Anda di halaman 1dari 37

2FTK49001 –

REKAYASA INDUSTRI
BERORIENTASI 4.0
Disusun Oleh
Dr. Ir. Riski Elpari Siregar, MT
3 4 5 6 7
Define Gather Concept Evaluate &
generation select concept
problem information Creativity methods Decision making
Problem statement Internet Brainstorming
Benchmarking Patents Functional models
Selection criteria
Product dissection Technical articles Decomposition Pugh chart
House of Quality Trade journals Systematic design Decision matrix
PDS Consultants methods AHP

Konseptual Design

8 10 11 12 13 13 14 15 16 9 16
Configuration
design
Parametric Detail
Product Preliminary
selection of design design
architecture materials and Robust design
Arrangement of Engineering
manufacturing Set tolerances
physical elements DFM, DFA, DFE drawings
processes
Modularity Modeling Tolerances Finalize PDS
Sizing of parts

11 12
8 Embodiment Design
Proses Desain Teknik

Proses Desain Teknik memerlukan perhatian terhadap berbagai faktor agar berjalan dengan baik.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a) Fungsi dan Kegunaan Produk: Sebelum memulai desain, penting untuk memahami secara menyeluruh
fungsi dan kegunaan produk. Selain itu, riset tentang produk sejenis dan bagaimana produk tersebut dapat
dibedakan dari kompetitor juga perlu dilakukan.
b) Bahan Baku dan Spesifikasi Desain: Menentukan bahan baku yang akan digunakan dalam produk serta
mengatur spesifikasi desain seperti bagian produk, warna, dan ukuran yang dibutuhkan.
c) Tanggung Jawab Produk: Sebagai pembuat produk, Anda bertanggung jawab untuk memberikan desain
dengan kualitas terbaik. Garansi kepuasan bagi pelanggan juga merupakan bagian dari tanggung jawab ini.
d) Harga dan Volume Produk: Pertimbangkan harga dan volume produksi produk. Harga terkait dengan
jumlah produksi, sedangkan volume berkaitan dengan ukuran produk yang ditawarkan.
e) Bentuk Dasar dari Produk: Bentuk dasar atau prototipe adalah model awal produk sebelum proses
produksi. Prototipe membantu dalam menguji perubahan pada desain produk sebelum diimplementasikan.
Proses Pengembangan Produk
Proses Pengembangan Produk dalam bidang teknik melibatkan beberapa pertimbangan penting agar berjalan dengan baik. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Ide dan Konseptualisasi: Mulailah dengan menghasilkan ide-ide produk yang inovatif. Pertimbangkan kebutuhan pasar, tren, dan
masalah yang ingin dipecahkan oleh produk tersebut.
2. Analisis Kelayakan: Lakukan analisis kelayakan bisnis dan teknis. Pertimbangkan aspek seperti biaya produksi, bahan baku, dan
potensi keuntungan.
3. Desain Produk: Buat desain produk yang memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan pengguna. Pertimbangkan faktor ergonomi,
estetika, dan fungsionalitas.
4. Prototipe: Buat prototipe produk untuk menguji desain dan fungsi. Iterasi prototipe dapat membantu mengidentifikasi masalah dan
perbaikan yang diperlukan.
5. Pengujian dan Validasi: Lakukan pengujian produk secara menyeluruh. Pertimbangkan uji fungsionalitas, keamanan, dan kinerja.
6. Produksi Massal: Setelah produk berhasil diuji dan divalidasi, siapkan proses produksi massal. Pertimbangkan efisiensi produksi,
biaya, dan kualitas.
7. Pemasaran dan Distribusi: Pertimbangkan strategi pemasaran dan distribusi. Bagaimana produk akan dipasarkan, dijual, dan
didistribusikan ke pelanggan?
8. Pemeliharaan dan Perbaikan: Setelah produk diluncurkan, pertimbangkan pemeliharaan dan perbaikan. Bagaimana produk akan
diperbaiki jika ada masalah atau perubahan yang diperlukan?
Definisi Masalah dan Identifikasi
Kebutuhan
Dalam proses pengembangan produk, mendefinisikan masalah dan mengidentifikasi kebutuhan adalah langkah kritis untuk
memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Berikut adalah beberapa
panduan untuk melakukan kedua hal ini:
1. Definisikan Masalah:
o Analisis Awal: Lakukan analisis mendalam tentang masalah yang ingin dipecahkan oleh produk. Pertimbangkan aspek
seperti kekurangan produk yang sudah ada di pasar, masalah yang dihadapi pelanggan, atau peluang untuk
meningkatkan efisiensi.
o Stakeholder Involvement: Libatkan berbagai pihak terkait, termasuk tim internal, pelanggan, dan pihak luar lainnya.
Diskusikan masalah yang dihadapi dan perlu diatasi.
o Penelitian Pasar: Lakukan riset pasar untuk memahami tren, kebutuhan, dan preferensi pelanggan. Identifikasi
masalah yang relevan dengan pasar saat ini.
2. Identifikasi Kebutuhan:
o Segmentasi Pelanggan: Kelompokkan pelanggan berdasarkan karakteristik dan kebutuhan mereka. Apa yang
diinginkan oleh setiap segmen? Bagaimana produk dapat memenuhi kebutuhan mereka?
o Wawancara dan Survei: Ajukan pertanyaan langsung kepada pelanggan. Apa yang mereka harapkan dari produk? Apa
masalah yang ingin mereka selesaikan?
o Analisis Persaingan: Pelajari produk-produk sejenis yang sudah ada di pasar. Apa kelebihan dan kekurangan produk
mereka? Bagaimana produk Anda dapat bersaing?
Definisi Masalah dan Identifikasi
Kebutuhan
 Contoh sederhana: Misalkan Anda ingin mengembangkan aplikasi pengelolaan tugas.
Masalah yang ingin Anda selesaikan adalah ketidakefisienan dalam mengatur pekerjaan
sehari-hari. Kebutuhan yang teridentifikasi melalui wawancara dengan calon pengguna
termasuk fitur seperti pengingat tugas, kategori tugas, dan kemudahan akses melalui
perangkat seluler.

 Ingatlah bahwa mendefinisikan masalah dan mengidentifikasi kebutuhan adalah


langkah awal yang krusial dalam pengembangan produk. Semakin baik Anda
memahami masalah dan kebutuhan, semakin baik produk yang dapat Anda hasilkan!
Perilaku dan Alat Tim
Dalam proses pengembangan desain teknik, perilaku dan alat tim yang baik memainkan peran krusial untuk mencapai
kesuksesan. Berikut adalah beberapa panduan dan peran yang dapat membantu tim dalam mengembangkan desain
teknik yang efektif:
1. Peran Tim Berdasarkan Teori Belbin:
o Shaper: Anggota tim yang memajukan tim, berorientasi pada tindakan, dan memotivasi diri dan orang lain.
Mereka efektif dalam manajemen dan mencari solusi saat krisis terjadi.
o Implementer: Anggota tim yang berorientasi pada tindakan dan mempertahankan keteraturan. Mereka praktis
dan disiplin, serta mendukung anggota tim lain.
o Completer Finisher: Individu dengan fokus tinggi pada detail dan mengupayakan kesempurnaan. Meskipun
mungkin lebih introver, mereka penting dalam menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi 1.
2. Ciri-ciri Tim yang Kuat:
o Keterbukaan: Tim yang kuat berkomunikasi secara terbuka dan berbagi informasi dengan transparan.
o Kolaborasi: Anggota tim bekerja sama, saling mendukung, dan memperkuat kekuatan masing-masing.
o Kepemimpinan: Tim memiliki pemimpin yang memotivasi dan mengarahkan tujuan bersama.
o Keterampilan Teknis: Memiliki keterampilan teknis yang relevan dengan tugas desain teknik.
o Kreativitas: Tim berinovasi dan berpikir kreatif dalam mengatasi tantangan desain.
Perilaku dan Alat Tim

Dalam proses pengembangan desain teknik, perilaku dan alat tim yang baik memainkan peran
krusial untuk mencapai kesuksesan. Berikut adalah beberapa panduan dan peran yang dapat membantu
tim dalam mengembangkan desain teknik yang efektif:
3. Alat dan Metode Kerja Sama Tim:
o Software Desain: Gunakan perangkat lunak desain seperti AutoCAD, SolidWorks, atau CATIA
untuk merancang produk.
o Kolaborasi Online: Platform seperti Asana, Trello, atau Microsoft Teams memfasilitasi
kolaborasi tim jarak jauh.
o Prototyping Tools: Gunakan alat prototyping fisik atau digital untuk menguji desain sebelum
produksi.
o Komunikasi Efektif: Manfaatkan alat komunikasi seperti Slack, Zoom, atau email untuk
berkomunikasi dengan jelas dan efisien.

Ingatlah bahwa tim yang kuat membutuhkan kerjasama, keterampilan, dan komitmen untuk mencapai
hasil desain teknik yang sukses 12. Semoga tim Anda dapat mengaplikasikan perilaku dan alat ini
Mengumpulkan Informasi

