Periode 2018-2022
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Indah Tri Sartika (2320532005)
Muslimatul Wathni D.N. (2320532008)
Nadya Rahma Suwanti (2320532016)
Dosen Pengampu:
Dr. Yurniwati, SE, M.Si, Ak, CA
Dr. Annisa Rahman, SE., M.Si, Ak, CA
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
1) Business Analysis
a) Profil Perusahaan
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1962 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia
sejak tahun 1992, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) adalah
salah satu perusahaan publik produk konsumen berbasis kelapa sawit yang terintegrasi
dan terkemuka di Indonesia, menghasilkan penjualan sebesar Rp 75,0 triliun dan
EBITDA sekitar Rp 9,5 triliun pada tahun 2022. Operasi terintegrasi SMART yang
efisien berfokus pada produksi yang bertanggung jawab dan berbasis teknologi. Aktivitas
utama SMART dimulai dari pengelolaan 136 ribu hektar kebun kelapa sawit di Indonesia,
termasuk lahan plasma, pemanenan dan pengolahan tandan buah segar menjadi minyak
sawit dan inti sawit, hingga memprosesnya menjadi beragam produk bernilai tambah
seperti minyak goreng, margarin, shortening, biodiesel dan oleokimia, serta perdagangan
produk berbasis kelapa sawit secara global.
SMART memasarkan dan mengekspor produk konsumen berbasis kelapa sawit
dalam bentuk curah dan minyak industri. Produk turunan SMART juga dipasarkan
dengan berbagai merek, seperti Filma dan Kunci Mas, yang diakui kualitasnya di
Indonesia.
d) Strategi Bisnis
Strategi SMART dibangun berdasarkan keunggulan minyak sawit ini dan
preferensi konsumen dunia yang semakin berkembang. Sebagai pemain agribisnis yang
terintegrasi (soil to table), SMART akan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan
memanfaatkan kemampuannya dalam memproduksi beragam portofolio produk sawit
didukung rantai pasokan yang terpadu dan efisien, dari pengadaan bahan baku secara
berkelanjutan hingga akses terhadap distribusi internasional. Dengan berfokus pada
empat inisiatif berikut :
Pemenuhan kebutuhan pelanggan (Meeting Customers' Needs)
Memperkuat kemampuan dalam mengembangkan portofolio produk sawit
yang bernilai tambah dengan terus mengaplikasikan teknologi terbaru pada pabrik
pengolahan guna memenuhi permintaan pasar akan produk pangan, oleokimia, dan
bio-energi yang terus berkembang. Dengan kemampuan ini, SMART akan dapat
bertumbuh seiring berkembangnya kebutuhan akan kesehatan dan nutrisi secara
global.
Pengendalian alur fisik produk (Controlling The Physical Flow Of Our Products)
SMART memasok bahan baku berkualitas dari perkebunan kami di Indonesia
yang sangat produktif dan dari jaringan pemasok pihak ke-tiga yang luas. Hal ini
menjadi keunggulan SMART dengan kedekatan lokasi dan hubungan yang baik
dengan para pemasok yang didukung oleh kemamputelusuran hingga ke perkebunan.
Perseroan memanfaatkan hubungannya dengan perusahaan induk, Golden Agri-
Resources Ltd (GAR) yang memiliki akses di berbagai negara konsumen utama,
jaringan distribusi internasional, dan berbagai opsi transportasi, serta jangkauan
logistik. Melalui upaya pemetaan rantai pasokan dan kemamputelusuran, juga dapat
meyakinkan praktik-praktik produksi yang berkelanjutan dari sumbernya
Pemberdayaan inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Embracing Science
And Technological Innovation)
Inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pendorong utama
dalam menjalankan strategi. Perseroan mengembangkan teknologi secara internal
dengan tujuan untuk merancang dan mentransformasi operasional kami menuju
perusahaan agribisnis yang cakap yang didukung oleh teknologi "Industri 4.0".
Pemanfaatan kemajuan teknologi merupakan hal yang penting dalam membangun
keunggulan operasional secara sistematis, mempertahankan produktivitas yang tinggi
dan daya saing biaya, serta tetap menjadi yang terdepan di industri.
Keberlanjutan adalah imperatif dalam bisnis (Sustainability As Our Business
Imperative)
Sebagai pelaku agribisnis, SMART menyadari bahwa kesuksesan jangka panjang
akan tergantung pada penerapan praktik bisnis yang berkelanjutan. Dalam
merealisasikan komitmen tersebut, kami menyadari pentingnya pasokan bahan baku
dari para pemasok yang bersedia mengikuti standar yang sama akan produksi yang
bertanggung jawab. Tujuannya bukan hanya untuk memperoleh penerimaan pasar
yang lebih luas, namun juga mengedepankan keberlanjutan dari sumbernya. Kami
juga mengembangkan sarana berbasis teknologi terbaru dengan menggunakan
mekanisme blockchain untuk kemamputelusuran yang terintegrasi, dari perkebunan
hingga produk akhir sampai di tangan pelanggan. Kami senantiasa menginvestasikan
waktu dan sumber daya yang cukup besar untuk membantu para pelaku di sepanjang
rantai pasokan agar dapat bertransformasi dan menjadi lebih baik.
e) Analisis TOWS
Analisis TOWS terperinci mengenai perusahaan termasuk kekuatan dan kelemahan
utama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk yang dapat digunakan untuk
membangun bisnisnya beserta potensi peluang dan ancaman dalam jangka pendek hingga
menengahndapat dilihat dari table di bawah ini :
Strengh Weakness
Kinerja keuangan yang sehat Harga produk yang cenderung
ditunjang model bisnis yang berfluktuasi, karena bergantung
terintegrasi pada faktor-faktor yang tidak
Beroperasi secara bertanggung dapat dikendalikan
jawab melalui komitmen dan Penggunaan Hak Guna Usaha
keberperanan (HGU) pada perkebunan yang
Membangun bisnis yang tangguh, perlu diperpanjang
inovasi dan keberlanjutan Biaya peralatan dan
Pondasi tata kelola yang kuat pemeliharaan fasilitas mahal
Pembaharuan Direksi dan apresiasi
Opportunities Threats
Pengembangan jenis bisnis baru Kasus hukum material yang
Penguatan kapasitas melibatkan Perseroan
Peningkatan infrastruktur setempat Persaingan antar perusahaan
Kebijakan pemerintah mendukung pada bidang industry yang sama
penuh terhadap usaha perkebunan Sistem pemasaran mengikuti
kelapa sawit aturan yang diberlakukan oleh
pemerintah
2) Accounting Analysis
Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan Perusahaan
Pada laporan laba rugi konsolidasi disajikan keuntungan perubahan nilai wajar
aset. Keuntungan tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan sesuai
dengan IAS 41 paragraf 26. Keuntungan tersebut muncul dari kenaikan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dari bearer biological aset. Yang menjadi masalah adalah
keuntungan dari kenaikan nilai wajar bearer biological asset tidak akan pernah terealisasi
karena perlakuan akuntansinya belum diatur dalam IAS 41. Di dalam laporan keuangan
nilai bearer biological asset ini terus meningkat hingga taksiran umur manfaat kelapa
sawit yakni 25 tahun.
PT SMART sendiri dalam laporan keuangannya masih menerapkan PSAK 16 aset
tetap untuk akuntansi. Apabila IAS 41 diterapkan juga pada PT SMART, akan ada
peningkatan laba yang signifikan terkait dengan kenaikan nilai wajar dari aset biologis
yang akan dilaporkan setiap tahunnya. Hal ini juga akan menimbulkan kenaikan atas
pajak penghasilan PT SMART karena keuntungan dari perubahan nilai wajar aset
biologis dikategorikan sebagai keuntungan dari aktivitas operasi perusahaan. Jika dilihat
dari sudut PSAK 16 model revaluasi yaitu kenaikan nilai aset akibat revaluasi akan
dicatat sebagai surplus revaluasi yang merupakan akun ekuitas karena termasuk ke dalam
bagian comprehensive income.
Surplus ini dapat dipindahkan ke dalam saldo laba secara proporsional dengan
pengakuan depresiasi atau dipindahkan sekaligus pada saat penghentian aset (PSAK 16
paragraf 39). Di lain pihak, jika terjadi kerugian akibat revaluasi aset, harus diakui
sebagai beban operasi periode berjalan atau dikurangkan dari surplus revaluasi jika ada
kenaikan nilai akibat revaluasi yang sebelumnya diakui. Perlakuan perpajakan terhadap
revalusi aset tetap pada PSAK 16 hanya diakui setiap 5 tahun sekali dan dikenakan pajak
final sebesar 10%. Sementara itu pada IAS 41 aset biologis dinilai pada saat perolehan
dan setiap tanggal neraca sebesar nilai wajarnya. Dengan demikian jika IAS 41
diterapkan pada PT SMART akan terjadi kenaikan beban pajak penghasilan yang
signifikan atas laba yang diperoleh pada tahun berjalan.
3) Financial Analysis
3.1 Rasio Keuangan
1) Rasio Likuiditas
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.
Tabel hasil perhitungan Current Ratio pada PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk periode 2018-2022 (Dalam Jutaan Rupiah)
Hutang Current
Aset Lancar
Lancar Rasio
2018 12.602.204 8.452.099 1,49
2019 11.477.624 10.675.761 1,08
2020 18.611.747 14.358.630 1,30
2021 22.418.032 15.408.950 1,45
2022 23.708.820 12.104.564 1,96
Tahun 2018 (Current Ratio = 1,49): Pada tahun 2018, Current Ratio adalah 1,49. Ini
berarti perusahaan memiliki RP 1,49 dalam aset lancar untuk setiap RP 1 kewajiban
jangka pendeknya. Dengan Current Ratio di atas 1, ini mengindikasikan bahwa
perusahaan memiliki likuiditas yang baik dan yang menandakan bahwa perusahaan
memiliki aset lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Tahun 2019 (Current Ratio = 1,08): Pada tahun 2019, Current Ratio turun menjadi
1,08. Penurunan ini bisa disebabkan oleh penurunan aset lancar atau peningkatan
kewajiban jangka pendek. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas perusahaan
menurun sedikit, tetapi masih di atas 1, yang berarti masih ada kemampuan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Tahun 2020 (Current Ratio = 1,30): Tahun 2020 melihat peningkatan Current Ratio
menjadi 1,30, menunjukkan perbaikan likuiditas perusahaan setelah kemungkinan
tekanan finansial selama pandemi COVID-19. Perusahaan memiliki lebih banyak
aset lancar dibandingkan kewajiban jangka pendek. Penurunan sebelumnya mungkin
telah diatasi dengan meningkatkan aset lancar atau mengurangi kewajiban jangka
pendek.
Tahun 2021 (Current Ratio = 1,45): Pada tahun 2021, Current Ratio naik menjadi
1,45, menunjukkan kelanjutan perbaikan likuiditas perusahaan. Perusahaan semakin
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan mudah.
Tahun 2022 (Current Ratio = 1,96): Pada tahun 2022, Current Ratio mencapai 1,96,
menunjukkan peningkatan signifikan dalam likuiditas. Perusahaan memiliki hampir
dua kali aset lancar dibandingkan kewajiban jangka pendeknya, yang merupakan
indikator likuiditas yang sangat baik. Ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan aset
lancar atau pengurangan kewajiban jangka pendek.
Perusahaan mengalami fluktuasi dalam current ratio selama periode lima tahun.
Penurunan current ratio pada tahun 2019 mungkin menjadi peringatan bahwa perusahaan
menghadapi masalah likuiditas, tetapi kemudian berhasil memperbaiki situasinya.
Peningkatan current ratio pada tahun 2020 hingga 2022 adalah tanda positif bahwa
perusahaan telah memperkuat posisi keuangannya dan memiliki lebih banyak aset lancar
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perubahan dalam current ratio bisa
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan dalam aset lancar, kewajiban jangka
pendek, atau kebijakan keuangan perusahaan.
b) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
utang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar.
Tabel hasil perhitungan Current Ratio pada PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk periode 2018-2022 (Dalam Jutaan Rupiah)
Hutang
Aset Lancar Persediaan Quick Ratio
Lancar
2018 12.602.204 4.890.020 8.452.099 0,91
2019 11.477.624 4.758.718 10.675.761 0,63
2020 18.611.747 4.516.475 14.358.630 0,98
2021 22.418.032 7.410.243 15.408.950 0,97
2022 23.708.820 8.655.438 12.104.564 1,24
Tahun 2018 (Quick Ratio = 0,91): Pada tahun 2018, Quick Ratio adalah 0,91. Ini
mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki aset yang paling likuid sebesar Rp 0,91
untuk setiap Rp 1 kewajiban jangka pendeknya. Meskipun nilai ini di bawah 1,
menunjukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi daripada Current Ratio, ini adalah
indikasi bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang cukup baik untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek tanpa harus bergantung pada persediaan.
Tahun 2019 (Quick Ratio = 0,63): Pada tahun 2019, Quick Ratio turun menjadi 0,63. Ini
adalah penurunan yang signifikan dan menunjukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi.
Penurunan ini bisa disebabkan oleh pengurangan aset likuid atau peningkatan kewajiban
jangka pendek.
Tahun 2020 (Quick Ratio = 0,98): Pada tahun 2020, Quick Ratio naik menjadi 0,98. Ini
adalah indikasi positif karena mengindikasikan perbaikan signifikan dalam likuiditas.
Perusahaan mungkin telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah
likuiditas yang mungkin timbul selama pandemi COVID-19.
Tahun 2021 (Quick Ratio = 0,97): Pada tahun 2021, Quick Ratio sekitar 0,97, yang
menunjukkan bahwa perusahaan masih mempertahankan tingkat likuiditas yang baik dan
kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang paling
likuid.
Tahun 2022 (Quick Ratio = 1,24): Pada tahun 2022, Quick Ratio meningkat menjadi
1,24. Ini adalah indikasi yang sangat positif, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
lebih banyak aset yang paling likuid daripada kewajiban jangka pendeknya. Peningkatan
ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan aset cair atau pengurangan kewajiban jangka
pendek. Ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam likuiditas dan kemampuan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan cepat.
Quick ratio mengalami fluktuasi selama periode lima tahun, dengan penurunan
pada tahun 2019 dan peningkatan pada tahun 2020 hingga 2022. Penurunan quick ratio
pada tahun 2019 mungkin menjadi sinyal peringatan tentang masalah likuiditas,
sementara peningkatan selanjutnya menunjukkan perbaikan dalam kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perubahan dalam quick ratio
bisa disebabkan oleh perubahan dalam aset cair, kewajiban jangka pendek, atau kebijakan
keuangan perusahaan. Peningkatan nilai quick ratio adalah tanda positif dalam
manajemen likuiditas perusahaan, yang penting untuk kelangsungan operasi yang sehat.
Nilai quick ratio yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Tahun 2018 (Cash Ratio = 0,08): Pada tahun 2018, Cash Ratio adalah 0,08. Ini
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset kas dan setara kas yang sangat rendah
dibandingkan dengan kewajiban jangka pendeknya. Nilai ini mengindikasikan risiko
likuiditas yang tinggi, di mana perusahaan mungkin tidak memiliki cukup kas untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Tahun 2019 (Cash Ratio = 0,09): Pada tahun 2019, Cash Ratio sedikit meningkat menjadi
0,09, tetapi masih dalam kisaran yang sangat rendah. Perusahaan masih menghadapi
risiko likuiditas yang tinggi.
Tahun 2020 (Cash Ratio = 0,20): Tahun 2020 melihat peningkatan yang signifikan dalam
Cash Ratio menjadi 0,20. Ini adalah indikasi positif yang menunjukkan bahwa
perusahaan telah meningkatkan likuiditasnya. Perusahaan mungkin telah mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi masalah likuiditas selama pandemi COVID-19.
Tahun 2021 (Cash Ratio = 0,18): Pada tahun 2021, Cash Ratio sedikit turun menjadi
0,18, tetapi masih dalam kisaran yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
Tahun 2022 (Cash Ratio = 0,20): Pada tahun 2022, Cash Ratio kembali ke 0,20,
menunjukkan bahwa perusahaan mempertahankan tingkat likuiditas yang baik.
Fluktuasi dalam cash ratio selama periode 2018 hingga 2022 mencerminkan
respons perusahaan terhadap kondisi ekonomi, kebijakan likuiditas, dan strategi investasi.
Penurunan atau peningkatan rasio ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
yang memengaruhi ketersediaan dan penggunaan kas perusahaan. Meningkatnya cash
ratio selama masa ketidakpastian ekonomi adalah respons umum, sementara penurunan
mungkin mencerminkan upaya untuk mengoptimalkan penggunaan kas.
2) Rasio Solvabilitas
a) Utang Dengan Rasio (Debt to Asset Ratio)
Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total utang dengan total aktiva serta keputusan pinjaman yang akan diberikan oleh
lembaga keuangan.
Tabel hasil perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) pada PT Sinar Mas Agro
Resources and Technology Tbk periode 2018-2022 (Dalam Jutaan Rupiah)
Total Hutang Total Aktiva DAR
2018 17.061.105 29.310.310 0,58
2019 16.854.470 27.787.527 0,61
2020 22.502.490 35.026.171 0,64
2021 25.927.174 40.345.003 0,64
2022 23.353.011 42.600.814 0,55
Tahun 2018 (DAR = 0,58): Pada tahun 2018, DAR adalah 0,58. Ini mengindikasikan
bahwa sekitar 58% dari total aset perusahaan didanai oleh hutang. Ini adalah indikasi
bahwa perusahaan memiliki tingkat hutang yang relatif rendah, yang bisa dianggap
sebagai tanda keuangan yang lebih stabil.
Tahun 2019 (DAR = 0,61): Pada tahun 2019, DAR sedikit naik menjadi 0,61. Meskipun
ada kenaikan, perusahaan masih memiliki tingkat hutang yang cukup rendah
dibandingkan dengan total asetnya.
