Panduan Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM
Panduan Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM
Tuntutan bagi kompetensi lulusan program studi Sarjana Terapan untuk mampu
berkontribusi sebagai bagian dari masyarakat informasi yang cerdas dalam
menggunakan sistem siber-fisik sangatlah tidak mudah. Perguruan tinggi dituntut
untuk merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif dan
adaptif agar mahasiswa dapat meraih tuntutan capaian pembelajaran tersebut
ketika lulus.
MB KM
Diterbitkan oleh:
Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tahun 2021
PANDUAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA (MBKM)
PADA KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI VOKASI PROGRAM SARJANA TERAPAN
PANDUAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
MERDEKA BELAJAR-
KAMPUS MERDEKA (MBKM)
PADA KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI VOKASI PROGRAM SARJANA TERAPAN
Diterbitkan oleh:
Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tahun 2021
Terkait dengan mekanisme butir (iv) ini, maka proses pembelajaran di Perguruan
Tinggi Vokasi (PTV) dari mulai Diploma Satu hingga Doktor Terapan harus
dapat mengakomodasi dan mengakui upaya mahasiswa belajar dimanapun
dengan sumber belajar dan cara belajar yang beragam, asalkan dalam koridor
mempersiapkan diri sebagai lulusan yang relevan sekaligus bermutu dengan
hadirnya Industri 4.0. Khusus untuk program studi Sarjana Terapan, akomodasi
dan pengakuan proses belajar ini bisa sampai 60 sks atau ekuivalen dengan tiga
semester.
iv PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN v
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PENDIDIKAN TINGGI VOKASI DAN PROFESI
Dalam buku panduan ini juga disampaikan delapan contoh aktivitas MBKM yang
dapat dipilih oleh masing-masing Perguruan Tinggi sesuai dengan visi, misi,
sasaran, dan strategi. Mengingat ke delapan aktivitas ini adalah contoh, Perguruan
Tinggi dapat menambahkan inovasi dan merancang aktivitas yang lebih relevan.
Format pelaporan pelaksanaan MBKM bagi PTN Vokasi juga disampaikan untuk
membantu PTN Vokasi dalam membuat pelaporan dengan substansi yang lebih
terarah.
Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat dan menjadi salah satu rujukan
bagi Perguruan Tinggi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi dalam
mengimplementasikan kebijakan MBKM.
Beny Bandanadjaja
vi PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN vii
DAFTAR ISI
Sambutan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
viii PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN ix
BAB
x PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 11
diharapkan dapat memper-
siapkan dirinya memasuki
dunia kerja di era industri 4.0
secara lebih efektif.
ESENSI MBKM
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus kajian, beban belajar, mata kuliah bersifat
Merdeka (MBKM) dicanangkan oleh mandatori dari PPS, maka seringkali minat
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan bakat mahasiswa terabaikan dan
melalui regulasi Peraturan Menteri dikemas secara general dalam organisasi
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 mata kuliah yang ditetapkan oleh PPS.
Tahun 2020 tentang Standar Nasional Kebijakan MBKM yang berpusat pada
Pendidikan Tinggi, pada Standar Proses mahasiswa ini menjadi penting khususnya
Pembelajaran, khususnya pada pasal 15 di program Sarjana Terapan yang Society 5.0 Industry 4.0
dan 18. Kebijakan ini diberlakukan secara
khusus bagi program studi Sarjana dan
lulusannya dituntut untuk dapat langsung
memasuki dunia kerja, sementara dunia
L sting software
program studi Sarjana Terapan. kerja itu sendiri berubah dengan sangat
Dengan demikian esensi dari MBKM pesat karena adanya disrupsi teknologi Invention of a computer
Super Smart Society Cyber physical systems
and start of distribution
adalah pembelajaran berpusat pada sebagai konsekuensi logis dari adanya of information
atau hanya sebagian di dalam program studi. Rentang beban sks yang dapat 13.000 BC
) a system of interrelated computing devices, mechanical and digital machines, objects, animals or people that are provided with unique identifiers (UIDs)
1
Gambar 1: Perkembangan Masyarakat yang dituntut akibat adanya perkembangan industri.
and the ability to transfer data over a network without requiring human-to-human or human-to-computer interaction - Margaret Rouse
12 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 13
Penerapan teknologi internet of things gerak yang lebih cepat dan lebih lincah
dalam industri 4.0 akan menuntut jenis bagi mahasiswa untuk meningkatkan
pekerjaan baru, sebagaimana dinyatakan kompetensinya agar mampu berperan aktif
dalam laporan World Economic Forum ketika memasuki masyarakat 4.0 dan 5.0.
tahun 2020 (Gambar 2). Tuntutan bagi Perguruan Tinggi dituntut untuk
kompetensi lulusan menjadi sangat tinggi, merancang dan melaksanakan proses
namun PPS Sarjana Terapan belum dapat pembelajaran yang inovatif dan adaptif
bergerak sama cepat dalam menyiapkan agar mahasiswa dapat meraih capaian
proses pembelajaran yang dibutuhkan pembelajaran mencakup aspek sikap,
bagi lulusannya memasuki masyarakat pengetahuan, dan keterampilan (umum
informasi yang cerdas dalam menggunakan dan khusus) secara optimal, relevan untuk
sistem siber-fisik (4.0 and 5.0 Societies). masa sekarang dan masa depan yang dekat
Kondisi ini menyebabkan MBKM sangat (near future) dengan karakteristik industri
dibutuhkan untuk memberi ruang 4.0.
Job Landscape
MBKM, maka PPS Sarjana Terapan Kampus Merdeka. Sementara, khusus
diharapkan mampu memberikan untuk aktivitas magang yang menjadi
fleksibilitas dalam proses pembelajaran kewajiban di PS Sarjana Terapan, tetap
mahasiswa melalui kultur belajar yang merujuk pada Keputusan Menteri Riset,
inovatif, tidak mengekang, dan berpusat Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No.
By 2025, new jobs will emerge and other will be diplaced by a shift in the division pada minat dan bakat mahasiswa. 123 Tahun 2019 tentang Magang dan
of labour between humans and machines, affecting: Dalam implementasinya, Peraturan Pengakuan Satuan Kredit Semester Magang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. Industri untuk Program Sarjana dan
3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Sarjana Terapan.
97 million Growing job demand: Pendidikan Tinggi yang terkait dengan Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
1. Data Analysts and Scientis MBKM dan ditunjang dengan Keputusan Kebudayaan No. 3 tahun 2020 memberikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. pertimbangan utama pelaksanaan MBKM
2. AI and Machine Learning Specialists
74 tahun 2021 tentang Pengakuan Satuan sebagai berikut:
3. Big Data Specialists
4. Digital Marketing and Strategy Specialists
5. Process Automation Specialists PERTIMBANGAN UTAMA PELAKSANAAN MBKM
6. Business Development Professional DARI PASAL 15:
7. Digital Transformation Specialists 1) Proses Pembelajaran di luar Program Studi dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara Perguruan Tinggi
8. Information Security Analysts dengan Peguruan Tinggi atau lembaga lain yang terkait dan hasil kuliah diakui melalui mekanisme transfer sks.
9. Software and Applications Developer 2) Proses Pembelajaran di luar Program Studi merupakan kegiatan dalam program yang dapat ditentukan oleh
10. Internet of Things Specialists Kementerian dan/atau pemimpin Perguruan Tinggi.
3) Proses Pembelajaran di luar Program Studi dilaksanakan di bawah bimbingan Dosen.
Decreasing job demand: 4) Proses Pembelajaran di luar Program Studi tidak berlaku bagi program sarjana terapan di bidang kesehatan.
1. Data Entry Clerks
2. Administrative and Executive Secretaries
3. Accounting, Bookkeeping and Payroll Clerks PERTIMBANGAN UTAMA PELAKSANAAN MBKM
4. Accountants and Auditors
DARI PASAL 18:
5. Assembly and Factory Workers 1) Paling sedikit 4 (empat) semester dan paling lama 11 (sebelas) semester merupakan Pembelajaran di dalam
Program Studi;
6. Business Services and Administration Managers
85 million
7. Client Information and Customer Service Workers 2) 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh) sks merupakan Pembelajaran di luar Program Studi pada
Perguruan Tinggi yang sama; dan
8. General and Operations Managers
9. Mechanics and Machinery Repaires 3) paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) sks merupakan:
10. Material-Recording and Stock-Keeping Clerks a. Pembelajaran pada Program Studi yang sama di Perguruan Tinggi yang berbeda;
b. Pembelajaran pada Program Studi yang berbeda di Perguruan Tinggi yang berbeda; dan/atau
c. Pembelajaran di luar Perguruan Tinggi.
