Anda di halaman 1dari 18

SAINS UNTUK ANAK USIA DINI

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Daya Pikir
dan Daya Cipta AUD

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Yuyun Yulianingsih, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 3:

Deana Latifah Azhar 1192100012


Fajar Jalaludin 1182100020
Hawwa Nurbani Yazid 1192100026
Hilmi Fitriani 1192100029
Indrie Dwi Lestari 1192100033
Kireina Ridha Ilahi 1192100037
Marisa Yunizar Aini 1192100039

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Daya Pikir dan Daya Cipta AUD. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu pada pembaca sekalian.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Umi Dra. Hj. Yuyun Yulianingsih,
M.Pd. Selaku dosen pengampu Daya Pikir dan Daya Cipta AUD yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu, mohon maaf atas segala kekurangan didalam makalah ini.

Bandung, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………….1


B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3

A. Pengertian Sains Untuk AUD………………………………………………….3


B. Pentingnya Sains Untuk AUD…………………………………………………4
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Sains Untuk AUD………………………...5
D. Jenis Keterampilan Sains Untuk AUD………………………………………...8
E. Contoh-Contoh Praktik Sains Untuk AUD…………………………………...11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………14

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..14
B. Saran…………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Yuliani Nurani (2011: 55) masa usia dini merupakan
pondasi pertumbuhan dan perkembangan awal yang selanjutnya akan berpengaru
h pada tahap kehidupan berikutnya. Merujuk pada pendapat Freud dalam
Muhammad Fadlillah (2012: 56) menerangkan pula bahwa perkembangan anak
sejak kecil akan berpengaruh ketika anak tersebut dewasa.
Pengalaman- pengalaman yang diberikan oleh pendidik dan orang tua kepada ana
k akan tertanam pada diri anak. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak usia dini
0-6 tahun yang unik, aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
eksploratif, serta senang dan kaya akan fantasi atau imajinasi. Karakteristik anak
tersebut mendukung anak untuk belajar hal-hal yang ada dilingkungannya.
Pemahaman tentang lingkungan dapat diterapkan pada kemampuan anak pada
bidang sains.
Mengacu pada pendapat Sumaji dalam Ali Nugraha (2005: 27) yang
menerangkan bahwa tujuan pembelajaran sains pada anak usia dini adalah untuk
mengembangkan seseorang agar dapat memahami arti dari sains secara menyeluruh
dan dapat menggunakan aspek-aspek pentingnya dalam memecahkan masalah
yang sedang dihadapi. Jadi pembelajaran sains hendaknya dapat memberi
pemahaman, minat, dan penghargaan anak didik terhadap dunia tempat tinggal
mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sains untuk AUD?
2. Apa pentingnya sains untuk AUD?
3. Apa tujuan dan manfaat pembelajaran sains untuk AUD?
4. Apa saja jenis keterampilan sains untuk AUD?
5. Apa saja contoh-contoh praktik sains untuk AUD?
C. Tujuan Masalah

1
1. Untuk mengetahui pengertian sains untuk AUD.
2. Untuk mengetahui pentingnya sains untuk AUD.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pembelajaran sains untuk AUD.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis keterampilan sains untuk AUD.
5. Untuk mengetahui contoh-contoh praktik sains untuk AUD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sains Untuk Anak Usia Dini (AUD)


Sains atau IPA secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sains adalah sistem tentang
alam semesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan observasi dan
eksperimen terkontrol. Sains adalah produk atau hasil dari proses penyelidikan
ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nila- nilai tertentu.
Sains merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang fenomena-fenomena alam
yang terjadi pada kehidupan manusia. Sains tidak hanya berbicara tentang teori atau
rumus yang monoton. Sains bersifat universal dan dapat dikembangkan oleh setiap
individu yang yang hidup di dunia ini. Pembelajaran sains yang menyeluruh
tentang alam ini menyebabkan sains seharusnya dapat diberikan sejak seseorang
berusia dini (Nugraha, 2005: 7).
Pengertian sains untuk anak usia dini adalah bagaimana memahami sains
berdasarkan sudut pandang anak. Karena kita memandang dimensi sains dari
kacamata anak, maka akan berimplikasi pada kekeliruan- kekeliruan dalam
menentukkan hakikat sains bagi anak usia dini yang berdampak cukup signifikan
terhadap pengembangan pembelajaran sains itu sendiri kepada mereka. Hal
tersebut tentunya secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pula
pada proses dan produknya yaiti anak- anak sendiri.
Drs. Slamet Suyanto, (2005: 83) Pengenalan sains untuk peserta didik
TK/PAUD lebih ditekankan daripada produk (fakta konsep, teori, prinsip, dan
hukum). Proses sains dikenal dengan metode ilmiah, yang secara garis besar
meliputi: 1) Observasi, 2) menemukan masalah, 3) melakukan percobaan, 4)
menganalisis data dan 5) mengambil kesimpulan. Untuk anak TK/PAUD
ketrampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain.
Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai

3
benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada di sekitarnya. Anak
dapat menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.
Slamet Suyanto, (2005: 84) Pengetahuan yang diperoleh akan berguna sebagai
modal berpikir. Melalui sains, peserta didik dapat melakukan percobaan sederhana.
Percobaan tersebut melatih peserta didik menghubungkan sebab dan akibat dari
suatu perlakuan sehingga melatih peserta didik berpikir logis. Dalam sains peserta
didik juga berlatih menggunakan alat ukur non standar, seperti jengkal, depa, atau
kaki. Selanjutnya peserta didik berlatih menggunakan alat ukur standar. Peserta
didik secar bertahap berlatih menggunakan satuan yang memudahkan peserta didik
untuk berpikir secara logis dan rasional. Dengan demikian sains juga
mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik.
Sebagai proses, sains mencakup kegiatan menelusuri, mengamati dan
melakukan percobaan. Kegiatan bermain sains sangat penting diberikan untuk anak
usia dini karena multi manfaat, yakni dapat mengembangkan kemampuan:
eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek
serta fenomena alam, mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti
melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasi hasil pengamatan, dan
sebagainya, mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan
kegiatan inkuiri atau penemuan, memahami pengetahuan tentang berbagai benda
baik ciri, struktur maupun fungsinya.
B. Pentingnya Sains Untuk Anak Usia Dini (AUD)
Anak usia dini, atau usia prasekolah, berada dalam masa emas perkembangan
otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan, kapasitas kecerdasan anak pada
usia empat tahun sudah mencapai 50 persen. Kapasitas ini akan meningkat hingga
80 persen pada usia delapan tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberi
rangsangan pada anak usia dini.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika anak sejak dini telah diperkenalkan
dengan sains. Sains melatih anak bereksperimen dengan melaksanakan beberapa
percobaan, memperkaya wawasan anak untuk selalu ingin mencoba dan mencoba.

4
Sehingga sains dapat mengarahkan dan mendorong anak menjadi seorang yang
kreatif dan penuh inisiatif.
Sains membiasakan anak-anak mengikuti tahap-tahap eksperimen dan tak
boleh menyembunyikan suatu kegagalan. Artinya, sains dapat melatih mental
positif, berpikir logis, dan urut (sistematis). Di samping itu, dapat pula melatih anak
bersikap cermat, arena anak harus mengamati, menyusun prediksi, dan mengambil
keputusan.Untuk anak prasekolah keterampilan proses sains hendaknya dilakukan
secara sederhana sambil bermain. Pengenalan sains pada usia TK lebih ditekankan
pada proses daripada produk. Proses sains ini disebut metode ilmiah yang secara
garis besar meliputi: Observasi, problem solving, melakukan percobaan dan analisa
data serta mengambil kesimpulan.
Sains juga mengembangkan kemampuan pada anak yaitu:
 Spiritual yaitu rasa syukur dan memuji keagungan Tuhan
 Observasi, berlatih menggunakan seluruh inderanya untuk mengenal nama
benda,bagian bagian dan memberi nama bagian serta fungsinya
 Klasifikasi, berlatih mengelompokkan benda berdasarkan ciri ciri tertentu
 Pengukuran
 Menggunakan bilangan
 Rasa empati terhadap benda yang diteliti seperti hewan
 Pengembangan pembelajaran sains bagi anak usia dini, harus memiliki arah
dan tujuan yang jelas, karena dengan tujuan yang jelas akan dapat dijadikan
standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan suatu
tujuan pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan.
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dini (AUD)
 Tujuan Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dini

Pertama, tujuan pengembangan pembelajaran sains yang terkait dengan


dimensi produk yakni pendidikan sains diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain yang terkait
dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri. Masih terkait

5
dengan dimensi produk, disamping tuntutan pengembangan pembelajaran sains
difokuskan pada mengenali dan menguasai kumpulan pengetahuan, yang
terpenting juga diarahkan pada kemampuan anak untuk dapat menjelaskan yang
diketahuinya secara memadai kepada orang lain, bisa kepada guru atau kepada
teman-temannya.

