SECURITY
RENCANA PENGAMANAN
PERTAMINA FUEL TERMINAL PULAU SAMBU
TAHUN 2022
Nomor : Renpam- / /
A. Pendahuluan.
1. Umum
Fuel Terminal Pulau Sambu adalah salah satu Unit Operasi Pemasaran PT. Pertamina
(Persero) yang bertanggung jawab terhadap proses bisnis penerimaan, penimbunan dan
penyaluran BBM untuk wilayah Kalimantan, Pangkal Balam, Medan dan Jambi yang
merupakan salah satu perusahaan BUMN (OBVITNAS).
Nilai strategis yang melekat pada Fuel Terminal Pulau Sambu adalah pengelolaan
(penerimaan, penimbunan dan penyaluran) produk BBM yang sangat berpotensi
terhadap adanya risiko ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan pada aspek
pengamanan. Hal tersebut mendorong Fuel Terminal Pulau Sambu untuk melakukan
pengelolaan pengamanan secara profesional, efektif dan memenuhi ketaatan terhadap
regulasi aspek pengamanan serta mendukung visi perusahaan yaitu menjadikan
perusahaan nasional berkelas dunia.
Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, Fuel Terminal Pulau Sambu
mengutamakan penyelenggaraan pengamanan baik fisik maupun non-fisik, yang
didukung oleh anggota pengamanan Internal yang bertugas di lokasi operasional secara
mandiri dengan tetap mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Khusus.
Fuel Terminal Pulau Sambu terletak di Kepulauan dengan luas wilayah ±64 Ha,
berbatasan dengan kepulauan Nusantara yakni Pulau Belakang Padang, Pulau Batam
dan perairan Negara Singapura yang merupakan jalur bebas pelayaran internasional
dengan letak batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Jalur Transportasi Laut Internasional
b. Sebelah Barat : Negara Singapura
c. Sebelah Selatan : Kepulauan Belakang Padang
d. Sebelah Timur : Jalur Transportasi Laut Domestik dan terdapat
pulau kecil (Pulau Meriam)
3. Dasar
B. TUGAS POKOK
Security Fuel Terminal Sambu melaksanakan pengamanan operasional Perusahaan
sepanjang tahun, mulai tanggal 1 Januari s.d 31 Desember 2022 dalam rangka
menjaga keamanan, ketertiban baik di lingkungan Perusahaan maupun diluar
Perusahaan dengan cara menegakkan tata tertib dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku di lingkungan Perusahaan serta memberikan perlindungan, pengayoman
terhadap pekerja, mitra kerja, asset perusahaan dan tamu selama berada di lingkungan
perusahaan dari segala bentuk ancaman, gangguan serta berkoordinasi dengan aparat
keamanan untuk mengamankan kelancaran operasional perusahan.
C. PELAKSANAAN
1. Konsep Pengamanan
1) Bentuk Pengamanan
a. Pengamanan secara langsung melalui pengerahan dan penggelaran
kekuatan secara fisik di lapangan.
b. Pengamanan secara tidak langsung, melalui kegiatan pemantauan,
pengawasan, penyelidikan, penggalangan dan monitoring perkembangan
situasi.
2) Metode Pengamanan (Security – Method).
Methode pengamanan perusahaan dilakukan dengan penggunaan :
a. Manusia (Security by Human).
Pengamanan kantor dan lokasi operasional menjadi tanggung jawab
security jaga selama 24 jam yang dilakukan oleh regu jaga yang dibagi
dalam 3 shift.
b. Konstruksi (Security by Construction).
Pemasangan pagar pada kantor dan lokasi operasional.
a) Peralatan electronik/mekanik (Security by Electronics/Mechanics).
Penggunaan peralatan pengaman berbasis teknologi berupa metal
detector dan Mirror detector saat pemeriksaan kendaraan, orang dan
barang saat keluar dan masuk komplek perkantoran.
b) Tanda khusus dan rambu-rambu (Security by Identification).
Pengamanan dengan penggunaan tanda-tanda/rambu, ID card,
Access ID serta dicatat dalam buku tamu.
c. Potensi Masyarakat (Security by Community).
Pengamanan dengan memberdayakan komponen khusus yakni
memberdayakan, peran serta masyarakat, pembinaan lingkungan dengan
cara pendekatan dan penggalangan kepada masyarakat sekitar, pekerja
dilingkungan perusahaan, serta Aparat Keamanan untuk kepentingan
pengamanan perusahaan.
3) Sifat Pengamanan.
a. Pengamanan terbuka.
Adalah kegiatan pengamanan yang dilaksanakan anggota Sekuriti
berseragam sesuai ketentuan yang berlaku dengan cara :
a) Tindakan preventif, dimaksudkan untuk mencegah/melindungi suatu
obyek dari ancaman, hambatan dan gangguan dengan melakukan
kegiatan :
1) Pengaturan, penjagaan pengawalan dan patroli.
2) Deteksi/Monitoring
3) Koordinasi dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal.
b) Tindakan Represif yakni melakukan tindakan kepolisian terbatas
apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan/peraturan perusahaan
dengan melakukan kegiatan :
1) Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP).
2) Investigasi (penyelidikan dan penyidikan internal) meliputi
pengumpulan barang bukti, pencarian keterangan, pemeriksaan
saksi dan tersangka, penangkapan pelaku pelanggaran.
3) Pembuatan BAP.
4) Koordinasi dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal.
5) Penyelesaian kasus pidana bekerja sama dengan Polri.
b. Pengamanan tertutup
Merupakan kegiatan pengamanan yang dilaksanakan oleh anggota
Sekuriti dengan mengutamakan upaya pre-emtif (penangkalan) yaitu
segala usaha, kegiatan untuk mempengaruhi, merubah sikap, merubah
emosi, merubah pendapat, merubah tingkah laku pihak tertentu dengan
maksud agar mempunyai kesadaran membantu pengamanan perusahaan
dan atau pihak tertentu tersebut mengurungkan kehendak/niatnya agar
tidak menghambat, mengancam serta mengganggu keamanan, ketertiban
dilingkungan perusahaan dan melakukan kegiatan deteksi, identifikasi dini
terhadap ancaman, hambatan, gangguan terhadap perusahaan. Kegiatan
pengamanan tertutup meliputi :
a) Pembinaan Masyarakat:
1) Sosialisasi kegiatan/operasi perusahaan serta sosialisasi obyek
vital nasional bekerja sama dengan Polri dan TNI.
2) Pendekatan dan penggalangan kepada Tokoh Masyarakat baik
formal maupun informal dengan melakukan kegiatan keagamaan,
olahraga dan karya bhakti.
3) Pembinaan keamanan di lingkungan di sekitar perusahaan.
4) Memupuk rasa sadar keamanan (Security Mindedness) dan
menjadikan kewaspadaan sebagai kebiasaan (Security
awareness) guna membantu pengamanan perusahaan.
5) Pemantauan situasi dan kondisi keamanan.
6) Koordinasi dan kerjasama dengan aparat keamanan terkait.
3) Eskalasi Keamanan.
a. Situasi aman adalah suatu keadaan dimana situasi dan kondisi
keamanan dilingkungan perusahaan berjalan normal, aman dan tertib tanpa
adanya gangguan keamanan yang berarti.
a) Kegiatan fungsi di perusahaan berjalan normal sebagaimana
semestinya.
b) Situasi dan kondisi masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan
normal dan kondusif.
c) Gangguan kamtibmas yang terjadi di lingkungan masyarakat terutama
di sekitar perusahaan relatif kecil dan tidak mempengaruhi kegiatan
perusahaan.
b. Situasi Rawan adalah suatu keadaan dimana situasi dan kondisi di
lingkungan perusahaan sudah mulai terganggu, sehingga berakibat
terhambatnya kegiatan perusahaan. Indikator situasi rawan, bilamana terjadi
salah satu kasus atau beberapa kasus seperti tersebut dibawah ini:
a) Terjadi kasus-kasus kriminalitas dalam bentuk pencurian, perusakan
asset dan lain-lain dalam skala sedang.
b) Adanya ancaman/ teror terhadap pekerja perusahaan.
c) Adanya tuntutan warga masyarakat dengan melakukan unjuk rasa
secara wajar/tidak anarkis.
d) Adanya aksi mogok kerja oleh sebagian pekerja, namun tidak
mengganggu atau tidak menyebabkan terhentinya kegiatan perusahaan.
e) Terdapat gangguan teknis dan berpengaruh terhadap kegiatan
operasional Perusahaan.
c. Situasi Sangat Rawan (Kontinjensi/Darurat) adalah suatu keadaan dimana
situasi, kondisi dinamis di lingkungan perusahaan yang dapat berubah sangat
cepat menjadi keadaan darurat dan memerlukan tindakan penanggulangan
secara cepat serta luar biasa karena bilamana penanggulangannya terlambat
berakibat sangat membahayakan bagi perusahaan, menimbulkan korban
manusia dalam jumlah banyak dan atau menimbulkan kerugian materiil dalam
jumlah besar. Indikator situasi sangat rawan (kontinjensi/darurat), bilamana
terjadi salah satu atau beberapa kasus seperti dibawah ini :
a) Telah terjadi kasus kriminalitas antara lain pencurian massal,
penjarahan dan atau perusakan asset perusahaan dalam jumlah besar.
b) Terjadi aksi unjuk rasa disertai tindakan anarkis pengrusakan,
pembakaran asset perusahaan dalam jumlah besar, tindakan
penyanderaan/ penganiayaan terhadap pekerja, pemblokiran/blokade
akses dan berakibat terhentinya kegiatan perusahaan.
c) Terjadi aksi mogok kerja massal dan mengakibatkan terhentinya
kegiatan perusahaan.
d) Terjadi aksi teror bom dan serangan bersenjata yang berpengaruh
terhadap kegiatan perusahaan.
e) Terjadi aksi sabotase dan berpengaruh terhadap kegiatan
perusahaan.
f) Bencana dalam skala besar, kecelakaan kerja, gangguan LH,
kebakaran dengan korban manusia dan atau kerugian materiil dalam
jumlah besar.
2. Sasaran Pengamanan
Berdasarkan identifikasi potensi ancaman dan gangguan di lingkungan Fuel
Terminal Pulau Sambu, maka sasaran yang perlu mendapatkan pengamanan
adalah :
a. Sumber Daya Manusia.
1) Manager dan Team Management
2) Tamu kategori VVIP dan VIP yang berkunjung ke lingkungan perusahaan.
3) Pekerja, pekerja perusahaan dan mitra kerja di lingkungan perusahaan.
b. Material.
1) Piranti lunak (Buku-buku Pedoman dan STK, Peralatan computer, Printer,
Mesin Foto copy dll)
2) Piranti keras (bangunan infrastruktur perusahaan, brankas, meja dan kursi
kerja, almari dokumen , peralatan dan perlengkapan kerja, mesin-mesin
kerja dll)
3) Alat transportasi (mobil dan motor milik perusahaan dan pekerja).
c. Lokasi.
1) Perkantoran
2) Operasional
3) Jetty dan Jalur pipa
d. Dokumen / Informasi.
1) Dokumen perusahaan berklasifikasi rahasia.
2) Informasi perusahaan berklasifikasi rahasia.
3) Dokumen pencatatan penyimpanan, penerimaan dan pengiriman.
4) Informasi.
e. Kegiatan Operasional Perkantoran.
3. Target Pengamanan.
Situasi aman dan terkendali, kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan
dengan normal
4 Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Sr. Spv HSSE
b. Koordinator pengamanan : Jr. Spv. Security
c. Koordinator lapangan pengamanan : Penata / Danru Jaga
d. Negosiator : Comunication Relation
e. Tim Evakuasi : Tim HSSE
5. Cara Bertindak
a. Prosedur penanganan unjuk rasa atau demonstrasi di kantor.
1) Unjuk rasa atau demonstrasi dengan pemberitahuan ke pihak Polri.
a) Pemberitahuan secara tertulis disampaikan oleh pemimpin atau
penanggung jawab unjuk rasa atau demonstrasi kepada Polri
setempat, selanjutnya Polri setempat akan memberitahukan kepada
perusahaan tentang adanya rencana unjuk rasa atau demonstrasi.
b) Pemberitahuan adanya rencana unjuk rasa atau demonstrasi dari Polri
bisa melalui HSSE atau Receptionis
c) HSSE atau Receptionis menerima pemberitahuan tentang adanya
rencana unjuk rasa atau demonstrasi dari Polri setempat.
d) Jr Spv Security/Penata Security melaporkan kepada IT Manager
Manggis Cq Sr Spv HSSE
e) FT Manager Pulau Sambu memerintahkan Sr. Spv. HSSE untuk
mengadakan rapat koordinasi internal dalam rangka mempersiapkan
langkah-langkah menghadapi aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Hal-
hal yang dikoordinasikan dalam rapat internal :
(a) Rencana pengamanan.
(b) Menyiapkan petugas pengamanan dan negosiator beserta materi
yang akan disampaikan.
(d) Penyiapan Safe house, Posko, jalur evakuasi personil dan
kendaraan.
f) Sr Spv HSSE dan Fungsi terkait, melaksanakan koordinasi dengan
pihak Polri dan TNI setempat untuk membahas secara teknis tentang
rencana pengamanan selama dilaksanakan kegiatan unjuk rasa atau
demonstrasi. Hal-hal yang dikoordinasikan :
(a) Mensinergikan dan mengintegrasikan rencana pengamanan yang
telah dibuat oleh Polri dan Security Fuel Terminal Pulau Sambu.
(b) Jumlah anggota Polri dan TNI yang terlibat pengamanan.
(c) Penentuan safe house, posko jalur evakuasi personil dan
kendaraan .
(d) Dukungan logistik dan administrasi selama pengamanan unjuk
rasa.
(e) Pembagian tugas dan wewenang selama penanganan unjuk rasa.
(f) Penyampaian informasi kepada Polri dan TNI tentang pejabat
VIP dan Sarfas yang ada dan harus diamankan selama unjuk rasa
1) Internal
a) Pengamanan dan Pengawalan tamu Perusahaan VIP & VVIP tahun
2021.
2) Eksternal
a) Dampak sosial masyarakat.
Rizal Bagenda
Ndaru Kusuma