I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai salah satu aspek dari kehidupan sosial, budaya tegur sapa
memiliki peran yang penting dalam membentuk hubungan yang
harmonis antar individu dan kelompok. Dalam konteks pendidikan,
sekolah memainkan peran yang sangat penting sebagai wadah
pembentukan karakter dan norma sosial bagi para siswa. Jenjang kelas
XII merupakan tahap terakhir pendidikan menengah bagi siswa
sebelum memasuki tahap baru dalam kehidupan mereka, seperti
perguruan tinggi atau karir profesional. Siswa harus
mempertimbangkan pilihan jurusan yang akan diambil di perguruan
tinggi, mengikuti kursus untuk melancarkan proses pembelajaran, dan
tidak lupa untuk mengikuti segala alur KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) di sekolah. Proses tersebut tentu melibatkan penelitian,
konsultasi dengan guru dan guru BK di sekolah, serta pendaftaran ke
berbagai perguruan tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan.
Dalam suasana belajar yang semakin kompleks, beragam, dan penuh
tekanan, budaya tegur sapa menjadi fondasi untuk membangun
atmosfer positif. Hal tersebut juga memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Saat hubungan antar
siswa maupun siswa dengan guru semakin akrab, siswa dapat secara
nyaman untuk bertanya, bertukar pendapat, ataupun mencari
bimbingan.
1
masyarakat menghabiskan sebagian besar bahkan sepanjang waktu di
rumah. Masyarakat semakin terpaku kepada gadget dan media sosial
yang lebih mudah dan cepat diakses sehingga memperkuat pola
komunikasi di dalam dunia maya. Hal tersebut menyebabkan
komunikasi langsung antar-individu menjadi berkurang. Tidak
terkecuali kepada siswa yang bersekolah di SMA Santa Ursula Jakarta,
yang mungkin terpapar pada pola komunikasi yang kurang baik atau
kurang memperhatikan norma-norma sopan santun dalam interaksi
sehari-hari.
2
SMA Santa Ursula Jakarta” dengan harapan untuk menyoroti
pentingnya budaya tegur sapa di lingkungan pendidikan kelas XII.
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah penelitian ini adalah:
a. Mengetahui tujuan dari pembiasaan budaya tegur sapa di SMA
Santa Ursula Jakarta.
b. Menilai dan menganalisis dampak dari budaya tegur sapa terhadap
hubungan sosial dan suasana belajar di kelas XII SMA Santa
Ursula Jakarta.
c. Sebagai syarat memenuhi Ujian Sekolah Kelas XII SMA Santa
Ursula Jakarta.
3
Pengertian tegur-sapa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri
adalah ucapan untuk menyapa (mengajak bercakap-cakap). Dalam
tradisi masyarakat Jawa, bertegur sapa disebut juga sebagai sapa aruh.
Tuturan sapa aruh yang dilakukan masyarakat Jawa berpedoman pada
unggah-ungguh yang berlaku. Walaupun hanya dengan sepatah atau
dua patah kata kegiatan sapa aruh dapat membangkitkan rasa
persaudaraan (Endraswara, 2010). Masyarakat Jawa melakukan
kegiatan sapa aruh ketika bertemu dengan mitra tutur dalam peristiwa
tutur yang informal maupun formal. Namun, dalam peristiwa tutur
informal jauh lebih bervariasi bentuknya. Sebagian orang menganggap
kegiatan sapa aruh hanya basa-basi, padahal dari kebiasaan inilah dapat
dilihat karakter masyarakat Jawa yang sesungguhnya yaitu ramah,
peduli dengan sesama, toleransi, dan santun.
4
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Muhammad Saibani
Wiyanto, ada sebuah penelitian yang dilakukan mengenai praktik sapa
menyapa. Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa salam dan tegur
sapa ternyata memiliki peran yang penting dalam lingkungan
pendidikan, khususnya di Pulau Jawa, Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan kata-kata salam merupakan bentuk
tuturan yang menekankan kedekatan antara yang memberi salam dan
yang menerima salam (Wiyanto, 2022).
