Anda di halaman 1dari 15

MINI RESEARCH

LAPORAN PENELITIAN MINI

SAINS

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang Diwajibkan

Dalam Mengikuti Perkuliahan Filsafat dan Sains Islam

Oleh

Predi Ari Repi, S.Pd : 0331234011


Dr. Salminawati, S.S., MA : 197112082007102001
Saifundi, S.Pd : 0331234030
Putri Halimaini K, S.Pd : 0331234017

Semester 1 (Satu)
Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmad dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“SAINS”. Tanpa pertolongan-nya penulis tentu saja penulis tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Dalam penyusanan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusun
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen, sehingga
kendala-kendala tersebut dapat teratasi.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah, disamping itu untuk menambah wawasan tentang bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar
makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.

Sumatra Utara, 03 Oktober 2023

Peneliti

i
Abstrack

Science is infromation organized successively, gotten form a arrangement of tests


and consideration to what can be tried encourage. In the interim, PAUD science may
be a science pinted at school-age children. Both at kindergarten and basic school
levels. Science ought to be presented to youthful children since it can energze
children to thnk, so that ith science children do not fair. Acknowledge and dismiss
everything. The need of children’s information of science learning concepts so
distant is cused by the learning strategies connected have not stirred childrens
intrigued in taking an interest in a ceaseless learning prepare. The pith of science is
isolated ito three categories: science as item, science as handle, and science as state
of mind. Variables that can impat the science educatig an learning prepare.

Keywords: Science, Nature

Abstrak

Sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur berurutan yang di hasilkan dari
rangkaian pengetesan serta memperhatikan yang dapat di uji seterusnya. Sedangkan
sains yang di tujukan unutk anak yaitu sains yang di tujukan unutk usia
persekolahan, baik di tingkat TK maupun SD. Pentingnya memperkenalkan sains
kepada anak usia dini terletak pada kemampuannya unutk merangsang pemikiran
anak, sehingga anak tidak hanya menerima berita begitu saja, lebih mendalam.
Kurangnya pemahaman anak terhadap konsep pembelajaran sains disebabkan oleh
cara pembelajara yang belum mampu menarik minat anak unutk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Ilmu pengetahuan sendiri meiliki tiga kekhususan,
yakni sebagai bahan, proses, dan sikap. Pemahaman akan hakikat sains merupakan
salah satu pemahaman penting yang memengaruhi proses pengajaran dan
pembelajaran sains.

Kata Kunci: Sains, Hakikat

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pergantian ekomoni lalu segala sesuatu begitu maju dalam tiga masa terakhir
secara mengejutkan di pengaruhi oleh perkembangan eonomi yang di kendalikan
oleh aplikasi teknologi (Friedman, 2005) misalnya dalam buku dunia itu datar untuk
memberi kepercayaan menjelsakan kalau teknologi pemberitahuan sudah berubah.
Cara hidup mesyarakat di seluruh dunia melalui hubungan dan persetujuan,
menyebut situasi ini sebagai keseluruhan 3.0. Tidak dapat di pungkiri bahwa dalam
situasi seperti ini, pergantian dijadikanya kata kunci yang menciptakan kesatuan
persaingan, Kemajuan serta kedamaian bagi setiap kepribadian wilayah atau bangsa
(Brown, Lauder;, 2003). Kecelakaan terus melalui kedaan perekonomian
keseluruhan sehingga menjadi saingan adalah keharapan begitu besar terhadap
keterampilan, pengetahuan, serta modal kecerdasan para pemeran mampu
menciptakan serta mengkembangkan segala perubahan.
Perencanaan yang benar-benar perkembangan ini pasti berarti bahwa sector
keilmuan trus akan menjadi teratur menjadi fokus pertama dengan mendukung
keberhasilan. Hanya berkat Pendidikan pengetahuan dan kreatif untuk berkarya
terus berkembang. Perolehan pengetahuan dan keterampilan dari proses Pendidikan
merupakan pondasinya (Bybee, Fuchs;, 2006), yang mengharuskannya dilakukan
dengan guru yang ahli, konten Pendidikan yang sesuai serta tes pembelajaran dan
system penilaian yang berkelajutan dan sesuai yang terkait dengan aspek terpening
sasaran. Maksud dari penemuan merupakan suatu pengetahuan agar mengetahui
makna ilmu pengetahuan dan apa tujuan ilmu pengetahuan. Temukan apa yang
menjadi objek penelitian ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Penjelasan Sains?
2. Bagaimanakah Tujuan Pembelajaran Sains?
3. Bagiamanakah Objek Kajian Sains?
4. Bagiamana Kesatuan Sains dan Agama dengan Pandangan Barat dan Islam?

