Abstrak
Belum terdapatnya penilaian kinerja karyawan berbasis kompetensi menyebabkan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan terkadang tidak cukup kompeten untuk jabatan yang dipegangnya. Penyebab utama
terjadinya hal tersebut dikarenakan belum diterapkannya suatu metode untuk mengatur pelaksanaan proses
penilaian kinerja karyawan berbasis kompetensi yang memiliki suatu standar nilai tertentu. Pada dasarnya inti
dari proses penilaian kinerja karyawan adalah melakukan evaluasi atas kinerja karyawan yang bersangkutan.
Model kompetensi yang dikembangkan akan sangat berguna untuk memberikan pedoman yang jelas dalam
menentukan pelatihan yang dibutuhkan karyawan. Untuk pembobotan kriteria penilaian menggunakan metode
Paired Comparison. Dengan mengkombinasikan model kompetensi dan matriks perbandingan berpasangan,
maka dapat diketahui kompetensi mana yang paling membutuhkan pelatihan. Sistem informasi penilaian kinerja
karyawan berbasis kompetensi akan dapat membantu perusahaan dalam menempatkan sumber daya manusia
yang kompeten untuk suatu jabatan tertentu. Sistem informasi ini akan menghasilkan laporan penilaian kinerja
secara cepat dengan hasil yang akurat karena bebas dari kesalahan perhitungan dan meminimumkan faktor
human error. Sebelum melakukan pemrograman dengan menggunakan software ASP.NET dan Microsoft SQL
Server 2000, maka terlebih dulu dilakukan langkah awal yaitu analisis dan perancangan sistem dengan
pendekatan berorientasi objek (OOA/D), dimana alat bantu yang digunakan dalam perancangan atau
pemodelan secara visual adalah UML diagram, yang akan membantu dan mempermudah dalam pembuatan
database dan program.
Kata Kunci: penilaian kinerja, model kompetensi, paired comparison, sistem informasi penilaian kinerja
karyawan berbasis kompetensi, ASP.NET, OOA/D, UML diagram
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Modal suatu perusahaan tidak hanya terbatas pada pengertian materi saja, namun hal yang
tidak kalah pentingnya adalah penggunaan secara maksimal sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan. Tantangan yang kerap dihadapi adalah sulitnya mengidentifikasi
apakah sumber daya manusia yang tersedia memiliki kemampuan memadai dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Perusahaan perlu untuk mengembangkan suatu
konsep penilaian kinerja karyawan berbasis kompetensi agar keahlian, pengetahuan, dan
karakteristik pribadi masing-masing karyawannya dapat diidentifikasi dengan mudah. Konsep
tersebut memungkinkan perusahaan menempatkan sumber daya manusia yang sesuai untuk
posisi atau jabatan tertentu. Berdasarkan wawancara dengan direktur produksi departemen
Telephone Cable PT. Sucaco, Tbk., diperlukan suatu tools untuk mengevaluasi keefektifan
kinerja karyawan, memastikan bahwa personelnya sadar akan relevansi dan pentingnya
kegiatan mereka, bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu, dan
memelihara rekaman yang aktual tentang data-data karyawan. Semua kebutuhan di atas dapat
terjawab dengan diterapkannya suatu model penilaian karyawan berbasis kompetensi. Model
kompetensi akan memberikan gambaran jelas tentang tuntutan kompetensi yang harus dimiliki
seseorang dan dapat dibandingkan dengan suatu standar sebagai tolok ukur evaluasi.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada PT. Sucaco, Tbk., terdapat beberapa
permasalahan utama yang dihadapi perusahaan sehubungan dengan tenaga kerja:
1. Belum adanya tools untuk mengevaluasi keefektifan kinerja karyawan.
2. Prosedur penilaian kinerja karyawan yang tidak efisien, membutuhkan waktu cukup
lama untuk menghasikan laporan dan sering terjadi kesalahan perhitungan karena
prosesnya masih dilakukan secara manual.