Kedua, tujuan program pengembangan pembelajaran sains yang


dihubungkan dengan dimensi sains proses; yaitu tujuan diarahkan pada
penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali dan
mengenal sains. Kemampuan akhirnya yaitu anak menguasai cara-cara kerja
yang ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesaikan masalah yang
terkait dengannya. Seseorang anak dikatakan menguasai sains dari dimensi
proses, apabila cara kerja dia dalam mengenal, menggali dan mengungkap
segala sesuatu yang terkait dengan alam ini serta segala
permasalahannya,mengikuti proses ilmiah dengan kata lainmenggunakan
metode ilmiah (scientific method).

Ketiga, tujuan program pengembangan pembelajaran sains yang


dikaitkan dimensi sains sebagai sikap, maksudnya pengembangan
pembelajaran sains pada anak usia dini secara bertahap diarahkan pada suatu
pembentukan pribadi atau karakter (character bulding), sehingga anak sebagai
sasaran dan yang akan menjadi output serta outcame pendidikan dan
pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih sikap yang sesuai
dengan tuntutan dan criteria sebagai pembelajar yang benar dalam memahami
sikap ilmuwan.

Berdasarkan ketiga tujuan tersebut diatas, maka semakin tinggi


kemampuan dan sikap sains melekat pada anak, maka akan semakin berarti
(signifikan) pula kemampuan tersebut dalam menunjang produktivitas dan
aktivitas anak dalam pengungkapan dan penggalian sains. Tingginya
kemampuan dan sikap sains yang dimiliki anak mencerminkan akan semakin
terampilnya anak dalam mengenali obyek sains, berpikir logis dan mengikuti

6
prosedur kerja sesuaistandar kerja ilmiah yang dipersyaratkan. Mengapa
demikian, karena kemampuan dan sikap sains yang telah melekat dan
terinternalisasi dalam diri anak akan menjadi alat kontrol (pengendalian diri)
yang cukup efektif dalam melakukan proses, menyikapi dan menghasilkan
sains.

Dalam pikiran penulis, jika pembejalaran sains pada anak usia dini
dipandang sebagai bentuk evolusi dari pemikiran profesional yang akan terus
berkembangan dalam beberapa dekade ke depan, maka filosofi pembejalaran
sains merupakan integrasi kemajuan dalam pemikiran dan praktik profesional
dan bukan semata-mata sebagai suatu kecenderungan.

Dalam pembelajaran sains, guru/tutor tidak diminta untuk mengubah


segala sesuatu yang dilakukannya, melainkan menyelaraskan tentang
pengetahuan mengenai perkembangan anak dengan pembelajaran sains yang
tepat bagi anak dalam suasana bermain.

 Manfaat Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dini

Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu anak yang
besar terhadap sesuatu yang ada disekelilingnya memerlukan perhatian yang
khusus. Perhatian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan
oleh bagaimana cara pengasuhan dan pemberian makan serta stimulasi anak
pada usia dini yang sering disebut critical period ini. Pengasuhan berupa
pemberian pendidikan penting untuk diperhatikan, seperti memberikan
pembelajaran sains pada anak agar anak memiliki motivasi belajar untuk
memuaskan rasa ingin tahunya tentang sesuatu.

Pembelajaran sains berupa percobaan sederhana dalam meningkatkan


motivasi belajar, pembelajaran ini digunakan karena sangat menarik, sehingga
anak ingin melakukan secara individu eksperimen yang dilakukan. Selain itu,
anak memiliki semangat besar untuk mengikuti pembelajaran yang dilakukan

7
oleh guru dikarenakan guru memperlihatkan secara langsung proses
pelaksanaan pembelajaran sains, sehingga anak termotivasi untuk belajar.