1
C. Tujuan Pemakalah
1. Agar Mengetahui Penjelasan Sains.
2. Agar Mengetahui Tujuan Pembelajaran Sains.
3. Untuk Mengetahui Objek Kajian Sains.
4. Untuk Mengetahui Kesatuan Sains dan Agama dengan Pandangan Barat dan
Islam.

D. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah bagaimana Penemuan Memproleh hasil
Pengumpulanya dalam penelitianya, memberi masukan dan memeriksa bukti
dengan adatanya di tempat penemuan lalu memakai pengukuran, ini dilaksanakan
sebagaimana mengungkap kebenaran. Sebagiaman cara yang dipakai peneliti untuk
menyiapkan penemuan meruapakan cara pengamatan mendalam sesuai penemuan
yang diputuskan khusus penemuan dilakukan sebagai cara peninjauan dokumen
ataupun penemuan yang berfokus dengan dokumen kepustakaan. Penemuan
merupakan kesungguhan yang bertujuan sebagai unutk menemukan,
mengembangkan serta mencoba ilmu pengetahuan dan merupakan usaha yang pada
pokoknya di kerjakan dengan menggunakan cara-cara yang sudah di tentukan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Sains diambil dari kata lain scientia yang artinya adalah pengetahuan. Telah
di jelaskan oleh Patta Bundu, kata sains ini biasa diterjemahkan sebagai Ilmu
Pengetahuan Alam yang berasal dari kata natural science. Natural berarti alamiah
dan berhubungan dengan alam, sedangkan science berarti ilmu pengetahuan,
sehingga natural science dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang alam
atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, sebagaimana
telah di jelaskan dengan Chiapetta bersama Koballa mendefenisikan sains sebagai
studi tentang alam dalam upaya unutk memahami alam dan membentuk suatu
bangunan pengetahuan yang terorganisasi yang memiliki kekuatan prediksi dalam
masyarakat. Dari kedua pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa IPA mempelajari
tentang alam dan memiliki cara serta persoalan yang menyeluruh. (Chiapetta &
Koballa, 2010).
Sains terdiri dari beberapa elemen. Telah dijelaskan oleh Cari Bersama Sund
menjelaskan sians terdiri tiga elemen penting yaitu proses atau metode, produk, dan
sikap. Sains sebagai proses adalah sejumlah keterampilan unutk memahami
penapakan alam dengan cara-cara tertentu unutk memproleh ilmu dan
pengembangan ilmu selanjutnya.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penjelasan Sains
Sains Secara Bahasa Inggris yaitu Science, namun science itu melalui dari
Bahasa latin scientia yang melalui kata scine yang bermakna pengetahuan. Kata
sains melalui Bahasa inggris diartikan menjadi al ‘alim melalui Bahasa arab, tapi
setelah di diketahui bahwa menurut Sayyid Hussen Al Nasr, Kata sains tidak bisa
diartikan sebagai Bahasa arab sebagai al ilm, karena konsep sains dapat dipahami
barat berbeda dengan konsep sains, ilmu pengetahuan dari sudut pandang islam.
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian ilmu dengan istilah ini, tapi
jika di artikan secara umum dapat dipahami dengan keutamaan dengan pencarian
kebenaran. Dalam Ensiklopedia kolombia baru, sais diartikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang teratur tentang kebenara yang bernyawa dan tidak bernyawa,
termasuk sikap dan ketentuan yang digunakan unutk memproleh rumusan
pengetahuan ini. Maka demikian, ilmu pengetahuan merupakan suatu bentuk
kegiatan dan juga hasul dari kegiatan tersebut. Dalam hal ini tidak jauh berbda
sebagai mana yang telah di jelaskan R. H Bube mengatakan, sains yaitu pengethuan
yang berhubungan dengan alam, di peroleh melalui kesadaran akal dengan alam
Berdasarkan pengertian di atas dapat di tegaskan bahwa ilmu pengetahuan
merupakan suatu proses yang lair dari kesadaran pikiran manusia dan panca
inderanya dengan lingkungan alam.

