Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa : JUNAIDI ASRI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 040464527

Tanggal Lahir : 27/03/1980

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4533 / Etika Administrasi

Kode/Nama Program Studi : 50 / Ilmu Administrasi Negara

Kode/Nama UT-Daerah : 47 / Pontianak

Hari/Tanggal UAS THE : Senin/11 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : JUNAIDI ASRI


NIM : 040464527
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4533 / Etika Administrasi
Fakultas : 50 / Ilmu Administrasi Negara
Program Studi : 50 / Ilmu Administrasi Negara

UT-Daerah : 47 / Pontianak

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
lamanhttps://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujianUAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaansaya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturanakademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Putussibau, 11 Desember 2023

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
1. Analisis dan Uraian Historis Jenis Persoalan Filsafati :
Filsafat sebagai disiplin ilmu berkembang seiring dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar manusia terhadap eksistensi, pengetahuan, dan nilai-nilai. Persoalan filsafati secara
sistematis dapat dibedakan menjadi enam kategori utama: metafisis, epistemologi, metodologi,
logika, etika, dan estetika.
Mari kita analisis dan uraikan masing-masing jenis persoalan filsafati secara sistematis
dan historis.

1) Metafisika:

a. Analisis:

Metafisika adalah cabang filsafat yang mempertanyakan hakikat dan struktur realitas.
Fokusnya adalah pada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, substansi,
kausalitas, ruang, waktu, dan hubungan antara benda-benda. Pertanyaan ini mencakup
pencarian pemahaman terdalam tentang alam semesta.

b. Uraian Historis:

Sejarah metafisika dimulai dengan pemikiran awal para filsuf Yunani kuno, seperti
Thales, Anaximander, dan Pythagoras. Plato mengembangkan gagasan mengenai dunia
ide dan realitas yang bersifat abstrak. Aristoteles, dalam karyanya "Metaphysics,"
memberikan kontribusi besar dengan membedakan antara dunia aktual dan potensial
serta memperkenalkan konsep substansi. Selama Abad Pertengahan, metafisika
menjadi pusat perdebatan di kalangan pemikir seperti Thomas Aquinas dan John Duns
Scotus. Pada era Renaisans dan Pencerahan, tokoh-tokoh seperti Descartes dan Leibniz
membawa konsep-konsep baru dalam metafisika. Pemikiran Hegel di abad ke-19
menghadirkan dialektika dan evolusi dalam metafisika.

2) Epistemologi:

a) Analisis:

Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas hakikat pengetahuan dan


pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana kita memahami, meyakini, dan mengetahui
sesuatu. Ini melibatkan analisis tentang sumber pengetahuan, proses pengetahuan, dan
batas-batas pengetahuan manusia.
b) Uraian Historis:

Epistemologi menjadi fokus utama dalam pemikiran Plato dan Aristoteles. Descartes,
dengan pendekatannya yang skeptis, mencetuskan "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir,
maka aku ada), mengajukan pertanyaan kritis tentang dasar-dasar pengetahuan.
Empirisme muncul dengan Locke, Berkeley, dan Hume, menekankan pengalaman
sebagai sumber utama pengetahuan. Pemikiran Immanuel Kant pada abad ke-18
menghasilkan paradigma baru dalam epistemologi dengan membedakan antara
pengetahuan a priori dan a posteriori. Pemikiran abad ke-20, seperti dari Ludwig
Wittgenstein, membawa pemahaman baru tentang bahasa dan pengetahuan.

3) Metodologi:

a. Analisis:

Persoalan metodologis membahas cara-cara atau metode yang dapat digunakan untuk
memperoleh pengetahuan yang sah. Ini termasuk pertanyaan tentang metode ilmiah,
validitas argumen, dan pendekatan sistematis dalam penelitian.

b. Uraian Historis:

Diskusi awal tentang metodologi terjadi di antara filsuf-filsuf Yunani klasik, tetapi
pengembangan lebih lanjut muncul pada era ilmiah. Francis Bacon, dengan metode
ilmiahnya, menekankan pengamatan empiris dan eksperimen. Kemudian, filsuf
positivis seperti Auguste Comte dan Ernst Mach membahas metode ilmiah dalam
konteks sosial dan natural. Pemikiran Karl Popper pada abad ke-20 membawa konsep
falsifiabilitas sebagai kriteria keilmiahan. Thomas Kuhn, dengan teorinya tentang
perubahan paradigma ilmiah, menyoroti unsur revolusioner dalam perkembangan
pengetahuan.

