Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883

Volume 7, No. 2, Oktober 2020


Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan Bersaing Menuju
Era New Normal : Studi Kasus pada Sumber Daya Manusia di Perusahaan Swasta Nasional

Agus Cholik
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Jakarta, Indonesia
Email : agus.cholik@stiami.ac.id

Abstrak. Pandemi Covid 19 telah menghantam semua sektor kehidupan masyarakat, dan ekonomi.
Selain itu, pandemi juga mempengaruhi perilaku dan pola kegiatan ekonomi, bisnis dan peluang
usaha. Oleh karena itu, seluruh industri dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif baik dari segi
produk maupun mekanisme pemasaran produk agar dapat bertahan di tengah pandemi. Selain itu,
pelaku bisnis juga harus mulai menyesuaikan hidup mereka dengan kondisi saat ini atau hidup di
era normal baru. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana manajemen
turnaround dapat diimplementasikan sehingga perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dan
dapat hidup di era normal baru serta faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan ketika
menerapkan manajemen turnaround terkait sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus dari desain penelitian kualitatif. Wawancara semi-terstruktur digunakan
untuk memahami kasus-kasus apa yang terjadi di suatu perusahaan ketika menghadapi pandemi dan
upaya apa yang dilakukan untuk menghadapi era normal baru. Penelitian ini membuktikan bahwa
manajemen perubahan melalui kreativitas, inovasi, dan kemampuan beradaptasi yang cepat dapat
mendukung keunggulan kompetitif perusahaan menuju era normal baru. Studi ini juga memberikan
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Kata Kunci: keunggulan bersaing, kreatif- inovatif - adaptif, era new normal, turnaround, sumber
daya manusia

Abstract. The Covid 19 pandemic has hit all sectors of people's lives, and the economy. In addition,
a pandemic also influences the behavior and patterns of economic, business and business
opportunities. Therefore, the entire industry is required to be always creative and innovative both
in terms of products and product marketing mechanisms in order to survive in the midst of a
pandemic. In addition, businesses must also begin to adjust their lives to current conditions or live
in a new normal era. This study aims at answering the questions of how turnaround management
can be implemented so that companies have a competitive advantage and can live in a new normal
era and what factors must be considered in implementing turnaround management in terms of
human resources.. This research uses a case study approach from a qualitative research design.
Semi-structured interviews are used to understand what cases occur in a company when facing a
pandemic and what efforts are being made to face a new normal era. This research proves that
change management through creativity, innovation, and rapid adaptability can support a
company's competitive advantage towards a new normal era. This study also offers
recommendations for further research.
Kata Kunci: Competitive advantage, creative-innovative-adaptive, new normal era, turnaround,
human resources

PENDAHULUAN keunggulan bersaing dan siap bangkit kembali


Saat ini banyak perusahaan di era new normal.
mengalami financial distress, yang Sejak pandemi Covid 19 merebak,
diakibatkan oleh pandemi Covid 19. Di masa telah 39.977 perusahaan melakukan
sulit seperti ini, perusahaan dituntut untuk pemutusan hubungan kerja (PHK) Data dari
melakukan upaya-upaya agar dapat terhindar Kementerian Tenaga Kerja per 7 April 2020
dari kebangkrutan agar dapat memiliki memperlihatkan bahwa sebanyak 39.977
perusahaan telah melakukan pemutusan
Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan… | 81
Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
hubungan kerja (PHK) di sektor industri tidak, akan sulit untuk bangkit kembali.
formal. Selain solusi dengan jalan PHK Keunggulan bersaing dapat membuat
karyawan, perusahaan juga merumahkan perusahaan menciptakan superior value bagi
1,010.579 karyawan.Sementara itu, di sektor para pelanggannya dan juga superior profit
informal jumlah tenaga kerja yang terdampak bagi perusahaan yang bersangkutan (Michael
Covid 19 mencapai 34.453 dengan jumlah E. Porter, 1985). Keunggulan bersaing dapat
pekerja sebanyak 189.452 orang. Bibeault diperoleh jika perusahaan dapat memberikan
(1982) mengemukakan bahwa perusahaan nilai lebih kepada pelanggan dibandingkan
tidak bisa terus menerus mengambil langkah pesaingnya (Narver dan Slater (1990;21).
hanya dengan PHK karyawan, namun harus Salah satu strategi perusahaan dalam
melakukan sesuatu untuk memperbaiki mengembangkan keunggulan kompetitif yaitu
kondisinya dari situasi poor performance melalui kreatifitas dan inovasi. Dengan
kepada situasi baru yang jauh lebih baik memiliki kreativitas yang tinggi, perusahaan
(good sustainable performance. akan menciptakan inovasi yang memiliki
Salah satu cara yang banyak dilakukan berbagai keunikan yang tidak dimiliki oleh
oleh perusahaan-perusahaan yang terdampak perusahaan lain, sehingga dengan demikian,
bencana adalah dengan melakukan strategi perusahaan pun akan mudah meraih
turnaround, yang bermakna ‘putar haluan’ keunggulan bersaing. Selain kreatifitas dan
Perusahaan-perusahaan yang mengalami inovasi, perusahaan juga dituntut untuk
kondisi tersebut berupaya untuk bangkit memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat,
kembali dan mendapat ‘competitive seperti hasil riset Hana (2013), Martin et.al
advantage’ agar perusahaan yang berada (2013) dan Nouruzy et.al (2013) yang
dalam kondisi ’krisis’ dapat segera mengungkapkan perlunya kemampuan
diselamatkan. menjalankan strategi beradaptasi secara organisasional guna terus
turnaround untuk dapat memperbaiki eksis dan berkembangnya setiap entitas
kondisi ekonomi perusahaan. bisnis.
Sejak masa pandemi Covid 19 hingga
era new normal yang akan datang, perubahan- KAJIAN PUSTAKA
erubahan yang signifikan dalam kehidupan Manajemen Turnaround
masyarakat telah terjadi. Beberapa pergeseran Manajemen turnaround merupakan
dalam kebutuhan konsumen sudah terlihat. bagian dari manajemen perubahan yang
Pada masa ini konsumen tidak lagi diambil ketika perusahaan mengalami masa-
memprioritaskan pada kebutuhan yang masa krisis yang berkepanjangan. Dengan
bertujuan untuk menaikkan citra diri atau demikian mengharuskan perusahaan
aktualisasi, namun konsumen lebih ‘memutar arah organisasi agar perusahaan
menekankan pada kebutuhan dasar, yaitu dapat bangkit kembali (Supardi dan Mastuti,
makanan dan kesehatan. Demikian juga 2003) sehingga dapat mengubah keadaan
kebutuhan akan internet dan media sosial, yang semula ‘poor performance menjadi good
yang sebelumnya hanya merupakan sustained performance (Brandes dan Brege,
pelengkap saja, tetapi di era pandemi dan new 1993).
normal menjadi sebuah kebutuhan primer, Bibeault (1982), Pearce dan
sehingga terjadi perubahan yang sangat Robbins (1993), Arogyaswamy et al.
signifikan, yaitu dalam penggunaan internet, (1995) dalam Smith & Graves (2005),
media sosial, pemesanan makanan secara mengamati bahwa proses turnaround terdiri
online, rapat secara online, dan masyarakat dari 2 bagian, yaitu decline steaming
pun mulai terbiasa dengan pembayaran secara strategy dan recovery strategy. Decline
digital. steaming strategy bertujuan untuk
Apabila perusahaan ingin berhasil menstabilkan kondisi keuangan perusahaan.
menjalankan strategi turnaround, perusahaan Ketika kondisi keuangan perusahaan stabil,
harus fokus agar memiliki keunggulan maka harus diputuskan strategi recovery
bersaing (competitive advantage) karena jika mana yang akan dipilih. Strategi apapun yang

