Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Kelapa sawit merupakan
suatu tumbuhan atau pohon. Bunga dan buahnya berupa tandan dan bercabang
banyak. Kelapa sawit memiliki buah yang berukuran kecil dan apabila sudah matang
akan berwarna merah kehitaman, daging buahnya berbentuk padat dan mengandung
minyak. Minyak dari kelapa sawit ini umumnya digunakan sebagai minyak goreng.
Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam peruntukannya karena beragam
sifat yang dimilikinya, yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya
lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah yang menghasilkan
minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goring dan
berbagai jenis turunannya.
1.1.2. Sejarah Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika barat,
merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas
lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelapa sawit
pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848.
Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor
(Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari
Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Awalnya tanaman kelapa sawit
dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman untuk
tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.
Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet
(orang Belgia ), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang.
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai
bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa
pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan
perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada
sehingga produksi minyak sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada
tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton
minyak sawit.
Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia,
pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alasan politik dan keamanan). Untuk
mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira militer di setiap
jenjang manejemen perkebunan. Pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh
Militer) yang merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer. Perubahan
manejemen dalam perkebunan dan kondisi social politik serta keamanan dalam negeri
yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit menurun dan posisi
Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan
dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan
baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha
dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan
perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat.
Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan
Inti Rakyat Perkebunan (PIR – BUN).
Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dengan pesat di Indonesia.
Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk olahannya. Ekspor
minyak sawit (CPO) Indonesia antara lain ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan
Jerman, sedangkan untuk produk minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke
Belanda, Amerika Serikat dan Brasil.
Dalam Sejarah sawit indonesia tercatat bahwa sampai pertengahan tahun 1970
an minyak kelapa merupakan pemasok utama dalam kebutuhan minyak nabati dalam
negeri. Baik minyak goreng maupun industri pangan lainnya lebih banyak
menggunakan minyak kelapa dari pada minyak sawit. Produksi kelapa yang
cenderung menurun selam 20 tahun terakhir ini menyebabkan pasokannya tidak
terjamin, sehingga timbul krisis minyak kelapa pada awal tahun 1970. Di sisi lain,
produksi minyak kelapa sawit cenderung meningkat sehingga kedudukan minyak
kelapa digantikan oleh kelapa sawit, terutama dalam industri minyak goreng. Dari
segi perolehan devisa, selama beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik.
Volume ekspor selama dekade terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi
peningkatannya tidak selalu diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal ini terjdi
karena adanya fluktuasi harga di pasaran Internasional.
1.1.3. Ciri-ciri Fisiologi Kelapa Sawit
Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan
pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman
salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

Batang
Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun.
Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa.

Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain
itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi.

Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari
tiap pelapah.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

b) Mesoskarp, serabut buah

c) Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti
berkualitas tinggi.
1.1.4. Manfaat Kelapa Sawit
Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari kelapa sawit
yang sudah diolah bagi kehidupan manusia dan juga sekitarnya. berikut ini adalah
manfaat praktis dari kelapa sawit :
a. Sebagai minyak goreng
Manfaat kelapa sawit yang pertama adalah sebagai bahan baku pembuatan
minyak goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran merupakan jenis
minyak goreng yang berasal dari hasil olahan kelapa sawit. Tidak dapat dipungkiri
memang, minyak goreng merupakan salah satu sari sembilan bahan pokok yang
paling banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik itu kalangan rumah tangga,
restoran, dan juga berbagai industri makanan, seperti pembuatan keripik.
b. Sebagai campuran bahan bakar biodiesel
Diesel merupakan salah satu jenis mesin yang memiliki keunggulan, terutama
untuk kendaraan niaga dan pertambangan, yang membutuhkan tenaga dalam jumlah
torsi yang besar untuk mengangkut hasil kebun, tambang dan juga pendistribusian
komoditas antar daerah. Selain itu, diesel juga sering dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Bahan bakar utama dari diesel dapat diperoleh dengan
menggunakan campuran dari minyak kelapas sawit, yang dinilai rama lingkungan,
dibandingkan bahan bakar diesel biasa.
c. Sebagai pelumas
Minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa sawit
juga dapat dimanfaatkan sebagai pelumas. Kebanyakan, pelumas dari minyak kelapa
sawit ini digunakan untuk melumasi bagian luar dari mesin dan juga perangkat
lainnya. Bahkan ada beberapa jenis mesin 2 tak, menggunakan minyak goreng kelapa
sawit sebagai bahan campuran pada oli sampingnya.