4) Logika:

a. Analisis:

Persoalan logis membahas tentang aturan dan prinsip-prinsip pemikiran yang benar. Ini
mencakup struktur argumen, kebenaran, dan cara berpikir secara deduktif dan induktif.
b. Uraian Historis:

Filsuf-filsuf Yunani, seperti Aristoteles, adalah pelopor dalam pengembangan logika.


Pemikiran matematis, terutama selama Abad Pertengahan dan Renaisans, memainkan
peran penting dalam perkembangan logika. Pada abad ke-19, George Boole dan
Augustus De Morgan mengembangkan logika simbolis, yang menjadi dasar untuk
perkembangan logika formal modern. Berbagai kontribusi muncul di abad ke-20,
termasuk teori tata bahasa Alfred North Whitehead dan Bertrand Russell, serta logika
non-klasik seperti logika fuzzy dan logika banyak-nilai.

5) Etika:

a. Analisis:

Persoalan etika membahas nilai-nilai moral, kewajiban, dan prinsip-prinsip moral yang
mengatur tindakan manusia. Ini melibatkan pertanyaan tentang apa yang baik dan
buruk, benar dan salah, serta bagaimana kita seharusnya bertindak.

b. Uraian Historis:

Diskusi etika dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan para filsuf klasik seperti Plato dan
Aristoteles. Etika deontologis Immanuel Kant menekankan pada kewajiban moral,
sementara etika konsekuensialis, seperti utilitarianisme John Stuart Mill, menilai
moralitas berdasarkan konsekuensi tindakan. Filsuf eksistensialis seperti Jean-Paul
Sartre membahas kebebasan dan tanggung jawab individual dalam konteks etika.
Pemikiran kontemporer mencakup berbagai pendekatan, termasuk etika kesejahteraan,
etika lingkungan, dan etika digital.

6) Estetika:

a. Analisis:

Estetika membahas keindahan, seni, dan pertanyaan-pertanyaan seputar pengalaman


estetis. Ini termasuk pertanyaan tentang nilai seni, kriteria keindahan, dan hubungan
antara seni dan realitas.
b. Uraian Historis:

Estetika hadir dalam karya-karya Plato dan Aristoteles, tetapi perhatian terhadap seni
dan keindahan berkembang pesat selama Renaisans. Pemikiran Immanuel Kant tentang
rasa indah dan sublime memperkaya pandangan estetika. Pemikiran abad ke-19
melibatkan pandangan-pandangan romantisme dan idealisme terhadap seni. Pada abad
ke-20, estetika semakin diperluas dengan masuknya pandangan-pandangan postmodern
dan pemahaman seni kontemporer yang beragam.

Kesimpulan:

Jenis-jenis persoalan filsafati yang dibahas di atas mencerminkan kompleksitas dan


keragaman pertanyaan-pertanyaan mendasar yang telah dihadapi oleh para filsuf
sepanjang sejarah.

Dalam setiap kategori persoalan, perkembangan pemikiran filsafat tidak hanya


mencerminkan evolusi pengetahuan manusia, tetapi juga refleksi mendalam terhadap
hakikat eksistensi dan makna kehidupan.Seiring waktu, persoalan-persoalan ini terus
berkembang, menciptakan landasan filosofis yang kaya dan beraneka ragam bagi
generasi-generasi yang datang.

Lanjutan Analisis dan Uraian Historis Jenis Persoalan Filsafati:

7) Persoalan Filosofis Kontemporer:

a. Analisis:

Selain enam jenis persoalan filsafati yang telah diuraikan, filsafat kontemporer juga
menghadapi sejumlah tantangan dan pertanyaan baru. Ini mencakup pertanyaan tentang
identitas, teknologi, etika digital, keberlanjutan, dan berbagai isu kontemporer lainnya.

b. Uraian Historis:

Filsafat kontemporer tidak hanya melibatkan kelanjutan diskusi-diskusi klasik, tetapi juga
penanganan isu-isu aktual. Pemikiran postmodernisme menantang keyakinan-keyakinan
yang mapan, sementara filsafat feminis membawa perspektif gender ke dalam analisis
filosofis. Isu-isu etika teknologi dan hak-hak manusia dalam era digital menjadi sorotan.
Para filsuf seperti Jean Baudrillard dan Michel Foucault memberikan kontribusi pada
pemahaman tentang media dan kekuatan di era informasi.
Pembandingan Jenis Persoalan:

A. Metafisika vs. Epistemologi:

 Metafisika: Fokus pada hakikat dan struktur realitas.

 Epistemologi: Fokus pada hakikat pengetahuan dan cara kita mengetahui realitas.

B. Metodologi vs. Logika:

 Metodologi: Menyangkut metode-metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan.