82 | Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan…


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
diambil oleh perusahaan, keduanya bersaing, perusahaan hendaknya tidak hanya
membutuhkan kemampuan sumber daya menekankan pada kemampuan ‘hard skills’
manusia (SDM) yang tangguh, kreatif dan (keterampilan teknis seperti ilmu
inovatif mengingat pelanggan selalu ingin pengetahuan dan teknologi) karyawan saja,
agar produk yang dibelinya dapat memenuhi namun soft skills (non teknis) juga sangat
kebutuhan dan harapannya. Dengan demikian dibutuhkan oleh seluruh karyawan, mengingat
produk yang inovatif dapat dijadikan sebagai soft skills terkait dengan karakter, kepribadian
andalan untuk memperoleh keunggulan komunikasi, hubungan antarpribadi dan
bersaing (Wahyono, 2002). SDM yang kreatif organisasi, komunikasi antarbudaya, bahasa,
dan inovatif juga dapat membawa perusahaan etika dan moral, kecerdasan emosional dan
menjadi ‘go internasional’ karena memiliki elemen-elemen dalam pembangunan karakter
keunggulan bersaing yang kuat (Wortzel dan lainnya yang sangat menentukan
Wortzel, 1997). keberlangsungan organisasi.
Dalam manajemen perubahan dikenal Pada dasarnya, setiap SDM harus
ada 2 jenis perubahan yang dapat terjadi, memiliki kompetensi untuk memimpin
yaitu perubahan yang cenderung ‘radikal’ dan (leadership competencies) karena tidak
perubahan yang ‘incremental’. Perubahan selamanya seorang staf akan menjadi staf,
radikal adalah perubahan strategis, yang namun suatu saat nanti ia juga akan menjadi
terjadi secara tiba-tiba karena suatu keadaan pemimpin. Untuk itu, setiap perusahaan perlu
di luar organisasi dan ‘memaksa’ manajemen menyusun strategi untuk menciptakan SDM
melakukan suatu pembaruan agar perusahaan nya agar memiliki kompetensi kepemimpinan.
dapat bertahan dan bangkit. Sementara Menurut Warella (2005) seorang pemimpin
perubahan incremental adalah perubahan publik harus memiliki sedikitnya 7
yang terencana dan secara berkala dan terus kompetensi, yaitu : (1) kompetensi mengelola
menerus dilakukan oleh manajemen dengan diri sendiri, (2) kompetensi mengelola
tujuan untuk memelihara keseimbangan komunikasi, (3) kompetensi mengelola
organisasi (Daft, 2004). kemajemukan, (4) kompetensi mengelola
etika, (5) kompetensi mengelola tim, (6)
Keunggulan Bersaing (Competitive kompetensi mengelola keragaman budaya,
Advantage) dan (7) Kompetensi mengelola perubahan.
Setiap perusahaan memiliki Sementara itu, Ruben (2006) mengemukakan
strateginya masing-masing untuk memperoleh bahwa ada 5 kompetensi pemimpin, yaitu (1)
keunggulan bersaing (Bharadwaj, et.al.,1993). kompetensi analisis, (2) kompetensi personal,
Keunggulan bersaing juga dapat diperoleh (3) kompetensi organisasi, (4) kompetensi
jika perusahaan dapat menawarkan nilai lebih posisional, (5) kompetensi komunikasi.
rendah ataupun memberikan manfaat lebih
besar karena harganya lebih tinggi (Philip Kreativitas dan Inovasi
Kotler dan Gary Armstrong, 2003). Kreatifitas dan inovasi adalah dua hal
Pimpinan perusahaan harus memiliki penting terkait dengan keterampilan manusia
kemampuan untuk memotivasi dan yang saling terkait satu sama lain. Orang-
mendorong kreatifitas para manajer, orang yang memiliki kemampuan untuk
supervisor, koordinator dan para pemimpin menemukan ide-ide kreatif akan mampu
kelompok lainnya karena tanpa kreatifitas menciptakan inovasi dan melihat peluang
perusahaan tidak akan mendapatkan untuk pengembangan dan peningkatan untuk
competitive advantage dan tidak memiliki memperkaya kehidupan (Zimmere, 2008).
kemampuan untuk bersaing dengan Sementara itu Hadiyati (2011) menyatakan
perusahaan lainnya (Martim de Conto et.al. bahwa kreatifitas adalah upaya atau inisiatif
(2016). atau pun pedoman untuk menemukan suatu
Sementara itu Elfindri dkk (2011:67) hal baru. Jika kita perhatikan dua pengertian
mengemukakan bahwa untuk memiliki SDM kreatifitas di atas, dapat ditarik kesimpulan
yang tangguh dan memiliki keunggulan bahwa kreatifitas adalah suatu upaya manusia

Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan… | 83


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
untuk menemukan hal-hal baru, sementara data, informasi atau unsur-unsur yang ada.
inovasi adalah hasil perwujudan dari ide-ide Hasil penciptaan tidak selalu berasal dari
kreatif yang unik dan berbeda dari yang lain sesuatu yang benar-benar baru, tetapi bisa
yang dapat digunakan untuk memperkaya juga merupakan penggabungan gagasan yang
kehidupan. telah ada dari pengalaman dan pengetahuan
Dalam memimpin sebuah organisasi, yang telah dimiliki individu. Kombinasi dari
seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk gagasan tersebut akan menjadi suatu hal yang
melakukan pekerjaan-pekerjaan administratif baru.
saja, tetapi ia juga harus melakukan pekerjaan Munandar (2009) menyatakan bahwa
yang sifatnya lebih kreatif yang akan terkait ciri individu yang kreatif menurut para ahli
dengan inovasi, yaitu memberi dukungan, dan psikologi dikategorikan dalam ciri Aptitude
bimbingan kepada staf untuk melakukan dan Non Aptitude. Yang termasuk kategori
inovasi, menciptakan iklim yang kondusif Aptitude adalah antara lain adalah : (1)
untuk berkembangnya inovasi dalam Keterampilan Berpikir Lancar (Fluency),
organisasi, mengembangkan kapasitas diri (2)Keterampilan Berpikir Luwes (Fleksibel),
dan pegawai untuk berinovasi. Peter Drucker (3) Keterampilan Berpikir rasional, (4)
(1994) menyatakan bahwa dalam memimpin Keterampilan Memperinci/ Mengelaborasi,
suatu organisasi, seorang manajer tidak hanya (5) Keterampilan Menilai/Mengevaluasi.
melakukan pekerjaan-pekerjaan administratif Sedangkan ciri Non Aptitude adalah: (1)
atau pengambilan keputusan (decision Mempunyai rasa keingintahuan yang besar,
making) saja, tetapi ia harus melakukan daya imajinasi yang tinggi, tertantang oleh
pekerjaan yang sifatnya lebih kreatif. Jadi kemajemukan, berani mengambil resiko dan
pimpinan mempunyai peranan yang sangat memiliki rasa menghargai. Sementara itu, J.P
penting dalam inovasi, yaitu: (a) Memberi Torrance sebagaimana dikutip oleh Jordan E.
dukungan, otorisasi, dan bimbingan kepada Ayan (2002), menyatakan bahwa orang yang
staf untuk melakukan inovasi; (b) kreatif bisa dilihat atau diukur dengan hal-hal
Menciptakan iklim yang kondusif untuk sebagai berikut. 1) Kepiawaian, yakni
berkembangnya inovasi dalam organisasi; (c) kemampuan memunculkan banyak ide yang
Bersama-sama terus mengembangkan beragam. Dengan kata lain, seberapa banyak
kapasitas diri dan pegawai untuk berinovasi. ide yang dihasilkan akan menunjukkan
Dengan demikian, kreatifitas sangat kreativitas seseorang. 2) Keleluasan, yakni
membawa pengaruh positif terhadap kemampuan memunculkan ide dalam
competitive advantage (Bashor dan Purnama, beberapa kategori (alternatif jawaban atau
2017). solusi suatu masalah). 3) Orisinalitas, yakni
Stenberg, Kaufman dan Pretz (2002) kemampuan memunculkan ide yang unik dan
menyatakan kreativitas sebagai kemampuan aneh (bersifat baru, bukan meniru). 4)
untuk menghasilkan produk yang baru, pantas Pengembangan, yakni kemampuan
dengan kualitas tinggi. Menurut Weisberg memperluas ide atau gagasan menjadi
(2006), berpikir kreatif adalah cara berpikir kenyataan, tindakan, atau aksi kongkrit dan
yang membawa sesuatu yang baru (inovasi). tepat guna.
Proses berpikir yang mendasari produk OECD, Oslo Manual (2005)
inovasi adalah sama dengan proses berpikir menerangkan jenis-jenis inovasi terdiri dari
yang mendasari kegiatan sehari-hari (ordinary inovasi teknologi, yang terbagi atas Inovasi
thinking). Orang kreatif adalah orang yang produk dan inovasi proses dan inovasi non
memproduksi inovasi. Menurut Munandar teknologi, yang terbagi atas inovasi organisasi
(2009), kreativitas merupakan kemampuan dan inovasi pemasaran.
untuk membuat kombinasi baru berdasarkan

84 | Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan…


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020

Inovasi Teknologi Inovasi Non Teknologi

Inovasi Produk Inovasi Organisasi

Inovasi Proses Inovasi Pemasaran

Gambar II.
Jenis Jenis Inovasi menurut OECD, Oslo Manual (2005)
Sumber : Oslo Manual (2005)

