(Redesigning Using Box Girder of the Upper Structure of Gajah Wong Bridge, Yogyakarta)
ABSTRACT
The Gajah Wong bridge to be studied is located in road section of Selokan Mataram,
connecting Gejayan Street and Seturan area, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Province. This bridge was built in order to increase economic and to support traffic
activities in this area. Gajah Wong bridge has 40 m span. The designing of this
bridge used I girder, and then would be done redesigning another form of
prestressed-concrete bridge which is box girder. This redesign method being used is
Bridge Management System (BMS) 1992. Excel is used to analyze the structure.
AutoCAD 2010 software was utilized for scetching the design. Girder designed
using prestressed concrete structures with cross-sectional profile of a trapezoid -
shaped box girder type . In designing the structure beam is used full - prestress post-
tensioning with trapezoidal cross section box with 2.5 m high with 0,3 m floor-slab
thickness. Prestressed-steel using 7 strands which is based on ASTM A-416
specification and used angkur 28 pieces of VSL type E-55.
Keywords: bridge, prestressed-concrete, box girder
(29)
Input Data :
Untuk lendutan dengan beban merata pada Model
simple beam dihitung dengan rumus : Material
Beban
(30)
No
Pada perhitungan lendutan akibat beban Analisis data Pembebanan
tranversal dan lawan lendut berlaku prinsip
superposisi. Yes
Output data :
METODE PERANCANGAN - Desain Awal
- Momen
Perancangan struktur atas Jembatan Gajah - Gaya geser
- Gaya Axial
Wong meliputi perancangan tiang sandaran,
slab trotoar, slab lantai kendaraan, dan
perancangan balok prategang dengan bentang
Pengolahan data
40 m. Dalam perancangan Jembatan Gajah
Wong digunakan jembatan beton prategang
tipe box girder simple beam. Adapun tahapan Merancang stuktur
perancangan meliputi : atas jembatan
1. Pengumpulan data Jembatan Gajah Wong,
2. Penentuan spesifikasi struktur jembatan, No
3. Perhitungan beban-beban yang bekerja Kontrol
berdasarkan Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan (BMS) 1992. Yes
4. Menganalisis struktur dengan menggunakan
Gambar detail jembatan
Microsoft Excel.
5. Merancang elemen-elemen struktur dengan
beton bertulang dan beton prategang, Kesimpulan
6. Menyimpulkan hasil rancangan.
Tahapan perancangan dapat dilihat pada Finish
Gambar 1.
yd'
yd'
z1' yd'
cb es z2'
z3' z0'
yd z4' a'
z1 z2 z3 yd
yd z0
z4 a
xo xo
A ya c
eo eo
X
yb B es
Y
L/2 L/2
Angkur yang digunakan yaitu angkur bawah f = -2,527MPa lebih kecil dari
b
tegangan VSL tipe E5-45 Jumlah strand tegangan yang diijinkan f = -22,5 MPa ,
cs
dalam 1 tendon = 48, Beban putus 1 maka struktur beton prategang dinyatakan
strand, Pbs 1 strand = 187,32 kN, Beban aman .
putus 1 tendon, Pbs 1 tendon =3778,720
kN, a = 130 mm
H balok = 2,5 m,T= 895,556 kN = KESIMPULAN
895556.676N, fy = 234 MPa
Tulangan angkur yang digunakan, = Berdasarkan perancangan di atas dapat
As 3827,165 disimpulkan bahwa :
9,517 = 10 buah,
A1D 402,124 1. Struktur atas Jembatan Gajah Wong
maka digunakan tulangan angkur 10 D16. menggunakan box girder prestressed
bentang sederhana.
Pembahasan 2. Tiang sandaran jembatan menggunakan
tulangan pokok D13-190 dan tulangan
Berdasarkan hasil analisis struktur atas
susut mm D10-260 mm. Karena nilai ø.Vc
Jembatan Gajah Wong menggunakan box
= 8607,73 N > Vu = 3000 N, maka beton
girder tipe trapesium dapat diketahui :
tidak perlu diberi tulangan geser sebab
1. Penulangan tiang sandaran direncanakan beton telah mampu menahan gaya geser
menggunakan pelat beton ukuran 150 mm, yang terjadi.
dengan tulangan pokok D13-190 dan
3. Plat lantai (slab) jembatan menggunakan
tulangan susut D10-260 mm.
plat satu arah dengan ketebalan 300 mm,
2. Sistem plat lantai menggunakan plat satu tulangannya direncanakan menggunakan
arah dengan ketebalan 300 mm, tulangan pokok D19-100 mm dan tulangan
tulangannya menggunakan tulangan pokok susut D13-200 mm
D19-100 mm dan tulangan susut D13-200
4. Gelagar dengan struktur beton prategang
mm.
dengan menggunakan profil penampang
3. Box girder pada perancangan struktur berbentuk box girder tipe trapezium. Pada
baloknya menggunakan balok prategang perancangan struktur baloknya
full-prestress paska-tarik dengan menggunakan balok prategang full-
penampang box trapesium dengan tinggi prestress paska-tarik dengan penampang
2,5 m. box trapesium dengan tinggi 2,5 m,
20 S. Hardwiyono, et al. / Semesta Teknika, Vol. 16, No. 1, 10-20, Mei 2013
tegangan beton pada saat transfer Nasution, Amrinsyah (2009). Analisis dan
dinyatakan aman. Disain Struktur Beton Bertulang,
Bandung : Penerbit ITB.
