Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENELITIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
yang diampu oleh Bapak Dr. Nofriyandi S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Dea Miranda (206910564)

Muhammad Nur Alfian (206910408)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

TP. 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini selesai tepat waktu yang berjudul Penelitian pada mata
kuliah Metodologi Penelitian yang diampu oleh Bapak Dr. Nofriyandi S.Pd.,
M.Pd.

Tak lupa pula kita hadiahkan sholawat beriringkan salam kepada baginda
rasullah dengan mengucapkan “Allahhumasholli alasyidina muhammad, waala
alisayidina Muhammad”. Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada kedua
orang tua saya dan kepada teman – teman yang lainnya.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya dalam menyususn


laporan maupun dalam segi materi, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.

25 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah


Penelitian dilakukan atas dasar rasa ingin tahu. Hasilnya pun harus
bisa dipertanggungjawabkan keabsahan dan keakuratannya. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian diartikan sebagai kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis
dan obyektif, untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Definisi
penelitian menurut para ahli diantaranya yaitu Suhardjono, dkk Mengutip
dari buku Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif (2021) karya Abd.
Mukhid, dituliskan pengertian penelitian menurut Suhardjono, ialah upaya
pencarian informasi untuk memecahkan suatu masalah dengan metode
ilmiah. Menurut Kerlinger, penelitian merupakan proses penemuan
informasi secara sistematis dan terkontrol yang didasarkan pada hipotesis
dan teori. McMillan dan Schumacher berpendapat, penelitian adalah
proses penemuan dan analisis data secara sistematis dan logis untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian adalah
kegiatan ilmiah yang berpusat pada analisis, dilakukan dengan sitematis
dan konsisten, bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran. Beberapa
definisi dari penelitian tersebut adalah pembahasan yang akan dibahas
pada makalah ini.

Sebelum lebih jauh membahas tentang seluk beluk pendidikan, ada


baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai batasan atau pengertian
pendidikan. Dengan pemahaman yang utuh, kita akan lebih mudah
memasuki pembahasan-pembahasan yang lebih dalam tentang pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232), pendidikan berasal
dari kata “didik”, lalu diberikan awalan kata “me” sehinggan menjadi
“mendidik” yangartinya memelihara dan memberi latihan. Dalam

1
memeliahara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.

Dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah


metodologi penelitian dan sebagai sumber bacaan agar memperluas
pengetahuan pembaca mengenai penelitian. Dan juga sebagai bahan
penunjang untuk membuat proposal penelitian.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian ?
2. Apa hubungan ilmu, pendidikan dan kebenaran ?
3. Apa saja ciri-ciri penelitian ?
4. Apa saja jenis dan metode penelitian ?

1. 3 Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mampu mengerti pengertian penelitian
2. Agar pembaca mampu mengerti hubungan ilmu, pendidikan dan
kebenaran dalam penelitian
3. Agar pembaca mampu mengerti ciri-ciri penelitian
4. Agar pembaca mampu mengerti jenis dan metode penelitian

2
BAB II

ISI

2. 1 Pengertian Penelitian

Penelitian didefiniskan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang


sistematik. Steven Dukeshire & Jennifer Thurlow (2010) menyatakan
bahwa "research is the systematic collection and presentation of
information". Penelitian merupakan cara yang sistematis untuk
mengumpulkan data dan mempresentasikan hasilnya. McMillan dan
Schumacher (1989) dalam Wiersman (1991:7) mendefiniskan penelitian
sebagai suatu proses sistematik pengumpulan dan penganalisaan informasi
(data) untuk berbagai tujuan. Sementara Kerlinger (1990:17)
mendefiniskan penelitian ilmiah sebagai penyelidikan sistematis,
terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing
oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan
fenomena tersebut. (Ezmir, 2007:5). Menurut Yoseph dan Yoseph (1977)
dalam Sukardi (2009:3), penelitian adalah art and science guna mencari
jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka
penelitian juga akan memberikan ruang-ruang yang akan mengakomodasi
adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian. Adapun
definisi menurut ahli lainnya antara lain, yakni sebagai berikut.

a. Soetrisno Hadi
Menurut Soetrisno Hadi, pengertian penelitian adalah suatu
usaha dalam menemukan segala sesuatu untuk mengisi
kekosongan atau kekurangan yang ada, menggali lebih dalam
apa yang telah ada, mengembangkan dan memperluas, serta
menguji kebenaran dari apa yang telah ada namun
kebenarannya masih diragukan.

