produk rata-rata
diukur dan nilainya diumpankan ke pengendali. Suhu lingkungan
ruang pematangan juga diukur dan nilainya diumpankan ke
pengendali. Refrigeran dipanaskan dengan pemanas di saluran
25 keluar evaporator. Katup ekspansi proporsional dikendalikan
untuk mengatur suhu pasokan udara dari sistem pendingin
sekaligus secara bersamaan mengubah suhu titik-atur dan
membatasi konsumsi energi. Sistem ini digunakan untuk
mematangkan buah dan sayuran yang mudah rusak, terutama pisang.
30 Permohonan paten Eropa ini tidak menjelaskan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit
murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi
pematangan buah seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan
penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti oleh (a)
35 pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan
dan pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui peralatan
39

pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah pemisahan


dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang terpisah
melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan melalui
langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai melalui
5 alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana pemrosesan
CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui sterilisasi
(disukai melalui alat sterilisasi kontinu) dan langkah
pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
10 Publikasi Paten Eropa EP2405763A2 yang berjudul “Ruang
Pematangan/Penyimpanan dengan Aliran Udara yang Dapat Dibalik”
menjelaskan unit pengelolaan udara yang meliputi pendingin udara
mencakup kipas dan penukar panas. Ruang penyimpanan/pematangan
terhubung secara operasional ke unit pengelolaan udara melalui
15 dua bukaan operasional misalnya lubang ventilasi, yang terhubung
secara operasional ke komponen pembalik udara misalnya peredam
ayun, dimana komponen pembalik menghalangi bukaan operasional
secara terbalik. Unit gerakan menyediakan aliran udara simetris,
dan membalikkan arah aliran udara simetris melalui ruangan,
20 dimana arah aliran udara dipilih dari aliran udara normal dan
aliran udara balik. Unit penyimpanan dan pematangan untuk produk
seperti buah atau sayuran misalnya pisang. Unit pengelolaan
udara menyediakan aliran udara reversibel melalui ruangan,
sehingga mencapai distribusi panas yang simetris di seluruh
25 beban yang ditumpuk di ruangan selama periode
pematangan/penyimpanan. Permohonan paten Eropa ini tidak
menjelaskan proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah
dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
30 prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya
yang diikuti oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan,
pengupasan dan pembersihan dan pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah
35 lepas yang terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c)
pemrosesan melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi
40

(disukai melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan


sarana pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan
melalui sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu)
dan langkah pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
5 konvensional.
Permohonan Paten Cina CN106174213A yang berjudul “Metode
Pembuatan Pisang Kering” menjelaskan tentang metode pembuatan
pisang kering, yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
menyediakan pisang sebagai bahan baku; proses pematangan pisang,
10 membersihkan kulit pisang, mengupas pisang; mengiris pisang,
mendapatkan irisan daging pisang; lembaran pulp pisang
dikeringkan untuk mendapatkan pisang kering, dimana pisang dalam
operasi pengeringan untuk mengeringkan kadar air 10% hingga 20%,
pisang kering untuk pengemasan, dimana pematangan pisang dengan
15 ethephon, dimana suhu ruang pemasakan adalah 13 ℃ hingga 21℃,
dimana konsentrasi oksigen dari ruang pematangan adalah 25%
hingga 38% dan dimana kelembaban ruang pematangan adalah 80%
hingga 98%. Permohonan paten Cina ini tidak menjelaskan proses
untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah
20 sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya satu
komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
pembersihan dan pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
25 peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
30 pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu) dan
langkah pengupasan yang diikuti dengan sarana pemrosesan CPO
konvensional.
Permohonan Paten Sederhana Cina CN204245034U yang berjudul
35 “Wadah Pematangan yang Digunakan untuk Pematangan Pisang”
41

menjelaskan paten sederhana yang baru yang digunakan untuk wadah


pematangan dan kematangan tanaman pisang, yang meliputi bodi
wadah, rangka penempatan, film penyegel, rel geser, pipa semprot
dan kumpulan rangka tetap kumpulan level rangka di bodi gudang,
5 dan dua rangka ujung dipasang di dalam dinding bodi kabin dan
terhubung secara tetap dengan rel geser yang dipasang di satu
sisi rangka diatur, dan bodi wadah dan terhubung tetap, seluruh
multirangka dipasang dengan batang penghubung dan rel geser
dapat menggeser koneksi, dan menempatkan rangka tetap dan rangka
10 internal, film penyegel diatur dengan terhubung ke pipa persegi
panjang, pipa semprot diatur dengan tabung persegi panjang di
dalam di sisi luar rangka pemasangan dan membuat seluruh rangka
multi-pemasangan, dan bagian atas tempat rangka, tabung semprot
dan ujung saluran masuk air dan ujung saluran keluar air dari
15 pompa air dipasang dengan ethephon dan terhubung. Paten
sederhana yang baru yang digunakan untuk kematangan pisang
adalah kabin kematangan dengan menggunakan semprotan ethephon
untuk menyemprot pipa pisang, sekali lagi dengan menyegel
membran akan menutup pisang di ruang kecil, mempercepat proses
20 pematangan pisang, sekaligus film penyegel tidak langsung
berkontak dengan pisang dan dapat menjadi rel geser panjang yang
bergerak dan meningkatkan efisiensi kerja dan dapat digunakan
berulang kali. Permohonan paten Cina ini tidak menjelaskan
proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dan/atau
25 minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan sedikitnya
satu komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya yang diikuti
oleh (a) pemrosesan melalui langkah pemisahan, pengupasan dan
pembersihan dan pemrosesan buah lepas yang terpisah melalui
30 peralatan pengekstraksi minyak, (b) pemrosesan melalui langkah
pemisahan dan pembersihan serta pemrosesan buah lepas yang
terpisah melalui peralatan pengekstraksi minyak, (c) pemrosesan
melalui langkah pemisahan dan pengupasan, sterilisasi (disukai
melalui alat sterilisasi kontinu) yang diikuti dengan sarana
35 pemrosesan CPO konvensional dan/atau (d) pemrosesan melalui
sterilisasi (disukai melalui alat sterilisasi kontinu) dan
42

langkah pengupasan diikuti dengan sarana pemrosesan CPO


konvensional.

Uraian Singkat Invensi


5 Invensi ini menyediakan proses untuk memproduksi minyak
buah sawit mentah yang rendah FFA (asam lemak bebas), prosesnya
mencakup langkah-langkah: melapiskan tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah,
menginkubasi TBS kelapa sawit selama periode waktu antara 1
10 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, memisahkan buah
kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS yang dikupas sebagian untuk
menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, mengupas TBS kelapa
sawit yang dikupas sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan buah
15 kelapa sawit yang lepas, membersihkan buah kelapa sawit yang
lepas melalui pembersihan kering dan/atau pembersihan basah
selama periode waktu antara 1 hingga 60 menit, mengekstraksi
buah kelapa sawit mentah yang tidak encer melalui peralatan
pengekstraksi minyak yang meliputi unit sterilisasi, unit
20 pencernaan, unit penekan dan konveyor, memperoleh kembali minyak
buah sawit mentah yang tidak encer untuk membentuk minyak buah
sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, mencampur
minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali
dengan air pengenceran untuk menghasilkan minyak buah sawit
25 mentah yang encer dan menjernihkan dan/atau mensentrifugasi
minyak buah sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit
mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, diikuti dengan
pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan minyak buah sawit
mentah yang rendah FFA, dimana peralatan pengekstraksi minyak
30 adalah peralatan pengekstraksi minyak satu tahap atau
multitahap, kandungan total klorin dari minyak buah sawit mentah
yang rendah FFA berada dalam kisaran antara 0,5 ppm hingga 5
ppm, kadar fosfor minyak buah sawit mentah berkisar antara 5 ppm
hingga 20 ppm dan kadar FFA minyak buah sawit mentah berkisar
35 antara 0,5% hingga 5%.
43

Invensi ini juga menyediakan proses untuk memproduksi


minyak buah sawit mentah yang rendah FFA (asam lemak bebas),
prosesnya mencakup langkah-langkah: melapiskan tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit dengan sedikitnya satu komposisi pematangan
5 buah, menginkubasi TBS kelapa sawit selama periode waktu antara
1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, memisahkan buah
kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian untuk menghasilkan lebih lanjut buah kelapa sawit yang
10 lepas, membersihkan buah kelapa sawit yang lepas melalui
pembersihan kering dan/atau pembersihan basah selama periode
waktu antara 1 hingga 60 menit, mengekstraksi minyak buah sawit
mentah yang tidak encer melalui peralatan pengekstraksi minyak
yang meliputi unit sterilisasi, unit pencernaan, unit penekan
15 dan konveyor, memperoleh kembali minyak buah sawit mentah yang
tidak encer untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang tidak
encer yang diperoleh kembali, mencampurkan minyak buah sawit
mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali dengan air
pengenceran untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
20 encer dan menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah
sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang tidak
encer yang diperoleh kembali, diikuti dengan pemurnian dan
pengeringan untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA, dimana peralatan pengekstraksi minyak adalah
25 peralatan pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap,
kandungan klorin total minyak buah sawit mentah yang rendah FFA
berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, kadar fosfor minyak buah
sawit mentah berkisar antara 5 ppm hingga 20 ppm dan kadar FFA
dari minyak buah sawit mentah berada pada kisaran antara 0,5%
30 hingga 5%.
Selanjutnya, invensi ini menyediakan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit murni mentah, prosesnya mencakup
langkah-langkah: melapiskan tandan buah segar kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah, menginkubasi
35 TBS kelapa sawit dengan periode waktu antara 1 hingga 48 jam
untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
44

kelapa sawit yang dikupas sebagian, memisahkan buah kelapa sawit


yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk
lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas,
membersihkan buah kelapa sawit yang lepas melalui pembersihan
5 kering dan/atau pembersihan basah selama periode waktu antara 1
hingga 60 menit dan mengekstraksi minyak buah sawit murni
melalui peralatan pengekstraksi minyak yang meliputi unit
sterilisasi, unit pencernaan, unit penekan dan konveyor, dimana
peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan pengekstraksi
10 minyak satu tahap atau multitahap, peralatan pengekstraksi
minyak beroperasi dalam kisaran tekanan antara 1 x 105 Pa hingga
5 x 106 Pa dan dalam kisaran suhu antara 55 °C hingga 65 °C,
lebih disukai pada 60 °C, kadar FFA dari minyak buah sawit murni
berkisar antara 0,5% hingga 5%, kadar fosfor dari minyak buah
15 sawit mentah berada dalam kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm dan
total kandungan klorin dari minyak buah sawit murni berkisar
antara 0,5 ppm hingga 5 ppm.
Selain itu, invensi ini menyediakan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit murni mentah, proses tersebut
20 mencakup langkah-langkah: melapiskan tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah,
menginkubasi TBS kelapa sawit selama periode waktu antara 1
hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, memisahkan buah
25 kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS yang dikupas sebagian untuk
lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, mengupas
TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk menghasilkan buah
kelapa sawit yang lepas, mensterilkan buah kelapa sawit yang
lepas selama periode waktu antara 1 hingga 240 menit untuk
30 menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan dalam kisaran
suhu antara 55 °C hingga 65 ° C, disukai pada 60 °C, mencerna
buah kelapa sawit yang disterilkan untuk menghasilkan buah sawit
yang dicerna dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C,
menekan buah sawit yang dicerna untuk menghasilkan buah kelapa
35 sawit yang ditekan dan minyak buah kelapa sawit murni mentah
dalam kisaran suhu antara 55 °C hingga 65, lebih disukai pada 60
45

°C, memperoleh kembali buah kelapa sawit murni mentah yang


diikuti dengan langkah pemisahan pasir (desanding) (pemisahan
padatan terpisah dan pengotor dalam bubur), langkah pemisahan
pertama, langkah pemisahan kedua, pemurnian dan pengeringan
5 hingga menghasilkan minyak buah sawit murni, dimana kadar FFA
dari minyak buah sawit mentah berkisar antara 0,5% hingga 5%,
kadar fosfor dari minyak buah sawit mentah berada pada kisaran
antara 5 ppm hingga 20 ppm dan total kandungan klorin dari
minyak buah sawit murni mentah berkisar antara 0,5 ppm hingga 5
10 ppm.
Selain itu, invensi ini juga menyediakan proses untuk
memproduksi minyak buah sawit mentah yang rendah FFA (asam lemak
bebas), prosesnya mencakup langkah-langkah: melapiskan tandan
buah segar (TBS) kelapa sawit dengan sedikitnya satu komposisi
15 pematangan buah, menginkubasi minyak TBS kelapa sawit selama
periode waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah
kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk menghasilkan kelapa
20 sawit lebih lanjut buah kelapa sawit yang lepas, mengupas TBS
kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk menghasilkan buah
kelapa sawit yang lepas, mensterilkan buah kelapa sawit yang
lepas untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan
dalam kisaran suhu antara 50°C hingga 180°C, mencerna buah sawit
25 yang disterilkan untuk menghasilkan buah sawit yang dicerna
dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C, menekan buah sawit
yang dicerna untuk menghasilkan buah sawit yang ditekan dan buah
sawit mentah yang tidak encer buah dalam kisaran suhu antara 25
°C hingga 99,9 °C, memperoleh kembali minyak buah sawit mentah
30 yang tidak encer untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang
tidak encer yang diperoleh kembali, mencampur minyak buah sawit
mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali dengan air
pengenceran untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
encer dan menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah
35 sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang tidak
encer yang diperoleh kembali, yang diikuti dengan pemurnian dan
46

pengeringan untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang


rendah FFA, dimana peralatan pengekstraksi minyak adalah
peralatan pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap,
kandungan klorin total dari minyak buah sawit mentah yang rendah
5 FFA berada pada kisaran antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, kadar
fosfor dari minyak buah sawit mentah berada pada kisaran antara
5 ppm hingga 20 ppm dan kadar FFA minyak buah sawit mentah
berada pada kisaran antara 0,5% hingga 5%.
Invensi ini selanjutnya menyediakan proses untuk memproduksi
10 minyak buah sawit mentah yang rendah FFA (asam lemak bebas),
prosesnya mencakup langkah-langkah: melapiskan tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit dengan sedikitnya satu komposisi pematangan
buah, menginkubasi TBS kelapa sawit selama periode waktu antara
1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
15 dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, mensterilkan
buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang
dikupas sebagian selama periode waktu antara 1 hingga 240 menit
untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan dan/atau
TBS kelapa sawit yang disterilkan sebagian dalam kisaran suhu
20 antara 50°C hingga 180°C, mengupas TBS kelapa sawit yang
disterilkan sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas yang disterilkan dan tandan buah kosong,
mencerna kelapa sawit yang disterilkan untuk menghasilkan buah
sawit yang dicerna pada kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C,
25 menekan buah sawit yang dicerna untuk menghasilkan buah sawit
yang ditekan dan buah sawit mentah yang tidak encer dalam
kisaran suhu antara 25 °C hingga 99,9 °C, memperoleh kembali
minyak buah sawit mentah yang tidak encer untuk membentuk minyak
buah sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali,
30 mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang
diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk menghasilkan
minyak buah sawit mentah yang encer dan menjernihkan dan/atau
mensentrifugasi minyak buah sawit mentah yang encer atau minyak
buah sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, yang
35 diikuti dengan pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan
minyak buah sawit mentah yang rendah FFA, dimana peralatan
47

pengekstraksi minyak adalah peralatan ekstraksi minyak satu-


tahap atau multitahap, kandungan klorin total minyak buah sawit
mentah yang rendah FFA berada dalam kisaran antara 0,5 ppm
hingga 5 ppm, kadar fosfor dari minyak buah sawit mentah berada
5 pada kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm dan kadar FFA dari
minyak buah sawit mentah berada pada kisaran antara 0,5% hingga
5%.

Uraian Singkat Gambar


10 Fitur-fitur yang disebutkan di atas dari invensi ini
mungkin telah dirujuk oleh perwujudan-perwujudan, beberapa di
antaranya diilustrasikan dalam gambar-gambar terlampir. Gambar-
gambar terlampir hanya mengilustrasikan perwujudan-perwujudan
khas dari invensi ini dan oleh karena itu tidak dianggap
15 membatasi ruang lingkupnya karena invensi ini dapat bekerja
secara efektif terhadap perwujudan-perwujudan lain yang sama
efektifnya.
Fitur-fitur, manfaat dan keuntungan ini dan lainnya, dari
invensi ini akan menjadi jelas dengan mengacu pada gambar-gambar
20 berikut:
Gambar 1 mengilustrasikan proses pengolahan minyak sawit
konvensional;
Gambar 2 mengilustrasikan peralatan pengekstraksi minyak
untuk mensterilkan, mencerna dan menekan buah kelapa sawit yang
25 lepas (peralatan ekstraksi minyak satu tahap);
Gambar 3 mengilustrasikan peralatan pengekstraksi minyak
untuk mensterilkan, mencerna dan menekan buah kelapa sawit yang
lepas (peralatan pengekstraksi minyak multitahap);
Gambar 4 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi CPO
30 yang rendah FFA dengan penerapan komposisi pematangan buah pada
TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan dan langkah
pengupasan, setelah itu buah kelapa sawit yang lepas diproses
secara terpisah dengan menggunakan peralatan pengekstraksi
minyak multitahap.
35 Gambar 5 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi CPO
yang rendah FFA dengan penerapan komposisi pematangan buah pada
48

TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan dan langkah


pengupasan, setelah itu buah kelapa sawit yang lepas diproses
secara terpisah dengan menggunakan peralatan pengekstraksi
minyak satu tahap.
5 Gambar 6 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi CPO
yang rendah FFA dengan penerapan komposisi pematangan buah pada
TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan, setelah itu buah
kelapa sawit yang lepas diproses secara terpisah dengan
menggunakan peralatan pengekstraksi minyak multitahap.
10 Gambar 7 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi CPO
yang rendah FFA dengan penerapan komposisi pematangan buah pada
TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan, setelah itu buah
kelapa sawit yang lepas diproses secara terpisah dengan
menggunakan peralatan pengekstraksi minyak satu tahap.
15 Gambar 8 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi
minyak sawit murni dengan penerapan komposisi pematangan buah
pada TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan, setelah itu
buah kelapa sawit yang lepas diproses secara terpisah dengan
menggunakan peralatan pengekstraksi minyak multitahap.
20 Gambar 9 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi
minyak sawit murni dengan penerapan komposisi pematangan buah
pada TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan, setelah itu
buah kelapa sawit yang lepas diproses secara terpisah dengan
menggunakan peralatan pengekstraksi minyak satu tahap.
25 Gambar 10 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi
minyak sawit murni dengan penerapan komposisi pematangan buah
pada TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan dan langkah
pengupasan, setelah itu buah kelapa sawit yang lepas berlanjut
ke tahap proses pengolahan minyak kelapa sawit konvensional
30 (sterilisasi, pencernaan, penekanan, pemisahan pasir
(desanding), tahap pemisahan 1, tahap pemisahan 2, pemurnian,
pengeringan, penyaringan dan fraksionasi).
Gambar 11 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi
CPO yang rendah FFA dengan penerapan komposisi pematangan buah
35 pada TBS kelapa sawit dan melalui langkah pemisahan dan langkah
pengupasan, setelah itu buah kelapa sawit yang lepas dilanjutkan
49

ke tahap proses pengolahan minyak sawit konvensional


(sterilisasi, pencernaan, penekanan, penjernihan, pemurnian dan
pengeringan).
Gambar 12 mengilustrasikan alur proses untuk memproduksi
5 CPO yang rendah FFA dengan penerapan komposisi pematangan buah
pada TBS kelapa sawit, setelah itu buah kelapa sawit yang lepas
dan TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian dilanjutkan ke
langkah sterilisasi dan pengupasan yang diikuti dengan proses
pengolahan minyak sawit konvensional (pencernaan, penekanan,
10 penjernihan, pemurnian dan pengeringan).
Gambar 13 mengilustrasikan persentase buah kelapa sawit
yang lepas yang dikumpulkan berdasarkan berat TBS kelapa sawit
pada periode inkubasi yang berbeda (6 jam, 12 jam, 24 jam dan 48
jam), C menunjukkan sampel kendali (tanpa pengolahan) dan E
15 menunjukkan perlakuan sampel yang diolah.
Gambar 14 mengilustrasikan kadar FFA (%) dari buah kelapa
sawit yang lepas yang dikumpulkan pada periode inkubasi yang
berbeda (12 jam, 24 jam dan 48 jam), C menunjukkan sampel
kendali (tanpa pengolahan) dan E menunjukkan sampel yang diolah.
20 Gambar 15 mengilustrasikan kadar FFA (%) (garis utuh) dan
persentase buah lepas (batang) kelapa sawit yang dikumpulkan
berdasarkan berat TBS kelapa sawit dengan periode inkubasi 24
jam menggunakan metode penerapan yang berbeda.
Gambar 16 mengilustrasikan TBS kelapa sawit yang diinkubasi
25 dengan larutan ethephon dalam kotak akrilik kedap udara selama
24 jam.
Gambar 17 mengilustrasikan pelepasan (%) buah kelapa sawit
dari TBS kelapa sawit yang diinkubasi dengan larutan ethephon
dengan berbagai konsentrasi selama periode inkubasi 24 jam.
30 Gambar 18 mengilustrasikan tingkat pelepasan (%) dari buah
kelapa sawit berdasarkan ukuran tandan TBS kelapa sawit yang
berbeda (4 kategori) menggunakan larutan ethephon pada
konsentrasi 0,5% dan 0,25% selama periode 24 jam.
Gambar 19 mengilustrasikan persentase pelepasan TBS kelapa
35 sawit yang diolah untuk 4 kategori kematangan kelapa sawit yang
berbeda mulai dari tandan mentah hingga tandan matang
50

menggunakan komposisi ethephon pada konsentrasi 0,5% selama


periode 24 jam.
Gambar 20 mengilustrasikan pembacaan kadar FFA, DOBI dan
kandungan karoten buah kelapa sawit setelah langkah pencucian
5 selama periode waktu pencucian yang berbeda.
Gambar 21 mengilustrasikan kandungan klorin total (ppm)
untuk dan kandungan 3-MCPD (ppm) untuk buah kelapa sawit yang
lepas yang dicuci dan tidak dicuci.
Gambar 22 mengilustrasikan tempat penyimpanan “yang
10 dimodifikasi” yang digunakan untuk tujuan perlakuan komposisi
ethephon dan inkubasi TBS kelapa sawit.
Gambar 23 mengilustrasikan jaring baja berperforasi yang
dipasang di bagian bawah tempat penyimpanan “yang dimodifikasi”
yang digunakan untuk tujuan perlakuan komposisi ethephon dan
15 inkubasi TBS kelapa sawit.
Gambar 24 mengilustrasikan pelepasan buah kelapa sawit
untuk TBS kelapa sawit tanpa perlakuan dan dengan perlakuan
dengan komposisi ethephon dengan konsentrasi 0,5%.