B. Tujuan Pembelejaran Sains


Tujuan Pembelajran sains anak usia dini yaitu mengembangkan kemapuan-
kemampuan tertentu dari perkembangan dan keseriusan dalam dirinya. Lain dari itu,
pembelajaran sains di maksudkan untuk memabntu kepribadianya unutk memahmi
ruang lingkup sains dan sanggup menggunkan kemapuan-kemampuan dasarnya
unutk memacahkan masalah yang dihadapinya. Maka itu, program pengembangan
pembelajaran sains harus bertujuan unutk menungkatkan pemahaman minat dan
apresiasi siswa terhadap dunia tempat mereka tinggal. Hal diatas menunjukan secara

4
umum bahawa pengembangan pembelajaran IPA pada usia prasekolah hendaknya
bertujuan unutk mencapai empat tujuan:

1. Mengembangkan kegiatan pembelajaran sains sejak prasekolah unutk


mamstikan bagaimana anak dapat memiliki keahlian memacahkan masalah
dengan pemakaian cara ilmiah, maka anak dapat terdukung serta memproleh
keterampilan yang diperukan unutk menghadapi berbagai situasi yang
dihadapi anak.
2. Mengembangkan pembelajaran sains sejak usia prasekolah untuk
memastikan anak mempunyai sikap ilmiah. Misalnya, jangan terburu-buru
Ketika hendak melakukan menerima keputusan, pastikan Ketika melihat
sesuatu melalui pandangan yang berbeda, dan memperhatikan
pemberitahuan yang di terima.
3. Perkembangan pembelajaran sains pada anak ditunjukan supaya anak-anak
menerima pengetahuan dan pemberitahuan ilmu.
4. Mengembangkan pembelajara sains pada anak di haruskan supaya anak-
anak menjadi lebih berminat untuk mendalami sains yang beda agara dapat
menemukan pengetahuan yang berbeda di lingkungan alam disekitarnya
(Ahmadi, Alinafiah;, 2022).

C. Objek Kajian Sains


Cara-Cara pengetahuan ilmiah yaitu cara-cara yang dipelajari oleh sains,
seuanya merupakan objek-objek emperis. Sebagaimana telah di jelaskan oleh Jujun
S, melalui Ahmad Tafsir, menjelaskan kalau cara penelitian ilmiah cuma cara-cara
berkaitan dengan pengalaman manusia. Sedangkan ciri-ciri ilmu dijelaskan Randall
dan Buchker yaitu:
1. Dari hasil ilmu pengetahuan kumulatif dan berjalan beriringan, maknanya
hasil ilmu pengetahuan terdahulu dapat digunakan unutk meneliti hal-hal
baru dan tidak dimonopoli. Setiap orang bisa mendapatkan keunutngan dari
orang lain dengan penemuanya.