D. Jenis Keterampilan Sains Untuk Anak Usia Dini (AUD)


Anak-anak menemukan konten ilmu dengan menerapkan proses ilmu
pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan ilmiah, diskusi kelas,
membaca, dan berbagai strategi pengajaran lainnya. Ini adalah keterampilan
berpikir diperlukan untuk belajar ilmu pengetahuan.
Keterampilan proses adalah mereka yang memungkinkan anak untuk
memproses informasi baru melalui eksperimen. Keterampilan yang paling sesuai
untuk anak usia dini adalah mengamati, mengklasifikasi, membandingkan,
mengukur, mengkomunikasikan, dan eksperimen.
Mengasah keterampilan ini sangat penting untuk menghadapi kehidupan
sehari-hari serta untuk studi masa depan dalam ilmu pengetahuan dan matematika
anak. Beberapa keterampilan, yang berlaku untuk program ilmu anak usia dini,
yaitu:
1. Mengamati
Melihat dan mengamati hal yang tidak sama. Guru perlu memberikan
bimbingan dalam teknik observasi. Anak-anak dapat didorong untuk
memperhatikan dalam tindakan spesifik atau informasi. Misalnya, anak dapat
memberanikan diri untuk mengamati perilaku burung di tanah – apakah itu
berjalan atau naik? Pengamatan ini tentu tidak terbatas pada visual, melainkan
harus melibatkan semua indera – melihat, mendengar, mencium, mencicipi, dan
perasaan.
2. Ketrampilan Klasifikasi Anak
Klasifikasi adalah keterampilan proses dasar yang digunakan dalam
mengorganisir informasi. Dalam rangka untuk mengklasifikasikan benda-
benda atau informasi, anak-anak harus dapat membandingkan dan seimbang
dengan sifat benda atau informasi.

8
Anak-anak mulai mengklasifikasikan berdasarkan fungsi, warna, dan
bentuk. Anak-anak dapat mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik atau
sifat-sifat tertentu, tetapi klasifikasi perkalian, di mana objek yang diterima ke
dalam beberapa kategori, sulit bagi anak-anak di usia dini.
Proses Pembelajaran Sains Bagi Anak Usia Dini (PAUD) permainan
sains anak usia dini artikel sains anak usia dini pengembangan pembelajaran
sains pada anak usia dini ali nugraha sains air untuk anak usia dini artikel sains
untuk anak usia dini artikel pengertian sains untuk anak usia dini analisis
pembelajaran sains bagi anak usia dini ape sains anak usia dini belajar sains
untuk anak usia dini buku sains untuk anak usia dini konsep sains bagi anak
usia dini
Anak-anak harus mampu untuk berpikir dalam hal operasional konkret
sebelum mereka bisa memikirkan benda sebagai termasuk untuk beberapa
kategori sekaligus, dan sebagian besar anak-anak tidak pemikir konkret di
tahun-tahun anak usia dini.
Guru dapat mendorong anak untuk mengklasifikasikan benda-benda
dan untuk menjelaskan bagaimana benda telah dikelompokkan. Anak-anak
dapat mengklasifikasikan blok dengan bentuk, kelompok bahan-bahan yang
disimpan di area seni, atau tombol semacam daun, kerang, atau koleksi lainnya.
3. Ketrampilan Membandingkan
Membandingkan adalah proses pemeriksaan objek dan peristiwa dalam
hal kesamaan dan perbedaan. Ini biasanya melibatkan mengukur, menghitung,
mengukur, dan mengamati dengan seksama. Membandingkan penting karena
anak-anak mengamati, misalnya, perilaku tikus dan marmut dan kemudian
menentukan apa yang sama dan berbeda tentang mereka. Contoh lain anak
membandingkan kelopak pada mahkota dengan mawar.
4. Ketrampilan Mengukur Anak
Pengukuran adalah keterampilan proses dasar yang diperlukan untuk
mengumpulkan data. Pengukuran tidak hanya mengacu pada menggunakan
ukuran standar. Anak-anak dapat mengukur makanan hamster oleh sendok,