 Logika: Membahas aturan dan prinsip-prinsip pemikiran yang benar.

C. Etika vs. Estetika:

 Etika: Memeriksa nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip perilaku.

 Estetika: Mempertanyakan nilai seni dan keindahan.

Penghubung Historis Antar Jenis Persoalan:

1) Pengaruh Filsuf-Filsuf Klasik:

 Metafisika dan epistemologi telah menjadi fokus utama sejak zaman Yunani klasik dengan
Plato dan Aristoteles.

 Metodologi muncul sebagai refleksi pemikiran filsuf-filsuf ilmiah seperti Bacon dan
Descartes.

 Logika, sebagai studi tentang pemikiran yang benar, diakui sebagai elemen kunci oleh para
filsuf Yunani dan diuraikan lebih lanjut oleh filsuf seperti Aristoteles.

2) Peran Agama:

 Persoalan etika sering kali terkait erat dengan norma-norma agama yang memandu tindakan
manusia.

 Metafisika sering mencakup pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi dan


sifat Tuhan.

 Epistemologi terkadang melibatkan pertimbangan tentang sejauh mana keyakinan agama


dapat dianggap pengetahuan yang sah.

3) Pengaruh Revolusi Ilmiah:

 Revolusi ilmiah memainkan peran kunci dalam perkembangan metodologi ilmiah.

 Logika formal mengalami kemajuan signifikan seiring dengan pengembangan matematika


selama dan setelah revolusi ilmiah.
4) Pengaruh Kondisi Sosial dan Politik:

 Isu-isu etika sering kali muncul sebagai respons terhadap perubahan sosial dan politik.

 Persoalan estetika sering kali mencerminkan sensibilitas dan nilai-nilai masyarakat pada
suatu periode.

Tantangan dan Relevansi Kontemporer:

A. Tantangan Global:

 Globalisasi dan isu-isu seperti perubahan iklim memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru


dalam metafisika dan etika.

B. Teknologi dan Etika Digital:

 Pertanyaan tentang etika teknologi dan pengaruhnya terhadap epistemologi serta


metodologi.

C. Pertautan dengan Ilmu Pengetahuan:

 Keterkaitan filsafat dengan ilmu pengetahuan modern, terutama fisika kuantum dan teori
kompleksitas.

Kesimpulan Akhir:

Seiring perkembangan peradaban manusia, persoalan filsafati mengalami evolusi dan kompleksitas.

Dalam melihat jenis persoalan filsafati secara sistematis dan historis, kita melihat bagaimana
pertanyaan-pertanyaan mendasar ini tidak hanya memberikan fondasi untuk ilmu pengetahuan dan
pemikiran manusia, tetapi juga mencerminkan dinamika hubungan antara manusia dan realitasnya.

Dengan memahami sejarah filsafat, kita dapat menggali akar dari pandangan dan konsep-konsep
yang membentuk cara kita memandang dunia dan diri kita sendiri.

Itulah itu penjelasan jawaban terkait soal coba saudara analisa perbedaan persoalan tersebut
kemudian uraikan secara historis jenis persoalan filsafati .

Kebenaran jawaban soal coba saudara analisa perbedaan persoalan tersebut kemudian uraikan
secara historis jenis persoalan filsafati tidak mutlak ya, jadi masih ada jawaban lainnya.

2. Dalam konstitusi Indonesia, nilai keadilan merupakan salah satu prinsip dasar negara. Hal ini
tercermin pada Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan "mencerdaskan kehidupan bangsa" dan
"melindungi segenap bangsa Indonesia" sebagai tujuan pembentukan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah
mengeluarkan berbagai kebijakan dan regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan di
berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, pembangunan, sosial, dan hukum.
Namun, dalam kenyataannya, masih terdapat berbagai masalah dan tantangan yang menghadang
upaya pemerintah dalam mewujudkan nilai keadilan. Beberapa di antaranya adalah masalah
korupsi, ketimpangan sosial dan ekonomi, serta akses terbatas terhadap layanan publik bagi
masyarakat yang kurang mampu. Tantangan ini dapat menjadi penghalang bagi pemerintah dalam
menjalankan tugasnya untuk menyelenggarakan pemerintahan yang adil dan berpihak pada
kepentingan rakyat.

Dalam hal ini, peran masyarakat dalam mengawasi dan memberikan masukan kepada pemerintah
sangatlah penting agar nilai keadilan dapat terwujud dengan baik. Selain itu, pemerintah juga perlu
terus menerus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah
diterapkan, serta memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan
rakyat dan berlandaskan pada nilai-nilai keadilan yang tinggi.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai