Anda di halaman 1dari 12

Isian Substansi Proposal l

PENELITIAN DASAR KOMPETITIF NASIONAL (PDKN)


Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

Tuliskan judul usulan penelitian

JUDUL USULAN
FABRIKASI SEL SURYA KARBON AMORF (a-C) BERBAHAN DASAR ARANG LIMBAH
TEMPURUNG KELAPA SAWIT

RINGKASAN
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.

Keterbatasan fabrikasi dan biaya yang mahal dalam penggunaan silikon (Si) sebagai sel fotovoltaik
mendorong dikembangkannya material semikonduktif alternatif yang lebih murah dan ramah
lingkungan, diantaranya adalah bahan semikonduktor berbasis karbon. Salah satu alotrop karbon
yang banyak dikembangkan sebagai lapisan tipis semikonduktif adalah karbon amorf (a- C).
Keberadaan hibridisasi campuran sp2 dan sp3 menjadikan a-C memiliki rentang celah pita (band gap)
yang lebar yakni antara 0,0 - 5,5 eV. a-C memiliki sifat diantara grafit dan intan yang mana sifat
tersebut dapat dikontrol dengan mengatur rasio sp2/ sp3. Merujuk pada keunggulan sifat ini, berbagai
metode banyak dikembangkan, termasuk dengan mensintesis a-C dari biomassa dan bioproduk. Pada
usulan penelitian ini, lapisan a-C disiapkan dari bahan dasar arang tempurung kelapa sawit yang
merupakan salah satu bioproduk lokal Indonesia. Letak geografis Indonesia yang berada di
khatulistiwa mendukung dikembangkannya sel surya sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan energi
terutama di daerah-daerah yang sulit sumber listrik. Oleh karena itu, usulan penelitian ini mencoba
untuk menginvestigasi parameter terbaik dalam usaha pegembangan lapisan a-C berbasis arang
tempurung kelapa sawit sebagai sel fotovoltaik. Lapisan a-C akan didoping dengan Boron (B) dan
Nitrogen (N) untuk mendapatkan semikonduktor ekstrinsik tipe-p (a-C: B) dan tipe-n (a-C: N), yang
selanjutnya akan digunakan untuk membuat berbagai jenis sambungan (junction) guna mendapatkan
performa sel fotovoltaik yang lebih baik. Selain analisa struktur lapisan a-C menggunakan XRD,
FTIR, SEM, PES dan SE, detail analisis pada sifat optik dan listrik juga akan dilakukan
menggunakan UV-Vis, dan metode four point probe. Karakteristik fotovoltaik juga diinvestigasi
dengan mengamati respon perubahan arus (I) dan tegangan (V) saat dan tanpa penyinaran. Topik dari
usulan penelitian ini merupakan fokusan terkini dalam pengembangan fotovoltaik generasi teknologi
multi-junction berbasis bahan organik. Usulan penelitian ini juga sesuai dengan topik dan roadmap
dari 3 pusat penelitian di USK, yaitu (i) pusat riset energi dan kelistrikan, (ii) pusat riset STEM, dan
(iii) pusat riset pengembangan dan hilirisasi inovasi. Kebaruan temuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pendopingan Boron dan Nitrogen pada struktur dan sifat lapisan a-C,
serta mengetahui jenis sambungan dari lapisan karbon amorf yang paling baik dalam
menghasilkan karakteristik fotovoltaik. Penelitian ini direncanakan selama dua tahun 2022-2023,
yakni pada tahun pertama penelitian ini kolaborasi internasional dengan lembaga riset SLRI Thailand
(untuk pengukuran PES) dan pada tahun kedua penelitian ini berkolaborasi internasional dengan
lembaga riset NUS Singapura (untuk pengukuran Ellipsometer). Target luaran dari usulan penelitian
ini adalah publikasi satu artikel pada jurnal international terindeks Scopus berkategori minimal Q-2
dan pemakalah dalam temu ilmiah dalam bentuk prosiding international terindeks scopus, serta paten.
KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
Karbon amorf, Semikonduktor, Fotovoltaik, Sel surya a-C, Kelapa sawi.