Dalam proses pengembangan desain, mengumpulkan informasi dengan baik dan efisien
sangat penting agar desain berjalan sesuai dengan tujuan. Berikut adalah beberapa teknik
yang dapat membantu Anda dalam mengumpulkan informasi secara efektif:
1. Identifikasi Keputusan yang Perlu Diambil:
o Ajukan pertanyaan kepada diri sendiri: Apa masalah yang perlu dipecahkan? Apa
tujuan yang ingin dicapai dengan mengambil keputusan ini? Bagaimana
kesuksesan akan diukur? Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu Anda
menemukan solusi yang tepat.
2. Kumpulkan Informasi Relevan:
o Gunakan berbagai sumber informasi, termasuk data historis internal tim atau
perusahaan. Pertimbangkan juga mencari informasi eksternal melalui riset pasar,
konsultan, atau kolaborasi dengan kolega dari perusahaan lain yang memiliki
pengalaman relevan.
o Informasi yang relevan membantu tim menemukan berbagai solusi untuk masalah
yang dihadapi.
Mengumpulkan Informasi
Dalam proses pengembangan desain, mengumpulkan informasi dengan baik dan efisien sangat penting agar desain berjalan
sesuai dengan tujuan. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat membantu Anda dalam mengumpulkan informasi secara efektif:
1. Cari Solusi Alternatif:

o Jangan terpaku pada satu solusi. Cari berbagai alternatif yang mungkin. Diskusikan dengan tim dan pertimbangkan sudut
pandang yang berbeda.
o Solusi alternatif membuka peluang untuk menemukan pendekatan yang lebih baik dan efisien.
2. Gunakan Teknik Pengumpulan Data yang Tepat:
o Wawancara: Ajukan pertanyaan langsung kepada pihak terkait. Wawancara memungkinkan Anda mendapatkan
wawasan langsung dari orang-orang yang berpengalaman.
o Observasi: Amati situasi atau proses yang relevan dengan desain. Observasi dapat memberikan informasi yang tidak
terlihat dari data atau wawancara.
o Kuesioner: Gunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari banyak responden secara efisien. Pastikan pertanyaan
kuesioner relevan dengan keputusan yang akan diambil.
o Studi Dokumentasi: Telusuri dokumen, laporan, atau literatur yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.
 Ingatlah bahwa mengumpulkan informasi yang baik memerlukan kerjasama tim, pemilihan teknik yang sesuai, dan
pemahaman mendalam tentang masalah yang ingin dipecahkan 12.
Generasi Konsep

Generasi Konsep dalam desain teknik memainkan peran penting dalam menghasilkan solusi yang inovatif dan efisien. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam mengembangkan konsep desain yang baik:

1. Pahami Masalah dan Kebutuhan: Sebelum memulai, pahami dengan baik masalah yang ingin Anda selesaikan dan kebutuhan
pengguna. Identifikasi area yang memerlukan perbaikan atau inovasi.

2. Penelitian dan Inspirasi:

o Telusuri referensi, riset pasar, dan produk sejenis. Pelajari tren terbaru dan teknologi yang relevan.

o Jangan takut untuk berinovasi. Terkadang inspirasi datang dari luar bidang teknik atau dari pengalaman sehari-hari.

3. Brainstorming dan Ideation:

o Ajak tim Anda untuk berpartisipasi dalam sesi brainstorming. Buat suasana yang kreatif dan bebas.

o Catat semua ide, bahkan yang tampak tidak mungkin. Ide-ide ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan konsep yang
lebih baik..
Generasi Konsep
Sketching dan Visualisasi:

o Buat sketsa kasar untuk setiap ide. Visualisasi membantu Anda memahami konsep secara lebih baik.

o Gunakan alat seperti kertas, software desain, atau prototyping tools untuk menggambarkan konsep.

4. Evaluasi dan Seleksi:

o Evaluasi setiap konsep berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Pertimbangkan faktor seperti fungsionalitas, biaya, dan keamanan.

o Pilih beberapa konsep yang paling menjanjikan untuk diuji lebih lanjut.

5. Prototyping dan Testing:

o Buat prototipe untuk konsep yang terpilih. Prototipe dapat berupa model fisik atau simulasi digital.

o Uji prototipe dengan pengguna atau tim ahli. Dapatkan umpan balik dan perbaiki konsep jika diperlukan.

6. Iterasi dan Perbaikan:

o Jangan takut untuk mengubah atau memperbaiki konsep. Iterasi adalah bagian penting dari proses desain.

o Terus ulangi langkah-langkah di atas hingga Anda mencapai konsep yang optimal.

 Ingatlah bahwa kreativitas dan kolaborasi tim adalah kunci dalam menghasilkan konsep desain yang baik dan efisien 1.
Pengambilan Keputusan dan Pemilihan
Konsep
 Pengambilan keputusan dan pemilihan konsep yang optimum memerlukan pendekatan yang baik dan efisien. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan dan memilih konsep yang terbaik:

1. Identifikasi Keputusan yang Perlu Diambil:

o Pertama, tentukan dengan jelas keputusan apa yang perlu diambil. Apa masalah yang ingin Anda selesaikan? Apa tujuan yang ingin
dicapai dengan keputusan ini? Bagaimana kesuksesan akan diukur? Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu Anda menemukan
solusi yang tepat.