Oldham dan Cummings (1996) dalam pengambilan keputusan, (d)


menyatakan bahwa kreatifitas dan inovasi Mengedepankan kreativitas dalam
digambarkan saling melengkapi dan mengembangkan solusi, (e) Mampu
kreatifitas karyawan merupakan epicentrum melakukan transformasi struktural dan
dari sebuah inovasi. Pimpinan yang kreatif kultural sehingga mampu beradaptasi
akan menginspirasi karyawan untuk dengan perubahan, (f) Sensitif terhadap
melakukan hal yang sama bahkan harus dapat tuntutan jaman, (g) Berani mengambil risiko,
melampaui apa yang sudah dirintisnya. Oleh (h) Sangat menghargai inovasi dan personal.
karena itu perusahaan hendaknya dapat
menghagai kreatifitas SDMnya karena METODE PENELITIAN
kreatifitas seseorang adalah cikal bakal Penelitian ini adalah sebuah studi
lahirnya inovasi (Heye, 2006; Liu, Gong, kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Zhou dan Huang, 2015). Metodologi kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
Adaptabilitas berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
(a) Istilah adaptabilitas seperti dinyatakan orang-orang dan perilaku yang diamati
oleh (Vickers dan Sword, 2008 dalam (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2007:3).
Suwecantara et.al, 2016) adalah sebuah Yin (2002) mendefinisikan studi kasus
penyesuaian yang dibuat dalam sebuah sebagai berikut:
perjalanan dari suatu proses. Jika suatu
perusahaan memiliki tingkat adaptabilitas “A case study is an empirical
yang tinggi, perusahaan tersebut akan lebih inquiry that ivestigates a
mudah untuk memperoleh keunggulan contemporary phenomenon (the
bersaing dibandingkan para kompetitornya ‘case’) within its real-life context,
(Porter dan Kramer, 2006). Sementara itu, especially when the boundaries
penelitian yang telah dilakukan di negara between phenomenon and context
bagian California menunjukkan bahwa may not clearly evident” (p.16).
pengaruh antara adaptabilitas dan competitive
advantage sangat besar. Perusahaan yang Dari definisi di atas maka dapat ditarik
mampu beradaptasi dengan cepat akan lebih sebuah kesimpulan bahwa sebuah studi kasus
cepat pula mewujudkan keunggulan memiliki tujuan untuk menguji pertanyaan
bersaingnya (Bellhouse, 2011). Karakteristik dan permasalahan dalam penelitian yang tidak
budaya perusahaan yang adaptif menurut dapat dipisahkan antara fenomena dan
Albano (2012) yaitu : (a) Berfikir dan konteks di mana fenomena itu terjadi.
bertindak strategis untuk memengaruhi Yin (2002) mengemukakan 4 hal
lingkungan, (b) Bersifat proaktif untuk penting dalam analisis data pada penelitian
memanfaatkan peluang, (c) Multi perspektif kualitatif

Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan… | 85


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
yaitu pencocokan pola, membangun HASIL DAN PEMBAHASAN
penjelasan, menemukan logika model, dan Dari wawancara yang dilakukan kepada
melakukan analisis time-series. Ketika 2 pimpinan tertinggi perusahaan swasta
peneliti menggunakan beberapa kasus, maka nasional, diperoleh data bahwa setiap
sintesis atau teknik tambahan dilakukan untuk pimpinan perusahaan harus berani mengambil
mencari pengulangan dalam kasus, di mana langkah dengan strategi turnaround ketika
produk akhirnya adalah narasi yang perusahaannya mengalami penurunan atau
menceritakan tentang kasus, yang kondisi ‘poor performance’, misalnya ketika
memungkinkan pembaca sepenuhnya menjadi covid 19. Pimpinan perusahaan tidak hanya
paham pada kasus yang terjadi. harus paham yang dimaksud dengan strategi
Partisipan penelitian dipilih turnaround tetapi yang terpenting harus
menggunakan teknik purposive dengan berani melaksanakannya. Hingga saat ini,
bantuan key person. Melalui teknik purposive, masih banyak pimpinan yang tidak berani
peneliti memilih partisipan penelitian dan melaksanakan strategi turnaround karena
lokasi penelitian dengan tujuan untuk masih terpaku pada cara-cara konvensional
mempelajari atau untuk memahami dalam memimpin perusahaan (Daft, 2004)
permasalahan pokok yang akan diteliti.
(Herdiansyah, 2012). Metode pengumpulan “Bisa dikatakan kita harus berani
data menggunakan metode wawancara, dan melakukan perubahan secara radikal.
dokumen. Partisipan dalam penelitian ini Contohnya, kebutuhan digital setelah
berjumlah 6 orang terdiri atas, 2 pimpinan adanya Covid 19. Kebiasaan offline
tertinggi perusahaan swasta nasional untuk berubah drastis menjadi serba online.
menggali informasi bagaimana kreatifitas, Teknologi digital begitu maksimal
inovasi dan adaptabilitas SDM dapat dimanfaatkan, karena tidak ada jalan
mendukung keberhasilan perusahaan meraih lain, teknologi ini dimanfaatkan untuk
keunggulan bersaing (competitive advantage), bertahan hidup. Itu artinya kebutuhan
2 Direktur SDM, dan 2 Direktur Pemasaran akan data, jaringan internet,
untuk mendapatkan perspektif tentang apa bandwidth, dan kebutuhan digital
saja upaya-upaya yang dilakukan oleh lainnya harus lebih ditingkatkan. Jika
perusahaan agar dapat mendorong kreatifitas, berbicara tentang data, minimal 50%
inovasi dan adaptabilitas yang cepat. proses bisnis berpindah dari sistem
Teknik analisis data yang akan offline ke platform online. Kalau
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pimpinannya tidak berani mengambil
teknik Creswell. Stake (dalam Creswell, tindakan ini, bagaimana dengan
2015), mengatakan empat bentuk analisis data bawahan atau staf stafnya. Jadi, bisa
beserta interpretasinya dalam penelitian studi dibayangkan bagaimana
kasus, yaitu: (1) Pengumpulan kategori, keberlangsungan bisnisnya.”
peneliti mencari suatu kumpulan dari contoh-
contoh data serta berharap mendapatkan Kedua pimpinan tertinggi perusahaan
makna yang relevan dengan isu yang akan ini mengatakan bahwa agar strategi
muncul; (2) Interpretasi langsung, peneliti turnaround dapat berjalan sesuai dengan yang
studi kasus melihat pada satu contoh serta diharapkan, maka peran sumber daya manusia
menarik makna darinya tanpa mencari banyak perusahaan sangat penting untuk
contoh. Hal ini merupakan suatu proses dalam dioptimalkan. Pimpinan harus mampu
menarik data secara terpisah dan mendorong kreatifitas para manajer,
menempatkannya kembali secara bersama- supervisor, koordinator dan para pemimpin
sama agar lebih bermakna; (3) Peneliti kelompok lainnya karena tanpa kreatifitas
membentuk pola dan mencari kesepadanan perusahaan tidak akan mendapatkan
antara dua atau lebih kategori; (4) Pada competitive advantage dan tidak memiliki
akhirnya, peneliti mengembangkan kemampuan untuk bersaing dengan
generalisasi naturalistik melalui analisa data. perusahaan lainnya (Martim de Conto et.al.

