TUGAS INDIVIDU
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Masyarakat Timor meyakini bahwa ibu yang baru melahirkan harus dilindungi karena
kondisinya lemah dan bersifat dingin sehingga harus dihangatkan, salah satunya dengan
melakukan sei. Ketika si ibu melakukan tradisi Sei, semua anggota rumah tangga dan
masyarakat terutama suami dan orang tua sangat berperan dalam membantu dan menentukan
kesehatan serta keselamatan ibu. Pada masa kehamilan, melahirkan sampai selesai masa
nifas, ibu menjadi ‘pesakaitan’ sehingga dalam bersikap dan bertindak selalu didasarkan pada
pengetahuan dan pengalaman baik diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian sangat
dimungkinkan peran dari orang di sekitarnya terutama suami dan orang tua dalam mencari da
menentukan upaya kesehatan terhadap ibu tersebut (Soerachman & Wiryawan, 2013).
Tradisi Sei dilakukan di dalam rumah adat Suku Timor yang disebut dengan rumah
bulat ‘ume kbubu’. Ume kbubu merupakan bangunan berbentuk bulat dengan atap dari
material alang-alang yang hampir menyentuh tanah, lantai berbasis tanah, tidak memiliki
jendela atau ventilasi serta dilengkapi dengan perapian didalamnya, konstruksi dari ume
kbubu dirancang dengan memfokuskan asap dari kegiatan memasak agar tidak keluar melalui
pintu tetapi langsung pada para-para tempat penyimpanan jagung dalam ume kbubu sehingga
ventilasi udara hanya dari pintu masuk. Ketika memasak, biasanya pintu ume kbubu juga
ditutup rapat sehingga asap hanya bergerak di dalam ruangan (Nuban & Karwur, 2016)
Secara umum praktik tradisi sei mengandung unsur-unsur yang sangat berhubungan
dengan status kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, yakni: pengasapan (sei), kompres
panas (tatobi), kondisi lingkungan rumah bulat (ume kbubu) tempat tradisi ini dilakukan,
pantangan makanan, dan larangan keluar rumah selama 40 hari.
Pengasapan (se'i)
Pengasapan pada tradisi sei memberikan dampak yang buruk dapat
mengakibatkan gangguan pernapasan dan asthma bronchitis kronis. Tradisi sei
juga beresiko untuk timbulnya anemia pada ibu nifas dikarenakan banyaknya
darah yang keluar dari jalan lahir karena pemanggangan secara terus menerus
menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah sehingga perdarahan
banyak dan susah terkontrol. Kehilangan banyak darah ini akan
mengakibatkan ibu mengalami anemia (Hanifah, 2016).
Asap pembakaran kayu dalam rumah bulat sangat berbahaya bagi kesehatan ibu dan
bayi karena menyebabkan gangguan bagi kesehatannya secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung dapat menyebabkan sakit kepala, sesak nafas dan batuk serta
iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Secara tidak langsung dapat mengakibatkan sakit paru-
paru, sakit jantung dan kanker paru-paru. Gangguan kesehatan akibat suhu dalam rumah
terlalu tinggi karena asap pembakaran pada manusia dapat menyebabkan kurang cairan dan
serangan panas (heat stroke). Cahaya rumah yang terlalu rendah akibat banyaknya asap
pembakaran kayu dapat berpengaruh pada kerusakan mata (Prasodjo, Musadad, Muhidin,
Pardosi & Silalahi 2015). Tradisi sei berdampak pada proses involusi uterus lebih lama, kadar
hemoglobin ibu nifas rendah dan bayi mengalami penyakit ISPA yang kemungkinan
disebabkan oleh paparan substansi kimia yang diperoleh akibat menghirup udara yang
tercemar dari proses se’i.
Dalam menyelesaikan permasalahan mengenai tradisi marapi ini kita menggunakan Teori
Transtheoritical Model (TTM).
Saran
Hanifah Anur. 2016. PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI BUDAYA PANGGANG DAN
TATOBI IBU NIFAS PADA SUKU TIMOR DI KECAMATAN MOLLO TENGAH
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. Dipetik April 27,2021, dari
https://www.poltekkeskupang.ac.id/informasi/download/category/60-seminar-nasional-
agustus-2017.html%3Fdownload%3D337:peranbidan&ved=2ah
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/jek/article/view/7353/5547
Athena, A.,& Soerachman, R. (2014). Kesehatan ibu dan bayi yang melakukan Tradisi sei dan
gambaran kesehatan lingkungan rumah bulat (ume‘kbubu) Di Kabupaten Timor Tengah
Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jurnal Kesehatan Reproduksi, 5(1), 59–66.
Handayani, K., & Prasodjo, S.R. (2017). Tradisi perawatan ibu pasca persalinan (se’i dan tatobi) di
Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Ekologi Kesehatan,16(3), 130-139.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/26627
LAMPIRAN
Poster
Stiker
Video