5. Untuk tegangan beton yang terjadi pada
saat layan yang terjadi pada serat atas f =- Nawy, Edward G. (2001), Beton Prategang
t
12,597MPa lebih kecil dari tegangan yang Suatu Pendekatan Mendasar Jilid 1
diijinkan f = -22,5 MPa dan pada serat dan 2 terjemahan Bambang
cs Suryoatmono, Jakarta: Erlangga.
bawah f = -2,527MPa lebih kecil dari
b
Raju, N. Krishna (1993). Beton Prategang
tegangan yang diijinkan f = -22,5MPa,
cs Edisi II, Jakarta: Erlangga.
maka struktur beton prategang dinyatakan
aman. PENULIS:
Lin, T.Y. dan Burns, Ned H. (2000). Disain Alumni Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Struktur Beton Prategang, Jilid 1 dan Teknik, Universitas Muhammadiyah
2 terjemahan Mediana Sianipar, Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Bantul
Interaksara. 55183, Yogyakarta.
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
Oleh :
1) 2) 3)
Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik,UWKS
2,3
Dosen Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik,UWKS
ABSTRAK
Pada perencanaan jembatan beton prategang metode Beban Kerja menggunakan V
girder sebagai struktur utamanya. Bentang ke- 3 Jembatan Sembayat II adalah 51,5
meter. Pada penulisan Proposal Tugas Akhir ini, penulis merencanakan struktur atas
jembatan menggunakan balok beton Prategang dengan metode Beban Kerja yang
menggunakan V girder sebagai struktur utamanya. Dasar-dasar perencanaan struktur PCI
girder dari Jembatan ini mengacu pada perencanaan struktur beton untuk jembatan (SNI
T-12-2004), pembebanan jembatan mengacu pada Brigde Management System
(BMS,1992), dengan tegangan ijin dari PCI girder mengacu pada SNI 03-2847-2002.
Analisa pembebanan yaitu beban mati, beban mati tambahan,beban hidup, beban angin
dan analisa pengaruh waktu seperti rangkak, susut dan kehilangan prategang. Kemudian
hasil dari analisa tersebut dilakukan kontrol tegangan yang terjadi serta lendutan dan
kontrol geser pada struktur. Untuk mempermudah perhitungan, penulis menggunakan
bantuan program Miscrosoft Office Excel.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan jembatan saat ini terus tinggi, sehingga dibutuhkan prasarana
mengalami perkembangan, dari bentuk memadai, salah satunya prasarana yang
sederhana sampai yang paling kompleks, dibutuhkan adalah jembatan.
demikian juga bahan – bahan yang Dalam pembangunan Jembatan ini bertujuan
digunakan mulai dari bambu, kayu, beton dan untuk dapat mempelancar arus lalu lintas
baja. Penggunaaan bahan baja untuk saat – yang diakibatkan oleh kegiatan mobilitas
saat sekarang maupun di masa mendatang, tinggi yang terjadi pada sepanjang jalan
untuk struktur jembatan akan memberikan antara kota Gresik dan kota Tuban serta
keuntungan yang berlebih terhadap dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Jawa Timur khususnya di daerah
perkembangan serta kelancaran sarana
Gresik ataupun Tuban. Pada pembangunan
transportasi antar daerah maupun antar pulau
jembatan Sembayat ini memiliki lebar 7 m
yang ada di seluruh Indonesia. dan panjang bentang 350 m terdiri dari 6
Salah satu prasarana untuk memperlancar bentang (51+93+51,5+53+53+53) m.
kegiatan transportasi adalah jembatan . Jembatan Sembayat II akan direncanakan
jembatan merupakan suatu bagian dari jalan ulang dengan menggunakan menggunakan
raya yang berfungsi untuk menghubungkan beton prategang. Dalam perencanan ulang
jalan yang terputus yang disebabkan adanya jembatan Sembayat II akan menggunakan
rintangan seperti sungai, danau, lembah, bentang jembatan ke-3 dengan panjang yaitu
jurang dan lain lain (Khoirul,2010). 51,5 m, dan untuk lebar dari jembatan
Pada dasarnya jembatan Sembayat ini di dirubah menjadi 12 m. Pengambilan bentang
bangun karena sebagai bagian dari ini didasarkan atas keingin tahuan
mempelancar arus lalu lintas dimana perencanaan ulang dengan bentuk balok
beton prategang yang berbeda dari balok
diwilayah tersebut terjadi perkembangan
beton konvesional serta kemampuan material
pembangunan infrastruktur yang pesat dan beton prategang yang akan digunakan .
mobilitas menggunakan trasportasi yang Perencanaan bentang ulang tidak akan
33
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN SEMBAYAT II GRESIK MENGGUNAKAN
BALOK INDUK BETON PRATEGANG “V” PADA BENTANG KE-3
(Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo)
34
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
35
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN SEMBAYAT II GRESIK MENGGUNAKAN
BALOK INDUK BETON PRATEGANG “V” PADA BENTANG KE-3
(Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo)
pada bentang ke-3 dengan panjang 51,5 tinggi 20 – 25 cm dari lantai jembatan.
meter dengan menggunakan balok (Supriyadi dan Muntohar, 2000).
prategang. Akan diuraikan dalam bentuk
diagram alir (gambar 3.1) 2) Design Plat Lantai Kendaraan
Untuk pembebanan diambil dari
3.1.2. Diagram Alir Perencanaan peraturan Bridge Management System
Pengumpulan dan pencarian data yang (BMS 1992) pasal 2.2.2 tentang beban
diperlukan untuk perancangan terdiri dari mati berat sendiri. Pelat lantai kendaraan
gambar denah jembatan yang direncanakan direncanakan setebal 250 mm dengan
ulang untuk dibangun jembatan tersebut. asumsi tebal plat ts ≥ 100 + 4. L, dimana
Perencanaan dilakukan dengan urutan L adalah bentang plat antara pusat
seperti gambar di bawah ini. tumpuan. Berdasarkan Bridge
Management Code (BDC 1992) pasal
6.7.1.2 yaitu ts ≥ 20 mm. Perhitungan
penulangan mengacu pada SNI 03-2847-
2002 dan PBI „ 71 pasal 8. 5. ( 2 ) “
…tulangan momen negatif paling sedikit
1/3 (sepertiga) dari tulangan tarik total
yang diperlukan di atas tumpuan… “
3) Balok Memanjang
Perencanaan Balok Memanjang
dipergunakan untuk membantu menahan
beban struktur atas serta untuk
meminimalisir ukuran balok induk (beton
prategang). Pada perencanaan balok
memanjang direncanakan dengan SNI
03-2847-2002.
36
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
37
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN SEMBAYAT II GRESIK MENGGUNAKAN
BALOK INDUK BETON PRATEGANG “V” PADA BENTANG KE-3
(Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo)
Pembebanan
Beban Mati (Qd) = 5,15 kN/m‟
2
Mlx = +0,001 q.lx .C = 0,66 KNm
2
Mtx = 0,001 q.lx .C = 0,93 KNm
Beban Hidup
Tabel Bitner dan Muatan T
tx = 100
Iy = 142,85
tx/Iy = 0,7 Mxm = 0,1016
tx = 70
Iy = 142,85
tx/Iy = 0,49 Mym = 0,0483 Gambar 9. Pemodelan Beban Gelagar
Memanjang
Mxm = 10,15 kNm
38
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
2) Setelah Komposit
Luas (Ac)
Bagian Z A.Z
cm2
137
I 50 125 12500
,50 1718750,00 Yb‟ = = 101,38 cm
50,
II 18,75 75 1406,25
00 70312,50 Yt‟ = 255 - 101,38 = 114,66 cm
37,
III 100 75 7500
50 281250,00 Tabel 4. Perhitungan Momen Inersia (Ix)
∑A. H
∑A 2070312,5 B A
21406 Y
Bagian (c 2 X Ix
(cm) (cm )
m)
Titik Berat Balok : 2140
Balok V 62033043,93
Yb = 96,72 cm 6
2296, 136,
Yt = Y – Yb = 200 - 96,72 = 103,28 cm Plat 91,86 25 42666992,69
40 1
Balok 111,
Tabel 2. Perhitungan Momen Inersia (Ix) 50 25 1250 15498894,14
Memanjang 1
39
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN SEMBAYAT II GRESIK MENGGUNAKAN
BALOK INDUK BETON PRATEGANG “V” PADA BENTANG KE-3
(Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo)
40
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
Tepi bawah = Yb – Yi = Yb –
( ) = 96,72 cm
41
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN SEMBAYAT II GRESIK MENGGUNAKAN
BALOK INDUK BETON PRATEGANG “V” PADA BENTANG KE-3
(Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo)
4.11 Gaya Prategang Efektif Tabel 15. Jarak shear connector tiap bagian
1) Kondisi saat transfer : setengah bentang
Gaya Prategang efektif : x Dx Q q S
Titik Sx (cm3) Ix(cm4) n
(m) (Ton) (Ton) (Ton) (cm)
Feff = = 184,43 ton =
A 0 274 84913868 120198931 9,78 193 31 17
184430 kg
2 1 5,2 223 84913868 120198931 9,78 158 38 14
Asp = Jumlah strand x Ast = 394,8 cm
Tegangan Kabel = Feff / Asp = 2 10,3 173 84913868 120198931 9,78 12 50 10
2
467,14 kg/cm 3 15,5 123 84913868 120198931 9,78 87 70 7
qb = balance (tengah bentang) =
4 20,6 72 84913868 120198931 9,78 51 117 4
= 222,5 kgm
5 25,8 22 84913868 120198931 9,78 15 386 1
2) Kondisi servis :
P = 81,94 % x 184430 =
151121,9 kg 4.15 Perencanaan Elastomeric bearings
Asp= Jumlah strand x Ast = 394,8 cm
2 Beban Vertikal = 59620 kg
Tegangan Kabel = Feff / Asp = Beban Horizontal = 14060 kg
382,7 kg/cm
2 Perencanaan Elastomeric Bearing :
qb = balance (tengah bentang) = CPU Elastomeric Bearing
Tebal 45 mm isi 3 plat baja 3 mm
= =182,3 kgm Kuat tekan = 56 kg/cm
2
2
Kuat geser = 35 kg/cm
4.12 Kontrol Tegangan CPU Bearing Pad / strip tebal 20 mm
1) Kontrol tegangan saat transfer: Kuat geser = 2.11 kg/cm
2
ftop = = 105,33 kg/cm
2
fbot = = -94,66 kg/cm
2) Kontrol tegangan saat servis:
2
ftop‟= = 107,43 kg/cm
2
fbot‟= = -142,56 kg/cm
2 2
top = 105,33 kg/cm < 𝑜𝑝‟ = 108,34 kg/cm Gambar 14. Elastomeric Bearing Pad
.......... (OK)
2 2
𝑏𝑜 = -94,66 kg/cm < bot‟ = -142,56 kg/cm (1) Cek terhadap daya dukung
.......... (OK) 2
f = = 33,78 kg/cm ≤ 56
2
4.13 Kontrol Lendutan kg/cm .... (OK)
1) Kontrol Lendutan saat transfer (2) Cek terhadap geser
2 2
𝛿1 = = 0,0104 m = 1,04 cm f = = 7,81 kg/cm ≤ 35 kg/cm
2) Kontrol Lendutan saat servis .... (OK)
(3) Cek terhadap dimensi
𝛿2 = = 0,016 m = 1,6 cm 2 2
f = = 0,195 kg/cm ≤ 2,11 kg/cm
3) Total Lendutan
.... (OK)
𝛿total = 𝛿 1 + 𝛿2 = 3,04 cm
𝛿ijin = = 0,064 m = 6,47 cm 4.16 . Struktur Bawah
𝛿total = 3,04 cm < 𝛿ijin = 6,47 cm ..... (OK) 4.16.1 Pembebanan Pada Pilar
≈ Aman Beban Mati :
Vd = 429,51 Ton
4.14 Perencanaan Shear Connector Rvm = 250,2 Ton
Q = 3982,4 kg (Untuk 1 studs Dipakai 4 kaki = Beban Hidup :
15929,7 kg) RPv = 11,63 Ton
Panjang stud sebagai stek penyambung pada Rvh = 6,77 Ton
balok prategang Gaya Geser = 32,21 Ton
2
σb‟ = 664 kg/cm Gaya Rem = 1,9 Ton
2
σbk‟ = 219,12 kg/cm
Panjang stud = 3,61 cm 4.16.2 Perencanaan Bagian Pilar
Kepala Pilar
42
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
q = 6,07 T/m
Mmaks = 96,6 T/m = 966 KN Penulangan Badan Pilar
2
Dmaks = 34,87 T/m = 348,7 KN As = ρ . Ag = 29150 mm (untuk 2 sisi)
fc = 30 Mpa untuk 1 sisi dipergunakan : 0,50 . As = 14575
2
fy = 240 Mpa mm
Digunakan tulangan 2 lapis 30D25 (As =
2 2
As =ρ.b.d = 2658,8 mm 14718 mm )
Dipergunakan tulangan Ø19-100(As = 2833 Av = = 4385,77 mm
2
2
mm )
Tulangan bagi 50% dari tulangan utama Dipergunakan sekang Ø16 – 50 (As = 4019,2
2
= 1329,4 mm
2 mm )
2
Dipergunakan Ø19-200 (As = 1416,3 mm )
2
Av = = 228,9 mm
Dipergunakan sekang Ø12 – 350 (As = 323,1
2
mm )
Perencanaan Pondasi
qcu = = 115,83
2
kg/cm
Pijin = = 281,04 Ton
Qu = (40 . Nb . Ab) + (0,2 . N. As) . 70%
Gambar 15. Penulangan Kepala Pilar = 907,42 Ton
Jumlah tiang pancang yang dibutuhkan :
Badan Pilar n = = 3,22 = 4 ≈ 16 buah
Tabel 16. Gaya Dalam Akibat kombinasi
Perhitungan Efisiensi Tiang Pancang dalam
beban arah x dibadan pilar
kelompok :
Momen Lintang Normal
Kombinasi 𝜂 = 𝑥
(T/m) (Ton) (Ton)
I - - 703,21 = arc tg ( ) = 15,25
II - - 625,548 𝜂 = 𝑥 = 0.74
III - - 704,038 P𝑔 𝑜 𝑝 𝑛𝑔 = 𝜂 × 𝑃𝑗𝑛 = 207,96 𝑜𝑛
IV 3805,76 223,34 625,548 > Σ 𝑃 = 6793,42 𝑜𝑛
E = 𝑥( ) = 0,634
Tabel 17. Gaya Dalam Akibat kombinasi P = E . Pdaya dukung 1 bore pile = 178,17 ton
beban arah y dibadan pilar
Momen Lintang Normal
Kombinasi
(T/m) (Ton) (Ton)
I -43,75 - 662,48
II -719,099 - 662,48
III -719,099 - 662,48
IV 2428,751 32,21 662,48
43
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN SEMBAYAT II GRESIK MENGGUNAKAN
BALOK INDUK BETON PRATEGANG “V” PADA BENTANG KE-3
(Bambang Tri Atmojo, Miftahul Huda, Siswoyo)
44
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 33-46
45
JURNAL GRADASI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
Jurnal Gradasi Teknik Sipil diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik
Negeri Banjarmasin. Ruang lingkup makalah meliputi Bidang Teknik dan Manajemen dengan konsentrasi
Bidang Transportasi, Geoteknik, Struktur, Keairan dan Manajemen Konstruksi. Isi makalah dapat berupa
penyajian isu aktual di bidang Teknik Sipil, review terhadap perkembangan penelitian, pemaparan hasil
penelitian, dan pengembangan metode, aplikasi, dan prosedur di bidang Teknik Sipil. Makalah ditulis
mengikuti panduan penulisan.
Penanggung Jawab
Nurmahaludin, ST, MT.
Dewan Redaksi
Ketua : Dr. Fitriani Hayati, ST, M.Si.
Anggota : Riska Hawinuti, ST, MT.
Nurfitriah, S.Pd, MA.
Ir. Rusliansyah, M.Sc.
Reviewer
Dr. Ir. Yanuar Jarwadi Purwanto, MS. (Institut Pertanian Bogor)
Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT. (Universitas Lambung Mangkurat)
Dr. Ir. M. Azhar, M. Sc. (Institut Sains dan Teknologi Nasional)
Dr. Ir. Endang Widjajanti, MT. (Institut Sains dan Teknologi Nasional)
Joni Irawan, ST, MT. (Politeknik Negeri Banjarmasin)
Yusti Yudiawati, ST, MT. (Politeknik Negeri Banjarmasin)
Alamat Redaksi
Jurusan Gradasi Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin, Jl. Brigjen H. Hasan Basri 70123
Banjarmasin Telp/Fax 0511-3307757; Email: gradasi.tekniksipil@poliban.ac.id
Volume 2 No. 2, Desember 2018
Pengaruh Agregat Setempat Terhadap Nilai Indeks dan Biaya pada Analisa Satuan
Pekerjaan Beton f’c 20 MPa …( 22 – 29 )
Muhammad Humaidi, Khairil Yanuar, Aunur Rafik
Pengaruh Posisi, Jumlah Layer Dan Mutu Kayu Terhadap Balok Laminasi
Kayu Mahang Dan Kayu Meranti …( 30 - 35 )
Indriyani Puluhulawa
Abstrak
Jembatan Desa Darul Aman pada awalnya merupakan jembatan struktur kayu yang menghubungkan
pemukiman masyarakat dengan pelabuhan dan juga perkebunan milik warga setempat. Kondisi jembatan tersebut
saat ini sudah tidak layak dilewati karena struktur kayu pada jembatan sudah mengalami pelapukan yang parah,
sehingga sangat beresiko jika dipaksakan untuk dilewati kendaraan terus menerus dan akan menimbulkan
kerusakan yang semakin parah. Untuk itu direncanakanlah jembatan baru dengan menggunakan struktur komposit
antara gelagar baja dan slab beton. Perencanaan ini mengacu pada SNI T-02-2005 untuk pembebanan jembatan
dan SNI T-03-2005 untuk perencanaan struktur baja. Adapun yang direncanakan adalah meliputi slab jembatan,
gelagar, diafragma dan perletakan elastomer jembatan.
Dari hasil perencanaan diperoleh profil gelagar baja yang digunakan Baja WF 800.300.14.26 mm dengan
jarak antar girder 1,125 m. Digunakan diafragma baja profil siku 70x70x7 mm dengan jarak antar diafragma 4 m,
diameter perletakan elastomeric adalah 175 x 300 x 12mm.
Abstract
The Darul Aman Village Bridge was originally a wooden bridge connecting community settlements with harbor
and plantation areas. The current condition of the bridge is not worth crossing because the wooden structure on
the bridge has severe weathering, so it is very risky if it forced to be passed through by vehicles continuously and
will cause further damage. For this purpose, a new bridge is planned using a composite structure between steel
girder and concrete slab. This plan refers to SNI T-02-2005 for loading bridge and SNI T-03-2005 fot steel
structure planning. The planning includes bridge slab, girders, diaphragms and bridge elastomeric placement.
From the result of the planning, the steel girder profile is using WF 800.300.14.26 , with a gap between
1,125 m. The steel angles profile diaphragm is 70.70.7 mm with a 4 m diaphragm gap, the elastomeric placement
diameter is 175.300.12 mm.
1
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
Kondisi jembatan Desa Darul Aman saat ini profil/elemen yang lebih ekonomis. Selain itu
sudah rusak dengan material kayu yang sudah lapuk struktur komposit juga mempunyai beberapa
dan berlubang serta lantai jembatan agak miring. keunggulan, diantaranya adalah lebih kuat (stronger)
Hal ini kemungkinan bisa menyebabkan runtuhnya dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-
jembatan yang akan membahayakan pengguna komposit.
jembatan tersebut. Rusaknya jembatan biasanya
disebabkan oleh faktor beban lalu lintas yang II. METODE PENELITIAN
melewati jembatan seperti mobil pengangkut kelapa A. Tahapan Penelitian
sawit ataupun faktor lingkungan lainnya. Oleh Adapun tahapan penelitian dalam penyusunan
karena itu perlu dilakukan perencanaan struktur laporan ini adalah:
jembatan baru yang dapat melayani kebutuhan lalu a. Observasi
lintas masyarakat setempat yang dalam hal ini Observasi merupakan kegiatan dengan cara
direncanakan jembatan struktur komposit. survei ke lokasi jembatan selama satu hari untuk
Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah untuk meninjau serta mengumpulkan data yang berkaitan
mendapatkan hasil perencanaan pembebanan dan untuk memperoleh panjang jembatan serta lebar
analisa struktur atas jembatan, mendapatkan lajur jalan yang dipakai serta pengamatan terhadap
dimensi gelagar baja yang mampu memikul beban kondisi jembatan yanhg ditinjau.
pada jembatan tersebut serta gambar hasil desain
struktur atas jembatan tersebut. For this purpose
b. Komposit
Konstruksi komposit merupakan sebuah konstruksi
yang materialnya terdiri dari perpaduan dua jenis
material yang tidak sama atau berbeda sifatnya
(Thamrin 2012). Kedua jenis material tersebut
digabungkan sedemikian rupa supaya bisa bekerja
sama dalam memikul beban. Konstruksi seperti ini
umumnya ditemukan pada struktur jembatan berupa
gabungan pada pelat lantai yang terdiri dari material
Gambar 2 Kondisi jembatan Sungai Nipah (Sumber: Dokumentasi kondisi
beton dan gelagar dari material baja. jembatan saat ini)
b. Metode Perencanaan
Untuk mendapatkan hasil desain yang sesuai
dengan aturan yang ditetapkan, maka perencanaan
ini dilakukan dengan mengacu pada SNI T-02-2005,
SNI T-03-2005 dan SNI T-12-2004, serta beberapa
literatur lain yang diperlukan dalam perencanaa
jembatan komposit yang dapat berupa buku cetak,
jurnal dan referensi lain yang dapat diakses dilaman
internet.
Gambar 1 Penampang komposit (Sumber:Thamrin, N, 2012)
c. Metode Perancangan
Adapun metode desain yang direncanakan adalah
Perencanaan komposit mengasumsi bahwa
merencanakan struktur atas jembatan dan
baja dan beton bekerja sama dalam memikul beban
perletakannya yang meliputi:
yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain
2
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
1. Analisa pembebanan pada struktur atas perhitungan gelagar komposit dalam menahan
berdasarkan SNI T-02-2005. lentur, perhitungan gelagar komposit dalam
2. Analisa struktur meliputi perencanaan menahan gaya geser, pemeriksaan gelagar komposit
struktur atas berdasarkan SNI T-12-2004. dalam menahan gaya geser dan pemeriksaan
3. Perencanaan tiang sandaran. gelagar komposit terhadap lendutan maksimum.
4) Merencanakan penghubung geser (Stud
d. Tahapan perencanaan Connector).
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai 5) Perencanaan diafragma rangka baja (batang
berikut: atas, batang diagonal dan batang bawah)
1) Langkah awal dalam perencanaan adalah 6) Perencanaan dimensi perletakan.
mendapatkan dimensi jembatan yang diperlukan
sesuai kondisi lapangan. Untuk itu dilakukan
observasi dengan cara melakukan pengukuran yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
meliputi pengukuran potongan melintang sungai di A. Hasil observasi
lokasi jembatan. Adapun hasil dari observasi di lokasi yang akan
2) Menghitung Analisa beban slab lantai dibangun didapat bahwa lebar sungai yang akan
jembatan berdasarkan SNI T-02-2005. Mutu beton dilintasi adalah 17 meter, sehingga diperlukan
yang digunakan adaah K-300 dengan kuat tekan jembatan dengan panjang bentang 20 m dan lebar
beton 25 Mpa. Adapun analisa yang dihitung jembatan 4.5 m.
adalah Beban mati (berat sendiri, beban mati
tambahan dan beban akibat aksi lingkungan (beban B. Analisis Beban pada Slab Jembatan
angin dan beban temperatur), kemudian 1. Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan
menghitung momen pada slab jembatan dan hasil momen maksimum pada bentang menerus.
kombinasi pembebanan pada slab jembatan tersebut. Momen maksimum pada slab jembatan dihitung
Setelah pembebanan didapat maka dilanjutkan dengan beban yang telah dihitung sebelumnya
dengan menghitung penulangan slab jembatan yang dengan hasil sebagai berikut:
meliputi perhitungan tulangan lentur positif,
tulangan lentur negatif, kontrol lendutan yang QMS = 4,50 kN/m untuk berat sendiri slab
terjadi pada slab dan kontrol tegangan geser, jembatan
selanjutnya menghitung pembebanan pada QMA =4,29 kN/m untuk beban mati tambahan
jembatan. ΔT =12,5◦C untuk temperatur
3) Selanjutnya adalah perhitungan kekuatan PTT =158 kN untuk beban truk.
gelagar komposit. Kuat leleh baja (fy) 390 mPa.
Modulus elastisitas baja (Es) 200000 mPa. Adapun 2. Momen pada slab lantai jembatan
perhitungannya adalah beban tetap, beban lalu Tabel I
lintas (beban Truk, beban lajur D dan beban titik), Hasil Momen pada Slab jembatan
gaya rem, beban akibat pengaruh lingkungan
(beban angin, beban temperatur, beban gempa),
beban akibat susut dan rangkak dan beban akibat
gesekan perletakan serta kombinasi pembebanan
pada jembatan. Kemudian dilanjutkan dengan
menghitung kekuatan gelagar komposit sesuai data
profil baja yang digunakan, penentuan lebar efektif,
penentuan rasio modular, perhitungan propertis
potongan melintang gelagar baja dan struktur
komposit pada tengah bentang jembatan,
3
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
4. Penulangan slab
Tulangan Lentur Negatif
Rasio tulangan yang diperlukan
5. Kontrol lendutan slab
Lendutan total pada lantai jembatan
4
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
Tabel V
Kombinasi gaya geser rencana gelagar tengah
5
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
Gambar 4 Letak garis netral struktur komposit dengan beban jangka pendek
Maka digunakan jumlah minimal dalam satu 1. Perencanaan pada bagian pelat badan
baris yaitu 2 stud connector. Jarak antar stud Perhitungan kekuatan baut dalam geser
connector arah memanjang adalah: persyaratan untuk baut dengan diameter 20 mm diperoleh
data sebagai berikut:
6
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
Gaya tarik, T = 145000 N mutu BJ 55 dengan fy= 410 Mpa dan fu = 550 Mpa.
Ketebalan pelat yang digunakan adalah 15 mm.
2
Luas inti baut, Ae =225 mm 1. Perhitungan kekuatan baut dalam menahan
Luas untuk menghitung kekuatan tarik As= 245 gaya tarik.
2
mm Kekuatan nominal satu buah baut (Ntf) yang
Luas bagian polos nominal baut, A0 =314 mm2 memikul gaya tarik harus memenuhi persamaan
sebagai berikut:
fuf=T/As =145000/225=591,84 Mpa Ntf=As×fuf=245 ×591,84=145.000 N=145 kN2.
Perhitungan kekuatan pelat sambung pada
Kekuatan geser baut: sayap
Kekuatan pelat sambung harus diperiksa terhadap
Vf=0,62 fuf kr (nnAe+nxA0)= 0,62×591,84×1 kekuatan tumpu berdasarkan persamaan berikut:
(2×225+2× 314)=395,56 kN Vb=3,2×df×tp×fup=3,2×20×15×550=145.000N
Kekuatan baut dalam tarik menentukan dalam
2. Perhitungan kekuatan pelat sambung dalam perhitungan jumlah baut yang dibutuhkan. Jumlah
menahan gaya tumpu baut yang dibutuhkan pada pelat sayap (n) adalah:
Kuat tumpu pelat sambung:
V_b=3,2 d_f t_p f_up=3,2×20×10×550=352.000 n=Ttf/Ntf =8860,551/145=61,11 buah
N=352 kN. Gaya geser pelat badan untuk
perencanaan sambungan pada daerah pelat badan Digunakan 64 baut dan diatur dalam 4 baris.
dihitung dengan persamaan : Sehingga dalam 1 barus terdapat 16 baut.
V_nw=∅ .f_y .A_w=0,75×410×6720=2.066.000 Pengaturan jarak antar baut adalah sebagai berikut:
N=2.066 kN. Jumlah baut yang dibutuhkan pada
pelat badan adalah Jarak antar baut 50 ≤ s ≤ 150
n=V_nw/V_(b ) =2,066/352=5,9 buah
Digunakan 6 buah baut dalam 1 baris, pada pelat Digunakan jarak, s = 80 mm
badan digunakan 12 baris. Sehingga jumlah
keseluruhan baut adalah 72 buah baut. Jarak antara baut dengan tepi pelat 30≤ s
Penentuan jarak antar baut berdasarkan SNI T- ≤ 140
03-2005
Jarak antar baut harus memenuhi: Digunakan jarak, s = 40 mm
2,5 df ≤ s ≤15 tp atau 200 mm
2,5 x 20 ≤ s ≤ 15 x 10 atau 200 mm E. Perencanaan Diafragma
50 ≤ s ≤ 150 atau 200 mm Data yang diperlukan dalam perencanaan
Digunakan jarak s 60 mm Jarak baut diafragma antara lain:
dengan tepi pelat (s) harus memenuhi:
1,5 df ≤ s ≤(4 tp +100) atau 200 mm Jarak antar diafragma, L 2,5 m. Besar gaya angin
1,5 x 20 ≤ s ≤ (4 x 10 +100) 200 mm ultimit 130,922 kN. Besar gaya gempa horizontal =
30 ≤ s ≤ 140 atau 200 mm kh x wt = 0,084 x 270,5 = 21,63 kN
Digunakan jarak s = 50 mm Penataan letak diafragma direncanakan sebagai
berikut:
2. Perencanaan pada bagian pelat sayap
Pelat sambung pada sayap didesain sebagai
batang tarik. Digunakan pelat dengan material baja
7
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
F. Perencanaan Perletakan
Kuat tekan dihitung dengan menggunakan Elastomer direncanakan berdasarkan beban
persamaan : vertikal yang bekerja. Dari hasil perhitungan
diperolah beban vertikal maksimum pada tumpuan
jembatan sebesar 402,907 kN atau sebesar 40 ton.
Gunakan elastomer bearing produksi PT. Ralico
Utama Rubber dengan dimensi 175 x 350 mm
dengan maksimum jumlah lapisan adalah 3 lapis
menggunakan ketebalan 12 mm setiap lapisnya.
8
Jurnal GRADASI TEKNIK SIPIL Volume 2, No. 2, 2018 ISSN 2598-9758 (Print)
ISSN 2598-8581 (Online)
ejurnal.poliban.ac.id
Dimensi elastomer ini mampu menahan beban momen rencana maksimal yang dijinkan adalah
vertikal sehingga 47,6 ton sehingga dimensi ini sebesar 2143 kNm. Sedangkan gaya geser
aman untuk digunakan pada konstruksi jembatan maksimal yang terjadi pada daerah tumpuan adalah
konposit Sungai Nipah ini. sebesar 280 kN dari kapasitas geser maksimal yang
mampu dipikul oleh balok adalah sebesar 2480 kN.
(3) Shear connector yang digunakan adalah stud
dengan ukuran diameter 18 mm dengan jumlah 2
buah dalam satu baris. (4) Pada gelagar melintang
(diafragma) digunakan profil L 70x70x7 mm
dengan jarak antar diafragma adalah 4 m. (5)
Perencanaan elastomer bearing digunakan ukuran
175 x 300 x 12 mm.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapakan kepada rekan-
Gambar 8. Representasi ukuran bantalan elastomer rekan yang turut serta membantu dalam
penyelesaian jurnal perencanaan jembatan ini baik
secara moral maupun meterial. Mudah-mudahan
dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi
rujukan dalam perencanaan jembatan komposi
serupa.
.
REFERENSI
9
JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL
VOL.1, NO.1, JUNI, 2022, PP. 18-23
ABSTRACT
A bridge is a structure built with the aim of connecting roads that are cut off due to obstacles
such as rivers, valleys, seas. The current condition of the Lubuk Batang Lama Village bridge has
collapsed, where the bridge is a type of reinforced concrete bridge. Therefore, it is necessary to
design a new bridge structure that can serve the traffic needs of the local community, which in
this case is a re-planned composite structure bridge. Composite bridge is a combination of two
different types of building materials by utilizing the beneficial properties of each of these
materials, so that the combination will produce more efficient elements. This composite bridge
structure planning method refers to the regulations of RSNI T-03-2005 (article 8) and RSNI T-02-
2005 (Standard loading for bridges). The workflow in the design of composite bridge structures is
almost the same as the design and detail of bridges in general. From the results of the planning,
the design of a composite bridge with a span of 15m and a width of 7m was obtained by using
IWF700.300.13.24 as a longitudinal girder and K-300 concrete with a thickness of 20cm as a
bridge floor.
