Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI

SIMULASI CMRR

Dosen Pengampu : Annisa Firanti, S.Pd.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok : 7

Nama : Lamiasih

NIM : 21104070054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2023
Diskusi

1. Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap aktivitas ikan dan gerakan operculum ikan?
Hubungkan dengan aktivitas metabolism!
Jawaban :
Suhu sangat berpengaruh terhadap gerakan operculum ikan, ketika suhu pada lingkungan
hidup ikan cukup rendah maka gerakan operculum relatif sedikit dan lebih pelan.
Sedangkan pada suhu tinggi gerakan operculum jauh lebih cepat dan relatif banyak. Hal
tersebut sesuai dengan teori, bahwa laju respirasi ikan akan meningkat (cepat) saat terjadi
kenaikan suhu air, dan akan melambat (turun) ketika terjadi penurunan suhu dari suhu
awal air. Suhu tinggi akan menyebabkan laju bukaan operkulum ikan cepat karena
berkurangnya gas oksigen terlarut, akibatnya ikan akan mempercepat gerakan operkulum
untuk mendapatkan gas oksigen dengan cepat sesuai kebutuhan respirasinya. Sedangkan
suhu rendah menyebabkan laju bukaan operkulum ikan lambat karena ikan menjadi
rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun
namun, bisa juga ikan akan pingsan karena stress gerakan renang ikan semakin cepat dan
membuat denyut nadi melemah dan gerakan operkulumnya melambat. Hal tersebut sesuai
dengan hasil praktikum, dimana ikan dengan suhu rendah gerakan operculumnya lambat,
sedangkan ikan dengan suhu tinggi gerakan operculumnya lebih cepat. Ketika terjadi
penyimpangan yang tidak sesuai dengan teori, dikarenakan ikan kaget dengan praktikan
yang menjadikan ikan sebagai percobaan sehingga ikan seakan-akan berusaha untuk
melarikan diri.
2. Bagaimanakah perbandingan tingkat produksi CO2 pada suhu yang berbeda berdasarkan
hasil pengukuran PH?
Jawaban :
Berdasarkan hasil pengukuran pH, produksi CO2 pada suhu yang berbeda juga berbeda-
beda. Di setiap penurunan suhu sekitar 2°C maka jumlah gerakan mulut ikan yang dibuat
percobaan juga semakin sedikit, maka CO2 yang dihasilkan pun juga sedikit. atau
semakin rendah suhu air maka semakin sedikit pula gerakan buka-tutup operkulum ikan,
maka semakin sedikit jumlah CO2 yang dihasilkan. Hasil percobaan ini sesuai dengan
teori sebenarnya, yaitu apabila suhu air turun, maka laju metabolisme ikan akan ikut
menurun sehingga gerakan membuka dan menutupnya operkulum ikan pun akan lebih
lambat daripada suhu awal air (Ganong, 2003). Peristiwa ini terjadi karena saat terjadinya
penurunan suhu, maka terjadi pula penurunan metabolisme pada ikan yang
mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakan operkulumya melambat.
Selain itu, pada saat suhu air naik terlihat bahwa ikan menjadi lebih aktif dibanding
ketika berada pada suhu awal air. Hal ini dikarenakan proses respirasi ikan pada kenaikan
suhu dipercepat untuk mengimbangi antara energi yang digunakan dengan energi yang
tersedia, dengan mempercepat respirasi sehingga proses pemecahan karbohidrat untuk
menghasilkan energi juga akan dipercepat. Kecepatan respirasi dapat terlihat pada
kecepatan gerakan operkulumnya yang semakin meningkat (Salmin, 2005). Menurut
Ganong (2003), semakin tinggi aktivitas metabolisme tubuh maka tingkat CO2 yang
dihasilkan pun juga akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan proses metabolisme
berhubungan dengan laju respirasi yang menghasilkan produk berupa gas
karbondioksida.

Anda mungkin juga menyukai