3
b. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, definisi penelitian adalah suatu
kegiatan ilmiah yang dilakukan berdasarkan pada analisis dan
konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan
konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran
sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk
mengetahui apa yang sedang dihadapinya.

c. Sanapiah Faisal
Menurut Sanapiah Faisal, pengertian penelitian adalah suatu
aktivitas dalam menelaah suatu problem dengan menggunakan
metode ilmiah secara tertata dan sistematis untuk menemukan
pengetahuan baru yang dapat diandalkan kebenarannya
mengenai dunia alam dan dunia sosial.

d. Donald Ary
Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah penerapan
dari pendekatan ilmiah pada suatu pengkajian masalah dalam
memperoleh informasi yang berguna dan hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan.

e. Tyrus Hillway
Menurut Tyrus Hillway, pengertian penelitian adalah suatu
metode studi yang sifatnya mendalam dan penuh kehati-hatian
dari segala bentuk fakta yang bisa dipercaya atas suatu masalah
tertentu guna untuk membuat pemecahan masalah tersebut.

2. 2 Hubungan Ilmu, Pendidikan dan Kebenaran

Ilmu adalah suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi.


Dalam KBBI, Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang

4
disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala tertentu.

Menurut Kamus Oxford, ilmu yang di sebut sebagai science


mempunyai arti “the study of the structure and behavior of the physical
and natural world and society, especially through observation and
experiment”, jika diterjemahkan menjadi studi tentang struktur dan
perilaku dari dunia fisik dan alam dan masyarakat, khususnya melalui
pengamatan dan percobaan.

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk


menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya


dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani
kearah kedewasaan. Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi
menjadi tiga yaitu: a). pendidikan, b). teori umum pendidikan, dan c). ilmu
pendidikan.

Pengertian pertama, pendidikan pada umumnya yaitu mendidik yang


dilakukan oleh masyarkat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada
semenjak manusia ada di muka bumi ini. Pada zaman purba, kebanyakan
manusia memerlukan anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat
pembawaan, demi kelangsungan hidup keturunanya. Yang termasuk
insting manusia antara lain sikap melindungi anak, rasa cinta terhadap
anak, bayi menangis, kempuan menyusu air susu ibu dan merasakan
kehangatan dekapan ibu.

Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang


bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik,

5
kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai
kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud membuat manusia
menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari
kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan
manusia.

Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey


pendidikan itu adalah The general theory of education dan Philoshophy is
the general theory of education, dan dia tidak membedakan filsafat
pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama dengan
teori pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum
pendidikan.

Pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam proses pendidikan terdapat sebuah ilmu pengetahuan,
serta sebalikya dalam proses ilmu pengetahuan itu terdapat kegiatan
pendidikan di dalamnya.

Hubungan antara ilmu dan pendidikan dapat dilihat dari syarat-syarat


sebuah pengetahuan menjadi ilmu yaitu:

a. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau
mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian
antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang
penelitian.
b. Metodis. adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa

6
Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis
berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk
pada metode ilmiah.
c. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem
yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian
sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh:
semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari
kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia.
Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.[6]

Suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan tiga hal, yaitu :

a. Adanya Koheren, yaitu suatu pertanyaan dianggap benar jika


pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, suatu pernyataan bahwa si
Badu akan mati dapat dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren
dengan pernyataan bahwa semua orang akan mati.
b. Adanya Koresponden, yaitu suatu pernyataan dianggap benar, jika
materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut
berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju
oleh pernyataan tersebut. Misalnya, pernyataan bahwa ibu kota Propinsi
Daerah Istimewa Aceh adalah Banda Aceh adalah benar karena

7
pernyataan tersebut mempunyai korespondensi dengan lokasi atau
faktualitas bahwa Banda Aceh memang ibu kota Propinsi Aceh.
c. Pragmatis, yaitu suatu pernyataan dipercayai benar karena pernyataan
tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu
pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika mempunyai sifat
pragmatis dalam kehidupan sehari-hari. Teori kebenaran tentang sifat
pragmatis ini dikembangkan oleh Ch.s.Pierce (1839-1914). Misalnya,
secara pragmatis orang percaya kepada agama, karena agama bersifat
fungsional dalam memberikan pegangan dan aturan hidup pada
manusia.