d. Bahan pembuatan mentega


Menntega merupakan bahan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, baik itu untuk menumis hingga membuat kue. Salah satu bahan utama dar
pembuatan mentega adalah minyak kelapa sawit

e. Bahan pembuatan pomade


Saat ini, pomade merupakan salah satu bahan kosmetik yang banyak
digunakan, karena sesuai dengan trend gaya rambut. Siapa sangka, ternyata pomade
juga dibuat dengan menggunakan bahan dasar dari manfaat kelapa sawit yang dibuat
menjadi minyak.

f. Bahan pembuatan lotion dan juga cream kulit


Selain pomade, berbagai macam krim dan juga lotion yang biasa kita gunakan
pada kulit kita juga terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa sawit, yang
diformulasikan dengan menggunakan berbagai macam bahan berupa serum dan juga
vitamin – vitamin yang baik untuk kesehatan kulit kita.

g. Membantu mendinginkan kulit yang terkena luka bakar


Minyak kelapa sawit yang dingin dapat bermaanfaat. Kelapa sawit bagi
manusia dapat membantu mendinginkan kulit yang terbakar.

h. Dapat menetralisir rasa pedas


Berbagai macam gorengan, memilki kemampuan yang baik untuk menetralisir
rasa pedas. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari minyak kelapa sawit yang dapat
menghilangkan rasa pedas.
i. Bahan baku pembuatan cat
Minyak kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi salah satu bahan baku dalam
pembuatan cat tembok, cat mobil, vernis dan juga compound yang sering kita
gunakan untuk melakukan proses pemolesan pada body mobil.

j. Bahan baku pembuatan pasta gigi


Manfaat lainnya dari minyak kelapa sawit adalah dapat menjadi salah satu
bahan baku pembuatan pasta gigi.

k. Sebagai Dempul
Minyak kelapa sawit juga merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan
dempul. Dempul sendiri merupakan bentuk pasta yang berfungsi untuk perbaikan-
perbaikan pada patahan tertentu pada bagian atau permukaan dari besi dan plastik.

l. Dapat membantu proses penyamakan kulit


Minyak kelapa sawit memiliki manfaat lain, yatu dapat membantu proses
penyamakan kulit binatang. Biasanya kulit binatang, seperti sapi dan kambing akan
mengalami proses penyamakan terlebih darhulu, sebelum akirnya diolah menjadi
kulit yang siap untuk dijadikan tas dan dompet.

m. Sebagai makanan hewan


Manfaat kelapa dalam kehidupan sehari-hari juga berguna pada bagian
ampasnyas Ampas dari kelapa sawit sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan pada
hewan ternak. Selain itu, buah kelapa sawit juga menjadi santapan lezat bagi hewan –
hewan liar, seperti babi hutan.

n. Sebagai bahan baku dalam industri baja


Kelapa sawit juga beranfaat sebagai ahan baku pada industri baja. Dalam
industri baja, minyak kelapa sawit digunakan untuk memberikan lapisan pada baja
dan besi agar menjadi lebih tahan terhadap karat dan ujga korosi

o. Dapat menjadi kompos


Yang terakhir, kelapa sawit dapat menjadi kompos, alias pupuk. Ampas dari
buah kelapa sawit, dan juga daun kelapa sawit dapat diolah dalam bentuk pupuk
kompos. Pupuk kompos ini dapat membantu menyuburkan tanah dan dapat
membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, karena mengandung unsur-
unsur hara.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit?


1.3. ]Tujuan penulisan

Untuk mengetahui proses pengolahan minyak sawit.

1.4. Manfaat penulisan

Mahasiswa dapat memahami dengan baik proses pengolahan kelapa sawit


menjadi minyak sawit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit


Minyak kelapa sawit terbuat dari lapisan daging buah kelapa sawit yang
diproses sedemikian rupa untuk diambil kandungan minyak di dalamnya.
Dibandingkan dengan produk minyak-minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit
memiliki kelebihan utama yaitu kaya akan kandungan beta karoten yang membuat
warnanya nampak kekuning-kuningan. Minyak ini juga sebenarnya rendah kolesterol.
Mengingat Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, harga
minyak di sini dapat dikatakan murah.
Adapun asam-asam lemak penyusun minyak/lemak tersebut terdiri dari :

 Asam Lemak Jenuh atau Saturated Fatty Acid (SFA) tidak mempunyai
kandungan ikatan yang rangkap. Secara umum, penyusun lemak ini didominasi dari
sumber hewani.
 Asam Lemak Tak Jenuh atau Unsaturated Fatty Acid (UFA) memiliki
kandungan ikatan rangkap. Sebagian besar dari penyusun lemak ini berasal dari
sumber nabati. Ada dua macam asam lemak tak jenuh antara lain Asam Lemak Tak
Jenuh Tunggal dan Asam Lemak Tak Jenuh Ganda.

Berdasarkan informasi yang termuat pada tabel di atas, maka kita bisa
menarik kesimpulan bahwa asam lemak yang paling dominan terdapat di dalam
minyak kelapa sawit adalah asam palmitat dan asam oleat. Kedua asam lemak
tersebut memiliki manfaat yang bagus bagi tubuh manusia. Di samping mengandung
asam lemak, minyak kelapa sawit juga mengandung zat gizi minor dalam jumlah
sedikit seperti karoten, vitamin E, hidrokarbon alifatik, sterol, terpen, fosfolipid, dan
glikolipid.
2.2. Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit merupakan hasil olahan kelapa sawit yang mengalami
berbagai macam proses. Rangkaian proses dari olahan kelapa sawit ini membutuhkan
ketelitian dan juga kejelian agar mendapatkan kualitas yang terbaik. Pengolahan
kelapa sawit agar menjadi minyak sawit membutuhkan berbagai macam proses.
Untuk lebih jelas mengenai langkah demi langkah proses pengolahan kelapa sawit,
berikut ini akan dijelaskan langkah- langkahnya.
1. Penyortiran buah kelapa sawit
Untuk membuat minyak kelapa sawit yang berkualitas, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menyortir buah kelapa sawit yang pas untuk diolah. Kita
harus memiliki buah kelapa sawit yang sudah berumur pas untuk diolah, jangan
sampai kita memilih buah yang terlalu muda. Selain itu kita juga harus memilih buah
yang memiliki kondisi baik, jangan sampai menggunakan buah yang memiliki
kondisi tidak baik. Kita perlu mengingat bahwa minyak yang berkualitas dibuat
menggunakan bahan baku yang baik pula.
2. Loading ramp
Setelah buah yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak ini
disortir, buah kelapa sawit kemudian dimasukkan ke dalam ramp cage yang biasanya
berada di atas rel lori. Pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit ini
biasanya menggunakan mesin- mesin industri karena pengolahannya biasanya
dilakukan dalam skala besar. Maka dari itulah pengolahan minyak kelapa sawit ini
merupakan salah satu industri yang menopang perekonomian Indonesia. Ramp cage
mempunyai 30 pintu yang dibuka dan ditutup menggunakan sistem hidrolik yang
terdiri dari 2 line kanan dan kiri. dan ketika pintu dibuka lori yang berada dibawah
cage akan terisi.
Setelah terisi, lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage , dimana
transfer carriage ini dapat memuat 3 lori yang masing- masing mempunyai rata- rata
berat 3,3 hingga 3,5 ton. Melalui transfer carriage ini lori diarahkan ke rel sterilizer
yang ditentukan. Setelah itu diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukkan ke dalam
sterilizer dengan menggunakan loader.
3. Sterilizer
Proses pengolahan kelapa sawit yang selanjutnya adalah sterilisasi. Sterilisasi
merupakan proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan sterilizer.
Perebusan ini mempunyai beberapa fungsi. Beberapa fungsi dari perebusan buah
kelapa sawit ini antara lain adalah:
 Mematikan enzyme
 Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan
 Mengurangi kadar air yang ada di dalam buah
 Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan
pengepresan.
 Memudahkan kernel lepas dari cangkangnya
Proses perebusan ini dilakukan selama 85 hingga 95 menit dan media
pemanas yang dipakai adalah steam dari BVP yang bertekanan 2,8 hingga 3 bar.
Proses perebusan ini dilakukan dengan sistem 3 peak atau puncak tekanan. Sistem
perebusan 3 peak ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Deaeration dilakukan selama 2 menit, dimana posisi condensate terbuka
2. Memasukkan uap untuk peak pertama ini dapat dicapai dalam waktu 10 menit
3. Uap serta kondensat dibuang hingga tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5
menit
4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar
5. Uap kondesat dibuang kembali selama 3 menit
6. Steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam waktu 15 hingga 20
menit
7. Setelah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 hingga 50
menit
8. Uap kondesat dibuang selama 5-7 menit sampai tekanan 0
Itulah beberapa langkah- langkah dari proses perebusan untuk
mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit.
4. Thresser
Setelah melalui proses perebusan buah kelapa yang sedikit panjang dan
memerlukan ketelitian, kelapa sawit yang telah masak diangkut ke thresser dengan
menggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat sebanyak 5 ton. Lori
diangkat kemudian dibalikkan di atas hopper thresser atau auto feeder. Pada tahap ini
tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan
juga tandannya.
Sebelum masuk ke dalam thresser, kelapa sawit yang telah direbus diatur
pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan sebuah
putaran, kelapa yang telah direbus dibanting sehingga membuat berondolan lepas dari
tandannya. Tandan yang telah terlepas tersebut akan jatuh ke convenyor dan juga
elevator untuk kemudian didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua
kalinya.
Untuk tandan kosong sendiri akan didistribusikan dengan empty bunch
conveyor untuk kemudian didistribusikan ke penampungan empty bunch.
5. Press
Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut
dengan fruit elevator menuju ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan ke distributing conveyor untuk dimasukkan ke dalam tiap- tiap digester.
Digester sendiri merupakan tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau- pisau
pengaduk sehingga berondolan dapat dicacah di dalam tangki ini.
Tujuan pelumatan ini adalah agar daging buah kelapa sawit terlepas dari biji
agar mudah untuk di press. Berondolan yang sudah lumat kemudian masuk ke dalam
screw press untuk diperas hingga menghasilkan minyak. Pada proses ini pula
dilakukan penyemprotan dengan air panas supaya minyak yang keluar tidak terlalu
kental, dan agar pori- pori silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press tidak
akan terlalu berat.
Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk
pengendapan. Hasil yang lain adalah ampas yang terdiri dari biji dan fiber, yang akan
dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).
6. Pemurnian
Pada tahap ini kita telah mendapatkan minyak hasil dari press. Namun minyak
yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran- kotoran yang
berasal dari daging buah seperti lumpur, air, dan lain sebagainya. Untk mendapatkan
minyak yang berkualitas maka kotoran- kotoran tersebut haruslah dihilangkan. Untuk
menghilangkan kotoran- kotoran tersebut maka perlu bagi kita untuk melakukan
pemurnian. Untuk proses pemurnian terhadap minyak ini kita akan melibatkan
banyak peralatan, diantaranya adalah:
 Sand trap tank – Sand trap tank merupakan alat untuk mengendapkan
partikel- partikel yang mempunyai densitas tinggi. sand trap tank adalah
sebuah bejana yang berbentuk silinder tegak.
 Vibrating screen – Vibrating screen merupakan alat untuk menyaring
minyak. Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat
dan sedikit kotoran akan dialirkan ke alat ini.proses penyaringan melalui
vibrating screen ini bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti serabut,
pasir, tanah, dan juga kotoran- kotoran lainnya. Padatan yang tertahan pada
ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sementara minyak
akan dipompakan ke crude oil tank.
 Crude oil tank – Pada crude oil tank ini minyak akan dipanaskan dengan
steam melalui pipa pemanas. Dari sini minyak akan dipompakan ke
continuous settling tank.
 Continuous settling tank – CST ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur
berdasarkan perbedaan berat jenisny
 Oil tank – Dari CST, minyak akan ditujukan ke oil tank untuk ditampung
sementara waktu. Di oil tank ini juga terjadi proses pemanasan.
 Purifier – Di dalam purifier ini akan dilakukan pemurnian untuk mengurangi
kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas
perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal.
 Vacuum drier – Vacuum drier merupakan alat yang dapat memisahkan
minyak dengan air. Hal ini karena minyak yang berasal dari purifier masih
mengandung air.
 Sludge tank – Sludge tank merupakan tanki penampung minyak yang akan
melalui proses selanjutnya.
 Slude centrifudge – Sludge centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam sludge
 Sludge drain tank – Lapisan bawah dari CST dan sludge tank pada selang
waktu tertentu didrain menuju sludge drain tank ini. di sini, minyak mengalir
dengan tenang dan dibiarkan overflow untuk mengalir dan ditampung pada
reclaimed tank. Sedangkan kotoran dan air akan dialirkan menuju fat pid.
 Fat pid – Sebelum sludge dibuang ke kolam pengolahan limbah , terlebih
dahulu ditampung di fat pid dengan maksud agar minyak yang masih terbawa
dapat terpisah kembali.
 Storage tank – Storage tank ini merupakan tempat menampung minyak dari
sludge drain tank.
7. Kernel
Pada stasiun kernel ini dilakukan aktivitas pemisahan serabut dari nut,
pemisahan inti dari cangkangnya, dan pengeringan inti.
Peralatan yang digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker
Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih
menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor namun
screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC berfungsi untuk
mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.
b. Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan nut
dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber dihisap
dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar pada boiler.
Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing drum.
c. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berrputar. Akibat
dari perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih
menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut
oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan batu dan
benda – benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Nut yang terbawa ke atas jatuh
kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk dibawa ke dalam
nut silo.
d. Nut Silo
Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang dari
cangkangnya.
e. Ripple Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah
dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal
sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan
cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-
kotoran di bawa ke kernel grading drum.
f. Kernel Grading Drum
Pada kernel grading drum ini di saring antara nut,shell dan kotoran dengan nut
yang belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari saringan dibawa ke
LTDS. Sementara untuk nut atau yang tertahan dikembalikan ke nut conveyor.
g. Light Tenera Dry Separator (LTDS)
Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih ringan
akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap yang terdiri dari
cangkang dan serabut akan di bawa ke shell hopper melalui fibre and shell conveyor.
Inti dan sebagian cangkang yang belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath.
h. Clay Bath
Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan ini
secara basah yang menggunakan larutan CaCO3 dan air dengan ukuran partikel
CaCO3 lolos mesh 400. Clay bath berfungsi sebagai larutan pemisah antara kernel
dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis
cangkang = 1,15 – 1,20, maka untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat
larutan dengan berat jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian
yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel
silo untuk disimpan dengan suhu tertentu.
i. Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti
yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor
didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada
kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari steam
heater yang dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan
dilakukan pada temperatur 60-80°C selama 4-8 jam. Kernel yang telah dikeringkan
ini dibawa ke kernel bulk silo melalui dry kernel transport fan.
BAB III
TUGAS KHUSUS