5
menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan di luar sekolah,
membentuk karakter masing-masing individu sebagai manusia yang
beretika dan bertanggung jawab.
6
ini menciptakan suasana di mana siswa merasa dihargai dan
diperhatikan.
7
f) Pelayanan
Tanpa pamrih, mempunyai sikap siap sedia untuk
memberikan bantuan dan berbagi.
8
bebas tanpa ketakutan atau kecemasan sosial yang berlebih. Sebuah
wawancara penulis dengan salah seorang siswa kelas XII di SMA
Santa Ursula Jakarta mengungkapkan bagaimana praktik budaya tegur
sapa menciptakan rasa kenyamanan dalam interaksi sosial.
9
tidak dibalas. Hal tersebut dapat membuat saya merasa malu,
tidak nyaman, dan awkward. Keberadaan teman yang
responsif dapat membuat saya merasa nyaman dalam
berinteraksi di sekolah.”2
2
Narasumber 3, siswa kelas XII MIPA 3 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di Lorong
Ceria SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 2 Agustus 2023.
10
Gambar 3.2.1. Sapa Pagi di SMA Santa Ursula Jakarta
(Diambil oleh Lucia Joana kelas XII MIPA 4)
11
“Sekolah yang membiasakan kami untuk bertegur sapa
memang terkadang terasa seperti pemaksaan, tetapi kebiasaan
untuk menyapa memang sepatutnya diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kalau kita sering menyapa orang-orang
di sekitar kita, entah di lingkungan perguruan tinggi ataupun di
dunia kerja, orang-orang pasti akan memberikan pandangan
yang baik, bahwa alumni SMA Santa Ursula mempunyai etika
yang baik dan sopan. Seperti yang sebelumnya saya katakan
juga, dengan sering menyapa orang yang kita temui, dapat
membentuk jaringan pergaulan yang lebih luas.”3
3
Narasumber 5, siswa kelas XII SOSIAL 1 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di Lorong
Beriman SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 14 September 2023.
12
Kemungkinan akan konflik dan perseteruan antar rekan kerja pun
dapat diminimalisir.
4
Narasumber 4, siswa kelas XII MIPA 4 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di XII MIPA
4 SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 2 Agustus 2023.
13
untuk mengobrol. Prinsip saya pribadi, jika dia berperilaku
baik kepada saya, maka saya harus berperilaku lebih baik lagi.
Tercipta pula rasa dekat satu sama lain. Dengan itu, rasa
kebersamaan dan solidaritas antar-siswa dapat meningkat lebih
cepat.”5
5
Narasumber 1, siswa kelas XII MIPA 1 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di Aula SMP
Sekolah Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 31 Juli 2023.
6
Narasumber 3, siswa kelas XII MIPA 3 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di Lorong
Ceria SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 2 Agustus 2023.
14
Hampir semua siswa kelas XII SMA Santa Ursula Jakarta yang
penulis wawancarai secara konsisten menegaskan bahwa budaya tegur
sapa mencerminkan dua nilai SERVIAM yang paling kuat, yaitu cinta
dan belas kasih, serta persatuan. Narasumber 2, seorang siswa dari
kelas XII MIPA 2, berpendapat bahwa menyapa merupakan salah satu
wujud cinta yang ditunjukkan melalui kepedulian terhadap orang lain.
Ia meyakini bahwa dengan menyapa dengan senyuman, kita mampu
menyebarluaskan energi positif kepada orang-orang di sekitar.
7
Narasumber 2, siswa kelas XII MIPA 2 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di kelas XII
MIPA 4 SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 2 Agustus 2023.
8
Narasumber 6, siswa kelas XII SOSIAL 2 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di kelas
XII SOSIAL 2 SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 9 Agustus 2023.
15
budaya sekolah ini, saling menyapa dengan sopan dan ramah
mencerminkan rasa cinta, kepedulian, serta semangat kebersamaan
terhadap sesama—yang berkontribusi dalam membangun hubungan
yang positif dan menjaga persatuan di lingkungan sekolah.
“.... Jika siswa, saya rasa masih banyak yang terkesan sombong
sebab masih saja ada yang mengalihkan pandangannya, pura-
pura sibuk berbicara dengan orang lain, dan lainnya dengan
tujuan untuk menghindar. Saya pun merasa jika tidak ada
kontak mata di antara kami, maka saya tidak menyapanya.
Bahkan, guru-guru seringkali mengalihkan pandangannya dan
tidak bertampang ramah, sehingga saya sering tidak jadi
menyapa.”
9
Narasumber 2, siswa kelas XII MIPA 2 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di kelas XII
MIPA 4 SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 2 Agustus 2023.
16
memberikan contoh yang seharusnya diberikan. Narasumber 5 juga
menambahkan pendapat sejalan.
10
Narasumber 5, siswa kelas XII SOSIAL 1 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di
Lorong Beriman SMA Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 14 September 2023.
11
Narasumber 1, siswa kelas XII MIPA 1 SMA Santa Ursula Jakarta, Wawancara, di Aula
SMP Sekolah Santa Ursula Jakarta, pada tanggal 31 Juli 2023.
17
membuat kurang nyaman untuk menyapa. Hal seperti itu dapat
menjadi hambatan yang besar pula.”
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
pengaruh budaya tegur sapa pada siswa kelas XII di SMA Santa Ursula
Jakarta, dapat ditarik beberapa kesimpulan penting. Pertama,
pembiasaan budaya tegur sapa di SMA Santa Ursula Jakarta memiliki
tujuan dalam membentuk lingkungan sekolah yang inklusif dan
bersahabat. Melalui tegur sapa yang hangat dan ramah, sekolah
berupaya meningkatkan kesejahteraan emosional dan toleransi antar
siswa, serta menciptakan ikatan yang erat antar anggota sekolah.
Kedua, budaya tegur sapa yang diterapkan di SMA Santa Ursula
Jakarta mencerminkan nilai-nilai SERVIAM, khususnya cinta dan
belas kasih serta persatuan, yang menjadi landasan utama dalam
hubungan antarindividu.
Selain itu, dari budaya tegur sapa sangat nyata terlihat dalam
hubungan sosial dan suasana belajar di kelas XII SMA Santa Ursula
Jakarta. Murid belajar untuk melihat sesamanya sebagai teman sekelas
18
yang patut dihargai, menciptakan atmosfer yang ramah, penuh
toleransi, dan kenyamanan. Mereka juga merasa lebih dekat satu sama
lain, yang menguatkan rasa kebersamaan dan solidaritas antar-siswa.
Tegur sapa menciptakan saluran komunikasi yang terbuka dan
membantu mengatasi hambatan dalam proses belajar-mengajar. Praktik
tegur sapa berkontribusi pada peningkatan kualitas komunikasi, dengan
siswa belajar berbicara dengan sopan, mendengarkan dengan baik, dan
merespons dengan bijaksana.
4.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat dijadikan acuan bagi lembaga,
pembaca, dan peneliti berikutnya. Diharapkan semua masyarakat dapat
lebih memahami mengenai budaya tegur sapa yang sepatutnya
dilestarikan. Tidak sekadar mengetahuinya saja, tetapi juga
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan keluarga pun
memiliki peran yang sangat penting, keluarga merupakan lingkungan
pertama di mana anak-anak belajar mengenai nilai-nilai dan norma
sosial. Orangtua dapat memainkan peran utama dalam mengajarkan
anak-anak tentang pentingnya menyapa dengan sopan dan
menghormati orang lain.