Jadi, dapat disimpulkan hubungan ilmu, pendidikan dan kebenaran


ialah dalam proses pendidikan terdapat sebuah ilmu pengetahuan, serta
sebalikya dalam proses ilmu pengetahuan itu terdapat kegiatan pendidikan
di dalamnya dimana syarat suatu ilmu dan pendidikan menyinggung
kebenaran suatu kajian agar kajian tersebut dapat dipertanggungjawabkan
atas keakuratan dan keabsahannya.

2. 3 Ciri-Ciri Penelitian

Penelitian di bidang pendidikan memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut


dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Obyektif.
Obyektif berarti tidak bias dan terbuka. Dalam penelitian, obyektif
mengacu pada prosedur pengumpulan data dan interpretasinya, di
mana hanya ada satu arti atau tafsiran yang dapat diambil atau dibuat.
Obyektifitas dalam peneltian ditunjukkan dengan pemberian yang
jelas tentang prosedur sehingga memungkinkan dilakukannya
verifikasi dan replikasi oleh peneliti lain.
2) Tepat atau persis.
Yang dimaksudkan di sini adalah penggunaan kata secara teknis, yang
memberi makna secara pasti sehingga tidak membingungkan atau

8
memungkinkan untuk ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda.
Contohnya konsep kemampuan, motivasi, prestasi, intelejensi,
pembelajaran dan sebagainya harus memiliki arti yang tepat atau
persis.
3) Verfikatif.
Verfikatif berarti hasil suatu penelitian dapat dikonfirmasikan atau
direvisi dengan penelitian yang lain, dengan cara yang sesuai dengan
tujuan penelitian yang pertama.
4) Eksplanatif.
Pada dasarnya penelitian merupakan usaha untuk menerangkan atau
menjelaskan keterkaitan antarfenomena serta kenyataan dan
meringkas penjelasan tersebut dalam pernyataan yang sederhana.
5) Empiris.
Empiris berarti didasarkan pada pengalaman praktis atau nyata, bukan
pada pemikiran semata. Secara teknis, empiris berarti didasarkan pada
bukti (data) yang diperoleh melalui metode penelitian yang sistematis.
6) Logis.
Penelitian memerlukan penalaran logis, yaitu suatu proses berpikir
dengan menggunakan aturan logika, berangkat dari pernyataan umum
menuju pernyataan khusus (deduksi), atau sebaliknya, dari pernyataan
khusus menuju ke generalisasi (induksi).
7) Probabilitas.
Penelitian hanya menawarkan pengetahuan yang probabilistis, bukan
kepastian atau bahkan kepastian yang relatif.

2. 4 Jenis dan Metode Penelitian

Istilah penelitian dapat berarti segala jenis "hati-hati, sistematis, studi


pasien dan investigasi di beberapa bidang pengetahuan. Penelitian dasar
berkaitan dengan mengklarifikasi proses yang mendasari, dengan hipotesis
biasanya dinyatakan sebagai teori. Peneliti terlibat dalam studi penelitian

9
dasar tidak terlalu tertarik dalam menguji keefektifan pendidikan tertentu
praktik. Sebuah contoh dari penelitian dasar mungkin sebuah upaya untuk
menyempurnakan satu atau lebih tahap teori perkembangan psikologis
Erickson. Penelitian terapan, di sisi lain, tertarik untuk menguji keefektifan
praktik pendidikan tertentu. Peneliti yang terlibat dalam studi penelitian
terapan mungkin atau mungkin tidak ingin menyelidiki sejauh mana teori-
teori tertentu berguna dalam pengaturan praktis. Contohnya mungkin
sebuah upaya oleh seorang peneliti untuk mengetahui apakah suatu teori
bagaimana anak belajar membaca dapat diterapkan siswa kelas satu yang
bukan pembaca. Banyak penelitian menggabungkan kedua jenis penelitian
tersebut. Contohnya adalah sebuah studi yang meneliti efek dari guru
tertentu perilaku pada siswa sementara juga menguji teori kepribadian.

Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan,


tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti.
Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi
penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan
penelitian pengembangan (research and development). Selanjutnya
berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan
menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik. Hal ini
dapat digambarkan seperti gambar 1.1 berikut.

Gay (1977) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan


antara penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya
terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk
mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung
bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium
yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan
tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian
murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah

10
ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut
akan menjadi penelitian terapan.