3.1. Digester
Digester adalah mesin di pabrik kelapa sawit untuk melumatkan brondol /
buah sawit dengan proses pengadukan menggunakan Stirring Arm (sering disebut
pisau digester) dengan kecepatan pengadukan sekitar 25-26 rpm didalam bejana
silinder tegak. Didalam proses pengadukan ini, steam injection ditembakkan ke dalam
bejana dengan temperatur 90-95 derajat celcius yang menyebabkan brondol buah
(daging buah sawit) menjadi lunak dan akan memudahkan proses minyak sawit
terpisah dari daging buah di dalam pengepresan di mesin screw press.

Adapun salah satu fungsi mesin Digester Pabrik Kelapa Sawit adalah untuk
melumatkan buah sawit (brondolan) sehingga daging buah sawit ini bisa terpisah dari
nut/biji dan hal ini akan memudahkan proses mem-press buah sawit di dalam mesin
screw press. Cara kerja Digester dan Perancangan mesin digester biasa dilakukan Tim
R&D pabrikan. Kapasitas Digester ada : 3000 liter , 3500 liter, 4000 liter, 4500 liter,
5000 liter dan 6000 liter. Semakin besar ukuran diameter digester akan semakin baik
Dimana waktu retensi minyak semakin lama. Dan untuk menjaga hasil pelumatan di
digester ini terjaga baik, maka kita harus mengetahui cara kerja digester kelapa sawit
(prinsip kerja digester) dan harus dijaga kondisi banyak sparepart di dalam mesin
Digester ini misalnya: short arm, long arm, expeller arm, dll.