Gambar 2: Lanskap Pekerjaan pada tahun 2025 (World Economic Forum 2020)
14 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 15
Selain itu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga memberikan beberapa kebijakan Kemampuan berpikir kritis, analitis, Terapan di era ini.
sebagai berikut: kemampuan untuk berkreasi dan berino- Sementara kesiapan PPS Sarjana
vasi, kemampuan menyelesaikan masa- Terapan dalam menyiapkan lulusan
PERTIMBANGAN UTAMA PELAKSANAAN MBKM DARI lah, kemampuan untuk mempengaruhi dengan kualifikasi tersebut di atas masih
KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI masyarakat melalui media sosial, kemam- belum merata di semua perguruan tinggi
puan memanfaatkan dan mengembangkan vokasi. Untuk proses pembelajaran yang
1) Penyelenggaraan MBKM dilakukan dalam kerangka kebijakan taut sesuai (link and match) dengan dunia kerja, serta bentuk kerja nilai guna teknologi maju, kemampuan sifatnya konvensional dengan beban
sama yang inovatif seperti penyediaan beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya. pemanfaatan teknologi otomasi dan kecer- untuk memenuhi Capaian Pembelajaran
2) Penyelenggaraan MBKM bersifat institusional yang harus dijamin dengan sistem penjaminan mutu secara institusional. dasan buatan, ketahanan terhadap tekanan Lulusan saat ini, masih banyak PPS yang
3) Penyelenggaraan MBKM kerja sama institusional antara pihak-pihak dalam rangka saling pengakuan. Bentuk kerja budaya kerja, kemampuan beradaptasi belum dapat menyelenggarakan program
sama Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan perguruan tinggi atau lembaga lain dapat berupa nota kesepahaman, surat dengan situasi secara cepat dan tepat, dengan peringkat akeditasi Baik Sekali atau
perjanjian kerja, surat referensi, surat rekomendasi atau bentuk lainnya yang saling diakui. sangat dibutuhkan oleh lulusan PS Sarjana Unggul.
4) Penyelenggaraan MBKM tetap harus mengacu untuk pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan yang telah ditetapkan
Oleh karena itu, Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka bertujuan untuk:
oleh PPS Sarjana Terapan.
1
5) Penyelenggaraan MBKM harus mengedepankan keseimbangan pengembangan keterampilan kerja khusus (hardskill) mengurangi kesenjangan antara kapasitas penyelenggaraan PT dengan tuntutan kualifikasi
disertai dengan keterampilan lunak (softskill) khususnya yang diperoleh di luar perguruan tinggi / di dunia kerja. lulusan dengan menggunakan peran pemangku kepentingan di luar kampus yang yang
6) Penyelenggaraan MBKM perlu mengedepankan pengembangan kemampuan literasi digital, teknologi informasi, lebih mumpuni melakukan itu.
komunikasi dan/ atau presentasi yang diperlukan untuk menunjang industri 4.0.
7) Penyelenggaraan MBKM harus menekankan pada porsi metode pembelajaran berbasis masalah / proyek / produk
(Problem / Project /Product Based Learning) yang lebih banyak dari metode konvensional lainnya. 2 memberikan kebebasan yang lebih luas kepada mahasiswa dalam mempersiapkan dirinya
memasuki dunia kerja pada era industri 4.0. memanfaatkan platform belajar pihak ketiga.
8) Penyelenggaraan MBKM harus lebih menekankan pada peningkatan kualitas pembelajaran praktikum yang menghasilkan
keterampilan kerja nyata.
9) Penyelenggaraan MBKM dalam bentuk aktivitas magang dilakukan paling sedikit satu semester atau enam bulan.
Pengurangan durasi dari enam bulan harus disertai dengan analisis permasalahan dan solusi yang disarankan.
10) Penyelenggaraan MBKM wajib dijamin mutunya, minimal pada area pencapaian indikator kinerja utama (IKU) MBKM yang
ditetapkan pemerintah, konversi aktivitas MBKM ke dalam kurikulum dan beban belajar mahasiswa (sks), dan kepuasan
pemangku kepentingan akan adanya kebijakan MBKM ini.
11) Penyelenggaraan MBKM tidak diperbolehkan bagi PPS Sarjana Terapan yang tidak memenuhi peringkat akreditasi BAN-PT.
TUJUAN
Pemerintah memahami bahwa lulusan perguruan tinggi yang akan berhadapan langsung
dengan dunia kerja pada era industri 4.0. yang menuntut kompetensi kerja yang sangat
berbeda, sebagaimana dinyatakan oleh penelitian Kweilin Ellingrud, Rahul Gupta, and
Julian Salguero, sebagai berikut:
2030 35 12 21 16 19
100%
Gambar 3: Perubahan signifikan terhadap kebutuhan keterampilan kerja khusus (hard skills) Gambar 4: MBKM bertujuan memperkecil kesenjangan penyelenggara program studi dalam memproduksi kualifikasi lulusan
dan keterampilan lunak (soft skills) dalam era Industri 4.0 saat ini dengan kualifikasi lulusan yang dibutuhkan pada era Industri 4.0 dengan menggunakan peran pihak di luar kampus.
(Sumber: Building the vital skills for the future of work in operations)
16 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 17
MANFAAT
Bilamana kebijakan MBKM diimplementasikan dengan sukses, terjamin mutunya, dan
berkelanjutan, maka banyak manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi kebijakan ini
antara lain bagi:
MAHASISWA
l Memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya
selama menjalankan pendidikan di PS Sarjana Terapan.
LULUSAN
BAB
l Memperoleh keterampilan kerja khusus dan keterampilan lunak yang relevan untuk
memasuki masyarakat informasi dan Industri 4.0.
II
DOSEN
l Meningkatkan kemampuan pedagogi dan penguasaan substansi pembelajaran.
DUNIA KERJA
l Memperoleh lulusan yang dapat diandalkan menjadi pemimpin masa depan bangsa
yang unggul dan berkepribadian.
18 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 19
IMPLEMENTASI MBKM
Untuk dapat mengimplementasi disiapkan untuk implementasi MBKM
kebijakan MBKM dengan efektif, efisien, secara umum; (2) Berbagai contoh pilihan
dan tepat sasaran, maka pada bagian ini aktivitas MBKM; dan (3) Indikator Kinerja
akan dibahas (1) Domain utama yang wajib Utama MBKM.
2.1.
DOMAIN UTAMA DALAM
PELAKSANAAN MBKM
2) PADA TINGKAT PENYELENGGARA PROGRAM STUDI
Untuk dapat mengimplementasikan Kebijakan MBKM, parameter berikut perlu
disiapkan oleh perguruan tinggi: a. Memastikan bahwa CPL harus tetap dipenuhi.
DOMAIN 1 1) PADA TINGKAT INSTITUSI b. Memetakan transisi kurikulum yang konvensional menjadi kurikulum yang dapat
memfasilitasi MBKM, khususnya berbagai mata kuliah yang dapat dilibatkan
– KEPEMIMPINAN dalam MBKM, minimal meliputi:
DAN a. Memastikan semua pemangku kepentingan memahami filosofi MBKM.
MANAJEMEN l Melakukan analisis organisasi mata kuliah terhadap CPL prodi (Hasil Belajar,
MBKM b. Melakukan pemetaan kondisi eksisting terhadap pencapaian tiga Indikator Kinerja Bahan Kajian pembentuk mata kuliah, mata kuliah prasyarat).
Utama (IKU) MBKM dari delapan IKU yang ditetapkan pemerintah.
l Menentukan mata kuliah unggulan prodi yang akan ditawarkan antar prodi dan/
c. Merumuskan kebijakan dan regulasi perancangan, strategi pelaksanaan, dan penja- atau antar PT untuk pelaksanaan MBKM.
minan mutu MBKM untuk mencapai tiga IKU dan sesuai dengan SN Dikti.
l Melakukan kajian mata kuliah yang dapat dikembangkan/dikuatkan lebih lanjut
d. Membangun kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan pelaksanaan melalui kegiatan MBKM.
MBKM (industri, regulator, KKN tematik, dll).
l Menentukan jumlah sks yang akan disetarakan dengan kegiatan MBKM.
l Melakukan kajian atau perumusan sistem konversi kegiatan MBKM ke dalam sks
mata kuliah di program regular.
20 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 21
c. Menyiapkan prosedur operasi baku untuk:
l Memfasilitasi dan memberikan pengakuan sks bagi mahasiswa yang akan
mengambil pembelajaran lintas prodi dalam Perguruan Tinggi sendiri atau
Perguruan Tinggi lain.
DOMAIN 3
2.2.
a. Menyusun aturan dan pedoman etika dosen, praktisi, dan mahasiswa untuk mewu-
– PENJAMINAN judkan pelaksanaan MBKM yang berkualitas.
MUTU
b. Menyusun manual mutu dan dokumen Prosedur Operasi Baku (POB) pelaksanaan BERBAGAI CONTOH PILIHAN
AKTIVITAS MBKM
MBKM.
1) Semua aktivitas MBKM bersifat institusional dan dinaungi oleh kebijakan, regulasi,
panduan operasional dan sistem penjaminan mutu PTV.
22 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 23
3) PPS wajib melakukan pembekalan kepada setiap mahasiswa yang akan disertakan
dalam MBKM, minimal mencakup:
a. Mencari mitra yang relevan dengan kualitas pengembangan SDM yang baik.
b. Menuangkan bentuk kerja sama PTV dengan perguruan tinggi atau lembaga lain
yang dapat berupa nota kesepahaman, surat perjanjian kerja, surat referensi, surat
rekomendasi atau bentuk lainnya yang saling diakui.
24 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 25
2. Pembelajaran melalui proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan 3.
MEMBANGUN atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur ASISTENSI
Kegiatan pembelajaran dalam bentuk asistensi mengajar dilakukan oleh
DESA/ dan lainnya, yang dilakukan dengan cara memberikan pengalaman belajar MENGAJAR
mahasiswa di sekolah dasar, menengah, maupun atas. Sekolah tempat
KULIAH kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus, yang DI SATUAN praktik mengajar dapat berada di lokasi kota maupun di daerah terpencil.
KERJA NYATA secara langsung bersama-sama masyarakat mengidentifikasi potensi dan PENDIDIKAN
TEMATIK menangani masalah sehingga diharapkan mampu mengembangkan potensi TINGGI
(KKNT) desa/daerah dan meramu solusi untuk masalah yang ada di desa.
Memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam
Mengasah softskill kemitraan, kerja sama tim lintas disiplin/keilmuan bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam
TUJUAN (lintas kompetensi), dan leadership mahasiswa dalam mengelola program
TUJUAN ilmunya dengan cara menjadi guru di sekolah, serta membantu
pembangunan di wilayah perdesaan. meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, serta relevansi pendidikan
l Mahasiswa wajib tinggal (live in) pada lokasi yang telah ditentukan. dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan perkembangan zaman.
l Social Investment. INDIKATOR yang disampaikan oleh Mitra Satuan Pendidikan. (IKU2).
26 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 27
4. 5.
Kegiatan penelitian mahasiswa di luar program studi.
PERTUKARAN Kegiatan pembelajaran di luar program studi yang sifatnya resiprokal. PENELITIAN/
PELAJAR RISET l Meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi peneliti.
l Membangun jejaring pertemanan secara nasional dalam koridor
l Meningkatkan kualitas penelitian mahasiswa.
meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
l Meningkatkan kompetensi penelitian mahasiswa.
l Membangun wawasan kebangsaan melalui internalisasi budaya TUJUAN l Meningkatkan ekosistem dan kualitas riset di Lembaga riset/pusat
nusantara, pandangan, agama, dan kepercayaan yang beragam, studi dengan memberikan sumber daya peneliti dan regenerasi
dalam rangka meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan peneliti sejak dini.
TUJUAN bangsa melalui jalinan pertukaran budaya dengan mahasiswa di
berbagai PT di dalam negeri. l Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian/riset memenuhi maksimal 1
l Membangun wawasan global melalui jalinan pertukaran budaya (satu) semester. (IKU 2).
dengan mahasiswa asing di PT luar negeri.
PERSYARATAN l Adanya asesmen minat mahasiswa di bidang penelitian.
KHUSUS l Mahasiswa telah lulus pembekalan etika dan kapasitas untuk melaku-
l Meningkatkan kompetensi dari sumber belajar yang lebih
kan penelitian ilmiah.
beragam.
28 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 29
8. Kegiatan sosial untuk sebuah Yayasan atau organisasi kemanusiaan yang
PROYEK disetujui perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
KEMANUSIAAN
l Menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai kemanu-
siaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
TUJUAN l Melatih mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan
menyelami permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi
sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.
7. Studi/proyek independen merupakan salah satu bentuk kegiatan Di luar contoh-contoh di atas, PTV pemerintah, yang dijelaskan pada Bab III.
STUDI/PROYEK pembelajaran untuk memfasilitasi mahasiswa yang memiliki passion untuk dapat mendesain aktivitas lain yang lebih Pada saat ini, Pemerintah telah
INDEPENDEN mewujudkan karya besar yang dilombakan di tingkat nasional/internasional efektif dan efisien, namun tetap dalam menetapkan delapan Indikator Kinerja
atau karya dari ide yang inovatif. Idealnya, studi/proyek independen kerangka pencapaian Visi, Misi PTV, CPL Utama dalam implementasi MBKM, sbb.:
dijalankan untuk menjadi pelengkap dari kurikulum yang sudah diambil program studi, serta IKU yang ditetapkan
oleh mahasiswa. Perguruan tinggi/fakultas/jurusan juga dapat menjadikan
studi independen untuk melangkapi topik yang tidak termasuk dalam
jadwal perkuliahan, tetapi masih tersedia dalam silabus program studi atau Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3/M/2021 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi
fakultas. Kegiatan proyek independent dapat dilakukan dalam bentuk kerja Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021:
kelompok lintas disiplin keilmuan.
1 Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak.
l Mewujudkan gagasan mahasiswa dalam mengembangkan produk
inovatif yang menjadi gagasannya. 2 Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus.
TUJUAN l Menyelenggarakan pendidikan berbasis riset dan pengembangan (R&D).
l Meningkatkan prestasi mahasiswa dalam ajang nasional dan 3 Dosen Berkegiatan di Luar Kampus.
internasional.
4 Praktisi Mengajar di Dalam Kampus.
l Waktu pelaksanaan kegiatan studi/proyek independen memenuhi
PERSYARATAN
maksimal 1 (satu) semester. (IKU 2). 5 Pemanfaatan Hasil Kerja Dosen.
l Proyek berbasis lintas disiplin di dalam atau di luar PTV.
KHUSUS l Wajib ada pembimbing koordinator untuk memastikan kelancaran 6 Program Studi Bekerja Sama dengan Mitra Kelas Dunia.
aktivitas lintas disiplin.
7 Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif.
l Mahasiswa (dapat bersama kelompok) menghasilkan minimal 1 (satu)
INDIKATOR produk inovatif, dan produk tersebut diikutsertakan dalam lomba
KEBERHASILAN 8 Program Studi Berstandar Internasional.
tingkat nasional atau internasional.
30 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 31
PTV perlu melakukan pemetaan terhadap aktivitas yang dijalankan terhadap capaian
IKU ini, khususnya IKU untuk MBKM adalah :
l Nomor enam: Program Studi Bekerja Sama dengan Mitra Kelas Dunia
BAB
IKU 2, IKU 7 IKU 2, IKU 6, IKU 7 IKU 2, IKU 6, IKU 7 IKU2, IKU6
Bilamana ada IKU yang tidak tercakup dalam kegiatan MBKM yang sedang dijalankan
oleh PTV, maka PTV harus segera mendesain aktivitas MBKM untuk mencapai IKU
tersebut.