1. PENDAHULUAN
Kondisi jembatan Desa Lubuk Batang Lama saat ini sudah ambruk yang dimana jembatannya
merupakan jenis jembatan beton bertulang. Rusaknya jembatan biasanya disebabkan oleh faktor
beban lalu lintas yang melewati jembatan seperti mobil pengangkut kelapa sawit ataupun faktor
lingkungan lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan struktur jembatan baru yang
dapat melayani kebutuhan lalu lintas masyarakat setempat yang dalam hal ini direncanakan ulang
jenis jembatan struktur komposit.Jembatan komposit merupakan jembatan yang menggunakan
balok baja sebagai gelagar memanjang dan beton mutu tinggi sebagai lantai jembatan yang
menghasilkan struktur yang kuat.Perencanaan struktur atas jembatan komposit ini bertujuan untuk
merencanakan struktur atas jembatan, di jembatan Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk
Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangannya dapat berupa sungai, lenbah, jalan, jurang, dan
lain sebagainya, maka jembatan dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu jalan, baik jalan raya
maupun jalan kereta api. (Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA. dan Agus Setyo Muntohar, ST.
2014). Menurut Bambang Supriyadi dkk., (2007), jembatan komposit adalah jembatan yang
mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu
kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Jembatan komposit yang umum
digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi baja dengan beton bertulang, yaitu dengan
mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.
Struktur atas jembatan komposit meliputi plat lantai jembatan, gelagar jembatan, trotoar dan tiang
sandaran.
3. METODE PENELITIAN
3.1. METODE PENGAMBILAN DATA
Data Primer diperoleh dari hasil observasi lapangan yang di lakukan di Jembatan desa Lubuk
Batang Baru, dengan melakukan pengukuran lebar subdas sungai ogan dan lebar jalan di lokasi
JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL
VOL.1, NO.1, JUNI, 2022, PP. 19-23
penelitian. Data Sekunder di peroleh dari buku, literatur-literatur yang membahas pedoman
perencanaan jembatan komposit..
3.2. JENIS DAN PERALATAN SURVEY
Alat yang diguanakan berupa meteran untuk mengukur panjang jembatan existing, catatan
dan kamera untuk dokumentasi
3.3 LOKASI PENELITIAN
Lokasi terletak pada subdas sungai ogan di desa lubuk batang lama.
Tabel 4.1.
JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL
VOL.1, NO.1, JUNI, 2022, PP. 20-23
Dari hasil perhitungan sebelumnya dan dari data perencanaan maka di dapat data sebagai berikut :
Mutu beton K -300 kuat tekan beton (f_c') = 24,9 MPa
Mutu baja U -24 Tegangan leleh baja (f_y) = 240 MPa
Tebal tiang railing, (h) = 150 mm
Jarak Tulangan terhadap sisi luar beton, (d’) = 30 mm
Modulus elastis baja (Es) = 210000 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton (β_1) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur (ϕ) = 0,8
Faktor reduksi kekuatan geser (Ø) = 0,6
Momen rencana ultimit (Mu) = 0,956 kNm
Tebal efektif slab beton (d = h-d’) = 150 – 30 = 120 mm
Lebar tiang railing (b) = 150 mm
Momen nominal rencana (M_n=M_u /ϕ) = 0,956/0,8 = 1,195 kNm
Maka dapat di cari rasio tulangan
ρ_b= β_1*0,85*f_c^' / f_y*600/(600+f_y)
ρ_b = 0,85*0,85*24,9/240*600/(600+240)
= 0,054
R_max=0,75*ρ_b*f_y*[1-1/2*0,75*ρ_b*f_y/(0,85*f_c^')
R_max = 0,75*0,054*240*[1-1/2*0,75*0,054*240/(0,85*24,9)]
= 7,488
= 0,553
R_n < R_max
0,553 < 7,488 ....... OK
Rasio Tulangan yang diperlukan
ρ=0,85*(f_c^')/f_y *(1-√(1-2*R_n/(0,85*f_c^' )))
ρ = 0,85 * 24,9/240*[1-√(1-2*0,553/(0,85*24,9))]
= 0,002
b. Perencanaan trotoar
Lebar slab = 6 m
Panjang slab = 15 m
Bentang anatara girder = 1 m
Tebal slab = 0,2 m
Mutu beton yang di gunakan = K-300
Mutu tulangan yang digunaka = U-24
Tulangan Lentur :
-Arah x = D16-150
-Arah y = D13-250
Tulangan Geser :
-Arah x = D16-150
-Arah y = D13-200
d. Perencanaan Girder
a. Perencanaan ini dilakukan agar dapat menjadi alternatif bagi jembatan baru untuk
mengganti jembatan lama yang telah rusak.
b. Perencanaan ini hanya berfokus pada struktur atas, diharapkan digunakan pondasi yang
benar-benar kokoh untuk menahan struktur atas jembatan.
c. Dalam perencanaan ini hendaknya mengunggunakan alat bantu hitung struktur seperti
STAAD PROO tiga dimensi sehingga perhitungan lebih akurat
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL
VOL.1, NO.1, JUNI, 2022, PP. 23-23
[1] Badan Standar Nasional (BSN), (2016) Pembebanan Untuk Jembatan, (SNI 1725:2016).
[2] Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Standar Pembebanan Untuk Jembatan (RSNI T-
02-2005).
[3] Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan (
RSNI T-03-2005 ). [2] A. Rahman, R. A. Mutiarawan, A. Darmawan, Y. Rianto, and
M. Syafrullah, “Prediction of students academic success using case.
[4] Dr.Ir.Bambang Supriyadi, Agus Setyo Muntohar,ST, Buku Jembatan Cetakan KE-
IV,Yogyakarta 2014.
[5] Sunggono, V. Kh., (1984) Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung.
[6] Supriyadi, Bambang., and Agus Setyo Muntohar. 2007. “Jembatan (Edisi Pertama),” 1-
34.