86 | Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan…


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
(2016). Pelaku usaha harus mampu memenangkan keunggulan bersaing, karena
menangkap sekecil apapun peluang yang keunggulan bersaing merupakan hasil
hadir, untuk ditransformasikan menjadi ide implementasi strategi yang memanfaatkan
strategis bisnis. Inovasi berawal dari kemampuan sumberdaya yang dimiliki
kreatifitas dan dalam konteks bisnis, inovasi perusahaan (Bharadwaj et al, 1993).
harus dilakukan mulai dari sisi produksi Wawancara yang dilakukan dengan 2
sampai dengan pemasaran. Kedua pimpinan Direktur SDM dan 2 Direktur Pemasaran dari
ini juga mengatakan bahwa setiap perusahaan perusahaan swasta nasional menghasilkan
memiliki strategi sendiri-sendiri untuk data sebagai berikut:

Tabel II.
Hasil Wawancara dengan 2 Direktur SDM dan 2 Direktur Pemasaran

Kompetensi yang harus dimiliki oleh para pemimpin agar perusahaan dapat kembali
bangkit di era New Normal
Direktur SDM 1 Pemimpin tidak hanya harus memiliki hard skills saja namun juga soft
skills seperti kreatifitas yang tinggi, kemampuan beradaptasi dengan
keadaan, kemampuan berkomunikasi dan mampu berpikir strategis.
Dengan kompetensi tersebut, para pemimpin tidak ragu untuk
melaksanakan strategi turnaround dalam kondisi sulit.
Direktur SDM 2 Soft Skills adalah kompetensi yang paling crucial yang harus dimiliki
bukan hanya oleh pimpinan tetapi seluruh staf dan karyawan karena soft
skills terkait dengan perilaku, seperti kompetensi mengelola diri sendiri dan
tim, mengelola keragaman budaya dan kompetensi mengelola perubahan.
Memperbaiki perilaku seseorang jauh lebih sulit daripada meningkatkan
hard skillsnya, yang pada umumnya dapat dilakukan melalui pelatihan
jangka pendek saja. Jika kualitas soft skills SDM telah baik, maka tidak
sulit bagi perusahaan untuk melakukan turnaround strategy ketika
perusahaan berada dalam kondisi menurun, tak terkecuali jika turnaround
harus dilaksanakan secara radikal sekalipun.
Direktur Pemimpin Divisi Pemasaran harus mampu membangun pemikiran yang
Pemasaran 1 kreatif dalam strategi pemasaran. Semua karyawan divisi Marketing adalah
pemilik ide yang kreatif. Pemimpin harus memiliki communication skills
yang baik agar dapat membangun dan mempertahankan networking untuk
keberlangsungan perusahaan. Oleh karena itu, seluruh staf Marketing harus
memiliki: (1) kompetensi analisis, (2) kompetensi personal, (3) kompetensi
organisasi, dan (4) kompetensi komunikasi.
Direktur Pemimpin di Bagian Marketing minimal harus kreatif sehingga dapat
Pemasaran 2 selalu melahirkan inovasi dalam konsep-konsep marketing. Selain itu
pemimpin dan juga SDM di Bagian Marketing juga harus memiliki soft
skills yang tinggi karena terkait dengan kemampuan berkomunikasi
antarpribadi, manajemen diri, menjaga hubungan dengan klien, dan
kemampuan melakukan presentasi persuasif. Namun demikian kemampuan
teknis atau hard skills di bidang marketing juga diperlukan. Untuk hard
skills dan soft skills ini, secara periodik, perusahaan selalu memberikan
training agar kompetensi para pemimpin dan SDM terus meningkat
sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak dapat diprediksi, seperti pandemic
Covid 19, pemimpin didukung oleh jajaran SDM nya mampu melakukan
turnaround strategy secara radikal sekalipun.
Faktor-faktor yang menunjukkan seseorang memiliki sifat kreatif
Direktur SDM 1 Memiliki kemampuan memunculkan banyak ide dan orisinal atau asli dan

Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan… | 87


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
bukan meniru hasil karya orang lain, senang belajar dan mencoba hal baru.
Direktur SDM 2 Sangat imajinatif, melahirkan ide-ide hasil pemikiran sendiri (orisinal),
memiliki keinginan belajar yang kuat dan rasa ingin tahu sangat tinggi,
selalu tertantang oleh kemajemukan. Berani mengambil resiko.
Direktur Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mampu berimajinasi, mampu
Pemasaran 1 memproyeksikan konsep-konsep pemasaran yang baru, senang menghadapi
tantangan kemajemukan, selalu melihat kekurangan-kekurangan dan segera
memperbaikinya, berani mengambil resiko.
Direktur Memiliki cara berpikir yang berbeda dari yang lain, berani mengambil
Pemasaran 2 resiko, menunjukkan karya yang unik dan beda, melihat sesuatu dengan
rinci selalu mengevaluasi konsep yang telah diimplementasikan untuk
dilakukan perbaikan-perbaikan.
Inovasi yang harus dilakukan agar perusahaan dapat memiliki keunggulan bersaing
Direktur SDM 1 Inovasi teknologi (Produk dan Proses) dan non teknologi (Organisasi dan
Pemasaran). Oleh karena itu dibutuhkan SDM yang memiliki kemampuan
kreatifitas tinggi agar dapat melahirkan inovasi untuk membangun kembali
perusahaan.
Direktur SDM 2 Inovasi yang harus dilakukan : Inovasi dalam Produk (Variant Rasa,
Kemasan, Ukuran dll) , Proses (proses pembuatan, proses pengiriman dll
agar lebih efektif dan efisien), Organisasi (cara menjalankan organisasi
atau perilaku berorganisasi), Inovasi Marketing (pangsa pasar baru, desain
baru, pengemasan baru, dan metode promosi baru. Diperlukan karyawan
yang kreatif agar inovasi dapat direalisasikan.
Direktur Inovasi Produk dan Inovasi Pemasaran. Minimal produk terbaru tersebut
Pemasaran 1 lebih bagus dari produk sebelumnya. Perusahaan yang mampu mendesain
produknya sesuai dengan keinginan pelanggan akan mampu bertahan
ditengah persaingan.
Inovasi pemasaran: penerapan metode pemasaran yang baru, pengemasan
atau desain produk, penempatan produk, promosi produk, atau harga.
Direktur Ditinjau dari pemasaran, inovasi yang diperlukan lebih kepada produknya
Pemasaran 2 dan sistem promosinya. Pertama, upaya untuk mengungguli pesaing
(outsmarting the competitor), kedua identifikasi faktor-faktor sukses di
dalam industri (industry key success factor), lalu benchmarking ke
pesaing, dan kemudian berdasarkan benchmarking itu dilakukan inovasi
untuk mengungguli kompetitor.
Pemimpin yang adaptif
Direktur SDM 1 Pemimpin yang mampu menciptakan perubahan yang bermanfaat, cerdas
menyesuaikan diri dengan perubahan, kreatifitas tinggi, proaktif bukan
reaktif, menghargai inovasi, memiliki kemampuan berkomunikasi
antarbudaya sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan.
Direktur SDM 2 Berfikir dan bertindak strategis, proaktif, mampu memanfaatkan peluang,
berani mengambil resiko, mampu melakukan perubahan secara structural
dan kultural sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan.
Direktur Memiliki kreatifitas tinggi, Berfikir dan bertindak strategis, memiliki
Pemasaran 1 kemampuan berkomunikasi yang sangat baik, peka terhadap perubahan dan
tuntutan jaman, dapat menerima ide-ide baru untuk melakukan perubahan.
Pimpinan juga harus berani mengambil resiko
Direktur Memiliki jiwa proaktif, berani mengambil resiko, mampu menangkap
Pemasaran 2 peluang, memiliki kemampuan berkomunikasi terutama komunikasi
antarbudaya agar dapat bekerjasama dengan semua mitra tanpa terkecuali
sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan.

88 | Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan…


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
Dari tabel di atas, diperoleh data keinginan belajar. Hal ini sesuai dengan
bahwa kedua pemimpin di bagian SDM pernyataan Munandar (2009) yang
mengatakan bahwa kompetensi teknis dan mengategorikan ciri-ciri pribadi kreatif
non teknis sangat dibutuhkan tidak hanya oleh berdasarkan ciri-ciri Aptitude dan Non
pemimpin di perusahaan namun juga oleh Aptitude dimana keinginan untuk terus belajar
seluruh SDM yang merupakan asset merupakan salah satu aspek dalam ciri-ciri
perusahaan. Kedua pemimpin ini bahkan Non Aptitude. Sementara itu kedua Direktur
mengatakan bahwa keterampilan non teknis Marketing lebih memandang orang yang
(soft skills) jauh lebih penting daripada kreatif sebagai orang yang ingin mencoba
keterampilan teknis karena soft skills terkait sesuatu hal baru dan berani mengambil resiko.
langsung dengan kualitas diri masing masing Selain itu orang yang kreatif memiliki
pemimpin atau karyawan (keterampilan kemampuan untuk melakukan evaluasi (ciri-
berkomunikasi, keterampilan mengelola ciri Aptitude), melihat kekurangan-
emosi, keterampilan berbahasa, keterampilan kekurangan konsep yang sudah
bekerja dalam kelompok, memiliki etika dan diimplementasikan sehingga dapat segera
moral, santun,dan spiritual) seperti yang diperbaiki, Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Elfindri dkk (2011). diilustrasikan oleh Munandar (2009).
Apabila pemimpin dan SDM perusahaan telah Sementara itu ketika ditanyakan
memiliki kemampuan teknis dan non teknis tentang inovasi seperti apa yang harus
ini, maka jika suatu ketika perusahaan dilakukan agar perusahaan memiliki
mengalami kondisi dimana terjadi perubahan keunggulan bersaing, kedua Direktur SDM
secara tiba-tiba, maka perusahaan dapat cepat menyatakan bahwa inovasi yang harus
mengambil langkah dengan turnaround dilakukan adalah inovasi dalam Teknologi
strategy. Sementara itu, 2 Direktur Pemasaran dan Non Teknologi. Inovasi dalam Teknologi
meletakkan kemampuan dalam kreatifitas terdiri atas inovasi produk dan inovasi proses.
sebagai hal terpenting yang harus dimiliki Sementara itu, inovasi Non Teknologi terdiri
oleh para pemimpin dan juga seluruh SDM di atas inovasi organisasi dan pemasaran
perusahaan karena kreatifitas dapat (OECD, Oslo Manual, 2005). Ketika hal ini
melahirkan inovasi dalam berbagai hal ditanyakan kepada Direktur Pemasaran,
(Stenberg, Kaufman dan Pretz, 2002) dan terlihat bahwa dari ke-4 tipe inovasi yaitu
Weisberg, 2006). Kreativitas yang dimiliki produk, proses, organisasi dan pemasaran,
oleh para pemimpin serta karyawan akan kedua pimpinan bagian Marketing lebih
berdampak positif terhadap keunggulan menitikberatkan kepada inovasi produk dan
kompetitif perusahaan (Bashor & Purnama sistem marketingnya untuk mendatangkan
(2017). Selain itu kemampuan dalam profit karena perusahaan yang mampu
berkomunikasi juga disebutkan oleh kedua mendesain produknya sesuai dengan
pemimpin di bagian pemasaran ini sebagai keinginan pelanggan akan mampu bertahan
keterampilan yang sangat penting dan harus ditengah persaingan. Selain itu terobosan-
dimiliki oleh para pemimpin dan stafnya terobosan baru juga perlu dilakukan agar
(Elfindri dkk, 2011). dapat menarik simpati masyarakat dengan
Terkait faktor-faktor dalam kreatifitas, jalan: (a) menunjukkan rasa empati, misalnya
kedua pemimpin di bagian SDM menyatakan dengan memberikan secara gratis beberapa
bahwa pemimpin atau pun karyawan yang macam produk kepada masyarakat yang
kreatif dapat terlihat dari kemampuannya membutuhkan. (b) perusahaan harus dapat
memunculkan ide-ide baru yang orisinal dan menjadi solusi bagi kesulitan yang dihadapi
bukan menjiplak atau meniru hasil karya masyarakat; (c)perusahaan harus
orang lain (Rosli et al. (2013); Jordan E. Ayan menunjukkan tanggungjawabnya kepada
(2002); Munandar (2009). Kedua pimpinan masyarakat dengan melakukan kegiatan CSR.
ini juga menyebutkan bahwa orang yang Terkait pemimpin yang adaptif,
kreatif memiliki rasa ingin tahu yang amat keenam pemimpin ini sependapat bahwa
kuat sehingga ia akan terus mempunyai pemimpin yang adaptif adalah pemimpin

Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan… | 89


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
yang mampu menciptakan perubahan yang Professor, School of Economics, Al-
bermanfaat walaupun harus menanggung Anwar Mojokerto, Indonesia
resiko, pemimpin yang proaktif bukan reaktif Chamdan Purnama President School
dan mampu beradaptasi dengan perubahan of Economics, Al-Anwar Mojokerto,
(Albano, 2012; Miller, 2013). Indonesia, Doi: 10.1515/mjss-2017-
0014. ISSN 2039-2117 (online) ISSN
SIMPULAN DAN REKOMENDASI 2039-9340 (print) Mediterranean
Berdasarkan hasil analisis data di atas, Journal of Social Sciences Vol 8 No 4
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan July 2017.
bahwa strategi turnaround melalui kreativitas,
Bellhouse W. (2011). Adaptibility dan The
inovasi, dan kemampuan beradaptasi yang
Competitive Advantage. Global
cepat dari para pemimpin perusahaan yang
Business Journal. 11(15): 120-131.
didukung oleh seluruh SDM dapat
mendukung pencapaian keunggulan bersaing Bharadwaj, S. G, P.R. Varadarajan, dan J.
perusahaan, sehingga perusahaan mampu Fahy. (1993). Sustainable Competitive
bertahan dan menjalankan roda bisnisnya di Advantage in Service Industries: A
era New Normal. Untuk penelitian Conceptual Model and Research
mendatang, peneliti merekomendasikan agar Propositions, Journal of Marketing.
dilakukan penelitian terkait strategi Vol. 57, Oktober, p. 83-99.
turnaround dari pendekatan yang berbeda. Bibeault, 1982). Bibeault, D. B. (1982).
Corporate turnaround: how managers
UCAPAN TERIMA KASIH
turn losers into winners (Vol. 15).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Maidenhead: McGraw-Hill.
LPPM Institut STIAMI yang telah
mengikutsertakan paper hasil penelitian ini Creswell, J. W. (1998). Qualitative inquiry
dalam Seminar Nasional 2020: “Peluang dan and research design: Choosing among
Tantangan Indonesia pada Era New Normal,” five traditions. London: Sage
Publications.p.15.
DAFTAR PUSTAKA
Daft, L. (2004). Organization Theory and
Albano,C.(2012). What is adaptive Design, 8th Ed. South-Western :
leadership? Self Growth. Diakses pada Thompson.
4 Maret 2020 dari
Drucker, Peter.F. (1994). Inovasi dan
www.selfgrowth.com/articles/calbino.
kewiraswastaan. Alih Bahasa, Rusjdi
html
Naib. Jakarta: Erlangga.
Arogyaswamy, K., Barker, V. L., & Yasai‐
Elfindri dkk (2011). Soft Skills untuk
Ardekani, M. (1995). Firm
Pendidik. Jakarta: Baduose Media.
Turnarounds: an Integrative Two‐
P.67.
Stage Model. Journal of Management
Studies. Diakses pada 4 Maret 2020 Fatmawiyati, Jati (2018). Telaah Kreatifitas.
dari https://doi.org/10.1111/j.1467- https://www.researchgate.net/publicati
6486.1995.tb00786.x on/328217424_Telaah_Kreativitas
Ayan, Jordan E. (2002). Bengkel Kreativitas: Hadiyati, Ernani. (2011). Kreativitas dan
10 Cara Menemukan Ide-Ide. Inovasi Berpengaruh Terhadap
Pamungkas. Bandung: Kaifah. Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahan Vol
Bashor & Purnama.(2017). Factors Affecting
13, 8-16. Diakses pada 27 Februari
Performance Manager and Its Impact
2020 dari:
on Competitive Advantage: Studies
http://ced.petra.ac.id/index.php/man/ar
Small Medium Enterprises (SMEs) in
ticle/view/18240
The Shoes Industry Mojokerto East
Java Province Choirul Bashor