20 Uraian Lengkap Invensi


Semua teknologi sebelumnya yang terdaftar dan dirujuk di
atas tidak secara spesifik menjelaskan proses untuk memproduksi
CPO dan/atau minyak buah sawit murni yang rendah FFA menggunakan
komposisi pematangan buah yang diikuti dengan berbagai cara
25 pengolahan minyak sawit. Oleh karena itu, masih ada kebutuhan
dalam bidang ini untuk menyediakan proses untuk memproduksi
minyak buah sawit mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang
rendah FFA menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah
seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
30 atau kombinasi apapun tersebut yang diikuti dengan berbagai
pengolahan pabrik minyak sawit sebagai berikut:
i) melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
pematangan buah, menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
tertutup, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
35 kelapa sawit yang dikupas sebagian, mengupas TBS kelapa sawit
yang dikupas sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang
51

lepas, membersihkan buah kelapa sawit yang lepas, memproses buah


kelapa sawit yang lepas melalui peralatan pengekstraksi minyak
untuk mengekstraksi minyak sawit mentah yang tidak encer (UDCO),
memperoleh kembali UDCO, mencampur UDCO dengan air untuk
5 menghasilkan minyak sawit mentah yang encer (DCO), menjernihkan
dan/atau mensentrifugasi DCO atau UDCO yang diperoleh kembali,
memurnikan dan mengeringkannya untuk menghasilkan CPO yang
rendah FFA;
ii) melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
10 pematangan buah, menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
tertutup, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
kelapa sawit yang dikupas sebagian, membersihkan buah kelapa
sawit yang lepas, memproses buah kelapa sawit yang lepas melalui
peralatan pengekstraksi minyak untuk mengekstraksi UDCO,
15 memperoleh kembali UDCO, mencampur UDCO dengan air untuk
menghasilkan DCO, menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO atau
UDCO yang diperoleh kembali, memurnikan dan mengeringkan untuk
menghasilkan CPO yang rendah FFA;
iii) melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
20 pematangan buah, menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
tertutup, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
kelapa sawit yang dikupas sebagian, mengupas TBS kelapa sawit
yang dikupas sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang
lepas, mensterilkan buah kelapa sawit (disukai melalui
25 sterilisasi kontinu), mencerna dan menekan untuk menghasilkan
UDCO, memperoleh kembali UDCO, mencampur UDCO dengan air untuk
menghasilkan DCO, menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO atau
UDCO yang diperoleh kembali, memurnikan dan mengeringkan untuk
menghasilkan CPO yang rendah FFA;
30 iv) melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
pematangan buah, menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
tertutup, mensterilkan buah kelapa sawit (disukai melalui
sterilisasi kontinu), mengupas TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas,
35 mencerna dan menekan untuk menghasilkan UDCO, memperoleh kembali
UDCO, mencampur UDCO dengan air untuk menghasilkan DCO,
52

menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO atau UDCO yang


diperoleh kembali, memurnikan dan mengeringkan untuk
menghasilkan CPO yang rendah FFA;
v) melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
5 pematangan buah, menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
tertutup, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
terkupas sebagian, membersihkan buah kelapa sawit yang lepas,
memproses buah kelapa sawit yang lepas melalui peralatan
pengekstraksi minyak untuk mengekstraksi minyak buah kelapa
10 sawit murni mentah, memperoleh kembali minyak buah kelapa sawit
murni mentah, menjalani langkah pemisahan pasir (desanding),
langkah pemisahan pertama, langkah pemisahan kedua, pemurnian
dan pengeringan untuk menghasilkan minyak sawit murni; dan
v) melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
15 pematangan buah, menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
tertutup, memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS
yang terkupas sebagian, mengupas buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang terkupas sebagian, mensterilkan
buah kelapa sawit (disukai melalui sterilisasi kontinu),
20 mencerna dan menekan untuk menghasilkan minyak buah sawit murni
mentah, memperoleh kembali minyak buah sawit murni mentah,
menjalani langkah pemisahan pasir (desanding), langkah pemisahan
pertama, langkah pemisahan kedua, pemurnian dan pengeringan
untuk menghasilkan minyak sawit murni.
25
Ikhtisar: Proses Pengolahan minyak sawit
Dalam proses pengolahan minyak sawit yang khas, beberapa
operasi terlibat dalam ekstraksi CPO dari TBS kelapa sawit
dan/atau buah kelapa sawit yang lepas yaitu sterilisasi,
30 pengupasan, pencernaan dan penekanan, penjernihan, pemurnian,
pengeringan dan penyimpanan. Pada dasarnya, penekanan buah
kelapa sawit menghasilkan cairan yang merupakan campuran minyak,
air, puing-puing sel, bahan berserat dan padatan tidak
berminyak. Padatan tidak berminyak ini menyebabkan campuran
35 menjadi sangat kental, oleh karena itu membutuhkan penambahan
air. Penambahan air menyebabkan padatan berat mengendap di
53

bagian bawah sedangkan tetesan minyak yang lebih ringan akan


naik ke atas. Dengan kata lain, penekanan buah kelapa sawit
menghasilkan minyak buah sawit mentah yang tidak encer (UDCO),
dimana UDCO sangat kental. Pemisahan minyak dari lumpur UDCO
5 akan sulit tanpa penambahan air. Oleh karena itu, air
ditambahkan ke UDCO untuk mengencerkannya yang menghasilkan
minyak buah sawit mentah (Crude Palm Fruit Oil/DCO) yang encer.
Penambahan air menyebabkan padatan yang berat jatuh ke bawah
sedangkan tetesan minyak yang lebih ringan akan muncul di bagian
10 atas. Komposisi DCO umumnya meliputi minyak, air, padatan tidak
berminyak (yaitu lumpur) dan bahan berserat halus. Namun, dalam
beberapa kasus, air tidak diperlukan untuk ditambahkan ke UDCO
dan dapat diganti dengan penjernihan dan sentrifugasi
berkecepatan tinggi untuk memperoleh kembali minyak dari UDCO.
15 Pada dasarnya, proses penjernihan adalah langkah pertama untuk
memperoleh kembali minyak dari DCO dan membutuhkan air
pengenceran untuk menghasilkan minyak dan lumpur dan langkah
terakhir dalam proses ekstraksi minyak didasarkan pada gaya
sentrifugal baik itu dekanter atau sentrifugasi untuk memperoleh
20 kembali minyak dari lumpur. Tujuan dari proses penjernihan
adalah untuk memisahkan minyak sebanyak mungkin dari DCO, untuk
memperoleh kembali minyak yang dijernihkan dengan kehilangan
minyak yang minimal, untuk pemisahan dan pembuangan air bebas
yang efisien dan untuk pemisahan pengotor padat. Pasir dan
25 pengotor berat lainnya secara berkala dikeringkan dari bagian
bawah penjernihan. Air limbah dari penjernihan yang merupakan
aliran bawah penjernihan kemudian dikirim ke tangki lumpur
(tangki penyimpanan (storage tank)). Hasil minyak yang
dijernihkan ke tangki minyak murni, dimana tangki minyak murni
30 digunakan untuk menyimpan dan mempertahankan suhu minyak yang
dijernihkan sebelum dikirim ke alat pemurni dan pengering vakum.

Tujuan dari Invensi Ini


Invensi dalam satu aspek berkaitan dengan proses produksi
35 CPO berkualitas tinggi/CPO yang rendah FFA dengan cara
melapiskan dan menginkubasi TBS kelapa sawit dengan komposisi
54

pematangan buah yang dilanjutkan dengan langkah pemisahan dan


pembersihan atau langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan
sebelum masuk ke peralatan pengekstraksi minyak (satu
tahap/multitahap) untuk mendapatkan CPO yang rendah FFA.
5 Invensi ini pada aspek selanjutnya berkaitan dengan proses
untuk memproduksi minyak sawit murni dengan melapiskan dan
menginkubasi TBS kelapa sawit dengan komposisi pematangan buah
yang diikuti dengan langkah pemisahan dan pembersihan atau
langkah pemisahan, pengupasan dan pembersihan sebelum masuk ke
10 peralatan pengekstraksi minyak (satu tahap/multitahap) untuk
mendapatkan minyak sawit murni.
Invensi dalam aspek lain berkaitan dengan proses untuk
memproduksi minyak sawit murni dengan melapiskan dan
menginkubasi TBS kelapa sawit dengan komposisi pematangan buah
15 yang diikuti dengan langkah pemisahan dan pengupasan,
sterilisasi lebih disukai melalui alat sterilisasi kontinu dan
langkah pemrosesan minyak sawit konvensional (pencernaan,
penekanan, pemurnian dan pengeringan) untuk mendapatkan minyak
sawit murni.
20 Invensi dalam aspek lain berkaitan dengan proses untuk
memproduksi CPO yang rendah FFA dengan melapiskan dan
menginkubasi TBS kelapa sawit dengan komposisi pematangan buah
yang diikuti dengan langkah pemisahan dan pengupasan,
sterilisasi lebih disukai melalui alat sterilisasi kontinu dan
25 langkah pemrosesan minyak sawit konvensional (pencernaan,
penekanan, pemurnian dan pengeringan) untuk mendapatkan CPO yang
rendah FFA.
Invensi dalam aspek lain berkaitan dengan proses untuk
memproduksi CPO yang rendah FFA dengan melapiskan dan
30 menginkubasi TBS kelapa sawit dengan komposisi pematangan buah
yang diikuti dengan sterilisasi lebih disukai melalui alat
sterilisasi kontinu, langkah pengupasan dan langkah pemrosesan
minyak konvensional (pencernaan, penekanan, pemurnian dan
pengeringan) untuk mendapatkan CPO yang rendah FFA.
35 Dalam upaya untuk memaksimalkan ekstraksi minyak (OER)
dengan mengurangi kehilangan minyak (dalam kondensat dan TKKS)
55

dan untuk menghasilkan CPO kualitas tinggi/CPO yang rendah FFA,


adalah tujuan dari invensi ini untuk mengeksplorasi pengupasan
buah sebelum sterilisasi melalui penggunaan hormon tanaman,
bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya (seperti gas
5 etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya) karena pendekatan mekanis melalui sarana
konvensional adalah terlalu keras dan karenanya merusak buah
kelapa sawit yang mengarah pada peningkatan dalam FFA/produksi
CPO dengan kandungan FFA tinggi.
10 Tujuan dari invensi ini adalah untuk menyediakan suatu
proses yang mencakup penerapan komposisi pematangan buah seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya pada TBS kelapa sawit sebelum melanjutkan ke proses
pengolahan minyak sawit konvensional (untuk TBS yang dikupas
15 sebagian dan/atau buah kelapa sawit yang lepas) untuk
menghasilkan CPO berkualitas tinggi/CPO yang rendah FFA.
Ini juga merupakan tujuan dari invensi ini untuk
menyediakan proses untuk pemrosesan khusus dari buah kelapa
sawit yang lepas di pengolahan minyak sawit setelah penerapan
20 komposisi pematangan buah seperti gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau setiap kombinasinya dimana
buah kelapa sawit yang lepas akan diproses tanpa penundaan
dan/atau secara terpisah (berlawanan dengan cara konvensional)
yang mengakibatkan penurunan kadar FFA dalam CPO yang
25 dihasilkan.
Tujuan lain dari invensi ini adalah untuk menghasilkan CPO
yang rendah FFA melalui langkah pemisahan, langkah pengupasan
dan/atau peralatan pengekstraksi minyak terintegrasi setelah
penerapan komposisi pematangan buah seperti gas etilena,
30 prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau setiap
kombinasinya.
Tujuan lain dari invensi ini untuk memproduksi minyak sawit
murni melalui langkah pemisahan dan peralatan pengekstraksi
minyak terintegrasi setelah penerapan komposisi pematangan buah
35 seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena
atau kombinasinya.
56

Ini juga merupakan tujuan dari invensi ini untuk


menyediakan langkah pembersihan dari buah kelapa sawit yang
lepas untuk menghilangkan partikel larut (seperti klorida)
dan/atau partikel tidak larut seperti sampah, pengotor, batu
5 dan/atau pasir baik melalui pembersihan kering dan/atau
pembersihan basah karena diyakini bahwa dengan mencuci TBS
dan/atau buah kelapa sawit yang lepas sebelum sterilisasi, satu
atau lebih prekursor 3-monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD) akan
berkurang. Prekursor ini (misalnya sumber klorin) diyakini
10 terkandung dalam kontaminan (misalnya tanah, sampah, pengotor,
serangga) yang terbawa pada permukaan TBS dan/atau buah kelapa
sawit yang lepas, oleh karena itu, dengan menghilangkan
kontaminan ini sebelum ekstraksi minyak, proses ini memungkinkan
produksi minyak sawit murni dengan kandungan ester 3-MCPD yang
15 berkurang.
Tujuan selanjutnya dari invensi ini adalah untuk
memproduksi CPO dengan kandungan klorin tereduksi (yang
merupakan prekursor untuk 3-MCPD) yang akan menghasilkan
penurunan kadar 3-MCPD dalam minyak sawit yang dimurnikan.
20 Tujuan selanjutnya dari invensi ini adalah untuk
memproduksi minyak sawit murni dan fraksinya (yaitu olein sawit
murni dan stearin sawit murni) yang bebas 3-MCPD karena tidak
diperlukan langkah pemurnian lebih lanjut.
Tujuan lain dari invensi ini adalah untuk memproduksi CPO
25 dengan kadar FFA serendah 0,5%.
Tujuan lain dari invensi ini adalah untuk menghasilkan CPO
dengan kandungan total klorin serendah 0,5 ppm.
Tujuan lain dari invensi ini untuk memproduksi CPO dengan
kadar fosfor serendah 5 ppm.
30 Tujuan lain dari invensi ini adalah untuk memproduksi
minyak sawit murni dengan kadar FFA serendah 0,5%.
Tujuan lain dari invensi ini adalah untuk memproduksi
minyak sawit murni dengan kandungan klorin total serendah 0,5
ppm.
57

Tujuan lain dari invensi ini adalah untuk memproduksi


minyak sawit murni dengan tingkat kandungan fosfor serendah 5
ppm.

5 Definisi
“Minyak buah sawit mentah” untuk invensi ini mengacu pada
CPO (minyak sawit tidak dimurnikan) yang merupakan minyak yang
diekstraksi dari mesokarp buah kelapa sawit. Cangkang buah
kelapa sawit adalah cincin kayu coklat atau hitam antara daging
10 kuning dan inti putih. Mesokarp buah kelapa sawit mengacu pada
daging kuning buah kelapa sawit. CPO berbentuk setengah padat
pada suhu ruang dan berwarna kemerahan dalam bentuk tidak murni
karena adanya karotenoid dan tokotrienol.
“Minyak buah sawit murni” dari invensi ini mengacu pada
15 minyak sawit yang tidak dimurnikan yang diekstraksi dari
mesokarp buah kelapa sawit pada suhu operasi antara 55 °C hingga
65 °C, lebih disukai pada 60 °C, dimana minyak sawit murni,
fraksi minyak sawit tekan dan kombinasinya bebas 3-
monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD). Minyak sawit murni dapat
20 difraksionasi lebih lanjut menjadi olein sawit murni dan stearin
sawit murni. Minyak sawit murni mengandung nutrisi alami karoten
(prekursor Vitamin A) dan antioksidan tokotrienol (Vitamin E).
Minyak sawit murni juga dikenal sebagai minyak sawit tekan
dingin.
25 Kelapa sawit umumnya merupakan campuran dari komposisi asam
lemak yang berbeda seperti asam lemak jenuh, tidak jenuh dan
tidak jenuh jamak. Dalam hal kualitas minyak, FFA merupakan
parameter kualitatif yang penting dan bergantung pada jumlah FFA
yang ada di mesokarp buah kelapa sawit. Jumlah FFA yang tinggi
30 umumnya merusak minyak sawit. Mesokarp kelapa sawit mengandung
aktivitas lipase tinggi yang meningkatkan FFA dan memerlukan
inaktivasi pascapanen dengan perlakuan panas tandan buah.
[Morcillo, dkk., 2013].
“Total klorin” untuk invensi ini mengacu pada kandungan
35 klorida dalam minyak sawit. Buah sawit mampu mengambil senyawa
yang mengandung klorin dari lingkungan saat masih menempel pada
58

pohon sawit. Klorida dapat dalam bentuk organik atau anorganik


(dari sumber seperti tanah salin, penggunaan besi klorida yang
digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air, pupuk berbasis
kalium, amonium klorida, pengendalian gulma dan hama, dan lain-
5 lain)[Sumber: Mitigation of 3-MCPD and glycidyl esters within
the production chain of vegetable oils especially palm oil,
Lipid Technology, 2013]. Pembentukan ester 3-MCPD membutuhkan
adanya klorida dan ester asam lemak 3-MCPD yang diyakini
terbentuk terutama selama deodorisasi (dimana minyak dipanaskan
10 hingga lebih dari 200 °C), tahap terakhir dalam pemurnian dimana
bau yang tidak diinginkan dan zat yang mengandung rasa
dihilangkan. Oleh karena itu, jelas bahwa untuk mengurangi
pembentukan ester 3-MCPD, senyawa yang mengandung klorida dalam
buah harus dihilangkan dari CPO sebelum diproses lebih lanjut.
15 Oleh karena itu, menghilangkan prekursor 3-MCPD (yaitu klorin)
sebelum tahap pemurnian minyak, maka akan dimungkinkan produksi
minyak buah sawit murni dengan kandungan ester 3-MCPD yang
berkurang.
“Peralatan pengekstraksi minyak” untuk invensi ini berarti
20 suatu peralatan yang dapat melakukan langkah-langkah
sterilisasi, pencernaan dan/atau penekanan dalam pendekatan
tunggal, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi unit
sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit penekanan
[203] dan dapat ditampung sebagai kompartemen tunggal, dapat
25 dibagi menjadi dua kompartemen, tiga kompartemen atau lebih.
Jika unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit
penekan [203] dimuat sebagai kompartemen tunggal, diameter unit
sterilisasi, unit pencernaan dan unit penekan adalah sama di
seluruh peralatan terpadu dari invensi ini. Peralatan tersebut
30 juga dapat dibagi menjadi setidaknya dua kompartemen dimana
kompartemen pertama akan meliputi kombinasi mekanisme
sterilisasi dan pencernaan dan kompartemen kedua akan meliputi
kombinasi mekanisme pencernaan dan penekanan, dengan dua
kompartemen memiliki diameter yang berbeda. Pengekstraksi minyak
35 juga dapat dibagi menjadi tiga kompartemen yang memiliki
diameter berbeda. Peralatan pengekstraksi minyak beroperasi pada
59

rentang tekanan antara 1 x 105 Pa hingga 5 x 106 Pa dan pada


rentang temperatur antara 61°C hingga 200 °C untuk menghasilkan
minyak buah sawit mentah dan peralatan pengekstraksi minyak
beroperasi dalam kisaran tekanan antara 1 x 105 Pa hingga 5 x 106
5 Pa dan dalam kisaran suhu antara 55 °C hingga 65 °C, lebih
disukai pada 60 °C untuk menghasilkan minyak buah sawit murni.
Peralatan pengekstraksi minyak dari invensi ini adalah
peralatan khusus untuk pemrosesan buah kelapa sawit yang lepas
untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pengolahan TBS dan
10 buah kelapa sawit yang lepas per proses pengolahan konvensional.
Peralatan pengekstraksi minyak mampu mensterilkan, mencerna dan
menekan buah kelapa sawit yang lepas secara terus-menerus, namun
peralatan pengekstraksi minyak dari invensi ini masih dapat
berjalan dan berfungsi dalam mode batch juga (jika diperlukan),
15 tetapi lebih disukai untuk peralatan pengekstraksi minyak agar
beroperasi dalam mode kontinu. Pemrosesan khusus buah kelapa
sawit yang lepas berkontribusi pada pengurangan biaya dalam
pemrosesan kelapa sawit dalam hal pengurangan konsumsi uap
setidaknya 20% atau dalam kisaran antara 20% hingga 50%.
20 Pengurangan konsumsi uap terjadi karena alasan berikut:
• uap hanya digunakan untuk mensterilkan buah kelapa sawit yang
lepas ketika buah kelapa sawit yang lepas tersebut diproses
secara terpisah, sedangkan uap digunakan untuk memasak tidak
hanya buah kelapa sawit yang lepas tetapi juga tangkai dan
25 bulir TBS dalam cara konvensional; dan
• buah kelapa sawit yang lepas dari invensi ini melalui proses
sterilisasi bersamaan dengan TBS sebagai lawan dari cara
konvensional dimana buah kelapa sawit yang lepas diproses
hanya pada akhir proses pengolahan.
30
Hasil keluaran pengolahan juga ditingkatkan (yaitu tidak
ada penundaan dalam pemrosesan buah kelapa sawit yang lepas)
dengan invensi ini sedangkan proses pengolahan konvensional
membutuhkan waktu pemrosesan tambahan dalam kisaran antara 0,25
60

jam hingga 1,5 jam untuk mensterilkan buah kelapa sawit yang
lepas.
Sebagai tambahan di atas, peralatan pengekstraksi minyak
dari invensi ini juga meliputi kombinasi 3 unit proses
5 (sterilisasi, pencernaan dan penekanan) menjadi peralatan
tunggal yang terintegrasi dan kontinu yang merupakan cara
sederhana dan hemat biaya dibandingkan dengan proses mode batch
konvensional.
Secara umum, kelebihan peralatan pengekstraksi minyak
10 adalah sebagai berikut:
• peningkatan kualitas minyak (yaitu produksi CPO dengan
penurunan kadar FFA) karena buah kelapa sawit yang lepas akan
diproses secara paralel dengan proses konvensional tanpa
adanya masa tunggu dalam pengolahan buah kelapa sawit yang
15 lepas);
• kehilangan minyak melalui penyerapan minyak ke dalam TKKS
berkurang;
• pengurangan biaya pemrosesan kelapa sawit dari pengurangan
konsumsi uap dengan memproses buah kelapa sawit yang lepas
20 secara terpisah;
• pengurangan kandungan klorin total (prekursor 3-MCPD) dalam
minyak buah sawit mentah yang diekstraksi yang akan
menghasilkan penurunan kadar 3-MCPD dalam minyak sawit murni;
dan
25 • produksi minyak sawit murni dengan kandungan FFA yang
dikurangi dan bebas 3-MCPD (karena tidak diperlukan pemurnian
lebih lanjut).

Secara keseluruhan, penggunaan peralatan pengekstraksi


30 minyak dari invensi ini mengarah pada perbaikan dalam desain
pabrik, menurunkan biaya operasi dan pemeliharaan dan
menyederhanakan operasi pengolahan secara keseluruhan.
“Peralatan pengekstraksi minyak satu tahap” untuk invensi
ini berarti satu peralatan pengekstraksi minyak tunggal
35 digunakan untuk invensi ini.
61

"Peralatan pengekstraksi minyak multitahap" untuk invensi


ini berarti lebih dari satu peralatan pengekstraksi minyak
tunggal digunakan untuk invensi ini.
“Pemisahan” untuk invensi ini dilakukan setelah langkah-
5 langkah: melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi pematangan
buah (yaitu gas etilena murni dan/atau gas etilena yang
diperoleh dari penguapan larutan ethephon) dan menginkubasi TBS
kelapa sawit untuk memperoleh lebih banyak/sebanyak-banyaknya
buah kelapa sawit yang lepas setelah inkubasi TBS kelapa sawit
10 sebelum melanjutkan ke langkah-langkah proses pengolahan minyak
sawit selanjutnya. Pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti pemisahan mekanis (mesin mekanis apa saja yang
mampu memisahkan buah kelapa sawit yang lepas dari TBS kelapa
sawit), sistem konveyor (untuk membawa buah kelapa sawit yang
15 lepas dan/atau TBS kelapa sawit) dengan kisi-kisi (memiliki
lubang di sepanjang sistem konveyor) atau tanpa kisi-kisi (tidak
ada lubang di sepanjang konveyor tetapi buah kelapa sawit yang
lepas dikumpulkan/diperoleh di persimpangan antara konveyor),
jalur melandai pemuatan miring dengan pelat yang dimasukkan di
20 atas jalur melandai (untuk pemuatan buah kelapa sawit dan/atau
TBS kelapa sawit) dengan sistem kisi-kisi untuk dapat
menjebak/mengumpulkan buah kelapa sawit yang lepas di bawah
pelat yang diletakkan di jalur melandai, ayakan, drum berputar
(mirip dengan sistem perontokan yang diperoleh di pengolahan
25 minyak sawit), alat penggetar, pemisahan melalui perbedaan
densitas (udara atau air), menggunakan kisi-kisi, getaran,
pengisapan udara, peniupan udara, pengambangan cairan,
penenggelaman cairan atau kombinasinya, tergantung pada
preferensi pengolahan minyak sawit dan kemudahan sarana dalam
30 melakukan langkah ini.
“Pengupasan” untuk invensi ini berarti pengupasan TBS
kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk lebih lanjut
menghasilkan buah kelapa sawit melalui drum mekanis putar dengan
pelat miring dan/atau lengan pengocok selama periode waktu
35 antara 1 menit hingga 30 menit, lebih disukai 1 hingga 15 menit
dan paling disukai 1 hingga 5 menit dengan kecepatan putar drum
62

mekanis putar dalam kisaran antara 1 rpm hingga 200 rpm, lebih
disukai 1 rpm hingga 100 rpm dan paling disukai 1 rpm hingga 20
rpm. Langkah pengupasan untuk invensi ini dilakukan setelah
langkah pemisahan atau dapat juga dilakukan tanpa langkah
5 pemisahan dalam proses pengolahan minyak sawit.
Tujuan memiliki hanya langkah pemisahan saja atau langkah
pemisahan bersama dengan langkah pengupasan untuk invensi ini
adalah untuk mendapatkan CPO yang rendah FFA 1,5% dan di
bawahnya (yang dapat dianggap sebagai minyak kualitas premium).
10 Langkah pengupasan selanjutnya akan mengupas TBS kelapa sawit
yang dikupas sebagian untuk lebih menghasilkan buah kelapa sawit
(untuk meningkatkan volume buah kelapa sawit yang lepas) sebelum
melanjutkan ke langkah selanjutnya dalam proses pengolahan
minyak sawit. Langkah pemisahan saja tidak akan dapat sepenuhnya
15 mengupas semua buah kelapa sawit dari TBS kelapa sawit. Hal ini
akan tergantung pada tujuan/preferensi pabrik pengolahan minyak
sawit dalam menghasilkan berbagai tingkat CPO yang rendah FFA.
Jika volume buah kelapa sawit yang lepas meningkat, ini akan
mengarah pada peningkatan kualitas minyak seperti yang
20 dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
• Pemrosesan khusus buah kelapa sawit yang lepas di pabrik
pengolahan minyak sawit akan menghasilkan peningkatan
kualitas minyak jika volume buah kelapa sawit yang lepas
ditingkatkan setelah penerapan komposisi pematangan buah
25 seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil
etilena atau setiap kombinasinya dimana buah kelapa sawit
yang lepas akan diproses tanpa penundaan (sesuai cara
konvensional) yang mengakibatkan penurunan kadar FFA dalam
CPO seperti yang dihasilkan.
30 • Pelepasan buah sebelum sterilisasi melalui penggunaan hormon
tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya
(seperti gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil
etilena atau kombinasinya) juga akan menghasilkan peningkatan
kualitas minyak karena pendekatan mekanis untuk memisahkan
35 buah kelapa sawit membentuk TBS kelapa sawit melalui cara
63

konvensional terlalu keras dan karenanya merusak buah kelapa


sawit yang mengarah pada peningkatan FFA yang menghasilkan
produksi CPO dengan kandungan FFA tinggi.