2. Kumpulkan Informasi Relevan:

o Mengumpulkan informasi terkait keputusan yang sedang diambil adalah langkah penting. Gunakan data historis internal tim atau
perusahaan. Cari juga informasi eksternal melalui riset pasar, konsultan, atau kolaborasi dengan kolega dari perusahaan lain yang
memiliki pengalaman relevan.

3. Cari Solusi Alternatif:

o Jangan terpaku pada satu solusi. Cari berbagai alternatif yang mungkin. Diskusikan dengan tim dan pertimbangkan sudut pandang yang
berbeda.

o Solusi alternatif membuka peluang untuk menemukan pendekatan yang lebih baik dan efisien.
Pengambilan Keputusan dan Pemilihan
Konsep
4. Evaluasi dan Seleksi:

o Evaluasi setiap konsep berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Pertimbangkan faktor seperti fungsionalitas, biaya, dan
keamanan.

o Pilih beberapa konsep yang paling menjanjikan untuk diuji lebih lanjut.

5. Prototyping dan Testing:

o Buat prototipe untuk konsep yang terpilih. Uji prototipe dengan pengguna atau tim ahli. Dapatkan umpan balik dan perbaiki
konsep jika diperlukan.

6. Iterasi dan Perbaikan:

o Terus ulangi langkah-langkah di atas hingga Anda mencapai konsep yang optimal.

 Ingatlah bahwa kreativitas, kolaborasi tim, dan analisis yang cermat adalah kunci dalam mengambil keputusan dan memilih
konsep yang optimum 12.
Desain Perwujudan

Dalam proses pengembangan desain, ada beberapa langkah yang dapat membantu menciptakan desain perwujudan yang baik. Berikut adalah
beberapa langkah dasar yang perlu diperhatikan oleh para desainer:

1. Definisi Tujuan Desain:

o Pertama, pahami dengan jelas tujuan dari desain yang akan dibuat. Apakah itu untuk membuat logo, poster, atau tata letak halaman web?
Desainer harus memiliki pemahaman yang jelas tentang pesan atau tujuan yang ingin disampaikan melalui desain tersebut.

2. Penelitian dan Konsep:

o Lakukan penelitian tentang tren terbaru, audiens target, dan pesaing di industri terkait. Dengan informasi ini, desainer dapat
mengembangkan konsep desain awal.

o Buat sketsa kasar atau mood board untuk merumuskan ide-ide visual.

3. Pemilihan Warna dan Tipografi:

o Pilih kombinasi warna yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Warna memiliki dampak besar pada persepsi visual.

o Pilih tipografi yang mudah dibaca dan sesuai dengan karakter desain.
Desain Perwujudan

4. Perancangan Tata Letak:

o Tata letak yang baik memperhatikan elemen-elemen seperti ruang kosong, proporsi, dan keseimbangan visual.

o Pertimbangkan hierarki informasi agar pesan utama lebih menonjol.

5. Penggunaan Elemen Visual:

o Gunakan gambar, ikon, atau ilustrasi yang mendukung pesan desain.

o Pastikan elemen visual terintegrasi dengan baik dalam tata letak.

6. Prototyping dan Pengujian:

o Buat prototipe untuk menguji desain secara praktis. Prototipe dapat berupa model fisik atau simulasi digital.

o Uji prototipe dengan pengguna atau tim ahli. Dapatkan umpan balik dan perbaiki desain jika diperlukan.

7. Iterasi dan Perbaikan:

o Terus ulangi langkah-langkah di atas hingga Anda mencapai desain yang optimal.

o Jangan takut untuk mengubah atau memperbaiki konsep desain selama proses iterasi.
Desain Detail

Dalam membuat desain detail yang optimum, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar hasilnya memuaskan dan efisien. Berikut
adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan:

1. Komposisi Warna:

o Penentuan warna merupakan aspek krusial dalam desain. Pastikan warna objek dengan latar belakang berpadu dengan baik.

o Hindari konflik warna yang dapat mengganggu kesan visual.

2. Teks atau Tipografi:

o Pilih tipografi yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Pastikan teks mudah dibaca dan sesuai dengan karakter desain.

o Perhatikan ukuran, spasi, dan pengaturan teks agar tata letak terlihat rapi.

3. Layout atau Tata Letak:

o Tata letak yang baik memperhatikan elemen-elemen seperti ruang kosong, proporsi, dan keseimbangan visual.

o Pertimbangkan hierarki informasi agar pesan utama lebih menonjol.


Desain Detail

4. Elemen Visual:

o Gunakan gambar, ikon, atau ilustrasi yang mendukung pesan desain.

o Pastikan elemen visual terintegrasi dengan baik dalam tata letak.

5. Detail Teknis:

o Perhatikan detail teknis seperti ukuran, skala, dan proporsi.

o Pastikan semua elemen terukur dengan akurat dan sesuai dengan spesifikasi.