Tahun 2020 (DAR = 0,64): Tahun 2020 melihat sedikit kenaikan lagi dalam DAR
menjadi 0,64. Meskipun terjadi peningkatan, tingkat hutang masih tergolong rendah.
Tahun 2021 (DAR = 0,64): Pada tahun 2021, DAR tetap pada 0,64, menunjukkan bahwa
perusahaan masih memiliki tingkat hutang yang relatif stabil.
Tahun 2022 (DAR = 0,55): Pada tahun 2022, DAR turun menjadi 0,55. Ini adalah
indikasi bahwa perusahaan mengurangi tingkat hutangnya dalam perbandingan dengan
total asetnya.
Perusahaan mengalami fluktuasi dalam DER selama periode ini, dengan tingkat
hutang yang meningkat sejak 2018 hingga 2020, dan kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2022. Penurunan DER pada tahun 2022 bisa mengindikasikan bahwa perusahaan telah
mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tingkat hutangnya atau meningkatkan
ekuitasnya, yang bisa dianggap sebagai tanda positif untuk stabilitas keuangan perusahaan.
Nilai DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang
dalam struktur keuangannya, sedangkan nilai DER yang rendah mengindikasikan
penggunaan ekuitas yang lebih besar. DER yang rendah sering dianggap sebagai tanda
keuangan yang lebih stabil.
c) Utang Jangka Panjang dengan Modal (Long Term Debt to Equity Ratio)
Digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang.
Tabel hasil perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) pada PT Sinar
Mas Agro Resources and Technology Tbk periode 2018-2022
(Dalam Jutaan Rupiah)
Hutang Jangka
Total Ekuitas LTDtER %
Panjang
2018 8.609.006 12.249.205 0,70 70%
2019 6.178.709 10.933.057 0,57 57%
2020 8.143.860 12.523.681 0,65 65%
2021 10.518.224 14.417.829 0,73 73%
2022 11.248.447 19.247.803 0,58 58%
Tahun 2018 (Long Term Debt to Equity Ratio = 0,70): Pada tahun 2018, Long Term
Debt to Equity Ratio adalah 0,70, yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
hutang jangka panjang sebesar 70% dari ekuitasnya. Ini adalah indikasi bahwa
perusahaan memiliki tingkat hutang jangka panjang yang cukup besar dalam
perbandingan dengan ekuitasnya.
Tahun 2019 (Long Term Debt to Equity Ratio = 0,57): Pada tahun 2019, Long Term
Debt to Equity Ratio turun menjadi 0,57. Ini menunjukkan penurunan yang signifikan
dalam tingkat hutang jangka panjang dibandingkan dengan ekuitas. Perusahaan mungkin
telah membayar hutang jangka panjang atau menguranginya.
Tahun 2020 (Long Term Debt to Equity Ratio = 0,65): Tahun 2020 mengalami
peningkatan ke 0,65, menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak hutang
jangka panjang dalam perbandingan dengan ekuitasnya dibandingkan dengan tahun 2019.
Tahun 2021 (Long Term Debt to Equity Ratio = 0,73): Pada tahun 2021, Long Term
Debt to Equity Ratio naik menjadi 0,73, yang menunjukkan peningkatan lebih lanjut
dalam tingkat hutang jangka panjang.
Tahun 2022 (Long Term Debt to Equity Ratio = 0,58): Pada tahun 2022, Long Term
Debt to Equity Ratio turun menjadi 0,58. Ini adalah indikasi bahwa perusahaan mungkin
telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi hutang jangka panjang atau
meningkatkan ekuitasnya.
Perusahaan mengalami fluktuasi dalam Long Term Debt to Equity Ratio selama
periode ini. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2019, menunjukkan bahwa
perusahaan mengurangi hutang jangka panjangnya. Peningkatan pada tahun 2020 dan
2021 mengindikasikan penggunaan lebih banyak hutang jangka panjang. Penurunan pada
tahun 2022 menunjukkan bahwa perusahaan mungkin telah mengambil langkah-langkah
untuk mengurangi tingkat hutang jangka panjang atau meningkatkan ekuitasnya, yang
bisa dianggap sebagai tanda positif untuk stabilitas keuangan perusahaan. Nilai yang
rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat hutang jangka panjang yang
lebih rendah dibandingkan dengan ekuitasnya, sedangkan nilai yang tinggi
mengindikasikan tingkat hutang yang lebih besar.
Tahun 2018 (TIE Ratio = 1,19): Pada tahun 2018, TIE Ratio adalah 1,19. Ini
mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki laba operasional dan pendapatan yang
hanya 1,19 kali lipat lebih besar daripada biaya bunganya. Ini adalah indikasi bahwa
perusahaan memiliki risiko yang lebih tinggi dalam membayar bunga pada hutangnya.
Tahun 2019 (TIE Ratio = 2,03): Pada tahun 2019, TIE Ratio meningkat menjadi 2,03. Ini
adalah tanda positif, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih
baik untuk membayar bunga pada hutangnya. Kemungkinan besar, perusahaan memiliki
kinerja keuangan yang lebih baik pada tahun ini.
Tahun 2020 (TIE Ratio = 2,80): Tahun 2020 melihat peningkatan lebih lanjut dalam TIE
Ratio, mencapai 2,80. Ini adalah indikasi yang sangat positif, menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki laba operasional yang cukup besar untuk menutup biaya bunga
dengan nyaman.
Tahun 2021 (TIE Ratio = 3,24): Pada tahun 2021, TIE Ratio naik lagi menjadi 3,24. Ini
menunjukkan bahwa perusahaan semakin kuat dalam membayar bunga pada hutangnya
dan memiliki kinerja keuangan yang sangat baik.
Tahun 2022 (TIE Ratio = 5,07): Pada tahun 2022, TIE Ratio meningkat menjadi 5,07,
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk
membayar bunga pada hutangnya. Ini adalah indikasi positif dari stabilitas keuangan
perusahaan.