5 “Sterilisasi” untuk invensi ini berarti sterilisasi buah


kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian yang dilakukan selama periode waktu antara 1 hingga 240
menit, lebih disukai antara 5 hingga 120 menit dan paling
disukai antara 20 hingga 90 menit untuk menghasilkan buah yang
10 disterilkan dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian dan
yang disterilkan dalam kisaran suhu antara 50°C hingga 180°C,
lebih disukai 60°C hingga 150°C dan paling disukai 95°C hingga
140°C. Sterilisasi konvensional TBS kelapa sawit dilakukan
melalui proses batch, dimana TBS kelapa sawit dimasak dalam
15 kotak buah. Suhu tinggi diperlukan saat memasak TBS kelapa sawit
melalui proses batch untuk memastikan TBS kelapa sawit
disterilkan secara memadai karena sterilisasi yang tidak tepat
akan menghasilkan pengupasan buah dari TBS kelapa sawit yang
buruk. Lebih dari 2 alat sterilisasi juga harus bergiliran
20 mensterilkan TBS kelapa sawit dan jumlah kotak yang dibutuhkan
akan tergantung pada kapasitas alat sterilisasi horizontal atau
vertikal. Oleh karena itu, jika proses pengolahan tidak melalui
peralatan pengekstraksi minyak, disukai proses sterilisasi
dilakukan melalui sterilisasi kontinu. Manfaat dari proses
25 sterilisasi kontinu adalah bahwa TBS kelapa sawit dimasak pada
suhu yang lebih rendah (untuk produksi CPO normal) daripada cara
konvensional dalam kisaran antara 50 °C hingga 100 °C, lebih
disukai 70 °C hingga 100 °C dan paling disukai 90 °C hingga 100
°C yang cukup untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan
30 kenaikan kadar FFA dan mampu menghasilkan CPO berkualitas
tinggi. Alat sterilisasi kontinu meliputi konveyor bergerak
untuk membawa TBS kelapa sawit (dilapiskan dan diinkubasi dengan
komposisi pematangan buah) melalui ruang uap dimana uap terus
dimasukkan untuk memasak TBS kelapa sawit dalam kondisi tanpa
35 tekanan. Karena TBS kelapa sawit ditempatkan pada konveyor alih-
alih ditumpuk di kotak (sesuai cara konvensional), penetrasi
64

panas ke dalam buah jauh lebih efisien dan efektif, dan


karenanya sterilisasi juga terjadi pada waktu yang jauh lebih
singkat dibandingkan dengan cara konvensional.
“Membersihkan buah kelapa sawit yang lepas” untuk invensi
5 ini berarti pembersihan buah untuk menghilangkan partikel larut
(seperti klorida) dan/atau partikel tidak larut seperti sampah,
pengotor, batu dan/atau pasir baik menggunakan pembersihan
kering dan/atau pembersihan basah selama periode waktu antara 1
hingga 60 menit, lebih disukai 1 hingga 30 menit dan paling
10 disukai 1 hingga 15 menit dan efisiensi penghilangan partikel
yang tidak larut dan dapat larut berkisar antara 1% hingga 100%,
lebih disukai 10% hingga 90 % dan paling disukai 80% hingga 90%.
“Efisiensi penghilangan partikel yang tidak dapat larut dan
dapat larut” untuk invensi ini berarti langkah perhitungan untuk
15 menentukan berapa banyak pengotor (bahan yang dapat larut
dan/atau tidak dapat larut) telah dihilangkan dari langkah
pembersihan (melalui pembersihan kering dan/atau basah). %
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut: [Jumlah partikel
yang dihilangkan/total partikel x 100%].
20 “Mencerna buah kelapa sawit” untuk invensi ini dilakukan
selama periode waktu retensi antara 1 hingga 240 menit, lebih
disukai 1 hingga 120 menit dan paling disukai 10 hingga 30 menit
dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C, lebih disukai 50°C
hingga 95°C dan paling disukai 80°C hingga 99°C untuk
25 menghasilkan buah kelapa sawit yang dicerna.
"Penekanan buah kelapa sawit" untuk invensi ini dilakukan
selama periode waktu antara 1 hingga 60 menit, lebih disukai 3
hingga 20 menit dan paling disukai 5 hingga 10 menit, dalam
kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9° C, lebih disukai 50°C
30 hingga 95°C dan paling disukai 80°C hingga 99°C dan dengan
kisaran tekanan hidrolik antara 1 hingga 120 bar, lebih disukai
(10 hingga 100 bar) dan paling disukai (30 hingga 70 bar) hingga
menghasilkan UDCO dengan fase berair antara 20 %berat hingga 80
%berat, fase minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat, dan fase
35 padat tidak berminyak antara 0% hingga 10 %berat dan mencampur
UDCO dengan air pengenceran untuk menghasilkan minyak buah sawit
65

mentah yang encer yang mengandung fase berair antara 20 %berat


hingga 80 %berat, fasa minyak antara 20 % hingga 60 %berat, dan
fasa padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat dan
menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah sawit mentah
5 yang encer atau UDCO (tidak menggunakan air pengenceran disini),
yang diikuti dengan pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan
minyak sawit mentah rendah FFA.

Deskripsi
10 Menurut invensi ini, TBS yang dipanen dapat dikirim ke
pabrik pengolahan minyak sawit untuk perlakuan terpusat dan
inkubasi selama 24 jam menggunakan sedikitnya satu komposisi
pematangan buah atau TBS yang dipanen dapat diolah di perkebunan
kelapa sawit sebelum dikirim ke pabrik pengolahan minyak sawit
15 untuk diproses lebih lanjut.
Dalam upaya memaksimalkan ekstraksi minyak (OER) dengan
mengurangi kehilangan minyak (pada kondensat dan TKKS) dan untuk
menghasilkan CPO berkualitas tinggi/CPO yang rendah FFA,
inventor dari invensi mengeksplorasi langkah pengupasan buah
20 sebelum sterilisasi melalui penggunaan hormon tanaman, bahan
kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya (seperti gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya)
karena pendekatan mekanis melalui cara konvensional terlalu
keras dan merusak buah kelapa sawit yang mengarah pada produksi
25 CPO dengan kandungan FFA tinggi.
Juga, dalam upaya untuk mengeksplorasi produksi massal
minyak sawit murni berkualitas tinggi/minyak sawit murni rendah
FFA, inventor dari invensi ini telah mengeksplorasi langkah
pengupasan buah sebelum sterilisasi melalui penggunaan hormon
30 tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya (seperti
gas etilena, prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
kombinasinya) karena invensi ini mampu menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dengan volume tinggi untuk menghasilkan minyak
buah sawit murni pada skala komersial/massal. Dengan menggunakan
35 cara konvensional, buah kelapa sawit yang lepas yang dihasilkan
tidak cukup, sangat teroksidasi dan kualitasnya buruk sehingga
66

tidak mampu menghasilkan minyak buah sawit murni berkualitas


tinggi pada skala komersial.
Inventor dari invensi ini secara mengejutkan menemukan
bahwa invensi ini menggunakan sedikitnya satu komposisi
5 pematangan buah dalam kombinasi dengan rangkaian proses
pengolahan minyak sawit mengarah pada produksi minyak sawit
murni kualitas tinggi/minyak sawit murni (dengan tingkat FFA
yang dikurangi) dan/atau CPO kualitas tinggi/CPO yang rendah
FFA, serta pengurangan pembentukan kandungan 3-MCPD ketika
10 minyak buah sawit mentah disuling (karena kandungan klorin total
CPO sangat berkurang) dan minyak sawit murni bebas 3-MCPD karena
tidak memerlukan pemurnian. Hal ini karena invensi ini mampu
menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas dengan volume tinggi
untuk menghasilkan minyak buah sawit murni dalam skala
15 komersial/massal. Dengan menggunakan cara konvensional, buah
kelapa sawit yang lepas yang dihasilkan tidak cukup, sangat
teroksidasi dan kualitasnya buruk sehingga tidak mampu
menghasilkan minyak buah sawit murni berkualitas tinggi pada
skala komersial. Memproduksi minyak buah sawit murni menggunakan
20 TBS tidak praktis karena strukturnya tidak layak untuk
mensterilkan TBS pada suhu rendah sekitar 60°C karena
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melakukannya (sehingga
tidak layak secara komersial/praktis).
Selain di atas, inventor dari invensi ini juga secara tidak
25 terduga menemukan bahwa kandungan fosfor dari CPO sangat
berkurang, dalam kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm, lebih
disukai di bawah 10 ppm, hingga serendah 5 ppm. Kandungan fosfor
dalam CPO akan berkisar antara 10 hingga 30 ppm dan kandungan
fosfor berfungsi sebagai indikator keberadaan fosfolipid dalam
30 CPO. Dengan meningkatnya kesadaran keamanan dan keamanan pangan,
Dewan Minyak Sawit Malaysia baru-baru ini mengusulkan untuk
memberlakukan batas kandungan fosfor di bawah 10 ppm dalam CPO.
Fosfolipid adalah senyawa polar dan akan dihilangkan selama
tahap pemurnian pertama, degumming (proses untuk menghilangkan
35 kotoran pada minyak).
67

CPO menjalani beberapa tahap pemurnian untuk menghasilkan


minyak sawit murni. Tergantung pada apakah minyak sawit murni
diproduksi dengan pemurnian kimia (basa) atau pemurnian fisik
(hampir 80% melalui pemurnian fisik), langkah-langkah pemurnian
5 ini meliputi degumming, netralisasi, pemutihan dan deodorisasi
di atas 200 °C (pemurnian kimia) atau degumming, pemutihan dan
deodorisasi pada 240-260 °C (pemurnian fisik). Degumming adalah
langkah pertama dalam proses pemurnian fisik dan fungsinya
adalah untuk menghilangkan gom/fosfatida (yaitu fosfor,
10 fosfolipid) yang sangat penting, karena produk akhir (minyak
murni) tanpa penghilangan fosfatida akan menampilkan
karakteristik yang tidak diinginkan seperti rasa dan warna yang
tidak diinginkan dan umur simpan yang lebih pendek. Degumming
kemudian diikuti dengan tahap pemutihan yang secara umum
15 menggambarkan pemutihan sebagai interaksi fisik dan kimia dari
minyak atau lemak dengan pemutihan tanah untuk meningkatkan
kualitasnya dan pada dasarnya untuk menghilangkan kontaminan
yang berdampak buruk pada penampilan dan kinerja minyak nabati
mentah.
20 Kandungan fosfor serendah 5 ppm akan membawa manfaat
seperti mengurangi biaya pemurnian, meningkatkan kualitas minyak
sawit mentah dan pada dasarnya mengurangi kehilangan minyak
selama pemurnian karena fosfolipid adalah pengemulsi yang
menyebabkan emulsi yang dikonversi minyak ketika berkontak
25 dengan air. Selain itu, penerapan makanan (terutama untuk
penerapan penggorengan) akan membutuhkan kandungan fosfor
serendah mungkin, disukai [] ppm atau lebih rendah. Selain itu,
minyak sawit murni tidak menjalani proses pemurnian sehingga
penting untuk menjaga kandungan fosfor serendah mungkin, disukai
30 [] ppm atau lebih rendah.
Oleh karena itu, inisiatif untuk meminimalkan kandungan
fosfor pada tahap pengolahan akan membawa banyak manfaat seperti
yang disebutkan di atas.
Usulan rangkaian proses pengolahan minyak sawit dengan
35 penggunaan sedikitnya satu komposisi pematangan buah adalah
sebagai berikut:
68

1. Mengacu pada Gambar 4 dan 5, invensi ini menyediakan proses


untuk memproduksi minyak buah sawit mentah yang rendah asam
lemak bebas (FFA), prosesnya mencakup langkah-langkah dari a.
5 melapiskan (101) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dengan
sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti hormon
tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya, b.
menginkubasi (102) TBS kelapa sawit selama periode waktu antara
1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
10 dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, c. memisahkan
(103) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS yang terkupas
sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, d.
mengupas (104) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk
lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, e.
15 membersihkan buah kelapa sawit yang lepas hingga partikel yang
larut dan/atau tidak larut secara substansial dihilangkan
melalui pembersihan kering (105) dan/atau pembersihan basah
(106) selama periode waktu antara 1 hingga 60 menit dan
efisiensi penghilangan partikel yang tidak larut dan larut
20 berkisar antara 1% hingga dengan 100%, f. mengekstraksi buah
sawit mentah yang tidak encer yang mengandung fase berair antara
fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak
antara 20 %berat hingga 60 %berat, dan fase padat tidak
berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat melalui peralatan
25 pengekstraksi minyak (107) yang meliputi unit sterilisasi (201),
unit pencernaan (202), unit penekan (203) dan konveyor (200)
untuk mengangkut buah kelapa sawit yang lepas dari unit
sterilisasi (201) ke unit penekan (203), g. memperoleh kembali
minyak buah sawit mentah yang tidak encer untuk membentuk minyak
30 buah sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, h.
mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang
diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk menghasilkan
minyak buah sawit mentah yang encer yang mengandung fase berair
antara 20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak antara 20 %berat
35 hingga 60 %berat dan fase padat tidak berminyak antara 0 %berat
hingga 10 %berat dan i. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi
69

minyak buah sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit
mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, diikuti dengan
pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan minyak buah sawit
mentah yang rendah FFA, dimana peralatan pengekstraksi minyak
5 adalah peralatan pengekstraksi minyak satu tahap atau
multitahap, kandungan klorin total dari minyak buah sawit mentah
yang rendah FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, lebih
disukai dalam kisaran 0,5 ppm hingga 3 ppm, kadar fosfor dari
minyak buah sawit mentah berada dalam kisaran antara 5 ppm
10 hingga 20 ppm, lebih disukai di bawah 10 ppm dan kadar FFA dari
minyak buah sawit mentah berkisar antara 0,5% hingga 5%, lebih
disukai dalam kisaran antara 0,5% hingga 3%.

2. Mengacu pada Gambar 6 dan 7, invensi ini memberikan suatu


15 proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah yang rendah
asam lemak bebas (FFA), proses tersebut meliputi langkah-langkah
dari a. melapiskan (101) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti hormon
tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya, b.
20 menginkubasi (102) TBS kelapa sawit selama periode waktu antara
1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, c. memisahkan
(103) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS yang terkupas
sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang
25 lepas, d. membersihkan buah kelapa sawit yang lepas hingga
partikel yang larut dan/atau tidak larut secara substansial
dihilangkan melalui pembersihan kering (105) dan/atau
pembersihan basah (106) selama periode waktu antara 1 hingga 60
menit dan efisiensi penghilangan partikel yang tidak larut dan
30 larut berkisar antara 1% hingga 100%, e. mengekstraksi minyak
buah sawit mentah yang tidak encer yang mengandung fase berair
antara fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat, fase
minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase padat tidak
berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat melalui peralatan
35 pengekstraksi minyak (107) yang meliputi unit sterilisasi (201),
unit pencernaan (202), unit penekan (203) dan konveyor (200)
70

untuk mengangkut buah kelapa sawit yang lepas dari unit


sterilisasi (201) ke unit penekan (203), f. memperoleh kembali
minyak buah sawit mentah yang tidak encer untuk membentuk minyak
buah sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, g.
5 mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang
diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk menghasilkan
minyak buah sawit yang encer yang mengandung fase berair antara
20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak antara 20 %berat hingga
60 %berat dan fase padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga
10 10 %berat dan h. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak
buah sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang
tidak encer yang diperoleh kembali, diikuti dengan pemurnian dan
pengeringan untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA, dimana peralatan pengekstraksi minyak adalah
15 peralatan pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap,
kandungan klorin total dari minyak buah sawit mentah yang rendah
FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, lebih disukai dalam
kisaran 0,5 ppm hingga 3 ppm, kadar fosfor dari minyak buah
sawit mentah berada dalam kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm,
20 lebih disukai di bawah 10 ppm dan kadar FFA dari minyak buah
sawit mentah berkisar antara 0,5% hingga 5%, lebih disukai dalam
kisaran antara 0,5% hingga 3%.

3. Mengacu pada Gambar 8 dan 9, invensi ini menyediakan suatu


25 proses untuk memproduksi minyak buah sawit murni, prosesnya
mencakup langkah-langkah a. melapiskan (401) tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit dengan sedikitnya satu komposisi pematangan
buah seperti hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
kombinasinya, b. menginkubasi (402) TBS kelapa sawit selama
30 periode waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah
kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian, c. memisahkan (403) buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS yang dikupas sebagian untuk lebih lanjut
menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, d. membersihkan buah
35 kelapa sawit yang lepas hingga partikel yang larut dan/atau
tidak larut secara substansial dihilangkan melalui pembersihan
71

kering (404) dan/atau pembersihan basah (405) selama periode


waktu antara 1 hingga 60 menit dan efisiensi penghilangan
partikel yang tidak larut tercapai berkisar antara 1% hingga
100% dan e. mengekstraksi minyak buah sawit murni mentah melalui
5 peralatan pengekstraksi minyak (406) yang meliputi unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202), unit penekan (203) dan
konveyor (200) untuk mengangkut buah kelapa sawit yang lepas
dari unit sterilisasi (201) ke unit penekan (203), dimana
peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan ekstraksi minyak
10 satu tahap atau multitahap, peralatan pengekstraksi minyak
beroperasi dalam kisaran tekanan antara 1 x 105 Pa hingga 5 x 106
Pa dan dalam kisaran suhu antara 55 °C hingga 65 °C, lebih
disukai pada 60 °C, dimana kadar FFA dari minyak buah sawit
murni mentah berada dalam kisaran antara 0,5% hingga 5%, lebih
15 disukai antara 0,5% hingga 3%, kadar fosfor dari minyak buah
sawit mentah berada dalam kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm,
lebih disukai di bawah 10 ppm dan kandungan klorin total dari
minyak buah sawit murni mentah berkisar antara 0,5 ppm hingga 5
ppm, lebih disukai dalam kisaran antara 0,5 ppm hingga 3 ppm.
20
4. Mengacu pada Gambar 10, invensi ini menyediakan suatu
proses untuk memproduksi minyak buah sawit murni, proses
tersebut meliputi langkah-langkah dari a. melapiskan (501)
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dengan sedikitnya satu
25 komposisi pematangan buah seperti hormon tanaman, bahan kimia,
biokimia, enzim atau kombinasinya, b. menginkubasi (502) TBS
kelapa sawit selama periode waktu antara 1 hingga 48 jam untuk
menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa
sawit yang dikupas sebagian, c. memisahkan (503) buah kelapa
30 sawit yang lepas dan/atau TBS yang dikupas sebagian untuk lebih
lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, d. mengupas
(504) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian untuk menghasilkan
buah kelapa sawit yang lepas, e. mensterilkan (505) buah kelapa
sawit yang lepas selama periode waktu antara 1 hingga 240 menit
35 untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan dalam
kisaran suhu antara 55 °C hingga 65 °C, lebih disukai pada 60
72

°C, f. mencerna (506) buah kelapa sawit yang telah disterilkan


selama periode waktu retensi antara 1 hingga 240 menit untuk
menghasilkan buah sawit yang telah dicerna dalam kisaran suhu
antara 25°C hingga 99,9°C, g. menekan (507) buah sawit yang
5 telah dicerna selama periode waktu antara 1 hingga 60 menit
untuk menghasilkan buah sawit yang ditekan dan minyak buah sawit
murni mentah dalam kisaran suhu antara 55°C hingga 65°C, lebih
disukai pada 60°C, h. memperoleh kembali buah kelapa sawit murni
mentah yang diikuti dengan langkah pemisahan pasir (desanding)
10 (508), langkah pemisahan pertama (509), langkah pemisahan kedua
(510), pemurnian (511) dan pengeringan (512) untuk menghasilkan
minyak buah sawit murni, dimana kadar FFA dari minyak buah sawit
murni mentah berkisar antara 0,5% hingga 5%, lebih disukai
antara 0,5% hingga 3%, kadar fosfor dari minyak buah sawit
15 mentah berkisar antara 5 ppm hingga 20 ppm, lebih disukai di
bawah 10 ppm dan kandungan klorin total dari minyak buah sawit
murni mentah berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, lebih disukai
dalam kisaran antara 0,5 ppm hingga 3 ppm.

20 5. Mengacu pada Gambar 11, invensi ini menyediakan proses


untuk memproduksi minyak buah sawit mentah yang rendah asam
lemak bebas (FFA), prosesnya mencakup langkah-langkah dari a.
melapiskan (301) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dengan
sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti hormon
25 tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya, b.
menginkubasi (302) TBS kelapa sawit selama periode waktu antara
1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, c. memisahkan
(303) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS yang dikupas
30 sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang
lepas, d. mengupas (304) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas, e. mensterilkan
(305) buah kelapa sawit yang lepas selama periode waktu antara 1
hingga 240 menit untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang
35 disterilkan dalam kisaran suhu antara 50°C hingga 180°C, f.
mencerna (306) buah kelapa sawit yang telah disterilkan selama
73

periode waktu retensi antara 1 hingga 240 menit untuk


menghasilkan buah sawit yang telah dicerna dalam kisaran suhu
antara 25°C hingga 99,9°C, g. menekan (307) buah sawit yang
dicerna selama periode waktu antara 1 hingga 60 menit untuk
5 menghasilkan buah sawit yang ditekan dan buah sawit mentah yang
tidak encer yang mengandung fase berair antara fase berair
antara 20 %berat hingga 80 %berat, minyak fase antara 20 %berat
hingga 60 %berat dan fase padat tidak berminyak antara 0 %berat
hingga 10 %berat dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C,
10 h. memperoleh kembali minyak buah sawit mentah yang tidak encer
untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang tidak encer, i.
mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang
diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk menghasilkan
minyak buah sawit yang encer yang mengandung fase berair antara
15 20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak antara 20 %berat hingga
60 %berat dan fase padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga
10 %berat dan j. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak
buah sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang
tidak encer yang diperoleh kembali, diikuti dengan pemurnian dan
20 pengeringan untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA, dimana peralatan pengekstraksi minyak adalah
peralatan pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap,
kandungan klorin total dari minyak buah sawit mentah yang rendah
FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, lebih disukai dalam
25 kisaran 0,5 ppm hingga 3 ppm, kadar fosfor dari minyak buah
sawit mentah berada dalam kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm,
lebih disukai di bawah 10 ppm dan kadar FFA dari minyak buah
sawit mentah berkisar antara 0,5% hingga 5%, lebih disukai dalam
kisaran antara 0,5% hingga 3%.
30
6. Mengacu pada Gambar 12, invensi ini menyediakan proses
untuk memproduksi minyak buah sawit mentah yang rendah asam
lemak bebas (FFA), prosesnya mencakup langkah-langkah dari a.
melapiskan (301) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dengan
35 sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti hormon
tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya, b.
74

menginkubasi (302) TBS kelapa sawit selama periode waktu antara


1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian, c. mensterilkan
(305) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau TBS yang dikupas
5 sebagian dalam periode waktu antara 1 hingga 240 menit untuk
menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan dan/atau TBS
kelapa sawit yang dikupas sebagian yang disterilkan dalam
kisaran suhu antara 50°C hingga 180°C, d. mengupas (304) TBS
kelapa sawit yang telah dikupas sebagian yang telah disterilkan
10 untuk lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
yang disterilkan dan tandan buah kosong, e. mencerna (306) buah
kelapa sawit yang disterilkan selama periode waktu retensi
antara 1 hingga 240 menit untuk menghasilkan buah sawit yang
dicerna dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C, f. menekan
15 (307) buah sawit yang dicerna selama periode waktu antara 1
hingga 60 menit untuk menghasilkan buah sawit yang ditekan dan
buah sawit mentah yang tidak encer yang mengandung fase berair
antara fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat, minyak
fase antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase padat tidak
20 berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat dalam kisaran suhu
antara 25°C hingga 99,9°C, g. memperoleh kembali minyak buah
sawit mentah yang tidak encer untuk membentuk minyak buah sawit
mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali, h. mencampur
minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang diperoleh kembali
25 dengan air pengenceran untuk menghasilkan minyak buah sawit yang
encer yang mengandung fase berair antara 20 %berat hingga 80
%berat, fase minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase
padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat dan i.
menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah sawit mentah
30 yang encer atau minyak buah sawit mentah yang tidak encer yang
diperoleh kembali, diikuti dengan pemurnian dan pengeringan
untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang rendah FFA,
dimana peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan
pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap, kandungan
35 klorin total dari minyak buah sawit mentah yang rendah FFA
berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm, lebih disukai dalam
75

kisaran 0,5 ppm hingga 3 ppm, kadar fosfor dari minyak buah
sawit mentah berada dalam kisaran antara 5 ppm hingga 20 ppm,
lebih disukai di bawah 10 ppm dan kadar FFA dari minyak buah
sawit mentah berkisar antara 0,5% hingga 5%, lebih disukai dalam
5 kisaran antara 0,5% hingga 3%.

