Anda di halaman 1dari 9

40 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Volume 1 - Nomor 1, 2014

EVALUASI FORMATIF
PADA VIDEO PEMBELAJARAN MAJOE DJAYA PRODUKSI EDUARTION

Erika Oktarini, Abdul Gafur


Matrik Ladang Belajar, Universitas Negeri Yogyakarta
o_akire@yahoo.com, agafur68@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari evaluasi formatif ini adalah untuk menentukan validitas dari pilot project
Video Majoe Djaya dalam aspek instruksional dan media. Selayaknya sebuah evaluasi formatif,
hasil lain yang diharapkan adalah daftar revisi untuk diajukan kepada para pembuat keputusan
dalam memperbaiki dan meningkatkan seri video ini. Studi menggunakan Model Evaluasi
Formatif Ogle yang untuk mengevaluasi tiga dari seri video, berjudul Bilangan Bulat, Badar dan
Barung I, dan Logaritma. Masing-masing video secara berurutan diperuntukan bagi siswa kelas
4, 7, dan 10. Prosedur evaluasi melibatkan review dari ahli, sesi one-to one, small group, dan field
test bagi pengguna, serta review dari guru. Hasil dari penentuan validitas dalam aspek
instruksional adalah baik, ditunjukkan dari modusnya yang bernilai 4. Sedangkan dari aspek
media, kualitas video adalah baik, ditunjukkan dari modusnya bernilai 4 dari 5. Video juga dapat
meningkatkan outcome pembelajaran sebesar 44.36% seperti yang ditunjukkan oleh hasil rerata
gain score. Seri video ini dapat untuk digunakan setelah dilakukan revisi. Revisi penting yang
perlu dilakukan dalam pengembangan video fase kedua adalah: 1) membagi video ke dalam
bagian-bagian yang lebih pendek berisi sub bab dari materi, 2) menyediakan penjelasan yang
berisi tujuan dari video untuk mengatasi kesalahpahaman dalam penggunaan video, 3)
menyediakan penjelasan bagaimana menggunakan video bagi siswa maupun bagi guru, 4)
menuliskan standar kompetensi ke dalam video untuk meningkatkan kejelasan bagi siswa dan
guru, dan 5) memperbarui strategi instruksional supaya sesuai dan seimbang antara unsur
ketepatan dan hiburan.
Kata kunci: Video Pembelajaran, Evaluasi Formatif

FORMATIVE EVALUATION
ON MAJOE DJAYA INSTRUCTIONAL VIDEO PRODUCED BY EDUARTION
Abstract
The objective of this formative evaluation is to determine the validity of Majoe Djaya Video pilot
project in the instructional and media aspects. As a formative evaluation, another expected result is a list of
revision to be proposed to the decision-makers in revising and improving of this video series. This study
uses Ogle formative evaluation method to evaluate three of the video series: Bilangan Bulat, Badar and
Barung I and Logaritma. Each video is respectively aimed for target users in grades 4, 7, and 10. The
evaluation procedures involve expert review, one-to-one user session, small-group user session, field test for
the users, and teacher review. There are three instructional media experts and three subject matter experts
reviewing the videos. The data collection involved 150 students from SD Jetisharjo, SMP 6, and SMA 9
Yogyakarta in November-December 2012. The result of the validity determination of Majoe Djaya Video is
considered good in both instructional and media aspects, as shown by its mode that is 4 out of 5(using
Likert Scale). The use of the video resulted in learning improvement as much as 44.36%, gained from the
gain score mean. This video series is feasible for utilization after being revised. The essential revisions for
further development of the video are: 1) dividing the video into smaller sections containing subchapters of
the materials, 2) providing an explanation containing the purpose of the video to overcome
misunderstanding of the video utilization, 3) providing explanations of how to use the video, not only for
the users but also for the teachers, 4) providing competency standards written on the video (as video
captions) to improve material clarity for users and teachers, and 5) renewing the instructional strategy so
that the element of accuracy and entertainment can be appropriate and balanced.
Keywords: Instructional Video, Formative Evaluation
Evaluasi Formatif pada Video Pembelajaran ... 41
Erika Oktariana, Abdul Gafur

Pendahuluan definisi untuk setiap tipe evaluasi. Secara


khusus pengertian dari evaluasi materi
Pada tahun 2010, Eduartion dengan
atau produk media pembelajaran adalah
disponsori oleh Kedutaan Belanda mem-
evaluasi yang menilai asses the merit or
produksi pilot projek video pembelajaran
worth of content-related physical items, ter-
matematika Majoe Djaya. Eduartion ada-
masuk buku, panduan kurikulum, film,
lah studio yang mendedikasikan karya-
tape, dan semua materi pembelajaran.
karyanya pada sumber pembelajaran
Penilaian bukan dilakukan untuk meng-
gratis, menyenangkan, dan sistematis.
adakan pembelaan selama proyek ber-
Pengembang ini memperkenalkan bebe-
langsung. Namun tujuannya adalah untuk
rapa fitur khusus di dalam video tersebut,
merencanakan program dengan lebih baik.
seperti: lukisan mind map, lagu rumus,
Menurut Weiss (1972, p.4), tujuan dari
cerita humor, dan lembar kerja SOSIS.
penelitian evaluasi adalah untuk meng-
Sebelumnya video ini telah diputar di be-
ukur efek dari program dibandingkan
berapa sekolah di Jogja selama 2011, yaitu
dengan tujuan yang ingin dicapai sehingga
SMA 1, SMA 3, SMA 9, SMA 6, SMA
dapat menjadi masukan bagi para peng-
Muhammadiyah 1, SMP 6, dan SD Jetis
ambil keputusan dalam memperbaiki pe-
Harjo. Proses pemutaran diatur oleh seko-
ngembangan pro-duk lebih lanjut. Evaluasi
lah dan menggunakan ruang kelas atau
formatif adalah salah satu sub domain
ruang audio visual. Selama pemutaran,
dalam definisi teknologi pembelajaran.
para siswa berpartisipasi dalam langkah
Seels (1994) menyebutkan bahwa evaluasi
demi langkah menyelesaikan soal yang ada
dalam video menggunakan lembar kerja formatif adalah proses mengumpulkan
informasi yang cukup dan menggunakan
SOSIS. Pada akhir sesi, kemudian siswa
informasi ini sebagai basis bagi pengem-
menuliskan pendapat mereka secara bebas
bagan lebih lanjutan dari objek yang
mengenai video. Dengan menggunakan
dievaluasi.
kuis sederhana yang terdiri dari dua
Menurut Flaggs (1990), terdapat be-
pertanyaan terbuka, siswa memberikan
berapa alasan kenapa evaluasi formatif
opini mereka mengenai pemahaman dan
kadang tidak dilakukan pada pengem-
ketertarikan mereka. Data yang dikum-
bangan materi pendidikan khususnya yang
pulkan melibatkan 2500 siswa dan secara
berkenaan dengan teknologi elektronik.
sederhana ditarik kesimpulan menghasil-
Beberapa alasan yang sering ditemukan
kan 90% siswa memberikan umpan balik
adalah persoalan waktu, uang, sifat alami
yang positif. Namun demikian, secara aka-
manusia, harapan yang tidak sesuai, ke-
demis, Belum terdapat data yang valid.
sulitan pengukuran, dan kekurangan
Evaluasi video ini memerlukan prosedur
pengetahuan. Evaluasi adalah salah satu
yang lebih sistematik dan ilmiah. Walau-
langkah penting dalam proses desain dan
pun terdapat banyak model dan pendekat-
tetap saja sering terlupakan. Banyak pro-
an evaluasi, namun sangat sedikit dalam
yek pembelajaran yang tidak pernah di-
hal ini yang membahas secara spesifik
evaluasi oleh ahli maupun pengguna
mengenai evaluasi formatif (Ogle, 2002).
sebelum digunakan. Permasalahannya ada-
Menurut AECT, setiap media yang
lah terkadang perancang “terlalu dekat”
terdapat di pasaran atau publik perlu
dengan proyek tersebut sehingga kehilang-
dievaluasi untuk menentukan validitas isi
an kemampuan untuk mengevaluasi ke-
maupun medianya. Salah satu cara penting
untuk membedakan evaluasi adalah de- efektifan dari produk yang dikerjakan.
Melibatkan orang luar untuk menilai
ngan mengklasifikasikannya menurut
proyek adalah hal yang penting menurut
objek yang dievaluasi, yang biasanya be-
Flaggs. Hal ini akan membantu me-
rupa program, proyek, dan produk (ma-
nentukan apakah produk benar-benar telah
teri). The Joint Committee on Standards for
sesuai dengan tujuan atau jika mungkin
Educa-tional Evaluation (1981) menyediakan
terdapat penyesuaian kecil maupun besar

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 1 - Nomor 1, 2014
42 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Volume 1 - Nomor 1, 2014

yang perlu dilakukan supaya pembelajaran tanyaan evaluasi; (4) perencanaan evaluasi;
mencapai kapasitas maksimalnya. (5) menentukan kriteria, indikator, dan
sumber data; (6) pengembangan instru-
Metode Penelitian men; (7) mengajukan proposal evaluasi; (8)
revisi proposal evaluasi; 9) menjadwalkan
Evaluasi formatif yang digunakan pertemuan evaluasi; (10) melakukan eva-
dalam penelitian ini adalah studi des- luasi; (11) melaporkan hasil. Tujuan dari
kripstif dari produk pembelajaran baru seri Video Majoe Djaya adalah untuk me-
yang dikembangkan. Tahapan evaluasi di- nyediakan sumber latihan bagi siswa de-
lakukan menurut model formasi evaluasi ngan menggantikan salah satu peran guru,
Ogle (2002) dengan penyesuaian pada yaitu peran menjelaskan cara menyelesai-
beberapa bagian. Model ini menggunakan kan soal. Seri video ini ditunjukan untuk
langkah-langkah yang telah diidentifikasi memberikan waktu yang lebih longgar
sebelumnya oleh Tessmer mengenai eva- bagi guru untuk melakukan peran-peran
luasi formatif secara umum dan TenBrink strategis di kelas, yaitu sebagai fasilitator
untuk model evaluasi yang baik (Ogle, dalam proses penemuan konsep. Pengem-
2002, p.57). Menurut Ogle terdapat lang- bang percaya hal ini dapat terjadi jika ada
kah-langkah yang dapat disaring dari sebuah seri video yang dapat mengganti-
proses evaluasi formatif menjadi lebih kan peran guru dalam melakukan penjelas-
komprehensif dan manageable. Langkah- an berulang dalam teknis mengerjakan
langkah yang telah disaring dari berbagai soal-soal yang sifatnya kemudian menjadi
sumber itu kemudian menghasilkan se- tugas mekanis setelah dilakukan berulang-
buah alat yang disebut Evaluation Express, ulang setiap tahun.
berupa lembar kerja yang dapat membantu Tipe evaluasi formatif dalam pene-
para perancang instruksional, pengem- litian adalah untuk pengambilan keputus-
bang, dan evaluator dalam merencanakan an dan perbaikan produk. Dengan demiki-
evaluasi formatif. Penyesuaian yang perlu an, evaluasi ini harus mampu menentukan
dilakukan belum termasuk dalam langkah- validitas produk, outcome pembelajaran
langkah revisi instruksi dan mempublikasi- yang dapat dicapai, dan juga daftar revisi
kan hasil. Penyesuaian yang diambil di- untuk meningkatkan keefektifannya. Ada-
maksudkan untuk mensinkronkan lang- pun pertanyaan evaluasi yang perlu di-
kah-langkah dan tujuan dari evaluasi for- jawab adalah: 1) sejauh mana validitas ins-
matif. Pada tahap ini, video Majoe Djaya truksional dari video pembelajaran mate-
sedang berada pada pengembangan fase matika Majoe Djaya? 2) sejauh mana
satu atau pilot dimana revisi belum di- validitas media dari video pembelajaran
mungkinkan. Evaluasi formatif yang di- matematika Majoe Djaya. Pertanyaan-per-
lakukan pada tahap ini adalah dimaksud- tanyaan ini lebih jauh dikembangkan ke
kan yang pertama untuk mengukur dalam detail yang perlu diukur seperti
validitas instruksional dan media. Yang dalam aspek validitas instruksional me-
kedua, evaluasi ini ditujukan untuk mem- ngenai keakuratan, kebermanfaatan, ke-
peroleh daftar revisi yang akan digunakan jelasan, strategi instruksional, dan efektivi-
dalam fase kedua dari pengembangan tas keluaran kognitif. Sementara dalam
produk. Penelitian ini perlu diklarifikasi- aspek validitas media, terdapat beberapa
kan sebagai penelitian evaluasi bukan aspek yang perlu diukur yaitu karak-
penelitian pengembangan. terisitik desain secara umum, kualitas
Berikut ini adalah langkah-langkah audio dan video, kecukupan material su-
yang telah dilakukan menggunakan Eva- plemen, dan reusability.
luation Express Tool dalam evaluasi forma- Dalam rencana evaluasi juga ter-
tif ini: (1) klarifikasi tujuan dari produk; (2) masuk penentuan prosedur. Prosedur yang
mendefinisikan tujuan evaluasi, termasuk dilibatkan dalam evaluasi formatif ini ada-
klarifikasi tipe evaluasi; (3) penentuan per- lah 1) review ahli; 2) one-to-one; 3) small
Evaluasi Formatif pada Video Pembelajaran ... 43
Erika Oktariana, Abdul Gafur

group; dan 4) field test. Ahli yang dilibatkan Kisi-kisi Instrumen


adalah tiga orang ahli konten (SME) dan
Variabel Sub-variabel Aspek
tiga orang ahli media pembelajaran (IME). Up to date, kejelasan,
Sementara siswa yang dilibatkan berasal Konten
kebermanfaatan,
dari SD Jetis Harjo, SMP 6 Yogyakarta, dan bebas bias
SMA 9 Yogyakarta. Pada ta-hap one-to-one, Desain Menyatakan tujuan,
tiga orang siswa mengikuti sesi secara presentasi muatan,
terpisah. Small group melibatkan 5-8 siswa penerapan bagi
dan field test melibatkan 30-35 siswa untuk Instruk- siswa, refleksi bagi
masing-masing sekolah. Dalam hal ini guru sional siswa, interaksi
juga dilibatkan untuk memberikan data siswa, terintegrasi
dengan lingkungan
pendukung dalam aspek feasibility. Peng-
pembelajaran,
ambilan data dilakukan selama bulan No-
motivasi siswa,
vember-Desember 2012. hasil siswa,
Kisi-kisi instrumen seperti pada reusability
Tabel 1 menunjukan bahwa variabel in- Karakteristik
struksional dibagi menjadi dua sub varia- Teknis
desain secara
bel, yaitu konten dan desain. Sementara Produksi
umum, kualitas
variabel media dibagi menjadi ke dalam visual, kualitas
sub variabel teknis produksi dan fitur audio, hubungan
khusus. Masing-masing subvariabel ini ke- Media antara audio dan
mudian didetailkan dalam aspek-aspek visual, materi
yang merujuk kepada Beaudin (1993), Dick tambahan
and Carey (2009), Smaldino (2008), dan Feature Lukisan mind map,
Gagne (1992). Khusus dari cerita komedi, lagu
Video rumus, SOSIS

Gambar 1. Mind Map Variabel Evaluasi

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 1 - Nomor 1, 2014
44 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Volume 1 - Nomor 1, 2014

Kisi-kisi instrumen tersebut kemu- standar deviasi yang menunjukkan ke-


dian dituangkan dalam instrumen berupa ragaman nilai (Bloomers, 1977).
kuisioner dan lembar interview. Instrumen
didistribusikan kepada sumber-sumber Hasil Penelitian dan Pembahasan
data sesuai dengan kompetensinya ma-
sing-masing. Gambar 1 menunjukan peta Keenam ahli yang terlibat dalam
pikiran dari variabel-variabel evaluasi review pada sub variabel materi, seri video
yang terlibat dan bagaimana setiap aspek Majoe Djaya memberikan penilaian akurasi
di dalamnya diberikan penilaian. yang baik bagi video Bilangan Bulat dan
Terdapat dua variabel yang kemu- Logaritma dan akurasi yang cukup bagi
dian dibagi menjadi dua sub variabel, di- video Badar dan Barung I. Kebermanfaatan
mana masing-masing subvariabel memiliki video dikategorikan baik, sementara bebas
aspek-aspek. Masing-masing aspek di- bias dikategorikan lebih dari baik. Ke-
review atau diberi penilaian oleh IME, SME, jelasan video Bilangan Bulat adalah lebih
maupun siswa, tergantung dengan tipe dari cukup sementara kedua video yang
aspek tertentu. SME mereview semua lain adalah cukup. Gambar 2 menunjukkan
aspek dari konten. Kejelasan material yang index konten dari perspektif ahli.
direview oleh ahli adalah aspek kejelasan
tujuan, kompetensi standar, petunjuk bel-
ajar, bahasa, dan info dari ilustrasi. Sedang-
kan IME mereview sebagian saja aspek
dari kontek, sebagian aspek dari desain
instruksional, seluruh aspek dari teknis
produksi, dan sebagian aspek dari fitur
khusus. Sementara itu data dikumpulkan
dari siswa meliputi kejelasan material yang Gambar 2. Indeks Sub Variable Konten
merupakan bagian dari subvariabel kon- Menurut Review Ahli
ten, sebagian aspek dalam desain intruk-
Meski dikategorikan sebagai cu-
sional seperti motivasi, prestasi, feasibili-
kup, namun pada konteks init perlu dicatat
tas, dan pemakaian ulang (reusability). Data
sebagai kelemahan dari video, yaitu khu-
lain yang dikumpulkan dari siswa adalah
susnya dalam hal kejelasan materi dan
kualitas audio visual yang meru-pakan
akurasi. Semenatara itu pada sub variabel
aspek dari sub variable teknis produksi
desain instruksional para ahli melihat
dan juga data mengenai semua aspek
bahwa video dikategorikan sebagai baik
dalam fitur khusus. Data yang telah
maupun sangat baik dalam hal menyata-
dikoleksi kemudian dikelompokkan dan
kan tujuannya. Ketiga video juga di-
dirangkai dalam analisis.
kategorikan baik dalam aspek presentasi
Teknik analisa data yang diguna-
konten, latihan, refleksi, kesesuaian dengan
kan dalam studi deskriptif ini adalah ana-
goal, dan terintegrasi pada lingkungan.
lisis statistik deskriptif untuk data multi-
Selain itu ketiga video dikategorikan
media. Statistik yang digunakan untuk
cukup dalam hal interaksi. Indeks desain
menilai kualitas multimedia adalah modus
instruksional dalam persepektif ahli da-
dari Skala Likert yang diperoleh melalui
pat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
kuisioner, karena modus adalah nilai yang
tepat untuk mewakili data ordinal (Mogey,
1998, p.21). Jika data dalam distribusi alami
menghasilkan multimodal, maka median
adalah indeks yang sesuai untuk diguna-
kan (Bloomers, 1977, p.102). Sementara da-
ta analisis dalam bentuk nilai skor meng-
gunakan mean yang mewakili sampel dan
Evaluasi Formatif pada Video Pembelajaran ... 45
Erika Oktariana, Abdul Gafur

Barung I dikategorikan cukup. Namun


begitu Video Logaritma dikategorikan baik
dalam kedua aspek tadi. Temuan ini
menunjukan bahwa perbaikan kualitas
materi dan penyesuaian kecepatan narasi
pada video untuk siswa SD dan siswa
untuk SMP perlu diperbaiki dan menye-
suaikan dengan jenjang usia pengguna.
Gambar 3. Indeks Sub Variabel Desain Dari hasil one-to-one dan small group
Instruksional Menurut Review Ahli ditemukan bahwa siswa merasa kecepatan
narasi terlalu cepat dan ada beberapa
Penilaian ahli dalam dalam hal
bagian yang meloncat-loncat sehingga
interaksi ini menjadi temuan yang ber-
siswa kesulitan memahami. Lebih lanjut
lawanan dengan tujuan pengembang yang
grafik analisa perbandingan pretes dan
ingin menciptakan media yang meski
postes pada Gambar 5, 6, dan 7 menunjuk-
berformat video namun dapat tetap inter-
kan adanya tren yang mendukung kece-
aktif. Observasi lapangan menunjukan
nderungan ini.
bahwa para siswa terlibat aktif dalam
kesibukan menyelesaikan latihan yang
diberikan video. Dari hasil diskusi dengan
ahli, ditemukan adanya kesalahan dalam
penggunaan video pada sat review. Ahli
umumnya tidak menyadari bahwa video
harus dipause dan play seusai dengan
petunjuk yang ada pada layar. Hal ini
disebabkan oleh adanya persepsi bahwa Gambar 5. Hubungan Pretest dan Postest
format video adalah suatu media yang Siswa Kelas 5 untuk Video
diputar dan ditonton dari awal hingga Bilangan Bulat
selesai dan audience hanya sebagai
penonton pasif. Temuan ini merupakan
dasar bagi perlunya materi tambahan atau
suplemen yang tepat mengenai cara
penggunaan video. Selanjutanya penilaian
siswa sebagai pengguna dalam field test
ditunjukan oleh gambar 4 sebagai berikut.

Gambar 6. Hubungan Pretest dan Postest


Siswa Kelas 7 untuk Video
Bilangan Bulat Badar & Barung I

Gambar 4. Indeks Desain Instruksional dari


Pengguna dalam Field Test
Kejelasan alur cerita, petunjuk
penggunaan, kemenarikan materi, motivasi
pengguna, dan reusability dikategorikan Gambar 7. Hubungan Pretest dan Postest
baik dari perspektif pengguna. Dalam Siswa Kelas 10 untuk Video
aspek kualitas materi dan kecepatan narasi, Logaritma
video Bilangan Bulat dan Badar dan

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 1 - Nomor 1, 2014
46 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Volume 1 - Nomor 1, 2014

Ketiga gambar menujukan bahwa ground musik dikategorikan cukup oleh


siswa yang memiliki hasil pretes rendah pengguna. Video Bilangan Bulat dan Badar
maupun tinggi dapat memiliki peningkat- dan Barung I dikategorikan cukup dalam
an nilai pada postes. Namun gambar 5 aspek kejelasan teks dan baik dalam ke-
menunjukan selisih nilai peningkatan menarikan drama. Sebaliknya video loga-
pretest-postest lebih kecil dari gambar 6. ritma dikategorikan baik dalam aspek
Demikian pula selisih nilai peningkatan kejelasan teks dan dikategorikan cukup
pretes-postes pada gambar 6 lebih kecil dalam kemenarikan drama. Indeks variabel
dari gambar 7. Dengan demikian video media menurut pengguna tertera pada
Logaritma menunjukan peningkatan nilai Gambar 10.
postes yang lebih baik dari pada kedua
video lainnya.
Selanjutnya ditinjau dari aspek tek-
nis produksi, secara umum ketiga video di-
kategorikan baik oleh ahli seperti ditunj-
ukkan pada Gambar 8.

Gambar 10. Indeks Media dari Pengguna


dalam Field Test

Tren yang kembali muncul pada


gambar 10 adalah adanya kecenderungan
Gambar 8. Indeks Sub Variabel Teknis kesamaan hasil penilaian pada video 1 dan
Produksi menurut review Ahli video 2 yang diperuntukkan masing-
masing bagi siswa SD dan siswa SMP.
Demikian juga dalam hal fitur Sementara video 3 untuk siswa SMA
spesial, ketiga seri video secara merata memiliki karakteristik yang berbeda dari
dikategorikan baik oleh para ahli seperti kedua video lainnya. Video 3 memiliki
ditunjukan pada gambar 9. kejelasan teks yang lebih baik dari kedua
video lainnya sehingga memudahkan
siswa dalam mengikuti penjelasan materi
SOSIS. Hal ini berkaitan dengan data pada
gambar 4 mengenai kejelasan materi dan
gambar 7 mengenai perolehan gain score
yang lebih baik dari kedua video lainnya.
Sebaliknya video 3 memiliki kemenarikan
drama yang lebih rendah dari kedua video
lainnya. Hal ini didukung oleh data
Gambar 9. Indeks Sub Variabel Fitur
kualitatif yang diberikan siswa berupa
Khusus menurut Review Ahli
komentar umum setelah belajar dengan
video pada bagian akhir instrumen. Siswa
Namun pengguna memberikan pe-
SD dan SMP memberikan komentar positif
nilaian yang lebih cukup variatif dalam
variabel media secara keseluruhan. Peng- pada alur cerita dan bahkan beberapa
siswa terlibat dalam mengidentifikasikan
guna mengkategorisasikan baik dalam
diri mereka dalam cerita monster dan
aspek tampilan (look and feel), kemenarikan
mind map, kemenarikan lembar kerja superhero pada video bilangan bulat.
Sementara siswa komentar siswa SMA
SOSIS, dan potensi distribusi. Sementara
pada umumnya menyebutkan bahwa alur
kejelasan audio, lagu rumus, dan back-
cerita terlalu alay atau berlebihan. Temuan
Evaluasi Formatif pada Video Pembelajaran ... 47
Erika Oktariana, Abdul Gafur

ini merupakan dasar untuk revisi yang come sebesar 44,36 %, sebagaimana dituju-
penting bagi developer, yaitu bagaimana kan oleh gain score.
menemukan keseimbangan antara aspek Validitas media pada video pem-
kebenaran materi dan hiburan. Video 1 dan belajaran matematika Majoe Djaya jika di-
2 cenderung menghibur namun kurang lihat dari tiga seri yang diteliti sejah ini
tepat dalam materi dan meningkatkan dapat dikatakan memiliki kualitas yang
pemahaman siswa. Sebaliknya video 3 baik sebagaimana ditunjukan oleh modus 4
cenderung meningkatkan lebih baik dalam dari 5 dalam Skala Likert; (a) dilihat dari
kualitas materi dan meningkatkan pema- karakteristik desain secara umum, video
haman siswa, namun aspek enterainment sejauh ini dapat dikategorikan sebagai baik
yang disajikan kurang tepat sasaran. yang ditunjukan oleh modus 4 dari skala 5;
Selain itu terdapat tren bahwa b) dilihat dari kualitas visual, video sejauh
aspek-aspek yang berhubungan dengan ini dapat dikatakan lebih dari baik di-
audio, seperti kejelasan audio, lagu rumus, tunjukan oleh modus 4,5 dari skala 5; c)
dan musik latar, memperoleh modus 3 Dilihat dari kualitas audio, video sejauh ini
dalam hasil field test. Hasil observasi la- dapat dikategorikan baik ditunjukan oleh
pangan sehubungan dengan data ini men- modus 4 dari skala 5; d) dilihat dari kecu-
jelaskan bahwa penggunaan mini subwoofer kupan materi tambahan video dikategori-
speaker dalam ruangan kelas menghasilkan kan baik ditunjukan oleh modus 4 dari
audio yang kurang maksimal dibanding- skala 5; e) dilihat dari kemenarikan fitur
kan pada subwoofer speaker untuk small spesial, video dikategorikan baik ditunjuk-
group maupun speaker laptop untuk sessi kan oleh modus 4. f) dilihat dari reusability,
one-to-one. video dikategorikan baik ditunjukan oleh
modus 4 dari skala 5.
Simpulan dan Saran
Saran
Simpulan
Seri Video Majoe Djaya sesuai
Validitas instruksional dari video untuk penggunaan setelah beberapa revisi
pembelajaran matematika Majoe Djaya sebagaimana berikut ini: a) membagi video
dilihat dari tiga seri video, sejauh ini dapat ke dalam potongan yang lebih pendek
dikatakan memiliki kualitas yang baik se- berisi sub bab dari materi; b) menyediakan
bagaimana yang ditunjukan oleh skor material tambahan (suplemen) mengenai
modus 4 dari 5; (a) dilihat dari keakuratan penjelasan dari peranan video dalam pem-
konten, video dapat dikategorikan baik, se- belajaran; c) menyediakan penjelasan ten-
bagaimana ditunjukan dalam skor modus 4 tang bagaimana menggunakan video baik
dari skala 5; (b) dilihat dari kebermanfaat- bagi guru maupun siswa; d) menuliskan
an, video dapat dikategorikan baik, seba- kompetensi dari video untuk meningkat-
gaimana ditunjukan dalam skor modus 4 kan kejelasan materi bagi siswa dan guru;
dari skala 5; (c) dilihat dari kejelasan e) memperbarui strategi pembelajaran se-
konten, video dapat dikategorikan cukup, hingga tetap cocok dan seimbang antara
sebagaimana ditunjukan dalam skor mo- aspek ketepatan materi dan aspek hiburan.
dus 3 dari skala 5; (d) dilihat dari strategi
instruksional, video dapat dikategorikan
Daftar Pustaka
baik, sebagaimana ditunjukan dalam skor
modus 4 dari skala 5; (e) dilihat dari pe- AECT Task Force On Definiton and
ningkatan motivasi siswa , video dapat Terminology. (1997). The definition of
dikategorikan baik, sebagaimana ditunjuk- educational technology. Washington
kan dalam skor modus 4 dari skala 5; (f) DC: Association For Educational
Dilihat dari keefektifan outcome kognitif, Communication and Technology.
video sejauh ini dapat meningkatkan out-

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan


Volume 1 - Nomor 1, 2014
48 - Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Volume 1 - Nomor 1, 2014

Beaudin, B.P. (1993). Instructional video eva- cookbook (p.21). [electronic version]
luation. Colorado: Colorado State Edinburgh: Learning Technology
University, Ft Collins. Dissemination Initiative.
Bloommers, P. J., & Forsyth, R.A. (1977). Ogle, G.J. (2002). Towards A Formative Eva-
Elementary statistical methods in psy- luation Tool. Virginia Polytechnic
choligicy and education. 2nd ed. Bos- Institute.
ton: Houghton Mifflin Company.
Seels, B.B., & Richey. R.C. (1994). Instruc-
Dick, W., Carey,L., & Carey, J.O. (2009). The tional Technology: The Definition and
systematics design for instruction (7th Domains of The Field, Association for
ed). Boston : Pearson Education Inc. Educational Communication and
Technology, Washington, DC.
Flagg, B.N. (1990). Formative evaluation for
educational technologies. New Jersey: Smaldino, S.E., Lowther, D.L., & Rusell,
Lawrence Erlbaum Associates Pu- J.D. (2008). Instructional Technology
blishers. and Media for Learning 9th ed. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Gagne, R.M., Briggs, L.J., & Wager, W.W.
(1992). Principles of instructional de- Weiss, C.H. (1972). Evaluation Research.
sign (4thed). Orlando: Harcourt Brace New Jersey: Prentice Hall. Publi-
Jovanovich Publisher. cation. Inc.
Mogey, N. (1998). So you want to use a Likert
Scale?on J. Harvey (Ed), evaluation

Anda mungkin juga menyukai