Tahun 2018 (Receivable Turnover = 8,94): Pada tahun 2018, Receivable Turnover adalah
8,94. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengumpulkan piutangnya
sebanyak 8,94 kali selama tahun tersebut. Ini adalah indikasi pengelolaan piutang yang
relatif efisien.
Tahun 2019 (Receivable Turnover = 10,10): Pada tahun 2019, Receivable Turnover
meningkat menjadi 10,10. Ini adalah tanda positif, menunjukkan bahwa perusahaan
semakin efisien dalam mengelola piutangnya.
Tahun 2020 (Receivable Turnover = 7,15): Tahun 2020 melihat penurunan dalam
Receivable Turnover menjadi 7,15. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin
menghadapi tantangan dalam pengelolaan piutangnya atau penagihan yang kurang efisien
selama tahun tersebut.
Tahun 2021 (Receivable Turnover = 7,17): Pada tahun 2021, Receivable Turnover tetap
pada 7,17, menunjukkan bahwa masalah pengelolaan piutang mungkin masih ada.
Tahun 2022 (Receivable Turnover = 8,68): Pada tahun 2022, Receivable Turnover
kembali naik menjadi 8,68, menunjukkan perbaikan dalam pengelolaan piutang
perusahaan.
1. Tahun 2018 (Working Capital Turnover = 2,97): Pada tahun 2018, perusahaan
menggunakan modal kerja dengan efisien untuk mendukung operasinya. Tingkat
Working Capital Turnover yang relatif tinggi menunjukkan efisiensi dalam penggunaan
aset lancar.
2. Tahun 2019 (Working Capital Turnover = 3,15): Tahun 2019 melihat peningkatan dalam
Working Capital Turnover, menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam penggunaan
modal kerja. Ini adalah tanda positif tentang manajemen aset lancar.
3. Tahun 2020 (Working Capital Turnover = 2,17): Tahun 2020 mengalami penurunan yang
signifikan dalam Working Capital Turnover. Ini bisa mengindikasikan adanya tantangan
dalam penggunaan modal kerja atau perubahan dalam kebijakan perusahaan yang
mempengaruhi rasio ini.
4. Tahun 2021 (Working Capital Turnover = 2,54): Pada tahun 2021, terjadi sedikit
peningkatan, menunjukkan upaya perbaikan dalam penggunaan modal kerja. Perusahaan
mungkin telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penurunan pada tahun
sebelumnya.
5. Tahun 2022 (Working Capital Turnover = 3,17): Tahun 2022 mengalami peningkatan
yang signifikan kembali dalam Working Capital Turnover. Ini menunjukkan perbaikan
dalam efisiensi penggunaan modal kerja. Perusahaan mungkin telah berhasil
memperbaiki manajemen aset lancarnya.
Tahun 2018 (Fixed Asset Turnover = 2,24): Pada tahun 2018, Fixed Asset Turnover
adalah 2,24. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan aset tetapnya
sebanyak 2,24 kali untuk mendukung penjualan selama tahun tersebut. Kesimpulan dari
tahun ini adalah perusahaan berhasil menghasilkan penjualan yang sebanding dengan aset
tetapnya. Ini adalah tanda efisiensi dalam penggunaan aset tetap.
Tahun 2019 (Fixed Asset Turnover = 2,22): Tahun 2019 melihat sedikit penurunan dalam
Fixed Asset Turnover menjadi 2,22. Meskipun ada penurunan, tingkat ini masih
menunjukkan efisiensi dalam penggunaan aset tetap untuk mendukung operasi
perusahaan. Kesimpulan dari tahun ini adalah perusahaan masih cukup efisien dalam
penggunaan aset tetap.
Tahun 2020 (Fixed Asset Turnover = 2,46): Pada tahun 2020, terjadi peningkatan dalam
Fixed Asset Turnover menjadi 2,46. Ini adalah tanda positif yang menunjukkan
perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aset tetapnya untuk menghasilkan
penjualan. Kesimpulan tahun ini adalah adanya peningkatan dalam efisiensi penggunaan
aset tetap.
Tahun 2021 (Fixed Asset Turnover = 3,18): Pada tahun 2021, terjadi peningkatan yang
signifikan dalam Fixed Asset Turnover. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan telah
berhasil mengoptimalkan penggunaan aset tetapnya dengan sangat baik, dan efisiensi
dalam penggunaan aset tetap telah meningkat secara signifikan. Kesimpulan tahun ini
adalah perusahaan telah berhasil meningkatkan manajemen aset tetap.
Tahun 2022 (Fixed Asset Turnover = 3,97): Tahun 2022 melihat peningkatan yang lebih
lanjut dalam Fixed Asset Turnover, mencapai 3,97. Ini menunjukkan bahwa perusahaan
terus mengoptimalkan penggunaan aset tetapnya. Kesimpulan tahun ini adalah
perusahaan berhasil dalam mengelola aset tetapnya untuk menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi.
Tahun 2018 (Total Asset Turnover = 1,28): Pada tahun 2018, Total Asset Turnover
adalah 1,28. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan total asetnya
sebanyak 1,28 kali untuk mendukung penjualan selama tahun tersebut. Kesimpulan dari
tahun ini adalah perusahaan berhasil menghasilkan penjualan yang sebanding dengan
total asetnya. Ini adalah tanda efisiensi dalam penggunaan seluruh aset.
Tahun 2019 (Total Asset Turnover = 1,30): Tahun 2019 melihat sedikit peningkatan
dalam Total Asset Turnover menjadi 1,30. Meskipun peningkatan ini mungkin tidak
signifikan, tetapi masih menunjukkan efisiensi dalam penggunaan total aset untuk
mendukung operasi perusahaan. Kesimpulan dari tahun ini adalah perusahaan masih
cukup efisien dalam penggunaan seluruh aset.
Tahun 2020 (Total Asset Turnover = 1,15): Pada tahun 2020, terjadi penurunan dalam
Total Asset Turnover menjadi 1,15. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin
menghadapi tantangan dalam penggunaan total asetnya atau perubahan dalam kebijakan
yang mempengaruhi rasio ini. Kesimpulan tahun ini adalah adanya penurunan dalam
efisiensi penggunaan total aset.