III
32 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 33
Perubahan akan terjadi pada (a) dan Dokumen POB Evaluasi pemenuhan
Tahap Konstruksi dan Pra-Uji yaitu pada CPL per semester; serta (c) Tahap Evaluasi
Struktur Kurikulum dan Dokumen RPS; Kurikulum setelah MBKM dijalankan pada
(b) Tahap Implementasi khususnya pada durasi minimal satu angkatan kelulusan,
POB penilaian akhir semua mata kuliah sebagaimana dapat dilihat pada ilustrasi
Yang Berubah:
Yang Tetap:
III. Tahap Konstruksi dan Pra-uji
I. Tahap Analisis Konsiderans
IV. Tahap Implementasi
II. Tahap Model dan Desain
V. Evaluasi Kurikulum
KE DALAM KURIKULUM
3. Implementasi pembelajaran MK
peningkatan CPL, tidak boleh yang ikut MBKM dan semua
penurunan CPL manajemen pendukungnya
MBKM adalah sebuah kebijakan yang menggunakan kerja sama dengan mitra Perubahan pada Tahap Konstruksi dan Pra-Uji dan Tahap Implementasi kurikulum
diluncurkan Kementerian Pendidikan, PTV. dengan diberlakukannya MBKM pada PS Sarjana Terapan akan mengubah beberapa hal
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk Perancangan kurikulum PS-PTV hingga sebagai berikut:
mempercepat pencapaian kompetensi yang implementasi dan evaluasinya, mencakup
dibutuhkan pada era Industri 4.0 dengan tahapan berikut:
1 Bahan kajian yang menjadi dasar mata kuliah dan RPS mata kuliah yang terlibat dalam
MBKM.
2
Pembelajaran Lulusan PS-PTV. Manajemen pembelajaran yang terlibat dalam menyediakan fasilitas pembelajaran MBKM
bagi PTV, khususnya dalam mengkinikan administrasi pendidikan dan sistem informasi
II Tahap Model dan Desain, dengan luaran: Dokumen Rumusan Capaian Pembelajaran
Lulusan PS-PTV.
akademik.
3
Manajemen SDM dosen dan tenaga kependidikan karena adanya sebagian dari dosen dan
III Tahap Konstruksi dan Pra-Uji, dengan luaran: Dokumen Struktur Kurikulum, Dokumen
Rancangan RPS, dan Dokumen RPS.
tenaga kependidikan yang ikut serta dalam MBKM, khususnya dalam peningkatan kuali-
fikasi dan kompetensi dosen dan manajemen penghargaan.
IV Tahap Implementasi dengan luaran: Dokumen Prosedur Operasi Baku (POB) Penilaian
akhir semua mata kuliah dan Dokumen POB Evaluasi pemenuhan CPL per semester. 4 Manajemen keuangan dalam hal pembiayaan pembelajaran berbasis MBKM.
Dari ke lima tahapan tersebut, maka merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan 6 Sarana pembelajaran, pembiayaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, dan kuali-
fikasi dosen dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam menyediakan fasilitas pembe-
Tahap I dan Tahap II yang menghasilkan tidak berubah dengan diberlakukannya lajaran MBKM bagi PT lain dapat berubah karena harus menyesuaikan kebutuhan proses
rumusan CPL PS Sarjana Terapan, yang MBKM pada PS Sarjana Terapan. pembelajaran yang melibatkan mahasiswa dari luar PT.
34 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 35
Perubahan-perubahan tersebut wajib dilakukan dengan tetap merujuk pada Standar
Isi Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian Pembelajaran,
MAHASISWA
Standar Sarana Pembelajaran, Standar Pembiayaan Pembelajaran, Standar Pengelolaan
Pembelajaran, dan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan.
Gambar 6: Interaksi
antar mahasiswa,
KOMPETENSI DOSEN DAN TENAGA dosen, dan PPS
LULUSAN PENDIDIKAN
Gambar 5: Standar Nasional Pendidikan Mahasiswa dapat memetakan beberapa Animasi yang diselenggarakan di PT nya
mata kuliah (MK) selain Mata Kuliah Wajib memerlukan pemberdayaan terkait dengan
Umum (Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, 3D-modeller. Mahasiswa berinisiatif untuk
TRANSISI STRUKTUR MATA KULIAH dan Bahasa Indonesia) yang disediakan oleh mencari mata kuliah yang serupa dari PT
PPS yang dapat diambil di luar program dalam dan luar negeri dengan RPS yang
UNTUK MEMFASILITASI MBKM studi di PT yang sama atau PT yang berbeda, lebih lengkap dan mengandung materi
karena RPS mata kuliah yang di luar program 3D-modeller. Bila insiatif ini berhasil, maka
Rumusan Capaian Pembelajaran rentang konversi beban belajar pada studi tersebut untuk dapat menambah mahasiswa dapat berkonsultasi untuk
Lulusan (CPL) merupakan kriteria minimal aktivitas MBKM di luar program studinya kompetensinya. mendaftarkan mata kuliah tersebut sebagai
tentang kualifikasi kemampuan lulusan maksimum 40 sks atau maksimum Contoh: mahasiswa menyatakan salah satu aktivitas MBKM yang akan
program studi yang mencakup ranah 27% dari pembelajaran yang diberikan bahwasanya mata kuliah Metode dilakukannya. Apabila terdapat perbedaan
sikap, keterampilan umum, keterampilan oleh PPS, maka PPS tidak perlu untuk Desain pada program Sarjana Terapan beban sks sebagai berikut:
khusus, dan pengetahuan. Ranah sikap merombak struktur kurikulum secara
dan keterampilan umum mengacu pada menyeluruh. l MK Metode Desain PS Sarjana Terapan berbobot 2 sks.
SN Dikti sebagai standar minimal, yang PPS wajib memahami bahwa esensi
memungkinkan ditambah oleh prodi untuk MBKM adalah pembelajaran berpusat pada l MK Metode Desain (Design Methods) dari PS Bachelor of 3-D-Design berbobot 3
memberi ciri lulusan perguruan tingginya. mahasiswa. Setiap mahasiswa mempunyai sks, Maka PPS melalui dosen pengampu MK dapat mengakui sks dari MK Metode
Sedangkan aspek keterampilan khusus hak untuk memperkaya kompetensinya Desain (Design Methods) PS Bachelor of 3-D Design sama dengan 3 sks atau mini-
dan pengetahuan dirumuskan dengan dengan kompetensi yang dibutuhkan mal 2 sks.
mengacu pada deskriptor KKNI sesuai untuk yang bersangkutan memasuki dunia
dengan jenjang pendidikannya. Kalimat kerja. Walaupun demikian, mahasiswa
dalam rancangan CPL harus disusun tetap harus dibimbing dalam proses Dalam pelaksanaannya, dosen pendam dengan mengganti mata kuliah di PS
dengan jelas, dapat diamati, dapat diukur, pengkayaan tersebut oleh dosen, agar ping perlu memonitor proses pembelajaran Sarjana Terapan yang dijalani dengan
dapat dicapai dalam proses pembelajaran, dapat menggunakan kebebasan yang mahasiswa yang mengambil MK dari luar Pertukaran Pelajar atau Studi Independen,
dapat didemonstrasikan, dan dapat dinilai disediakan dalam kebijakan MBKM secara program studi. Aktivitas monitoring ini atau Proyek Kemanusiaan. Mahasiswa juga
pencapaiannya. bermakna dan berujung pada peningkatan akan bermakna bagi dosen dalam mening- boleh menambah beban belajarnya akibat
Karena kualitas CPL minimal harus kompetensi yang diharapkan oleh katkan kapasistas dosen pengampu. adanya aktivitas MBKM asalkan masih
sama atau meningkat dalam implementasi mahasiswa, namun tetap dalam koridor Mahasiswa juga dapat mengusulkan dalam koridor kemampuan mahasiswa
kebijakan MBKM, dan karena porsi pemenuhan CPL PS Sarjana Terapan yang aktivitas yang lebih bermakna bagi dirinya sesuai dengan SN Dikti.
pelaksanaan MBKM hanya mencakup diikutinya.
36 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 37
Berikut ini contoh pelaksanaan MBKM Sarjana Terapan dengan 144 sks. Mahasiswa
apabila PPS melaksanakan kebijakan MBKM mengambil 24 sks dengan komposisi 10
berpusat pada mahasiswa. Dalam contoh sks bersifat pemberdayaan MK dan 14 sks
berikut, digunakan contoh kurikulum dengan penggantian aktivitas lain.
38 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 39
PENYELENGGARA PROGRAM
STUDI SARJANA TERAPAN
PPS Sarjana Terapan sangat terbiasa dilaksanakan dengan jaminan tidak mengubah
dengan proses pembelajaran berbasis periode pengambilan MK MBKM pada kondisi
paket-paket sks karena ketetapan dalam normal. Apabila pada contoh sebelumnya
menyediakan sumber daya, baik dosen untuk MK AA pada semester empat dalam
maupun sarana praktikum dengan rasio yang struktur kurikulum akan dimaknai sebagai
ketat sehingga proses pembelajaran di PS aktivitas MBKM, maka aktivitas pemberdaya
Vokasi sangat berorientasi pada ketepatan atau pengganti MK tersebut harus dilakukan
waktu penyelesaian bagi mahasiswa pada pada semester yang sama.
satu angkatan agar tidak terjadi penumpukan Karena keterbatasan di atas, maka
mahasiswa pada satu mata kuliah tertentu. seringkali PPS hanya menyediakan paket
DOSEN Hal ini berbeda dengan sistem non- semester bebas yang bisa digunakan oleh
paket yang masih dapat mengakomodasi mahasiswa melakukan aktivitas MBKM,
Kebijakan MBKM juga bermanfaat sangat dibutuhkan ke depan (era Industri mahasiswa untuk mengambil MK pada diluar Mata Kuliah Wajib Umum (Agama,
bagi dosen untuk memperkaya RPS dan 4.0) atau bahkan mata kuliah ini dapat angkatan mahasiswa yang berbeda-beda. Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa
memberdayakan sumber belajar dari luar digantikan dengan mata kuliah lain. Dengan demikian, MBKM berbasis Indonesia), sebagaimana dinyatakan di
sehingga setiap pengampu mata kuliah Khusus untuk Mata Kuliah Wajib Umum mahasiswa dan dosen di atas masih dapat dalam ketiga alternatif di bawah ini.
perlu melakukan evaluasi diri apakah (Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan
RPS mata kuliah yang diampu sudah Bahasa Indonesia), proses peningkatan
memadai, memerlukan pemberdayaan kualitas wajib dilakukan, namun tidak
dalam mencapai kompetensi kerja yang menggunakan aktivitas MBKM.
ALTERNATIF I ALTERNATIF II ALTERNATIF III
Semester sks Aktivitas Semester sks Aktivitas Semester sks Aktivitas
l Contoh kasus 1: 1 18 1 18 1 18
Hasil evaluasi terkait dengan RPS mata kuliah Pengantar Akuntansi perlu dilakukan
2 18 2 18 2 18
pemberdayaan dengan memasukkan kompetensi akuntansi yang menyangkut transaksi
digital. 3 18 3 18 3 18
l Contoh kasus 2: 4 18 4 18 4 18
Hasil evaluasi terkait dengan RPS mata kuliah Perancangan Tata Letak Pabrik pada
5 20 Magang 5 18 5 20 Magang
PS Sarjana Terapan dapat digantikan dengan Mata Kuliah Desain Tata Ruang Industri
berbasis Robotik dan Otomasi yang mengasah kemampuan dalam merancang pabrik 6 18 MBKM lain 6 18 MBKM lain 6 18
pada era digital. 7 20 Magang 7 20 Magang 7 20 MBKM lain
8 14 8 16 8 14
Pada kedua contoh di atas, apabila MK yang diampunya mengikuti MK di luar
Total sks 144 58 Total sks 144 38 Total sks 144 40
sumber belajar (dosen dan sarana praktik) program studi secara daring, dosen tetap
tidak dapat mendukung dalam pencapaian melakukan monitoring terhadap partisipasi
kompetensi yang ditargetkan, maka mahasiswa dalam kuliah, memberikan
aktivitas MBKM dapat dilakukan dengan tugas, membimbing diskusi atas Pada alternatif 1, PPS menyediakan 2 PTV dan atau prodi yang sama atau lain di
memfasilitasi mahasiswa mengambil mata pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan (dua) semester untuk Magang dengan PTV lain atau bentuk pembelajaran MBKM
kuliah yang sama atau serupa di program oleh mahasiswa atas materi yang dipelajari, durasi masing-masing 6 (enam) bulan lainnya seperti Membangun Desa/KKNT,
studi yang sama atau berbeda pada PT memberikan ujian, dan menilai. yaitu di semester 5 dan 7 sehingga total 2 Proyek Independen dll. Sedangkan untuk
lain yang mengandung kompetensi yang PPS mengakui aktivitas ini sebagai (dua) semester atau 12 (dua belas) bulan Magang dilaksanakan di semester 7 selama
ditargetkan dengan bimbingan dosen aktivitas MBKM dan dosen maupun (setara dengan 40 sks) dan satu semester 6 (enam) bulan (setara dengan 20 sks).
pengampu mata kuliah PPS. mahasiswa mendapat manfaat besar dari lagi di semester 6 untuk melaksanakan Pada alternatif 3, Magang dilakukan pada
Dosen perlu mencari mata kuliah serupa peningkatan kompetensi, dan apabila aktivitas MBKM lain yang dapat berupa semester 5 selama 6 (enam) bulan (setara
dengan RPS yang lebih memperkuat proses pembelajaran ini diselenggarakan memilih mata kuliah di prodi lain di dalam dengan 20 sks) dan MBKM lain di semester
kompetensi, kalau dimungkinkan di PT luar oleh PT lain, maka baik dosen maupun PTV dan atau prodi yang sama atau lain 7 berupa memilih mata kuliah di prodi lain
negeri dengan kualitas lebih unggul, yang mahasiswa dapat secara bersama-sama di PTV lain. Sedangkan pada alternatif 2 di dalam PTV dan atau prodi yang sama
dapat memberikan pembelajaran secara meningkatkan kapasitas berkomunikasi dan 3, PPS menyediakan masing-masing atau lain di PTV lain atau bentuk pembela-
daring dan asynchronous dan mencatatkan dalam Bahasa Inggris. Contoh perubahan 1 (satu) semester untuk melaksanakan jaran MBKM lainnya seperti Membangun
perencanaan pembelajaran daring dari PT pada struktur kurikulum serupa dengan magang dan aktivitas MBKM lain. Pada Desa/KKNT, Proyek Independen dll.
lain sebagai aktivitas MBKM. organisasi MK yang berpusat pada alternatif 2, kegiatan MBKM lain berupa Keuntungan menggunakan struktur
Dosen bersama-sama mahasiswa pada mahasiswa di atas. memilih mata kuliah di prodi lain di dalam seperti di atas, PPS dapat lebih mudah
40 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 41
PERHITUNGAN KUANTITATIF
PENGAKUAN KREDIT
Apabila satu aktivitas MBKM dilakukan kerja per minggu, dan minimal 8 (delapan)
dalam 1 (satu) semester penuh, maka jam kerja per hari.
aktivitas tersebut dapat diakui paling Apabila satu aktivitas MBKM dilakukan
banyak 20 (dua puluh) satuan kredit kurang dari 1 (satu) semester penuh, maka
semester, sesuai dengan perhitungan perhitungan pengakuan kredit dilakukan
beban belajar yang ada di Permendikbud dengan menghitung jumlah jam aktivitas
No. 3 Tahun 2020. Dengan ketentuan yang dilakukan oleh mahasiswa dan beban
dalam 1 (satu) bulan, mahasiswa belajar ini kemudian di konversi dengan
mengikuti aktivitas MBKM selama 4 rumus: Jam kegiatan/16 (minggu)/40 jam
(empat) minggu per bulan, 5 (lima) hari per minggu.
CONTOH 1 CONTOH 2
Durasi Satuan Parameter Durasi Satuan Parameter
mengendalikan aktivitas MBKM yang mengambil MK yang sangat dibutuhkan 2 Bulan 6 Bulan
dilaksanakan pada semester tertentu. namun MK tersebut terdapat pada
Kelemahan dari mekanisme ini adalah semester-semester tertutup dari aktivitas 8 Minggu (1 Bulan: 4 Minggu) 24 Minggu (1 Bulan: 4 Minggu)
mengunci kebebasan mahasiswa untuk MBKM. 40 Hari (1 Minggu: 5 hari) 120 Hari (1 Minggu: 5 hari)
320 Jam (1 hari: 8 Jam) 960 Jam (1 hari: 8 Jam)
19200 Menit (1 jam: 60 menit) 57600 Menit (1 jam: 60 menit)
ASESMEN DAN 7 sks (1 sks= 170 menit*16 x) 21 sks (1 sks= 170 menit*16 x)
PENGAKUAN KREDIT Pada contoh 1, aktivitas MBKM maksimum 7 sks. Dengan perhitungan
dilakukan selama satu semester namun yang sama, aktivitas magang misalnya,
tidak delapan jam perhari dan tidak yang dilakukan selama enam bulan penuh,
Pengakuan kredit atas aktivitas MBKM MBKM ke dalam mata kuliah dan nilai dilakukan setiap hari. Total waktu yang setara dengan 21 sks, namun pengakuan ke
mahasiswa mengikuti peraturan akademik yang diberikan pada aktivitas tersebut dihabiskan adalah 2 bulan atau 320 sistem akademik PPS hanya diperbolehkan
yang ditetapkan oleh PPS Sarjana Terapan, wajib disepakati antara PPS dan Mitra jam, maka aktivitas ini dapat dikonversi maksimum 20 sks.
sedangkan asesmen konversi aktivitas sebelum aktivitas dijalankan.
42 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 43
PENILAIAN KEBERHASILAN Prinsip-prinsip penilaian berikut wajib dijadikan landasan dalam membuat
rubrik penilaian.
Aktivitas MBKM terkait dengan langsung mendapatkan nilai sesuai dengan
pertukaran pelajar yang fokus pada belajar
mata kuliah dari sumber yang lain dapat
skala nilai yang dimiliki oleh PPS. Namun
untuk aktivitas MBKM lainnya: 1 Edukatif: penilaian bersifat memotivasi mahasiswa agar mampu memperbaiki
perencanaan dan cara belajar dan meraih capaian pembelajaran lulusan.
Asistensi Mengajar 2 Otentik: penilaian berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil
belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
di Satuan Pendidikan
3
Objektif: penilaian yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara dosen,
pembimbing dari pihak mitra, dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas
Membangun Desa/
penilai dan yang dinilai.
KKN Tematik
Penelitian/Riset
4 Akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria
yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.
5
Transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses
oleh semua pemangku kepentingan.
Kegiatan Wirausaha Selain dalam bentuk pengakuan kredit dan nilai, pengakuan bagi mahasiswa yang
mengikuti MBKM dapat disampaikan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
Studi/Proyek Independen
Proyek Kemanusiaan
Magang/Praktik Kerja
Maka PPS dapat memberikan nilai untuk telah disepakati terlebih dahulu antara PTV
aktivitas MBKM yang tidak berkorelasi dan Mitra serta telah dipahami dengan baik
langsung dengan sebuah mata kuliah oleh para dosen, pembimbing dari mitra,
konvensional ini dengan menyatakan dan mahasiswa peserta MBKM.
mahasiswa lulus atau tidak lulus, diberikan Untuk penilaian apakah aktivitas
pengakuan sks dengan nilai, sehingga tersebut bernilai A, B, atau C, maka rubrik
perhitungan IPK mengikutsertakan penilaian harus dirinci lebih jauh dalam
aktivitas ini. mengukur kualitas dengan skala, misalnya,
Pernyataan lulus atau tidak lulus Sangat Baik (A), Baik (B), dan Cukup (C).
kegiatan bergantung pada pemenuhan Rubrik dapat dibuat holistik, analitik, atau
indikator keberhasilan sebagaimana berbasis persepsi dengan skala tertentu
dinyatakan dalam BAB III, dan sangat baik yang kemudian dapat dikonversi menjadi
apabila digunakan rubrik penilaian yang nilai dan peringkat nilai (grade).
44 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 45
DOKUMEN IMPLEMENTASI MBKM
DALAM KURIKULUM PTV
Pemerintah saat ini telah meluncurkan Pada bagian ini disampaikan salah satu
pemanfaatan anggaran yang dikaitkan alternatif rancangan isi dokumen imple-
dengan implementasi MBKM pada mentasi MBKM dalam kurikulum PTV yang
Perguruan Tinggi Negeri Vokasi (PTNV) di dapat dipadularaskan lebih lanjut oleh PTV
seluruh Indonesia yang dapat saja di waktu sesuai dengan visi, misi, sasaran strategis,
mendatang diperluas untuk seluruh PTV. dan kebutuhan pemangku kepentingan.
1 Identitas Program Studi – berisi identitas Program Studi meliputi: Nama Perguruan
Tinggi, Jurusan, Program Studi, Akreditasi, Jenjang Pendidikan, Gelar Lulusan, Visi dan
Misi.
2 Landasan hukum.
5 Daftar Mata Kuliah Program Studi yang dilengkapi dengan persentase komposisi Teori dan
Praktik serta penjelasan Mata Kuliah (Wajib, Pilihan, MBKM).
7
Lampiran (Kebijakan PTV, Regulasi PTV, Panduan PTV, Prosedur Operasi Baku
pelaksanaan MBKM di berbagai program studi PTV, serta Rencana dan Realisasi Anggaran
implementasi MBKM).
46 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 47
JMH DAFTAR MATA KULIAH PRODI SARJANA TERAPAN MK DENGAN PROSES PEMBELAJARAN MBKM
SMT SKS MK
MK WAJIB MK WAJIB UMUM
MK 1 MK 2 MK 3 MK 4 MK 5 MK 6 MK 7- PANCASILA
I 18 7
3 SKS 3 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS 2 SKS
MK 8 MK 9 MK 10 MK 11 MK 12 MK 13 MK 14- AGAMA
II 18 7
3 SKS 3 SKS 2 SKS 3 SKS 2 SKS 3 SKS 2 SKS
MK 15 MK 16 MK 17 MK 18 MK 19 MK 20 MK 21- KEWARGANEGARAAN
III 18 7
3 SKS 3 SKS 2 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS
MK 22 MK 23 MK 24 MK 25 MK 26 MK 27 MK 28 - BAHASA INDONESIA
IV 18 7 PTV PT LAIN NON-PT
3 SKS 3 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS 2 SKS
MK 29 MK 30 MK 31 MK 32 MK 33 MK 34 MK 29 MK 30 MK 32 MK 33
V 18 6
3 SKS 4 SKS 2 SKS 3 SKS 4 SKS 3 SKS 3 SKS 4 SKS 3 SKS 4 SKS
MK 35 MK 36 MK 37 MK 38 MK 39 MK 40 PENGGANTIAN
VI 18 6 PEMBERDAYAAN SUBSTANSI
3 SKS 3 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS SUBSTANSI
VII 20 1
20 SKS 20 SKS
MK 43 MK 44 MK 45 MK 43 MK 44
TUGAS AKHIR
VIII 16 4 PILIHAN PILIHAN PILIHAN PILIHAN PILIHAN
48 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 49
MK DENGAN PROSES PEMBELAJARAN MKBM
DAFTAR MATA KULIAH PRODI SARJANA TERAPAN
SMT SKS JMH PTV PT lain NON-PT
MK
MK WAJIB MK WAJIB UMUM
MK 1 MK 2 MK 3 MK 4 MK 5 MK 6 MK 7- PANCASILA
I 18 7
3 SKS 3 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS 2 SKS
MK 10 MK 11 MK 10 MK 11
MK 8 MK 9 MK 12 MK 13 MK 14- AGAMA
II 18 7
3 SKS 3 SKS 2 SKS 3 SKS 2 SKS
2 SKS 3 SKS 2 SKS 3 SKS
MK 22 MK 23 MK 24 MK 25 MK 26 MK 27 MK 28 - BAHASA INDONESIA MK 24
IV 18 7
3 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS 2 SKS
3 SKS 3 SKS
MK 33 PEMBERDAYAAN
MK 29 MK 30 MK 31 MK 32 MK 34 MK 33
V 18 6 SUBSTANSI
3 SKS 4 SKS 2 SKS 3 SKS 4 SKS 3 SKS
4 SKS
MK 35 MK 36 MK 37 MK 38 MK 39 MK 40 PENGGANTIAN
VI 18 6
3 SKS 3 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS 2 SKS SUBSTANSI
MK 41 - MAGANG (6 BULAN)
MK 41 - MAGANG
VII 20 1
20 SKS
20 SKS
TUGAS AKHIR MK 43 MK 44 MK 45 MK 43 MK 44
VIII 16 4 PILIHAN PILIHAN
8 SKS 3 SKS 3 SKS 2 SKS
3 SKS 3 SKS
PENGGANTIAN SUBSTANSI
Gambar 8 - Contoh Peta Kurikulum PS Sarjana Terapan dengan Aktivitas MBKM tersebar di Semester II, IV, V, VII dan
VIII (sistem yang lebih fleksibel)
50 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 51
Pada peta kurikulum implementasi bobot sksnya. Sesuai dengan Permendikbud No. 3 yang berbeda di PT Mitra, atau di Lembaga
MBKM seperti pada Gambar 7 terdapat Pengisian kolom-kolom pada peta Tahun 2020 yaitu Perguruan Tinggi wajib Non-PT.
kolom utama yang menunjukkan kurikulum MBKM tersebut sebaiknya memberikan hak bagi mahasiswa untuk MK dari PS Sarjana Terapan dapat
semester, total sks per semester, dan disertai tanda yang dapat berupa diberi secara sukarela mengikuti aktivitas MBKM diberdayakan oleh MK dari PT Mitra
jumlah mata kuliah (MK) pada semester warna-warna yang berbeda atau bentuk yang dilaksanakan PTV. Namun khusus (dengan sks dan RPS yang serupa namun
tersebut, serta daftar mata kuliah beserta lain untuk menunjukkan: untuk MK Magang, proses pembelajaran memuat kompetensi tambahan yang
ini wajib ditempuh oleh mahasiswa PS disasar) atau dapat digantikan oleh
1 Mata Kuliah Wajib Nasional yang berisi Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU). Sarjana Terapan pada mitra eksternal
selama minimum enam bulan. Magang
MK lain, atau aktivitas MBKM lainnya
seperti Membangun Desa/KKNT, Proyek
2 Mata Kuliah Wajib yang terdiri dari MK Utama, MK Pendukung, dan MK Penciri PTV. selama enam bulan tersebut dapat
disetarakan dengan bobot maksimum 20
Independen, Kegiatan Kewirausahaan, dan
lain-lain.
3 Mata Kuliah Pilihan (disesuaikan dengan kebijakan PTV). sks bilamana dianggap sebagai aktivitas
MBKM. Apabila terdapat kesulitan dalam
Setelah pembuatan peta kurikulum
selesai, maka dilanjutkan dengan
52 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 53
CONTOH FORMAT TABEL DAFTAR MATA KULIAH
PROGRAM STUDI SELAMA 8 SEMESTER
SEMESTER I
KODE MATA NAMA MATA SKS JAM PER MINGGU TOTAL
TOTAL SKS KETERANGAN
KULIAH KULIAH JAM
TEORI PRAKTIK TEORI PRAKTIK
BAB
PERSENTASE …….. …….. …….. …….. …….. ……..
SEMESTER II
IV
NAMA MATA SKS JAM PER MINGGU TOTAL
KODE MATA KULIAH TOTAL SKS KETERANGAN
KULIAH JAM
TEORI PRAKTIK TEORI PRAKTIK
Kolom keterangan diisi dengan: MK Wajib/MK Pilihan/MK MBKM dan bentuk aktivitasnya
Adapun rekapitulasi yang diletakkan di akhir dari daftar mata kuliah per semester
dimaksudkan agar dapat diketahui komposisi antara teori dan praktik secara
keseluruhan selama 8 (delapan) semester karena untuk PS Sarjana Terapan komposisi
praktik harus lebih besar dari pada teori.
54 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 55
PENJAMINAN c Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yaitu kegiatan sistemik penjaminan mutu
pendidikan tinggi oleh setiap Perguruan Tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan
MUTU
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
d
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yaitu kegiatan penilaian melalui akreditasi
untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu program studi dan Perguruan
Tinggi.
Sistem penjaminan mutu di pendidikan tinggi merujuk kepada :
b Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan tinggi. Dalam melakukan penjaminan mutu
digunakan siklus PPEPP, yaitu Penetapan
siklus PPEPP maka setiap standar
akan menghasilkan countinous quality
c Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan
Tinggi.
- Pelaksanaan - Evaluasi (pelaksanaan) –
Pengendalian - Peningkatan dari standar.
improvement (CQI) pada semua standar
yang terkait sehingga menghasilkan budaya
Diharapkan dengan melaksanakan mutu di Perguruan Tinggi.
b
Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan tinggi (SPM Dik-
ti) yaitu kegiatan sistemik
untuk meningkatkan mutu
pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelan-
jutan.
56 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 57
Sistem penjaminan mutu kurikulum pendidikan tinggi, pada dasarnya tetap mengikuti
siklus SPMI (PPEPP) yaitu: PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
KEBERHASILAN KUALITATIF
1 PENETAPAN KURIKULUM yang dilakukan setiap minimal 4–5 tahun sekali oleh pimpinan
PT, didasarkan pada CPL program studi yang telah ditetapkan, kemudian dievaluasi mata
kuliah beserta bobotnya, dan dituangkan dalam struktur kurikulum yang terintegrasi.
1) Pada tingkat institusi
2 PELAKSANAAN KURIKULUM dilakukan melalui proses pembelajaran yang wajib a. Memastikan semua pemangku kepentingan memahami
mencapai target CPL program studi ataupun kemampuan akhir yang direncanakan pada filosofi MBKM Sosialisasi MBKM kepada seluruh civitas akademi-
setiap tahapan pembelajaran dalam mata kuliah (CPL yang dibebankan pada mata kuliah). ka dan para Mitra.
4 PENGENDALIAN PELAKSANAAN KURIKULUM dilakukan setiap semester dengan untuk mencapai 3 (tiga) IKU dan sesuai dengan SN Dikti.
acuan indikator hasil pengukuran ketercapaian CPL. Pengendalian kurikulum dilakukan
oleh Program Studi yang dimonitor dan dibantu oleh unit/lembaga penjaminan mutu d. Membangun kerja sama dengan seluruh pemangku
Perguruan Tinggi. kepentingan pelaksanaan MBKM (industri, regulator, Dokumen Kerja Sama.
KKN tematik, dll).
l Menentukan jumlah sks yang akan disetarakan Dokumen Peta Organisasi MK dengan implementasi
dengan kegiatan MBKM. MBKM.
l Melakukan evaluasi dan meningkatkan penggunaan Dokumen analisis efisiensi penggunaan teknologi
teknologi pembelajaran dalam pelaksanaan MBKM. pembelajaran dalam pelaksanaan MBKM.
58 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 59
PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
KEBERHASILAN KUALITATIF KEBERHASILAN KUALITATIF
a. Menyusun alokasi anggaran untuk investasi infrastruk- Dokumen analisis anggaran untuk MBKM.
l Wajib dilaksanakan minimal 1 (satu) semester 6
tur atau pelaksanaan MBKM. (enam) bulan dan maksimal 2 (dua) semester atau 1 Bukti pelaksanaan magang sesuai dengan durasi.
(satu) tahun.
b. Membentuk unit atau tim kerja untuk mengarahkan dan SK Pimpinan unit atau tim kerja untuk mengarah-
koordinasi pelaksanaan MBKM. kan dan koordinasi pelaksanaan MBKM. l Tempat magang memenuhi kriteria mitra seperti yang
Bukti pelaksanaan magang pada Mitra sesuai
tercantum dalam Kepmendikbud Nomor 3/M/2021.
ketentuan Kepmendikbud Nomor 3/M/2021.
DOMAIN 2 – c. Membangun, menyesuaikan dan/atau menyempurnakan (IKU 6).
administrasi akademik agar memiliki keterandalan yang
SUMBER DAYA tinggi untuk pelaksanaan MBKM, khususnya sistem
Dokumen dan bukti implementasi pemberdayaan
Sistem Informasi Akademik untuk MBKM.
pengakuan aktivitas MBKM ke dalam sks pembelajaran l Mahasiswa (atau bersama kelompok) dapat
yang konvensional. memecahkan minimal 1 kasus/masalah, atau dapat
Dokumen laporan mahasiswa magang.
mengerjakan minimal 1 projek di tempat magang
d. Membangun, menyesuaikan dan/atau menyempurnakan yang dituangkan dalam sebuah laporan. (IKU 7).
Learning Management System (LMS) agar memiliki Dokumen dan bukti implementasi pemberdayaan
keterandalan yang tinggi untuk pelaksanaan aktivitas LMS untuk MBKM.
MBKM yang dilakukan secara daring.
PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
KEBERHASILAN KUALITATIF
PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
KEBERHASILAN KUALITATIF
l Mahasiswa wajib tinggal (live in) pada lokasi yang Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan lokasi
a. Menyusun manual mutu dan Prosedur Operasi Baku Dokumen Manual Mutu dan Prosedur Operasi Baku telah ditentukan . yang ditentukan.
