Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Filsafat Islam dan Urgensi Epistimologi Islam


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag.
2. Dr. H. Imam B. Juhari, M.Si.

Disusun oleh :
1. Bayu Wahyu Maulana (233206020003)
2. M. Rizqi Zainal islam (233206020004)

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA ARAB


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD
SIDDIQ JEMBER
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Media Pembelajaran Bahasa Arab tentang “Media
Pembelajaran Bahasa Arab Online (Aplikasi, web, Virtual Learning system, dan
lain lain” ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada beberapa pihak yang telah mendukung terselesainya makalah ini :
1). Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, M.M. selaku Rektor UIN KHAS JEMBER
2). Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag dan Dr. H. Imam B. Juhari, M.Si. selaku dosen
mata kuliah Filsafat Ilmu
3). Semua pihak yang terlibat dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis memohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.

Jember, 27 September 2023

Penulis Kel 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ .2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat Islam ............................................................................ 3
2.2 Latar Belakang Lahirnya Filsafat Islam ..................................................... 4
2.3 Tokoh tokoh Filsafat Islam ........................................................................ 6
2.4 Filsafat Dalam Perspektif Islam ................................................................. 9
2.5 Filsafat Islam di Timur ............................................................................... 10
2.6 Filsafat Islam di Barat ................................................................................ 11
2.7 Kontribusi Filsafat Islam Terhadap Ilmu Pendidkan ................................. 11
2.8 Urgensi Epistimologi Islam ....................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
3.2 Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat Islam artinya berpikir dengan bebas dan radikal namun tetap
berada pada makna, yang mempunyai sifat, corak, serta karakter yang memberi
kedamaian hati. Tak heran jika Filsafat dari beberapa kalangan dinilai dari sudut
pandang yang berebeda-beda. Dan tidak sedikit takut atau pun enggan untuk
mempelajari filsafat. Dengan anggapan berbagai hal yang menguatkan argumen
mereka yang tak mau tahu tentang filsafat. Entah apakah pemikiran semacam itu
adalah produk budaya pemikiran di sebagian masyarakat indonesia atau juga di
berbagai negara lain. Tapi kami pun sangat setuju jika filsafat di jadikan pola
pemikiran manusia seharusnya.
Meski diakui bahwa filsafat Yunani memberikan pengaruh besar pada
perkembangan filsafat Islam, tetapi filsafat Islam tidak didasarkan atas filsafat
Yunani, sebab: -Berguru tidak berarti menunjukkan pengulangan, -Setiap
pemikiran tidak lepas dari konteks budaya masing-masing, -Kenyataan yang ada
menunjukkan bahwa pemikiran rasional Islam telah lebih dahulu mapan sebelum
datangnya filsafat Yunani. Jika demikian, dari mana pemikiran filsafat Islam
berasal ? Jawabnya, dari tradisi Islam sendiri, yaitu dari upaya para ilmuwan
Muslim untuk menjelaskan ajaran kitab sucinya. Ada tiga upaya yang relevan
dengan penalaran filosofis: 1. Metode takwil, 2. Penjelasan makna musytarak, 3.
Qiyas

Selain itu¸juga adanya tuntutan dalam persoalan-persoalan teologis untuk


menyelaraskan pandangan-pandangan yang tampaknya kontradiktif dan rumit, un
tuk selanjutnya mensistematisasi kannya dalam suatu gagasan metafisika yang
utuh. Dari situlah berkembang metode dan pemikiran rasional filosofis dalam
Islam¸jauh sebelum datangnya filsafat Yunani lewat proses pener jemahan.
Namun sayangnya, perkembangan filsafat Islam ternyata tidak berjalan mulus,
tetapi mengalami pasang surut. Pertama-tama dikembangkan karena dibutuhkan

1
untuk menjawab problem-problem baru yang membutuhkan pemikiran rasional,
kemudian ditolak pada masa Ibnu Hambal karena ada kasus-kasus tertentu yang
dinilai menyimpang, apalagi setelah masukanya pemikiran filsafat Yunani lewat
proses penerjemahan. Setelah itu, pemikiran filsafat dikembangkan kembali pada
masa al-Farabi dan Ibnu Sina, kemudian ditolak dan dianggap dapat
menyebabkan kekufuran pada masa al-Ghazali, dibela pada masa Ibnu Rusyd,
dan akhirnya berpindah jalur bersinergi dengan tasawuf pada masa Suhrawardi
dan Ibnu Arabi. Tradisi pemikiran filosofis akhirnya berhenti dalam dunia Sunni
tetapi tetap berkembang dengan baik dalam lingkungan masyarakat Syiah.1

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Filsafat Islam ?

2. Bagaimanakah Urgensi Epistimologi dalam Filsafat Islam?

1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui filsafat Islam
b. Untuk Memahami dan Menghayati Urgensi Epistimologinya.

1 M. Arif syihabuddin, Filsafat Islam, jurnal of applied linguistics and islamic education
Vol 01, Nomor 01, maret 2017. Hlm 69-88.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Islam


Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat Islam dalam
masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari
ajaran Islam. Adapun definisinya secara khusus seperti apa yang dituliskan
oleh penulis Islam sebagai berikut:2
1. Ibrahim Madkur, filsafat islam adalah pemikiran yang lahir
dalam dunia Islam untuk menjawab tantangan zaman, yang
meliputi Allah dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan
filsafat.
2. Ahmad Fuad Al- Ahwany, filsafat Islam adalah pembahasan
tentang alam dan manusia yang disinari ajaran Islam.
3. Muhammad Atif Al - EIraqy, filsafat Islam secara umum di
dalamnya tercakup ilmu kalam, ilmu ushul fiqh, ilmu tasawuf,
dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh intelektual
Islam. Pengertiannya secara khusus adalah pokok -pokok atau
dasar -dasar pemikiran filosofis yang dikemukakan para filosof
muslim.
Jelaslah bahwa filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat
islam secara keseluruhan. Pemikiran umat Islam ini merupakan buah dari
dorongan ajaran Al-Quran dan Hadis. Falsafah Islam mempunyai ciri
orisinalitas, kendati falsafah Islam banyak dipengaruhi oleh falsafah
Yunani, tetapi ia bukan copy paste dari Hellenisme. Semua pemikir
Muslim berpandangan bahwa wahyu adalah sumber ilmu Pengetahuan.
Ibn Sina misalnya, membangun teori kenabian dengan risalahnya Itsbat al-
Nubuwat. Para filosof Muslim banyak mencurahkan pemikirannya untuk
membahas kehidupan sesudah mati, baik-buruk, pahala dan dosa,

2
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), hlm 17.

3
tanggung jawab pribadi dihadapan Allah, kehendak bebas (free will),
keterpksaan (determinisme), asal-usul penciptaan dan sebagainya.
Semuanya merupakan satu kesatuan dari ajaran Islam. Falsafah Islam
mempunyai ciri khas yaitu sebagai filsafat religius karena berdasarkan
prinsip-prinsip agama dan umat bertumpu pada ruh.3

2.2 Latar Belakang Filsafat Islam


Latar belakang filsafat Islam tidak dapat dipisahkan dari pemikiran
filosofnya yang dipengaruhi oleh para filosof Yunani, karena para filosof
Islam menuntut ilmu kepada filosof Yunani. Berikut adalah sejarah
bagaimana terjadinya kontak antara Filosof Islam dengan Filosof Yunani.
Pada zaman awal perkembangan Islam, sebenarnya kaum muslimin tidak
bermaksud mengutip pemikiran filsafat dari pihak manapun juga. Mereka
tidak menaruh perhatian soal tersebut, bahkan samasekali tidak berniat
mengutip ilmu apapun juga dan tidak pernah memikirkannya. Kalau di
kemudian hari ada sebagaian dai ilmu-ilmu tersebut yang merembes
kedalam pemikiran orang-orang Arab, itu semata-mata karena keharusan
yang tak dapat dihindari , karena semakin eratnya hubungan mereka
dengan bangsa -bangsa lain di sekitar negerinya. Hubungan seperti itu
memang sudah terjadi sejak zaman jahiliyah, tetapi masih terbatas dalam
ruang lingkup yang amat sempit4
Misalnya, Al -Harits Bin Kaldah As-Saqofi, belajarilmukedokteran
pada suatu perguruan di Jundi Sabur, Persia dan di kenak sebagai dokter
Arab Sebuah riwayat yang berasal dari sa’ad bin abi waqash mengatakan,
ketika ia menderita sakit, Rasul Allah SAW datang menjenguknya saat itu
beliau menyarankan : “Datanglah kepada al -Harits bin kaldah, ia
mengetahui tentang kedokteran”. Akan tetapi Ilmu pengetahuan yang
diper oleh al -Harits dapat ditangga cukup karena ia belum menguasai