Komposisi Pematangan Buah


Proses produksi yang menghasilkan CPO yang rendah FFA
dimana prosesnya mencakup langkah-langkah: melapiskan TBS kelapa
10 sawit dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau kombinasinya.
Setelah melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi pematangan
buah, TBS kelapa sawit perlu diinkubasi selama periode waktu
antara 1 hingga 48 jam, disukai 6 hingga 48 jam dan paling
15 disukai 24 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian. Langkah
inkubasi dilakukan di ruang terselubung seperti di tempat
penyimpanan tertutup, wadah tertutup atau ruang tertutup.
Tekanan ruang terselubung berada dalam kisaran 1 x105 Pa ke 5
20 x105 Pa (1 bar hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3%
hingga 13%, lebih disukai [] % hingga [] % dan suhu dalam
kisaran 0 °C hingga 150 °C, lebih disukai 10 °C hingga 100 °C
dan paling disukai 25 °C hingga 50 °C.
Istilah "komposisi pematangan buah" untuk invensi ini
25 mengacu pada gas etilena, prekursor etilena seperti 1-
aminosiklopropana-1-karboksilat (ACC), zat pelepas etilena
(ethephon, CGA 13'586) atau kombinasinya. Komposisi pematangan
buah untuk invensi ini juga mengacu pada metil jasmonat, CGA
13'586, asam absisat (ABA) atau kombinasinya. Komposisi
30 pematangan buah dapat berupa cairan, bentuk setengah cair,
bentuk gas, bentuk setengah gas, bentuk padat, bentuk setengah
padat atau kombinasinya. Bentuk gas umumnya berarti gas etilena
murni dan bentuk cair mengacu pada ethephon dimana gas etilena
diperoleh melalui penguapan komposisi ethephon.
35 Etilena pada dasarnya dihasilkan dari semua bagian tanaman
tingkat tinggi, mencakup daun, batang, akar, bunga, buah, umbi,
76

dan biji. Produksi etilena diatur oleh berbagai faktor


perkembangan dan lingkungan. Selama kehidupan tanaman, produksi
etilena diinduksi selama tahap pertumbuhan tertentu seperti
perkecambahan, pematangan buah, absisi daun, dan penuaan bunga.
5 Produksi etilena juga dapat diinduksi oleh berbagai aspek
eksternal seperti luka mekanis, tekanan lingkungan, dan bahan
kimia tertentu mencakup auksin dan pengatur lainnya. Jalur
biosintesis etilena diberi nama siklus Yang setelah ilmuwan
Shang Fa Yang memberikan kontribusi kunci untuk menjelaskan
10 jalur ini. [Sumber: Yang, SF; Hoffman NE (1984). "Biosintesis
etilena dan pengaturannya pada tanaman tingkat tinggi". Annu.
Rev. Plant Physiol. 35: 155–89.
doi:10.1146/annurev.pp.35.060184.001103]
Rumus kimia dari etilena adalah C2 H4 . Etilenanya (nama
15 IUPAC: etena) adalah hidrokarbon yang memiliki rumus C2H4 atau
H2C=CH2. Etilena (H2C=CH2), senyawa organik paling sederhana
yang dikenal sebagai alkena, yang mengandung ikatan rangkap
karbon-karbon. Ini adalah gas yang tidak berwarna, mudah
terbakar, memiliki rasa dan bau yang manis. Sumber alami etilena
20 mencakup gas alam dan minyak bumi; itu juga merupakan hormon
alami pada tanaman, dimana dapat menghambat pertumbuhan dan
mendorong gugurnya daun, dan pada buah, dimana mendorong
pematangan. [Sumber: https://www.britannica.com/science/etilena]

25 Struktur kimia etilena adalah sebagai berikut:

Etilena
77

Etilena berfungsi sebagai hormon pada tanaman. Hormon


tanaman etilena terlibat dalam banyak aspek siklus hidup
tanaman, mencakup perkecambahan biji, perkembangan rambut akar,
nodulasi akar, penuaan bunga, absisi dan pematangan buah.
5 [Sumber: Plant Cell. 2002; 14 (Suppl): s131-s151]
Etilena dan prekursornya 1-aminosiklopropana-1-karboksilat
(ACC) berperan dalam program perkembangan, pertahanan dan
simbiosis tanaman, oleh karena itu, memainkan peran sentral
dalam regulasi kolonisasi bakteri melalui modulasi respons imun
10 tanaman dan program simbiosis serta memodulasi beberapa proses
pengembangan seperti pemanjangan akar. [Sumber: Etilena dan 1-
Aminosiklopropana-1-karboksilat (ACC) dalam Interaksi tanaman-
Bakteri, Interaksi Mikroba tanaman]
Ditemukan bahwa S-adenosil-L-metionina (SAM) adalah
15 perantara antara metionin dan etilena selama studi jalur
biosintesis etilena. Siklus metionin tanaman ditemukan unik dari
semua organisme lain melalui karakterisasi asam 1-
aminosiklopropana-1-karboksilat (ACC) sebagai perantara antara
SAM dan etilena, dimana, ACC diidentifikasi sebagai perantara
20 antara SAM dan etilena. [Sumber: 1-aminosiklopropana-1-asam
karboksilat (ACC) pada tanaman: lebih dari sekadar prekursor
etilena!, Front Plant Sci. 2014; 5: 640]
Metil jasmonat adalah senyawa organik yang mudah menguap
yang digunakan dalam pertahanan tanaman dan banyak jalur
25 perkembangan yang beragam seperti perkecambahan biji,
pertumbuhan akar, pembungaan, pematangan buah, dan penuaan.
Metil jasmonat berasal dari asam jasmonat dan reaksinya
dikatalisis oleh S-adenosil-L- metionin: asam jasmonat karboksil
metiltransferase.
30 CGA 13'586 adalah zat pelepas etilena dengan tingkat pH
yang lebih tinggi daripada ethephon, sehingga melepaskan etilena
dengan cepat dan dalam jumlah besar. [Pengaruh etilena pada
pelepasan daun dan buah di pohon zaitun 'Manzanillo', Volume 4,
Edisi 4, Halaman 337-344]
35 Lebih disukai untuk komposisi pematangan buah menjadi gas
etilena yang diperoleh dari sumber eksogen (yaitu diproduksi
78

secara komersial) dan/atau gas etilena yang diperoleh dari


penguapan larutan ethephon dan/atau etilena yang dihasilkan oleh
proses pematangan buah kelapa sawit dapat digunakan untuk
invensi ini dan/atau kombinasi dari semuanya dapat digunakan
5 untuk tujuan invensi ini. Zat pematangan buah dapat digunakan
dalam kombinasi karena etilena yang diproduksi secara eksogen
akan menginduksi pelepasan etilena endogen dari buah kelapa
sawit yang lepas, dimana gas etilena dari kedua sumber akan
diserap oleh TBS untuk mempercepat pelepasan buah. Ditemukan
10 bahwa tidak ada residu ethephon yang ditemukan dalam CPO yang
diekstraksi dari buah kelapa sawit yang lepas dari invensi ini
bila menggunakan gas etilena yang diperoleh dari penguapan
larutan ethephon.
Penerapan komposisi pematangan buah dapat dilakukan melalui
15 penyemprotan, penuangan, penguapan, injeksi langsung, desorpsi,
pengeluaran atau kombinasinya. Untuk tujuan invensi ini: gas
etilena diperoleh dari larutan ethephon melalui metode penguapan
atau digunakan gas etilena murni. “Penguapan” untuk tujuan
invensi ini berarti bahwa komposisi ethephon dituangkan ke dalam
20 ruang berselubung seperti tempat penyimpanan tertutup, wadah
tertutup atau ruang tertutup yang berisi jaring berperforasi
atau rak berlubang yang ditempatkan di bagian bawah tempat
penyimpanan tertutup, wadah tertutup atau ruang tertutup untuk
menempatkan TBS kelapa sawit untuk memastikan tidak ada kontak
25 langsung antara komposisi ethephon dengan TBS kelapa sawit.
Komposisi ethephon kemudian dibiarkan menguap untuk menghasilkan
gas etilena. Sistem tertutup lebih disukai untuk tujuan invensi
ini untuk mengurangi atau mencegah hilangnya gas etilena ke
lingkungan yang kemudian akan mengurangi kontak gas etilena
30 dengan buah kelapa sawit, sehingga mengurangi laju pelepasan
buah kelapa sawit.
Kisaran pH untuk larutan ethephon yang digunakan untuk
invensi ini adalah dalam kisaran antara 5 hingga 13, lebih
disukai 7 hingga 11 dan paling disukai 9,0. Penguapan larutan
35 ethephon menjadi gas etilena berlangsung dalam kondisi basa dan
ditemukan bahwa ethephon mudah terurai menjadi gas etilena pada
79

pH > 9,0. pH 9,0 lebih disukai oleh inventor dari invensi ini
karena berdasarkan pengamatan dan percobaan yang dilakukan
terlihat bahwa gas etilena dilepaskan/dibebaskan dari komposisi
ethephon lebih mantap dan lebih lambat pada kisaran ini.
5 Setelah melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
pematangan buah, TBS kelapa sawit perlu diinkubasi selama
periode waktu antara 1 hingga 48 jam, disukai 6 hingga 48 jam
dan paling disukai 24 jam untuk menghasilkan buah kelapa sawit
yang lepas. dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian.
10 Periode 24 jam lebih disukai/diinginkan untuk invensi ini untuk
mencapai tingkat pelepasan buah yang diinginkan untuk
kelangsungan hidup dan keberhasilan invensi ini. Periode
inkubasi 24 jam untuk invensi ini akan memungkinkan pemisahan
buah berada dalam kisaran antara 19% hingga 34% agar invensi ini
15 layak secara ekonomi.
Inventor dari invensi ini telah mengamati bahwa pelepasan
pertama dari buah kelapa sawit terjadi setelah 4 hingga 5 jam
setelah diinkubasi dengan komposisi ethephon. Setelah itu kadar
etilena naik dengan mantap dan mencapai puncaknya sekitar 12 jam
20 sebelum tingkat gas etilena mulai turun setelah itu. Ditemukan
bahwa gas etilena yang diproduksi secara eksogen akan
menginduksi pelepasan etilena endogen dari buah kelapa sawit
yang lepas, dimana gas etilena dari kedua sumber akan diserap
oleh TBS untuk mempercepat pelepasan buah.
25
Konsentrasi gas etilena untuk tujuan invensi ini
Konsentrasi gas etilena (diperoleh dari penguapan komposisi
ethephon selama 24 jam) adalah sebagai berikut:
I) kisaran antara 20 ppm hingga 2.400 ppm, lebih disukai
30 antara [] ppm hingga [] ppm berdasarkan volume ruang
berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga 20.300 L.

Lebih khusus lagi, untuk volume bin:


- 150 L, larutan ethephon yang digunakan berkisar antara
35 0,1 L hingga 0,3 L, lebih disukai 0,2 L;
80

- 380 L, larutan ethephon yang digunakan berkisar antara


0,4 L hingga 0,6 L, lebih disukai 0,5 L;
- 1.000 L, larutan ethephon yang digunakan berkisar
antara 1,2 L hingga 1,4 L, lebih disukai 1,3 L; dan
5 - 20.300 L, larutan ethephon yang digunakan berkisar
antara 110 L hingga 130 L, lebih disukai 120 L.

II) kisaran antara 625 ppm hingga 10.000 ppm, lebih disukai
1.000 ppm hingga 5.000 ppm berdasarkan berat TBS dalam
10 kisaran antara 9 kg hingga 30 kg, lebih disukai antara 15
kg hingga 25 kg.

Lebih khusus lagi, konsentrasi gas etilena diperoleh


berdasarkan perhitungan 10 L larutan ethephon untuk 1 MT TBS.
15 Konsentrasi komposisi ethephon yang digunakan untuk I) dan
II) di atas berkisar antara 0,0625% hingga 1,0%, lebih disukai
0,25% hingga 0,5%.
Konsentrasi gas etilena murni untuk invensi ini berkisar
antara 500 ppm hingga 2.100 ppm, lebih disukai [] ppm hingga []
20 ppm berdasarkan volume ruang tertutup dalam kisaran antara 150 L
hingga [] L. [Uji coba di masa depan akan dilakukan dimana
konsentrasi etilena spesifik akan diberikan berdasarkan volume
ruang berselubung yang digunakan dalam invensi ini]

25 Kandungan karbon dioksida dari ruang tertutup


Kisaran karbon dioksida dalam ruang berselubung dari
invensi ini berkisar antara 5% hingga 40%, lebih disukai 15%
hingga 25% dan paling disukai [] % hingga []%. Kandungan karbon
dioksida dalam kotak tertutup ditentukan dengan menggunakan
30 pendeteksi karbon dioksida dan lebih disukai kandungan karbon
dioksida di ruang berselubung tidak di atas [] % untuk
memastikan bahwa karbon dioksida tambahan dengan cara apa pun
tidak mungkin menyebabkan bentuk penekanan pada pelepasan buah
karena beberapa literatur sebelumnya telah melaporkan
81

penghambatan produksi etilena endogen oleh kelebihan karbon


dioksida. [De Wild dkk. (2003)].
Umumnya kandungan karbon dioksida dalam ruang berselubung
terutama dihasilkan secara endogen akibat respirasi buah kelapa
5 sawit (pascapanen buah sawit melanjutkan proses respirasinya)
dan kandungan karbon dioksida dari lingkungan minimal/diabaikan
(sampai dengan maksimal 0,03%). Telah diamati oleh inventor dari
invensi ini bahwa pengendalian TBS (tanpa penambahan larutan
ethephon atau karbon dioksida dari sumber eksternal) mampu
10 menghasilkan hingga 11% karbon dioksida yang diproduksi secara
endogen karena respirasi.
Untuk tujuan invensi ini, karbon dioksida dari sumber
eksternal ditambahkan ke dalam ruang berselubung seperti yang
telah diamati bahwa tingkat pelepasan buah target dicapai dengan
15 kandungan karbon dioksida dalam kisaran antara [] % hingga []%,
disukai 25%.
[Tim sedang menjalankan uji coba lebih lanjut tentang ini]

Kekompakan kotak berselubung


20 “Kekompakan” untuk tujuan contoh ini berarti seberapa
banyak ruang yang ditempati TBS kelapa sawit di dalam kotak
tertutup. Semakin banyak ruang yang ditempati TBS kelapa sawit
dalam kotak tertutup, semakin sedikit volume udara yang tersisa
di ruang berselubung tersebut. Inventor dari invensi ini telah
25 mengamati sedikit penurunan dalam laju pelepasan buah ketika
ruang berselubung dari invensi ini diisi seluruhnya dengan TBS
dibandingkan dengan ruang berselubung dimana hanya setengah dari
ruang berselubung yang diisi dengan TBS.
Diduga oleh penemu bahwa ruang berselubung penuh dengan TBS
30 mungkin memiliki kandungan karbon dioksida lebih banyak
dibandingkan dengan ruang berselubung setengah padat dengan TBS
(karena respirasi dari buah kelapa sawit), oleh karena itu,
kemungkinan terkait dengan penekanan tingkat pelepasan buah
karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan karbon
35 dioksida memiliki efek pada metabolisme pernapasan dan produksi
etilena dalam buah [Liu dkk., 2004; Rothan & Nicolas, 1994].
82

Namun, inventor dari invensi ini secara mengejutkan


menemukan bahwa penggabungan karbon dioksida dalam kisaran
antara 5% hingga 15% menunjukkan peningkatan produksi etilena
jika dibandingkan dengan kendali (tanpa inkubasi dengan ethephon
5 dan penambahan gas karbon dioksida). Dalam percobaan oleh
penemu, karbon dioksida terus-menerus dipasok selama periode
inkubasi untuk menghilangkan anggapan bahwa karbon dioksida
menekan produksi etilena oleh TBS. Inventor dari invensi ini
percaya bahwa gas karbon dioksida dan etilena tidak bersaing
10 untuk tempat pengikatan yang sama, oleh karena itu, gas karbon
dioksida tidak menghambat produksi gas etilena dari buah kelapa
sawit. [Tim sedang menjalankan uji coba lebih lanjut tentang
ini]

15 Informasi tentang peralatan pengekstraksi minyak dari invensi


Ini
Mengacu pada Gambar 2 dan 3, peralatan pengekstraksi minyak
dari invensi ini pada dasarnya adalah suatu peralatan dalam satu
tahap atau multitahap untuk mensterilkan, mencerna dan menekan
20 buah kelapa sawit yang lepas secara terus-menerus, dimana
peralatan pengekstraksi minyak dari invensi ini dapat dibangun
hanya berisi 1 kompartemen, 2 kompartemen atau lebih untuk
tujuan mengekstraksi minyak dari buah kelapa sawit yang lepas.
Peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan terpadu
25 untuk mensterilkan, mencerna dan menekan buah kelapa sawit yang
lepas, dimana unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan
unit penekan [203] dapat ditampung dalam satu kompartemen atau
dibagi menjadi setidaknya dua kompartemen dan dapat berfungsi
dalam satu tahap atau multitahap. Buah kelapa sawit yang lepas
30 diangkut terus-menerus melalui konveyor dari unit sterilisasi ke
unit penekan. Konveyor dapat berupa konveyor sekrup berporos
atau tanpa poros, lebih disukai konveyor tanpa poros. Konveyor
ulir dapat dikendalikan dalam kisaran kecepatan antara 0 rpm
hingga 200 rpm, lebih disukai antara 2 rpm hingga 20 rpm dan
35 paling disukai 5 rpm hingga 10 rpm. Kecepatan peralatan invensi
ini berkisar antara 0,1 hingga 10 meter/menit, lebih disukai 0,5
83

hingga 5 meter/menit dan paling disukai 0,8 hingga 2


meter/menit.
Unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit
penekan [203] dari peralatan invensi ini dapat ditampung sebagai
5 kompartemen tunggal, dapat dibagi menjadi dua kompartemen, tiga
kompartemen atau lebih.
Jika unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit
penekan [203] dimuat sebagai kompartemen tunggal, diameter unit
sterilisasi, unit pencernaan dan unit penekan adalah sama di
10 seluruh peralatan terpadu dari invensi ini.
Peralatan pengekstraksi minyak tersebut juga dapat dibagi
menjadi setidaknya dua kompartemen dimana kompartemen pertama
akan meliputi kombinasi mekanisme sterilisasi dan pencernaan dan
kompartemen kedua akan meliputi kombinasi mekanisme pencernaan
15 dan penekanan. Untuk kasus ini, perbandingan diameter antara
kompartemen pertama dan kompartemen kedua adalah dalam kisaran
1:1 hingga 10:1, lebih disukai dalam kisaran antara 5:1 hingga
5:4 dan paling disukai dalam kisaran antara 4:1 hingga 4:3.
Peralatan pengekstraksi minyak juga dapat dibagi menjadi
20 tiga kompartemen dimana perbandingan diameter antara unit
sterilisasi dan unit pencernaan berada dalam kisaran 1:1 hingga
10:1, disukai dalam kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan paling
disukai dalam kisaran antara 4:1 hingga 4:3 dan perbandingan
diameter antara unit pencernaan dan unit penekan adalah dalam
25 kisaran 1:1 hingga 10 :1, lebih disukai dalam kisaran antara 5:1
hingga 5:4 dan paling disukai dalam kisaran antara 4:1 hingga
4:3.
Cara yang lebih disukai untuk peralatan pengekstraksi
minyak adalah agar peralatan dari invensi ini dibagi menjadi dua
30 kompartemen, dimana, perbedaan diameter menghasilkan peningkatan
tekanan yang menyebabkan penekanan parsial dan ekstraksi UDCO
dari minyak sawit yang disterilkan dan dicerna sebagian. buah
kelapa sawit yang lepas yang kemudian dikumpulkan dari bagian
bawah peralatan. Hal ini dapat dilakukan dalam peralatan satu
35 tahap atau multitahap, namun lebih disukai peralatan menjadi
84

peralatan multitahap untuk meningkatkan efisiensi dalam


ekstraksi CPO dan/atau minyak sawit murni.
Cara yang paling disukai adalah agar peralatan pemeras
minyak dari invensi ini dibagi menjadi tiga kompartemen, dimana
5 diameter berkurang dari unit sterilisasi ke unit penekan, dan
perbedaan diameter menghasilkan peningkatan tekanan yang
menyebabkan penekanan parsial dan ekstraksi minyak. UDCO dari
unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan terakhir unit
penekan [203] yang kemudian dikumpulkan dari bagian bawah alat.
10 Hal ini dapat dilakukan dalam peralatan satu tahap atau
multitahap, namun lebih disukai peralatan dalam beberapa tahap
untuk meningkatkan efisiensi dalam ekstraksi CPO dan/atau minyak
sawit murni.
Terjadi peningkatan tekanan jika diameter bervariasi karena
15 unit sterilisasi diisi hingga batas maksimumnya dengan buah
kelapa sawit yang lepas. Buah kelapa sawit yang lepas diumpankan
melalui corong [204] yang dipasang dengan sistem pengumpanan
kendali untuk mengumpankan buah kelapa sawit yang lepas secara
substansial seragam ke dalam unit sterilisasi tanpa kelebihan
20 beban atau muatan yang tidak mencukupi.
Kehilangan minyak secara otomatis berkurang jika buah
kelapa sawit yang lepas diproses secara terpisah dari TBS
sebagai lawan dari cara konvensional, dengan demikian, tujuan
dari peralatan invensi ini. Juga, penekanan parsial pada setiap
25 tahap peralatan dengan dua kompartemen atau lebih meningkatkan
efisiensi mekanisme dan/atau proses ekstraksi minyak. Terdapat
saluran keluar [206, 207, 208] di bagian bawah peralatan di
setiap unit [201, 202, 203] untuk mengumpulkan minyak buah sawit
mentah dan/atau minyak buah sawit murni yang diperoleh dari
30 penekanan parsial, dimana saluran keluar tersebut [206, 207,
208] meliputi lubang dan saringan.
Unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit
penekan [203] dari peralatan invensi ini baik yang dimuat
sebagai kompartemen tunggal, dibagi menjadi dua kompartemen,
35 tiga kompartemen atau lebih, apakah satu tahap atau multitahap
peralatan ini harus dipanaskan seluruhnya saat digunakan dalam
85

proses pengolahan minyak sawit di pabrik pengolahan minyak


sawit.
Mekanisme pemanasan peralatan invensi ini dapat dilakukan
melalui pemanasan langsung dan/atau pemanasan tidak langsung.
5 “Pemanasan langsung” untuk invensi ini berarti pemasukan uap
atau uap langsung ke dalam peralatan ke buah kelapa sawit yang
lepas melalui sejumlah lubang masuk seperti yang terkandung
dalam unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit
penekan [203]. “Pemanasan tidak langsung” untuk invensi ini
10 berarti ketika uap atau uap digunakan secara tidak langsung
untuk memanaskan bodi peralatan invensi ini, dengan demikian
memanaskan seluruh peralatan invensi ini untuk digunakan dalam
proses pengolahan minyak sawit.
Perbandingan uap terhadap buah kelapa sawit yang lepas di
15 dalam unit sterilisasi [201], unit pencernaan [202] dan unit
penekan [203] berada dalam kisaran antara 5% hingga 50% dari
berat buah kelapa sawit yang lepas, lebih disukai dalam kisaran
antara 8% hingga 20% dari berat buah kelapa sawit yang lepas dan
paling disukai dalam kisaran antara 10% hingga 18% dari berat
20 buah kelapa sawit yang lepas. Perbandingan uap di atas 50% tidak
disukai karena hal ini akan meningkatkan konsumsi uap dan
oksidasi minyak yang diekstraksi dari peralatan invensi ini.
Lamanya sterilisasi buah kelapa sawit yang lepas di dalam
unit sterilisasi [201] adalah dalam kisaran 1 hingga 240 menit,
25 lebih disukai 5 hingga 120 menit dan paling disukai 15 hingga 90
menit. Durasi sterilisasi lebih dari 240 menit tidak disukai
karena hal ini akan meningkatkan konsumsi uap dan oksidasi
minyak yang diekstraksi dari peralatan invensi ini.
Durasi untuk pencernaan buah kelapa sawit yang lepas di
30 dalam unit pencernaan [202] adalah dalam kisaran 1 hingga 240
menit, lebih disukai 1 hingga 120 menit dan paling disukai 1
hingga 30 menit. Durasi penguraian lebih dari 240 menit tidak
disukai karena hal ini akan meningkatkan konsumsi uap dan
oksidasi minyak yang diekstraksi dari peralatan invensi ini.
86

