Anda di halaman 1dari 14

Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

MANAJEMEN PERUBAHAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA:


STUDI KASUS PT RODA BAHARI

Arie Wibowo Irawan


Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

ABSTRAK
Perusahaan keluarga adalah penggerak utama perekonomian Indonesia. Sektor ini memberikan
kontribusi sekitar 82,44% dari total PDB Indonesia. Jumlah bisnis keluarga adalah sekitar 99% dari total
usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia. Namun hanya sebagian kecil bisnis keluarga yang dapat
bertahan dan scalling up. PT. Roda Bahari yang menjadi objek penelitian ini adalah salah satu bisnis
keluarga yang berlokasi di Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses manajemen
perubahan dan siklus sebuah perusahaan. Penelitian ini penting untuk merumuskan dan mempersiapkan
diri pada setiap tahapan proses transformasi yang dibutuhkan oleh PT. Roda Bahari dalam rangka
menciptakan sebuah entitas bisnis profesional. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan jenis
data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara dan Focus Group Discussion
(FGD). Jumlah responden adalah 10 orang termasuk stakeholder, manajemen puncak, dan staf. Dalam
mengidentifikasi perubahan yang telah terjadi digunakan Lewin’s Three Step Model dan untuk
mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan digunakan Kotter Eight Stage Change Process.
Hasilnya menunjukkan bahwa usaha keluarga ini berada dalam managing phase yang ditandai dengan
pertumbuhan dan mulai ada keterlibatan keluarga besar dalam perusahaan. Guna bergerak ke fase
berikutnya (transformation phase), PT. Roda Bahari harus menerapkan manajemen perubahan. Proses
manajemen perubahan ini, membutuhkan agent of change yang berasal dari internal perusahaan. Agent of
change ini harus memiliki kompetensi, terlibat dalam hari ke hari, dan juga memiliki akses strategis untuk
pemilik. Berdasarkan identifikasi menggunakan teori Kotter, diketahui bahwa PT. Roda Bahari harus
membuat perubahan pada struktur organisasi, budaya perusahaan, dan kebijakan perusahaan dalam
transformation phase.

Kata Kunci: Perusahaan Keluarga, Manajemen Perubahan, Siklus Perusahaan

ABSTRACT
Family business is the main driving of Indonesian economy. This sector contribute about 82,44%
of total Indonesian GDP. The number of family business is about 99% of total Small Medium Enterprise
(SME) in Indonesia. However, only a little family business can survive and scalling up. PT. Roda Bahari
that become object of this research is one of the family business. The aim of this research is to analyze
change management process and company cycle. This research is important to formulate and prepare for
every stage of the transformation process required by PT. Roda Bahari in order to create a professional
business entity. The study was conducted in Bogor. The method analysis used is descriptive and the type
of data is qualitative. Qualitative data collection was done by interviews and FGD (Focus Group
Discussion). The number of responden are 10 person including stakeholder, top management, and staff.
To identify the changes that has occured was used Lewin’s Three Step Model and to identify the changes
that will be done was used Kotter Eight Stage Change Process. The result shows that this family business
currently in managing phase indicated by company's growth and involvement of the extended family. In
order to move to the next phase (transformation phase), PT. Roda Bahari should apply change
management. This change management process, require internal agent of change, who has competency,
involve in day to day business, and also has strategic access to owner. Based on the identification using
Kotter theory, it is known that PT. Roda Bahari should make change in organizational structure,
corporate culture, and company policies toward transformation phase.

Key Words: Family Business, Change Management, Company Cycle

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
59
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

I. Pendahuluan solutif terhadap berbagai permasalahan


Dewasa ini, roda pembangunan yang terjadi selama bertahun-tahun.
Indonesia sebesar 83% digerakkan oleh Seiring dengan berjalannya bisnis PT.
swasta dan masyarakat. Dari proporsi Roda Bahari, pihak manajemen mulai
83% tersebut, ternyata 99% merupakan menyadari bahwa setelah perusahaan
usaha UMKM dan 1% sisanya resmi berbadan hukum, maka tugas
merupakan usaha dengan skala besar. selanjutnya adalah bagaimana membuat
Hal yang menarik adalah ternyata 96% perusahaan dapat berdaya saing dan
perusahaan yang ada di Indonesia berkelanjutan. Salah satu langkah
merupakan perusahaan keluarga kongkrit yang dapat dilakukan adalah
(Kemenkop dan UKM 2012). dengan melakukan change management.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik,
perusahaan keluarga di Indonesia II. Tinjauan Pustaka
merupakan perusahaan swasta yang Utomo (2009) dalam kajiannya
mempunyai kontribusi besar terhadap menyebutkan bahwa dibutuhkan analisis
Produk Domestik Bruto yaitu mencapai eksternal dan internal untuk melakukan
82,44 persen. Ironisnya dari sekian transformasi perusahaan keluarga dari
banyak perusahaan keluarga ini, hanya sebuah Family Business Enterprise
sebagian kecil saja yang mampu (FBE) menjadi Family Owned
bertahan dan bertransformasi menjadi Enterprise (FOE). Isu internal diarahkan
perusahaan besar (scaling up). Hasil untuk mengidentifikasi keunggulan yang
survey terhadap 87 perusahaan keluarga dimiliki oleh perusahaan untuk
di Indonesia, menunjukkan bahwa 78% dibandingkan dengan pesaing dalam
perusahaan dipegang oleh generasi industri untuk menilai ada atau tidaknya
pertama, sementara generasi kedua dan Gap. Sedangkan isu eksternal, penelitian
seterusnya hanya 15% dan 7%. Dengan ini diarahkan untuk menyusun sebuah
begitu banyaknya masalah internal yang marketing plan guna memenuhi tuntutan
ada, pada akhirnya memunculkan mitos industri akan datang. Purhantara (2009)
bahwa “generasi pertama membangun menyimpulkan faktor eksternal dan
perusahaan, generasi kedua menikmati internal mempengaruhi organisasi untuk
kekayaan, dan generasi ketiga melakukan suatu perubahan. Langkah
menghancurkan”. strategis mengimplementasikan
PT. Roda Bahari yang menjadi manajemen perubahan pada
objek dalam penelitian ini merupakan mengembangkan organisasi dapat
sebuah perusahaan keluarga dengan ditempuh dengan beberapa langkah,
skala UMKM yang bergerak pada yaitu: perubahan pada tingkat individu,
bidang kelautan dan perikanan. Ruang perubahan pada tingkat kelompok, dan
lingkup usaha yang dijalankan oleh PT. perubahan pada tingkat organisasi. Cater
Roda Bahari meliputi konsultan, trading, dan Schwab (2008) mendefinisikan
serta produksi sarana dan prasarana turnaround strategy sebagai seperangkat
pendukung bidang kelautan dan konsekuensial, direktif, keputusan dan
perikanan. Pada awal tahun 2012, tindakan yang ditargetkan jangka
melalui sebuah pertemuan keluarga, panjang pada pembalikan krisis yang
semua anggota keluarga sepakat untuk dirasakan mengancam kelangsungan
menjalankan usaha dalam kerangka hidup perusahaan. Strategi yang
kerja yang formal, berbadan hukum, digunakan mencakup perubahan top
serta profesional (PT. Roda Bahari). management, menggunakan jasa tenaga
Keputusan ini merupakan keputusan ahli eksternal, dan penghematan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
60
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

organisasi. Jaffe (2005) menyimpulkan ini berusaha menerangkan sebab-sebab


keluarga dapat menerapkan dua kegagalan strategi manajemen
fungsi/peran untuk membatasi dunia perubahan dari 4 perspektif
keluarga dan dunia usaha, yakni: (1) (kepemimpinan, budaya, masalah SDM
dewan anggota keluarga yang dapat dan respon cepat) yang merupakan
memfasilitasi kehendak keluarga dalam faktor-faktor utama dalam keberhasilan
kaitannya dengan bisnis (2) Direksi yang dan kegagalan manajemen perubahan. Li
bertugas mengurusi realitas bisnis, Liu & Xinde (2014) menyatakan bahwa
membantu bisnis mengembangkan dan untuk mencapai pembangunan
selalu berinovasi. berkelanjutan jangka panjang dan
Amin (2009) menyatakan bahwa bersaing di pasar global, perusahaan
selama proses change management keluarga Cina harus memulai inovasi
terdapat dua kekuatan yang saling kognisi dan inovasi struktur, misalnya,
bertentangan, yaitu kekuatan yang dari struktur organisasi yang tradisional
mendukung perubahan (Driving Forces) dikembangkan menjadi sistem
dan kekuatan yang menentang perusahaan modern. Konsep Inovasi
perubahan (Restraining Forces). Bila adalah berisi ide-ide maju dan konsep
jumlah kekuatan yang medukung berpikir ke depan. Ini adalah prasyarat
perubahan lebih dominan dibandingkan untuk kelangsungan hidup dan
jumlah kekuatan yang menentang pengembangan unit usaha. Untuk
perubahan, maka perubahan akan lebih mencapai manajemen modern, bisnis
mudah dilakukan. Maharani (2009) keluarga harus melakukan upaya untuk
dalam penelitian mengenai perubahan di mengatasi kepentingan yang tidak
perusahaan keluarga tradisional memadai dan jelas dari semua pihak
menyatakan bahwa perusahaan keluarga melalui membedakan aset keluarga dari
yang masih tradisional dan belum perusahaan.
mengenal struktur yang jelas dalam Yudhaningsih (2011) meyatakan
chain of command nya mungkin akan perubahan organisasi berperan terhadap
mengalami kesulitan dalam proses efektivitas kerja yang berarti bahwa
perubahan apapun. Namun, jika
setiap peningkatan perubahan organisasi
perubahan terjadi maka efeknya pun
akan sangat besar, terutama untuk satu satuan akan berpengaruh terhadap
kelestarian bisnis yang menitikberatkan peningkatan efektivitas kerja. Tidak
pada kerjasama antara keluarga tersebut. semua pegawai dapat menyesuaikan diri
Xiongwei (2009) dalam jurnalnya terhadap perkembangan organisasi maka
memuat tentang pentingnya manajemen setiap perubahan organisasi selalu
perubahan bagi kelangsungan dan menghadapi berbagai masalah, terutama
perkembangan organisasi. Semakin
adalah penolakan atas perubahan
efektif Anda menangani perubahan,
semakin besar kemungkinan Anda (resistance to change). Penolakan atas
tumbuh dan berkembang. Namun perubahan tidak selalu muncul dalam
demikian, banyak terjadi kegagalan bentuk standar (eksplisit) dan segera
dalam manajemen perubahan. misalnya mengajukan protes,
Perubahan organisasi sendiri merupakan mengancam mogok, demontrasi dan
aktivitas yang sangat kompleks; satu sejenisnya tetapi juga ada penolakan
kesalahan kecil dalam manajemen
secara eksplisit dan lambat laun seperti
perubahan dapat mengakibatkan
kegagalan perubahan organisasi. Jurnal loyalitas pada organisasi menurun,

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
61
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

motivasi berkurang, kesaahan kerja usaha dalam bentuk jasa konsultansi


meningkat, kedisipilnan berkurang dan sudah dirintis semenjak tahun 1986,
lain-lain. Kultur atau kebiasaan memiliki dimana saat itu owner adalah pengajar
untuk bidang Kelautan dan Perikanan
implikasi terhadap kecepatan dan
sehingga sering dipercaya sebagai
ketepatan dalam penyelesaian pekerjaan. tenaga ahli dan pengkaji untuk proyek-
Budaya organisasi yang sehat proyek pemerintah maupun swasta.
berpengaruh terhadap peningkatan Seiring dengan pengalaman selama
efektivitas kerja. bertahun-tahun, terbentuklah image dan
kredibilitas owner. Hal tersebut
III. Metodologi Penelitian kemudian menjadi alasan didirikannya
Penelitian menggunakan metode perusahaan sekaligus menjadi entry
deskriptif dalam bentuk studi kasus. point penentuan fokus bisnis. Pada awal
Jenis data yang digunakan adalah data kegiatan usaha, owner hanya dibantu
kualitatif dengan teknik pengumpulan oleh beberapa orang karyawan. Usaha
data melalui observasi dan studi pustaka. saat itu berjalan tanpa perencanaan dan
Melalui metode deskriptif akan pengawasan. Operasional kerja dan
diperoleh dua buah output. Output keuangan dilakukan tanpa aturan baku
pertama, akan diperoleh sebuah peta dan pengawasan yang benar.
stakeholder yang komprehensif meliputi Dua tahun semenjak berdirinya
karakteristik, peran, dan kepentingan perusahaan, telah terjadi beberapa
setiap stakeholder. Peta stakeholder ini perubahan besar pada manajemen.
digunakan sebagai entry point untuk Masuknya generasi kedua di posisi
melakukan change management. Output kunci perusahaan membawa dampak
kedua, berupa gambaran yang utuh positif bagi perkembangan dan
terkait proses change management, baik kelanjutan usaha. Beberapa pembenahan
yang sudah terjadi maupun yang akan yang mendasar diantaranya adalah
dilaksanakan. merumuskan rencana kerja yang relatif
Identifikasi terhadap perubahan sederhana, melakukan dan diversifikasi
yang sudah terjadi dilakukan melalui usaha, memperbaiki struktur organisasi
teori Lewin’s Three Step Model, dengan perusahaan, merekrut karyawan baru
tahapan: (1) Unfreezing the status quo, sesuai dengan kebutuhan organisasi, dan
(2) Movementtothenewstate, (3) menciptakan budaya kerja yang baik.
Refreezing. Sedangkan untuk
menentukan langkah-langkah perubahan
yang akan dilaksanakan mengikuti
kerangka kerja teori Kotter Eight Stage
Change Process, dengan tahapan: (1)
Increase Urgency, (2) Build The
Guiding Team, (3) Get The Right Vision,
(4) Communicating for Buy In, (5)
Empower Action, (6) Create Short Term
Win, (7) Don’t Let Up, (8) Make change
stick.

IV. Hasil Dan Pembahasan


PT. Roda Bahari secara resmi baru
berdiri pada April 2012, namun kegiatan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
62
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

Peta Stakeholder

Siklus Perusahaan Keluarga

Dahulu Saat ini Akan datang

Developing Managing Transformation

Phase Phase Phase


Lewin Three Step Kotter Eight Stage Change
Model Process

Kini bisnis mulai menampakkan tahun. Saat ini terdapat tiga bisnis dari
kemajuan, PT Roda Bahari mengalami PT. Roda Bahari, yakni konsultan,
peningkatan nilai omzet dan pendapatan. trading rumput laut Gracilaria sp., dan
Perubahan pembagian fungsi dan produk inovasi. Ketiga bisnis ini masih
tanggung jawab perusahaan membentuk dalam tahap “embrionik”, dimana
hierarki dimana terdapat manajemen mayoritas usahanya masih belum stabil.
tingkat atas, menengah, dan bawah. Selain itu, ketiga bisnis tersebut belum
Struktur organisasi PT. Roda Bahari kini secara legal terdaftar (berbadan hukum).
terdiri dari: Rencananya, PT.Roda Bahari akan
 Owners, merupakan perintis usaha membuat perusahaan baru yang
atau bisnis keluarga berbadan hukum untuk bisnis yang
 Top Management, terdiri dari dinilai cukup mapan, profitable, dan
direktur yang juga masih memiliki berkesinambungan.
hubungan keluarga dengan owners Langkah pertama dalam melakukan
 Middle Management, terdiri dari perubahan adalah menelaah peta
manager dan supervisor. Pada stakeholder. Melalui peta stakeholder
struktur organisasi ini terdiri dari ini, kita dapat melihat karakteristik,
para professional (bukan anggota peran, dan kepentingan setiap
keluarga) yang sengaja dipekerjakan stakeholder. Di sisi lain, peta
oleh perusahaan untuk memonitor stakeholder juga berfungsi untuk
dan mengevalusasi pekerjaan setiap mengetahui apakah otoritas dan
harinya kekuasaan berada dalam satu satu
 Staff, merupakan karyawan kesatuan atau terpisah pada perusahaan.
perusahaan yang mengerjakan day to
day activities dan juga menjalankan a) Mr. A (Komisaris Utama-Pendiri,
fungsi supporting Owner)
 Associate, terdiri dari para dosen Termasuk kedalam “kategory C”
bekerja berdasarkan proyek basis yang mempunyai power yang tinggi
yang membantu perusahaan dalam untuk mengambil keputusan strategis
bidang konsultan dan memberikan arah kebijakan
Merujuk pada klasifikasi skala usaha (decision maker). Namun Mr. A
UMKM, PT. Roda bahari tergolong cenderung memiliki interest yang
perusahaan keluarga dengan skala kecil. rendah karena dapat dikatakan tidak
Dengan jumlah aset Rp 50 Juta – Rp 500 memiliki motif ekonomi yang
juta (diluar tanah dan bangunan) dan dominan dalam menjalankan usaha
omset Rp 300 Juta – Rp 2,5 Miliar per ini. Langkah dan perlakuan yang

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
63
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

sesuai untuk kategori ini adalah memiliki reasoning yang objektif


“keep satisfied” dengan memberikan dan logis. Mr. E mempunyai akses
output perusahaan yang yang baik kepada komisaris utama
memuasakan (tangible dan yang dalam hal ini juga merupakan
intangible). owner. Pendapatnya biasanya
didengar dan dipertimbangkan.
b) Mrs. B dan Mrs. C (Pemegang Langkah dan perlakuan yang paling
Saham-Anak Owner) cocok untuk kategori ini adalah “key
Termasuk kedalam “kategori B”, player” karena perilaku yang
dimana yang bersangkutan memiliki ditimbulkan akan berdampak sangat
power yang rendah, namun interest kuat namun dapat diduga.
serta predictability yang relatif
tinggi. Baik Mrs. B dan Mrs. C tidak e) Mrs. F (Penasehat 1 Non struktural-
mempunyai keterlibatan terhadap Istri Owner)
aktivitas bisnis setiap harinya karena Termasuk kedalam “kategori C”
kesibukan masing-masing yang tidak yang mempunyai power yang tinggi
berkaitan secara langsung dengan terhadap arah kebijakan perusahaan.
perusahaan.Langkah dan perlakuan Dalam aktivitas operasional bisnis
yang sesuai untuk kategori ini adalah sehari-hari, Mrs. F relatif memiliki
“keep informed”. interest dan predictability yang
rendah. Mrs. F sering berperan
c) Mrs. D (Direktur Utama-Anak sebagai influencer yang sangat
Owner) mungkin mempengaruhi sebuah
Termasuk kedalam “kategori A”, keputusan akhir, walaupun secara
dimana yang bersangkutan memiliki struktural tidak masuk dalam jajaran
power, interest, predictability yang manajemen. “Keep Satisfied” dalam
rendah. Mrs. D bisa dikatakan hanya hal ekonomi (profit and loss)
menjabat direktur secara struktural, dianggap sebagai perlakuan yang
sedangkan secara fungsional tidak paling sesuai.
terlibat sama sekali. Langkah dan
perlakuan yang sesuai untuk kategori f) Mr. G (Penasehat 2 Non structural-
ini adalah “usaha minimal”. Adik ipar owner)
Termasuk kedalam “kategori B”,
d) Mr. E (Direktur Operasional- dimana yang bersangkutan memiliki
Menantu Owner) power yang rendah namun tingkat
Termasuk kedalam “kategori D”, interest, predictability yang tinggi.
dimana yang bersangkutan memiliki Langkah dan perlakuan yang sesuai
power, interest, predictability relatif untuk kategori ini adalah “Keep
tinggi. Peran Mr. E dalam Informed” yang dilakukan secara
perusahaan sangatlah vital karena ia regular dinilai akan memuaskan
merupakan enabler sekaligus agent Mr. G. Walaupun Mr. G berada tidak
of change dalam perusahaan. ada dalam jajaran manajemen,
Kebutuhan perusahaan akan namun dalam mengambil keputusan
eksistensi Mr. E bukan didasarkan bisnis perusahaan selalu meminta
pada faktor kekeluargaan melainkan pertimbangannya.
lebih kepada unsur profesionalisme.
Hal ini tercermin dari setiap
keputusan yang diambil pasti

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
64
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

g) Mr. H dan Mr. I (Manajer PT. Roda Bahari tidak berada dalam satu
operasional dan Manajer keuangan- kesatuan.
Non anggota keluarga) PT. Roda Bahari merupakan Family
Termasuk kedalam “kategori B”, Business Enterprise (FBE), dimana
dimana yang bersangkutan memiliki kepemilikan maupun pengelolaan
power yang rendah namun tingkat dipegang oleh pihak yang sama, yaitu
interest, predictability yang tinggi. keluarga. Perusahaan keluarga tipe ini
Langkah dan perlakuan yang sesuai dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi
untuk kategori ini adalah “Keep kunci dalam perusahaan oleh anggota
Informed”. Mr. H dan Mr. I berperan keluarga (Susanto 2002).
sebagai eksekutor suatu kebijakan Tahapan-tahapan perusahaan keluarga
perusahaan. Selain itu kedua manajer menurut Susanto (2002) terdiri dari 4
ini juga berperan untuk memberikan fase sebelum mencapai titik stabilitas
masukkan kepada direktur (established), yakni: developing phase,
operasional. managing phase, transformation phase,

Merujuk pada peta stakeholder diatas, dan sustaining phase. Pada proses
dapat diidentifikasi bahwa Mr. E selaku manajemen perubahan tahap 1, PT.
direktur operasional merupakan agent of Roda Bahari telah melalui satu tahapan
change dalam proses change perubahan dari developing phase
management, karena dinilai kompeten, menjadi managing phase. Untuk
terlibat langsung dalam day to day mengidentifikasi proses perubahan yang
bisnis, serta memiliki akses yang cukup telah terjadi ini, digunakan teori Field-
kepada pihak pengambil keputusan. Force yang dicetuskan oleh Kurt Lewin.
Dalam proses pengambilan keputusan di Adapun tahapan-tahapannya adalah
PT. Roda Bahari sebagai perusahaan sebagai berikut:
keluarga sangat dipengaruhi oleh
anggota keluarga non struktural. Dengan a) Unfreezing the status quo
kata lain, otoritas dan kekuasaan pada

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
65
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

Tujuan pada tahap unfreezing adalah perubahan dan beberapa hal yang
untuk menciptakan sebuah kesadaran fundamental.
tentang sebuah perubahan. Dalam Movement to the new state pada level
implementasinya, Mr. E selaku agent of atas, dilakukan oleh Mr. E melalui
change dan penggagas perubahan harus pertemuan informal. Objek perubahan
terlebih dahulu mengkomunikasikan pada level ini meliputi owner (Mr. A)
idenya kepada Mrs. F. Walaupun berada dan top management (Mrs. B, Mrs. C,
diluar struktur perusahaan, dan Mrs. D). Berikut ini beberapa
perannyayang relatif dominan dalam perubahan yang telah dilakukan:
keluarga sekaligus sebagai influencer  Keterlibatan generasi kedua yang
utama untuk Mr. A merupakan critical duduk dalam top management,
point diterima atau ditolaknya sebuah sebelumnya hanya melibatkan
perubahan. generasi pertama
Setelah mendapat approval dari Mrs. F,  Mulai ada pemisahan antara
kemudian Mr. E mengkomunikasikan keuangan keluarga dan perusahaan,
konsep ataupun gagasan baru tersebut sebelumnya keuangan menjadi satu
melalui pertemuan formal (meeting  Sudah ada distribusi pendapatan
internal keluarga) dan informal (diskusi keluarga dan perusahaan, namun
ringan dalam santap pagi dan malam karena pendapatan perusahaan masih
hari) kepada Mr. A, Mrs. B, Mrs. C, dan relatif kecil maka seluruh pendapatan
Mrs. D. masih diditribusikan ke perusahaan.
Sebagai contoh, adanya komitmen
b) Movement to the new state komisaris dan pemegang saham yang
Pada tahap ini dapat dikatakan semua tidak menuntut return dalam jangka
pihak dalam perusahaan sudah mulai pendek
bisa menerima gagasan baru dan relatif  Laporan keuangan saat ini ter-update
bisa “digerakkan”.Pergerakkan atau secara rutin
perubahan yang dilakukan menjadikan  Pajak sudah mulai dilaporkan
perusahaan berada dalam masa transisi, walaupun belum menyeluruh
dimana ditandai dengan ketidakpastian
dan kekhawatrian. Masa transisi ini Movement to the new state pada level
merupakan bagian tersulit karena bawah juga dilakukan oleh Mr. E
biasanya memakan waktu dan tenaga melalui pertemuan formal (rapat
yang banyak. Semua orang berjuang mingguan dan bulanan) yang melibatkan
dengan realitas baru, perilaku baru, seluruh karyawan sebagai objek
proses baru, dan cara berpikir baru. Oleh perubahan. Berikut ini beberapa
karena itu dibutuhkan komitmen perubahan yang telah dilakukan:
manajemen dalam bentuk komunikasi
dan dukungan terhadap objek
perubahan, baik pada level atas maupun
pada level bawah. Setiap perubahan
pada kedua level ini selalu diinisiasi
oleh Mr. E, dengan terlebih dahulu
menyampaikan gagasannya terkait
perubahan kepada Mrs. F dan Mr. G.
Kedua pihak tersebut berupaya
diyakinkan oleh Mr. E tentang arah

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
66
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

 Keterlibatan pihak luar sebagai c) Refreezing


karyawan baru melalui proses Tahap ini melambangkan sebuah
rekrutmen (wawancara), sebelumnya tindakan memperkuat dan menstabilkan
perusahaan melakukan rekrutmen setelah masa transisi (Movement to the
hanya berdasarkan rekomendasi new state). Tahapan ini akan membawa
 Mulai ada pembagian pekerjaan perusahaan pada norma baru untuk
untuk setiap karyawan, sebelumnya memastikan bahwa objek perubahan
karyawan melakukan multi jobdesk tidak akan kembali ke cara-cara lama.
Tahapan Manajemen Developing Phase Managing Phase
No
Perubahan (Dahulu) (Saat ini)
Family Business Family Business
1 Kategori perusahaan keluarga
Enterprise Enterprise
2 Keterlibatan generasi penerus Generasi pertama Generasi Kedua
3 Konflik nilai dalam keluarga Belum ada Sudah ada (minim)
Kompetensi dan struktur
4
manajemen
a) Keterlibatan pihak luar Sudah ada Sudah ada
Berdasarkan Melalui proses
b) Proses rekrutmen
rekomendasi wawancara
Mulai ada pembagian
c) Pembagian pekerjaan Multi jobdesk
kerja
Sudah ada (ruang lingkup
d) Jenjang karir karyawan Belum ada
terbatas)
5 Kompensasi
a) Gaji komisaris dan Komisaris tidak
Komisaris tidak menuntut
deviden pemegang menuntut return
return jangka pendek
saham jangka pendek
b) Gaji karyawan Di bawah UMR Berdasarkan UMR
Bonus berdasar kan
c) Bonus karyawan Belum ada bonus
sistem lembur
6 Aspek keuangan
Sudah ada (belum ter- Sudah ada (ter-update
a) Laporan keuangan
update secara rutin) secara rutin)
Sudah melaporkan
b) Pelaporan pajak Belum melaporkan
(parsial)
c) Pemisahan
keuangan keluarga Masih menjadi satu Mulai terpisah
dan perusahaan
d) Distribusi Sudah ada (100%
Belum ada
pendapatan keluarga pendapatan untuk
(tergabung)
dan perusahaan perusahaan)
7 Aturan baku perusahaan (SOP) Belum ada Sudah ada (belum tertulis)
 Sudah ada aturan baku perusahaan Norma-norma baru tersebut perlahan
namun belum tertulis, seperti jam namun pasti akan menjadi sebuah
datang dan pulang kantor budaya perusahaan baru yang
melembaga.

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
67
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

Dalam mengimplementasikan tahap ini, Roda Bahari harus dapat


Mr. E dibantu oleh Mr. A, Mrs. F, dan mengidentifikasi dan membandingkan
Mr. G. Proses refreezing pada PT. Roda indikator perubahan dari managing
Bahari dilakukan dengan pemberian phase menjadi transformation phase.
penghargaan dan pengakuan secara Merujuk indikator-indikator diatas,
individual, antara lain berupa: maka dapat disusun sebuah rencana
 Penerapan insentif tetap bulanan yang kerja nyata yang sistematis dalam
lebih proporsional berdasarkan UMR, rangka merealisasikan perubahan
sedangkan dahulu dibawah UMR menuju transformation phase. Rencana
 Penerapan insentif tambahan berupa kerja tersebut mengikuti Kotter Eight
sistem lembur (overtime), Stage Change Process. Menurut teori ini
dibandingkan sebelumnya tidak ada terdapat 8 tahap untuk menyusun sebuah
pemberian bonus change management, yakni:
 Menciptakan jenjang karir dalam
ruang lingkup yang terbatas 1. Increase Urgency
Proses change management yang telah Tahapan ini untuk memotivasi dengan
dilalui PT. Roda Bahari melalui Lewin’s cara mengkaji realitas pasar dan
three step model dalam kerangka siklus kompetisi, mengidentifikasi peluang dan
perusahaan keluarga (developing phase- membahas potensi krisis, sehingga
managing phase), dapat dilihat pada timbul alasan yang baik untuk
tabel berikut. melakukan sesuatu yang berbeda.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Dalam konteks PT. Roda Bahari, Mr. E
manajemen perubahan tahap 1, PT. sebagai agent of change harus secara
Roda Bahari tergolong ke dalam reguler memberikan informasi dan
kategori Family Business Enterprise pemahaman kepada level atas
(FBE) dan berada dalam managing (manajemen) dan juga pada level bawah
phase. Kedepannya perusahaan berharap (karyawan), terkait hal-hal yang
dapat mengembangkan diri menuju seharusnya menjadi concern perusahaan
tahap selanjutnya, yaitu kategori Family untuk bisa terus berkembang.
Owned Enterprise (FOE) dan masuk ke Pada level atas, Mr. E harus berani
dalam transformation phase. Beberapa memberikan masukan yang konstruktif
karakteristik dari tahapan yang hendak terkait jalur komunikasi dan cara
dicapai ini diindikasikan dengan pengambilan keputusan dimana sering
semakin banyaknya pihak eksternal (non ditemukan dominasi dari beberapa
keluarga) yang masuk, serta ditambah anggota keluarga yang sebenarnya
ruang lingkup bisnis yang semakin luas. berada diluar struktur formal
Agar dapat merealisasikan hal tersebut perusahaan.
diperlukan pondasi yang kuat. Ditengah
dinamika bisnis yang semakin kompleks
tersebut, owner beserta seluruh anggota
keluarga yang notabene terlibat di
perusahaan keluarga, perlahan namun
pasti justru dituntut untuk mengurangi
dominasinya. Disinilah letak kritikalnya,
dimana sebagian besar perusahaan
keluarga gagal bermetamorfosis untuk
sampai pada tahap ini. Guna
meminimalisir kegagalan tersebut, PT.

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
68
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

Salah satu solusi untuk permasalahan Increase urgency yang dimunculkan


ini, Mr E. dapat mengusulkan Mrs. F pada level bawah yakni mencoba
dan Mr. G untuk masuk ke dalam menanamkan cara pandang baru yang
struktur formal perusahaan sebagai berkaitan dengan peran vital setiap
Tahapan Manajemen Managing Phase Transformation phase
No
Perubahan (Saat ini) (Akan datang)
Family Business Family Owned
1 Kategori perusahaan keluarga
Enterprise Enterprise
Generasi kedua dan
2 Keterlibatan generasi penerus Generasi Kedua
ketiga
Sudah ada (sering
3 Konflik nilai dalam keluarga Sudah ada (minim)
terjadi)
Kompetensi dan struktur
4
manajemen
a) Keterlibatan pihak Sudah ada (jumlah
Sudah ada
luar relatif banyak)
Melalui proses
b) Proses rekrutmen Rekrutmen terstruktur
wawancara
Mulai ada pembagian Pembagian jelas dan
c) Pembagian pekerjaan
kerja tertulis
d) Jenjang karir Sudah ada (ruang
Sudah ada (terstruktur)
karyawan lingkup terbatas)
5 Kompensasi
a) Gaji komisaris dan Komisaris tidak Gaji komisaris dan
deviden pemegang menuntut return deviden mulai
saham jangka pendek diimplementasikan
b) Gaji karyawan Berdasarkan UMR Diatas UMR
Bonus berdasar kan Bonus berdasar kan
c) Bonus karyawan
sistem lembur prestasi kerja
6 Aspek keuangan
Sudah ada (ter-
a) Laporan keuangan Sudah ada (bankable)
update secara rutin)
Sudah melaporkan Sudah melaporkan
b) Pelaporan pajak
(parsial) (komprehensif)
c) Pemisahan
keuangan
Mulai terpisah Terpisah
keluarga dan
perusahaan
d) Distribusi
Sudah ada (100% Sudah ada (proporsi
pendapatan
pendapatan untuk tergantung
keluarga dan
perusahaan) kesepakatan)
perusahaan
Aturan baku perusahaan Sudah ada (belum
7 Sudah ada (tertulis)
(SOP) tertulis)
dewan penasehat. Hasil akhir yang ingin karyawan bagi perusahaan. Konsep
dicapai berupa otoritas dan kekuasaan perlakuan perusahaan terhadap
dapat menjadi satu kesatuan yang utuh. karyawan juga harus berubah secara

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
69
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

paralel. Jika sebelumnya karyawan dijadikan contoh pada day to day


hanya dijadikan “alat” untuk mencapai activity dalam membentuk kebiasaan
tujuan perusahaan, namun saat ini kerja baru bagi karyawan. Lebih lanjut,
karyawan lebih diposisikan sebagai komunikasi perubahan juga dilakukan
partner yang bergerak bersama melalui rapat mingguan, bulanan, dan
perusahaan. Dengan kata lain tahunan.
perusahaan menerapkan konsep winning
together, dimana kualitas dan kinerja 5. Empower Action
karyawan akan menentukan maju atau Tahapan ini merupakan penguatan dari
mundurnya perusahaan. proses perubahan yang telah dilakukan.
Bentuk-bentuk kegiatan pada tahap ini
2. Build The Guiding Team diarahkan untuk melawan kebiasaan
Pada tahap ini dibentuk sebuah tim lama yang negatif dan hambatan-
untuk memimpin perubahan. Orang- hambatan tangible maupun intangible.
orang yang dipilih dalam tim ini harus Dalam implementasinya tim perubahan
menduduki posisi struktural di berusaha fokus pada hal-hal krusial yang
perusahaan atau minimal memiliki mengarah pada tiga hal, yakni fundamen
pengaruh dan kekuasaan, keahlian, keuangan perusahaan, partisipasi
kredibilitas serta jiwa kepemimpinan. generasi kedua dan ketiga, dan
Pada PT. Roda Bahari tim perubahan menciptakan pola kerja berdasarkan
terdiri dari orang-orang yang berasal budaya baru. Detail penjabaran dari
dari struktur formal perusahaan (Mr. E, ketiga hal ini:
Mr. H, Mr. I) serta anggota yang berasal  Laporan keuangan yang secara rutin
dari luar struktur formal perusahaan ter-update dan mengikuti format baku
(Mr. G). (bankable)
 Pemisahan menyeluruh antara
3. Get The Right Vision keuangan keluarga dan perusahaan
Tahap ini memerlukan sebuah visi baru  Distribusi pendapatan antara keluarga
untuk membantu perusahaan dan perusahaan dalam proporsi
menentukan arah perubahan dan tertentu sesuai kesepakatan.
merumuskan strategi untuk mencapai  Gaji komisaris dan deviden mulai
visi tersebut. diimplementasikan
Dalam implementasinya, tim perubahan  Pelaporan pajak secara menyeluruh
bersama Mr. A mengembangkan visi,  Keterlibatan generasi kedua dan
misi, dan struktur organisasi formal ketiga yang duduk dalam top
yang baru sesuai dengan rumusan management
strategi yang telah disusun (dalam  Aturan baku perusahaan sudah
sebuah arsitektur strategi). tertulis, seperti pembagian pekerjaan
4. Communicating for Buy In karyawan (Jobdesk) yang jelas
Fokus tahapan ini berupa delivery  Pengenalan dan penerapan budaya
arsitektur strategi yang merupakan baru yang tercermin dalam pola kerja
output dari langkah ketiga (get the right seperti mengedepankan kejujuran,
vision) kepada level atas dan level mendorong inisiatif kerja,
bawah secara rutin serta berkelanjutan. memunculkan ide kreatif.
Salah satu bentuk komunikasi perubahan
adalah dengan memanfaatkan tim 6. Create Short Term Win
perubahan (Mr. E, Mr. G, Mr. H. Mr. I) Tahapinidilakukan untuk melihat hasil
sebagai sebuah role model untuk nyata (keberhasilan) dari perubahan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
70
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

yang telah dilakukan selama ini. Setiap dijadikan budaya kerja yang baru
orang yang terlibat dalam proses sehingga menciptakan kinerja dan
perubahan dapat dipastikan akan terus produktivitas yang lebih baik. Dalam
konsisten mengikuti arah perubahan, implementasinya, proses pembentukkan
selama keberhasilan tersebut langsung budaya baru di PT. Roda Bahari dapat
dikaitkan dengan pengakuan dan dilakukan oleh tim perubahan dengan
penghargaan, antara lain: penerapan memfokuskan pada pembentukkan
insentif tetap bulanan diatas UMR; manajemen yang lebih efektif. Langkah-
penerapan insentif tambahan berupa langkah untuk merealisasikan hal ini,
sistem lembur (overtime), bonus akhir antara lain:
tahun berdasarkan kinerja, dan bonus  Melalui komunikasi 2 arah (level
penyelesaian proyek. atas-level bawah-level atas)
 Pengawasan dan evaluasi terhadap
7. Don’t Let Up aktivitas-aktivitas harian perusahaan
Tahapan ini ditujukan untuk membuat
proses perubahan semakin besar. V. Penutup
Langkah untuk mewujudkan ini adalah Berdasarkan kajian yang telah
melalui penerapan kebijakan baru dilakukan, diketahui bahwa saat ini PT.
dengan memanfaatkan kredibilitas yang Roda Bahari merupakan jenis
telah terbangun. Kebijakan baru ini akan perusahaan keluarga Family Business
diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan Enterprise (FBE) yang berada dalam
operasional perusahaan dan Managing phase. Tahapan sebelumnya
pengambilan keputusan untuk hal-hal yang telah perusahaan lewati adalah
strategis. Dalam implementasinya tim developing phase, sedangkan tahapan
perubahan fokus memperbaiki sumber yang akan dituju adalah transformation
daya manusia (karyawan). Tindakan- phase dimana saat itu perusahaan sudah
tindakan nyata yang dilakukan, antara menjadi Family Owned Business (FOE).
lain: Merujuk pada peta stakeholder diatas,
 Adanya jenjang karir yang lebih dapat diidentifikasi bahwa Mr. E selaku
terstruktur dengan adanya proyek direktur operasional merupakan agent of
atau bisnis baru, sehingga promosi change dalam proses change
karyawan yang memiliki kinerja baik management, karena dinilai kompeten,
dimungkinkan terlibat langsung dalam day to day
 Keterlibatan pihak luar (karyawan bisnis, serta memiliki akses yang cukup
baru) yang mendukung proses kepada pihak pengambil keputusan.
perubahan. Rekrutmen terhadap Dalam proses pengambilan keputusan di
karyawan baru dilakukan melalui PT. Roda Bahari sebagai perusahaan
proses rekrutmen terstruktur keluarga sangat dipengaruhi oleh
(verifikasi berkas, psikotes dan anggota keluarga non struktural. Dengan
wawancara) kata lain, otoritas dan kekuasaan pada
 Adanya karyawan-karyawan baru PT. Roda Bahari tidak berada dalam satu
memungkinkan perusahaan kesatuan.
kedepannya memperoleh anggota tim Setelah dilakukan penerapan konsep
perubahan yang baru (duplikasi). change management pada perusahaan
keluarga dengan teori Lewin’s Three
8. Make change stick Step Model dan teori Kotter Eight Stage
Dalam tahapan akhir ini, semua hasil Change Process, terdapat benang merah
perubahan yang telah dilakukan dari keduanya. Pada dasarnya teori

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
71
Arie Wibowo Irawan E-ISSN 2502-5678

Kotter Eight Stage Change Process Susanto AB. 2002. World class family
merupakan penjabaran lebih detail dari business. Jakarta (ID): Quantum
setiap tahapan dalam Lewin’s Three Bisnis dan Manajemen.
Step Model. Penulis melakukan Utomo AS, Prastyanto I. 2009.
kategorisasi sebagai berikut: (1) Transforming the company
Unfreezing the status quo (Increase making sasana husada clinic group
Urgency dan Build The Guiding Team); a full family busines enterprise in
(2) Movement to the new state (Get The the future [tesis]. Jakarta (ID):
Right Vision, Communicating for Buy In, Binus Business School.
dan Empower Action); (3) Refreezing Xiongwei S. 2009. Why do change
(Create Short Term Win, Don’t Let Up, management strategies fail?.
dan Make change stick). Journal of cambridge study, 4(1).
Yudhaningsih R. 2011. Peningkatan
DAFTAR PUSTAKA efektivitas kerja melalui
Amin M. 2009. Strategi Change komitmen, perubahan dan budaya
Management untuk Mempercepat organisasi. Jurnal Pengembangan
Implementasi Penggunaan Humaniora, 11( 1).
Aplikasi Perangkat Lunak [tesis].
Jakarta (ID): Binus Business
School.
Cater J, Schwab A. 2008. Turnaround
strategies in established small
family firms. Journal of Family
Business Review, 19(1).
Jaffe DT. 2005. Strategic planning for
the family in business. Journal of
Financial Planning, 18(3).
[Kemenkop dan UKM] Kementerian
Koperasi dan UKM. 2012. Data
usaha mikro, kecil, menengah
(UMKM) dan usaha besar (UB)
Tahun 2011 – 2012. Jakarta (ID):
Kemenkop dan UKM.
Kotter JP. 1996. Leading change.
Boston (US): Hardvard Business
School Press.
Li L, Xinde C. 2014. Management
innovation for chinese family
business. Journal of management
and strategy, 5(1).
Maharani A. 2009. Kasus perubahan
dalam perusahaan keluarga:
PT.Solo Jaya. Jurnal Ekonomi
Universitas Paramadina, 5(3).
Purhantara W. 2009. Organizational
development based change
management. Jurnal Ekonomi&
Pendidikan, 6(2).

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Edisi 1, Hal. 59-72
72

Anda mungkin juga menyukai