90 | Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan…


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
Hana. (2013). Competitive advantage Narver, J.C, & Slater, S.F. (1990). The Effect
achievement through innovation and of a Market Orientation on Business
knowledge. Journal of Profitability. Journal of Marketing,
Competitiveness, 5(1), 82-96. 54(4), 20-35.
Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Noruzy, A., Dalfard, V. M., Azhdari, B.,
Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Nazari-Shirkouhi, S., & Rezazadeh, A.
Sosial. Jakarta Selatan: Salemba (2013). Relations between
Humanika. transformational leadership,
organizational learning, knowledge
Heye, Dennie. (2006). Characteristics of the
management, organizational
Successful 21st Century Information
innovation, and organizational
Professional. Oxford: Chandos
performance: an empirical
Publishing Oxford Ltd . ISBN:
investigation of manufacturing firms.
184334145X.
The International Journal of
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2003). Advanced Manufacturing Technology,
Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi 64(5-8), 1073-10.
Kesembilan. Penerbit PT. Indeks
OECD, Oslo Manual (2005) OECD. 2005.
Gramedia, Jakarta.
Oslo Manual : Guidelines For
Liu, Dong., Gong, Y., Zhou, J., & Huang, J.C. Collecting and Interpreting
(2015). Human resources systems, Innovation Data Third Edition. A
employee creativity & firm Joint Publication of OECD and
innovation: The moderating role of Eurostat. Diakses pada 24 Maret 2020
firm owrnership. Academy of dari Url :
Management Journal, 2(3), 41-55 http://www.conicyt.cl/wpcontent/uplo
Martim de Conto, S., Junior, J. A. V. A., & ads/2014/07/Manual-de-Oslo.pdf
Vaccaro, G. L. R. (2016). Innovation Oldham, G.R. and Cummings, A. (1996).
as a Competitive Advantage Issue: A Employee Creativity Personal and
Cooperative Study on an Organic Contextual Factors at Work. Academy
Juice and Wine Producer. Gest. Prod, of Management Journal, 39, 607-634.
23(2), 397-407.
Porter, M.E. and Kramer, M.R. (2006)
Martin, A.J., Nejad, H.G., Colmar, S., & Strategy and Society: The Link
Liem, G.A.D. (2013). Adaptability: between Competitive Advantage and
How students’ responses to Corporate Social Responsibility.
uncertainty and novelty predict their Harvard Business Review, 84, 78-92.
academic and non-academic
Pandit, N. (2000). Some recommendations for
outcomes. Journal of Educational
improved research on corporate
Psychology, 105(3), 728-746. DOI:
turnaround. Management, 3(2), 31-56.
10.1037/a0032794.
Diakses pada 1 Maret 2020 dari
Michael E. Porter. (1985). Porter, M. E. The http://www.managementaims.com/fic
Competitive Advantage: Creating and hiers/publications/32Pandit.pdf
Sustaining Superior
Pearce, J., & Robinson, R. (1993). Toward
Performance. NY: Free Press, 1985.
improved theory and research on
Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi business turnaround . Journal of
Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Management. 19 (3), 613-636.
Remaja Rosdakarya. Offset, Bandung.
Rosli & Sidek. (2013). The impact of
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Innovation on the Performance of
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Small and Medium Manufacturing
Rineka Cipta. Enterprises: Evidence from Malaysia.

Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan… | 91


Prosiding Seminar Stiami P- ISSN 2355-2883
Volume 7, No. 2, Oktober 2020
Entrepreneurship Vision 2020: Industri Meubel di Kabupaten
Innovation, Development Jepara)”. Jurnal Sains Pemasaran
Sustainability, and Economic Growth, Indonesia, 1 (1): 23-40.
794-809. Warella, 2005, Kompetensi Pimpinan Publik.
Ruben, B. D. (2006). What leaders need to Bahan Mata Kuliah Manajemen
know and do. Washington, DC: Publik, Magister Ilmu Politik.
NACUBO. Semarang : Universitas Diponegoro.
Sternberg, R. J., Kaufman, J. C., & Pretz, J. E. Weisberg, R. W. (2006). Creativity:
(2002). The creativity conundrum: A Understanding innovation in problem
propulsion model of kinds of creative solving, science, invention, and the
contributions. New York: Psychology arts. John Wiley & Sons Inc.
Press. Wortzel, H.V., dan L.H. Wortzel. (1997).
Supardi dan Sri Mastuti. (2003).Validitas Strategic Management In the Global
Penggunaan ZScore Altman untuk Economy. New York: John Wiley &
Menilai Kebangkrutan pada Sons, Inc.
Perusahaan Perbankan go-public di Yin, R. K. (2002). Case study research:
Bursa Efek Jakarta, KOMPAK, Nomor Design and methods (2rd ed.) p.16..
7, Januari-April. Thousand Oaks, CA: Sage.
Suwecantara, I Made, Iman Surya, Gunthar Zimmerer, Thomas W dkk. (2008).
Riady. (2018). Efektivitas Pengelolaan Kewirausahaan Dan Manajemen
Badan Usaha Milik Desa Dalam Usaha Kecil. Edisi 5 Buku 1. Jakarta:
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Salemba Empat.
Studi Kasus Bumdes Madani di Desa
Santan Tengah Kecamatan Websites
Marangkayu Kabupaten Kutai
Kartanegara. E-Journal Pemerintahan https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
Integratif, 2018, 6 (4): 624-634 ISSN 52218475
2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 https://kelompokcentury.wordpress.com/anali
(print), ejournal.pin.or.id © Copyright sis-turnaround/
2016 S1 PIN.
https://radarbali.jawapos.com/read/2020/05/2
Wahyono, W. (2002). “Orientasi Pasar dan 7/196087/hikmah-covid-19-dan-
Inovasi: Pengaruhnya Terhadap transformasi-di-era-new-normal)
Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Pada

92 | Agus Cholik, Implementasi Manajemen Turnaround untuk Memperoleh Keunggulan…

Anda mungkin juga menyukai