Lamanya penekanan buah kelapa sawit yang lepas dalam unit


penekan [203] berkisar antara 1 hingga 60 menit, lebih disukai 3
hingga 20 menit dan paling disukai 5 hingga 10 menit.
Unit penekan [203] dari peralatan invensi ini meliputi
5 sistem penekanan ulir tunggal untuk mengekstraksi minyak dari
buah kelapa sawit yang lepas yang kemudian akan dikumpulkan dari
saluran keluar yang ada di bagian bawah unit penekan [203], dan
serat yang ditekan dikeluarkan melalui saluran keluar yang
terpisah dari peralatan invensi ini. Minyak yang diekstraksi
10 pada tahap ini dikenal sebagai UDCO.
Penekanan buah kelapa sawit yang lepas menghasilkan UDCO,
yang sangat kental. Pemisahan CPO dari padatan dan air akan
sulit dilakukan tanpa penambahan air. Oleh karena itu, air
ditambahkan untuk mengencerkannya yang menghasilkan DCO dan akan
15 menjalani penjernihan, sentrifugasi, pemurnian dan akhirnya
pengeringan untuk menghasilkan minyak sawit mentah dan/atau
minyak sawit murni. Namun, dalam beberapa kasus, air tidak
diperlukan untuk ditambahkan ke UDCO dan dapat diganti dengan
penjernihan dan sentrifugasi berkecepatan tinggi untuk
20 memperoleh kembali minyak dari UDCO.
Peralatan dari invensi ini beroperasi dalam kisaran suhu
antara 61°C hingga 200 °C, lebih disukai 80°C hingga 140°C dan
paling disukai 90°C hingga 99°C dan beroperasi pada tekanan
atmosfer, untuk tujuan memproduksi minyak mentah. minyak buah
25 sawit. Minyak buah sawit mentah dipilih dari CPO, fraksi CPO dan
kombinasinya.
Peralatan pengekstraksi minyak beroperasi pada kisaran suhu
antara 55 °C hingga 65 °C, lebih disukai pada 60 °C pada tekanan
atmosfer, jika tujuannya adalah untuk menghasilkan minyak buah
30 sawit murni. Minyak buah sawit murni dipilih dari minyak sawit
murni, fraksi minyak sawit murni dan kombinasinya. Minyak sawit
murni yang dihasilkan akan melalui proses filtrasi dan
selanjutnya dapat difraksionasi untuk menghasilkan olein minyak
murni dan stearin minyak murni. Keuntungannya, minyak buah sawit
35 murni yang dihasilkan menurut invensi ini adalah bebas 3-MCPD
87

karena tidak diperlukan pemurnian, dengan demikian, klorin (3-


prekursor MCPD) tidak akan diubah menjadi 3-MCPD.
CPO yang dihasilkan oleh alat pemeras minyak kemudian
menjalani degumming, bleaching dan deodorisasi untuk
5 menghasilkan minyak buah sawit murni. Inventor dari invensi ini
menyelidiki lebih lanjut kandungan kadar 3-MCPD dalam minyak
sawit murni dan terkejut dengan hasil yang menunjukkan penurunan
kadar 3-MCPD. Hal ini mendorong inventor dari invensi ini untuk
menyelidiki lebih lanjut kandungan klorin dari minyak buah sawit
10 mentah yang diekstraksi dari peralatan invensi ini. Pembentukan
ester 3-MCPD membutuhkan adanya klorida dan ester asam lemak 3-
MCPD diyakini terbentuk terutama selama deodorisasi (dimana
minyak dipanaskan hingga lebih dari 200 °C), tahap terakhir
dalam pemurnian dimana bau yang tidak diinginkan dan zat yang
15 mengandung rasa dihilangkan. Oleh karena itu, jelas bahwa untuk
mengurangi pembentukan ester 3-MCPD, senyawa yang mengandung
klorida dalam buah harus dihilangkan dari CPO sebelum diproses
lebih lanjut. Oleh karena itu, menghilangkan prekursor 3-MCPD
(yaitu klorin) sebelum tahap pemurnian minyak, ini akan
20 memungkinkan produksi minyak buah sawit murni dengan kandungan
ester 3-MCPD yang berkurang.
Kandungan klorin total dari CPO yang rendah FFA dari
invensi ini adalah serendah 0,5 ppm, lebih disukai dalam kisaran
0,5 ppm hingga 5 ppm dan paling disukai dalam kisaran 0,5 ppm
25 hingga 3 ppm.
Kadar FFA dari CPO dari invensi ini adalah serendah 0,5%,
dalam kisaran 0,5% hingga 5%, lebih disukai dalam kisaran antara
0,5% hingga 3%.
Kandungan fosfor dari CPO dari invensi ini berkisar antara
30 5 ppm hingga 20 ppm, lebih disukai di bawah 10 ppm, dan serendah
5 ppm.
Kandungan klorin total dari minyak sawit murni dari invensi
ini adalah serendah 0,5 ppm, lebih disukai dalam kisaran 0,5 ppm
hingga 5 ppm dan paling disukai dalam kisaran 0,5 ppm hingga 3
35 ppm.
88

Kadar FFA minyak sawit murni dari invensi ini adalah


serendah 0,5%, lebih disukai dalam kisaran 0,5% hingga 5%, lebih
disukai 0,5% hingga 3%.
Kandungan fosfor dari minyak sawit murni dari invensi ini
5 berkisar antara 5 ppm hingga 20 ppm, lebih disukai di bawah 10
ppm, dan serendah 5 ppm.
Minyak sawit murni, fraksi minyak sawit murni atau
kombinasinya yang diperoleh dari invensi ini bebas 3-
monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD).
10
Preferensi dan Penggunaan Komersial
Seperti disebutkan di atas, 76 variasi proses pengolahan
minyak sawit dengan menggunakan sedikitnya satu komposisi
pematangan buah dengan tujuan menghasilkan CPO yang rendah FFA
15 dan/atau minyak sawit murni dengan kandungan klorin total CPO
yang rendah FFA dan/atau minyak sawit murni di kisaran antara
0,5 ppm hingga 5 ppm, kandungan fosfor dari FFA-CPO dan/atau
minyak sawit murni berkisar antara 5 ppm hingga 20 ppm dan kadar
FFA dari CPO dan/atau minyak sawit murni dalam kisaran antara
20 0,5% hingga 5% disediakan oleh invensi ini sebagaimana diringkas
secara singkat dalam tabel di bawah ini.

Proses untuk memproduksi CPO yang rendah FFA:


Variasi 1 - Melapiskan TBS kelapa sawit dengan
komposisi pematangan buah
- Inkubasi TBS kelapa sawit di ruang
berselubung
- Memisahkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian
- Mengupas TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit
yang lepas
- Membersihkan buah kelapa sawit yang lepas
- Memproses buah kelapa sawit yang lepas
89

melalui peralatan pengekstraksi minyak (ssatu


tahap/multitahap) untuk mengekstraksi UDCO
- Memperoleh kembali UDCO
- Mencampur UDCO dengan air untuk
menghasilkan DCO
- Menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO
atau UDCO yang diperoleh kembali, pemurnian
dan pengeringan untuk menghasilkan CPO yang
rendah FFA
Variasi 2 - Melapiskan TBS kelapa sawit dengan
komposisi pematangan buah
- Menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
berselubung
- Memisahkan buah kelapa sawit yang
lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian
- Membersihkan buah kelapa sawit yang
lepas
- Memproses buah kelapa sawit yang lepas
melalui peralatan pengekstraksi minyak (satu
tahap/multitahap) untuk mengekstraksi UDCO
- Memperoleh kembali UDCO
- Mencampur UDCO dengan air untuk
menghasilkan DCO
- Menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO
atau UDCO yang diperoleh kembali, pemurnian
dan pengeringan untuk menghasilkan CPO yang
rendah FFA
Variasi 3 - Melapiskan TBS kelapa sawit dengan
komposisi pematangan buah
- Menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
berselubung
- Memisahkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
90

sebagian
- Mengupas TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit
yang lepas
- Mensterilkan buah kelapa sawit (disukai
melalui sterilisasi kontinu)
- Mencerna dan menekan untuk menghasilkan
UDCO
- Memperoleh kembali UDCO
- Mencampur UDCO dengan air untuk
menghasilkan DCO
- Menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO
atau UDCO yang diperoleh kembali, pemurnian
dan pengeringan untuk menghasilkan CPO yang
rendah FFA
Variasi 4 - Melapiskan TBS kelapa sawit dengan
komposisi pematangan buah
- Menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
berselubung
- Mensterilkan buah kelapa sawit (disukai
melalui sterilisasi kontinu)
- Mengupas TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian untuk menghasilkan buah kelapa sawit
yang lepas
- Mencerna dan menekan untuk menghasilkan
UDCO
- Memperoleh kembali UDCO
- Mencampur UDCO dengan air untuk
menghasilkan DCO
- Menjernihkan dan/atau mensentrifugasi DCO
atau UDCO yang diperoleh kembali, pemurnian
dan pengeringan untuk menghasilkan CPO yang
rendah FFA
91

Proses untuk memproduksi minyak sawit murni:


Variasi 1 - Melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
pematangan buah
- Menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
berselubung
- Memisahkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
- Membersihkan buah kelapa sawit yang lepas
- Memproses buah kelapa sawit yang lepas
melalui peralatan pengekstraksi minyak (satu
tahap/multitahap) untuk mengekstraksi minyak
buah sawit murni
- Memperoleh kembali minyak buah kelapa sawit
mentah, menjalani tahap pemisahan pasir
(desanding), langkah pemisahan 1, langkah
pemisahan kedua, pemurnian dan pengeringan
untuk menghasilkan minyak sawit murni
Variasi 2 - Melapiskan TBS kelapa sawit dengan komposisi
pematangan buah
- Menginkubasi TBS kelapa sawit di ruang
berselubung
- Memisahkan buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
- Mengupas buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
- Mensterilkan buah kelapa sawit (disukai
melalui sterilisasi kontinu)
- Mencerna dan menekan untuk menghasilkan
minyak buah kelapa sawit mentah
- Memperoleh kembali minyak buah kelapa sawit
mentah, menjalani langkah pemisahan pasir
(desanding), langkah pemisahan 1, langkah
pemisahan kedua, pemurnian dan pengeringan
untuk menghasilkan minyak sawit murni
92

Semua variasi seperti yang dirangkum dalam dua tabel di


atas menghasilkan hasil kadar FFA dan total klorin yang
serupa/sebanding, oleh karena itu, setiap pabrik pengolahan
5 minyak sawit dapat memilih proses pilihan tergantung pada
preferensi, anggaran, tujuan dan kebutuhan mereka.
Berkenaan dengan produksi CPO yang rendah FFA, variasi 3
akan membutuhkan investasi modal sedikitnya karena modifikasi
sedikitnya diperlukan dalam pendirian pabrik, tetapi mampu
10 meningkatkan kualitas CPO yang dihasilkan secara signifikan.
Variasi 1 dan 2 membutuhkan pengekstraksi minyak untuk
dimodifikasi dan dipasang di pabrik, sehingga akan ada biaya
yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan modifikasi di pabrik.
Variasi 1 lebih disukai daripada variasi 2 karena benar-benar
15 menghilangkan semua buah kelapa sawit yang lepas dari TBS
sebelum langkah sterilisasi yang menghasilkan pengurangan
kehilangan minyak dan produksi CPO berkualitas tinggi.
Variasi 4 relatif sederhana dan mudah diterapkan di pabrik
karena tidak diperlukan modifikasi, namun prosesnya melibatkan
20 sterilisasi buah kelapa sawit yang lepas bersama dengan TBS,
maka variasi 1 hingga 3 lebih disukai daripada variasi 4.
Langkah-langkah pembersihan juga akan menjadi faktor yang perlu
dipertimbangkan ketika memutuskan variasi proses mana yang
paling sesuai dengan pabrik.
25 Berkaitan dengan produksi minyak sawit murni, variasi 2
hanya memerlukan sedikit modifikasi yang harus dilakukan untuk
tahap sterilisasi untuk menghasilkan minyak sawit murni yang
berkualitas tinggi.
Variasi 1 membutuhkan pengekstraksi minyak untuk
30 dimodifikasi dan dipasang di pabrik, sehingga akan ada biaya
yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan modifikasi di pabrik.

CONTOH
Contoh 1
93

Percobaan pada periode inkubasi yang berbeda sehubungan dengan


penerapan komposisi ethephon pada tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit untuk mempelajari absisi buah kelapa sawit dan kadar FFA
Solusi ethephon dibeli dari vendor pihak ketiga yang
5 meliputi komposisi berikut:
• Ethephon (asam 2-kloroetilfosfonat) – 40%
• Polimer penyerap (ekstrak tanaman) – 1,25%
• Selulosa – 0,5%
• Bakterisida – 0,25%
10 • Pewarna lembam secara kimia – 0,125%
• Minyak sayur – 0,25%
• Air – 57%
Komposisi ethephon yang digunakan untuk contoh ini
disiapkan sebagai berikut:
15 12,5mL larutan ethephon yang memiliki konsentrasi ethephon
40% ditambahkan dengan 987,5mL air, dan diatur pada pH 9 dengan
5M natrium hidroksida untuk mendapatkan komposisi 1L ethephon
dengan konsentrasi 0,5%.
Satu TBS dimasukkan ke dalam wadah tertutup/kotak tertutup
20 150L (tidak kedap udara). Sekitar 200mL komposisi ethephon
dengan konsentrasi 0,5% pada pH 9 disemprotkan ke TBS kelapa
sawit dan diuji untuk periode inkubasi 6, 12, 24 dan 48 jam.
Persentase pelepasan buah kelapa sawit dan kadar FFA diukur
dan dicatat. Pelepasan buah kelapa sawit dihitung sebagai
25 berikut:
Pelepasan buah (L/kg) = Jumlah buah yang terlepas/Berat
tandan TBS (kg)
Metode pengukuran FFA didasarkan pada Metode Resmi AOCS Ca
5a-40.
30 Gambar 13 mengilustrasikan perbedaan periode inkubasi untuk
kendali (TBS kelapa sawit tanpa penerapan komposisi ethephon)
dan TBS kelapa sawit yang diolah dengan komposisi ethephon
konsentrasi 0,5% dalam wadah tertutup/kotak tertutup 150L. TBS
kelapa sawit yang diberi perlakuan dengan komposisi ethephon
35 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pelepasan buah
94

kelapa sawit setelah 12 jam inkubasi, mencapai 27 buah kelapa


sawit yang lepas/kg berat TBS dan 37 buah kelapa sawit yang
lepas/kg berat TBS pada 48 jam untuk TBS kelapa sawit kendali
dan perlakuan. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa TBS kelapa
5 sawit yang diolah ethephon menghasilkan persentase pelepasan
buah kelapa sawit yang lebih tinggi secara signifikan (p<0,05)
dibandingkan dengan TBS kelapa sawit yang tidak diberi perlakuan
(kendali) untuk semua periode inkubasi.
Mengacu pada Gambar 14, dapat dilihat bahwa buah kelapa
10 sawit yang dikumpulkan dari TBS yang diolah menunjukkan
penurunan yang nyata dari kadar asam lemak bebas (FFA)
dibandingkan dengan buah kelapa sawit dari TBS kendali pada
berbagai periode inkubasi. Periode inkubasi 24 jam lebih disukai
karena layak dan cukup untuk menghasilkan hasil yang diinginkan
15 sehubungan dengan pelepasan buah yang tinggi.

Contoh 2
Percobaan metode penerapan komposisi ethephon pada TBS kelapa
sawit dengan memperhatikan pelepasan buah kelapa sawit dan kadar
20 FFA
Komposisi ethephon yang digunakan untuk contoh ini
disiapkan sesuai Contoh 1 di atas dan ditambahkan (melalui
metode penyemprotan dan penguapan) ke dalam wadah/kotak
penyimpanan tertutup sesuai Contoh 1 di atas - berisi satu TBS
25 kelapa sawit dengan berat tandan mulai dari 15kg hingga 25kg.
Persentase pelepasan buah kelapa sawit dan kadar FFA diukur
dan dicatat. Pelepasan buah dihitung menggunakan rumus berikut:
Pelepasan buah (%) = LF terlepas (kg)/berat TBS (kg) x
100%.
30 Sampel minyak dikirim ke laboratorium untuk dianalisis
kadar FFA (%).
TBS kelapa sawit yang dipanen (dalam waktu satu jam setelah
dipanen) diterapkan dengan komposisi ethephon melalui metode
penyemprotan dan penguapan untuk mengevaluasi keefektifan metode
35 penerapan pada pelepasan buah kelapa sawit.
95

Yang dimaksud dengan “penguapan” dalam contoh ini adalah


komposisi ethephon dituangkan ke dalam wadah/kotak penyimpanan
tertutup setelah TBS ditaruh di rak logam (tingginya 4cm dari
dasar wadah/kotak penyimpanan tertutup) di dalam wadah/kotak
5 penyimpanan tertutup. Tidak ada kontak antara komposisi ethephon
dengan TBS kelapa sawit. Kotak itu ditutup dengan penutup.
Komposisi ethephon kemudian dibiarkan menguap.
“Metode penyemprotan” untuk contoh ini berarti TBS yang
dipanen pertama-tama ditempatkan ke dalam kotak penyimpanan dan
10 komposisi ethephon disemprotkan ke TBS kelapa sawit sebelum
menutup kotak penyimpanan dengan penutup.
Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa baik metode penyemprotan
maupun penguapan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
dalam hal persentase pelepasan buah (batang) kelapa sawit. Juga
15 dapat diamati dari Gambar 15 bahwa kadar FFA dari buah yang
dipisahkan berkurang dengan penerapan komposisi ethephon
menggunakan kedua metode dibandingkan dengan kendali (TBS kelapa
sawit yang tidak diberi perlakuan). Namun, tidak ada perbedaan
signifikan dalam tingkat FFA yang diamati untuk kedua metode
20 penerapan.
Secara umum, kualitas minyak bervariasi tergantung pada
tingkat kerusakan TBS kelapa sawit dan lamanya pengangkutan TBS
kelapa sawit ke pabrik pengolahan minyak sawit. Metode penguapan
lebih disukai daripada metode penyemprotan - untuk menghindari
25 kontak langsung komposisi ethephon dengan TBS kelapa sawit untuk
menghilangkan risiko (jika ada) memiliki residu komposisi
ethephon dalam minyak kelapa sawit mentah yang diekstraksi.

Contoh 3
30 Percobaan dekomposisi/penguapan dan optimalisasi dosis komposisi
ethephon untuk pelepasan buah kelapa sawit
Gambar 16 mengilustrasikan pengaturan percobaan untuk
etilena yang dilepaskan melalui dekomposisi/penguapan ethephon
dalam kotak akrilik kedap udara.
35 Ethephon dengan berbagai konsentrasi mulai dari 0,25% (v/v)
hingga 1,0% (v/v) disiapkan sesuai Contoh 1 dan diatur hingga pH
96

9,0 dan ditambahkan ke dalam kotak akrilik yang berisi TBS


kelapa sawit tunggal dengan berat tandan berkisar dari antara
15kg hingga 25kg. Volume komposisi ethephon yang diterapkan
ditetapkan pada 200mL untuk contoh ini.
5 Pendeteksi gas etilena ditempatkan di dalam kotak untuk
mengukur gas etilena (dalam ppm) yang dikeluarkan oleh
dekomposisi/penguapan ethephon selama 24 jam. Persentase
pelepasan buah kelapa sawit dan pelepasan gas etilena diukur dan
dicatat.
10 Diamati bahwa pelepasan buah kelapa sawit meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi ethephon. Pelepasan tertinggi lebih
dari 31% diamati ketika komposisi ethephon dengan konsentrasi
0,5% diterapkan pada TBS kelapa sawit sesuai Gambar 17. Gambar
17 juga menunjukkan bahwa semakin meningkatkan konsentrasi
15 komposisi ethephon menjadi 1,0% tidak meningkatkan pelepasan
lebih lanjut dari buah kelapa sawit. Hal ini dapat terjadi
karena adanya penumpukan karbon dioksida selama periode inkubasi
24 jam karena ada beberapa penelitian yang melaporkan
penghambatan produksi etilena endogen oleh karbon dioksida.
20 Dekomposisi/penguapan ethephon menjadi gas etilena yang
sesuai dengan pelepasan buah kelapa sawit selama periode
inkubasi 24 jam juga dipelajari. Pada pH 9 terjadi
dekomposisi/penguapan komposisi ethephon, dan gas etilena
dilepaskan. Penguapan komposisi ethephon juga menghasilkan asam
25 fosfat yang menurunkan pH komposisi ethephon yang akan menekan
pelepasan gas etilena. Oleh karena itu, pH komposisi ethephon
dinaikkan menjadi pH, bahkan setelah periode 24 jam, pH larutan
akan berada di atas 4,5, sekitar pH 6 hingga pH 7.

30 Contoh 4
Percobaan pengaruh ukuran TBS kelapa sawit terhadap pelepasan
buah kelapa sawit
TBS kelapa sawit dari berbagai kategori ukuran tandan
(seperti yang tercantum di bawah) dipanen dan diolah dengan
35 ethephon (dalam waktu 1 jam setelah dipanen) selama 24 jam.
97

Kategori ukuran TBS kelapa sawit (matang dengan 10 hingga


15 soket kosong):
- Kategori A: 9-13kg
- Kategori B: 4-18kg
5 - Kategori C: 19-23kg
- Kategori D: 24-28kg
Konsentrasi ethephon yang digunakan untuk contoh ini adalah
sesuai Tabel 1:
Konsentrasi 40% NaOH Air Volume Konsentrasi
awal Ethephon [B](mL) [C]mL Total Ethephon
Ethephon % [A]mL [D]mL [E] % (v/v)
(v/v)
1,0 (100mL) 4,1 7,1 153,8 165 0,5
1,0 (50mL) 2,1 3,6 76,9 82,5 0,25
Tabel 1
10 Pelepasan (%) dihitung menggunakan rumus seperti contoh
sebelumnya. Mengacu pada Gambar 18, dapat diamati bahwa terjadi
penurunan pada pelepasan buah kelapa sawit dengan bertambahnya
ukuran TBS kelapa sawit. Dihipotesiskan bahwa penetrasi gas
etilena ke dalam lapisan dalam buah lebih sulit pada tandan yang
15 lebih besar.

Contoh 5
Percobaan sehubungan dengan kematangan TBS kelapa sawit dalam
kaitannya dengan pelepasan buah kelapa sawit
20 Kematangan tandan pada dasarnya dikategorikan berdasarkan
jumlah soket kosong segar pada lapisan luar tandan untuk
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan efektivitas komposisi ethephon yang diterapkan pada %
pelepasan buah (dengan meningkatnya kematangan, jumlah rongga
25 kosong meningkat).
Empat kategori kematangan buah yang menunjukkan tahap
kematangan TBS kelapa sawit, mulai dari tandan mentah hingga
terlalu matang yang berhubungan dengan pelepasan buah telah
diselidiki.
98

Kategorinya adalah sebagai berikut:


• Kategori A – TBS kelapa sawit dengan 0 soket kosong (belum
matang-kendali)
• Kategori B – TBS kelapa sawit dengan 1 hingga 9 soket kosong
5 (mentah)
• Kategori C – TBS kelapa sawit dengan 10 hingga 49 soket
kosong (matang)
• Kategori D – TBS kelapa sawit dengan lebih dari 50 soket
kosong (matang)
10 Larutan ethephon 0,5 % (v/v) digunakan untuk contoh ini dan
dibuat sesuai Contoh 1 di atas dan ditambahkan (melalui metode
penyemprotan dan penguapan) ke dalam wadah/kotak penyimpanan
tertutup sesuai Contoh 1 di atas – berisi 5 TBS kelapa sawit
(sebagai kendali) dan 5 TBS kelapa sawit (diberi perlakuan
15 dengan ethephon) selama periode inkubasi 24 jam.
Pelepasan buah kelapa sawit dihitung sebagai berikut:
Pelepasan buah (L/kg) = Jumlah buah yang terlepas/Berat
tandan TBS (kg)
Mengacu pada Gambar 19, TBS kelapa sawit mentah (kendali)
20 kategori A menunjukkan tingkat pelepasan terendah sebesar 2,9%.
Tingkat pelepasan yang lebih tinggi diamati ketika TBS kelapa
sawit meningkat dalam kematangan. Tingkat pelepasan buah untuk
TBS kelapa sawit mentah, matang dan matang (kendali) masing-
masing adalah 7,1%, 11,0% dan 11,1%. TBS kelapa sawit yang
25 diolah dengan komposisi ethephon menunjukkan persentase
pelepasan yang lebih tinggi secara signifikan (p<0,05)
dibandingkan TBS yang tidak diberi perlakuan (kendali). Tingkat
pelepasan yang dicapai untuk TBS kelapa sawit yang diolah
berkisar antara 19,8% hingga 23,6% di semua kategori kematangan
30 yang diuji sesuai Gambar 19.
Laju pelepasan TBS kelapa sawit yang diolah hanya
menunjukkan persentase berat buah yang terlepas pada lapisan
luar tandan. Juga diamati bahwa lapisan dalam buah dari TBS
kelapa sawit yang dirawat juga terlepas tetapi terperangkap oleh
35 bulir- bulir. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat
99

pelepasan untuk keempat kategori TBS kelapa sawit yang diberi


perlakuan dengan komposisi ethephon. Namun, tingkat pelepasan
buah yang lebih tinggi dicapai pada tandan matang dan tua
(kategori C) setelah perlakuan ethephon.
5
Contoh 6
Percobaan pra-percontohan tentang pengaruh pencucian buah dalam
kaitannya dengan FFA dan penurunan indeks pemutihan (DOBI)
Setelah periode inkubasi 24 jam dengan perlakuan dengan
10 komposisi ethephon konsentrasi 0,5%, buah kelapa sawit yang
dikumpulkan setelah pengupasan melalui cara mekanis dikenakan
langkah pencucian menggunakan larutan alkali selama periode yang
berbeda (0, 3 dan 6 jam – 0 jam disini menunjukkan sedikitnya 4
menit) dan pada suhu tertentu 60°C sebelum langkah sterilisasi.
15 Langkah-langkahnya umumnya sebagai berikut:
Setiap TBS dikupas selama 2 menit pada suhu ruang, kemudian
buah yang dikupas ditimbang, diikuti dengan inkubasi selama 24
jam dan pengupasan perlahan. Pengupasan secara mekanis TBS
tunggal dilakukan selama 2 menit pada suhu ruang melalui mesin
20 pemisah. Buah yang dikupas dikumpulkan dan sampah dibuang, buah
yang bersih dan tandan yang dikupas sebagian ditimbang dan
dicatat. Buah dicuci dengan larutan alkali selama sedikitnya 4
menit dan pada suhu tertentu 60°C. Buah yang disterilkan (tidak
dicuci dan dicuci) kemudian dianalisis kandungan FFA, DOBI dan
25 karotennya.
Mengacu pada Gambar 20, diamati bahwa ada peningkatan kadar
FFA pada buah yang dikupas dan tidak dicuci dari waktu ke waktu.
Kadar FFA meningkat masing-masing menjadi 3,12% dan 3,20% pada 3
jam dan 6 jam setelah pengupasan.
30 Pencucian segera dari buah setelah langkah pengupasan
secara signifikan berkurang 40% dari tingkat FFA awal dalam buah
menjadi 1,67%. Di sisi lain, setelah buah dicuci dan dibiarkan
selama berjam-jam, peningkatan nilai FFA diamati yang
menunjukkan aktivitas lipase aktif. Peningkatan FFA yang lebih
35 lambat karena waktu penahanan diperpanjang hingga 6 jam
merupakan indikasi yang baik tentang berapa lama buah disimpan
100

setelah dicuci sebelum disterilkan untuk penurunan kualitas


terendah. Mengacu lagi pada Gambar 20, dapat diringkas bahwa
yang terbaik adalah mensterilkan buah kelapa sawit segera
setelah dilepaskan, karena penundaan yang lama akan
5 mengakibatkan kerusakan minyak yang diekstraksi (CPO) sehubungan
dengan FFA dan DOBI. Oleh karena itu dapat diringkas bahwa
pencucian buah tidak hanya mengurangi kadar FFA dari buah yang
dikupas, tetapi juga meningkatkan parameter kualitas lainnya
seperti DOBI.
10
Contoh 7
Percobaan pra-percontohan tentang pengaruh pencucian buah yang
dikupas sehubungan dengan kandungan klorin total dan 3-MCPD
Setelah periode inkubasi 24 jam dengan perlakuan dengan
15 komposisi ethephon konsentrasi 0,5% (v/v), buah kelapa sawit
yang dikumpulkan dari 10 TBS kelapa sawit setelah langkah
pengupasan (melalui alat pengupasan mekanis) dilakukan tahap
pencucian menggunakan larutan alkalin basa, sesuai Contoh 6.
Kondisi pemurnian di kilang adalah sesuai Tabel 2:
Degumming
Dosis asam fosfat, H3PO4 (%) 0,06
Suhu (oC) 95
Waktu reaksi (menit) 20
Pemutihan
Bleachin earth Wac supreme
Dosis (% 1,5
Suhu (oC) 95
Waktu reaksi (menit) 30
Penyaring TC
Deodorisasi
Suhu (oC) 260
Waktu reaksi (menit) 90
20
Tabel 2
101

Analisis 3-MCPD dalam minyak murni ditentukan menggunakan


GC-MS berdasarkan Metode Resmi AOCS Cd 29a-13.
Minyak yang diekstraksi diuji 3-MCPD dan kandungan klorin
total dalam minyak yang diekstraksi (CPO). Mengacu pada Gambar
5 21, terlihat bahwa terjadi penurunan total klorin (TC) dalam
minyak terekstraksi (CPO) setelah langkah pencucian dari 2,19
ppm menjadi 0,73 ppm, yang juga mencerminkan nilai 3-MCPD yang
diperoleh dari minyak kelapa sawit yang dimurnikan, diputihkan
dan dihilangkan baunya masing-masing pada 1,78 ppm dan 0,94 ppm.
10
Contoh 8
Percobaan skala percontohan dilakukan pada 2 perkebunan dan
pabrik pengolahan minyak sawit di wilayah Selangor, Malaysia
Percobaan skala percontohan dilakukan pada 2 perkebunan dan
15 pabrik pengolahan minyak sawit, dimana TBS kelapa sawit
digunakan dan disimpan di tempat penyimpanan seberat 8MT,
masing-masing sesuai Gambar 22.
TBS kelapa sawit dipanen dan dimasukkan ke dalam tempat
penyimpanan (dalam waktu 3 jam setelah dipanen) dan diolah
20 dengan komposisi ethephon dengan konsentrasi 0,5% (dibuat sesuai
Contoh 1 di atas) dituangkan melalui pipa saluran masuk ke dalam
tempat penyimpanan. Volume komposisi ethephon didasarkan pada
ukuran wadah – misalnya, bin 1 MT menggunakan komposisi ethephon
volume 10L, dan bin 8MT menggunakan volume komposisi ethephon
25 80L. 120L komposisi ethephon digunakan untuk percobaan ini.
TBS kelapa sawit yang dipanen dimasukkan ke dalam tempat
penyimpanan yang “dimodifikasi” sesuai Gambar 22 dan 23 dan
ditimbang menggunakan jembatan timbang di perkebunan kelapa
sawit. Jaring baja berperforasi dipasang di bagian bawah wadah
30 (sesuai Gambar 23) adalah untuk mencegah TBS kelapa sawit
berkontak dengan komposisi ethephon yang dituangkan ke dalam
tempat penyimpanan. Komposisi ethephon mengalir masuk dan keluar
dari tempat penyimpanan melalui pipa saluran masuk dan keluar
yang dipasang di tempat penyimpanan yang “dimodifikasi”. Tempat
35 penyimpanan kemudian ditutup dengan kanvas, dan komposisi
ethephon dibiarkan menguap secara alami. Selama periode
102

inkubasi, tidak ada kontak antara TBS kelapa sawit dengan


komposisi ethephon. Kanvas digunakan untuk menutupi tempat
penyimpanan untuk menyediakan lingkungan tertutup (untuk
menjebak gas etilena yang dilepaskan dari penguapan komposisi
5 ethephon) karena proses pelepasan bekerja lebih baik di ruang
berselubung, karena penguapan komposisi ethephon, gas etilena
dilepaskan.
Kondisi proses (untuk komposisi ethephon) sesuai Tabel 3.
Parameter Nilai Perkataan
Ethephon (%, v/v) 0,5 Disesuaikan dengan
pH 9.0
Volume (L) 120 Untuk tempat
penyimpanan 8MT
Waktu inkubasi (jam) 24 Ditutupi dengan
kanvas
Suhu inkubasi (o C) Sekelilingnya

10 Tabel 3
Mengacu pada Gambar 24, dapat diamati bahwa pelepasan buah
setelah periode 24 jam TBS kelapa sawit yang dirawat berada di
atas 30 buah lepas/TBS kelapa sawit (% b/b). Sebaliknya, hanya
sekitar 5% buah yang terlepas dalam TBS kelapa sawit yang tidak
15 diolah setelah periode inkubasi 24 jam.
Selanjutnya, buah kelapa sawit yang lepas (dengan dan tanpa
perlakuan dengan komposisi ethephon) setelah proses sterilisasi
dikumpulkan untuk menjalani analisis kadar FFA untuk
perbandingan ditunjukkan pada Tabel 4.
20
FFA%
Replikasi Tidak Diberi Diberi
perlakuan perlakuan
1 1,98 1,02
2 2,04 0,90
3 2,03 0,90
4 2,87 1,15
103

5 3,03 1,00
6 2,75 1,08
Rata-rata 2,45 1,01
Standar Deviasi 0,48 0,10

Tabel 4
Dapat diringkas bahwa sampel yang diolah dengan ethephon
menunjukkan kandungan FFA (%) yang lebih rendah dibandingkan
5 dengan TBS yang tidak diolah.

Contoh 9
Karakterisasi analitik minyak sawit murni dan olein kelapa sawit
murni yang diekstraksi dari buah kelapa sawit yang diolah dengan
10 komposisi ethephon
Untuk pembuatan 1L komposisi ethephon dengan konsentrasi
0,5%, 12,5mL larutan stok ethephon dengan konsentrasi 40%
ditambahkan dengan 987,5mL air. Kemudian pH diatur menjadi 9
dengan 5M natrium hidroksida. 10 TBS diinkubasi semalaman dalam
15 tangki poli 100 galon dengan 500mL ethephon 0,5% pada pH 9.
Minyak murni diekstraksi dari buah kelapa sawit yang lepas
yang dikumpulkan dari tiga sumber berbeda: perkebunan, pabrik,
dan proses pemisahan buah yang diolah dengan ethephon. Untuk
menghasilkan minyak sawit murni, 15 kilogram buah kelapa sawit
20 yang lepas dicuci pada suhu ruang dengan merendamnya dalam air
dan diaduk secara manual selama 5 menit.
Perbandingan air untuk buah kelapa sawit longgar adalah
3:2. Setelah dibersihkan, buah kelapa sawit yang lepas
dipanaskan pada suhu 60°C selama 1 jam pada tekanan atmosfer.
25 Buah kelapa sawit longgar yang dimasak kemudian menjalani
pencernaan (<60 °C, 30 menit), menekan (< 60 °C, 10-15 menit)
dan sentrifugasi (4.500 rpm, 5 menit). Setelah itu, minyak hasil
ekstraksi difraksionasi untuk mendapatkan virgin palm olein.
Secara keseluruhan, dapat diringkas dari tabel di bawah ini
30 bahwa semua minyak sawit murni dan olein yang diekstraksi
mencapai spesifikasi standar CPO. Minyak sawit murni dan buah
104

yang diolah dengan ethephon ekstrak olein menunjukkan kualitas


yang lebih baik daripada buah lepas yang dikumpulkan dari
perkebunan dan pabrik dalam hal kandungan asam lemak bebas tanpa
mempengaruhi karakteristik lain yang tercantum dalam Tabel 5.
5
Minyak Sawit Olein Minyak
CPO
Parameter Uji Murni Murni
standar
A B C A B C
3,3 3,0 3,1
FFA (%) 3,5 maks 1 9 1,31 3,54 8 1,39
Kemerosotan 3,8 4,1 3,1
Pemutihan (DOBI) 2,5 menit 4 7 4,53 3,51 4 4,23
Materi yang mudah 0,2 0,1 0,3
menguap (VM) (%) 0,15 1 5 0,14 0,06 4 0,12
0,0 0,0 0,00 0,0 0,00
Pengotor (%) 0,02 02 02 2 0,002 02 2
Nilai peroksida (PV) 1,2 1,4 2,0
(meq /kg) 3 maks 1 7 1,52 1,92 8 2,22
Nilai asam (AV) 7,2 6,7 6,9
(mgKOH /g) 4 maks 5 7 2,86 7,75 7 3,05
UV TOTOX (nilai 0,6 1,1 0,76 1,2 1,18
oksidasi total) 1,8 maks 90 46 8 1,688 02 2
Nilai Yodium (IV) 53, 52, 55,
(g/100g) 52 - 55 6 1 50,2 55,1 4 53,9
ND ND ND ND ND
Kandungan Sabun (<1 (<1 (<10 ND (<1 (<10
(ppm) 0) 0) ) (<10) 0) )
Jumlah Klorin (ppm) 1,9 0,7 0,9 1,4 0,3 1,3
Tabel 5
A - Buah kelapa sawit yang lepas yang dikumpulkan dari pabrik
pengolahan minyak sawit
B - Buah kelapa sawit yang lepas yang dikumpulkan dari
10 perkebunan kelapa sawit
105

C – Buah kelapa sawit yang lepas yang terlepas dari TBS setelah
masa inkubasi 24 jam dengan komposisi ethephon pada konsentrasi
0,5% dalam wadah tertutup/penyimpanan

5 Contoh 10
Komposisi minyak sawit murni dan olein yang diekstraksi dari
buah kelapa sawit yang diolah dengan komposisi ethephon
Minyak sawit murni dan olein yang diekstraksi seperti
dijelaskan dalam Contoh 9 dikenai trigliserida, digliserida,
10 monogliserida, kandungan FFA, komposisi asam lemak dan analisis
kandungan lemak padat. Tabel 6 menunjukkan bahwa semua minyak
sawit murni dan olein yang diekstraksi mencapai spesifikasi
standar untuk kandungan trigliserida, digliserida, monogliserida
dan FFA. Minyak sawit murni yang diekstraksi dari buah kelapa
15 sawit yang lepas yang diolah dengan ethephon mengandung
trigliserida yang sedikit lebih tinggi dan digliserida yang
lebih rendah serta kandungan FFA yang lebih rendah daripada
minyak sawit murni yang diekstraksi dari buah kelapa sawit yang
lepas yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit dan pabrik
20 pengolahan minyak sawit. Tidak ada perbedaan signifikan yang
diamati pada komposisi asam lemak minyak sawit murni yang
diekstraksi dari 3 sumber berbeda; perkebunan, pabrik dan buah
kelapa sawit diberi perlakuan dengan komposisi ethephon (Tabel
7). Tabel 8 menunjukkan bahwa minyak sawit murni yang
25 diekstraksi dari buah kelapa sawit yang diolah dengan ethephon
mengandung lemak padat yang lebih tinggi pada 20°C dibandingkan
dengan buah kelapa sawit yang diekstraksi yang diperoleh dari
perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan minyak sawit.
Namun, sebagian besar lemak padat dapat dihilangkan melalui
30 fraksionasi seperti yang ditunjukkan oleh kandungan lemak padat
yang lebih rendah dalam minyak sawit murni (Tabel 8).
Ringkasnya, buah yang dihasilkan melalui perlakuan ethephon
menghasilkan minyak sawit murni dengan FFA lebih rendah dan
kandungan TAG lebih tinggi tanpa mempengaruhi komposisi asam
35 lemaknya.
106

Komposisi CPO Minyak Sawit Murni Olein Sawit Murni


Minyak standar A B C A B C
Trigliserida
> 90
(%) 93,8 95,9 97,2 94 94,1 96,6
Digliserida
(%) 2 - 8 5,9 3,9 2,7 5,8 5,7 3,2
FFA (%) 3 - 5 3,31 3,09 1,31 3,54 3,18 1,39

A - Buah kelapa sawit yang lepas yang dikumpulkan dari pabrik


pengolahan minyak sawit
B - Buah kelapa sawit yang lepas yang dikumpulkan dari
5 perkebunan kelapa sawit
C – Buah kelapa sawit yang lepas yang terlepas dari TBS setelah
masa inkubasi 24 jam dengan komposisi ethephon pada konsentrasi
0,5% dalam wadah tertutup/penyimpanan

10 Tabel 6
Nilai yang Minyak Sawit
Olein Sawit Murni
Diamati Murni
Komposisi
Minyak Olein
Asam Lemak
sawit Sawit A B C A B C
mentah Mentah
Asam laurat 0,0-
0,0-0,4 0 0 0 0,7 0 0,0
(%) 0,5
Asam miristat 0,9-
0,9-1,2 1,2 1,1 1,1 1,3 1,1 1,0
(%) 1,5
Asam palmitat 39,2- 38,2-
43,9 44,2 44,5 40,9 42,1 41,0
(%) 45,8 42,9
Asam stearat 3,7-
3,7-4,8 4,3 2,8 4,7 4,6 4,7 4,5
(%) 5,1
Asam Oleat 37,4- 39,8-
39,1 38 39,8 40,5 39,9 42,9
(%) 44,1 43,9
Asam linoleat 8,7- 10,4-
0,8 11,1 9 11,2 11,5 9,8
(%) 12,5 12,7
arakidat (%) 0,0- 0,2-0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 0,4
107

0,5
0,0-
Linolenat (%) 0,1-0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
0,6

Tabel 7
Komposisi asam lemak minyak sawit murni dan olein. Nilai yang
diamati untuk minyak sawit mentah dan olein masing-masing
5 didasarkan pada Standar Malaysia (MS) 814:2007 dan MS 816:2007.

Nilai Tersertifikasi Minyak Sawit Olein Sawit


Kandunga (ketidakpastian) Murni Murni
n Lemak Minyak
Olein Sawit
Padat sawit A B C A B C
Mentah
mentah
24,18 16, 21, 27,
N20 (%) 6,68 (1,14) 2,4 5,5 4,8
(1,09) 5 8 1
7,64
N30 (%) 1,4 (0,35) 5,2 7,5 7,9 0 0 0
(0,28)
1,25
N40 (%) - 0 1,5 1,8 0 0 0
(0,49)
N45 (%) - - 0 0 0 0 0 0

Tabel 8
Kandungan lemak padat dari minyak sawit murni dan olein. Nilai
10 bersertifikat untuk minyak sawit mentah dan olein didasarkan
pada bahan referensi standar minyak sawit MPOB untuk penentuan
kandungan lemak padat.

Ringkasan
15 Dari uraian di atas, dapat dibuktikan bahwa inventor dari
invensi ini secara mengejutkan menemukan bahwa invensi ini
menggunakan sedikitnya satu komposisi pematangan buah dalam
kombinasi dengan serangkaian proses pengolahan minyak sawit
mengarah pada produksi minyak sawit murni (dengan tingkat FFA
20 yang berkurang) dan/atau CPO yang rendah FFA, serta pengurangan
108

pembentukan kandungan 3-MCPD ketika minyak buah sawit mentah


dimurnikan (karena kandungan klorin total CPO sangat berkurang)
dan minyak sawit murni bebas 3-MCPD karena tidak diperlukan
pemurnian. Hal ini karena invensi ini mampu menghasilkan buah
5 kelapa sawit yang lepas dengan volume tinggi untuk menghasilkan
minyak buah sawit murni dalam skala komersial/massal. Dengan
menggunakan cara konvensional, buah kelapa sawit yang lepas yang
dihasilkan tidak cukup, sangat teroksidasi dan kualitasnya buruk
sehingga tidak mampu menghasilkan minyak buah sawit murni
10 berkualitas tinggi pada skala komersial. Memproduksi minyak buah
sawit murni menggunakan TBS tidak praktis karena strukturnya
tidak layak untuk mensterilkan TBS pada suhu rendah sekitar 60°C
karena waktu yang sangat lama untuk melakukannya.
Invensi ini dapat dilihat sebagai terobosan karena
15 memungkinkan pasokan terus-menerus dari buah kelapa sawit yang
lepas berkualitas baik untuk diproses lebih lanjut di pabrik
pengolahan minyak sawit untuk menghasilkan CPO berkualitas
tinggi dan/atau minyak sawit murni, khususnya untuk produksi
massal minyak sawit murni.
20 Dapat dipahami bahwa invensi ini menyediakan sarana untuk
menghasilkan a) CPO dengan kandungan klorin tereduksi (yang
merupakan prekursor untuk 3-MCPD) yang akan menghasilkan
pengurangan kadar 3-MCPD dalam minyak buah sawit yang
dimurnikan, b) minyak sawit murni dan fraksinya (yaitu olein
25 sawit murni dan stearin sawit murni) yang bebas 3-MCPD karena
tidak diperlukan tahap pemurnian lebih lanjut, c) untuk
menghasilkan CPO dengan kadar FFA serendah 0,5%, d) minyak sawit
murni dengan kadar FFA serendah 0,5% dan/atau e) kandungan
fosfor CPO dan/atau minyak sawit murni serendah 5 ppm.
30 Selanjutnya, dapat dipahami bahwa parameter untuk invensi
ini tidak jelas bagi orang yang ahli dalam bidang ini dan telah
ditentukan oleh inventor dari invensi ini berdasarkan berbagai
percobaan yang dilakukan, pengamatan, diskusi dan keahlian
gabungan, yang tidak akan dapat dilakukan ditentukan tanpa
35 banyak usaha dan analisis atau hanya dengan meninjau dan membaca
109

semua publikasi seperti yang tercantum di bagian 'Latar


Belakang' di atas.
Sementara invensi ini dijelaskan disini melalui contoh
menggunakan gambar ilustrasi dan perwujudan, harus dipahami
5 bahwa uraian rinci tidak dimaksudkan untuk membatasi invensi
pada perwujudan gambar atau gambar yang dijelaskan dan tidak
dimaksudkan untuk membatasi invensi pada hal tertentu. bentuk
yang diungkapkan tetapi sebaliknya invensi ini mencakup semua
modifikasi, ekuivalen dan alternatif yang mencakup dalam ruang
10 lingkup invensi ini.
Terminologi dan fraseologi yang digunakan disini hanya
digunakan untuk tujuan deskriptif dan tidak dimaksudkan untuk
membatasi ruang lingkup. Kata-kata seperti "mencakup",
"meliputi", "memiliki", "mengandung" atau "melibatkan" dan
15 variasi lainnya dimaksudkan untuk menjadi luas dan mencakup
materi pelajaran seperti yang dijelaskan mencakup padanan dan
materi pelajaran tambahan yang tidak dibacakan seperti komponen
lain atau langkah.
Invensi ini dijelaskan disini dengan berbagai perwujudan
20 dengan mengacu pada gambar terlampir dimana angka referensi yang
digunakan dalam gambar terlampir sesuai dengan fitur melalui
deskripsi. Namun, invensi ini dapat diwujudkan dalam berbagai
bentuk dan tidak boleh ditafsirkan sebagai terbatas pada
perwujudan yang ditetapkan disini. Oleh karena itu, perwujudan
25 disediakan sehingga pengungkapan ini akan menyeluruh dan lengkap
dan akan sepenuhnya menyampaikan ruang lingkup invensi kepada
mereka yang ahli dalam bidang ini. Nilai numerik dan kisaran dan
bahan seperti yang diberikan dalam uraian rinci diberi perlakuan
sebagai contoh saja dan tidak dimaksudkan untuk membatasi ruang
30 lingkup klaim dari invensi ini.
Berbagai modifikasi pada perwujudan-perwujudan ini seperti
yang dijelaskan disini tampak jelas bagi mereka yang ahli dalam
bidang ini dari uraian dan gambar-gambar yang menyertainya.
Uraian tersebut tidak dimaksudkan untuk terbatas pada
35 perwujudan-perwujudan ini seperti yang ditunjukkan dengan
gambar-gambar terlampir, tetapi untuk memberikan ruang lingkup
110

seluas mungkin yang konsisten dengan fitur-fitur baru dan


inventif yang diungkapkan. Oleh karena itu, invensi ini
diantisipasi untuk mempertahankan semua alternatif, modifikasi
dan variasi lain yang mencakup dalam ruang lingkup invensi ini
5 dan klaim terlampir.
111

Klaim:

1. Suatu proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah


dengan asam lemak bebas yang rendah (low free fatty acids
5 (FFA)), prosesnya mencakup langkah-langkah:
a. melapiskan (101) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
kombinasinya;
10 b. menginkubasi (102) TBS kelapa sawit selama periode
waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian;
c. memisahkan (103) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau
15 TBS yang terkupas sebagian untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas;
d. mengupas (104) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
untuk lebih lanjut menghasilkan buah kelapa sawit yang
lepas;
20 e. membersihkan buah kelapa sawit yang lepas hingga
partikel yang larut dan/atau tidak larut secara substansial
dihilangkan melalui pembersihan kering (105) dan/atau
pembersihan basah (106) selama periode waktu antara 1
hingga 60 menit dan efisiensi penghilangan partikel yang
25 tidak larut dan larut berada dalam kisaran antara 1% hingga
100%;
f. mengekstraksi buah sawit mentah yang tidak encer yang
mengandung fase berair antara 20 %berat hingga 60 %berat,
fase minyak antara 30% hingga 70 %berat, dan fase padat
30 tidak berminyak antara 0% hingga 10 %berat melalui
peralatan pengekstraksi minyak (107) yang meliputi unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202), unit penekan
(203) dan konveyor (200) untuk mengangkut buah kelapa sawit
yang lepas dari unit sterilisasi (201) ke unit penekan
35 (203);
112

g. memperoleh kembali minyak buah sawit mentah yang tidak


encer untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang tidak
encer yang diperoleh kembali;
h. mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer
5 yang diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk
menghasilkan minyak buah sawit yang encer yang mengandung
fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak
antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase padat tidak
berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat; dan
10 i. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah
sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang
tidak encer yang diperoleh kembali, yang diikuti dengan
pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan minyak buah
sawit mentah yang rendah FFA,
15 dimana
peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan
pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap;
kandungan klorin total minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm;
20 kadar fosfor minyak buah sawit mentah berkisar antara
5 ppm hingga 20 ppm; dan
kadar FFA minyak buah sawit mentah berada pada kisaran
antara 0,5% hingga 5%.