6. Konsistensi:

o Pertahankan konsistensi dalam seluruh desain. Gunakan elemen visual yang seragam dan mengikuti pola yang sama.

o Hindari perubahan tiba-tiba yang dapat mengganggu kesan keseluruhan.

7. Prototyping dan Pengujian:

o Buat prototipe untuk menguji desain secara praktis. Uji prototipe dengan pengguna atau tim ahli.

o Dapatkan umpan balik dan perbaiki desain jika diperlukan.


Pemodelan dan Simulasi

Dalam membuat pemodelan dan simulasi yang baik, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar hasil desain berfungsi dengan baik dan efisien. Berikut
adalah panduan untuk mengembangkan pemodelan dan simulasi yang optimal:

1. Pahami Tujuan dan Kebutuhan:

o Sebelum memulai, pahami dengan baik tujuan dari pemodelan dan simulasi. Apa yang ingin Anda teliti atau uji? Apa masalah yang ingin Anda
selesaikan?

o Identifikasi kebutuhan data input dan output yang relevan.

2. Pilih Metode Pemodelan dan Simulasi:

o Pilih metode yang sesuai dengan jenis masalah yang ingin Anda pecahkan. Beberapa metode umum meliputi:

 Simulasi Monte Carlo: Digunakan untuk menghitung probabilitas dan menguji skenario acak.

 Simulasi Dinamis: Menggambarkan perubahan sistem seiring waktu.

 Pemodelan Matematika: Menggunakan persamaan matematika untuk menggambarkan fenomena.

 Pemodelan Fisik: Membuat model fisik yang merepresentasikan sistem nyata.


Pemodelan dan Simulasi

3. Kumpulkan Data dan Parameter:

o Data dan parameter yang akurat sangat penting. Pastikan data yang digunakan sesuai dengan kondisi nyata.

o Gunakan data historis, pengukuran, atau hasil eksperimen jika memungkinkan.

4. Validasi dan Verifikasi:

o Validasi adalah memastikan bahwa model dan simulasi menggambarkan sistem dengan benar.

o Verifikasi adalah memastikan bahwa model dan simulasi diimplementasikan dengan benar.

5. Uji Sensitivitas dan Analisis Risiko:

o Uji bagaimana variasi parameter mempengaruhi hasil simulasi.

o Identifikasi risiko dan ketidakpastian dalam model.


Pemodelan dan Simulasi

6. Visualisasi Hasil:

o Gunakan grafik, plot, atau animasi untuk memvisualisasikan hasil simulasi.

o Ini membantu Anda dan pemangku kepentingan memahami temuan dengan lebih baik.

7. Iterasi dan Perbaikan:

o Terus ulangi langkah-langkah di atas hingga Anda mencapai hasil yang memuaskan.

o Jangan ragu untuk memperbaiki model atau mengubah parameter jika diperlukan.

Ingatlah bahwa pemahaman mendalam tentang sistem, analisis yang cermat, dan
penggunaan metode yang tepat adalah kunci dalam menghasilkan pemodelan dan
simulasi yang baik 12.
Pemilihan Bahan

Pemilihan bahan yang baik dalam desain teknik sangat penting untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa langkah yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan pemilihan bahan yang optimal:

1. Pahami Kebutuhan Desain:

o Sebelum memilih bahan, pahami dengan baik kebutuhan desain. Apa fungsi produk? Apa beban yang akan diterima? Bagaimana
lingkungan penggunaan?

2. Identifikasi Kriteria Bahan:

o Tentukan kriteria bahan yang relevan dengan desain, seperti kekuatan, ketahanan terhadap korosi, ketahanan terhadap suhu tinggi, dan
lainnya.

o Pertimbangkan faktor biaya, ketersediaan, dan dampak lingkungan.

3. Pilih Bahan yang Sesuai:

o Gunakan pengetahuan tentang sifat-sifat bahan untuk memilih bahan yang sesuai dengan kebutuhan desain.

o Pertimbangkan alternatif bahan dan bandingkan kelebihan dan kekurangannya.


Pemilihan Bahan

4. Uji Bahan:

o Lakukan pengujian bahan untuk memastikan bahwa bahan memenuhi persyaratan desain.

o Uji sifat mekanik, termal, dan kimia bahan.

5. Konsultasi dengan Ahli:

o Jika perlu, konsultasikan dengan ahli material atau insinyur bahan.

o Mereka dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang pemilihan bahan yang optimal.

6. Dokumentasikan Pemilihan Bahan:

o Catat pemilihan bahan secara rinci. Sertakan alasan mengapa bahan tersebut dipilih.

o Dokumentasi ini akan membantu dalam proses produksi dan pemeliharaan.