3.2. Komponen Mesin


Ada begitu banyak komponen di dalam mesin Digester pabrik kelapa sawit
(Pelumat) ini, mulai dari komponen berukuran kecil sampai komponen berukuran
besar. Dan semua komponen ini penting disupply dengan komponen yang asli untuk
menjamin life time (umur) spare part di dalamnya (serta mempertahankan fungsi
digester pada pabrik kelapa sawit terjaga dengan baik).

Berikut ini adalah daftar spare part (komponen) di dalam mesin Digester pada
pabrik kelapa sawit / Pelumat Sawit merek CB – MODIPALM (buatan Malaysia)
yang dibagi menurut Kapasitas Mesin Digester ini:

Part
Description
No.

1 16″Ø flexible coupling

1a Coupling lock nut

2 Gearbox

3 BT coupling (Optional)
4 Fluid coupling (Optional)

4a 10″Ø flexible coupling

5 30 kW TEFC squirrel cage motor

6 Spherical roller bearing

6a Spacer (inside)

7 Tapper roller bearing

8 Bearing cover plate

8a Spacer (outside)

9 Bearing housing

10 Oil seal

11 115 mm square shaft

12 Liner

13 Short arm

14 Long arm

15 Expeller arm

16 Shaft holder

17 Bush

18 15 mm m/s bottom plate

19 Chute

20 V-block
2. Kapasitas 4000 liter

Part
Description
No.

1 16″Ø flexible coupling

1a Coupling lock nut

2 Gearbox

3 BT coupling (Optional)

4 Fluid coupling (Optional)

4a 10″Ø flexible coupling

5 30 kW TEFC squirrel cage motor

6 Spherical roller bearing

6a Spacer (inside)

7 Tapper roller bearing

8 Bearing cover plate

8a Spacer (outside)

9 Bearing housing

10 Oil seal

11 127 mm square shaft

12 Liner

13 Short arm

14 Long arm
15 Expeller arm

16 Shaft holder

17 Bush

18 15 mm m/s bottom plate

19 Chute

20 V-block

3. Kapasitas 5000 liter


Part
Description
No.

1 16″Ø flexible coupling

1a Coupling lock nut

2 Gearbox

3 BT coupling (Optional)

4 Fluid coupling (Optional)

4a 10″Ø flexible coupling

5 37 kW TEFC squirrel cage motor

6 Spherical roller bearing

6a Spacer (inside)

7 Taper roller bearing

8 Bearing cover plate


8a Spacer (outside)

9 Bearing housing

10 Oil seal

11 127 mm square shaft

12 Liner

13 Short arm

14 Long arm

15 Expeller arm

16 Shaft holder

17 Bush

18 15 mm m/s bottom plate

19 Chute

20 V-block

4. Kapasitas 6000 liter


Part
Description
No.

1 16″Ø flexible coupling

1a Coupling lock nut

2 Gearbox

3 BT coupling (Optional)
4 Fluid coupling (Optional)

4a 10″Ø flexible coupling

5 37 kW TEFC squirrel cage motor

6 Spherical roller bearing

6a Spacer (inside)

7 Taper roller bearing

8 Bearing cover plate

8a Spacer (outside)

9 Bearing housing

10 Oil seal

11 Square shaft

12 Liner

13 Short arm

14 Long arm

15 Expeller arm

16 Shaft holder

17 Bush

18 15 mm m/s bottom plate

19 Chute

20 V-block
Masih ada beberapa komponen lain pada Digester seperti:

1. Plat Luar (Outer Plate)


Plat Luar adalah plat dinding bagian luar digester yang berfungsi untuk
memberi kekuatan pada konstruksi digester. Plat Luar mempunya bentuk silinder
tegak yang memiliki ketebalan plat 12 mm berbahan mild steel (setiap merek
berbeda-beda).Dan pada Bagian atas Plat Luar ini berguna untuk menyokong
elektromotor dan gearbox sedangkan pada bagian bawahnya menopang As Vertikal.
Pada Bagian kanan dan kiri ( atas plat luar) dipasang “kupingan” yang menjadi
penopang ke struktur bangunan pabrik.