25 2. Proses menurut klaim 1, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah dari langkah a. yang berada dalam bentuk
cair, bentuk setengah cair, bentuk gas, bentuk setengah
gas, bentuk padat, bentuk setengah padat atau kombinasinya.

30 3. Proses menurut klaim 1 hingga 2, dimana langkah a.


dilakukan melalui penyemprotan, penuangan, penguapan,
injeksi langsung, desorpsi, pengeluaran atau kombinasinya.

4. Proses menurut klaim 1 hingga 3, dimana sedikitnya satu


35 komposisi pematangan buah tersebut meliputi gas etilena,
113

prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau


kombinasinya.

5. Proses menurut klaim 4, dimana sedikitnya satu komposisi


5 pematangan buah tersebut adalah gas etilena.

6. Proses menurut klaim 5, dimana gas etilena berasal dari


sumber eksogen, diproduksi secara endogen atau kombinasi
keduanya.
10
7. Proses menurut klaim 1 hingga 6, dimana sedikitnya satu
komposisi pematangan buah tersebut lebih lanjut digunakan
dalam kombinasi dengan komposisi pematangan buah kedua
seperti metil jasmonat, CGA 13'586, asam absisat (ABA) atau
15 kombinasinya.

8. Proses menurut klaim 1, dimana langkah b. dilakukan di


ruang berselubung seperti di tempat penyimpanan tertutup,
wadah tertutup, ruang tertutup atau kombinasinya.
20
9. Proses menurut klaim 8, dimana tekanan ruang berselubung
berada dalam kisaran 1 x 105 Pa hingga 5 x 105 Pa (1 bar
hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3% hingga
13% dan suhu berkisar antara 0 °C hingga 150 °C.
25
10. Proses menurut klaim 4 hingga 9, dimana konsentrasi gas
etilena berkisar antara 20 ppm hingga 2.400 ppm berdasarkan
volume ruang berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga
20.300 L atau 625 ppm hingga 10.000 ppm berdasarkan berat
30 TBS dalam kisaran antara 9 kg hingga 30 kg.

11. Proses menurut klaim 1, dimana langkah c. dilakukan melalui


metode seperti pemisahan mekanis, sistem konveyor dengan
atau tanpa kisi-kisi, jalur melandai pemuatan miring dengan
35 pelat yang dimasukkan di atas jalur melandai dengan sistem
kisi-kisi, ayakan, drum berputar, sarana getaran, pemisahan
114

melalui perbedaan densitas (udara atau air), menggunakan


kisi-kisi, getaran, pengisap udara, peniupan udara,
pengambangan cairan, penenggelaman cairan atau
kombinasinya.
5
12. Proses menurut klaim 1, dimana langkah d. dilakukan melalui
drum mekanis putar dengan pelat miring dan/atau lengan
pengocok selama periode waktu antara 1 hingga 30 menit
dengan kecepatan putar drum mekanis putar dalam rentang
10 antara 1 hingga 200 rpm.

13. Proses menurut klaim 1, dimana pembersihan kering (105)


dari langkah e. dilakukan dengan kisi-kisi sepanjang sistem
konveyor yang mengangkut buah kelapa sawit yang lepas yang
15 meniup dan/atau menghisap dengan kipas, mekanisme getaran
melalui peralatan pengekstraksi minyak terintegrasi,
menggunakan drum berputar dengan kisi-kisi dan/atau lubang,
ayakan, dan/atau gilingan perontok atau kombinasinya.

20 14. Proses menurut klaim 1, dimana pembersihan basah (106) dari


langkah e. dilakukan dengan mencuci buah kelapa sawit yang
lepas dengan air melalui cara apapun seperti perendaman,
percikan, penyemprotan atau kombinasinya pada kisaran suhu
antara 20 °C dan 99,9 °C.
25
15. Proses menurut klaim 14, dimana airnya adalah air yang
telah diproses normal, air suling, air hasil osmosis
terbalik, air pabrik pengolahan limbah, semua jenis air
dengan tingkat pH antara pH 5 hingga pH 10 (disukai antara
30 pH 7 hingga pH 8,5), air buangan yang diolah secara
biologis yang memiliki alkalinitas total 1.000-10.000 mg
kalsium karbonat (CaCO3) per liter atau kombinasinya.

16. Proses menurut klaim 1, dimana langkah f. adalah proses


35 kontinu atau batch, lebih disukai proses kontinu.
115

17. Proses menurut klaim 1, dimana unit sterilisasi (201)


meliputi corong (204) sebagai pemasukan saluran masuk dari
buah kelapa sawit yang lepas, sejumlah saluran masuk (205)
untuk pemasukan uap langsung dan/atau tidak langsung dan
5 saluran keluar pertama (206) untuk menghilangkan minyak
buah sawit mentah yang tidak encer dari ujung bawah unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202) terdiri dari
sejumlah saluran masuk (205) untuk pemasukan uap langsung
dan/atau tidak langsung dan saluran keluar kedua (207)
10 untuk menghilangkan minyak buah sawit mentah yang tidak
encer dari ujung bawah unit pencernaan (202) dan unit
penekan (203) terdiri dari sejumlah saluran masuk (205)
untuk pemasukan uap langsung dan/atau tidak langsung dan
saluran keluar ketiga (208) untuk mengeluarkan minyak buah
15 sawit mentah yang tidak encer dari ujung bawah unit penekan
(203).

18. Proses menurut klaim 17, dimana unit penekan (203) dari
peralatan pengekstraksi minyak satu tahap adalah untuk
20 menekan buah kelapa sawit yang lepas untuk menghasilkan
minyak buah sawit mentah yang tidak encer dan endapan yang
ditekan sebagian atau unit penekan (203) dari peralatan
pengekstraksi minyak multitahap adalah untuk menekan buah
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah
25 yang tidak encer dan endapan tekan.

19. Proses menurut klaim 17 hingga 18, endapan yang ditekan


sebagian diperoleh kembali, dicerna (111) dan ditekan (112)
untuk lebih lanjut menghasilkan minyak buah sawit mentah
30 yang tidak encer, dimana minyak buah sawit mentah yang
tidak encer diperoleh kembali dan dicampur dengan air
pengenceran (116) untuk menghasilkan minyak buah sawit
mentah yang encer dan lebih lanjut dijernihkan (113)
dan/atau disentrifugasi, dimurnikan (114) dan dikeringkan
35 (115) untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA atau minyak buah sawit mentah yang tidak encer
116

diperoleh kembali dan lebih lanjut dijernihkan (113)


dan/atau disentrifugasi, dimurnikan (114) dan dikeringkan
(115) untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA.
5
20. Proses menurut klaim 1, dimana unit sterilisasi (201), unit
pencernaan (202) dan unit penekan (203) ditampung sebagai
kompartemen tunggal dengan diameter yang sama atau unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202) dan unit penekan
10 (203) dibagi menjadi dua kompartemen, dimana perbandingan
diameter antara kompartemen pertama dan kompartemen kedua
dalam kisaran 1:1 hingga 10:1, lebih disukai dalam kisaran
antara 5:1 hingga 5:4 dan paling disukai dalam kisaran
antara 4:1 hingga 4:3 atau unit sterilisasi (201), unit
15 pencernaan (202) dan unit penekan (203) dibagi menjadi tiga
kompartemen, dimana perbandingan diameter antara unit
sterilisasi dan unit pencernaan dalam kisaran 1:1 hingga
10:1, lebih disukai dalam kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan
paling disukai dalam kisaran antara 4:1 hingga 4:3,
20 perbandingan diameter antara unit pencernaan dan unit
penekan dalam kisaran 1:1 hingga 10:1, lebih disukai dalam
kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan paling disukai dalam
kisaran antara 4:1 hingga 4:3.

25 21. Proses menurut klaim 20, dimana sterilisasi buah kelapa


sawit yang lepas di dalam unit sterilisasi (201) berkisar
antara 1 menit hingga 240 menit, pencernaan buah kelapa
sawit yang lepas di dalam unit pencernaan (202) berada
dalam kisaran antara 1 hingga 240 menit dan penekanan buah
30 kelapa sawit yang lepas di dalam unit penekan (203) berada
dalam kisaran antara 1 hingga 60 menit dengan tekanan
hidrolik selama penekanan buah sawit antara 1 x 106 Pa
hingga 100 x 106 Pa, 5 x 106 Pa hingga 50 x 106 Pa.

35 22. Proses menurut klaim 1, dimana peralatan pengekstraksi


minyak beroperasi dalam kisaran tekanan antara 1 x 105 Pa
117

hingga 5 x 106 Pa dan dalam kisaran suhu antara 61°C hingga


200°C.

23. Proses menurut klaim 1 hingga 22, dimana minyak buah sawit
5 mentah dipilih dari minyak sawit mentah, fraksi minyak
sawit mentah atau kombinasinya.

24. Proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah dengan


asam lemak bebas yang rendah (low free fatty acids (FFA)),
10 prosesnya mencakup langkah-langkah:
a. melapiskan (101) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
kombinasinya;
15 b. menginkubasi (102) TBS kelapa sawit selama periode
waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian;
c. memisahkan (103) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau
20 TBS yang terkupas sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan
buah kelapa sawit yang lepas;
d. membersihkan buah kelapa sawit yang lepas hingga
partikel yang larut dan/atau tidak larut secara substansial
dihilangkan melalui pembersihan kering (105) dan/atau
25 pembersihan basah (106) selama periode waktu antara 1
hingga 60 menit dan efisiensi penghilangan partikel yang
tidak larut dan larut berada dalam kisaran antara 1% hingga
100%;
e. mengekstraksi minyak buah sawit mentah yang tidak
30 encer yang mengandung fase berair antara 20 %berat hingga
80 %berat, fase minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat,
dan fase padat tidak berminyak antara 0 %berat 10 persen
berat; melalui peralatan pengekstraksi minyak (107) yang
meliputi unit sterilisasi (201), unit pencernaan (202),
35 unit penekan (203) dan konveyor (200) untuk mengangkut buah
118

kelapa sawit yang lepas dari unit sterilisasi (201) ke unit


penekan (203);
f. memperoleh kembali minyak buah sawit mentah yang tidak
encer untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang tidak
5 encer yang diperoleh kembali;
g. mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer
yang diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk
menghasilkan minyak buah sawit yang encer yang mengandung
fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak
10 antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase padat tidak
berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat; dan
h. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah
sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang
tidak encer yang diperoleh kembali, yang diikuti dengan
15 pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan minyak buah
sawit mentah yang rendah FFA,
dimana
peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan
pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap;
20 kandungan klorin total minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm;
kadar fosfor minyak buah sawit mentah berkisar antara
5 ppm hingga 20 ppm; dan
kadar FFA minyak buah sawit mentah berada pada kisaran
25 antara 0,5% hingga 5%.

25. Proses menurut klaim 24, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah dari langkah a. berada dalam bentuk cair,
bentuk setengah cair, bentuk gas, bentuk setengah gas,
30 bentuk padat, bentuk setengah padat atau kombinasinya.

26. Proses menurut klaim 24 hingga 25, dimana langkah a.


dilakukan melalui penyemprotan, penuangan, penguapan,
injeksi langsung, desorpsi, pengeluaran atau kombinasinya.
35
119

27. Proses menurut klaim 24 hingga 26, dimana sedikitnya satu


komposisi pematangan buah meliputi gas etilena, prekursor
etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya.

5 28. Proses menurut klaim 27, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah adalah gas etilena.

29. Proses menurut klaim 28, dimana gas etilena berasal dari
sumber eksogen, diproduksi secara endogen atau kombinasi
10 keduanya.

30. Proses menurut klaim 24 hingga 29, dimana sedikitnya satu


komposisi pematangan buah lebih lanjut digunakan dalam
kombinasi dengan komposisi pematangan buah kedua seperti
15 metil jasmonat, CGA 13'586, asam absisat (ABA) atau
kombinasinya.

31. Proses menurut klaim 24, dimana langkah b. dilakukan di


ruang berselubung seperti di tempat penyimpanan tertutup,
20 wadah tertutup, ruang tertutup atau kombinasinya.

32. Proses menurut klaim 31, dimana tekanan ruang berselubung


berada dalam kisaran 1 x 105 Pa hingga 5 x 105 Pa (1 bar
hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3% hingga
25 13% dan suhu dalam kisaran 0 °C hingga 150 °C.

33. Proses menurut klaim 27 hingga 32, dimana konsentrasi gas


etilena berkisar antara 20 ppm hingga 2.400 ppm berdasarkan
volume ruang berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga
30 20.300 L atau 625 ppm hingga 10.000 ppm berdasarkan berat
TBS dalam kisaran antara 9 kg hingga 30 kg.

34. Proses menurut klaim 24, dimana langkah c. dilakukan


melalui metode seperti pemisahan mekanis, sistem konveyor
35 dengan atau tanpa kisi-kisi, jalur melandai pemuatan miring
dengan pelat yang dimasukkan di atas jalur melandai dengan
120

sistem kisi-kisi, ayakan, drum berputar, sarana getaran,


pemisahan melalui perbedaan densitas (udara atau air),
menggunakan kisi-kisi, getaran, pengisap udara, peniupan
udara, pengambangan cairan, penenggelaman cairan atau
5 kombinasinya.

35. Proses menurut klaim 24, dimana pembersihan kering (105)


dari langkah d. dilakukan dengan kisi-kisi sepanjang sistem
konveyor yang mengangkut buah kelapa sawit yang lepas yang
10 meniup dan/atau menghisap dengan kipas, mekanisme getaran
melalui peralatan pengekstraksi minyak terintegrasi,
menggunakan drum berputar dengan kisi-kisi dan/atau lubang,
ayakan, dan/atau gilingan perontok atau kombinasinya.

15 36. Proses menurut klaim 24, dimana pembersihan basah (106)


dari langkah d. dilakukan dengan mencuci buah kelapa sawit
yang lepas dengan air melalui cara apapun seperti
perendaman, percikan, penyemprotan atau kombinasinya pada
kisaran suhu antara 20 °C dan 99,9 °C.
20
37. Proses menurut klaim 36, dimana airnya adalah air yang
telah diproses normal, air suling, air hasil osmosis
terbalik, air pabrik pengolahan limbah, semua jenis air
dengan tingkat pH antara pH 5 hingga pH 10 (disukai antara
25 pH 7 hingga pH 8,5), air buangan yang diolah secara
biologis yang memiliki alkalinitas total 1.000-10.000 mg
kalsium karbonat (CaCO3) per liter atau kombinasinya.

38. Proses menurut klaim 24, dimana langkah e. adalah proses


30 kontinu atau batch, lebih disukai proses kontinu.

39. Proses menurut klaim 24, dimana unit sterilisasi (201)


meliputi corong (204) sebagai pemasukan saluran masuk dari
buah kelapa sawit yang lepas, sejumlah saluran masuk (205)
35 untuk pemasukan uap langsung dan/atau tidak langsung dan
saluran keluar pertama (206) untuk menghilangkan minyak
121

buah sawit mentah yang tidak encer dari ujung bawah unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202) terdiri dari
sejumlah saluran masuk (205) untuk pemasukan uap langsung
dan/atau tidak langsung dan saluran keluar kedua (207)
5 untuk menghilangkan minyak buah sawit mentah yang tidak
encer dari ujung bawah unit pencernaan (202) dan unit
penekan (203) terdiri dari sejumlah saluran masuk (205)
untuk pemasukan uap langsung dan/atau tidak langsung dan
saluran keluar ketiga (208) untuk mengeluarkan minyak buah
10 sawit mentah yang tidak encer dari ujung bawah unit penekan
(203).

40. Proses menurut klaim 24, dimana unit penekan (203) dari
peralatan pengekstraksi minyak satu tahap adalah untuk
15 menekan buah kelapa sawit yang lepas untuk menghasilkan
minyak buah sawit mentah yang tidak encer dan endapan yang
ditekan sebagian atau unit penekan (203) dari peralatan
pengekstraksi minyak multitahap adalah untuk menekan buah
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah
20 yang tidak encer dan endapan tekan.

41. Proses menurut klaim 39 hingga 40, endapan yang ditekan


sebagian diperoleh kembali, dicerna (111) dan ditekan (112)
untuk lebih lanjut menghasilkan minyak buah sawit mentah
25 yang tidak encer, dimana minyak buah sawit mentah yang
tidak encer diperoleh kembali dan dicampur dengan air
pengenceran (116) untuk menghasilkan minyak buah sawit
mentah yang encer dan lebih lanjut dijernihkan (113)
dan/atau disentrifugasi, dimurnikan (114) dan dikeringkan
30 (115) untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA atau minyak buah sawit mentah yang tidak encer
diperoleh kembali dan lebih lanjut dijernihkan (113)
dan/atau disentrifugasi, dimurnikan (114) dan dikeringkan
(115) untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
35 rendah FFA.
122

42. Proses menurut klaim 24, dimana unit sterilisasi (201),


unit pencernaan (202) dan unit penekan (203) dimuat sebagai
satu kompartemen dengan diameter yang sama atau unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202) dan unit penekan
5 (203) dibagi menjadi dua kompartemen, dimana perbandingan
diameter antara kompartemen pertama dan kompartemen kedua
adalah dalam kisaran 1:1 hingga 10:1, lebih disukai dalam
kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan paling disukai dalam
kisaran antara 4:1 hingga 4:3 atau unit sterilisasi (201),
10 unit pencernaan (202) dan unit penekan (203) dibagi menjadi
tiga kompartemen, dimana perbandingan diameter antara unit
sterilisasi dan pencernaan unit dalam kisaran 1:1 hingga
10:1, lebih disukai dalam kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan
paling disukai dalam kisaran antara 4:1 hingga 4:3,
15 perbandingan diameter antara unit pencernaan dan unit
penekan dalam kisaran 1:1 hingga 10:1, lebih disukai dalam
kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan paling disukai dalam
kisaran antara 4:1 hingga 4:3.

20 43. Proses menurut klaim 24, dimana sterilisasi buah kelapa


sawit yang lepas di dalam unit sterilisasi (201) berkisar
antara 1 menit hingga 240 menit, pencernaan buah kelapa
sawit yang lepas di dalam unit pencernaan (202) berada
dalam kisaran antara 1 hingga 240 menit dan penekanan buah
25 kelapa sawit yang lepas di dalam unit penekan (203) berada
dalam kisaran antara 1 hingga 60 menit dengan tekanan
hidrolik selama penekanan buah kelapa sawit antara 1 x 106
Pa hingga 100 x 106 Pa, 5 x 106 Pa hingga 50 x 106 Pa.

30 44. Proses menurut klaim 24, dimana peralatan pengekstraksi


minyak beroperasi dalam kisaran tekanan antara 1 x 105 Pa
hingga 5 x 106 Pa dan dalam kisaran suhu antara 61°C hingga
200°C.
123

45. Proses menurut klaim 24 hingga 44, dimana minyak buah sawit
mentah dipilih dari minyak sawit mentah, fraksi minyak
sawit mentah atau kombinasinya.

5 46. Proses untuk memproduksi minyak buah kelapa sawit murni


mentah, prosesnya mencakup langkah-langkah:
a. melapiskan (401) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
10 kombinasinya;
b. menginkubasi (402) TBS kelapa sawit selama periode
waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian;
15 c. memisahkan (403) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau
TBS yang dikupas sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan
buah kelapa sawit yang lepas;
d. membersihkan buah kelapa sawit yang lepas hingga
partikel yang larut dan/atau tidak larut secara substansial
20 dihilangkan melalui pembersihan kering (404) dan/atau
pembersihan basah (405) selama periode waktu antara 1
hingga 60 menit dan efisiensi penghilangan partikel yang
tidak larut dan larut berada dalam kisaran antara 1% hingga
100%; dan
25 e. mengekstraksi minyak buah sawit murni mentah melalui
peralatan pengekstraksi minyak (406) yang meliputi unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202), unit penekan
(203) dan konveyor (200) untuk mengangkut buah kelapa sawit
yang lepas dari unit sterilisasi (201) ke unit penekan
30 (203), dimana
peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan
pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap;
peralatan pengekstraksi minyak beroperasi dalam
kisaran tekanan antara 1 x 105 Pa hingga 5 x 106 Pa dan dalam
35 kisaran suhu antara 55 °C hingga 65 °C, lebih disukai pada
60 °C;
124

kadar FFA minyak buah sawit murni mentah berkisar


antara 0,5% hingga 5%;
kadar fosfor minyak buah sawit murni mentah berkisar
antara 5 ppm hingga 20 ppm; dan
5 kandungan klorin total minyak buah sawit murni mentah
berada pada kisaran antara 0,5 ppm hingga 5 ppm.

47. Proses menurut klaim 46, dimana sedikitnya komposisi


pematangan buah dari langkah a. berada dalam bentuk cair,
10 bentuk setengah cair, bentuk gas, bentuk setengah gas,
bentuk padat, bentuk setengah padat atau kombinasinya.

48. Proses menurut klaim 46, dimana langkah a. dilakukan


melalui penyemprotan, penuangan, penguapan, injeksi
15 langsung, pengeluaran atau kombinasinya.

49. Proses menurut klaim 46 hingga 48, dimana sedikitnya satu


komposisi pematangan buah tersebut meliputi gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
20 kombinasinya.

50. Proses menurut klaim 49, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah tersebut adalah gas etilena.

25 51. Proses menurut klaim 50, dimana gas etilena berasal dari
sumber eksogen, diproduksi secara endogen atau kombinasi
keduanya.

52. Proses menurut klaim 46 hingga 51, dimana sedikitnya satu


30 komposisi pematangan buah tersebut lebih lanjut digunakan
dalam kombinasi dengan komposisi pematangan buah kedua
seperti metil jasmonat, CGA 13'586, asam absisat (ABA) atau
kombinasinya.
125

53. Proses menurut klaim 46 dimana langkah b. dilakukan di


ruang berselubung seperti di tempat penyimpanan tertutup,
wadah tertutup, ruang tertutup atau kombinasinya.

5 54. Proses menurut klaim 53, dimana tekanan ruang berselubung


berada dalam kisaran 1 x 105 Pa hingga 5 x 105 Pa (1 bar
hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3% hingga
13% dan suhu dalam kisaran 0 °C hingga 150 °C.