3
Mukhtar Gozali¸jurnal akidah dan filsafat islam¸hal.23-36.
4
Nasution, Hasyimsyah, 1999. Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama.

4
semua pokok dan cabang ilmu kedokteran secara ilmiah. Untuk itu
memang diperlukan penguasaan Bahasa suryani sebagai alat untuk dapat
mempelajari berbagai buku kedokteran yang telah diterjemahkan kedalam
Bahasa tersebut dan tersebar di Jundi Sabur. Ilmu pengetahuan di bidang
itu pada umumnya di kuasai oleh orang -orang Suryani sendiri. Mengenai
bagaimana proses perpindahan ilmu kedokteran ke Jundi Sabur dan
kenapa buku-buku kedokteran di terjemahkan dari Bahasa Yunani
kedalam bahasa Suryani, baiklah kami ketengahkan kisahnya. Kisah kuno
yang menurut sejarah merupakan keseinambungan dari zaman plato dan
aristoteles, dua orang Filosofi yunani :
Yang satu menaruh perhatian besar pada problema matematika
sedangkan yang kedua menaruh perhatian besar kepada masalah alam dan
kedokteran. Kedua-duanya juga mempunyai perguruan filsafat masing-
masing. Pada abad ke -3 SM Hipocrate juga telah mendirikan sebuah
perguruan ilmu kedokteran. Kemudian setelah kota iskandariyah dibangun
kota itu menjadi tempat peradaban Yunani yang lebih banyak bersifat
Ilmiah daripada yang bersifat Filosofis. Dari pergur uan tersebut lahir
sejumlah ahli pikir besar seperti Euclide, Galenus, Archimedes,
Ptolemaeus dan lain -lainnya lagi, yang telah berhasil meletakkan dasar-
dasar ilmu pengetahuan seperti ilmu geometri, ilmu falak (astronomi) dan
ilmu kedokteran. Hingga abad ke-6 kota Iskandariyah tetap menjadi
mercusuar ilmu pengetahuan. Kemudian muncul pula di kota itu para ahli
pikir generasi kedua yang mengatur, menyusun dan mempelajari buku-
buku peninggalan para ahli pikir generasi pertama untuk bahan
pengajaran. Dari para ahli pikir generasi kedua itulah orang-orang Arab
menterjemahkan berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Perguruan Iskandariyah tidak hanya memperhatikan soal -soal
ilmu pengetahuan saja, tetapi juga semua bentuk kebudayaan, baik yang
bersifat keagamaan, pemikiran, filsafat maupun kesasastraan.Mulai abad
pertama hingga abad ke- 3 M pembaharuan terhadap pembaharuan

5
terhadap ajaran phytagoras cenderung ke arah masalah matematika dan
moral.
Demikian pula ajaran pluto, direvisi oleh plotinus yang
menciptakan Neo Platonisme. Ia lahir dan dibesarkan di Mesir,
memperoleh pendidikan di Iskandariyah dan berbahasa Yunani. Dialah
yang menciptakan ajaran Enneads, yaitu ajaran filsafat yang menjelaskan
terjadinya pelimpahan dari Yang Satu (supreme in material force).
Sebagian dari bukunya diterjemahkan kedalam Bahasa Arab dengan nama
Theologia. Teori “Pelimpahan”nya banyak mempengaruhi para filosof
Islam.
Muridnya yang bernama Porhyrius tidak kalah pengaruhnya dalam
kehidupan filsafat Islam hal itu tidak mengherankan karena dialah yang
menulis buku isagoge, kata dalam Bahasa Yunani yang terkenal di
kalangan orang - orang Arab sampai Zaman kita ini. Isagoge bermakna
“Pintu masuk” (madkhal), yakni pintu untuk memasuki pembicaraan
tentang teori filsafat Aristoteles.
Demikianlah cuplikan sejarah awal mula para filosof islam
mengadakan kontak dengan para filosof Yunani, yang merupakan latar
belakang lahirnya Filsafat Islam. Di dalam Al - Qur’an terdapat ayat -ayat
Al-Qur’an yang menyuruh manusia agar menggunakan akal pikiran untuk
memikirkan tentang segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Allah SWT
berfirman “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berpikir”. (QS al-Baqarah (2) :219 )