5
2. Kebenaran hasil ilmiah tidak mesti serta kesalahan mungkin saja kejadianya
karena yang menelitinya merupakan manusia.
3. Ilmu pengetahuan memliki penilaian, artinnya proses kerja atau cara
menggunakan metorde ilmiah tidak bergantung pada pemakaiannya, tidak
bergantung pada pemahaman pribadi.
Obejek penelitian ilmiah hanyalah yang masuk dalam bidang pengalaman
manusia, yang di maksud di sini jika berbicara menejalani pengalaman manusia
merupakan pengalaman indrawi. Sains beda dengan pengethuan filosofis dan hal
ghoib karena sains membatasi bidang eksplorasinya hanya pada alam fisik atau
semua bentuk pengalaman manusia. Artinya pokok bahasan penelitian ilmiah
menakup semua fenomena yang dapat ditangkap oleh pengalaman manusia
(Djajadi, 2019) (Istikhomah, Radenra Imro'tun;, 2021) melalui panca indra. Dengan
car aini, segala sesuatu yang terdapat di lingkungan alam menjadi bidang kajian
ilmiah. Ilmu pengetahuan mempunyai tempat pengethuan yang memliki batas dan
bisa berlebihan, khususnya hanyalah hal-hal yang dapat dipaami oleh indra kita
seperti melihat, mendengar, sentuhan hingga ucapan. Dapat dikatakan bahwa sains
adalah pengetahuan yang diproleh dari proses pembelajaran sekaligus proses
pembuktian. Perbedaan ilmu terapan dan ilmu murni adalah llmu terapan merupakan
penerapan ilmu unutk memenuhi kebutuhan manusia (Trianto, 2010).

D. Kesatuan Sains dan Agama Dalam Pandangan Barat dan Islam


a. Kesatuan Sains dan Agama Dalam Pandangan Barat
Dlam masa ke-18, ilmu pengetahuan sekuler barat berkembang sangat beasar,
sejalan dengan perubahan indutri semangat renaissance dan masa aufklarung.
Semangat renaisans adalah semangat unutk menciptakan masyarakat meiliki
kebebasan agar tidak terpengaruh dengan penguasa gereja/agama masa pertengahan.
Masyarakat renaisans adalah masyarakat yang tidak terkait pada kekuasaan adad,
system rumah tuhan serta sejenisnya, kecuali mampu menguasai yang ada dalam
diri pribadi. Masyarakat renaisans dimatangkan melalui masa aufklarung, masa unu
membentuk sikap keberanian masyarakat, mempercayai pada keahlian diri
berdasarkan akal serta kuat dalam kesunguhannya unutk mampu menjadikan masa

6
depannya, supaya selanjutnya akan dapat menjadi pribadi gagasan yang memliki
perubahan serta mampu merubah diri menjadi yang lebi berguna (Ihsan et al., 2021).
Pada awal perkembangannya, ilmu pengetahuan modrn menghancurkan
kepercayaan masyarakat terhadap agama Kristen saat itu menguasai negara eropa.
Cara terbaru dikemukakan dunia ilmiah mengenai alam semesta merupakan
bertentangan dengan konsep agama. Ada dua peristiwa sejarah yang menunjukan
penggabungan agama dengan sains:
1. Penelitian Nikolas Kopernikus dan Galileo galilei menjelaskan bahwa
berhasil menumbangkan penglihatan Kristen sebagai bumi adalah pusat tata
surya, benar adanya berkat ilmu pengetahuan yang membuktikan karena bui
merupakan tata surya. Bumi berputar mengelilingi matahari yang merupakan
tata surya.
2. Penelitian Evolusi dengan Charles Darwin menjelaskan bumi bui itu sudah
ada watu miliyaran tahun lalu semua makhluk hidup berubah menjadi
manusia purba, kemudia berubah sebab kekuatan fisik dan kemampuan alam
semesta, sehingga manusia waktu itu tidak ada yang hidup pertama kali,
termasuk adam dan hawa.