Tahun 2021 (Total Asset Turnover = 1,41): Pada tahun 2021, terjadi peningkatan yang
signifikan dalam Total Asset Turnover. Ini adalah tanda positif yang menunjukkan
perusahaan semakin efisien dalam menggunakan seluruh asetnya untuk menghasilkan
penjualan. Kesimpulan tahun ini adalah perusahaan telah berhasil meningkatkan
manajemen seluruh aset.
Tahun 2022 (Total Asset Turnover = 1,76): Tahun 2022 melihat peningkatan yang lebih
signifikan dalam Total Asset Turnover, mencapai 1,76. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan terus mengoptimalkan penggunaan seluruh asetnya. Kesimpulan tahun ini
adalah perusahaan berhasil dalam mengelola seluruh asetnya untuk menghasilkan
pendapatan yang lebih tinggi.
Perusahaan mengalami fluktuasi dalam Total Asset Turnover selama periode ini,
dengan penurunan yang signifikan pada tahun 2020 dan perbaikan di tahun-tahun
berikutnya. Peningkatan dalam Total Asset Turnover menunjukkan bahwa perusahaan
telah berhasil dalam mengoptimalkan penggunaan seluruh asetnya untuk mendukung
operasinya. Ini adalah indikasi positif tentang manajemen seluruh aset perusahaan dan
kemampuannya untuk mengoptimalkan penggunaan aset demi pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan. Semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam
memanfaatkan total asetnya untuk mendukung operasinya. Rasio ini memberikan
wawasan tentang sejauh mana perusahaan mengoptimalkan seluruh asetnya, baik aset
lancar maupun aset tetap.
4) Rasio Profitabilitas
a) Margin Laba bersih (Net Profit Margin)
Margin laba bersih merupakan yang menjadi ukuran keuntungan. Rasio ini
menunjukan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
Tabel hasil perhitungan Net Profit Margin pada PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk periode 2018-2022 (Dalam Jutaan Rupiah)
Net Profit
EAIT Penjualan Bersih
Margin
2018 597.773 37.391.643 0,02
2019 898.698 36.198.102 0,02
2020 1.539.798 40.434.346 0,04
2021 2.829.418 57.004.234 0,05
2022 5.504.956 75.045.559 0,07
Tahun 2018: Net Profit Margin 0,02 (2%). Pada tahun ini, Net Profit Margin relatif
rendah, menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan laba bersih sebesar
2% dari total pendapatan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti biaya yang
tinggi, penurunan pendapatan, atau perubahan dalam struktur biaya perusahaan.
Tahun 2019: Net Profit Margin Tetap 0,02 (2%). Stabilitas rasio ini menunjukkan bahwa
perusahaan mungkin masih menghadapi tantangan yang sama dalam meningkatkan
profitabilitas. Bisa jadi faktor seperti biaya yang sulit dikendalikan atau rendahnya
pertumbuhan pendapatan masih berlanjut.
Tahun 2020: Net Profit Margin Naik Menjadi 0,04 (4%). Kenaikan ini mungkin
disebabkan oleh upaya perusahaan dalam mengendalikan biaya dengan lebih baik selama
masa ketidakpastian ekonomi atau mungkin perusahaan berhasil meningkatkan
pendapatannya. Ini bisa terjadi karena perubahan dalam strategi operasional atau
perubahan dalam produk atau layanan yang ditawarkan.
Tahun 2021: Net Profit Margin Naik Lagi Menjadi 0,05 (5%). Kenaikan ini menunjukkan
adanya perbaikan yang berkelanjutan dalam efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
Perusahaan mungkin berhasil menerapkan strategi yang lebih efektif dalam mengelola
biaya, meningkatkan produktivitas, atau memperluas pangsa pasar.
Tahun 2022: Net Profit Margin Meningkat Menjadi 0,07 (7%). Kenaikan yang signifikan
ini menunjukkan pertumbuhan profitabilitas yang kuat. Perusahaan mungkin telah
melakukan perubahan signifikan dalam operasi atau berhasil mengoptimalkan
pendapatannya. Kemungkinan besar, perusahaan telah mengendalikan biaya dengan baik
sambil tetap meningkatkan pendapatan.
Net Profit Margin dari tahun 2018 hingga 2022 mencerminkan berbagai
perubahan dalam kinerja dan strategi perusahaan. Penurunan atau peningkatan rasio ini
dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, termasuk biaya, pendapatan, strategi
operasional, dan kondisi pasar. Peningkatan yang signifikan dalam Net Profit Margin dari
tahun 2018 hingga 2022 menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tingkat efisiensi
dan profitabilitas yang lebih tinggi.
Pada table dan perhitungan diatas dapat diperoleh bahwa bahwa ROA pada PT
SMART terbilang sangat rendah dan kurang baik untuk kinerja keuangan perusahaan.
Rasio pengembalian atau hasil (return) atas aset yang digunakan suatu pihak dalam
perusahaan masih sangat rendah dari ketetapan standar industry. Dapat dilihat pada tahun
2019 nilai ROA sebesar 0,04 artinya laba bersih yang dihasilkan tahun 2020 sebesar 4%
dari total aset yang dimiliki atau dengan kata lain, setiap Rp. 1 dari aset perusahaan,
mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,04.
c) Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya.
Tabel hasil perhitungan Return On Equity pada PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk periode 2018-2022 (Dalam Jutaan Rupiah)
EAIT Ekuitas ROE
2018 597.773 12.249.205 0,05
2019 898.698 10.933.057 0,08
2020 1.539.798 12.523.681 0,12
2021 2.829.418 14.417.829 0,20
2022 5.504.956 19.247.803 0,29
Laba bersih yang dihasilkan tahun 2018 sebesar 5% dari total ekuitas yang
dimiliki atau dengan kata lain, setiap Rp. 1 dari ekuitas perusahaan, mampu
menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,05. Dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian
ekuitas yang diperoleh tahun 2018 sebesar 5% dan tahun 2019 meningkat menjadi
sebesar 8%. Artinya hasil pengembalian ekuitas meningkat sehingga untuk tahun 2019
sedikit optimal perusahaan dalam memanfaatkan ekuitas.
