Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FILSAFAT ILMU

DAN DASAR-DASAR LOGIKA

NAMA : KOMANG BUDI MUDITA


NIM : 155120400111022

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
1

REVIEW PENGANTAR FILSAFAT ILMU

Dalam perkembangannya, filsafat mulai menjadi ketertarikan para ahlifilsufdalam kaitannya sebagai
sebuah problem resolution tentang ilmu-ilmu. Pemikiran-pemikiran ahli filsafat ini tentang ilmu disebut filsafat
ilmu. Filsafat ilmu dapat didefinisikan sebagai sebuah kajian kritis dan logis terhadap segala macam hal yang
berkaitan dengan ilmu serta korelasinya dengan kehidupan manusia. Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu
dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau
dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu
deimikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya. 1 Di akhir kalimatnya
Ackerman mengatakan tetapi filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek
ilmiah senyatanya. Hal ini tidak lain memberikan pernyataan bahwa filsafat ilmu melakukan suatu kegiatan
meragukan sesuatu, dan menelaah hal tersebut melalui metode-metode ilmiah yang menyangkut konsep di
dalam ilmu itu dan teori-teori internnya. Melalui hal ini filsafat ilmu bisa menunjukkan secara jelas letak suatu
rasionalitas dan penjelasannya.
Perkembangan historis filsafat ilmu dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu:The Liang Gie terjadi
beberapa pembabakan2. Ketika masa-masa purba dan abad pertengahan, terjadi perbedaan pandangan antara
kaum Stoic dengan Epicurus serta penganut-penganut Plato dan Aristoteles. Ketika abad XVII mulai muncul
perbincangan mengenai metodologi ilmiah dan pola pikir deduktif serta induktif. Satu abad setelahnya yaitu
pada abad XVIII muncul penganut aliran empiris, rasionalis dan tafsiran penganut Kant mengenai Fisika
Newton. Sejak abad XIX sampai perang dunia I Kant memberi pengaruh dalam rasionalitas melalui perpaduan
antara Euclid dan Newton. Pada abad ke XX mulai muncul tanggapan terhadap relativitas, mekanika quantum,
dan perubahan-perubahan mendalam dalam ilmu-ilmu kelemahan, positivisme logislawan Neo-kantianime.
Namun bila di telaah lebih jauh, perkembangan historis filsafat dapat pula diklasifikasikan melalui beberapa
pembabakan zaman, sejak pertama kali Thales hingga sampai pada pandangan Aristoteles dan Plato merupakan
perkembangan filsafat pada zaman Yunani Kuno sehingga pembabakan zaman yang pertama adalah pada masa
Yunani Kuno. Selanjutnya disebut juga abad pertengahan, sehingga pembabakan filsafat yang kedua adalah
pada abad pertengahan. Pada abad ini Plato dan Aristoteles masih berjaya karena pada zaman ini semua ajaran
disesuaikan dengan ajaran agama. Abad ke XVII sampai abad ke XX adalah pembabakan filsafat zaman
modern. Perbedaan radikal pada abad pertengahan dengan modern yaitu pada kekuatan ilmu yang mulai
dimunculkan. Hal ini terlihat jelas dari bahasan yang muncul tentang ilmu itu sendiri, pada zaman modern ilmu
lebih banyak menjadi topik bahasan utama.
Cakupan filsafat ilmu menurut setiap ahli memiliki ciri dan defersifikasi tersendiri. Menurut Edward
Madden lingkupan filsafat ilmu meliputi probabilitas, induksi dan hipotesis. Menurut Peter Angeles filsafat ilmu
terkonsentrasi pada telaah terhadap keseluruhan metode untuk memperoleh ilmu secara cermat, pembenaran
suatu proses penalaran dalam ilmu, kertekaitan antar ilmu, serta akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi
kehidupan. Pendapat Peter Angeles memiliki beberapa tinjauan yang hampir sama dengan A. Cornelius
Benjamin, menurut Benjamin cakupan filsafat ilmu meliputi metode ilmu dan pelambang ilmiah, penjelasan
konsep radikal dari proses alamiah, dan keterkaitan dari berbagai ilmu. Dari beberapa pendapat ahli tersebut
dapat dilihat bahwa semua pendapat memiliki hubungan yang sebenarnya hampir sama satu dengan lainnya.
Cakupan filsafat ilmu yaitu sebuah telaah terhadap kemungkinan atau probabilitas yang sifatnya sangat radikal
terhadap gejala-gejala dan fenomena-fenomena dari ilmu itu sendiri, penjelasan tentang konsep dasar sehingga
menemukan suatu pembenaran akan penalaran, serta menelaah keterkaitan setiap ilmu yang ada dan akibatnya
bagi kehidupan secara ilmiah.
Meskipun cakupan filsafat memiliki kemiripan satu tokoh dengan tokoh lainnya namun dalam
perjalanannya filsafat juga mengalami perbedaan aliran pemikiran, sehingga menimbulkan ragam aliran
pemikiran filsafat. ragam pemikiran tersebut di angkat dan diperkenalkan oleh aktor-aktor utama yang juga