3. Belum tersedianya database yang menampung data karyawan secara lengkap, disertai
dengan tuntutan kompetensi bagi masing-masing jabatan dan tingkat pencapaian dari
pemegang jabatan yang bersangkutan.
4. Meningkatnya tuntutan akan peningkatan kinerja dan efisiensi karyawan.
Ruang lingkup perancangan sistem pada skripsi ini adalah pengembangan model kompetensi
untuk berbagai fungsi pekerjaan pada lantai produksi PT. Sucaco, Tbk. divisi Telephone Cable
(TC). Pengembangan model kompetensi akan dilanjutkan dengan penilaian kinerja
berdasarkan pada model kompetensi karyawan yang bersangkutan untuk mengetahui skill gap
yang dimilikinya. Ruang lingkup skripsi ini tidak mencakup penyusunan materi CBT.
Penilaian dan analisis dilakukan hanya terhadap karyawan shift I (pagi) saja.
METODOLOGI
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian pada divisi Telephone Cable PT. Sucaco, Tbk.
adalah sebagai berikut:
Mulai
Melakukan observasi secara langsung pada lantai produksi divisi Telephone Cable PT. Sucaco, Tbk. dan melakukan
wawancara dengan pihak-pihak terkait.
Pengumpulan Data
1. Wawancara dengan Assistant Plant Manager divisi Telephone Cable PT. Sucaco, Tbk. untuk mengetahui gambaran secara
umum mengenai kinerja karyawan yang ada.
2. Mengetahui Job Description untuk masing-masing jabatan yang ada, khususnya untuk karyawan produksi divisi Telephone
Cable PT. Sucaco, Tbk.
3. Pengamatan langsung pada bagian proses produksi tentang keefektifan kinerja karyawan yang ada. Pengamatan dilakukan
hanya kepada karyawan lantai produksi shift I (pagi) saja.
Pengolahan Data
A
A
Problem Domain
Analysis
System Definition
Class Diagram
State Chart
Application Domain
Analysis
Use Case Diagram
Sequence Diagram
Navigation Diagram
Spesifikasi Proses
Uji Coba
Pengumpulan Data
Data dan Pengembangan Model Kompetensi
a. Mengidentifikasi kompetensi inti bersama para pemimpin puncak
Berdasarkan wawancara penulis dengan direktur produksi divisi Telephone Cable PT.
Sucaco, Tbk. kompetensi inti yang wajib dimiliki oleh seluruh karyawan dalam
perusahaan ini adalah:
Tabel 1 Kompetensi Inti yang Wajib Dimiliki Karyawan PT. Sucaco, Tbk
Kompetensi Inti Kriteria
Communication Dapat berbicara dengan baik, menjadi pendengar yang baik, dapat
Competencies berkomunikasi secara tertulis dan non verbal (isyarat dan bahasa tubuh).
Empati, kemampuan menyelesaikan konflik dan membuat kesepakatan.
Interpersonal
Mampu menghargai orang lain, bekerja sama dalam kelompok, dan
Competencies
memiliki networking yang luas.
Pemikiran strategis dan analitis (mampu menganalisa masalah),
Thinking
menerjemahkan pikiran ke dalam tindakan, menerapkan kemampuan
Competencies
kognitif yang dimiliki dan menghasilkan ide-ide kreatif.
Human Resource Kemampuan team building, yang terdiri dari: pengawasan, memotivasi
Management staff, hubungan antar staff, seleksi, promosi, dan pengembangan
Competencies karyawan. Dapat mengembangkan bakat dan menghargai perbedaan.
Client Service Identifikasi dan analisa kebutuhan klien, membangun hubungan
Competencies kerjasama dan berkomitmen pada kualitas.
Manajemen keuangan, kemampuan membuat keputusan bisnis, bekerja
Business
dalam sistem, dan menggunakan kecerdasan bisnis untuk menghasilkan
Competencies
pendapatan.
Self-Management Memiliki motivasi diri yang kuat, berperilaku dengan percaya diri.
Competencies Manajemen pembelajaran diri sendiri dan menunjukkan fleksibilitas.
b. Kenali kompetensi spesifik melalui job expert Focus Group Discussion (FGD)
Penentuan kompetensi spesifik untuk suatu jabatan tertentu berhubungan erat dengan
job description jabatan tersebut. Karena keterbatasan tempat dan waktu, maka penulis
hanya akan membahas satu contoh jabatan untuk dianalisa, yaitu Drawing &
Insulation Supervisor pada divisi Telephone Cable PT. Sucaco, Tbk.:
1. Planning
Deskripsi: kemampuan untuk membuat rencana kerja dan rencana tindak lanjut dari
kondisi sumber daya yang ada guna memenuhi tuntutan rencana produksi.
Kriteria:
a. Mengatur produksi seefisien mungkin dengan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya yang tersedia.
b. Membuat rencana kerja dari rencana produksi berdasar kondisi mesin dan
karyawan untuk memenuhi kebutuhan produk.
2. Analysis
Deskripsi: kemampuan mengidentifikasi penyebab suatu masalah untuk
memecahkannya dan memikirkan konsekuensi dari berbagai alternatif tindakan
yang diambil.
Kriteria:
a. Mampu menganalisis cara kerja mesin untuk kemungkinan pengembangan guna
meningkatkan produktivitas atau mencegah timbulnya suatu masalah.
b. Mampu mengidentifikasi penyebab ketidaknormalan kerja mesin atau produk yang
dihasilkan.
3. Leadership
Deskripsi: kemampuan membawa rekan kerja untuk dapat melaksanakan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya guna mencapai tuntutan produksi, serta memastikan
karyawan mendapatkan informasi dan pelatihan yang dibutuhkan.
Kriteria:
a. Memberi teladan tentang etos kerja kepada karyawan.
b. Membentuk perilaku kerja yang menunjang.
4. Technical
Deskripsi: memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Hal ini dapat diperoleh dari pengalaman,
pendidikan atau pelatihan kerja.
Kriteria:
a. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip proses, cara kerja serta penggunaan mesin dan
parameter-parameter yang menentukan di proses Drawing dan Insulation.
b. Pengetahuan mengenai mekanisme penanganan order produksi, dan prosedur
manajemen lainnya yang berada dalam sistem jaminan mutu yang berlaku di
perusahaan (ISO-9001).
5. Teamwork
Deskripsi: kemampuan untuk bekerja sebagai satu tim dan saling membantu untuk
kesuksesan tim.
Kriteria:
a. Memberi semangat dan dorongan kerja kepada seluruh anggota tim.
b. Memberikan penghargaan kepada karyawan untuk memacu kinerjanya.
c. Kemampuan untuk membawa karyawan sebagai satu tim yang harus saling
mendukung dan membantu.
7. Relationship Building
Deskripsi: membina hubungan baik dan terbuka dengan pihak-pihak yang terkait
demi kelancaran proses komunikasi, konsultasi serta umpan balik.
Kriteria:
a. Menghargai seluruh karyawan dan memperlakukannya dengan adil.
b. Menciptakan atmosfir hubungan kerja yang baik dan saling terbuka.
c. Mendampingi dan memotivasi karyawan untuk mencapai targetnya.
d. Mendiskusikan secara terbuka konflik yang terjadi dan
menyelesaikannya dengan mempertimbangkan kepentingan perusahaan dan pihak
tersebut.
13. Training
Deskripsi: kemampuan memberi pelatihan kepada karyawan dan berbagi
pengalaman untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Kriteria:
a. Menjelaskan dasar cara kerja mesin dan perawatannya.
b. Menjelaskan faktor-faktor penyebab ketidaknormalan mesin atau produk dan
penyelesaiannya.