2.3 Tokoh tokoh Filsafat Islam


Berikut tokoh - tokoh filsafat islam beserta pemikirannya dan objeknya :

No Nama Tokoh Pemikiran Objek


1 Al Kindi Al-Kindi menurutya filsafat adalah pengetahuan Talfiq
yang benar. Al -Qur’an yang membawa argumen- Jiwa
argumen yang lebih meyakinkan dan benar tidak Moral

6
mungkin bertentangan dengan kebenaran yang
dihasilkan oleh filsafat. Bertemunya agama dan
filsafat dalam kebenaran dan kebaikan sekaligus
menjadi tujuan dari keduanya. Dan pendapat Al-
Kindi ia lebih dekat kepada pemikiran Plato
ketimbang pendapat Aristoteles. Aristoteles
mengatakan bahwa jiwa adalah baru, karena jiwa
adalah bentuk bagi badan. Sedangkan Plato
berpendapat bahwa kesatuan antara jiwa dan
badan adalah kesatuan accidental dan temporer.
Namun Al-Kindi tidak menyetujui Plato yang
mengatakan bahwa jiwa berasal dari alam ide. Al
-Kindi berpendapat bahwa jiwa mempunyai tiga
daya, yakni: daya bernafsu, daya pemarah, dan
daya berpikir. Dan menurut Al-Kindi juga filsafat
harus memperdalam pengetahuan manusia
tentang diri¸bahwa seorang filosof wajib
menempuh hidup susila. Kebijaksanaan tidak
dicari untuk diri sendiri (Aristoteles), melainkan
untuk hidup bahagia.
2 Al farabi Adapun jiwa, Al -Farabi juga dipengaruhi oleh Jiwa
filsafat Plato, Aristoteles dan Plotinus. Jiwa Politik
bersifat ruhani, bukan materi, terwujud setelah
adanya badan dan tidak berpindah-pindah dari
suatu badan ke badan lain. Mengenai keabadian
jiwa,Al-Farabi membedakan antara jiwa kholidah
dan jiwa fana. Jiwa khalidah yaitu jiwa yang
mengetahui kebaikan dan berbuat baik, serta
dapat melepaskan diri dari ikatan jasmani. Jiwa
ini tidak hancur dengan hancurnya badan.
Pemikiran Al -Farabi tentang kenegaraan terkesan

7
ideal sebagaimana halnya konsepsi yang
ditawarkan oleh Plato. Hal ini dimungkinkan, Al -
Farabi tidak pernah memangku suatu jabatan
pemerintahan, ia lebih menyenangi berkhalawat,
menyendiri, sehingga ia tidak mempunyai
peluang untuk belajar dari pengalaman dalam
pengelolaan urusan kenegaraan. Kemungkinan
yang melatar belakangi pemikiran Al-Farabi
adalah situasi pada waktu itu, kekuasaan
Abbassiyah diguncangkan oleh berbagai gejolak,
pertentangan dan pemberontakan
3 Ibnu Sina Sejalan dengan teori kenabian dan kemukjizatan, Kenabian
ibnu Sina membagi manusia kedalam empat Tasawuf
kelompok: mereka yang kecakapan teoretisnya
telah mencapai tingkat penyempurnaan yang
sedemikian rupa sehingga mereka tidak lagi
membutuhkan guru sebangsa manusia, sedangkan
kecakapan praktisnya telah mencapai suatu
puncak yang demikian rupa sehingga berkat
kecakapan imajinatif mereka yang tajam mereka
mengambil bagian secara langsung pengetahuan
tentang peristiwa -peristiwa masa kini dan akan
datang. Kemudian mereka memiliki
kesempurnaan daya intuitif, tetapi tidak
mempunyai daya imajinatif. Lalu orang yang
daya teoretisnya sempurna tetapi tidak praktis.
Terakhir adalah orang yang mengungguli
sesamanya hanya dalam ketajaman daya praktis
mereka. Tasawuf, menurut ibnu Sina tidak
dimulai dengan zuhud, beribadah dan
meninggalkan keduniaan sebagaimana yang

8
dilakukan orang-orang sufi sebelumnya. Ia
memulai tasawuf dengan akal yang dibantu oleh
hati. Dengan kebersihan hati dan pancaran akal,
lalu akal akan menerima ma’rifah dari al -fa’al.
Dalam pemahaman bahwa jiwa -jiwa manusia
tidak berbeda lapangan ma’rifahnya dan ukuran
yang dicapai mengenai ma’rifah, tetapi
perbedaannya terletak pada ukuran persiapannya
untuk berhubungan dengan akal fa’al
4 Al Ghazali Al Ghazali adalah salah seorang filsuf ternama Etika
yang berasal dari daerah Thusi yang merupakan Irodhat Tuhan
bagian dari Negara Persia. Al ghazali banyak Logika
menghasilkan karya dibidang filsafat dan ia pada
mulanya berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
sebenarnya tidak bisa dit angkan dengan
menggunakan panca indera manusia. Al ghazali
lebih cenderung percaya terhadap akal dari pada
kelima panca indera. Dizamannya, ia pernah
menjadi guru besar di Nidzamiyah, Baghdad
selama empat tahun.beberapa kitab karangan Al
ghazali yang terke nal antara lain Ihya Ulum Ad-
Din, Tahafut al -Falasifah dan Al -Munqidz min
adh-Dhalal

2.4 Filsafat dalam perspektif Islam


Munculnya filsafat semenjak mulainya penelitian filsafat Yunani
semasa pemerintahan Bani Abbasiyah tepatnya di bawah Khalifah Al-
Mu’tashim yang dilakukan oleh seorang pegawai tinggi istana yaitu Al -Kindi.

9
Ia ditugaskan untuk menyelidiki filsafat Yunani tersebut yang begitu besar
perkembangan dan pengaruhnya terhadap kebudayaan.5
Setelah agama islam berkembang banyak orang non islam yang masuk
islam memantapkan aqidahnya. Seiring dengan itu pengaruh filsafat Yunani
menyebar dan membaur ke daerah sekitar seperti Irak dan Romawi. Karena itu
tak hera jika filsafat pada waktu itu di pakai untuk menimbang kebenaran baik
perkembangan islam maupun filsafat pada masa itu. Dari hasil penyelidikan
Al-Kindi terhadap filsafat Yunani yang tumbuh misalnya Socrates dan
Aristoteles hasil penyelidikan itu dituangkan dalam karya yang berjudul
“Risalah Illa Khalifat Al- Mu’tasbim Billah Fi Al -Falsafatil Ula ”
Inti sari dari hasil penyelidikannya adalah bahwa sebenarnya filsafat
keterangan akal pikiran yang ampuh untuk menumpas lebih dalam wahyu
Allah. Manusia dengan akal mampu memikirkan hal -hal yang baik dan yang
buruk karena akal sudah disesuaikan dengan kondisi kemanusianya sehingga
akal mempunyai kapasitas untuk mengatur alam dan akal juga mempunyai
kapasitas untuk mendekati wahyu. Filsafat islam gaya dan cara berpikir yang
di serap dari filsafat Yunani tetapi bukan berarti filsafat islam menelan
mentah- mentah pemikiran Yunani. Filsafat islam mencoba menggali wahyu
Allah dengan metode berfilsafat. Karena wahyu Allah banyak yang tidak
terinci sehingga muncullah tafsiran tafsiran secara filsafat. Ada yang
mefasirkan tentang begaimana penciptaan alam¸manusia¸dan jiwa yang lain.
Di antara tokoh- tokoh filsafat islam yang terkenal yaitu Al - Farabi dan Ibnu
Sina.

2.5 Filsafat Islam Di Timur


Pada intinya kajian filsafat islam di timur awalnya seputar adanya
rekonsiliasi antara filsafat dengan agama. Kemudian filsafat islam timur terus
bergulir membentuk wujud filsafat islam yang tersendiri sesuai dengan
pengaruh islamnya. Sampai puncak misalnya pada pemikiran Ibnu Sina yang
pada akhirnya mendapatkan serangan telak dari Al - Ghazali. Entah karena

5
Aboebakar Aceh¸Sejarah Filsafat Islam¸Jakarta 1991. hal 1.

10
suasana cultural dan politik ketika itu yang kurang kondusif untuk studi
filsafat di tambah dengan serangan Al-Ghazali terhadap filsafat. Sejak saat itu
filsafat di dunia timur turun. Sementara pada islam Syi’I filsafat terus saja
bergulir maju bahkan sampai sekarang seperti di Iran. Adapun tokoh -tokoh
filsafat islam di timur antaranya :Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Miskawayh, Al -Razi, Ikhwan Al-Shafa, Al -Ghazali

2.6 Filsafat Islam Di Barat


Filsafat islam di barat ditandai dengan ciri - ciri :
- Memperkenalkan filsafat kedunia barat
- Adanya upaya untuk mempertahankan filsafat terutama pasca serang dari
Al -Ghazali
Upaya itu dimunculkannya kembali misalnya dengan gaya bercerita
seperti “ Roman “ dan juga dengan tema bahwa pentingnya filsafat terutama bagi
yang membutuhkan. Begitu juga dengan upaya untuk mengkeritik sebagian karya
dan pemikiran Al - Ghazali yang tidak sependapat dengannya. Di antara tokoh -
tokoh filsafat islam di barat :1. Ibnu Bajjah, 2. Ibnu Thufail, 3. Ibnu Rusydi

2.7 Kontribusi Filsafat Islam Dalam Pendidikan


Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah :
1. Filsafat dalam arti analisa filsafat adalah salah satu cara pendidikan
yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori - teori pendidikan.
2. Filsafat berfungsi memberikan arah agar teori - teori pendidikan yang
telah di kembangkan oleh para ahli yang berdasarkan menurut
pandangan dan aliran filsafat tertentu yaitu merelevasikan dengan
kehidupan nyata.
3. Filsafat juga termasuk pendidikan yang mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

11
Dalam sejarah perkembangannya pemikiran filsafat islam di dasarkan pada
pemikiran filsafat Yunani kuno. Dari sinilah kemudian para filsafat
muslim mengembangkan pemikiran mereka dalam konteks ilmu keislam.
Perkembangan selanjutnya filsafat islam mengeluarkan pemikiran baru
yang akhirnya berkembang menjadi sebuah ilmu tersendiri seperti ilmu
kalam¸ilmu ushul fiqih dan ilmu tasawuf. Ketiga ilmu ini memiliki
konstribusi besar terhadap perkembangan ilmu pendidikan. Adapun
hubungan ketiga ilmu teresbut dengan filsafat islam yaitu :
Filsafat islam mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya
(Allah¸alam¸manusia tanpa terkait dengan pendapat yang ada.) sedangkan
ilmu kalam mengambil dalil-dalil akidah sebagaimana tertera dalam
wahyu yang mutlak kebenarannya untuk mengkaji objeknya(
Allah¸alam¸manusia). Kedua ilmu ini sasling melengkapi dalam
memahami islam dan pembentukan akidah muslim.
Tasawuf sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara dan jalan
bagaimana seorang muslim berada sedakat mungkin dengan Allah. Dapat
dibedakan kepada tasawuf amali atau akhlaki bahkan falsafati. Jadi
tergambar bahwa unsur ada filsafat dalam ajaran tasawuf. Dalam
memahami dan menafsirkan Al-Qur’an yang berkenaan dengan hukum
diperlukan ijitihad. Yaitu suatu usaha kelogisan untuk mengeluarkan
ketentuan - ketentuan hukum dari sumbernya.6
Dengan demikian menjadi jelas bahwa filsafat islam memiliki
konstribusi besar terhadap berbagai ilmu keislaman dan keilmuan pada
umumnya. Terutama ilmu pendidikan filsafat pendidikan islam. Filsafat
islam dapat dijadikan landasan bagi teori-teori pendidikan yang
berkembang pada saat ini.

6
Hasyimsyah Nasution¸filsafat islam¸Jakarta : Gaya media pratama. Hlm 6.

12
2.8 Urgensi Epistimologi Filsafat Islam
Epistemologi dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan istilah “theory
of knowledge”. Epistemologi berasal dari kata “episteme” yang berarti
pengetahuan dan “logos” berarti teori atau ilmu. Sedangkan menurut istilah
ulama Arab disebut sebagai nazhariyah al-ma’rifah.7 Lebih rinci, epistemologi
yaitu salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal
tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode, dan validitas pengetahuan.8
Sedangkan epistemologi Islam secara terminologi merupakan cabang filsafat
yang membicarakan dasar-dasar pengetahuan, sumber pengetahuan,
karakteristik pengetahuan, ukuran kebenaran pengetahuan serta cara
mendapatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan pemikiran Islam.9
Al-Quran mengakui adanya kemungkinan untuk memperoleh untuk
memperoleh epistemologi. Sebagaimana misalnya dalam al-Quran
mengungkapkan Kisah Nabi Adam as penuh dengan hikmah dan pelajaran
diantara hikmah dan rahasia yang ada dalam kisah itu adalah masalah
kemungkinan untuk memperoleh epistemologi.10 Selain itu, al-Quran secara
tegas juga mengajak keturunan Nabi Adam as pada pengetahuan. Dalam al-
Quran terdapat berbagai perintah dan anjuran untuk memperhatikan, melihat,
dan merenungkan alam semesta sesuai dengan firman ayat-Nya:

‫ت َوالنُّ ُذ ُر َعن قَ ْوٍم الَّيُ ْؤِمنُو َن‬ ِ ‫السماو‬


ِ ‫ات َواْأل َْر‬
ُ ‫ض َوَماتُ ْغ ِِن اْأل َََي‬ َ َ َّ ‫قُ ِل انظُُروا َماذَا ِِف‬
“Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi…”. (QS. Yunus:
101).
Katakanlah kepada masyarakat untuk melihat (berpikir) dan
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Maksud dari ayat ini

7
Murtadha Muthahhari, Pengantar Epistemologi Islam: Sebuah Pemetaan dan Kritik
Epistemologi Islam atas Paradigma Pengetahuan Ilmiah dan Relefansi Pandangan
Dunia, terj. Muhammad Jawad Bafaqih, (Jakarta: Shadra Press, 2010), hlm. 1.
8
Sudarsono, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2001), hlm.137.
9
Zaprulkhan, Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm.
134.
10
Murtadha Muthahhari, Pengantar Epistemologi Islam: Sebuah Pemetaan dan Kritik
Epistemologi Islam atas Paradigma Pengetahuan Ilmiah dan Relefansi Pandangan
Dunia, hlm. 28.

13
bahwa al-Quran hendak menegaskan kepada manusia untuk memahami
dan mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi melalui langkah kerja
dan teori pengetahuan yang disebut dengan epistemologi Islam.
Epistemologi, didefinisikan sebagai cabang ilmu filsafat yang
membahas ilmu pengetahuan secara menyeluruh dan mendasar. Secara
ringkas, epistemologi disebut juga sebagai “Theory of knowledge”. Oleh
karena itu epistemologi berbicara tentang sumber-sumber ilmu dan
bagaimana manusia bisa meraih ilmu. Sedangakan ilmu pengetahuan
merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Islam, khususnya agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Al-
qur`ān adalah kitab yang begitu besar perhatiannya terhadap aktivitas
pemikiran dan keilmuan. Karena itulah, tradisi ilmu dalam Islam sejak
awal sudah bersifat “Tauhidiy”, tidak sekuler, antara unsur dunia dan
unsur akhirat; antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Semua ilmu itu
bermuara pada satu tujuan, yaitu untuk mengenal (Ma’rifah) kepada Allah
swt.
Al-qur`an memuat banyak sekali ayat-ayat yang mendorong kaum
muslimin untuk senantiasa meningkatkan keilmuannya. Karena itulah,
Allah mengecam keras orang-orang yang tidak menggunakan segala
potensinya untuk berpikir dan meraih ilmu. Karena begitu pentingnya
kedudukan ilmu maka “rusaknya ilmu dan ulama” juga menjadi faktor
terjadinya kerusakan suatu masyarakat.11

11
Dr. Adian Husaini, Filsafat Ilmu Perespektif Barat dan Islam ( Jakarta: Gema Insani,
2013 ), 27.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat mempunyai banyak peranan bagi manusia seperti:
mendobrak pikiran manusia, pembebas pikiran manusia, sebagai
pembimbing, penghimpun ilmu pengetahuan, dan sebagai pembantu
pengetahuan. Secara umum, tujuan filsafat adalah meraih kebenaran agar
dapat membawa manusia kepada pemahaman, dan kepada tindakan yang
lebih layak. Mengenai kronologis munculnya filsafat Islam beberapa
ilmuwan mengalami sedikit perbedaan, seperti yang dijelaskan Hasyimah
Nasution pada bukunya “Filsafat Islam” ada yang mengatakan bahwa
filsafat Islam terlahir hanya gara-gara adanya penerjemahan buku-buku
pengetahuan berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
Lain halnya dengan yang dipaparkan oleh Hadariansyah dalam
bukunya “Pengantar Filsafat Islam” bahwa filsafat Islam, terlahir dari
kitab suci umat Islam itu sendiri, dikarenakan banyaknya terkandung ayat-
ayat yang menyuruh untuk berpikir. Di sisi lain karena gencarnya usaha-
usaha yang dilakukan oleh Alexander the Great dengan menaklukkan kota
-kota penting seperti Mesir, Irak, Suriah dan Persia, yang kemudian di
kota-kota penting tersebut didirikan pusat-pusat kebudayaan yang
membantu mengembangkan usaha Alexander dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan Filsafat Yunani.
3.2 Saran

Dalam makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan dan


kekurangan. Akan tetapi saya berharap walaupun hanya sedikit, saya dapat
memberikan sebuah pandangan baru yang bisa bermanfaat bagi para
pembaca. Yang sebelumnya banyak diantara kita masih mengidolakan
tokoh-tokoh barat sebagai penggagas ilmu pengetahuan, namun dengan
mengetahui beberapa sumbangsih ilmuwan muslim, kita dapat mengubah

15
paradigma, dan lebih bangga lagi menjadi seorang muslim yang berpegang
teguh pada Al- Quran dan Al-Hadits.
Kami tim penulis dari makalah ini menyadari bahwa
penyusunannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, yang artinya
masih perlu adanya perbaikan dan pengembangan untuk kedepannya. Oleh
sebab itu, penulis tetap memerlukan adanya pengarahan dari dosen
pengampu yang tentunya sudah jauh lebih berpengalaman dan tak lupa
dari teman-teman yang insyallah akan sangat membantu perbaikan dalam
penyusunan makalah ini

16
Daftar pustaka
M. Arif syihabuddin, Filsafat Islam, jurnal of applied linguistics and
islamic education Vol 01, Nomor 01, maret 2017.
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama.1999.

Mukhtar Gozali¸jurnal akidah dan filsafat islam.

Aboebakar Aceh¸Sejarah Filsafat Islam¸Jakarta 1991.

Syefriyeni¸Filsafat Islam¸Palembang:Grafindo Telindo 2013.


Muthahhari, Murtadha. 2010. Pengantar Epistemologi Islam: Sebuah
Pemetaan dan Kritik Epistemologi Islam atas Paradigma Pengetahuan
Ilmiah dan Relefansi Pandangan Dunia. Diterjemahkan Oleh Muhammad
Jawad Bafaqih. Jakarta: Shadra Press.
Sudarsono. 2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Zaprulkhan. 2014. Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik. Jakarta: Rajawali
Press.
Husaini, Adian. Filsafat Ilmu Perespektif Barat dan Islam ( Jakarta: Gema Insani,
2013 )

17

Anda mungkin juga menyukai