Berdasarkan hasil perhitungan Earning Per Share (EPS) PT Sinar Mas Agro
Resources and Technology Tbk periode 2018-2022. EPS terbesar yaitu pada tahun 2022
sebesar 1,92 dan terkecil pada tahun 2018 sebesar 0,21. Hal ini disebabkan oleh laba
bersih dan jumlah lembar saham yang meningkat.
Tahun 2018: EPS 0,21. Pada tahun ini, EPS relatif rendah, menunjukkan bahwa laba per
saham hanya sebesar 21 sen. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti laba bersih
yang rendah, jumlah saham yang beredar yang tinggi, atau peningkatan dalam biaya
bunga yang terkait dengan utang.
Tahun 2019: EPS Naik Menjadi 0,31. Kenaikan ini mungkin disebabkan oleh perbaikan
dalam laba bersih perusahaan atau pengurangan jumlah saham yang beredar. Perusahaan
mungkin telah berhasil meningkatkan pendapatannya atau mengurangi biaya.
Tahun 2020: EPS Naik Lagi Menjadi 0,54. Kenaikan yang lebih signifikan ini mungkin
terkait dengan pertumbuhan profitabilitas yang kuat atau peningkatan jumlah saham yang
beredar yang lebih sedikit. Perusahaan mungkin telah berhasil mengendalikan biaya dan
meningkatkan margin laba bersih.
Tahun 2021: EPS Naik Menjadi 0,99. Kenaikan yang signifikan ini menunjukkan
pertumbuhan laba per saham yang sangat kuat. Perusahaan mungkin telah mencapai
efisiensi operasional yang lebih tinggi, meningkatkan pendapatan, atau mengurangi
jumlah saham yang beredar.
Tahun 2022: EPS Meningkat Lagi Menjadi 1,92. Kenaikan yang sangat signifikan ini
mengindikasikan pertumbuhan laba per saham yang luar biasa. Ini bisa terjadi karena
perusahaan telah berhasil mengoptimalkan operasinya, meningkatkan profitabilitas, dan
mengurangi jumlah saham yang beredar.
Penurunan atau peningkatan EPS dapat dipengaruhi oleh faktor seperti laba
bersih, jumlah saham yang beredar, dan kebijakan perusahaan terkait dengan pembelian
saham kembali atau dividen. Peningkatan yang signifikan dalam EPS selama periode
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil meningkatkan profitabilitas dan
menghasilkan lebih banyak laba per saham bagi pemegang saham.
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2.598.410 2.479.597 2.717.223
Piutang usaha :
Pihak berelasi 7.091.164 6.389.257 4.173.388
Pihak ketiga - neto 2.124.759 3.627.655
Piutang non usaha
Pihak ketiga 280.998 132.495 148.503
Persediaan - neto 3.833.176 8.655.438 7.410.243
Aset biologis 319.294 305.725 332.863
Pajak dibayar di muka 877.130 896.540 857.719
Biaya dibayar di muka dan aset 2.937.724 2.725.009 3.150.438
lancar lainnya
Total Aset Lancar 17.937.895 23.708.820 22.418.032
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Utang jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh 46.196 71.818 20.574
tempo dalam waktu satu tahun
Utang bank 4.433.819 4.289.184 4.578.454
Utang obligasi 5.580.794 6.056.436 5.105.152
Liabilitas sewa 15.855 28.121 3.588
Liabilitas pajak tangguhan - neto 412.932 437.488 388.376
Liabilitas imbalan pasca kerja 393.740 365.400 422.080
Liabilitas jangka panjang lainnya
Total Liabilitas Jangka Panjang 10.883.336 11.248.447 10.518.224
TOTAL LIABILITAS 22.232.996 23.353.011 25.927.174
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
Rp200 (angka penuh) per saham
Modal dasar - 5.000.000.000
saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 2.872.193.366 saham 574.439 574.439 574.439
Tambahan modal disetor 1.756.876 1.756.876 1.756.876
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaanya 114.888 114.888 114.888
Belum ditentukan penggunaannya 14.485.830 16.341.045 11.663.936
Komponen ekuitas lainnya 372.182 447.374 296.989
Kepentingan Nonpengendali 13.181 13.181 10.701
TOTAL EKUITAS 17.317.396 19.247.803 14.417.829
TOTAL LIABILITAS DAN
EKUITAS 39.550.392 42.600.814 40.345.003
Dapat dilihat pada table, estimasi untuk laporan keuangan di masa depan pada PT
Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk mengalami kenaikan di setiap akun dan
juga mengalami penurunan.
PL
Laba sebelum
Total Aset (Persistensi
pajak
Laba)
2017 1.206.336
2018 701.504 29.310.310 0,02
2019 1.166.053 27.787.527 -0,02
2020 2.087.780 35.026.171 -0,03
2021 3.593.740 40.345.003 -0,04
2022 6.805.971 42.600.814 -0,08
Dapat dilihat bahwa persistensi laba pada PT Sinar Mas Agro Resources and
Tcehnology mengalami penurunan setiap tahun nya, yang menunjukkan beberapa
masalah potensial dalam bisnis atau perusahaan. Sehingga perusahaan peru menganalisis
penyebabnya dengan cermat dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kinerja
keuangan dan operasional perusahaan.
Harga per Laba per
lembar saham saham (EPS) PE Ratio
2018 4.050 0,50 8,12
2019 4.120 0,49 8,40
2020 3.740 0,54 6,92
2021 3.500 0,58 6,06
2022 4.540 0,45 10,19
Price earning ratio merupakan hubungan antara harga saham di pasar saham
dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh investor sebagai
panduan umum untuk mengukur nilai saham. Terlihat bahwa PER perusahaan mengalami
kenaikan dan penurunan. Jika nilai PER yang tinggi berarti menunjukkan bahwa saham
pada perusahaan menjadi lebih mahal terhadap laba bersih per lembar saham nya.