Gambar 1.1 Macam – macam metode penelitian berdasarkan tujuan dan tingkat
kealamiahan tempat penelitian

Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau


murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan
adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

Dalam bidang pendidikan, Borg and Gall (1988) menyatakan bahwa,


penelitian dan pengembangan (research and development/R&D),
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran.

Penelitian dan pengembangan merupakan "jembatan" antara penelitian


dasar (basic research) dengan penelitian terapan (applied research), di
mana penelitian dasar bertujuan untuk "to discover new knowledge about
fundamental phenomena" dan applied research bertujuan untuk
menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan.

11
Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan
produk. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

Selanjutnya Borg and Gall (1989) menyatakan: One way to bridge the
gap between research and practice in education is to Research &
Development. Pada umumnya penelitian R & D bersifat longitudinal
(beberapa tahap). Untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu
dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode
penelitian dasar. Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat
hipotetik tersebut, digunakan eksperimen. Setelah produk teruji, maka
dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut,
dinamakan penelitian terapan (applied research). Hubungan antara
penelitian dasar, penelitian pengembangan (R & D) dan penelitian terapan
ditunjukkan pada gambar 1.2.

Basic Research Research & Applied Research


Development

Penemuan ilmu Penemuan, Menerapkan


baru pengembangan dan ilmu/produk
pengujian produk

Gambar 1.2 Penelitian dan pengembangan merupakan “jembatan”


anatar Basic Research dan Applied Research

12
Metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik/kualitatif
juga dapat ditempatkan dalam satu garis kontinum, seperti ditunjukkan
pada gambar 1.3 berikut. Dari gambar tersebut terlihat bahwa, metode
penelitian eksperimen sangat tidak alamiah/natural karena tempat
penelitian di laboratorium dalam kondisi yang terkontrol sehingga tidak
terdapat pengaruh dari luar. Metode penelitian eksperimen merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment
(perlakuan) tertentu. Misalnya pengaruh ruang kerja AC terhadap
produktivitas kerja. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data
dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya
(perlakuan tidak seperti dalam eksperimen). Metode penelitian
naturalistik/kualitatif, digunakan untuk meneliti pada tempat yang
alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam
mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari
sumber data, bukan pandangan peneliti.

Metode Metode Survey Metode


eksperiman naturalistik

Tempat di lab. Tempat alamiah (tidak Tempat alamiah


ada perlakuan di lab)ada perlakuan tidak ada
perlakuan

13
Gambar 1.3 Kedudukan metode penelitian eksperiman, survey dan
naturalistik

Berdasarkan jenis-jenis penelitian seperti tersebut di atas, maka dapat


dikemukakan di sini bahwa, yang termasuk dalam metode kuantitatif
adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan yang
termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistik. Penelitian
untuk basic research pada umumnya menggunakan metode eksperimen
dan kualitatif, applied research menggunakan eksperimen dan survey, dan
R & D dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen.

Dalam buku Jack C. Fraenkel “How to Design and Evaluate Research


in Education”, jenis – jenis penelitian dibagi atas beberapa macam diantara
nya yakni sebagai berikut.

1. Quantitative and Qualitative Research


Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas
hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan suatu
fenomena. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatempiris dan ekspresi matematis
dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam
maupun ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan

14
jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk
meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian
kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Peneliti kuantitatif biasanya mendasarkan pekerjaan mereka
pada keyakinan bahwa fakta dan perasaan dapat dipisahkan,
bahwa dunia adalah realitas tunggal yang terdiri dari fakta-fakta
yang dapat ditemukan.
Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada
pengamatan yang mendalam. Oleh karenanya, penggunaan
metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian
atas suatu fenomena yang lebih komprehensif. Penelitian
kualitatif yang memperhatikan humanisme atau individu
manusia dan perilaku manusia merupakan jawaban atas
kesadaran bahwa semua akibat dari perbuatan manusia
terpengaruh pada aspek-aspek internal individu. Aspek internal
tersebut seperti kepercayaan, pandangan politik, dan latar
belakang sosial dari individu yang bersangkutan. Di sisi lain,
peneliti kualitatif, berasumsi bahwa dunia terdiri dari banyak
realitas, dibangun secara sosial oleh pandangan individu yang
berbeda dari situasi yang sama.

2. Experimental Research

Penelitian eksperimental adalah metode ilmiah yang paling


konklusif. Karena peneliti benar-benar menetapkan perawatan
yang berbeda dan kemudian mempelajari efeknya, hasil dari
jenis penelitian ini cenderung mengarah pada interpretasi yang
paling jelas.

3. Correctional Research

15
Penelitian korelasi adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk
menentukan hubungan antara dua atau lebih variabel dan untuk
mengeksplorasi mereka implikasi sebab dan akibat. Jenis
penelitian ini dapat membantu kita membuat prediksi yang lebih
cerdas.

4. Casual-Comparative Research
Jenis penelitian lain dimaksudkan untuk menentukan penyebab
atau konsekuensi dari perbedaan antara sekelompok orang; ini
disebut kausal-komparatif riset . Misalkan seorang guru ingin
menentukan apakah siswa dari keluarga dengan orang tua
tunggal berprestasi lebih buruk kursusnya daripada siswa dari
keluarga dengan dua orang tua. Untuk menyelidiki pertanyaan
ini secara eksperimental, guru akan secara sistematis memilih
dua kelompok siswa dan kemudian menugaskan masing-
masing ke satu atau dua orang tua keluarga

5. Survey Research
Penelitian survey adalah penelitian yang memperoleh data untuk
menentukan karakteristik spesifik dari suatu kelompok.
Penelitian ini akan menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab melaui berbagai teknik survey. Sebuah survei
deskriptif melibatkan menanyakan set yang sama pertanyaan
(sering disusun dalam bentuk tertulis kuesioner atau tes
kemampuan) dari sejumlah besar individu baik melalui surat,
melalui telepon, atau secara langsung. Saat jawaban atas
serangkaian pertanyaan diminta secara langsung, yaitu
penelitian disebut wawancara. Tanggapan kemudian
ditabulasikan dan dilaporkan, biasanya dalam bentuk frekuensi
atau persentase dari mereka yang menjawab dengan cara
tertentu untuk masing-masing pertanyaan.

16
6. Ethnographic Research
Jenis penelitian ini adalah pendokumentasian atau
penggambaran pengalaman sehari-hari individu dengan
mengamati dan mewawancarai mereka dan orang lain yang
relevan. SD kelas, misalnya, dapat diamati secara teratur dasar
mungkin, dan siswa dan guru yang terlibat mungkin
diwawancarai dalam upaya untuk menggambarkan, sepenuhnya
dan sekaya mungkin, apa yang terjadi di kelas itu.
Deskripsi (kata yang lebih baik mungkin penggambaran)
mungkin menggambarkan suasana sosial kelas; pengalaman
intelektual dan emosional siswa; itu cara di mana guru bertindak
dan bereaksi terhadap siswa dari etnis, jenis kelamin, atau
kemampuan yang berbeda; bagaimana "aturan" kelas dipelajari,
dimodifikasi, dan ditegakkan; jenis pertanyaan yang diajukan
oleh guru dan siswa; Dan seterusnya. Data dapat mencakup
deskripsi prosa terperinci oleh siswa tentang kegiatan kelas,
kaset audio konferensi guru-siswa, rekaman video kelas diskusi,
contoh RPP guru dan siswa kerja, sosiogram yang
menggambarkan hubungan "kekuasaan" di kelas, dan flowchart
yang menggambarkan arah dan frekuensi jenis komentar tertentu
(misalnya, jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru dan siswa
satu lain dan tanggapan yang dihasilkan oleh jenis yang
berbeda)

7. Historical Research
Dalam jenis penelitian ini, beberapa aspek dari masa lalu
dipelajari, baik dengan membaca dokumen periode atau dengan
mewawancarai individu yang hidup selama itu waktu. Peneliti

17
kemudian mencoba untuk merekonstruksi sebagai seakurat
mungkin apa yang terjadi selama waktu itu dan untuk
menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
Misalnya, seorang koordinator kurikulum dalam jumlah besar
distrik sekolah kota mungkin ingin tahu seperti apa argumen
telah dibuat di masa lalu tentang apa yang seharusnya
dimasukkan dalam kurikulum ilmu sosial untuk nilai K–12. Dia
bisa membaca berbagai studi sosial dan ahli teori kurikulum
lainnya telah menulis tentang topik tersebut dan kemudian
membandingkan posisi mereka. Masalah utama dalam
penelitian sejarah adalah memastikan bahwa dokumen atau
individu benar-benar berasal dari (atau hidup selama) periode
tersebut dipelajari dan, setelah ini didirikan, memastikan bahwa
apa yang dikatakan dokumen atau individu itu benar.

8. Evaluation Research
Penelitian tindakan berbeda dari semua metodologi sebelumnya
dalam dua cara mendasar. Yang pertama adalah itu generalisasi
untuk orang lain, pengaturan, atau situasi adalah kepentingan
minimal. Alih-alih mencari generalisasi yang kuat, peneliti
tindakan (sering guru atau profesional pendidikan lainnya,
daripada peneliti profesional) fokus untuk mendapatkan
informasi itu akan memungkinkan mereka untuk mengubah
kondisi tertentu situasi di mana mereka secara pribadi terlibat.
Contohnya termasuk meningkatkan kemampuan membaca siswa
di kelas tertentu, mengurangi ketegangan antara kelompok etnis
di ruang makan di sekolah menengah tertentu, atau
mengidentifikasi cara yang lebih baik untuk melayani siswa
pendidikan khusus di distrik sekolah tertentu. Dengan demikian,
salah satu metodologi yang dibahas sebelumnya mungkin tepat.

18
Perbedaan kedua melibatkan perhatian yang diberikan
keterlibatan aktif subjek dalam studi (yaitu, mereka yang
datanya dikumpulkan), serta mereka yang mungkin untuk
dipengaruhi oleh hasil studi. Biasanya digunakan istilah dalam
penelitian tindakan, oleh karena itu, adalah peserta atau
pemangku kepentingan, mencerminkan niat untuk melibatkan
mereka secara langsung dalam proses penelitian sebagai bagian
dari “penelitian tim." Tingkat partisipasi bervariasi dari hanya
membantu memilih instrumen dan/atau mengumpulkan data
hingga membantu merumuskan tujuan penelitian dan pertanyaan
untuk benar-benar berpartisipasi dalam semua aspek
penyelidikan penelitian dari awal sampai akhir.

9. Action Research
Penelitian evaluasi biasanya digambarkan sebagai formatif atau
sumatif. Evaluasi formatif adalah dimaksudkan untuk
menyempurnakan objek yang dievaluasi; mereka membantu
untuk membentuk atau memperkuat dengan memeriksa
pengiriman program atau teknologi dan kualitas
pelaksanaannya. Sebaliknya, evaluasi sumatif berusaha untuk
memeriksa efek atau hasil dari suatu objek dengan
menggambarkan apa terjadi setelah pengiriman program atau
teknologi untuk menilai apakah objek menyebabkan hasil.
Contoh produk evaluasi formatif adalah laporan pengkajian
kebutuhan. Penilaian kebutuhan menentukan audiens yang tepat
untuk program tersebut, serta tingkat kebutuhan dan apa yang
mungkin bekerja untuk memenuhi membutuhkan. Evaluasi
sumatif dapat dianggap sebagai baik (a) evaluasi hasil, yang
menyelidiki apakah program atau teknologi tampaknya telah
menyebabkan efek yang dapat dibuktikan pada hasil target yang
ditentukan secara spesifik, atau (b) evaluasi dampak, yang lebih

19
luas dan berupaya untuk menilai efek keseluruhan (dimaksudkan
atau tidak disengaja) dari program atau teknologi secara
keseluruhan.
Evaluator mengajukan berbagai jenis pertanyaan dan sering
menggunakan berbagai metode untuk mengatasinya. Untuk
Misalnya, dalam evaluasi sumatif, evaluator sering kali
menggunakan desain penelitian kuasi-eksperimental untuk
menilai efek kausal yang dihipotesiskan dari suatu program.
Formatif evaluasi yang memeriksa pelaksanaan program dapat
juga mencakup analisis sumber data yang ada, survei,
wawancara, data observasi, dan kelompok fokus.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi penelitian diartikan


sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara
sistematis dan obyektif, untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
Selain itu,

21
DAFTAR PUSTAKA

Fraenkel, IR. dan Wallen, N.E. 1996. How to design and evaluate Research in
Education Third Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. 2

Hibbard, M. 1999. Performance Assessment in the Science Classroom. New


York: Glencoe McGraw-Hill.

Sugiyono. 2014. Mentode Penelitian Kualitatif, Kuantitatid, dan R & D. CV.


Alfabeta. Bandung

22

Anda mungkin juga menyukai