14. Coaching
Deskripsi: kemampuan untuk membantu karyawan secara aktif dengan
menunjukkan bagaimana cara kerja yang lebih efektif dan efisien.
Kriteria:
a. Memberi tips cara kerja yang baik.
b. Mengkoreksi cara kerja yang tidak aman.
c. Memberi teguran kepada karyawan yang lalai dalam menjalankan tugasnya.
16. Listening
Deskripsi: mampu menangkap informasi penting dari percakapan, memahami
instruksi yang cukup kompleks, dan mengajukan pertanyaan yang tepat untuk
memastikan suatu hal.
Kriteria:
a. Dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan.
b. Dapat memahami dengan jelas maksud atau inti pembicaraan dan instruksi yang
diberikan.
17. Persuasion
Deskripsi: kemampuan negosiasi, mempengaruhi atau menyakinkan pekerja untuk
melakukan hal yang tidak mereka inginkan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Kriteria:
a. Mewajibkan operator untuk memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan, bukan
dari segi kuantitas saja.
b. Mendorong operator untuk melakukan perawatan mesin secara teratur.
Dari tabel matriks perbandingan berpasangan tersebut akan dapat dihitung bobot
kepentingan elemen-elemen kompetensi untuk jabatan Drawing & Insulation
Supervisor divisi Telephone Cable PT. Sucaco, Tbk. sebagai berikut:
Analisis
Analisis Pembobotan Komponen Kompetensi
Pembobotan dengan metode Paired Comparison bertujuan untuk mengetahui bobot
kepentingan masing-masing elemen kompetensi yang diperbandingkan.
Semakin besar nilai bobot suatu kompetensi, berarti semakin penting kompetensi tersebut
dalam mempengaruhi kinerja karyawan yang bersangkutan. Dari Tabel 4 di atas tampak
bahwa untuk jabatan Drawing & Insulation Supervisor, lima kompetensi yang paling utama
adalah kemampuan teknis (Technical), kemampuan memberikan pelatihan (Training), dan
kerjasama tim (Teamwork), kemampuan membantu karyawan secara aktif (Coaching), dan
kepemimpinan (Leadership). Dari hasil ini terlihat bahwa untuk jabatan supervisor
membutuhkan kemampuan teknis dan manajemen secara berimbang.
Hasil akhir perhitungan nilai skill gap untuk jabatan Drawing & Insulation Supervisor
menunjukkan nilai +16.18%. Hal ini berarti pemegang jabatan yang bersangkutan memiliki
kompetensi di atas standar sebesar 16.18%. Dengan demikian maka karyawan tersebut layak
untuk menduduki posisinya.
diedit()
ditampilkan()
diinput() dihapus()
Aktif
disimpan()
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya dilakukan pemasukan data awal ke dalam sistem, yang dijadikan sebagai
data historis perusahaan agar memudahkan pencarian data yang lalu.
2. Program pelatihan untuk karyawan hendaknya disesuaikan dengan skill gap yang
dimiliki agar pelatihan yang diberikan dapat lebih efektif dalam menunjang
kegiatannya.
3. Model kompetensi yang telah ada dapat dikembangkan lebih jauh lagi sehingga
perusahaan dapat mengaplikasikan sistem manajemen sumber daya manusia berbasis
kompetensi (Competency Based Human Resources Management) dalam menjalankan
fungsi-fungsi utama departemen SDM.
4. Dengan menggunakan sistem informasi penilaian kinerja karyawan berbasis
kompetensi, perusahaan sebaiknya melakukan penilaian kinerja secara berkala dengan
selang waktu yang pendek. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang dihasilkan selalu
up to date dan mampu menghadapi tuntutan dinamis pekerjaan dewasa ini.
5. Melakukan pemeliharaan terhadap sistem informasi penilaian kinerja karyawan
berbasis kompetensi dengan cara melakukan update dan backup data secara rutin.
REFERENCES