LATAR BELAKANG
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus dan studi kelayakannya. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi keterkaitan skema dengan bidang fokus atau renstra penelitian PT.
Penggunaan bahan semikonduktor mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi topik yang
banyak diteliti dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bahan
semikonduktor yang populer digunakan adalah silikon (Si), yang umumnya dimanfaatkan dalam
komponen sel surya maupun komponen elektronik lainnya seperti transistor, dioda, dan IC
(Integrated Circuit). Meskipun memiliki konversi energi yang tinggi, sel surya berbasis Si
memiliki keterbatasan fabrikasi dan biaya yang mahal. Selain itu, penggunaan Si pada periode
waktu yang lama dapat mengalami proses degradasi yang membatasi masa pakai dan stabilitasnya.
Hal ini mendorong peneliti mencari alternatif pengganti Si untuk mendapatkan bahan yang murah
dan memiliki efisiensi serta kualitas yang mampu menandinginya. Salah satu alternatif yang
menjanjikan adalah karbon (C). Dalam tabel periodik, C dan Si berada pada golongan yang sama
sehingga keduanya memiliki kemiripan dalam sifat dan struktur ikatan. Karbon merupakan unsur
yang berlimpah dan berbagai alotropnya telah dikenal memiliki sifat-sifat unggul yang berpotensi
dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi.

Salah satu alotrop karbon yang saat ini mendapat perhatian cukup besar untuk diteliti lebih lanjut
karena sifatnya yang unik dan menarik adalah karbon amorf (a-C). Karakteristik dari a-C dapat
dirancang pada rentang yang luas, yang menjadikannya mampu diaplikasikan dalam bidang
semikonduktor. a-C memiliki daerah rentang celah pita yang lebar yakni antara 0,0 - 5,5 eV.
Struktur ikatan a-C tersusun atas campuran antara hibridisasi sp 2 dan sp3, yang membuatnya
memiliki sifat diantara grafit (100% sp 2) dan intan (100% sp3). Menariknya, ratio antara ikatan
karbon sp2 dan sp3 pada a-C dapat dikendalikan. Ketika jumlah hibridisasi sp3 lebih besar dari pada
sp2, maka a-C akan bersifat insulatif sebagaimana intan. Sebaliknya, a-C akan bersifat konduktif
ketika jumlah hibridisasi sp2 lebih besar dari pada sp3 [1-3].

Upaya penelitian terhadap pembuatan semikonduktor berbasis karbon telah berkembang dalam
dekade terakhir [4-19]. Alotrop karbon yang digunakan sebagai sel fotovoltaik menunjukkan
perkembangan nilai efisiensi konversi energi. Penelitian terkait pembuatan senyawa karbon,
termasuk a-C, dari bahan alam juga telah dilakukan [20, 21]. a-C yang dihasilkan dari bioproduk
berupa tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit, legen dan gula merah menunjukan sifat
semikonduktif yang memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sel fotovoltaik. Di Indonesia,
bioproduk tersebut merupakan salah satu produk lokal yang cukup banyak didapat karena pohon
kelapa sawit tumbuh dengan baik di beberapa wilayah termasuk pulau sumatra. Hal ini dapat
menjadi salah satu potensi dalam mengembangkan bahan semikonduktor berbasis a-C dari produk
lokal yang murah dan ramah lingkungan. Selain itu, letak geografis Indonesia yang berada di
khatulistiwa juga mendukung dikembangkannya sel surya sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan
energi terutama di daerah-daerah yang sulit sumber listrik. Oleh karena itu, usulan penelitian ini
mencoba untuk menginvestigasi parameter terbaik dalam usaha pegembangan lapisan a-C berbasis
tempurung kelapa sawit sebagai sel fotovoltaik. Dalam penelitian ini, lapisan a-C akan didoping
dengan Boron dan Nitrogen untuk mendapatkan semikonduktor ekstrinsik tipe-p dan n, yang
selanjutnya akan digunakan untuk membuat berbagai jenis sambungan (junction) guna
mendapatkan performa sel fotovoltaik yang lebih baik.

Usulan penelitian ini mendukung Rencana Strategis (RENSTRA) Penelitian USK 2019- 2023, dan
termasuk dalam topik penelitian pada roadmap 3 pusat riset di USK, yaitu (i) pusat riset energi dan
kelistrikan, (ii) pusat riset STEM, dan (iii) pusat riset pengembangan dan hilirisasi inovasi. Karbon
amorf (a-C) memberikan potensi luas untuk digunakan sebagai lapisan sel surya berbahan organik
non-silikon karena memiliki celah pita (band gap) yang lebar serta sifatnya dapat dikontrol dengan
mengatur komposisi hibridisasi sp2/sp3. Struktur ikatan karbon memungkinkan a-C untuk didoping
baik dengan boron ataupun nitrogen untuk membuat semikonduktor tipe-p atau tipe-n. Dengan
demikian, persimpangan p-n (p-n junction) dapat dibuat dari lapisan a-C untuk memunculkan
karakteristik fotovoltaik yang merupakan dasar dari sel surya. Pengembangan sel fotovoltaik
merupakan solusi realistis bagi pemenuhan kebutuhan energi di beberapa wilayah Indonesia.
Topik penelitian ini juga merupakan fokusan terkini yaitu dalam teknologi fotovoltaik
heterojunction dan berbasis pada bahan organik. Usulan penelitian ini juga mendukung
pengembangan sains fundamental yaitu dalam mempelajari mekanisme perubahan celah pita
energi dan konduktivitas listrik yang diinduksi oleh perubahan struktur lokal lapisan a-C. Selain
itu, pemanfaatan bahan dasar berupa gula lontar yang merupakan produk lokal Indonesia (bio-
product) dapat menjadi upaya peningkatan potensi bahan alam sebagai bahan semikonduktor yang
murah dan ramah lingkungan dst.

TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti/teknologi yang dikembangkan. Penyajian dalam bagan dapat dibuat dalam
bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer
yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten
yang terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
Karon Amorf

Karbon amorf (a-C) merupakan salah satu jenis alotropik karbon padatan nonkristalin. Keteraturan
posisi atom karbonnya tidak berjangkauan panjang, melainkan keteraturannya hanya dapat diamati
dalam jangkauan pendek. Struktur karbon amorf diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Karbon
amorf mengandung campuran ikatan sp2 dan sp3 dengan sedikit bukti adanya ikatan sp1. Oleh
karena itu, karbon amorf dapat dianggap sebagai struktur antara grafit (100% ikatan sp2) dan intan
(ikatan 100% sp3), dan menunjukkan beberapa karakter keduanya, tergantung pada fraksi sp2/sp3
[1]. Karena karbon amorf secara termodinamika berada dalam keadaan metastabil dan rasio sp2/sp3
merupakan variabel, maka sifat karbon amorf sangat bervariasi tergantung pada metode dan
kondisi pembentukannya. Rasio yang berbeda akan menunjukkan sifat mekanik, listrik, dan optik
yang sangat berbeda juga. Ketika rasio sp3 lebih besar maka dapat disebut karbon amorf
tetrahedral (ta-C) atau karbon seperti intan. Karbon amorf tetrahedral bersifat keras, transparan,
merupakan isolator listrik serta memiliki kepadatan yang lebih tinggi dari a-C [2].
Gambar 1. Struktur karbon amorf (a-C) [1].

B. Lapisan Karbon Amorf sebagai Lapisan Sel Surya

Karbon amorf merupakan kandidat potensial untuk aplikasi sel surya karena sifat
semikonduktornya. Karbon amorf memiliki celah pita yang lebar yakni antara 0,0 - 5,5 eV, serta
rasio ikatan karbon sp2 dan sp3 dapat diatur. Hal ini memungkinkan kemampuan yang luas dari sifat
optik, yang mengarah pada efisiensi penyerapan sinar matahari yang sebanding dengan silikon
amorf. Karbon amorf memiliki keunggulan dibandingkan silikon konvensional dalam fotovoltaik
karena penggunaan silikon pada periode waktu yang lama dapat mengalami proses degradasi yang
membatasi masa pakai dan stabilitasnya. Sementara karbon amorf memiliki keunggulan lebih lanjut
seperti biaya rendah, stabilitas udara, ketahanan termal yang lebih tinggi, penyerapan cahaya yang
sangat baik, dan sifat elektronik yang dapat diatur secara luas [4]. Selain itu lapisan karbon amorf
dapat dideposisikan pada suhu ruang menggunakan teknik deposisi yang sederhana. Hal ini
menjadikan karbon amorf sebagai alternatif pilihan untuk membuat lapisan tipis sel surya [5].

Proses perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik dapat berlangsung pada material
semikonduktor yang mempunyai dua area yang berbeda, dimana satu area mempunyai kelebihan
elektron dan area yang lain kekurangan elektron, yang tidak lain adalah pn-junction. Suatu sistem
untuk mentransfer radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik disebut photovoltaic
(PV), dimana sistem ini bekerja dengan prinsip efek fotovoltaik. Efek fotovoltaik didefinisikan
sebagai suatu fenomena munculnya voltase listrik akibat kontak dua elektroda yang dihubungkan
dengan sistem saat diletakkan dibawah energi cahaya. Ketika foton dari energi matahari mengenai
permukaan sel fotovoltaik, maka foton tersebut dapat dibiaskan, diserap, ataupun diteruskan
menembus sel. Foton yang diserap oleh sel fotovoltaik inilah yang akan memicu timbulnya energi
listrik, dimana foton dengan tingkat energi tertentu akan membebaskan elektron dari ikatan atomnya
sehingga mengalirlah arus listrik. Tingkat energi tertentu yang dimaksud adalah energi gap [6].
C. Studi Hasil Penelitian Sebelumnya
Ringkasan mengenai beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan tema penelitian yang diusulkan
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan dari studi penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian yang diusulkan

No. Studi pendahulu Ringkasan


1. Ma dkk., 2001 [9] Lapisan tipis karbon menyerupai intan (DLC) berhasil dibuat
diatas substrat n-silikon dengan menggunakan teknik PCVD.
Hasil pengujian fotovoltaik menunjukan bahwa efisiensi
konversi energi dari divais in sekitar 7,9% pada 1,5 AM dan
disinari 100 mW/cm2.
2. Zhou dkk. 2002 [10] Karakteristik fotovoltaik teramati pada lapisan tipis karbon
nitrit (a-CNx) pada substrat ITO
3. Veerappan dkk. 2012 Dye sensitized solar cells (DSCs) yang difabrikasi dengan
elektroda karbon amorf menghasilkan efisiensi konversi
[11]
energi yang sebanding dengan DSCs dengan elektroda Pt
4. Silva dkk. 2011 [12] a-C dan a-C:H berpotensi untuk digunakan sebagai coating
pada sel surya kristallin silikon
5. Tian dkk. 2003 [13] Lapisan karbon amorf didoping boron (a-C:B) menunjukan
fitur fotovoltaik dengan efesiensi sekitar 0.3%
6. Han dkk. 2007 [14] Penambahan lapisan karbon amorf ta-C:B pada silikon amorf
a-Si:H dapat meningkatkan performa sel fotovoltaik
7. Ismail dkk. 2014 [15] a-C/Si yang disipakan melalui proses anelling cepat memiliki
efisiensi konversi energi yang lebih baik dari pada a-C/Si yang
disiapkan dengan proses anelling normal
8. Cui dkk. 2012 [16] Graphitic a-C pada subtrat nikel menjanjikan sebagai sel surya
berbasis karbon yang sederhana dan murah
9. Rusop dkk. 2005 [17]a-C terdoping nitrogen (a-C:N) yang disiapkan melalui PLD
dengan variasi tekanan parsial nitrogen menunjukan
karakteristik fotovoltaik dimana nilai efisiensi konversi energi
meningkat dengan meningkatnya tekanan parsial yang
digunakan.
10. Pamungkas dkk. 2019 a-C yang disintesis dari bioproduk (nira kelapa, nira lontar,
gula kelapa) memiliki sifat listrik dan lebar celah pita pada
[20]
rentang semikonduktor
11. Mukharomah dkk. Lapisan a-C yang disintesis dari nira lontar memiliki
2019 [21] keadaan hibridisasi campuran dan band gap dalam rentang
material semikonduktor

D. Peta Jalan (Road Map) Penelitian


Pada tahun 2022 capaian yang akan dicapai yaitu berupa prototype bentuk sel surya dan
selanjutnya publikasi ilmiah ke jurnal Nasional teakreditasi (Sinta 1-6) dan pengurusan
dokumen HKI. Target yang direncanakan pada tahun 2022 tersebut dilaksanakan bersama
anggota tim dengan melibatkan para pakar pada bidang sel surya. Selanjutanya di tahun
2023 juga ditargetkan terbitnya Buku Ber-ISBN (IKAPI) dam juga telah diterimanya
(Accepted) di jurnal internasional terakreditasi Q1 sampai dengan Q4. Jurnal tersebut
sebelumnya sudah di submit di tahun 2022 di salah satu jurnal internasional bereputasi (Q1
s.d Q4) dan diharapkan published di tahun berikutnya yaitu 2023. Ditahun ketiga penelitian
ini peneliti bersama tim akan mempublikasikan hasil penelitian pada Conference
International dengan luaran prosiding (IOP Conference). Adapun langkah-langkah yang
dilakukan menuju pencapaian luaran penelitian ini, berikut dapat dilihat isu sentral strategis
nasional yang mendukung pencapaian luaran dimaksud seperti tergambar dalam bagan alir
penelitian (road map) di bawah ini:

Gambar 2. Roadmap Penelitian


Ditinjau dari segi materialnya, perkembangan sel surya/ sel fotovoltaik juga telah beralih
ke material-material baru seperti dye (DSSC), colloidal quintum dot semisal CNT,
perovskit dan organik. Merujuk pada hal ini maka usulan penelitian mengenai aplikasi
lapisan a-C berbasis bioproduk (gula lontar) dengan variasi jenis sambungan sebagai sel
surya merupakan topik terkini yang sedang dikembangkan dalam peta jalan penelitian
teknologi fotovoltaik.

Gambar 3. Klasifikasi sel surya berdasarkan material aktif yang digunakan. [23].
METODA
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Usulan penelitian dasar yang diusulkan dapat mencakup prinsip dasar dari teknologi, formulasi
konsep dan/atau aplikasi teknologi, hingga pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi
dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental. Penelitian Dasar dapat
berorientasi kepada penjelasan atau penemuan (invensi) guna mengantisipasi suatu
gejala/fenomena, kaidah, model, atau postulat baru yang mendukung suatu proses teknologi,
kesehatan, pertanian, dan lain-lain dalam rangka mendukung penelitian terapan. Sebutkan juga
kualitas luaran berupa jurnal atau prosiding yang menjadi target. Bagian ini harus juga
menjelaskan tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.

A. Metode Penelitian
Metode dari penelitian ini menggunakan eksperimen dengan setiap tahapan penelitian dimulai
dari persiapan alat dan bahan, Sintesis serbuk karbon amorf (a-C), Sintesis larutan karbon
amorf (a-C), Pembuatan lapisan karbon amorf (a-C), Pembuatan lapisan karbon amorf dengan
variasi jenis sambungan, Pengukuran sifat listrik lapisan a-C, Karakterisasi struktur lapisan
karbon amorf dan Karakterisasi fotovoltaik lapisan karbon amorf.

B. Gambar 4. Ilustrasi lapisan dari jenis sambungan (a) p-i, (b) i-n and (c) p-i-n
C. Bagan Penelitian
Tabel 2. Bagan penelitian terkait tahapan, luaran dan indikator capaian serta rincian tugas
anggota pengusul.
No Proses/ tahapan Luaran Indikator capaian Tugas masing-masing
anggota pengusul*)
1. Persiapan bahan dan alat Alat dan Tersedianya  K, A1 dan A2
bahan untuk peralatan dan bahan mendiskusikan persiapan
keperluan untuk keperluan penelitian.
penelitian penelitian
2. Penelusuran pustaka Informasi Pemahaman terkait K, A1 dan A2
mutakhir/terbaru terkait topik topik penelitian mendiskusikan pustaka
penelitian terkini terkait topik
terkini penelitian
3. Sintesis serbuk karbon Serbuk karbon Didapatkan serbuk K dibantu mahasiswa
amorf (a-C) dari gula amorf (a- C) a-C berukuran melakukan sintesis serbuk
lontar berukuran seragam a-C, kemudian
seragam mendiskusikan hasil
dengan A1 dan A2
4. Sintesis larutan a-C, Larutan a-C, a- Didapatkan larutan K dibantu mahasiswa
a-C didoping Boron C:B dan a-C:N a-C, a-C:B dan a- membuat larutan a-C,
(a-C:B) dan a-C C:N kemudian mendiskusikan
didoping Nitrogen (a- hasil dengan A1 dan A2
C:N)
5. Pembuatan lapisan Lapisan a-C, a- Didapatkan lapisan K dibantu mahasiswa
karbon amorf (a- C, a- C:B dan a-C:N a-C, a-C:B dan a- menyiapkan lapisan a-C,
C:B dan a-C:N) pada pada substrate C:N pada substrate kemudian
substrate kaca ITO kaca mendiskusikan
kaca ITO ITO hasil dengan A1 dan A2
6. Pembuatan lapisan Lapisan Didapatkan lapisan K dibantu mahasiswa, A1
karbon amorf dengan karbon amorf karbon amorf dan A2 menyiapkan
variasi jenis dengan variasi dengan variasi jenis lapisan a-C dengan variasi
sambungan (p- n, p-i-n, jenis sambungan jenis sambungan
p-i, i-n, n-i-p, p-i-i-n) sambungan
7. Karakterisasi struktur Hasil Diperoleh hasil K, A1 dan A2
lapisan karbon amorf karakterisas karakterisasi dari mendiskusikan hasil
dengan menggunakan i struktur pengukuran XRD, pengukuran dan analisis
XRD, FTIR, PES, SEM lapisan a-C FTIR,
dan XAS PES, SEM dan XAS
8. Pengukuran Data hasil Diperoleh data hasil A1 melakukan kolaborasi
konduktifitas dan lebar pengukuran pengukuran FPP, dengan National
celah pita (band gap) konduktifitas UV-Vis dan University of Singapore
pada lapisan karbon dan band gap Ellipsometer (NUS). K dan A2
amorf menggunakan dari FPP, melakukan karakterisasi
metode Four Point spektroskopi dan mendiskusikan
Probe (FPP), UV-vis dan hasilnya dengan A1.
spektroskopi UV-vis ellipsometer
dan ellipsometer
9. Karakterisasi Data I-V dari Diperoleh data I-V K, A1 dan A2
fotovoltaik lapisan hasil dari hasil mendiskusikan hasil
karbon amorf karakterisasi karakterisasi pengukuran dan analisis
fotovoltaik fotovoltaik
10. Pelaporan kemajuan Laporan Dilaporkannya K, A1 dan A2 menyusun
penelitian kemajuan, progress laporan kemajuan,
logbook dan penelitian pada logbook penelitian dan
rincian MONEV kemajuan rekapitulasi anggaran
pemakaian biaya. K melaporkan
anggaran laporan progress pada
MONEV kemajuan
11. Penyusunan laporan Laporan akhir Dilaporkannya K, A1 dan A2 menyusun
akhir penelitian, laporan akhir laporan akhir, logbook
logbook dan penelitian pada penelitian dan SPTB
SPTB anggaran MONEV akhir anggaran. K melaporkan
laporan akhir pada
MONEV akhir
12. Penyusunan makalah/ Manuskrip Tersusunnya K, A1 dan A2 menyusun
publikasi artikel yang manuskrip artikel manuskrip artikel untuk
siap untuk yang telah siap disubmit ke jurnal
disubmit untuk disubmit internasional
terindeks Scopus
*) K: Ketua peneliti, A1: Anggota-1, A2: Anggota-2
D. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir dari usulan penelitian disajikan pada Gambar 5.Dalam diagram ini dijelaskan
tahapan yang telah ( ), telah dan sedang ( ) dan akan ( ) dilakukan.
Gambar 5. Diagram alir penelitian.

JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

Tahun ke-1
Bulan 2022
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemesanan & pembelian bahan dan alat habis X X X X X X
pakai
2. Penelusuran pustaka mutakhir/terbaru X X X X X X X X X X
3. Sintesis serbuk karbon amorf (a-C) dari gula X X X
lontar
4. Sintesis larutan a-C, a-C didoping Boron (a-C:B) X X
dan a-C didoping Nitrogen (a-C:N)
5. Pembuatan lapisan karbon amorf (a-C, a-C:B dan X X
a- C:N) pada substrate kaca ITO
6. Pembuatan lapisan karbon amorf dengan variasi X X
jenis sambungan (p-n, p-i-n, p-i, i-n, n-i-p, p-i-i-n)
7. Karakterisasi struktur lapisan karbon amorf X X X X
dengan menggunakan XRD, FTIR, PES, SEM dan
XAS
8. Pengukuran konduktifitas dan lebar celah pita
(band gap) pada lapisan karbon amorf X X X X
menggunakan metode Four Point Probe (FPP),
spektroskopi UV- vis dan ellipsometer
9. Karakterisasi fotovoltaik lapisan karbon amorf X X X X
10. Pelaporan kemajuan penelitian X X
11. Penyusunan laporan akhir X X
12. Penyusunan makalah/ publikasi X X X

Tahun ke-2
Bulan 2023
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan X X
2 Penerapan Produk X X X X
3 Penyusunan Laporan Akhir X X X
4 Seminar Akhir X X X
5 Pengadaan Laporan Akhir X X
6 Publikasi Ilmiah X X

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
1. R.J. Yeo, 2017. Overview of Amorphous Carbon Films, in: Ultrathin Carbon-Based
Overcoats for Extremely High Density Magnetic Recording. Springer Singapore,
Singapore, pp. 29–37. https://doi.org/10.1007/978-981-10-4882-1_2
2. A. Kouchi, 2014. Amorphous Carbon, in: Amils, R., Gargaud, M., Cernicharo
Quintanilla, J., Cleaves, H.J., Irvine, W.M., Pinti, D., Viso, M. (Eds.), Encyclopedia of
Astrobiology. Springer Berlin Heidelberg, Berlin, Heidelberg, pp. 1–2.
https://doi.org/10.1007/978-3-642- 27833-4_70-2
3. Robertson, J., 2002. Diamond-like amorphous carbon. Materials Science and
Engineering: R: Reports 37, 129–281. https://doi.org/10.1016/S0927796X(02)00005-0
4. A.N. Fadzilah, K. Dayana, M. Rusop, 2012. Carbon-Based Solar Cell from Amorphous
Carbon with Nitrogen Incorporation. Advanced Materials Research 576, 785–788.
https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMR.576.785
5. P. Mahtani. 2010. Optical and Structural Characterization of Amorphous Carbon Films,
Magister Thesis, University of Toronto, Canada, pp. 146.
6. P.S. Karthik, A.L. Himaja, S.P. Singh. 2014. Carbon-allotropes: synthesis methods,
applications and future perspectives. Carbon letters 15, 219–237.
https://doi.org/10.5714/CL.2014.15.4.219
7. Darminto, Malik Anjelh Baqiya, Retno Asih. 2018. Pengembangan Bahan Karbon dari
Biomassa. Surabaya: ITS PRESS.
8. R. Zhu, Q. Tao, M. Lian, X. Feng, J. Liu, M. Ye, X. Wang, S. Dong, T. Cui, P. Zhu.
2019. Modulating Band Gap of Boron Doping in Amorphous Carbon Nano - Film.
MDPI. Materials, 12(1780). DOI: 10.3390/ma12111780.
9. Z. Q. Ma, B. X. Liu. 2001. Boron-doped diamond-like amorphous carbon as photovoltaic
films in solar cell. Solar Energy Materials and Solar Cells 69, 339-344.
https://doi.org/10.1016/S0927-0248(00)00400-1
10. Z. B. Zhou, R. Q. Cui, Q. J. Pang, G. M. Hadi, Z. M. Ding, W. Y. Li. 2002. Schottky solar
cells with amorphous carbon nitride thin films prepared by ion beam sputtering technique.
Solar Energy Materials and Solar Cells 70, 487-493.
11. G. Veerappan, K. Bojan, S.-W. Rhee. 2012. Amorphous carbon as a flexible counter
electrode for low cost and efficient dye sensitized solar cell. Renewable Energy 41, 383-
388. https://doi.org/10.1016/j.renene.2011.10.020
12. D. S. da Silva, A. D. S. Cortes, M. H. Oliveira, E. F. Motta, G. A. Viana, P. R. Mei, F. C.
Marques. 2011. Application of amourphous carbon based materials as antireflective coatings
on crystalline silicon solar cells. J. of App. Phys. 110, 043510.
https://doi.org/10.1063/1.3622515
13. X. M. Tian, M. Rusop, Y. Hayashi, T. Soga, T. Jimbo, M. Umeno. 2003. A photovoltaic
cell from p-type boron-doped amorphous carbon film. Solar Energy Materials and Solar
Cells 77, 105-112. https://doi.org/10.1016/S0927-0248(02)00461-0
14. J. Han, M. Tan, J. Zhu, S. Meng. 2007. Photovoltaic charateristics of amorphous silicon
solar cells using boron doped tetrahedral amorphous carbon flms as p-type window
materials. Appl. Phys. Lett. 90, 083508. https://doi.org/10.1063/1.2539767
15. R. A. Ismail, W. K. Hamoudi, K. K. Saleh. 2014. Effect of rapid thermal annealing on the
characteristics of amorphous carbon/n-type crystalline silicon heterojunction solar cells.
Material science in Semiconductir Processing 21, 194-199.
16. T. Cui, Z.-H. Huang, H. Zhu, Y. Jia, S. Chen, K. Wang, D. Wu, F. Kang. 2012. Low-
temperature synthesis of multilayer graphene/ amorphous carbon hybrid films and their
potential application in solar cells. Nanoscale Research Letters 7, 453.
17. M. Rusop, S. M. Mominuzzaman, T. Soga, T. Jimbo, M. Umeno. 2005. Nitrogen doped n-
type amorphous carbon films obtained by pulsed laser deposition with a natural camphor
source target for solar cell applications. J. Phys.: Condens. Matter 17, 22.
18. F. Risplendi, M. Bernardi, G. Cicero, J. C. Grossman. 2014. Structure-Property Relations
in Amorphous Carbon for Photovoltaics. Applied Physics Letters, 105. DOI:
10.1063/1.4891498.
19. Q. Xu, B. Cheng, J. Yu, and G. Liu. 2017. Making co-condensed amorphous carbon/g-
C3N4 composites with improved visible-light photocatalytic H2-production performance
using Pt as cocatalyst,” Carbon, vol. 118, pp. 241–249, Jul. 2017.
20. D. I. Pamungkas, A. Haikal, M. A. Baqiya, Y. Cahyono, Darminto. 2018. Synthesis of
amorphous carbon from bio-product by drying method. AIP Conference Proceedings 1945.
21. Mukharomah, D. I. Pamungkas, Darminto. 2019. Structural characterization of
amorphous carbon films from palmyra sap. AIP Conference Proceedings 2120, 050011.
22. F. Bayrak, K. A. Alnefaie, N. H. Abu-Hamdeh, H. K. Oztop. 2017. A review on energy
analysis of solar electricity production. Renewable and Sustainable Energy Reviews 75, 755 –
770.

Anda mungkin juga menyukai