Anda di halaman 1dari 3

KEARIFAN LOKAL

ROMPON ( Kamar Khusus Perawatan Ibu dan Bayi Yang Baru Di Lahirkan)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Holistik II

Dosen Pengampu : Rizki Fitrianingtyas, SST, M.Keb

Disusun Oleh :

Raida Safira Putri

20050041

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS dr. SOEBANDI

JEMBER

2023/2024
ROMPON

Rompon atau ruang bersalin bagi ibu yang baru melahirkan dan selama masa penyembuhan,
tidak diketahui sejarahnya karena belum ada penulisan tentang ini. Namun dari hasil
wawancara bahwa rompon telah digunakan sejak dahulu oleh para leluhur orang Sangihe.
Pembuatan ini sebagai pengetahuan kearifan lokal masyarakat dahulu bagaimana menjaga
dan memelihara kesehatan ibu yang akan melahirkan serta penanggulangan perawatan
kesehatan bagi ibu yang baru melahirkan. Semua kebutuhan sang ibu dan bayi yang baru
lahir diatur agar tetap steril sehingga keselamatan bayi terjaga dan juga kesehatan ibu. Suatu
tradisi dari orang Sangihe menanti kelahiran seorang anak, sebelum waktunya ibu bersalin
suami memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi salah satunya menyiapkan ruangan
khusus untuk ibu dan bakal bayi yang akan lahir. Ruangan tersebut dinamakan “rompong”.
Sejarahnya sejak kapan rompon menjadi salah satu bagian penting yang harus dipenuhi oleh
suami tidak diketahui dengan jelas.Namun tradisi membuat rompon telah dilakukan sejak
dahulu mengingat belum dikenalnya teknologi atau modernisasi belum menyentuh
kehidupan umat manusia saat itu, termasuk peristiwa melahirkan dan merawat ibu serta bayi
masih bersifat tradisional. Secara medis sebenarnya orang Sangihe sudah mengenal
pendidikan kesehatan sejak dahulu sesuai dengan alam berpikir dan pengalaman hidup yang
dialami dalam ukuran yang sederhana dan dilakukan berulang-ulang menjadi kekayaan tradisi
memiliki makna dan sarat dengan kearifan lokal setempat. Khususnya dalam menangani ibu
yang akan melahirkan serta bayi, orang Sangihe memiliki kearifan lokal menjaga kesehatan
baik ibu maupun bayi yang baru dilahirkan agar terhindar dari penyakit yang mudah
menyerang ibu dan bayi yaitu dengan menyiapkan ruangan khusus yang disebut rompon.

Rompon adalah ruangan atau kamar khusus berukuran kiar-kira 4 x 4 meter persegi, didalam
rompon terisi berbagai keperluan untuk merawat ibu yang baru melahirkan dan bayi yang
dilahirkan seperti :

1. Tungku (dodika), berfungsi untuk memanasi ibu yang baru melahirkan serta bayi
yang baru dilahirkan setelah selesai mandi pagi dan sore
2. Kayu api. Tidak semua jenis kayu dapat dijadikan kayu api untuk memanasi ibu yang
baru melahirkan dan bayi. Kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang tidak
mengeluarkan asap ketika dibakar sehingga ibu dan bayi tidak kena polusi asap yang
akan mengganggu pernafasan atau mata. Kayu yang digunakan sudah dipotong
berukuran panjang kira-kira 45 Cm,potongan kayu tersebut diberi nama “hunaeng”
atau “lahune”. Kayu yang sudah dipotong dibersihkan, dijemur sampai kering
kemudian disusun secara rapih pangkalkayu harus sejajar dalam susunan kayu.
3. Sembilu atau bambu untuk memotong pusar bayi yang sudah ditajamkan seperti
pisau. Sembilu atau bambu alat pemotong pusar bayi tersebut sudah sekian lama
diletakan diatas tungku tempat masak dalam dapur agar dikenai asap sehingga tidak
menimbulkan penyakit tetanus bila digunakan sebagai alat pemotong tali pusar bayi.
4. Daun turi yang akan diminum oleh ibu yang baru bersalin. Setelah melahirkan, ibu
dan bayi yang baru dilahirkan dirawat selama 40 hari di dalam rompong oleh mama
biang atau biang kampong yang bertugas menangani kelahiran bayi, memotong tali
pusar bayi, memandikan bayi setiap pagi dan sore hari, mengurus ibu yang baru
melahirkan, memasak ramuan obat pemulihan dari kondisi yang lemah akibat
melahirkan.

Setelah ibu melahirkan, akan ditangani oleh mama biang atau biang kampung mulai dari
memlahirkan bayi, memotong tali pusar bayi sampai pada memandikan bayi dan merawat
kesehatan ibu. Satu hal yang sangat penting setelah bayi lahir biang kampong merawatnya
selama 40 hari di dalam romping. Pagi hari setelah dimandikan tubuh bayi dipanasi di atas
tungku pemanas dengan maksud memberi kehangatan inipun memiliki makna bahwa bayi
yang setelah lahir dijaga dan diatur dengan baik kelak ketika besar akan menjadi anak yang
baik dan memiliki tingkah laku yang baik dalam kehidupan sosialnya. Ada ungkapan apabila
seorang anak kecil dimasa pertumbuhannya sulit diatur, atau agak nakal maka biasanya orang
tua mengatakan “anak tidak kena tungku persalinan yang baik”. Dalam bahasa manado “anak
yang nyanda ta raho bae-bae” akhirnya menjadi anak yang sulit diatur. Dalam bahasa Sangihe
dikatakan”ana ini mesulungu tawe nararang mapia” artinya nyanda ta panggang… Karena
itu kamar atu rompon tersebut sangat penting untuk memelihara ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai