Makalah MPRD Kel 8
Makalah MPRD Kel 8
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita.
Makalah “Produk & Panduan” disusun guna memenuhi tugas Bapak Dosen Sugeng
pada mata kuliah Metodologi Penelitian Research and Development di UINSI Samarinda.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Produk & Panduan yang harus kita teladani dalam era modern seperti ini.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Sugeng selaku dosen mata
kuliah Metodologi Penelitian Research and Development. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada para saudara dan saudari yang telah menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah dan perbaikan makalah
selanjutnya.
Kelompok 09
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I (PENDAHULUAN) 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II (PEMBAHASAN) 5
A. Biografi Umar Bin Khattab 5
B. Keteladan Umar Bin Khattab 11
BAB III (PEMBAHASAN) 28
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metodologi Penelitian Research and Development merupakan sebuah
penelitian untuk menciptakan produk baru ataupun mengembangkan produk dan
menyempurnakan dari produk yang sudah ada dan digunakan untuk menguji
keefektifan produk tersebut. Model pengembangan berupa model prosedural,
konseptual, dan teoritik. Seperti yang sudah dipelajari Metodologi Penelitian
Research and Development terdiri atas banyak hal seperti masalah, landasan serta
instrumen dan skala, teknik dan masih banyak lagi. Diketahui metodologi ini pun
adalah menciptakan dana mengembangkan produk yang telah ada, pastinya masalah
yang timbul membuat kita akan merancang kembali produk atau membuat produk
baru lagi setelah itu kita akan uji seberapa efektif produk tersebut. Jika memang sudah
efektif baru metodologi ini dapat dikatakan berhasil. Setelah kita belajar soal banyak
hal mari kita mempersempitnya, dengan kita mengembangkan atau pun membuat
kembali produk dari produk yang telah ada itu artinya kita pasti memerlukan produk.
Kita tidak tahu bagaimana bentuk maupun apa sih produk itu lalu bagaimana sih
panduan dalam mengembangkan atau membuat produk baru dan apakah telah
mencapai keefektifan baru produk. Maka dari itu untuk menjawab pertanyaan
tersebut, kami angkat sebuah makalah yang berjudul “Produk & Panduan”
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Produk?
2. Apa yang dimaksud dengan Panduan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui produk
2. Untuk mengetahui panduan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRODUK
Produk adalah salah satu hal yang berkaitan erat pada metodologi penelitian research
and Development, pada level ke tahap yang dilakukan adalah penelitian untuk
mengembangkan produk yang telah ada, dan penelitian dan pengembangan, pada
level 4 penelitian menciptakan produk baru atau final dari segala prose dan
mendapatkan apa yang kita inginkan. Produk sendiri adalah hasil akhir dari proses
produksi yang selanjutnya dijual untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
masyarakat. Maka setiap melakukan penelitian dan pengembangan, maka harus ada
produk yang dihasilkan dan panduan untuk menggunakan produk tersebut dan hasil
akhirnya bukan tentang laporan tapi tentang produk yang dihasilkan. Adapun contoh
produk disini adalah sebagai berikut:
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa tujuan Sekolah Menengah Kejuruan terutama adalah menyiapkan peserta didik
memasuki lapangan pekerjaan. Sedangkan untuk dapat diterima bekerja di dunia kerja
seseorang harus kompeten, secara legal formal antara lain dibuktikan dengan
dimilikinya sertifikat kompetensi sebagai "paspor keterampilan", yang memuat
keterampilan-keterampilan berbas kompetensi yang dimiliki oleh pemegangnya
melalui uji kompetensi dan sertifikasi. Sertifikat kompetensi diberikan sebagai
pengakuan terhadap seseorang yang dinyatakan kompeten untuk melakukan pekerjaan
tertentu melalui proses uji kompetensi dan sertifikasi yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan terakreditasi atau lembaga sertifikasi, yang secara jelas terungkap dalam
pasal 61 ayat 3 UU No. 20 tahun 2003 yang berbunyi: "Sertifikat kompetensi
diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik
dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan
pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi".
Uji Kompetensi dan Sertifikasi Keahlian (UKSK) siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan merupakann metode yang
digunakan untuk menguji sejauhmana pencapaian kompetensi (pengetahuan, sikap
dan keterampilan) Teknik Pemesinan bagi siswa setelah melakukan proses
pembelajaran selama 3 tahun di SMK terhadap standar yang telah ditetapkan.
Pengembangan model UKSK perlu dilakukan secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan materi, standar kelulusan, standar peralatan dan standar penilaian serta
tuntutan dunia kerja. Berdasarkan target Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan (DPSMK) yang tertuang dalam RENSTRA DPSMK 2010- 2014,
kekurangan/kelemahan tiga model UKSK yaitu model Proyek Tugas Akhir (PTA),
Praktik Kerja Industri (prakerin) atau PSG dan dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) yang telah ada selama ini jika ditinjau dari keterlaksanaan model UKSK
di SMK, yang asesor yang menguji, sarana dan prasarana TUK, materi uji dan sistem
penilaian yang digunakan maka model UKSK yang telah ada perlu untuk
dikembangkan.
Pengembangan yang dimaksud adalah untuk menyempurnakan salah satu model
UKSK yang sekarang ini sudah berjalan dan dapat dilaksanakan oleh semua SMK
yaitu model PTA melalui perbaikan terhadap kelemahan-kelemahannya. Dengan
demikian UKSK siswa SMK hasil pengembangan diharapkan dapat (1) mengukur
kompetensi siswa sesuai standar yang ditetapkan oleh dunia kerja (workforce) untuk
menghindari mismatch dan under qualified, (2) memuat tentang skill/ keterampilan
yang dibutuhkan di masa mendatang (the future skill).(3) dapat dilaksanakan oleh
SMK kompetensi keahlian Teknik Pemesinan ada umumnya dan (4) dapat diakses
oleh semua siswa SMK.
B. Tujuan
Pengembangan model uji kompetensi dan sertifikasi keahlian siswa SMK kompetensi
keahlian Teknik Pemesinan bertujuan untuk:
1. Menghasilkan model uji kompetensi dan sertifikasi keahlian siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan yang efektif, efisien dan praktis.
2. Mengetahui kelayakan model uji kompetensi dan sertifikasi keahlian siswa SMK
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan hasil pengembangan.
I. Perencanaan
1. Komponen Perencanaan
Perencanaan UKSK siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Pemesinan berbasis
UPS meliputi beberapa aspek yaitu personil (man), pembiayaan (money), bahan
(material), metode (method), pasar (market), peralatan (machine) dan pelaporan
(minute). Dalam perencanaan UKSK melibatkan dua lembaga/institusi yaitu SMK
dan (UP) Sekolah dengan memperhatikan input berupa regulasi dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan yang berupa: (1) POS UN yang dikeluarkan oleh BSNP,
(2) pembiayaan, (3) Juknis UKK yang dikeluarkan oleh DPSMK. Secara ringkas
keterkaitan lembaga/institusi yang berperan dalam perencanaan dan komponen serta
aspek-aspek perencanaan dapat dicermati pada bagan gambar 10.9 berikut.
B. PANDUAN
A. Latar Belakang
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa tujuan Sekolah Menengah Kejuruan terutama adalah menyiapkan
peserta didik memasuki lapangan pekerjaan. Untuk dapat diterima bekerja di dunia
kerja seseorang harus kompeten, secara legal formal antara lain dibuktikan dengan
dimilikinya sertifikat kompetensi sebagai "paspor keterampilan" yang memuat
sejumlah kompetensi yang diperoleh melalui uji kompetensi dan sertifikasi.
2. Tiga model eksisting dalam Uji Kompetensi dan Sertifikasi Keahlian (UKSK) Siswa
SMK Kompetensi Teknik Pemesinan yang ada saat ini yaitu (a) Model pertama (01)
adalah model yang banyak digunakan, di mana pada model ini seluruh rangkaian
pengelolaan uji kompetensi dan sertifikasi mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi mengikuti regulasi yang diterbitkan oleh
Kemdikbud dalam hal ini adalah Badan Standar Nasional Pendidikan/Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (BSNP/DPSMK) dalam bentuk Prosedur
Operasional Standar Ujian Nasional (POS UN) dan Petunjuk Teknik Uji Kompetensi
Keahlian (Juknis UKK), (b) Model kedua (02) merupakan model yang seluruh
rangkaian pengelolaan uji kompetensi dan sertifikasi mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi diatur oleh Kemdiknas dalam
hal ini adalah BSNP/DPSMK menerbitkan POS UN dan Juknis UKK; tetapi untuk
ujian sekolah memanfaatkan potensi yang ada pada unit produksi (UP) di SMK dan
(c) Model ketiga (03) merupakan model UKSK bagi sekolah yang memiliki teaching
factory sebagai representasi dari Du/Di dan workshop yang dimiliki sudah ditetapkan
sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP).
3. Model eksisting tersebut di atas setelah dianalisis dengan menggunakan (a) prinsip
pendidikan kejuruan akan efektif yaitu jika: (1) lingkungan di mana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan di mana nanti dia akan bekerja, (2) hanya dapat
diberikan di mana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang
sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja, dan (3) melatih seseorang dalam
kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri
(Prosser, 1925) dan (b) penilaian hasil belajar SMK harus menggunakan metode
penilaian berbasis kompetensi (competency-based assessment). Penilaian terhadap
hasil belajar pada SMK dilaksanakan melalui Uji Kompetensi Keahlian sesuai dengan
kriteria kinerja (performance criteria) yang dituangkan dalam soal Teori Kejuruan dan
Praktik Kejuruan (Direktorat Pembinaan SMK, 2011), maka diperoleh sebuah model
alternatif.
4. Diperoleh model yang unggul dan dapat dilaksanakan yaitu "Model UKSK berbasis
Unit Produksi Sekolah" dengan alasan bahwa Unit Produksi Sekolah (UPS)
merupakan representasi Dunia Usaha Industri (Du/Di) karena: (a) untuk mengatasi
kesulitan umumnya SMK dalam menjalin kerjasama dengan pihak Du/Di dalam
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran (uji
kompetensi), (b) umumnya SMK telah memiliki UP sebagaimana yang diperintahkan
oleh DPSMK, (c) pelaksanaan uji kompetensi sekolah sebagaimana yang terdapat
pada model eksisting 02 telah dapat dilaksanakan dengan baik, (d) UP yang telah
berkembang menjadi teaching factory di suatu sekolah sebagaimana yang terdapat
pada model eksisting 03 telah mendapat pengakuan dari Asosiasi Profesi dan
dijadikan TUK oleh BNSP serta pola ini menjadi rujukan oleh SMK sejenis.
C. Tujuan
1. Panduan ini sebagai petunjuk operasional implementasi model UKSK yang telah
ditemukan yaitu model UKSK berbasis UPS
2. Sebagai panduan bagi Unit Produksi Sekolah (UPS), SMK, asesor, siswa dan pihak-
pihak yang terkait sesuai dengan Job description yang telah dirumuskan dalam model
ini.
3. Untuk memberikan gambaran terhadap alur pelaksanaan UKSK dengan model UKSK
berbasis UPS sehingga UKSK dapat berjalan sesuai dengan model yang telah
dirumuskan serta efektif, efisien dan praktis untuk dilaksanakan.
Semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan UKSK harus dikoordinasikan oleh
penanggungjawab UKSK Setiap tahapan kegiatan dalam rangka UKSK
dikoordinasikan sesuai dengan levelnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
deskripsi tugas masing- masing. Koordinasi meliputi:
a. Regulasi dan kebijakan yang diambil oleh SMK terkait dengan UKSK kepada
pihak internal (UPS, guru, tenaga kependidikan dan siswa) dan pihak eksternal (Dinas
Pendidikan, Orangtua, Dunia Usaha Industri (Du/Di) dan Asosiasi Profesi).
c. Persiapan tempat, peralatan (mesin dan tool) dan bahan uji yang digunakan.
b. Bagi siswa peserta yang dinyatakan tidak kompeten" maka dilakukan proses
remidi.
c. Proses remidi diawali dengan pemberian materi penguatan dan latihan oleh guru
produktif yang selanjutnya dilakukan uji ulang seperti bagan berikut.
3. Pada tahap pengorganisasian yang dilakukan adalah
Semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan UKSK haras
dikoordinasikan oleh penanggungjawab UKSK Setiap tahapan kegiatan dalam rangka
UKSK dikoordinasikan sesuai dengan levelnya sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam deskripsi tugas masing- masing. Koordinasi meliputi:
a. Regulasi dan kebijakan yang diambil oleh SMK terkait dengan UKSK kepada
pihak internal (UPS, guru, tenaga kependidikan dan siswa) dan pihak eksternal
(Dinas Pendidikan, Orangtua Dunia Usaha Industri (Du/Di) dan Asosiasi Profesi).
b. Penyusunan perangkat UKSK (standar kelulusan, instrumen verifikasi TUK,
kriteria penilaian, lembar penilaian dan materi/soal uji).
c. Persiapan tempat, peralatan (mesin dan tool) dan bahan uji yang digunakan.
d. Asesor dan verifikator TUK
e. Evaluasi pelaksanaan dan pelaporan
4. Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah:
a. Melaksanakan UKSK sesuai dengan hasil perencanaan
b. Bagi siswa peserta yang dinyatakan tidak kompeten' maka dilakukan proses
remidi.
c. Proses remidi diawali dengan pemberian materi penguatan dan latihan oleh guru
produktif yang selanjutnya dilakukan uji ulang. seperti bagan berikut.
5. Pada tahap evaluasi yang dilakukan adalah:
a. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi dengan menggunakan
standar penilaian yang telah ditetapkan, evaluasi ini untuk menentukan peserta
uji "kompeten" atau "tidak kompeten" dengan menggunakan pedoman penilaian
dan standar kelulusan yang dilakukan oleh asesor.
b. Melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan UKSK mulai dari evaluasi
perencanaan, pengorganisisan dan pelaksanaan uji seperti kecukupan bahan,
waktu dan asesor yang menguji. Evaluasi diharapkan sebagai umpan balik bagi
penyelenggaraan UKSK tahun berikutnya. Evaluasi penyelenggaraan dibuat
oleh panitia penyelenggara.
6. Pada tahap pelaporan yang dilakukan adalah:
a. Melaporkan pencapaian kompetensi siswa dan UKSK yang berbentuk sertifikat
keahlian sesuai dengan hasil evaluasi kompetensi berdasarkan standar kelulusan
yang telah ditetapkan dan diberikan kepada peserta uji (siswa).
b. Melaporkan pelaksanaan UKSK kepada pihak-pihak yang terkait (sekolah yang
bersangkutan, UP dan Dinas Pendidikan).
Perangkat yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan UKSK berbasis UPS serta
penggunaannya dapat dicermati pada tabel 10.9 berikut.
TABEL 10.9
B. Penetapan Asesor
1. Asesor terdiri atas gabungan asesor internal dan eksternal;
2. Asesor UKSK direkomendasikan oleh Penyelenggara Tingkat Satuan Pendidikan
dan ditetapkan oleh Penyelenggara Tingkat Kabupaten/kota;
3. Asesor internal berasal dari guru produktif dan UPS yang relevan dengan
pengalaman mengajar minimal 5 tahun dan memiliki pengalaman kerja/magang di
dunia usaha industri.
4. Asesor ekstemal berasal dari dunia usaha industri asosias profesi institusi mitra
yang memiliki latar belakang pendidikan dan atau pengalaman kerja yang relevan
dengan Kompetensi Keahlian yang akan diujikan;
5. Asesor memiliki sertifikat kompetensi/surat keterangan kompetensi dari dunia
usaha/industri atau institusi mitra.
C. Pelaksanaan UKSK:
1. UKSK dapat dilaksanakan di industri dan/atau di Penyelenggara Tingkat Satuan
Pendidikan (SMK) bersama Unit Produksi Sekolah (UPS) yang telah dinyatakan
layak melaksanakan UKSK:
2. UKSK dilaksanakan oleh Penyelenggara Tingkat Satuan Pendidikan (SMK)
bekerjasama dengan institusi pasangan atau industri mitra;
3. Penyelenggara Tingkat Satuan Pendidikan (SMK) bersama UPS menyiapkan
bahan, peralatan, dan alat/komponen penunjang UKSK
4. Penyelenggara Tingkat Satuan Pendidikan (SMK) memberikan kesempatan kepada
peserta uji untuk melakukan orientasi TUK, berlatih dan menggunakan peralatan
sesuai dengan metode pelaksanaan UKSK yang akan ditempuh.
D. Penilaian UKSK
1
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan, (Alfabeta : Bandung 2019) Hal 524-590
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Metodologi Penelitian Research and Development produk menjadi hal
yang sangat penting dimana produk itu merupakah sebuah hal yang menjadi
dasar untuk diubah, dibuat baru ataupun dikembangkan. Banyak aspek yang
dapat dilihat seperti yang kita dapat contohkan dalam makalah baik dalam
bentuk contoh maupun tabel dan juga gambar. Sedangkan panduan sendiri
adalah kegiatan atau tahapan dalam mengetahui sejauh mana keefektifan
produk itu sendiri, cara kerjanya, pihak pelaksana dan juga biaya serta masih
banyak lainnya
B. Saran
Makalah ini kami buat dengan masih banyak nya kekurangan mengingat juga
materi Metodologi Penelitian Research and Development merupakan metode
penelitian yang tidak terlalu banyak contohnya di internet maupun sumber
lainnya, kami meminta maaf sebesar besarnya jika ada materi yang kurang
ataupun kurang benar. Kami menerima kritik dan saran dari kalian dan
diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi dan menambah wawasan bagi
yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan, (Alfabeta : Bandung 2019)