Sir Isaak Newton serta para pakar-pakar imuan lainnya hanya menganggap
tuhan mereka sebagai penutup sementara dalam kesulitan unutk mengisi
kekosongan lalu belum terselesaikan dan terjawab dengan penelitian ilmiah mereka,
sampai waktunya telah tiba unutk menemukan penelitian baru yang sanggup
memecahkan masalah lainnya. Kesulitan ini. Setelah kesulitan teratasi, campur
tangan ilahi secara otomatis tidak diperlukan lagi. Faktanya, dimana keberadaan
tuhan dianggap sebgai terhalangnya perkembangan ilmu pengetahuan, contoh di
eropa masa pertengahan (Adawiyah, 2016).

b. Kesatuan Sains dan Agama Dalam Pandangan Islam


Penjelasan ilmia telah menjelaskan bahwa menurut Islam tidak jauh dari
bagaiamana ilmu di dapatkan atau bagaiamana ilmiah pendekatan Al Quran. Sebab
ilmu pengetahuan mempunyai hubunagn kuat Bersama pusatnya yaitu ilmu
pengetahuan. Namun diantara salah satu yang membedakan islam Bersama agama

7
lain yaitu pendalamannya terhadap hal-hal ilmiah. Al Quran Bersama Sunnah
mengajak umat islam unutk menimbah serta memproleh ilmu dan hikmah, lalu
menjunjung tinggi bagi mereka yang berilmu.

Didalam Al Quran, ilmu merupakan keistimewaan yang di jadikannya manusia


di lihat lebih utama dibandingkan makhluk lainya supaya unutk menjalankan fungsi
kekhalifahannya (Khotimah, 2014). Ini termasuk terceminnya dari masa terjadinya
manusia pertama yang di jelaskan Al Quran dalam surat Al Baqarah: 31-32.

Dia Mengajukan kepada Adam seluruh nama-nama itu, kemudian


menunjukkannya kepada para malaikat lalu berkata: “Sebutkanlah nama-nama
benda-benda ini jika kamu benar-benar oaring-oarang yang benar.” Meraka
menjawab: “Mahasuci Engakau, kami tidak memiliki pengetahuan keculai apa yang
Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang maha mengetahu,
yang maha bijaksana [QS. Al Baqarah: 31-32] (Husen, 2020).

Kesatuan anatara ilmu pengetahuan serta agama termasuk Al Quran, dianggap


sebagai pondasi yang akan memperkuat perdamaian, di dunia ataupun di akhirat
akhirat. Kebahagiaan sejati dengan dibawa oleh ilmu pengetahuan dipastikan
dengan kebenaran atau tidaknya ilmuan tersebut hingga menggapai kebenaran. Pada
hakikatnya Al Quran memberi petunjuk unutk memperoleh kebenaran. Jadi itu,
benar pernyataan Muthahhari bahwa Al Quran secara eksplisit mengajak umat
manusia pada epistemology (Wahyudi, 2021).

Bagaimana ilmu itu di dapatkan, ilmu pengetahuan dalam defenisi Al Quran


diawali dengan keyakinan atau keimanan premis iman terhadap Allah dan Rasulnya.
Keseriusan dalam kebenaran Al Quran yaitu titik tolak sains dikarenakan berbagai
kebenaran yang ada, pertamanya merupakan hasil penelitian akal dan panca indera
manusia bukan merupakan kebenaran yang hakiki.
Dalam Penjelasan tersebut menghasilkan saran agar kita lebih semangat
termotivasi mendapatkan petunjuk kepada kita karena Al Quran begitu sangat
memberikan dorongan unutk umatnya dalam mengembangkan sians. Bahwa Al
Quran menjelaskan tidak adanya pemisahan anatara Ilmu dan Agama Bersama Ilmu