 Ingatlah bahwa pemilihan bahan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang sifat-sifat bahan dan kebutuhan desain 12.
Desain dengan Bahan

Dalam mendesain dengan bahan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar hasil desain efektif dan ekonomis. Berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan:

1. Faktor Keamanan Kemasan:

o Pastikan bahan yang digunakan aman bagi pengguna dan lingkungan.

o Pertimbangkan ketahanan terhadap benturan, panas, dan bahan kimia.

2. Kemudahan Kemasan:

o Pilih bahan yang mudah dibentuk dan diolah.

o Pertimbangkan proses produksi dan biaya tenaga kerja.

3. Kemudahan saat Dikirimkan:

o Bahan yang ringan dan tahan benturan akan mengurangi biaya pengiriman.

o Pertimbangkan ukuran dan bentuk kemasan agar mudah disusun dan diangkut.

4. Produk yang Mudah Dikenali:

o Desain dengan bahan yang memudahkan pengenalan produk akan meningkatkan efisiensi dalam distribusi dan penyimpanan.

o Pertimbangkan label, warna, atau bentuk yang khas.


Desain dengan Bahan

5. Faktor Informasi dan Promosi:

o Bahan yang memungkinkan informasi produk dicetak dengan jelas akan membantu promosi.

o Pertimbangkan kemampuan bahan untuk menampilkan merek, logo, dan informasi penting.

6. Ekonomis:

o Pilih bahan yang terjangkau dan sesuai dengan anggaran.

o Pertimbangkan biaya produksi, pemeliharaan, dan daur ulang.

7. Faktor Keindahan Desain Produk:

o Bahan yang memberikan kesan visual yang baik akan meningkatkan daya tarik produk.

o Pertimbangkan tekstur, warna, dan finishing bahan.

8. Ramah Lingkungan:

o Pilih bahan yang dapat didaur ulang atau memiliki jejak karbon rendah.

o Pertimbangkan dampak lingkungan dari produksi hingga pembuangan.

 Ingatlah bahwa pemilihan bahan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang sifat-sifat bahan dan kebutuhan desain 12.
Desain untuk Manufaktur

Desain untuk Manufaktur (Design for Manufacturing - DFM) adalah pendekatan yang memastikan bahwa desain produk dapat diproduksi dengan efisien dan
efektif. Setelah Anda merancang produk dengan bahan tertentu, langkah selanjutnya adalah menghubungkannya dengan proses manufaktur. Berikut adalah cara
mengintegrasikan desain dengan manufaktur:

1. Kolaborasi Tim Desain dan Produksi:

o Libatkan tim desain dan tim produksi/manufaktur sejak awal. Diskusikan konsep desain, pemilihan bahan, dan proses produksi yang akan digunakan.

o Tim produksi dapat memberikan wawasan tentang keterbatasan dan peluang dalam proses manufaktur.

2. Analisis DFM:

o Lakukan analisis DFM untuk mengidentifikasi potensi masalah produksi yang mungkin muncul dari desain.

o Pertimbangkan aspek seperti kompleksitas geometri, kebutuhan alat khusus, dan kesulitan perakitan.

3. Sederhanakan Desain:

o Kurangi kompleksitas desain jika memungkinkan. Desain yang lebih sederhana cenderung lebih mudah diproduksi.

o Pertimbangkan penggunaan komponen standar yang sudah ada di pasar.


Desain untuk Manufaktur

4. Optimalkan Proses Produksi:

o Pertimbangkan urutan operasi produksi. Apakah ada cara untuk mengurangi jumlah langkah produksi?

o Pilih metode produksi yang paling efisien berdasarkan bahan dan geometri produk.

5. Pemilihan Bahan yang Sesuai:

o Pastikan bahan yang dipilih sesuai dengan proses manufaktur yang akan digunakan.

o Pertimbangkan faktor seperti kekuatan, ketahanan terhadap korosi, dan kemudahan pemrosesan.

6. Uji Prototipe:

o Buat prototipe produk dan uji di fasilitas produksi. Identifikasi masalah dan perbaiki desain jika diperlukan.

o Prototipe membantu memvalidasi kesesuaian desain dengan proses manufaktur.

7. Dokumentasikan Proses Manufaktur:

o Buat panduan produksi yang detail. Sertakan instruksi perakitan, toleransi, dan spesifikasi bahan.

o Dokumen ini akan membantu operator produksi dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan desain.

 Ingatlah bahwa kolaborasi antara tim desain dan tim produksi sangat penting untuk menghasilkan produk yang efisien dan berkualitas tinggi 12.
Risiko, Keandalan, dan Keamanan

Dalam mendesain produk yang aman, terutama terhadap risiko, keandalan, dan keamanan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Berikut adalah hal-hal yang harus
dipertimbangkan agar produk yang didesain dan dibuat memenuhi standar keamanan dan kualitas:

1. Faktor Keamanan:

o Pastikan produk tidak memiliki potensi bahaya bagi pengguna. Pertimbangkan faktor seperti tajam, beracun, atau mudah terbakar.

o Gunakan bahan yang aman dan tahan lama.

2. Keandalan Produk:

o Desain produk dengan memperhatikan ketahanan dan daya tahan. Pertimbangkan faktor seperti umur pakai, ketahanan terhadap keausan, dan perawatan.

o Uji produk secara menyeluruh untuk memastikan keandalannya.

3. Keamanan Produk:

o Pertimbangkan faktor keamanan dalam penggunaan produk. Misalnya, produk elektronik harus memiliki perlindungan terhadap korsleting listrik.

o Pastikan instruksi penggunaan dan peringatan keamanan tertera dengan jelas pada produk.

4. Analisis Risiko:
Risiko, Keandalan, dan Keamanan

4. Analisis Risiko:

o Lakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil tindakan pencegahan.

o Pertimbangkan faktor seperti kegagalan komponen, ketidakstabilan, atau kerusakan.

5. Kepatuhan Standar dan Regulasi:

o Pastikan produk mematuhi standar dan regulasi yang berlaku. Misalnya, produk medis harus memenuhi persyaratan FDA.

o Konsultasikan dengan ahli hukum atau ahli keamanan produk jika diperlukan.

6. Pelatihan Pengguna:

o Sertakan panduan penggunaan yang jelas dan mudah dimengerti.

o Edukasi pengguna tentang cara menggunakan produk dengan aman.

 Ingatlah bahwa desain produk yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna, risiko, dan keamanan 12.
Risiko, Keandalan, dan Keamanan

Dalam mendesain produk yang aman, terutama terhadap risiko, keandalan, dan keamanan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan agar produk
yang didesain dan dibuat memenuhi standar keamanan dan kualitas:

1. Faktor Keamanan:

o Pastikan produk tidak memiliki potensi bahaya bagi pengguna. Pertimbangkan faktor seperti tajam, beracun, atau mudah terbakar.

o Gunakan bahan yang aman dan tahan lama.

2. Keandalan Produk:

o Desain produk dengan memperhatikan ketahanan dan daya tahan. Pertimbangkan faktor seperti umur pakai, ketahanan terhadap keausan, dan perawatan.

o Uji produk secara menyeluruh untuk memastikan keandalannya.

3. Keamanan Produk:

o Pertimbangkan faktor keamanan dalam penggunaan produk. Misalnya, produk elektronik harus memiliki perlindungan terhadap korsleting listrik.

o Pastikan instruksi penggunaan dan peringatan keamanan tertera dengan jelas pada produk.

4. Analisis Risiko:
Kualitas, Desain Kuat, dan Optimasi

Kualitas, Desain Kuat, dan Optimasi adalah tiga faktor kunci yang dapat menghasilkan produk yang unggul. Berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan agar mencapai hasil yang optimal:

1. Kualitas Produk:

o Pemahaman Kebutuhan Pengguna: Pastikan produk memenuhi kebutuhan pengguna. Lakukan riset pasar dan wawancara dengan
calon pengguna untuk memahami apa yang mereka harapkan dari produk.

o Pengendalian Kualitas: Terapkan sistem pengendalian kualitas selama proses produksi. Uji produk secara menyeluruh sebelum
diluncurkan ke pasar.

o Pemilihan Bahan Berkualitas: Gunakan bahan yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan standar industri.

2. Desain Kuat:

o Analisis Struktural: Lakukan analisis struktural untuk memastikan desain tahan terhadap beban dan tekanan yang mungkin terjadi.

o Pemilihan Bentuk dan Geometri yang Optimal: Desain dengan bentuk dan geometri yang kuat dan efisien.

o Pertimbangkan Faktor Lingkungan: Pertimbangkan kondisi lingkungan di mana produk akan digunakan. Misalnya, apakah produk
akan terpapar air, panas, atau korosi?
Kualitas, Desain Kuat, dan Optimasi

3. Optimasi Produk:

o Optimasi Biaya: Pertimbangkan biaya produksi, bahan, dan tenaga kerja. Cari cara untuk mengurangi biaya tanpa
mengorbankan kualitas.

o Optimasi Performa: Fokus pada fitur dan fungsi yang paling penting bagi pengguna. Buang elemen yang tidak memberikan
nilai tambah.

o Uji Prototipe: Buat prototipe produk dan uji di fasilitas produksi. Identifikasi masalah dan perbaiki desain jika diperlukan.

Ingatlah bahwa kolaborasi antara tim desain, produksi, dan manajemen sangat penting untuk menghasilkan produk yang unggul 12.
Evaluasi Biaya

Evaluasi biaya suatu produk merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan optimal dari segi biaya. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan agar evaluasi biaya produk mencapai hasil yang optimal:

1. Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis - CBA):

o Pengertian: Cost Benefit Analysis (CBA) adalah proses pembandingan biaya yang diperhitungkan bersama dengan fungsi yang berhubungan erat bersama dengan penentuan aturan, untuk menetapkan apakah peraturan yang ditentukan tersebut sesuai atau tidak berasal dari sudut pandang usaha.

o Faktor Biaya yang Diperhitungkan:

 Biaya Langsung (Direct Cost): Termasuk biaya bahan baku, biaya manufaktur, biaya pekerja, dan biaya inventaris.

 Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost): Termasuk biaya air, biaya sewa, biaya listrik, dan biaya lain yang menyangga operasional perusahaan.

 Biaya Pengambilan Keputusan Tidak Berwujud: Misalnya dampak pada pelanggan, karyawan, atau lead time.

 Biaya Peluang: Seperti investasi alternatif atau membeli fasilitas versus konstruksi.

 Biaya Risiko Potensial: Seperti risiko peraturan, persaingan, dan dampak lingkungan.

2. Optimasi Biaya:

o Pemilihan Bahan Berkualitas: Gunakan bahan berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar industri.

o Optimasi Biaya Produksi: Pertimbangkan biaya produksi, bahan, dan tenaga kerja. Cari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas.

3. Analisis Risiko:
Evaluasi Biaya

3. Analisis Risiko:

o Lakukan analisis risiko untuk mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil tindakan pencegahan.

o Pertimbangkan faktor seperti kegagalan komponen, ketidakstabilan, atau kerusakan.

4. Kolaborasi Tim Desain dan Produksi:

o Melibatkan tim desain dan tim produksi sejak awal. Diskusikan konsep desain, pemilihan bahan, dan proses produksi yang
akan digunakan.

 Ingatlah bahwa kolaborasi antara tim desain, produksi, dan manajemen sangat penting untuk menghasilkan produk yang efisien dan
berkualitas tinggi 12.
Masalah Hukum dan Etika dalam Desain
Teknik
Dalam desain teknik, masalah hukum dan etika memainkan peran penting dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan standar. Berikut adalah beberapa pertimbangan utama terkait masalah hukum dan etika dalam desain teknik:

1. Hak Kekayaan Intelektual (HKI):

o Pastikan desain Anda tidak melanggar hak cipta, merek dagang, atau paten orang lain.

o Hindari plagiarisme dan perbanyak karya yang sudah ada tanpa izin.

2. Ketidakberpihakan dan Ketidakadilan:

o Pertimbangkan dampak desain Anda terhadap berbagai kelompok sosial dan lingkungan.

o Hindari penggambaran yang merendahkan atau diskriminatif terhadap ras, gender, orientasi seksual, dan lainnya.

3. Keselamatan dan Kesehatan:

o Pastikan desain Anda tidak membahayakan pengguna atau lingkungan.

o Pertimbangkan faktor seperti bahan berbahaya, ketahanan terhadap korosi, dan keamanan operasional.

4. Kepatuhan Terhadap Regulasi:

o Pastikan desain Anda mematuhi regulasi dan standar yang berlaku di industri terkait.

o Konsultasikan dengan ahli hukum atau ahli keamanan produk jika diperlukan.

Ingatlah bahwa desain teknik yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang hukum dan etika 12.
Pengambilan Keputusan Ekonomi

 Pengambilan Keputusan Ekonomi merupakan langkah krusial untuk memastikan produk dapat bersaing di pasar. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan pengambilan keputusan ekonomi yang optimal:

1. Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis - CBA):

o Pengertian: CBA adalah proses membandingkan biaya dengan manfaat yang diperoleh dari suatu keputusan.

o Faktor Biaya yang Diperhitungkan:

 Biaya Langsung: Termasuk biaya produksi, bahan baku, dan tenaga kerja.

 Biaya Tidak Langsung: Seperti biaya administrasi, distribusi, dan pemasaran.

 Biaya Peluang: Misalnya biaya kesempatan dari alternatif lain yang tidak diambil.

 Manfaat: Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk.

2. Analisis Risiko:

o Pertimbangkan risiko yang mungkin terjadi, seperti fluktuasi harga bahan baku atau perubahan regulasi.

o Hitung dampak risiko pada keputusan ekonomi.

3. Pertimbangkan Faktor Lingkungan:


Pengambilan Keputusan Ekonomi

3. Pertimbangkan Faktor Lingkungan:

o Pertimbangkan dampak produk terhadap lingkungan.

o Produk yang ramah lingkungan dapat memberikan keunggulan kompetitif.

4. Kolaborasi Tim Multidisiplin:

o Melibatkan tim dari berbagai bidang, termasuk ekonomi, desain, dan produksi.

o Diskusikan berbagai sudut pandang sebelum mengambil keputusan.

5. Optimasi Biaya Produksi:

o Pertimbangkan biaya produksi, bahan, dan tenaga kerja.

o Cari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas.

 Ingatlah bahwa pengambilan keputusan ekonomi yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan bisnis 12.

Anda mungkin juga menyukai