Anda di halaman 1dari 4

TARIF PAJAK

PAJAK = TARIF PAJAK X DASAR PENGENAAN PAJAK


1. TARIF PAJAK PROPORSIONAL
TARIF PAJAK YANG MENGGUNAKAN PERSENTASE YANG SAMA
BERAPAPUN DASAR PENGENAAN PAJAKNYA
Contoh Pajak yang menggunakan tarif Pajak Proporsional : PPN, PBBP3,
Pajak Restoran, Pajak Hotel , Tarif PPh UMKM , TARIF PPh untuk WP
Badan 22%
Tarif PPN 10%
Belanja Rp10.000.000 x 10% = Rp1.000.000
Belanja Rp20.000.000 x 10% = Rp2.000.000

2. TARIF PAJAK PROGRESIF


Tarif Pajak yang menggunakan persentase yang meningkat dengan
semakin meningkatnya dasar pengena pajak
Contoh : PPh Orang Pribadi, Pajak Kendaraan Bermotor, PBBP2
Tarif PPH untuk WPOP yang mulai berlaku tahun 2021
5% 0 sd Rp 60.000.000
15% 60 juta sd Rp250.000.000
25% 250 juta sd 500.000.000
30% 500.000.000 sd 5 M
35% > 5 Milyar

Tahun 2020 dan sebelumnya


5% 0 sd Rp 50.000.000
15% 50 juta sd Rp250.000.000
25% 250 juta sd 500.000.000
30% >500.000.000
35% > 5 Milyar
Contoh :
Ali memperoleh Penghasilan Kena Pajak Rp60.000.000. Berapa PPhAli
tahun 2020 dan tahun 2021
Tahun 2020  PPh Ali = 5% x Rp50.000.000 = 2.500.000
15% x Rp10.000.000= 1.500.000
4.000.000
Tahun 2021  PPh Ali = 5% x Rp60.000.000 = Rp3.000.000

Dedy Corbuzer memperoleh Penghasilan Kena Pajak 6 Milyar setahun.


Berapa perbandingaan PPh Dedy Corbuser tahun 2020 dan 2021
Tahun 2020
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 5,5M = 1.650.000.000
Total = 1.745.000.000

Tahun 2021
5% x 60.000.000 = 3.000.000
15% x 190.000.000 = 28.500.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 4,5M = 1.350.000.000
35% x 1 M = 350.000.000
Total = 1.794.000.000
0-------------50 juta -------------------250 juta--------------500 juta--------- 5M---

3. TARIF PAJAK DEGRESIF


Tarif Pajak yang menggunakan presentase yang semakin menurun
dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak
Tarif pajak ini tidak digunakan di Indonesia karena tidak menunjukan
keadilan
Misal
Tarif Pajak Degresif
30% 0 sd Rp 50.000.000
25% 50 juta sd Rp250.000.000
15% 250 juta sd 500.000.000
5% >500.000.000
Contoh :
Budi memperoleh Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp200 juta setahun
Cecep memperoleh Penghasilan Kena pajak sebesar Rp600 juta setahun
Budi Cecep
30% x 50.000.000 15.000.000
25% x 150.000.000 37.500.000
Total 52.500.000
30% x 50.000.000 15.000.000
25% x 200.000.000 50.000.000
15% x 250.000.000 37.500.000
5% x 100.000.000 5.000.000
Total 107.500.000
Ini tidak adil, karena yang penghasilan Rp200 juta dibebani pajak sebesar
Rp52.500.000 padahal yang penghasilan Rp600 juta Cuma dibebani Pajak
sebesar Rp107.500.000  bis akita ukur dari perhitungan Tarif Pajak Efektif
4. Tarif Pajak Efektif =
Pajak x 100% = (52.500.000/200.000.000)x 100% =26,25%
Dasar Pengenaan Pajak

Pajak x 100% = (107.500.000/600.000.000)x 100% =17,91%


Dasar Pengenaan Pajak

5. Tarif Pajak Regresif


Tarif pajak yang besar pajaknya akan selalu tetap tanpa melihat dasar
pengenaan pajaknya
Contoh : Bea Meterai

ASAS CERTAINTY
Pemungutan pajak harus diatur dalam UU yang jelas.
Pajak Penghasilan = UU No 36 tahun 2008 , ada perubahan baru di UU No 7
tahun 2020 UU HPP
Pajak Bumi dan Bangunan = UU No 12 tahun 1994
UU PBB P2??
UU PPN dan PPnBM ??
UU Pajak Hotel ???
UU Bea Meterai ??

CONVENIENCE OF PAYMENT
Pemungutan Pajak harus dilakukan pada waktu yang tepat ( saat paling dekat
dengan detik diterimanya penghasilan) agar wajib pajak tidak mengalami
kesulitan pada saat pembayaran sehingga proses pelunasan dapat berjalan
dengan lancer - biasanya pembayaran pajak dilakukan melalui pemotongan
pihak ketiga
Cth : PPh atas Gaji, PPh atas hadiah undian, PPN

ECONOMIC OF COLLECTION
Asas Efisiensi
Pemungutan pajak harus dilakukan secara efisien yaitu Biaya yang dikeluarkan
untuk memungut pajak harus lebih kecil dari hasil penerimaan pajak atau
Biaya pemungutan pajak harus dilakukan sehemat mungkin.
Ada 3 sistem pemungutan pajak :
1. Witholding Tax System
2. SelfAssesment system
3. Official Assesment system
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA
1. Asas Financial : Pemungutan Pajak sesuai dengan Kondisi keuangan wajib
pajak - Equality,Equity dan Ability
2. Asas Ekonomis -Harus dapat menguntungkan negara, Harus digunakan
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan negara 
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu perdagangan dan produksi.
3. Asas Yuridis  Harus berdasarkan UU  Asas Certainty
4. Asas Umum  Pajak itu berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat
5. Asas Kebangsaan  Pemungutan pajak yang dikenakan terkait dengan
kebangsaan seseorang.
6. Asas Wilayah/Domisili  Asas yang berlaku pada lokasi tempat tinggal,
Pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan domisili atau wilayah
seseorang  Negara di mana wajib pajak bertempat tinggal atau domisili
berhak memungut atas penghasilan wajib pajak tersebut atas seluruh
penghasilannya baik dari negara tsb maupun dari luar negara tsb.
7. Asas Sumber : Pajak atas penghasilan yang bersumber dari wilayahnya,
pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan tempat penghasilan
berasal Negara berhak memungut pajak atas semua penghasilan yang
bersumber atau berasal dari negaranya.

PENGGOLONGAN PAJAK
Ada berbagai Jenis pajak yang dipungut di Indonesia, Pajak pajak ini dapat
digolongkan atau dikelompokan berdasarkan kriteria2 tertentu :
1. Lembaga Pemungutnya ada Pajak Pusat dan Pajak Daerah
2. Berdasarkan Sifatnya : Pajak Obyektif dan Pajak Subyektif
3. Berdasarkan Golongan : Pajak langsung dan TIdak langsung

Anda mungkin juga menyukai