1 Robert Ackerman, The Philosophy of Science: An Introduction, dalam The


liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu (Cet. VIII ; Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
2010), h. 57
2 The Liang Gie (2012), Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Jogjakarta BAB IV. h.
71
3

sangat besar sumbangsihnya dalam perkembangan ilmu filsafat. Ragam pemikiran tersebut meliputi
rasionalisme, empirisme, kritisisme, idealisme, positivisme, dan marxisme. Rasionalisme menekankan bahwa
sumber ilmu pengetahuan yang dapat dipercaya atau memiliki validitas adalah rasio (akal). Faham rasionalisme
ini dikembangkan oleh Rene Descartes (1598-1650). Sebagai dasar dalam belajar filsafat ia juga melakukannya
dengan meragukan sesuatu, sampai pada akhirnya ia sampai pada kenaran yang tak mungkin dapat dibantah atau
disangkal yaitu Cogito ergo sum (saya berfikir, jadi saya ada). Rene Decartes mengemukakan pendapatnya
tentang ilmu pengetahuan yang hakiki hanya dapat diperoleh melalui rasio melalui penjabaran logic dan deduksi
untuk memperoleh suatu pembuktian. Faham selanjutnya yaitu empirisme, dilihat dari etimologi katannya
sudah tentu faham rasionalisme akan bertolak belakang dengan faham empirisme. Ketika faham rasionalisme
menekankan pada kebenaran yang hakiki hanya dapat diperoleh dengan akal dan bukan pengalaman, faham
empirisme menjelaskan sumber ilmu pengetahuan adalah pengalaman sedangkan ilmu hanya untuk mengolah
data yang masuk. Aliran empirisme pertama kali dikenalkan oleh Francis Bacon abad ke-15 di Inggris dalam
usahanya memperkenalkan metode eksperimen dalam metode ilmiah, namun kemudian faham ini
dikembangkan oleh David Humme (1611-1776). Setelah perbedaan faham tersebut, ada sebuah faham yang
disebut aliran kritisisme, aliran ini diperkenalkan oleh Imanuel Kant yang menggabungkan aliran filsafat
empirisme dengan rasionalisme. Selanjutnya aliran kritisisme dikembangkan oleh para filsuf sebagai sebuah
aliran idealisme. Setelah beberapa perjalanan panjang aliran kritis dipadukan dengan aliran empiris, sehingga
tercipta aliran empirisme-kritis atau yang lebih dikenal dengan aliran positivisme. Aliran positivisme
dikembangkan oleh Auguste Comte, ia mengatakan bahwa pengamatan dan teori berjalan seiring. Dan yang
terakhir yaitu aliran Marxisme. Aliran ini diperkenalkan oleh Karl Mark, ia memadukan metode dialektika
Hegel dengan filsafat materialisme Fuearbach. Mark menghubungkan ekonomi dan filsafat dengan sangat erat,
sehingga pemikirannya melahirkan revolusi industri abad ke -18 dan ideologi-ideologi ekonomi seperti
liberalisme/kapitalisme dan sosialisme/komunisme.

DAFTAR PUSTAKA

The Liang Gie. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Liberty: Yogyakarta.


Rizal Muntazir M. Hum, Drs dan Minsal Munir. 2013. Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai