Anda di halaman 1dari 12

FUEL TERMINAL PULAU SAMBU

SECURITY

RENCANA PENGAMANAN
PERTAMINA FUEL TERMINAL PULAU SAMBU
TAHUN 2022
Nomor : Renpam- / /

A. Pendahuluan.
1. Umum
Fuel Terminal Pulau Sambu adalah salah satu Unit Operasi Pemasaran PT. Pertamina
(Persero) yang bertanggung jawab terhadap proses bisnis penerimaan, penimbunan dan
penyaluran BBM untuk wilayah Kalimantan, Pangkal Balam, Medan dan Jambi yang
merupakan salah satu perusahaan BUMN (OBVITNAS).
Nilai strategis yang melekat pada Fuel Terminal Pulau Sambu adalah pengelolaan
(penerimaan, penimbunan dan penyaluran) produk BBM yang sangat berpotensi
terhadap adanya risiko ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan pada aspek
pengamanan. Hal tersebut mendorong Fuel Terminal Pulau Sambu untuk melakukan
pengelolaan pengamanan secara profesional, efektif dan memenuhi ketaatan terhadap
regulasi aspek pengamanan serta mendukung visi perusahaan yaitu menjadikan
perusahaan nasional berkelas dunia.
Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, Fuel Terminal Pulau Sambu
mengutamakan penyelenggaraan pengamanan baik fisik maupun non-fisik, yang
didukung oleh anggota pengamanan Internal yang bertugas di lokasi operasional secara
mandiri dengan tetap mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Khusus.
Fuel Terminal Pulau Sambu terletak di Kepulauan dengan luas wilayah ±64 Ha,
berbatasan dengan kepulauan Nusantara yakni Pulau Belakang Padang, Pulau Batam
dan perairan Negara Singapura yang merupakan jalur bebas pelayaran internasional
dengan letak batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Jalur Transportasi Laut Internasional
b. Sebelah Barat : Negara Singapura
c. Sebelah Selatan : Kepulauan Belakang Padang
d. Sebelah Timur : Jalur Transportasi Laut Domestik dan terdapat
pulau kecil (Pulau Meriam)
3. Dasar

a. Keputusan Presiden nomor: 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek


Vital Nasional.

b. Peraturan Kapolri Nomor : 7 Tahun 2019, Tentang Sistem Manajemen


Pengamanan Organisasi Perusahaan dan atau Instansi/Lembaga
Pemerintahan.

c. Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor: 77


K/90/Mem/2019 Tentang Obyek Vital Nasional Bidang Energi Dan Sumber
Daya Mineral
d. Pedoman Sistem Manajemen (SMP) PT Pertamina (Persero) Nomor : A –
001/ 100010/2010 – S0 tanggal 20 Agustus 2012
e. Pedoman Konfigurasi Standar Pengamanan PT. Pertamina (Persero) Nomor :
002/ 100000/2012 – S0 tanggal 21 Januari 2012.
f. Pedoman Sistem Manajemen Pengamanan MOR V Nomor:
A-002/F15480/2016-S0 Rev. 0 tanggal 30 Agustus 2016.
g. Nota Kesepahaman antara PT Pertamina (Persero) dengan Tentara Nasional
Indonessia No.07/C00000/2017-SO atau Kerma/14/2017 tanggal 21 April
2017 tentang Kerja Sama Pengamanan Obyek Vital Nasional Strategis,
Penyaluran Bantuan Corporate Social Responbility, Pelatihan & Pemanfaatan
Fasilitas Para Pihak untuk Keperluan Negara.
h. Nota Kesepahaman antara PT Pertamina (Persero) dengan Kepala
Kepolisian Republik Indonesia Nomor : SP-24/C00000/2018-S0 dan Nomor :
B/76/XII/2018 Tanggal 05-12-2018 bantuan pengamanan dan penegakan
hukum di lingkungan kerja PT Pertamina (Persero)
i. Pedoman Kerja antara PT Pertamina (Persero) dengan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Nomor : 01/S00000/2019-SO dan Nomor : B/43/IV/2019
tanggal 16 April 2019 tentang bantuan pengamanan dan penegakan hukum di
lingkungan kerja PT Pertamina (Persero).
j. Peraturan Kapolri Nomor : 3 tahun 2019 tanggal 15 April 2019 tentang
perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 13 tahun 2007 tentang pemberian
bantuan pengamanan pada Objek Vital Nasional dan Objek Tertentu.
k. Peraturan Kabaharkam Polri Nomor : 1 tahun 2019 tanggal 11 Juli 2019
tentang prosedur pemberian jasa pengamanan dan system manajemen
pengamanan pada objek vital Nasional dan objek tertentu.

B. TUGAS POKOK
Security Fuel Terminal Sambu melaksanakan pengamanan operasional Perusahaan
sepanjang tahun, mulai tanggal 1 Januari s.d 31 Desember 2022 dalam rangka
menjaga keamanan, ketertiban baik di lingkungan Perusahaan maupun diluar
Perusahaan dengan cara menegakkan tata tertib dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku di lingkungan Perusahaan serta memberikan perlindungan, pengayoman
terhadap pekerja, mitra kerja, asset perusahaan dan tamu selama berada di lingkungan
perusahaan dari segala bentuk ancaman, gangguan serta berkoordinasi dengan aparat
keamanan untuk mengamankan kelancaran operasional perusahan.

C. PELAKSANAAN
1. Konsep Pengamanan

1) Bentuk Pengamanan
a. Pengamanan secara langsung melalui pengerahan dan penggelaran
kekuatan secara fisik di lapangan.
b. Pengamanan secara tidak langsung, melalui kegiatan pemantauan,
pengawasan, penyelidikan, penggalangan dan monitoring perkembangan
situasi.
2) Metode Pengamanan (Security – Method).
Methode pengamanan perusahaan dilakukan dengan penggunaan :
a. Manusia (Security by Human).
Pengamanan kantor dan lokasi operasional menjadi tanggung jawab
security jaga selama 24 jam yang dilakukan oleh regu jaga yang dibagi
dalam 3 shift.
b. Konstruksi (Security by Construction).
Pemasangan pagar pada kantor dan lokasi operasional.
a) Peralatan electronik/mekanik (Security by Electronics/Mechanics).
Penggunaan peralatan pengaman berbasis teknologi berupa metal
detector dan Mirror detector saat pemeriksaan kendaraan, orang dan
barang saat keluar dan masuk komplek perkantoran.
b) Tanda khusus dan rambu-rambu (Security by Identification).
Pengamanan dengan penggunaan tanda-tanda/rambu, ID card,
Access ID serta dicatat dalam buku tamu.
c. Potensi Masyarakat (Security by Community).
Pengamanan dengan memberdayakan komponen khusus yakni
memberdayakan, peran serta masyarakat, pembinaan lingkungan dengan
cara pendekatan dan penggalangan kepada masyarakat sekitar, pekerja
dilingkungan perusahaan, serta Aparat Keamanan untuk kepentingan
pengamanan perusahaan.
3) Sifat Pengamanan.
a. Pengamanan terbuka.
Adalah kegiatan pengamanan yang dilaksanakan anggota Sekuriti
berseragam sesuai ketentuan yang berlaku dengan cara :
a) Tindakan preventif, dimaksudkan untuk mencegah/melindungi suatu
obyek dari ancaman, hambatan dan gangguan dengan melakukan
kegiatan :
1) Pengaturan, penjagaan pengawalan dan patroli.
2) Deteksi/Monitoring
3) Koordinasi dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal.
b) Tindakan Represif yakni melakukan tindakan kepolisian terbatas
apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan/peraturan perusahaan
dengan melakukan kegiatan :
1) Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP).
2) Investigasi (penyelidikan dan penyidikan internal) meliputi
pengumpulan barang bukti, pencarian keterangan, pemeriksaan
saksi dan tersangka, penangkapan pelaku pelanggaran.
3) Pembuatan BAP.
4) Koordinasi dengan fungsi terkait baik internal maupun eksternal.
5) Penyelesaian kasus pidana bekerja sama dengan Polri.
b. Pengamanan tertutup
Merupakan kegiatan pengamanan yang dilaksanakan oleh anggota
Sekuriti dengan mengutamakan upaya pre-emtif (penangkalan) yaitu
segala usaha, kegiatan untuk mempengaruhi, merubah sikap, merubah
emosi, merubah pendapat, merubah tingkah laku pihak tertentu dengan
maksud agar mempunyai kesadaran membantu pengamanan perusahaan
dan atau pihak tertentu tersebut mengurungkan kehendak/niatnya agar
tidak menghambat, mengancam serta mengganggu keamanan, ketertiban
dilingkungan perusahaan dan melakukan kegiatan deteksi, identifikasi dini
terhadap ancaman, hambatan, gangguan terhadap perusahaan. Kegiatan
pengamanan tertutup meliputi :
a) Pembinaan Masyarakat:
1) Sosialisasi kegiatan/operasi perusahaan serta sosialisasi obyek
vital nasional bekerja sama dengan Polri dan TNI.
2) Pendekatan dan penggalangan kepada Tokoh Masyarakat baik
formal maupun informal dengan melakukan kegiatan keagamaan,
olahraga dan karya bhakti.
3) Pembinaan keamanan di lingkungan di sekitar perusahaan.
4) Memupuk rasa sadar keamanan (Security Mindedness) dan
menjadikan kewaspadaan sebagai kebiasaan (Security
awareness) guna membantu pengamanan perusahaan.
5) Pemantauan situasi dan kondisi keamanan.
6) Koordinasi dan kerjasama dengan aparat keamanan terkait.

b) Kegiatan Intelijen / deteksi dan identifikasi dini :


1) Penyelidikan yakni segala usaha, kegiatan yang terencana dan
terarah untuk mencari, menemukan, mengumpulkan, mengolah
dan menafsirkan bahan keterangan menjadi informasi serta
menyajikannya sebagai bahan masukan untuk perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan.
2) Penggalangan yakni segala usaha, kegiatan yang terencana dan
terarah untuk mempengaruhi, merubah sikap, perilaku pihak lain
agar menguntungkan perusahaan.
3) Pengamanan yakni segala usaha, kegiatan yang terencana dan
terarah untuk mencegah, menangkal dan melawan usaha,
kegiatan, pekerjaan dan tindakan pihak lain yang merugikan
kepentingan perusahaan.
c) Penetapan Area di lingkungan Perusahaan.
1) Area tertutup meliputi Ruang Manager FT. Pulau Sambu, Control
Room, Server, Utilities, Tangki Timbun BBM, Filling, Jetty I, III dan
VI, tempat penyimpanan barang berbahaya, tempat penyimpanan
surat/dokumen yang berklasifikasi Rahasia.
2) Area terlarang meliputi perkantoran, pergudangan,
bengkel/workshop.
3) Area terbatas adalah semua area di dalam lingkungan
perusahaan selain yang berklasifikasi area tertutup dan terlarang
antara lain: tempat parkir, tempat ibadah, kantin, fasilitas olah
raga, pemukiman pekerja, dll.

3) Eskalasi Keamanan.
a. Situasi aman adalah suatu keadaan dimana situasi dan kondisi
keamanan dilingkungan perusahaan berjalan normal, aman dan tertib tanpa
adanya gangguan keamanan yang berarti.
a) Kegiatan fungsi di perusahaan berjalan normal sebagaimana
semestinya.
b) Situasi dan kondisi masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan
normal dan kondusif.
c) Gangguan kamtibmas yang terjadi di lingkungan masyarakat terutama
di sekitar perusahaan relatif kecil dan tidak mempengaruhi kegiatan
perusahaan.
b. Situasi Rawan adalah suatu keadaan dimana situasi dan kondisi di
lingkungan perusahaan sudah mulai terganggu, sehingga berakibat
terhambatnya kegiatan perusahaan. Indikator situasi rawan, bilamana terjadi
salah satu kasus atau beberapa kasus seperti tersebut dibawah ini:
a) Terjadi kasus-kasus kriminalitas dalam bentuk pencurian, perusakan
asset dan lain-lain dalam skala sedang.
b) Adanya ancaman/ teror terhadap pekerja perusahaan.
c) Adanya tuntutan warga masyarakat dengan melakukan unjuk rasa
secara wajar/tidak anarkis.
d) Adanya aksi mogok kerja oleh sebagian pekerja, namun tidak
mengganggu atau tidak menyebabkan terhentinya kegiatan perusahaan.
e) Terdapat gangguan teknis dan berpengaruh terhadap kegiatan
operasional Perusahaan.
c. Situasi Sangat Rawan (Kontinjensi/Darurat) adalah suatu keadaan dimana
situasi, kondisi dinamis di lingkungan perusahaan yang dapat berubah sangat
cepat menjadi keadaan darurat dan memerlukan tindakan penanggulangan
secara cepat serta luar biasa karena bilamana penanggulangannya terlambat
berakibat sangat membahayakan bagi perusahaan, menimbulkan korban
manusia dalam jumlah banyak dan atau menimbulkan kerugian materiil dalam
jumlah besar. Indikator situasi sangat rawan (kontinjensi/darurat), bilamana
terjadi salah satu atau beberapa kasus seperti dibawah ini :
a) Telah terjadi kasus kriminalitas antara lain pencurian massal,
penjarahan dan atau perusakan asset perusahaan dalam jumlah besar.
b) Terjadi aksi unjuk rasa disertai tindakan anarkis pengrusakan,
pembakaran asset perusahaan dalam jumlah besar, tindakan
penyanderaan/ penganiayaan terhadap pekerja, pemblokiran/blokade
akses dan berakibat terhentinya kegiatan perusahaan.
c) Terjadi aksi mogok kerja massal dan mengakibatkan terhentinya
kegiatan perusahaan.
d) Terjadi aksi teror bom dan serangan bersenjata yang berpengaruh
terhadap kegiatan perusahaan.
e) Terjadi aksi sabotase dan berpengaruh terhadap kegiatan
perusahaan.
f) Bencana dalam skala besar, kecelakaan kerja, gangguan LH,
kebakaran dengan korban manusia dan atau kerugian materiil dalam
jumlah besar.
2. Sasaran Pengamanan
Berdasarkan identifikasi potensi ancaman dan gangguan di lingkungan Fuel
Terminal Pulau Sambu, maka sasaran yang perlu mendapatkan pengamanan
adalah :
a. Sumber Daya Manusia.
1) Manager dan Team Management
2) Tamu kategori VVIP dan VIP yang berkunjung ke lingkungan perusahaan.
3) Pekerja, pekerja perusahaan dan mitra kerja di lingkungan perusahaan.
b. Material.
1) Piranti lunak (Buku-buku Pedoman dan STK, Peralatan computer, Printer,
Mesin Foto copy dll)
2) Piranti keras (bangunan infrastruktur perusahaan, brankas, meja dan kursi
kerja, almari dokumen , peralatan dan perlengkapan kerja, mesin-mesin
kerja dll)
3) Alat transportasi (mobil dan motor milik perusahaan dan pekerja).
c. Lokasi.
1) Perkantoran
2) Operasional
3) Jetty dan Jalur pipa
d. Dokumen / Informasi.
1) Dokumen perusahaan berklasifikasi rahasia.
2) Informasi perusahaan berklasifikasi rahasia.
3) Dokumen pencatatan penyimpanan, penerimaan dan pengiriman.
4) Informasi.
e. Kegiatan Operasional Perkantoran.
3. Target Pengamanan.
Situasi aman dan terkendali, kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan
dengan normal
4 Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Sr. Spv HSSE
b. Koordinator pengamanan : Jr. Spv. Security
c. Koordinator lapangan pengamanan : Penata / Danru Jaga
d. Negosiator : Comunication Relation
e. Tim Evakuasi : Tim HSSE
5. Cara Bertindak
a. Prosedur penanganan unjuk rasa atau demonstrasi di kantor.
1) Unjuk rasa atau demonstrasi dengan pemberitahuan ke pihak Polri.
a) Pemberitahuan secara tertulis disampaikan oleh pemimpin atau
penanggung jawab unjuk rasa atau demonstrasi kepada Polri
setempat, selanjutnya Polri setempat akan memberitahukan kepada
perusahaan tentang adanya rencana unjuk rasa atau demonstrasi.
b) Pemberitahuan adanya rencana unjuk rasa atau demonstrasi dari Polri
bisa melalui HSSE atau Receptionis
c) HSSE atau Receptionis menerima pemberitahuan tentang adanya
rencana unjuk rasa atau demonstrasi dari Polri setempat.
d) Jr Spv Security/Penata Security melaporkan kepada IT Manager
Manggis Cq Sr Spv HSSE
e) FT Manager Pulau Sambu memerintahkan Sr. Spv. HSSE untuk
mengadakan rapat koordinasi internal dalam rangka mempersiapkan
langkah-langkah menghadapi aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Hal-
hal yang dikoordinasikan dalam rapat internal :
(a) Rencana pengamanan.
(b) Menyiapkan petugas pengamanan dan negosiator beserta materi
yang akan disampaikan.
(d) Penyiapan Safe house, Posko, jalur evakuasi personil dan
kendaraan.
f) Sr Spv HSSE dan Fungsi terkait, melaksanakan koordinasi dengan
pihak Polri dan TNI setempat untuk membahas secara teknis tentang
rencana pengamanan selama dilaksanakan kegiatan unjuk rasa atau
demonstrasi. Hal-hal yang dikoordinasikan :
(a) Mensinergikan dan mengintegrasikan rencana pengamanan yang
telah dibuat oleh Polri dan Security Fuel Terminal Pulau Sambu.
(b) Jumlah anggota Polri dan TNI yang terlibat pengamanan.
(c) Penentuan safe house, posko jalur evakuasi personil dan
kendaraan .
(d) Dukungan logistik dan administrasi selama pengamanan unjuk
rasa.
(e) Pembagian tugas dan wewenang selama penanganan unjuk rasa.
(f) Penyampaian informasi kepada Polri dan TNI tentang pejabat
VIP dan Sarfas yang ada dan harus diamankan selama unjuk rasa

g) Polri melaksanakan pengamanan sesuai Perkap Nomor 16 Tahun


2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa dan Perkap Nomor 7
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan,
Pengamanan dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di
Muka Umum.
h) Jr Spv Security/Penata Security mengkoordinir pengamanan di
lapangan. Pengamanan luar lingkungan perusahaan diserahkan
kepada Polri dan TNI
i) Jr Spv Security/Penata Security bergabung dengan petugas Intelkam
Polri dan TNI setempat, untuk melakukan monitoring perkembangan
situasi.
j) Apabila pengunjuk rasa berkeinginan menemui manajemen dan
disetujui oleh manajemen maka perwakilan dari pengunjuk rasa
didampingi pejabat Polri dan TNI setempat dan negosiator dari Polri
bertemu dengan pimpinan perusahaan atau yang mewakili/humas
(Negosiator dari Perusahaan).
k) Jr Spv Security/Penata Security berkoordinasi dengan Polri dan TNI
mengantisipasi perubahan situasi dan kondisi dengan menyiapkan
rencana evakuasi bagi pekerja dan manajemen.
l) Apabila situasi meningkat dan diperlukan evakuasi pejabat penting/VIP
maka dilaksanakan evakuasi menggunakan Speedboat penyelamat
Polri.
m) Sr Spv HSSE berkordinasi dengan Fungsi SSGA/Teknik terkait
dukungan logistik untuk bantuan pengamanan dari Polri/TNI.
n) Selesai kegiatan unjuk rasa, dilaksanakan pengecekan personil dan
material, selanjutnya Tim Manajemen mengadakan rapat evaluasi
tentang penyebab sampai dengan terjadinya unjuk rasa.
o) Hasil pengecekan dan rapat dilaporkan oleh Sr Spv HSSE kepada FT
Manager Pulau Sambu.

2. Unjuk rasa atau demonstrasi tanpa pemberitahuan ke pihak


Polri/Perusahaan.
a) Fungsi Security menghimpun informasi tentang adanya unjuk rasa dari
beberapa sumber (Pekerja, Informan, Polri, TNI, vendor dll)
b) Jr Spv Security/Penata Security mengolah informasi tersebut menjadi
bahan keterangan yang akurat sehingga bisa dipertanggung
jawabkan, selanjutnya melaksanakan koordinasi awal dengan Polri
dan TNI setempat.
c) Jr Spv Secuirty/Penata Security melaporkan informasi adanya unjuk
rasa kepada Sr Spv HSSE/F Pulau Sambu.
d) Jr Spv Security/Penata Security atas persetujuan Sr Spv HSSE
melaksanakan koordinasi dengan Polri dan TNI untuk membahas
tentang pengamanan unjuk rasa ataupun pembubaran unjuk rasa.
e) Jr Spv Security/Penata Security mengkoordinir pengamanan di
lingkungan Perusahaan dan pengamanan luar kantor diserahkan
kepada kepada Polri dan TNI.
f) Unjuk rasa tanpa pemberitahuan resmi kepada Polri setempat
(minimal tingkat Polres), sesuai ketentuan UU No 9 tahun 1998
tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum,
dapat dibubarkan oleh Polri.
b. Prosedur penanganan teror bom atau sabotase di Kantor FT Pulau Sambu.
1) Fungsi Security menghimpun informasi tentang adanya aksi teror bom atau
sabotase dari beberapa sumber (Pekerja, Informan, Polri, TNI, mitra kerja, dll)
2) Jr Spv Security/Penata Security mengolah informasi tersebut menjadi
bahan keterangan yang akurat sehingga bisa dipertanggung jawabkan,
selanjutnya melaksanakan koordinasi awal dengan Polri dan TNI setempat
dan petugas Security internal.
3) Jr Spv Security/Penata Security melaporkan informasi adanya aksi teror
bom atau sabotase kepada Sr Spv HSSE dan Manager FT Pulau Sambu.
4) Jr Spv Security/Penata Security atas persetujuan Sr Spv HSSE
melaksanakan koordinasi dengan Polri dan TNI untuk membahas tentang
rencana pengamanan, evakuasi pekerja dan penjinakan bom.
5) Jr Spv Security/Penata Security mengkoordinir pengamanan di lingkungan
Perusahaan, pengamanan luar gedung diserahkan kepada Polri dan TNI,
sedangkan pengamanan lokasi bom diserahkan kepada Polri.
6) Jr Spv Security/Penata Security mengkoordinir pelaksanaan evakuasi
pekerja dengan berkoordinasi dengan Polri. Gegana Polri melaksanakan
prosedur pengamanan dan penjinakan bom.
7) Jalur evakuasi menggunakan tangga darurat dengan menghindari lokasi
bom, menuju Assembly point sehingga tidak mengganggu pelaksanaan
tugas dari tim penjinak bom dari Polri.
8) Prioritas utama evakuasi adalah FT Manager Pulau Sambu dan Tim
Manajemen serta pekerja yang sedang sakit atau hamil.
c. Prosedur penanganan tindakan subversi di kantor Fuel Terminal Pulau Sambu.
1). Fungsi Security menghimpun informasi tentang adanya aksi subversi dari
beberapa sumber (Pekerja, Informan, Polri, TNI, mitra kerja dll)
2) Jr Spv Security/Penata Security mengolah informasi tersebut menjadi
bahan keterangan yang akurat sehingga bisa dipertanggungjawabkan,
selanjutnya melaksanakan tindakan pertama di tempat kejadian perkara.
3) Fungsi Security mengamankan pelaku, korban (bila ada) serta
mengumpulkan bukti-bukti dan mensterilkan TKP.
4) Fungsi Security melaporkan secara berjenjang kepada Jr Spv
Security/Penata Security, Sr. Spv. HSSE dan FT Manager Pulau Sambu.
5) Jr. Security Officer atas persetujuan Sr Spv HSSE melaporkan kepada
Polri tentang adanya tindakan subversi dikantor Fuel Terminal Pulau
Sambu dilengkapi dengan bukti-bukti dan dokumentasi yang ada.
d. Prosedur penanganan tindakan pencurian/kehilangan di Lingkungan Fuel
Terminal Pulau Sambu.
1) Fungsi Security menghimpun informasi tentang adanya tindakan
pencurian/kehilangan dari beberapa sumber (Pekerja, Informan, Polri, TNI,
mitra kerja dll)
2) Jr Spv Security/Penata Security mengolah informasi tersebut menjadi
bahan keterangan yang akurat sehingga bisa dipertanggung jawabkan,
selanjutnya melaksanakan tindakan pertama di tempat kejadian perkara.
3) Fungsi Security mengamankan pelaku (bila tertangkap tangan), korban
serta mengumpulkan bukti-bukti dan mensterilkan TKP.
4) Jr Spv Security/Penata Security melaporkan secara berjenjang kepada Sr.
Spv. HSSE dan FT Manager Pulau Sambu.
5) Fungsi Security melaksanakan olah TKP, penyelidikan dalam rangka
mengumpulkan bukti untuk dapat dilaksanakan proses penyidikan.
6) Fungsi Security melaksanakan kegiatan penyidikan untuk dapat
mengungkap/membuat terang perkara/permasalahan.
7) Sr Spv HSSE melaporkan kepada Polri tentang adanya tindakan pencurian
di Lingkungan Fuel Terminal Pulau Sambu (sesuai petunjuk FT Manager
Pulau Sambu) dilengkapi dengan bukti-bukti yang ada.

6. Jadwal dan Tahapan Kegiatan


a. Pengamanan perusahaan dilakukan selama 1 x 24 jam dalam sehari dan dibagi
dalam 4 (empat) shift dengan pengaturan jaga dibagi menjadi 3 shift yang
masing masing Shift bekerja selama 8 jam dan 1 (satu) Shift istirahat.

1) Shift Pagi Pukul. 08.00 s/d 16.00 WIB

2) Shift Sore Pukul.16.00 s/d 24.00 WIB

3) Shift Malam Pukul. 24.00 s/d 08.00 WIB

4) Satu Shift Libur (0ff).

Setiap menjelang pergantian jaga, petugas jaga yang akan menggantikan


harus sudah datang ditempat kerja minimal 15 menit sebelum waktu kerja
untuk melaksanakan apel pengecekan kesiapan anggota.

b. Kegiatan Pengamanan Khusus

1) Internal
a) Pengamanan dan Pengawalan tamu Perusahaan VIP & VVIP tahun
2021.

b) Pengamanan Hari Raya Keagamaan tahun 2021.

c) Pengamanan kegiatan Perusahaan yang bersifat incidentil.

d) Pengamanan kegiatan HUT Pertamina pada bulan Desember 2021.

e) Pengamanan Nataru tahun 2021.

2) Eksternal
a) Dampak sosial masyarakat.

b) Dampak sosial berkaitan dengan isu pencemaran lingkungan.

D. SUMBER DAYA DUKUNGAN


1. Bantuan pengamanan yang dibutuhkan :
a. Personil
a) Unsur Polri.
b) Unsur TNI
c) Medical.
d) Pemadam Kebakaran (sesuai kebutuhan).
b. Peralatan.
a) Perlengkapan Pengamanan (helm, pentungan, borgol)
b) APK (Alat Pemadam Kebakaran)
c) Mobil taktis untuk evakuasi pejabat VIP.
d) Mobil ambulance sesuai kebutuhan.
2. Satuan Polri dan TNI terdekat:
a. Polres Barelang Kota Batam dan Polsek Belakang Padang.
b. Kodim dan Koramil Belakang Padang.
c. Pangkalan TNI AL Batam.
3. Dukungan dana pengerahan bantuan pengamanan dari unsur Polri dan TNI
disesuaikan perbantuan dan ekskalasi gangguan kemanan.
V. KOMANDO DAN PENGENDALIAN
1. Komando.
a. Puskodal berada diruang HSSE
b. Safe house ditentukan oleh FT Manager Pulau Sambu.
c. Dalam keadaan darurat seluruh Pekerja, Mitra Kerja, Tamu yang berada di area
kerja menuju Assembly Point yang telah ditentukan.
2. Pengendalian
a. Sarana Komunikasi
a) HT
b) HP perorangan.
c) Telepon kantor.
b. Laporan situasi dilaporkan setiap saat oleh masing-masing regu jaga security.
c. Pengendalian masa pengunjuk rasa menjadi kewenangan Polri.
d. Security Internal bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban Lingkungan
Perusahaan.
e. Dalam hal situasi berkembang menjadi keadaan darurat, rencana evakuasi
pejabat VIP dan pekerja menjadi tanggung jawab bersama unsur pengamanan
yang ada (Polri, TNI dan Sekurity Internal).
3. Pada Keadaan Darurat/Kontinjensi
Komando dan Pengendalian Pengamanan bila eskalasi situasi berkembang
menjadi Keadaan Darurat/Kontinjensi dilaksanakan prosedur sesuai dengan
Rencana Kontijensi.

Disahkan untuk diberlakukan : Sambu, September 2022


Fuel Terminal Manager Pulau Sambu Sr Spv HSSE

Rizal Bagenda
Ndaru Kusuma

Anda mungkin juga menyukai