9
memotong seutas tali tinggi tanaman kacang mereka, membandingkan ukuran
benih atau batu, atau menggunakan gelas atau mengumpulkan salju dan
mengamati jumlah air yang dihasilkan saat salju mencair.
5. Ketrampilan Komunikasi Anak
Berkomunikasi adalah keterampilan proses dasar yang lain. Anak-anak
dapat didorong untuk berbagi pengamatan dan koleksi data mereka melalui
berbagai cara. Mereka dapat berbicara tentang temuan mereka, membuat
catatan bergambar, menghasilkan diagram dan grafik, atau narasi dalam rangka
untuk berbagi informasi, data, dan kesimpulan. Proses komunikasi adalah
penting, karena anak-anak mulai memahami bagaimana pengetahuan dibuat
dalam bidang ilmu pengetahuan.
6. Ketrampilan Eksperimen Anak
Bereksperimen bukanlah proses baru untuk anak-anak. Mereka telah
melakukan percobaan sejak mereka pertama kali mengambil mainan atau
melemparkan semangkuk sereal. Dalam proses ilmiah, bereksperimen berarti
mengendalikan satu atau lebih variabel dan kondisi memanipulasi.
Guru dapat membantu anak-anak memikirkan kegiatan bermain mereka
sebagai percobaan dengan terampil mempertanyakan dan mendorong anak-
anak untuk merefleksikan tindakan mereka dan hasil dari tindakan mereka.
Ketika anak-anak mencoba untuk menyeimbangkan satu balok pada sebuah
menara balok, penurunan pewarna makanan ke dalam gelas air, atau tumbuhan
beberapa benih di tanah yang berbeda, mereka dapat dibimbing untuk berpikir
kegiatan ini sebagai percobaan.
7. Ketrampilan Berkaitan, Menyimpulkan, Menerapkan
Anak-anak akan menggunakan keterampilan proses yang berkaitan,
menyimpulkan, dan menerapkan hanya dengan cara sangat informal:
Terkait adalah proses menggambar abstrak dari bukti konkret.
Misalnya, anak yang mengamati beku air mungkin tidak mampu berhubungan
pengamatan bahwa dengan ide abstrak yang diberi cairan menjadi padatan pada
suhu tertentu.

10
Menyimpulkan adalah kemampuan untuk menentukan hubungan sebab
dan akibat atau penjelasan untuk fenomena ketika proses tidak langsung
diamati. Contoh fenomena teramati tersebut termasuk listrik dan magnet.
Menerapkan menggunakan informasi dari pengalaman untuk
menciptakan, membuat, memecahkan masalah baru, dan menentukan
probabilitas. Anak-anak dapat terlibat dalam menerapkan pengetahuan ilmiah
tapi tidak dalam, pengertian analisis formal. Misalnya, jika anak-anak dapat
mengamati perilaku air ketika ia jatuh pada malam musim dingin, mereka dapat
menerapkan beberapa pengamatan ini untuk cairan lain dan membuat prediksi
tentang apa yang akan terjadi pada mereka dalam kondisi yang sama. Hal ini
tidak masuk akal, namun untuk mengharapkan anak-anak untuk menganalisis
hasil dan menerapkannya tanpa memberikan pengalaman konkret untuk
dipikirkan.
E. Contoh-Contoh Praktik Sains Untuk Anak Usia Dini (AUD)
1. Membuat lilin darurat
 Bahan dan alat :
- Air
- Gelas
- Minyak goreng
- Lilin malam (bisa diganti batu)
- Cutten bud
- Korek api
 Langkah kegiatan :
1. Sediakan wadah yang berisi batu
2. Tancapkan korek kuping ditengah sebagai sumbu m
3. Tuangkan air kedalam gelas hingga batas kapas korek kuping
4. Tuangkan minyak
5. Lalu tambahkan pewarna
 Manfaat yang diharapkan dari kegiatan :
- Mengembangkan kognitif anak