10 55. Proses menurut klaim 50 hingga 54, dimana konsentrasi gas


etilena berkisar antara 20 ppm hingga 2.400 ppm berdasarkan
volume ruang berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga
20.300 L atau 625 ppm hingga 10.000 ppm berdasarkan berat
TBS dalam kisaran antara 9 kg hingga 30 kg.
15
56. Proses menurut klaim 46, dimana langkah c. dilakukan
melalui metode seperti pemisahan mekanis, sistem konveyor
dengan atau tanpa kisi-kisi, jalur melandai pemuatan miring
dengan pelat yang dimasukkan di atas jalur melandai dengan
20 sistem kisi-kisi, ayakan, drum berputar, sarana getaran,
pemisahan melalui perbedaan densitas (udara atau air),
menggunakan kisi-kisi, getaran, pengisap udara, peniupan
udara, pengambangan cairan, penenggelaman cairan atau
kombinasinya.
25
57. Proses menurut klaim 46, dimana pembersihan kering (404)
dari langkah d. mengacu pada peniupan dan/atau pengisapan
dengan kipas, mekanisme getaran melalui peralatan
pengekstraksi minyak terpadu, menggunakan drum berputar
30 dengan kisi-kisi dan/atau lubang, ayakan, dan/atau perontok
gilingan atau kombinasinya.

58. Proses menurut klaim 46, dimana pembersihan basah (405)


dari langkah d. mengacu pada pencucian buah kelapa sawit
35 yang lepas dengan air melalui cara apapun seperti
126

perendaman, percikan, penyemprotan atau kombinasinya dalam


kisaran suhu antara 20 °C dan 99,9 °C.

59. Proses menurut klaim 58, dimana airnya adalah air yang
5 telah diproses normal, air suling, air hasil osmosis
terbalik, air pabrik pengolahan limbah, semua jenis air
dengan tingkat pH antara pH 5 hingga pH 10 (disukai antara
pH 7 hingga pH 8,5), air buangan yang diolah secara
biologis yang memiliki alkalinitas total 1.000-10.000 mg
10 kalsium karbonat (CaCO3) per liter atau kombinasinya.

60. Proses menurut klaim 46, dimana langkah e. adalah proses


kontinu atau batch, lebih disukai proses kontinu.

15 61. Proses menurut klaim 46, dimana unit sterilisasi (201)


meliputi corong (204) sebagai pemasukan saluran masuk dari
buah kelapa sawit yang lepas, sejumlah saluran masuk (205)
untuk pemasukan uap langsung dan/atau tidak langsung dan
saluran keluar pertama (206) untuk menghilangkan minyak
20 buah sawit mentah yang tidak encer dari ujung bawah unit
sterilisasi (201), unit pencernaan (202) terdiri dari
sejumlah saluran masuk (205) untuk pemasukan uap langsung
dan/atau tidak langsung dan saluran keluar kedua (207)
untuk menghilangkan minyak buah sawit mentah yang tidak
25 encer dari ujung bawah unit pencernaan (202) dan unit
penekan (203) terdiri dari sejumlah saluran masuk (205)
untuk pemasukan uap langsung dan/atau tidak langsung dan
saluran keluar ketiga (208) untuk mengeluarkan minyak buah
sawit mentah yang tidak encer dari ujung bawah unit penekan
30 (203).

62. Proses menurut klaim 46, dimana unit sterilisasi (201),


unit pencernaan (202) dan unit penekan (203) dimuat sebagai
satu kompartemen dengan diameter yang sama atau unit
35 sterilisasi (201), unit pencernaan (202) dan unit penekan
(203) dibagi menjadi dua kompartemen, dimana perbandingan
127

diameter antara kompartemen pertama dan kompartemen kedua


dalam kisaran 1:1 hingga 10:1, lebih disukai dalam kisaran
antara 5:1 hingga 5:4 dan paling disukai dalam kisaran
antara 4:1 hingga 4:3 atau unit sterilisasi (201), unit
5 pencernaan (202) dan unit penekan (203) dibagi menjadi tiga
kompartemen, dimana perbandingan diameter antara unit
sterilisasi dan unit pencernaan dalam kisaran 1:1 hingga
10:1, lebih disukai dalam kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan
paling disukai dalam kisaran antara 4:1 hingga 4:3,
10 perbandingan diameter antara unit pencernaan dan unit
penekan berada dalam kisaran 1:1 hingga 10:1, lebih disukai
dalam kisaran antara 5:1 hingga 5:4 dan paling disukai
dalam kisaran antara id 4:1 hingga 4:3.

15 63. Proses menurut klaim 46, dimana sterilisasi buah kelapa


sawit yang di dalam unit sterilisasi (201) berkisar antara
1 menit hingga 240 menit, pencernaan buah kelapa sawit yang
lepas di dalam unit pencernaan (202) berada dalam kisaran
antara 1 hingga 240 menit dan penekanan buah kelapa sawit
20 yang lepas di dalam unit penekan (203) berada dalam kisaran
antara 1 hingga 60 menit dengan tekanan hidrolik selama
penekanan buah kelapa sawit antara 1 x 106 Pa hingga 100 x
106 Pa, 5 x 106 Pa hingga 50 x 106 Pa.

25 64. Proses menurut klaim 63, dimana unit penekan (203) dari
peralatan pengekstraksi minyak satu tahap adalah untuk
menekan buah kelapa sawit yang lepas untuk menghasilkan
minyak buah kelapa sawit murni mentah dan endapan yang
ditekan sebagian atau unit penekan (203) dari peralatan
30 pengekstraksi minyak multitahap adalah untuk menekan buah
kelapa sawit untuk menghasilkan minyak buah kelapa sawit
mentah.

65. Proses menurut klaim 64, endapan yang ditekan sebagian


35 diperoleh kembali, dicerna (414) dan ditekan (415) untuk
lebih lanjut menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
128

tidak encer, dimana minyak buah sawit mentah yang tidak


encer diperoleh kembali dan dicampur dengan air pengenceran
(416) untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang
encer dan lebih lanjut dijernihkan (417) dan/atau
5 disentrifugasi, dimurnikan (418) dan dikeringkan (419)
untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang rendah FFA
atau minyak buah sawit mentah yang tidak encer diperoleh
kembali dan lebih lanjut dijernihkan (417) dan/atau
disentrifugasi, dimurnikan (418) dan dikeringkan (419)
10 untuk menghasilkan minyak buah sawit mentah yang rendah FFA
dengan kadar FFA dalam kisaran antara 0,5% hingga 5%.

66. Proses menurut klaim 65, dimana minyak buah sawit mentah
dipilih dari minyak sawit mentah, fraksi minyak sawit
15 mentah atau kombinasinya.

67. Proses menurut klaim 64, dimana minyak buah sawit murni
mentah lebih lanjut diperoleh kembali, menjalani langkah
pemisahan pasir (desanding) (407), langkah pemisahan
20 pertama (408), langkah pemisahan kedua (409), pemurnian
(410) dan pengeringan (411) untuk menghasilkan minyak buah
sawit murni.

68. Proses menurut klaim 67, minyak buah sawit murni dipilih
25 dari minyak sawit murni, fraksi minyak sawit murni atau
kombinasinya.

69. Proses menurut klaim 68, dimana minyak sawit murni, fraksi
minyak sawit murni atau kombinasinya bebas 3-
30 monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD).

70. Proses menurut klaim 68 hingga 69, dimana minyak sawit


murni disaring (412) dan difraksionasi (413) menjadi olein
sawit murni dan stearin sawit murni.
35
129

71. Proses untuk memproduksi minyak buah sawit murni mentah,


prosesnya mencakup langkah-langkah:
a. melapiskan (501) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
5 hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
kombinasinya;
b. menginkubasi (502) TBS kelapa sawit selama periode
waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
10 sebagian;
c. memisahkan (503) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau
TBS yang dikupas sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan
buah kelapa sawit yang lepas;
d. mengupas (504) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
15 untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas;
e. mensterilisasi (505) buah kelapa sawit yang lepas
selama periode waktu antara 1 hingga 240 menit untuk
menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan dalam
kisaran suhu antara 55 °C hingga 65 °C, lebih disukai pada
20 60 °C;
f. mencerna (506) buah kelapa sawit yang disterilkan
selama periode waktu retensi antara 1 hingga 240 menit
untuk menghasilkan buah sawit yang dicerna dalam kisaran
suhu antara 25°C hingga 99,9°C;
25 g. menekan (507) buah sawit yang telah dicerna selama
periode waktu antara 1 hingga 60 menit untuk menghasilkan
buah sawit yang ditekan dan minyak buah sawit murni mentah
dalam kisaran suhu antara 55 °C hingga 65°C, lebih disukai
pada 60 °C;
30 h. memperoleh kembali buah kelapa sawit murni mentah yang
diikuti dengan langkah pemisahan pasir (desanding) (508),
langkah pemisahan pertama (509), langkah pemisahan kedua
(510), pemurnian (511) dan pengeringan (512) untuk
menghasilkan minyak buah kelapa sawit murni,
35 dimana
130

kadar FFA minyak buah sawit murni mentah berkisar


antara 0,5% hingga 5%;
kadar fosfor minyak buah sawit murni mentah berkisar
antara 5 ppm hingga 20 ppm; dan
5 kandungan klorin total minyak buah sawit murni mentah
berada pada kisaran antara 0,5 ppm hingga 5 ppm.

72. Proses menurut klaim 71, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah dari langkah a. berada dalam bentuk cair,
10 bentuk setengah cair, bentuk gas, bentuk setengah gas,
bentuk padat, bentuk setengah padat atau kombinasinya.

73. Proses menurut klaim 71, dimana langkah a. dilakukan


melalui penyemprotan, penuangan, penguapan, injeksi
15 langsung, desorpsi, pengeluaran atau kombinasinya.

74. Proses menurut klaim 71 hingga 73, dimana sedikitnya satu


komposisi pematangan buah tersebut meliputi gas etilena,
prekursor etilena, bahan penghasil etilena atau
20 kombinasinya.

75. Proses menurut klaim 74, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah adalah gas etilena.

25 76. Proses menurut klaim 75, dimana gas etilena berasal dari
sumber eksogen, diproduksi secara endogen atau kombinasi
keduanya.

77. Proses menurut klaim 71 hingga 76, dimana sedikitnya satu


30 komposisi pematangan buah lebih lanjut digunakan dalam
kombinasi dengan komposisi pematangan buah kedua seperti
metil jasmonat, CGA 13'586, asam absisat (ABA) atau
kombinasinya.
131

78. Proses menurut klaim 71, dimana langkah b. dilakukan di


ruang berselubung seperti di tempat penyimpanan tertutup,
wadah tertutup, ruang tertutup atau kombinasinya.

5 79. Proses menurut klaim 71, dimana tekanan ruang berselubung


berada dalam kisaran 1 x 105 Pa hingga 5 x 105 Pa (1 bar
hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3% hingga
13% dan suhu dalam kisaran 0 °C hingga 150 °C.

10 80. Proses menurut klaim 74 hingga 79, dimana konsentrasi gas


etilena berkisar antara 20 ppm hingga 2.400 ppm berdasarkan
volume ruang berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga
20.300 L atau 625 ppm hingga 10.000 ppm berdasarkan berat
TBS dalam kisaran antara 9 kg hingga 30 kg.
15
81. Proses menurut klaim 71, dimana langkah c. dilakukan
melalui metode seperti pemisahan mekanis, sistem konveyor
dengan atau tanpa kisi-kisi, jalur melandai pemuatan miring
dengan pelat yang dimasukkan di atas jalur melandai dengan
20 sistem kisi-kisi, ayakan, drum berputar, sarana getaran,
pemisahan melalui perbedaan densitas (udara atau air),
menggunakan kisi-kisi, getaran, pengisap udara, peniupan
udara, pengambangan cairan, penenggelaman cairan atau
kombinasinya.
25
82. Proses menurut klaim 71, dimana langkah d. dilakukan
melalui drum mekanis putar dengan pelat miring dan/atau
lengan pengocok selama periode waktu antara 1 hingga 30
menit dengan kecepatan putar drum mekanis putar dalam
30 rentang antara 1 hingga 200 rpm.

83. Proses menurut klaim 71, dimana langkah e. dilakukan


melalui sterilisasi kontinu, sterilisasi batch, uap jenuh
atau tidak jenuh, sterilisasi gelombang mikro atau
35 sterilisasi konvensional (horizontal atau vertikal), lebih
disukai sterilisasi kontinu dalam kondisi tidak bertekanan.
132

84. Proses menurut klaim 71 hingga 83, dimana minyak buah sawit
murni dipilih dari minyak sawit murni, fraksi minyak sawit
murni atau kombinasinya.
5
85. Proses menurut klaim 84, dimana minyak sawit murni, fraksi
minyak sawit murni atau kombinasinya bebas 3-
monokloropropana-1,2-diol (3-MCPD).

10 86. Proses menurut klaim 84 hingga 85, dimana minyak sawit


murni disaring (513) dan difraksionasi (514) menjadi olein
sawit murni dan stearin sawit murni.

87. Proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah yang


15 rendah FFA (asam lemak bebas), prosesnya mencakup langkah-
langkah:
a. melapiskan (301) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
20 kombinasinya;
b. menginkubasi (302) TBS kelapa sawit selama periode
waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian;
25 c. memisahkan (303) buah kelapa sawit yang lepas dan/atau
TBS yang dikupas sebagian untuk lebih lanjut menghasilkan
buah kelapa sawit yang lepas;
d. mengupas (304) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
untuk menghasilkan buah kelapa sawit yang lepas;
30 e. mensterilisasi (305) buah kelapa sawit yang lepas
selama periode waktu antara 1 hingga 240 menit untuk
menghasilkan buah kelapa sawit yang disterilkan dalam
kisaran suhu antara 50°C hingga 180°C;
f. mencerna (306) buah kelapa sawit yang disterilkan
35 selama periode waktu retensi antara 1 hingga 240 menit
133

untuk menghasilkan buah sawit yang dicerna dalam kisaran


suhu antara 25°C hingga 99,9°C;
g. menekan (307) buah sawit yang dicerna selama periode
waktu antara 1 hingga 60 menit untuk menghasilkan buah
5 sawit yang ditekan dan buah sawit mentah yang tidak encer
yang mengandung fase berair antara 20 %berat hingga 80
%berat, fase minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat dan
fase padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat
dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C;
10 h. memperoleh kembali minyak buah sawit mentah yang tidak
encer untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang tidak
encer yang diperoleh kembali;
i. mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer
yang diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk
15 menghasilkan minyak buah sawit mentah yang encer yang
mengandung fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat,
fase minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase
padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat; dan
j. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah
20 sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang
tidak encer yang diperoleh kembali, yang diikuti dengan
pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan minyak buah
sawit mentah yang rendah FFA,
dimana
25 peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan
pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap;
kandungan klorin total minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm;
kadar fosfor minyak buah sawit mentah berkisar antara
30 5 ppm hingga 20 ppm; dan
kadar FFA minyak buah sawit mentah berada pada kisaran
antara 0,5% hingga 5%.

88. Proses menurut klaim 87, dimana sedikitnya satu komposisi


35 pematangan buah dari langkah a. berada dalam bentuk cair,
134

bentuk setengah cair, bentuk gas, bentuk setengah gas,


bentuk padat, bentuk setengah padat atau kombinasinya.

89. Proses menurut klaim 87, dimana langkah a. dilakukan


5 melalui penyemprotan, penuangan, penguapan, injeksi
langsung, desorpsi, pengeluaran atau kombinasinya.

90. Proses menurut klaim 87 hingga 89, dimana sedikitnya satu


komposisi pematangan buah meliputi gas etilena, prekursor
10 etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya.

91. Proses menurut klaim 90, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah adalah gas etilena.

15 92. Proses menurut klaim 91, dimana gas etilena berasal dari
sumber eksogen, diproduksi secara endogen atau kombinasi
keduanya.

93. Proses menurut klaim 87 hingga 92, dimana sedikitnya satu


20 komposisi pematangan buah lebih lanjut digunakan dalam
kombinasi dengan komposisi pematangan buah kedua seperti
metil jasmonat, CGA 13'586, asam absisat (ABA) atau
kombinasinya.

25 94. Proses menurut klaim 87, dimana langkah b. dilakukan di


ruang berselubung seperti di tempat penyimpanan tertutup,
wadah tertutup, ruang tertutup atau kombinasinya.

95. Proses menurut klaim 94, dimana tekanan ruang berselubung


30 berada dalam kisaran 1 x 105 Pa hingga 5 x 105 Pa (1 bar
hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3% hingga
13% dan suhu pada kisaran 0 °C hingga 150 °C.

96. Proses menurut klaim 90 hingga 95, dimana konsentrasi gas


35 etilena berkisar antara 20 ppm hingga 2.400 ppm berdasarkan
volume ruang berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga
135

20.300 L atau 625 ppm hingga 10.000 ppm berdasarkan berat


TBS dalam kisaran antara 9 kg hingga 30 kg.

97. Proses menurut klaim 87, dimana langkah c. dilakukan


5 melalui metode seperti pemisahan mekanis, sistem konveyor
dengan atau tanpa kisi-kisi, jalur melandai pemuatan miring
dengan pelat yang dimasukkan di atas jalur melandai dengan
sistem kisi-kisi, ayakan, drum berputar, sarana getaran,
pemisahan melalui perbedaan densitas (udara atau air),
10 menggunakan kisi-kisi, getaran, pengisap udara, peniupan
udara, pengambangan cairan, penenggelaman cairan atau
kombinasinya.

98. Proses menurut klaim 87, dimana langkah d. dilakukan


15 melalui drum mekanis putar dengan pelat miring dan/atau
lengan pengocok selama periode waktu antara 1 hingga 30
menit dengan kecepatan putar drum mekanis putar dalam
rentang antara 1 hingga 200 rpm.

20 99. Memproses menurut klaim 87, dimana langkah e. dilakukan


melalui sterilisasi kontinu, sterilisasi batch, uap jenuh
atau tidak jenuh, sterilisasi gelombang mikro atau
sterilisasi konvensional (horizontal atau vertikal), lebih
disukai sterilisasi kontinu dalam kondisi tidak bertekanan.
25
100. Proses menurut klaim 87 hingga 99, dimana minyak buah sawit
mentah dipilih dari minyak sawit mentah, fraksi minyak
sawit mentah atau kombinasinya.

30 101. Proses untuk memproduksi minyak buah sawit mentah yang


rendah asam lemak bebas (low free fatty acids (FFA)),
prosesnya mencakup langkah-langkah:
a. melapiskan (301) tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
dengan sedikitnya satu komposisi pematangan buah seperti
35 hormon tanaman, bahan kimia, biokimia, enzim atau
kombinasinya;
136

b. menginkubasi (302) TBS kelapa sawit selama periode


waktu antara 1 hingga 48 jam untuk menghasilkan buah kelapa
sawit yang lepas dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas
sebagian;
5 c. mensterilisasi (305) buah kelapa sawit yang lepas
dan/atau TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian dalam
periode waktu antara 1 hingga 240 menit untuk menghasilkan
buah kelapa sawit yang disterilkan dan/atau TBS yang
dikupas sebagian yang disterilkan pada kisaran suhu antara
10 50°C hingga 180 °C;
d. mengupas (304) TBS kelapa sawit yang dikupas sebagian
yang telah disterilkan untuk lebih lanjut menghasilkan buah
kelapa sawit yang lepas yang telah disterilkan dan tandan
buah kosong;
15 e. mencerna (306) buah kelapa sawit yang disterilkan
selama periode waktu retensi antara 1 hingga 240 menit
untuk menghasilkan buah sawit yang dicerna dalam kisaran
suhu antara 25°C hingga 99,9°C;
f. menekan (307) buah sawit yang dicerna selama periode
20 waktu antara 1 hingga 60 menit untuk menghasilkan buah
sawit yang ditekan dan buah sawit mentah yang tidak encer
yang mengandung fase berair antara 20 %berat hingga 80
%berat, fase minyak antara 20 %berat hingga 60 %berat dan
fase padat tidak berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat
25 dalam kisaran suhu antara 25°C hingga 99,9°C;
g. memperoleh kembali minyak buah sawit mentah yang tidak
encer untuk membentuk minyak buah sawit mentah yang tidak
encer yang diperoleh kembali;
h. mencampur minyak buah sawit mentah yang tidak encer
30 yang diperoleh kembali dengan air pengenceran untuk
menghasilkan minyak buah sawit yang encer yang mengandung
fase berair antara 20 %berat hingga 80 %berat, fase minyak
antara 20 %berat hingga 60 %berat dan fase padat tidak
berminyak antara 0 %berat hingga 10 %berat; dan
35 i. menjernihkan dan/atau mensentrifugasi minyak buah
sawit mentah yang encer atau minyak buah sawit mentah yang
137

tidak encer yang diperoleh kembali, yang diikuti dengan


pemurnian dan pengeringan untuk menghasilkan minyak buah
sawit mentah yang rendah FFA,
dimana
5 peralatan pengekstraksi minyak adalah peralatan
pengekstraksi minyak satu tahap atau multitahap;
kandungan klorin total minyak buah sawit mentah yang
rendah FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm;
kadar fosfor minyak buah sawit mentah berkisar antara
10 5 ppm hingga 20 ppm; dan
kadar FFA minyak buah sawit mentah berada pada kisaran
antara 0,5% hingga 5%.
dimana
kandungan klorin total minyak buah sawit mentah yang
15 rendah FFA berkisar antara 0,5 ppm hingga 5 ppm; dan
kadar FFA minyak buah sawit mentah berada pada kisaran
antara 0,5% hingga 5%.

102. Proses menurut klaim 101, dimana sedikitnya satu komposisi


20 pematangan buah dari langkah a. berada dalam bentuk cair,
bentuk setengah cair, bentuk gas, bentuk setengah gas,
bentuk padat, bentuk setengah padat atau kombinasinya.

103. Proses menurut klaim 101, dimana langkah a. dilakukan


25 melalui penyemprotan, penuangan, penguapan, injeksi
langsung, desorpsi, pengeluaran atau kombinasinya.

104. Proses menurut klaim 101 hingga 103, dimana sedikitnya satu
komposisi pematangan buah meliputi gas etilena, prekursor
30 etilena, bahan penghasil etilena atau kombinasinya.

105. Proses menurut klaim 104, dimana sedikitnya satu komposisi


pematangan buah adalah gas etilena.
138

106. Proses menurut klaim 105, dimana gas etilena berasal dari
sumber eksogen, diproduksi secara endogen atau kombinasi
keduanya.

5 107. Proses menurut klaim 101 hingga 106, dimana sedikitnya satu
komposisi pematangan buah lebih lanjut digunakan dalam
kombinasi dengan komposisi pematangan buah kedua seperti
metil jasmonat, CGA 13'586, asam absisat (ABA) atau
kombinasinya.
10
108. Proses menurut klaim 101, dimana langkah b. dilakukan di
ruang berselubung seperti di tempat penyimpanan tertutup,
wadah tertutup, ruang tertutup atau kombinasinya.

15 109. Proses menurut klaim 108, dimana tekanan ruang berselubung


berada dalam kisaran 1 x 105 Pa hingga 5 x 105 Pa (1 bar
hingga 5 bar), kandungan karbon dioksida antara 3% hingga
13% dan suhu dalam kisaran 0 °C hingga 150 °C.

20 110. Proses menurut klaim 104 hingga 109, dimana konsentrasi gas
etilena berkisar antara 20 ppm hingga 2.400 ppm berdasarkan
volume ruang berselubung dalam kisaran antara 150 L hingga
20.300 L atau 625 ppm hingga 10.000 ppm berdasarkan berat
TBS dalam kisaran antara 9 kg hingga 30 kg.
25
111. Proses menurut klaim 101, dimana langkah c. dilakukan
melalui sterilisasi kontinu, sterilisasi batch, uap jenuh
atau tidak jenuh, sterilisasi gelombang mikro atau
sterilisasi konvensional (horizontal atau vertikal), lebih
30 disukai sterilisasi kontinu dalam kondisi tidak bertekanan.

112. Memproses menurut klaim 101, dimana langkah d. dilakukan


melalui drum mekanis putar dengan pelat miring dan/atau
lengan pengocok selama periode waktu antara 1 hingga 30
35 menit dengan kecepatan putar drum mekanis putar dalam
rentang antara 1 hingga 200 rpm.
139

113. Proses menurut klaim 101, dimana langkah e. dilakukan


melalui sterilisasi kontinu, sterilisasi batch, uap jenuh
atau tidak jenuh, sterilisasi gelombang mikro atau
5 sterilisasi konvensional (horizontal atau vertikal), lebih
disukai sterilisasi kontinu dalam kondisi tidak bertekanan.

114. Proses menurut klaim 101 hingga 113, dimana minyak buah
sawit mentah dipilih dari minyak sawit mentah, fraksi
10 minyak sawit mentah atau kombinasinya.

Anda mungkin juga menyukai