19
mengenai sopan santun. Selain itu, sekolah juga diharapkan
mensosialisasikan tentang budaya tegur sapa, tidak hanya kepada
murid, tetapi juga para guru yang berada di garda terdepan dalam
membentuk karakter siswa. Dalam upaya meningkatkan rasa
kepedulian, kepekaan, dan pembentukan karakter siswa, sekolah dapat
mengadakan kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat yang
melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat luas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Mien Rachman. 2010. Buku Pintar Etiket untuk Remaja: Kiat Sukses
Memasuki Pergaulan Modern. Indonesia: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
21
LAMPIRAN
Wawancara 1
Tempat : Sekolah Santa Ursula Jakarta di Aula SMP
Waktu : 31 Juli 2023
Wawancara 2
Tempat : SMA Santa Ursula Jakarta di kelas XII MIPA 4
Waktu : 2 Agustus 2023
23
orang lain maupun orang yang lebih tua.
P Apakah praktik tegur sapa masih kuat, dihargai, dan dijalankan
dengan baik di kalangan siswa SMA Santa Ursula Jakarta?
Mengapa?
N Praktik tegur sapa tentu masih kuat, dihargai, dan dijalankan dengan baik
di kalangan siswa SMA Santa Ursula sebab guru dan karyawan masih
selalu menyapa dan membalas sapaan siswa. Meskipun begitu, memang
ada beberapa guru yang jika lewat masih membuang muka dan baru
menyapa jika disapa murid lebih dahulu. Kadang pula, di antara murid-
murid yang tidak terlalu akrab, mereka tidak saling bertegur sapa karena
takut merasa canggung dan dianggap sok dekat.
P Bagaimana dampak budaya tegur sapa terhadap rasa kebersamaan
dan solidaritas di antara siswa di SMA Santa Ursula Jakarta?
N Menurut saya, sangat berdampak kepada rasa kebersamaan dan
solidaritas. Praktik tegur sapa mencerminkan persaudaraan, keakraban,
serta saling menghormati antara satu dengan lainnya.
P Apakah budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM?
N Tentu, terutama dalam core values cinta dan belas kasih sebab menurut
saya menyapa juga merupakan salah satu bentuk cinta berupa kepedulian
terhadap orang lain. Saya pun yakin jika kita menyapa dengan senyuman
juga akan menebarkan energi positif bagi orang-orang di sekeliling kita.
P Apakah ada tantangan atau hambatan dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta? Jelaskan.
N Pasti ada tantangan ataupun hambatan dalam mempraktikkan budaya
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula jakarta, baik itu dari siswa,
karyawan, maupun guru-guru sendiri. Jika siswa, saya rasa masih banyak
yang terkesan sombong sebab masih saja ada yang mengalihkan
pandangannya, pura-pura sibuk berbicara dengan orang lain, dan lainnya
dengan tujuan untuk menghindar. Saya pun merasa jika tidak ada kontak
mata di antara kami, maka saya tidak menyapanya. Bahkan, guru-guru
seringkali mengalihkan pandangannya dan tidak bertampang ramah,
sehingga saya sering tidak jadi menyapa.
P Apakah ada pengalaman atau cerita menarik yang ingin Anda
bagikan terkait pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa
di sekolah?
N Sebenarnya saya awalnya tidak menyapa karyawan atau bahkan tidak
menyadari adanya bapak karyawan di sekolah. Tetapi saat tahun lalu hasil
tatting yang telah saya buat berminggu-minggu ternyata hilang tanpa saya
sadari. Lalu saat saya bertanya ke guru piket, guru piket pun mengarahkan
saya untuk bertanya ke karyawan dan ternyata bapak karyawan yang
menemukannya. Sejak saat itu saya menyadari adanya bapak karyawan
24
dan menyapa mereka.
Wawancara 3
Tempat : SMA Santa Ursula Jakarta di Lorong Ceria
Waktu : 2 Agustus 2023
25
pasti merasa lebih nyaman untuk berbicara dan bersosialisasi.
P Apakah budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM?
N Iya, budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM, yaitu
persatuan, cinta, dan belas kasih. Cinta kasih dapat diperoleh dengan
memberikan perhatian melalui tegur sapa dan berbagi senyum.
Komunikasi yang baik juga memperkuat persatuan di antara warga
sekolah.
P Apakah ada tantangan atau hambatan dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta? Jelaskan.
N Tantangan yang mungkin timbul dalam menerapkan praktik tegur sapa
adalah ketika kita mencoba untuk menyapa seseorang baik itu guru,
teman, maupun karyawan, namun tidak mendapatkan respon atau balasan.
Hal ini pasti membuat kita merasa malu atau sungkan untuk menyapa
yang lain karena takut akan penolakan atau pengabaian.
P Apakah ada pengalaman atau cerita menarik yang ingin Anda
bagikan terkait pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa
di sekolah?
N Daripada menarik, pengalaman ini menyenangkan bagi saya. Saya pernah
disapa oleh seseorang yang sebetulnya tidak terlalu saya kenal, tetapi
mereka mengenal nama saya. Padahal, kami belum pernah berbicara
sebelumnya. Untuk saya sendiri, disapa terlebih dahulu dapat membuat
orang merasa diperhatikan, diakui, dan dihargai.
Wawancara 4
Tempat : SMA Santa Ursula Jakarta di kelas XII MIPA 4
Waktu : 2 Agustus 2023
26
harus menyapa teman-teman yang belum saya kenal dengan baik. Selain
itu, saat saya merasa bahwa mereka sedang tidak ingin diganggu atau jika
situasinya tidak mendukung untuk menyapa.
P Bagaimana pandangan Anda terhadap sekolah yang membiasakan
murid untuk selalu menyapa teman, guru, ataupun karyawan?
N Menurut saya, itu adalah hal yang baik. Membiasakan murid untuk
menyapa teman, guru, dan karyawan di sekolah merupakan cara yang
baik untuk membangun sikap yang ramah dan mencegah sikap
superioritas. Guru, serta para karyawan terutama, seharusnya tidak kita
pandang rendah, dan sikap hormat harus tetap dijaga.
P Apakah praktik tegur sapa masih kuat, dihargai, dan dijalankan
dengan baik di kalangan siswa SMA Santa Ursula Jakarta?
Mengapa?
N Sejauh yang saya lihat, masih. Meskipun begitu, tidak semua siswa
menjalankannya dengan baik, ada yang memilih untuk tidak terlalu aktif
dalam kegiatan sapa menyapa.
P Bagaimana dampak budaya tegur sapa terhadap rasa kebersamaan
dan solidaritas di antara siswa di SMA Santa Ursula Jakarta?
N Budaya tegur sapa dapat menguatkan hubungan antar-siswa dan
meningkatkan perasaan kebersamaan serta solidaritas. Juga, membantu
menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis.
P Apakah budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM?
N Ya, budaya tegur sapa dapat mencerminkan nilai-nilai SERVIAM. Dengan
menyapa teman, guru, dan karyawan dengan sopan dan ramah, siswa
menunjukkan persatuan dalam komunitas sekolah. Sikap yang baik dan
penuh belas kasih dalam berinteraksi dengan orang lain juga
mencerminkan nilai-nilai SERVIAM yang dianut oleh sekolah.
P Apakah ada tantangan atau hambatan dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta? Jelaskan.
N Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta adalah situasi di mana
orang-orang mungkin terlalu sibuk atau terburu-buru. Baik guru,
karyawan, maupun muridnya yang saya temui ataupun kadang saya sapa,
mereka tidak memperhatikan lingkungan sekitar sehingga tidak
berkesempatan untuk berhenti sejenak dan menyapa dengan baik. Selain
itu, ada juga situasi di mana kami tidak saling kenal atau tidak tahu nama
satu sama lain, yang bisa membuat kami saling enggan untuk menyapa.
P Apakah ada pengalaman atau cerita menarik yang ingin Anda
bagikan terkait pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa
di sekolah?