8
alam. Dalam penjelasan ini didasarkan oleh universitas Islam sendiri yang
pembelajaranya mencakup semua aspek kehiudapan dan ini sejalan dengan fungsi
Al Quran sebagai arahmat bagi semesta alam. Ilmu itu datangnya dari Allah swt,
Allah lah yang memberikan ilmu tersebut melalui Adam as. Maka kita harus bisa
memahami dan merenungkan kalau sains itu begitu penting dalam kehidupan, dan
terlebih lagi sains yang dikuatkan iman, karena sains itu seperti lampu kehidupan
dan iman merupakan petunjuknya.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian ilmu dengan istilah ini, tapi
jika di artikan secara umum dapat dipahami dengan keutamaan dengan pencarian
kebenaran. Dalam Ensiklopedia kolombia baru, sais diartikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang teratur tentang kebenara yang bernyawa dan tidak bernyawa,
termasuk sikap dan ketentuan yang digunakan unutk memproleh rumusan
pengetahuan ini.
Tujuan Pembelajran sains anak usia dini yaitu mengembangkan kemapuan-
kemampuan tertentu dari perkembangan dan keseriusan dalam dirinya. Lain dari itu,
pembelajaran sains di maksudkan untuk memabntu kepribadianya unutk memahmi
ruang lingkup sains dan sanggup menggunkan kemapuan-kemampuan dasarnya
unutk memacahkan masalah yang dihadapinya.
Sedangkan ciri-ciri ilmu dijelaskan Randall dan Buchker yaitu:
4. Dari hasil ilmu pengetahuan kumulatif dan berjalan beriringan, maknanya
hasil ilmu pengetahuan terdahulu dapat digunakan unutk meneliti hal-hal
baru dan tidak dimonopoli. Setiap orang bisa mendapatkan keunutngan dari
orang lain dengan penemuanya.
5. Kebenaran hasil ilmiah tidak mesti serta kesalahan mungkin saja kejadianya
karena yang menelitinya merupakan manusia.
6. Ilmu pengetahuan memliki penilaian, artinnya proses kerja atau cara
menggunakan metorde ilmiah tidak bergantung pada pemakaiannya, tidak
bergantung pada pemahaman pribadi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R. (2016). Integrasi Sains Dan Agama Dalam Pembelajaran Kurikulum Pai
(Perspektif Islam dan Barat serta Implementasinya. Al-Banjari : Jurnal Ilmiah
Ilmu-Ilmu Keislaman, 15(1), 99. https://doi.org/10.18592/al-banjari.v15i1.817

Alinafiah Muhammad, Ahmadi Salman. (2022). Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 2 No 1 2022, hal 454-467

Brown, Phillip, & Lauder, Hugh. (2003). Globalisation and the knowledge economy:
Some observations on recent trends in employment, education and the labour
market.

Bybee, Rodger W., & Fuchs, Bruce. (2006). Preparing the 21st century workforce: A
new reform in science and technology education

Chiapetta, E.L, Koballa, Jr. R.T. (2010). “Science Instruction in the Middle and
Secondary Schools: Developing FundamentalmKnowledge and Skills”. Pearson.
102-118.

Djajadi, Muhammad. (2019). The Use of Outdoor Study Methods in Physics Kinematics
Learning (A Classroom Action Research). Jurnal Pendidikan Fisika, 7(2), 151-172.

Friedman, Thomas. (2005). The world is flat: A brief history of the globalised world in
the 21st century. Allen Lane-Penguin Books: London.

Husen, M. (2020). Konsep Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat
31-32 (Studi Komparatif Dalam Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al-Misbah. Aksioma
Ad-Diniyah, 8(1). https://doi.org/10.55171/jad.v8i1.413

Istikhomah, Radenra Imro’atun, & Abdul Wachid, B. S. (2021). Filsafat sebagai landasan
ilmu dalam pengembangan sains. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(1)

Ihsan, N. H., Amrullah, K., Khakim, U., & Fatkhurrizka, H. (2021). Hubungan Agama
dan Sains: Telaah Kritis Sejarah Filsafat Sains Islam dan Modern. Intizar, 27(2),
97–111. https://doi.org/10.19109/intizar.v27i2.9527

Khotimah, K. (2014). Paradigma Dan Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur`An.


Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 9(1).
https://doi.org/10.21274/epis.2014.9.1.67-84

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

11
Wahyudi, M. N. (2021). Epistemologi Islam di Era Modern: Studi Analisis Pemikiran
Feyerabend tentang Anarkisme Epistemologi. Alhamra Jurnal Studi Islam, 2(2),
134. https://doi.org/10.30595/ajsi.v2i2.11791

12

Anda mungkin juga menyukai