2. Plat Pelindung (Wear Plate)


Plat Pelindung berfungsi untuk melindungi plat luar dari pergesekan dengan
dinding silinder digester. Plat Pelindung ini punya bentuk yang sama dengan plat luar
namun terbuat dari plat mild steel dengan ukuran yang berbeda beda tergantung
mereknya ada yang 4. 5 mm, 5mm, 6mm dll,. Jika pelindung semakin tebal akan
semakin baik karena akan berdampak pada biaya penggantian spare part (sparepart
semakin awet). Beberapa Pabrik Minyak Kelapa Sawit sering mengganti Plat
Pelindung ini dari bahan mild steel diganti dengan plat stainless steel (tahan karat)
yang berdampak pada umur teknis Plat Pelindung ini lebih awet. Supaya membantu
proses pelumatan buah sawit , maka di Plat Pelindung (wearing Plate) ini sering dilas
siku ukuran 15 mm dan panjang 15 cm yang di las menyebar merata pada beberapa
titik diantara celah Lengan Pemutar (stirring arm) untuk memberikan daya dukung .
Keadaan siku-siku penopang ini harus dijaga dan dirawat agar kualitas pengadukan
pada digester di pabrik kelapa sawit tetap baik.

3. Rockwool (Lapisan Penahan Panas)


Rockwool / lapisan penahan panas / isolatar adalah lapisan isolator panas
dengan tebal 50 mm, bagian paling luar biasanya dilapisi dengan Lapisan aluminium
foil dengan ketebalan 0,8 mm. Fungsi pemasangan isolator panas agar panas injeksi
uap (steam injection) tidak terbuang sia sia karena dinding digester kontak langsung
dengan udara luar. Jika bisa dijaga suhu pengadukan konstan akan memaksimalkan
proses pengadukan dalam digester.
4. Bottom plate perforated mild steel (pada merek CB – MODIPALM tebalnya
15mm)

Bottom plate perforated adalah plat yang letaknya dibagian bawah digester
tapi masih diatas bottom plate. sehingga ada celah diantara perforated bottom plate
dengan bottom plate sekitar 5 cm yang sehingga minyak sawit yang sudah terpisah
dapat mengalir keluar dari digester.Ukuran lubang perforated bottom plate ini sekitar
4-5 mm yang ukuran luasan nya biasanya lebih besar dari pipa pengeluaran minyak
sawit.
5. As Vertikal lengkap dengan Lengan Pemutar (Vertical shaft c/w stirring arm)
As Vertikal lengkap dengan Lengan Pemutar adalah alat untuk mengaduk
buah sawit. As vertikal harus simetris dan terhubung dengan gearbox melalui Fluid
Kopling (banyak digester yang tidak memakai fluid coupling). As vertikal
mempunyai penampang wajik dan biasa lengkap dengan alur untuk mengunci
Lengan Pemutar melalui baut dan mur. Proses Pemasangan pisau pengaduk/Lengan
Pemutar berbentuk huruf S dan berputar searah jarum jam. Lengan Pemutar sering
mengalami aus karena gesekan dan secara periodik harus diganti sesuai dengan jam
kerja digester ini (biasa tercantum dalam buku Panduan Operasional Mesin)

6. Chute
Chute merupakan jalur keluar hasil pelumatan dari digester ke mesin screw
press. Chute biasa berbentuk kotak memanjang vertikal kebawah. Chute biasa
dilengkapi dengan pintu plat yang bergerak naik dan turun. Pada proses pengolahan
awal , klep ini biasa ditutup terlebih dahulu, lalu setelah proses pengadukan 15 menit
, pintu plat perlahan-lahan dibuka. Chute pada mesin digester biasa dilengkapi
dengan jendela kaca (sight glass) yang berguna melihat aliran dalam digester.
Dibagian atas chute biasa dipasang pipa ukuran 1 inchi dengan tujuan memasukkan
air panas kedalam corong. Air panas akan dimasukkan jika umpan mesin digester
sangkut dan bisa juga untuk membersihkan corong digester.