Mengindikasikan bahwa investor mungkin membayar lebih mahal untuk setiap laba yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Common Size
Perhitungan Neraca Common Size
Common Size utamanya bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja
keuangan antar perusahaan, karena laporan keuangan beberapa perusahaan dapat diubah
dalam bentuk common size format. Perbandingan common size statement dengan pesaing,
atau rata-rata industry, dapat mengungkapkan perbedaan akun dan distribusinya dalam
neraca. Dengan demikian analaisis dapat mengevalusi alasan mengapa terjadi perbedaan
kinerja antar perusahaan.
Neraca Common Size
Per 31 Desember 2018-2022
Common Size
Neraca
2018 2019 2020 2021 2022
Aktiva Lancar 43,00 % 41,30 % 50,54 % 55,57 % 55,65 %
Aktiva Tidak Lancar 57,00 % 58,70 % 49,46 % 44,43 % 44,35 %
Liabilitas Jangka Pendek 28,84 % 38,42 % 40,99 % 38,19 % 28,41 %
Liabilitas Jangka Panjang 29,37 % 22,24 % 23,25 % 26,07 % 26,40 %
Jumlah Libilitas 58,21 % 60,65 % 64,24 % 64,26 % 54,82 %
Ekuitas 41,79 % 39,35 % 35,76 % 35,74 % 45,18 %
Pada perhitungan nilai common size pada PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk, analisis pada bagian aktiva akan dianalisis mengenai aktiva lancar
dan aktiva tidak lancar. Komposisi aktiva lancar tahun dari tahun 2018-2022
cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2018 nilai common size
sebesar 43,00%. Tahun 2019 aktiva lancar mengalami sedikit penurunan sebesar
1,70% sehingga menjadi 41,30%, hal ini dipengaruhi oleh turunnya persentase kas
dan bank. Common size pada tahun 2020 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
menjadi 50,54%. Tahun 2021, kembali mengalami kenaikan menjadi 55,57%. Dan
tahun 2022 persentasi common size aset lancar mengalami sedikit kenaikan dengan
persentase 55,65%. Artinya persentase aset lancar terhadap total aset cenderung naik
karena kondisi ini yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dari aset lancar yaitu baik berdasarkan perhitungan
common size.
PT SMART telah mengalami perubahan signifikan dalam komposisi asetnya atau
common size aset tidak lancar selama periode 2018-2022. Peningkatan common size
aset tidak lancar dari tahun 2018 sebesar 57,00% hingga 2019 sebesar 58,70%
menunjukkan perusahaan mungkin telah mengalokasikan lebih banyak aset ke dalam
investasi jangka panjang. Penurunan terjadi pada tahun 2020 sebesar 49,46% dan
tahun 2021 sebesar 44,43% menunjukkan bahwa perusahaan telah berfokus pada
likuiditas dan mungkin menjual aset yang sulit dijual untuk mengatasi tantangan
finansial atau mengubah strategi investasi. Stabilitas common size aset tidak lancar
pada tahun 2022 menjadi 44,35% mungkin mencerminkan bahwa perusahaan telah
mencapai titik seimbang yang diinginkan dalam komposisi asetnya.
PT SMART mengalami fluktuasi yang signifikan dalam common size liabilitas
jangka pendek selama periode 2018-2022. Peningkatan yang signifikan pada tahun
2019 sebesar 38,42% dan 2020 sebesar 40,99% mengindikasikan ketergantungan
pada pendanaan jangka pendek, yang mungkin disebabkan oleh pertumbuhan yang
cepat atau kebutuhan keuangan yang besar dalam jangka pendek. Penurunan pada
tahun 2021 yaitu 38,19% mungkin mencerminkan upaya perusahaan untuk
mengurangi risiko likuiditas dan ketergantungan pada pendanaan jangka pendek.
Kembali ke tingkat yang lebih rendah pada tahun 2022 menajdi 28,41% menunjukkan
bahwa perusahaan mungkin telah berhasil dalam manajemen risiko dan likuiditas,
mengurangi liabilitas jangka pendek, atau menyesuaikan strategi keuangan.
Penurunan signifikan pada common size liabilitas jangka panjang padaPT SMART
tahun 2019 sebesar 22,24% terkait dengan tindakan perusahaan untuk mengurangi
beban utang jangka panjang. Termasuk pelunasan sebagian utang, restrukturisasi
keuangan, atau fokus pada pengurangan risiko. Peningkatan pada tahun 2020 sebesar
23,25% menunjukkan bahwa adanya upaya perusahaan untuk menjaga likuiditas
dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-
19. Kenaikan common size liabilitas jangka panjang pada tahun 2021 sebesar 26,07%
dan 2022 menajdi 26,07% mencerminkan kebutuhan perusahaan untuk pendanaan
jangka panjang yang lebih besar guna mendukung pertumbuhan.
Penurunan common size ekuitas pada PT SMART tahun 2019 sebesar 39,35% dan
2021 sebesar 35,74% yang menunjukkan bahwa penurunan ekuitas selama tahun-
tahun ini disebabkan oleh kerugian perusahaan, pengurangan modal pemegang
saham, atau pembayaran dividen yang mengurangi ekuitas perusahaan. Peningkatan
yang signifikan dalam common size ekuitas pada tahun 2022 menjadi 45,18%
mencerminkan pertumbuhan ekuitas yang lebih tuinggi sebagai hasil dari laba yang
tinggi, investasi ekuitas tambahan, atau restrukturisasi perusahaan.
Distress Analysis
Financial distress berarti kesulitan dana untuk menutup kewajiban perusahaan
atau kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang
lebih serius, yaitu hutang lebih besar dibandingkan dengan aset. Pada analisis PT
SMART, menggunakan distress analysis menggunakan fungsi persamaan yang dihasilkan
oleh Groever, yaitu :
Score = 1,650X1 + 3,404X2 – 0,016ROA + 0,057
Ket : X1 = Working capital / total asset
X2 = Earning before interest and taxes / total asset
Return on assets (ROA) = Net income / total assets
Skor untuk perusahaan yang bangkrut adalah kurang atau sama dengan -0,02.
Score
2018 0,37
2019 0,25
2020 0,92
2021 0,65
2022 1,05