11
- Melatih rasa ingin tau anak
- Lilin juga dapat digunakan di kehidupan sehari-hari
- Anak mengetahui bahwa minyak menjadi bahan bakar agar lilin
tetap menyala
 Link video : https://youtu.be/imoOub6K3QM
2. Pelangi dalam gelas
 Bahan dan alat :
- Air
- Sabun cuci piring
- Minyak goreng
- Pewarna makanan
- Madu
- Beberapa sendok plastik
- Gelas tinggi dan bening
 Langkah kegiatan :
1. Masukkan madu ke dasar gelas dan tambahkan pewarna
makanan bewarna merah
2. Masukkan sabun cuci piring
3. Masukkan air yang sudah ditambahkan pewarna biru
4. Dan terakhir masukkan minyak goreng
o Tips memasukkan setiap cairan :
- Memasukkan cairan disisi gelas dengan menggunakan bantuan
sendok, agar cairan masuk perlahan melalui dinding gelas
 Manfaat yang diharpak dari kegiatan :
- Anak mengetahui warna-warna Pelangi
- Mengetahui bahwa setiap cairan tersebut memiliki berat jenis
yang berbeda-beda
- Melatih anak mengenal sains
 Link video : https://youtu.be/5MiUCupYUvc
3. Mencampur warna

12
 Bahan dan alat :
- Pewarna
- Air
- Wadah
- Tisu
 Langkah kegiatan :
1. Tuangkan pewarna kedalam air
2. Siapkan wadah kosong, letakkan diantara wadah 2 warna
3. Masukkan ujung tisu ke setiap warna
4. Dan lihat bagaimana hasil pencampuran warna nya
 Manfaat yang diharapkan dari kegiatan :
- Melatih anak untuk berkreasi
- Anak dapat mengetahui hasil dari campuran dua warna tersebut
- Mengembangkan kognitif anak
 Link video : https://youtu.be/PbQGu3K_WGI

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan diperoleh
dari serangkaian percobaan dan pengamatan. Sains saat ini menjadi hal yang sangat
penting untuk dikenalkan pada anak-anak usia dini karena sains dapat mengajak
anak untuk berpikir kritis dan kreatif. Pengetahuan anak dalam konsep
pembelajaran sains masih kurang dikarenakan metode pembelajaran yang
dilakukan selama ini belum seutuhnya mengacu pada pembelajaran anak usia dini
yang dilakukan sambil bermain.
Memperkenalkan sains pada anak sejak usia dini merupakan pilihan yang tepat
untuk menumbuhkan berbagai sikap ilmiah yang akan sangat membantunya kelak
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi di masa yang akan datang, terlebih
untuk menghadapi tantangan globalisasi yang sangat luar biasa saat ini. Secara
tidak langsung, pembelajaran sains pada anak usia dini akan membentuk mental
anak untuk menjadi pribadi yang tangguh sekaligus siap menghadapi berbagai
kemajuan teknologi yang pesat. Penerapan dan pengenalan sains untuk anak usia
dini sangat penting dalam rangka membekali mereka untuk mempersiapkan diri
sedini mungkin menghadapi tantangan globalisasi sekaligus mempersiapkan
mental mereka sebagai generasi pengganti yang intelek dan mempuni untuk
merubah wajah zaman ke arah yang lebih baik.
B. Saran
Orang tua maupun pendidik selain berperan sebagai fasilitator, juga harus
menjadi pembimbing dan pendamping anak dalam pembelajaran sains. Oleh
karenanya mereka harus lebih dahulu menguasai agar agar penerapan pembelajaran
sains pada anak dapat dilakukan secara maksimal tanpa harus ada miskonsep sains.

14
DAFTAR PUSTAKA

Azizah. 2014. PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN BERBASIS ALAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.
Yogyakarta: Academia.

Rizqia. 2013. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS ANAK


MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN KEGIATAN
PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADA ANAK
KELOMPOK B RA DIPONEGORO 178 PURWOJATI. Purwokerto:
Repository.

Ahmad. 2019. SAINS DAN PEMBELAJARANNYA PADA ANAK USIA DINI.


Lombok. Bintang: Jurnal Pendidikan dan Sains Vol , Nomor 3.

Saepudin, Asep 2011 PEMBELAJARAN SAINS PADA PROGRAM PENDIDIKAN


ANAK USIA DINI. Jurnal Teknodik Vol. XV, Nomor 2

Kurnia, Selia Dewi 2019. URGENSI PEMBELAJARAN SAINS DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK USIA DINI, Ya
Bunayya, Volume 1 Nomor 1

15

Anda mungkin juga menyukai