N Pernah suatu saat, saya bertemu dengan seorang guru SD di koridor
27
sekolah tanpa menggunakan nametag. Saya tidak tahu siapa dia, tetapi
saya memutuskan untuk menyapa dengan sopan. Beberapa minggu
kemudian, ketika saya bertemu dengannya lagi, dia mengenali saya dan
berbicara dengan ramah. Itu membuat saya menyadari betapa pentingnya
sikap sopan dan tegur sapa, bahkan ketika kita berinteraksi dengan orang
yang belum kita kenal dengan baik. Tindakan kecil seperti menyapa
dengan sopan dapat menciptakan hubungan yang positif dengan orang
lain, dalam kasus ini, guru.
Wawancara 5
Tempat : SMA Santa Ursula Jakarta di Lorong Beriman
Waktu : 14 September 2023
28
lingkungan perguruan tinggi ataupun di dunia kerja, orang-orang pasti
akan memberikan pandangan yang baik, bahwa alumni SMA Santa Ursula
mempunyai etika yang baik dan sopan. Seperti yang sebelumnya saya
katakan juga, dengan sering menyapa orang yang kita temui, dapat
membentuk jaringan pergaulan yang lebih luas.
P Apakah praktik tegur sapa masih kuat, dihargai, dan dijalankan
dengan baik di kalangan siswa SMA Santa Ursula Jakarta?
Mengapa?
N Tidak, berdasarkan apa yang saya amati selama ini. Melihat teman-teman
saya, ada cukup banyak yang tidak menyapa guru, dan karyawan
khususnya. Berbagai alasan dapat menjadi faktor, tetapi sejauh yang saya
ketahui, antara mereka tidak menyukai guru tersebut, menganggap tidak
penting atau menganggap rendah karyawan-karyawan di sekolah, atau
memang tidak mengenali. Selain itu, ada juga faktor lain seperti
bagaimana persepsi kita terhadap guru itu sendiri, ada beberapa guru yang
memang sudah diketahui oleh banyak siswa bahwa mereka sering tidak
membalas sapaan, sehingga teman-teman pun enggan untuk menyapa.
P Bagaimana dampak budaya tegur sapa terhadap rasa kebersamaan
dan solidaritas di antara siswa di SMA Santa Ursula Jakarta?
N Budaya tegur sapa memberikan dampak yang positif terhadap rasa
solidaritas, sih. Hal tersebut membantu kita merasa lebih akrab dan
nyaman satu dengan yang lain.
P Apakah budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM?
N Iya.
P Apakah ada tantangan atau hambatan dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta? Jelaskan.
N Beberapa hambatan dalam menerapkan budaya tegur sapa mungkin
termasuk lupa atau terlalu sibuk. Kembali lagi dengan apa yang saya
katakan sebelumnya, bahwa ada beberapa siswa yang merasa bahwa
kehormatan guru hanya ketika berada di dalam kelas. Terlebih lagi,
bapak-bapak karyawan yang tidak mengajar kami, mereka seringkali
menganggap rendah para karyawan. Ketika ingin menyapa guru, banyak
siswa yang melihat sifat dari guru tersebut, apakah beliau friendly atau
tidak.
P Apakah ada pengalaman atau cerita menarik yang ingin Anda
bagikan terkait pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa
di sekolah?
N Saat saya menyapa seorang guru, guru tersebut ternyata mengenali saya
dan menyapa dengan ramah, bahkan beliau mengetahui siapa kekasih
saya dan mempunyai rekaman mengenai saya dan kekasih saya yang
sedang bersama. Menurut saya, ini pengalaman lucu yang
29
menggambarkan bagaimana budaya tegur sapa dapat menciptakan
momen-momen yang menyenangkan dan lucu di sekolah. Hal seperti ini
bisa membuat suasana di sekolah lebih ceria.
Wawancara 6
Tempat : SMA Santa Ursula Jakarta di kelas XII SOSIAL 2
Waktu : 9 Agustus 2023
30
P Apakah budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM?
N Iya, budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM, khusunya
cinta dan belas kasih serta persatuan. Praktik ini menyebarkan belas kasih
kepada sesama dengan hal kecil dan secara langsung membangun rasa
solidaritas antar sesama. Selain itu, budaya tegur sapa dapat memperkuat
nilai persatuan, karena melalui tindakan kecil ini, kita juga membangun
hubungan yang positif di antara anggota sekolah.
P Apakah ada tantangan atau hambatan dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta? Jelaskan.
N Terkadang, saya menemukan teman atau siswa lain yang ditegur guru
akibat tidak menyapa. Hal tersebut dapat membuat guru merasa perilaku
siswa tersebut tidak sopan. Jika hal ini terjadi terlalu sering, maka rasa
persatuan diantara guru dengan murid SMA Santa Ursula Jakarta bisa
menurun.
P Apakah ada pengalaman atau cerita menarik yang ingin Anda
bagikan terkait pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa
di sekolah?
N Saya memiliki pengalaman yang menyenangkan terkait budaya tegur sapa
di sekolah. Setiap kali saya menyapa guru, teman, atau karyawan di
sekolah, mereka selalu merespons dengan senyuman atau ucapan selamat
pagi. Ini membuat suasana di pagi hari menjadi lebih baik dan
membangkitkan semangat untuk memulai hari belajar. Saya merasa
bahwa saling menyapa di sekolah menciptakan lingkungan yang positif
dan ramah, yang membuat seluruh masyarakat sekolah merasa lebih dekat
satu sama lain.
Wawancara 7
Tempat : SMA Santa Ursula Jakarta di belakang meja Pak Suryo
Waktu : 3 Agustus 2023
31
murid untuk selalu menyapa teman, guru, ataupun karyawan?
N Saya sangat menghargai pendekatan sekolah dalam membiasakan murid
untuk menyapa satu sama lain. Kebiasaan ini merupakan etika dasar yang
sering diabaikan di banyak sekolah lainnya. Hal ini membantu
menciptakan lingkungan sekolah yang lebih ramah dan menghargai.
P Apakah praktik tegur sapa masih kuat, dihargai, dan dijalankan
dengan baik di kalangan siswa SMA Santa Ursula Jakarta?
Mengapa?
N Ya, praktik tegur sapa di Santa Ursula masih berjalan dengan sangat baik
karena saya pribadi masih merasakannya dalam interaksi sehari-hari di
sekolah. Ketika di sekolah dan menyapa guru maupun teman-teman, saya
selalu mendapatkan sambutan balik dari mereka.
P Bagaimana dampak budaya tegur sapa terhadap rasa kebersamaan
dan solidaritas di antara siswa di SMA Santa Ursula Jakarta?
N Praktik tegur sapa merupakan salah satu upaya untuk membangun
kebersamaan dan solidaritas keluarga SMA Santa Ursula karena bisa lebih
saling mengenal satu sama lain dan juga menghindari adanya sikap
senioritas antara adik kelas dan kakak kelas.
P Apakah budaya tegur sapa mencerminkan nilai-nilai SERVIAM?
N Iya, nilai cinta dan belas kasih, serta persatuan.
P Apakah ada tantangan atau hambatan dalam menerapkan praktik
tegur sapa di lingkungan SMA Santa Ursula Jakarta? Jelaskan.
N Meskipun saya berusaha untuk sering menyapa, terkadang saya
mengalami ketidaknyamanan atau keraguan dalam menyapa. Saya
khawatir, apakah saya terlihat canggung atau bahkan salah menyapa
orang.
P Apakah ada pengalaman atau cerita menarik yang ingin Anda
bagikan terkait pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa
di sekolah?
N Tidak ada pengalaman khusus yang ingin saya bagikan terkait
pengalaman dalam menerapkan budaya tegur sapa di sekolah saat ini.
Namun, saya percaya bahwa setiap interaksi sederhana seperti menyapa
guru, teman, atau karyawan di sekolah memunculkan dampak positif
dalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan penuh kasih di
SMA Santa Ursula Jakarta.
32