(POB) pelaksanaan MBKM. (POB) implementasi MBKM.
d. Menyusun aturan dan pedoman pembelakan bagi dosen Dokumen pembekalan dosen pembimbing untuk l Jaminan Keamanan dan Keselamatan Mahasiswa Dokumen asuransi kesehatan dan asuransi
pembimbing untuk mewujudkan pelaksanaan MBKM
mewujudkan pelaksanaan MBKM yang berkualitas. (Kondisi Khusus). kecelakaan.
yang berkualitas.
60 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 61
PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
KEBERHASILAN KUALITATIF KEBERHASILAN KUALITATIF
l Waktu pelaksanaan kegiatan pertukaran pelajar l Waktu pelaksanaan kegiatan asistensi mengajar
Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan durasi.
memenuhi maksimal 1 (satu) semester. (IKU 2). di satuan pendidikan memenuhi maksimal 1 (satu) Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan durasi.
semester. (IKU 2).
l Untuk sesama PT di dalam negeri, wajib ada resipro-
Bukti adanya pertukaran mahasiswa antar PT.
kal dalam pertukaran tersebut.
l Wajib difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan
Surat Izin dari Kementerian.
Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
l Mitra pertukaran pelajar memenuhi kriteria
Bukti seleksi Mitra sesuai dengan ketentuan
seperti yang tercantum dalam Kepmendikbud Nomor
Kepmendikbud Nomor 3/M/2021. l Adanya asesmen minat mahasiswa di bidang
3/M/2021. (IKU 6).
pendidikan.
Surat tanda kelulusan calon peserta.
l Prodi mitra/tujuan menerapkan metode pembelajaran
l Mahasiswa telah lulus pembekalan etika dan pedago-
salah satu atau kombinasi dari metode pembelajaran
Bukti proses pembelajaran berbasis pada studi ka- gi dalam mengajar.
pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran
sus atau pembelajaran kelompok berbasis proyek.
kelompok berbasis projek (team-based project).
l Mahasiswa menghasilkan laporan mengajar sesuai
(IKU 7).
dengan format yang disampaikan oleh Mitra Satuan Dokumen laporan mahasiswa.
Pendidikan (IKU2).
l Mahasiswa memperoleh sertifikat pengakuan aktivi-
Sertifikat pengakuan aktivitas bagi mahasiswa.
tas pertukaran pelajar dari PT Mitra. (IKU 7).
l Mahasiswa memperoleh sertifikat pengakuan asis-
Sertifikat pengakuan aktivitas bagi mahasiswa.
tensi mengajar dari Mitra Satuan Pendidikan. (IKU 7).
PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
KEBERHASILAN KUALITATIF PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR
l Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian/riset
KEBERHASILAN KUALITATIF
Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan durasi.
memenuhi maksimal 1 (satu) semester . (IKU 2).
l Waktu pelaksanaan kegiatan wirausaha memenuhi
Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan durasi.
maksimal 1 (satu) semester. (IKU 2).
l Adanya asesmen minat mahasiswa di bidang
penelitian.
Surat tanda kelulusan calon peserta. Surat tanda kelulusan calon peserta.
l Mahasiswa telah lulus pembekalan etika dan kapasi- l Mahasiswa lulus pengetahuan dan uji penyusunan ide
tas untuk melakukan penelitian ilmiah. bisnis atau perencanaan bisnis yang dibimbing oleh
unit kewirausahaan di PTV. Dokumen ide bisnis atau perencanaan bisnis
l Lembaga riset/laboratorium riset memenuhi kriteria
Bukti seleksi Mitra sesuai dengan ketentuan mahasiswa yang dibimbing oleh unit kewira
mitra seperti yang tercantum dalam Kepmendikbud
Kepmendikbud Nomor 3/M/2021. usahaan di PTV.
Nomor 3/M/2021. (IKU 6).
l Wajib ada rubrik asesmen atau ukuran keberhasilan Dokumen mekanisme perhitungan dan pengakuan
l Mahasiswa menghasilkan satu laporan penelitian capaian pembelajaran. sks dan bobot penilaiannya.
Dokumen laporan mahasiswa.
sesuai dengan format yang ditetapkan oleh Mitra.
l Wajib ada mentor kewirausahaan dari pihak mitra. Bukti keterlibatan mentor dari MItra.
62 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 63
PTV dapat merancang parameter penerima perlu melakukan pemetaan
PARAMETER INDIKATOR INDIKATOR indikator keberhasilan lain yang dirasa terhadap aktivitas yang dijalankan terhadap
KEBERHASILAN KUALITATIF perlu dan sesuai deengan kearifan lokal di capaian IKU ini, khususnya tiga IKU untuk
masing-masing PTV. MBKM dan membuat rancangan parameter
l Waktu pelaksanaan kegiatan studi/proyek indepen- Terkait dengan penerimaan anggaran untuk indikator keberhasilannya. Tabel
Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan durasi. MBKM khusus pada PTV, maka PTV berikut dapat digunakan sebagai contoh.
den memenuhi maksimal 1 (satu) semester. (IKU 2).
l Proyek berbasis lintas disiplin di dalam atau di luar Bukti adanya kertas kerja proyek berbasis lintas
PARAMETER INDIKATOR
PTV. disiplin. INDIKATOR
KEBERHASILAN
l Wajib ada pembimbing koordinator untuk memasti-
Bukti pembimbingan oleh koordinator. Jumlah mahasiswa terlibat dalam berbagai aktivitas MBKM di luar PTV.
kan kelancaran aktivitas lintas disiplin.
Jmlah sks per mahasiswa yang terlibat dalam MBKM di luar PTV.
Bukti adanya produk inovasi dan dokumen
l Mahasiswa (dapat bersama kelompok) menghasilkan Mahasiswa Mendapat Pengalaman di
minimal 1 produk inovatif, dan produk tersebut
pendukungnya. IKU 2 Luar Kampus Jumlah program studi yang terlibat dalam aktivitas MBKM di luar PTV.
diikutsertakan dalam lomba tingkat nasional atau
Bukti keikutsertaan mahasiswa di lomba yang Dokumen analisis luaran dari adanya aktivitas mahasiswa belajar di luar PTV terhadap
internasional.
relevan. peningkatan kualitas PTV dan PS Sarjana Terapan terkait.
l Mahasiswa lulus pembekalan dari sisi etik, pengeta- Jumlah program studi yang melaksanakan Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif.
huan, dan kompetensi kerja khusus yang dibutuhkan
Surat tanda kelulusan calon peserta. Jumlah mata kuliah teori yang terlibat.
dalam melaksanakan proyek kemanusiaan dari
organisasi kemitraan yang bekerja sama. IKU 7 Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif
Jumlah mata kuliah praktikum yang terlibat.
l Waktu pelaksanaan kegiatan proyek kemanusiaan Dokumen analisis luaran dari adanya pelaksanaan Kelas yang Kolaboratif dan Partisipat-
Bukti pelaksanaan aktivitas sesuai dengan durasi.
memenuhi maksimal 1 (satu) semester. (IKU 2) if terhadap peningkatan kualitas PTV dan PS Sarjana Terapan terkait.
l Mahasiswa berdedikasi untuk minimal 1 proyek Setelah PTV menetapkan parameter maka PTV menetapkan mekanisme yang
utama, dengan fokus pada penyelesaian masalah indikator keberhasilan, menetapkan paling efektif dan efisien untuk mengukur
sosial (mis. Kurangnya tenaga Kesehatan di daerah, indikator kualitatif atau indikator kuantitatif, ketercapaian indikator tersebut.
pembangunan sanitasi yang tidak memadai), dan Dokumen laporan mahasiswa.
pada pemberian bantuan tenaga untuk meringankan
beban korban bencana yang dituangkan dalam
sebuah laporan. (IKU 7).
64 PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN PANDUAN IMPLEMENTASI MBKM PADA PROGRAM SARJANA TERAPAN 65
RUJUKAN
Ellingrud et al. 2020. Building the vital skills for the future of work ini operations, Mc
Kinsey & Company. https://www.mckinsey.com/business-functions/operations/our-
insights/building-the-vital-skills-for-the-future-of-work-in-operations.
Republik Indonesia. 2012. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.