7. Pipa Keluar (Outlet Pipe)


Pipa Keluaran biasanya hanya tambahan saja karena berfungsi untuk
mengalirkan minyak sawit yang keluar dari perforated plat. Pipa ini biasa dilengkapi
dengan keran yang mempunyai ukuran sesuai dengan pipa yaitu sekitar 4 inchi.
Biasanya untuk mempercepat proses minyak keluar, dibagian sisi inlet pipe nya
berbentuk huruf Y. Dan Keran pipa harus terbuka kontinu untuk melayani aliran
minyak, tapi sering beberapa digester akan overload untuk mengaduk buah sawit
jika minyak sawit terlalu banyak keluar. Untuk mengatasi masalah ini biasanya
dengan mengatur bukaan keran atau secara periodik keran dapat dibuka setiap 15
menit dan harus dipastikan putaran vertical shaft 26 rpm. Outlet pipa ini biasa
terhubung langsung dengan oil gutter yang terletak dibawah dibawah mesin screw
press yang menuju alat penangkap pasir atau sand trap.

8. Base plate.
Plat Bawah berguna untuk menopang As Vertikal. Selain. Fungsi Plat Bawah
hanya untuk konstruksi dan tidak ada kaitannya dengan proses kerja dalam mesin
digester.

9. Instalasi pipa uap (steam pipe)


Instalasi Pipa uap yang benar berguna mendistribusikan uap dalam prose di
digester untuk menjamin proses pelumatan di temperatur 95 derajat celcius. Proses
pemanasan umumnya menggunakan injeksi steam langsung untuk mempercepat
tercapainya suhu kerja yang ideal. Posisi Injeksi Uap ini ada 2 titik yaitu pada
dinding silinder sekitar 30 cm dari Plat Bawah yang terdustribusi minimal ke 4 titik
merata dan yang kedua di plat bawah yang posisi nya terbagi merata di 4 titik. Pipa
Uap harus memiliki keran uap untuk mengatur kapasitas uap yang berdiameter
nominal 1 inchi sesuai dengan diameter pipa uapnya.

3.3. Merek Digester


Produsen mesin digester pabrik Sawit pada awalnya banyak dari Negara
Malaysia, tapi sekarang juga sudah ada beberapa produsen yang menjual digester
kelapa sawit berasal dari negara Indonesia. Beberapa merek screw press yang ada di
Pabrik Sawit adalah CB – MODIPALM, Wang Yuen, KIEN SENG, MSB, GS,
APINDO, LAJU, US (UNIVERSAL STEEL), UVE (UNIVESSEL).
BAB IV
KESIMPULAN

4.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Kelapa sawit adalah tumbuhan industry penting penghasil minyak masak,
minyak industry, maupun bahan bakar (biodiesel)
2. Tahap pengolahan minyak kelapa sawit terdiri dari 7 proses umum yang
sering dilakukan
3. Salah satu alat penting dalam proses industry minyak kelapa sawit adalah
digester
4. Digester adalah mesin di pabrik kelapa sawit untuk melumatkan brondol /
buah sawit dengan proses pengadukan menggunakan Stirring Arm (sering
disebut pisau digester) dengan kecepatan pengadukan sekitar 25-26 rpm
didalam bejana silinder tegak.

4.2. SARAN
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui
bagaimana cara pengolahan minyak kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas


Indonesia. Jakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_sawit
https://www.indonesia-investments.com › ... › Komoditas › Minyak Kelapa Sawit
https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/proses-pengolahan-kelapa-sawit
kelapasawit.ptnasa.net › Artikel Sawit
https://kampongpergam.wordpress.com/2010/01/24/proses-pengolahan-minyak-
kelapa-sawit-crude-palm-oil/
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang “INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT”
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang industry minyak
kelapa sawit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

Disusun Oleh :

KELOMPOK : 3

NAMA : Yulfa Salsabila (170140036)


Eka Sri Astuti (170140038)
Hijratul Izzati (170140046)
Novita Dewi (170140132)
Renaldi Septianda (170140139)
Fajar Siregar (170140051)
Chintyara (1701400

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………… I
Daftar Isi ……………………………………………………………………… II
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………… 6
1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………………………………… 6
BAB II Tinjauan Pustaka ……………………………………………………… 7
2.1 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit ……………………………………… 7
2.2 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit……………………………………… 8
BAB III Tugas Khusus ……………………………………………………… 13
3.1 Digester ……………………………………………………………………… 13
BAB IV Kesimpulan ……………………………………………………………… 23
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 23
4.2 Saran …………………………………………………………………….... 23
Daftar Isi ……………………………………………………………………… 24

Anda mungkin juga menyukai