NEGARA
NEGARA
Bentuk
Ada dua bentuk negara yang dikenal di dunia saat ini, yakni kesatuan (unitaris) dan
serikat (federasi).
Negara kesatuan
Negara kesatuan (unitaris) merupakan bentuk negara yang kekuasaan tertingginya
berada di pemerintahan pusat. Secara hierarkinya, negara kesatuan merupakan negara
yang bersusunan tunggal yang berarti tidak ada negara di dalam negara. Negara
kesatuan dibedakan kembali menjadi dua yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Dalam sistem sentralisasi, semua persoalan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah
bertugas menjalankan perintah dari pusat tanpa diberikan kewenangan. Sedangkan
dalam desentralisasi, daerah diberikan kewenangan untuk mengatur urusan rumah
tangga sendiri (hak otonomi) sesuai kebutuhan dan peraturan yang juga diatur oleh
pemerintah pusat. Ciri-ciri negara kesatuan:
1. Hanya terdiri satu undang-undang dasar, kepala negara, dewan menteri
dan dewan perwakilan rakyat.
2. Kedaulatan negara mencakup kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke
luar yang telah ditandatangani oleh pemerintah bagian pusat.
3. Menganut dua sistem, yaitu sentralistik atau dari pusat dan desentralistik
atau dari daerah.
4. Hanya menggunakan satu kebijakan terhadap masalah yang dihadapi
seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan dan pertahanan.
Contoh negara kesatuan yaitu Inggris Raya, Prancis, Indonesia, dan Maladewa.
Negara serikat
Negara serikat (federasi) merupakan bentuk negara yang di dalamnya terdapat
beberapa negara yang disebut negara bagian. Negara-negara tersebut ada yang
merupakan penggabungan diri atau hasil pemekaran bagian. Dalam negara serikat,
dikenal dua macam pemerintahan di dalamnya yaitu pemerintahan federal dan
pemerintahan negara bagian. Pemerintahan federal biasanya mengatur urusan
bersama dari semua anggota negara bagian seperti hubungan internasional,
pertahanan, mata uang, dan komunikasi. Ciri-ciri negara federasi:
1. Kepala negara yang telah dipilih rakyat dan bertanggung jawab terhadap
rakyatnya.
2. Kepala negara memiliki hak veto yang dapat diajukan oleh parlemen.
3. Masing-masing negara bagian mempunyai kekuasaan asli namun tidak
memiliki kedaulatan.
4. Tiap-tiap negara bagian mempunyai wewenang menyusun undang-
undang dasar sendiri.
5. Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap negara bagian dalam
urusan dalam maupun luar.
Contoh negara federasi yaitu Amerika Serikat, Rusia, Brasil, dan Jerman.
Kedaulatan
Lihat pula: Daftar negara berdaulat
Kata "negara" dipakai beberapa ahli untuk merujuk pada negara berdaulat. Tidak ada
kesepakatan khusus mengenai jumlah negara di dunia, karena ada beberapa negara
yang masih diperdebatkan kedaulatannya. Ada total 206 negara, dengan 193 negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan 13 lainnya yang kedaulatannya
diperdebatkan. Meskipun bukan negara
berdaulat, Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara (yang tergabung dalam Britania
Raya) adalah contoh entitas yang disepakati dan dirujuk sebagai negara.[4][5][6][7] Bekas
negara lainnya seperti Bavaria (kini bagian dari Jerman) dan Piedmont (kini bagian
dari Italia) tidak akan dirujuk sebagai "negara" dalam kondisi normal, walaupun mereka
pernah menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri pada masa lalu.
Lihat pula
Daftar negara berdaulat
Negara bebas (politik)
Referensi
1. ^ Sabon, Max Boli (2019). Ilmu Negara: Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Unika Atma Jaya Jakarta. hlm. 28. ISBN 978-602-5526-82-4. G.S. Dipolono di dalam Ilmu
Negara (1975) menulis sebagai berikut: "Pada hemat kita negara suatu organisasi
kekuasaan yang berdaulat, yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas
suatu umat di suatu daerah tertentu. Bagaimana bentuk dan coraknya, negara selalu
merupakan organisasi kekuasaan. Organisasi kekuasaan ini selalu mempunyai tata
pemerintahan. Dan tata pemerintahan ini selalu melaksanakan tata tertib atas suatu umat di
daerah tertentu".
2. ^ Budiardjo, Miriam (Juli 2023). Dasar-dasar Ilmu Politik - Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3494-7.
3. ^ Rosenberg, Matt. "Geography: Country, State, and Nation". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2008-12-06. Diakses tanggal 2008-11-12.
4. ^ "Legal Research Guide: United Kingdom". Law Library of Congress. 2009-07-23. Diakses
tanggal 2013-03-29. The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland is the
collective name of four countries, England, Wales, Scotland and Northern Ireland. The four
separate countries were united under a single Parliament through a series of Acts of Union.
5. ^ "countries within a country:number10.gov.uk". 10 Downing Street website. 10 Downing
Street. 2003-01-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-09. Diakses tanggal 2009-09-
22. The United Kingdom is made up of four countries: England, Scotland, Wales and
Northern Ireland. Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
6. ^ "Commonwealth Secretariat — Geography". Commonwealth Secretariat
website. Commonwealth Secretariat. 2009-09-22. Diakses tanggal 2009-09-22. The United
Kingdom of Great Britain and Northern Ireland (UK) is a union of four countries: England,
Scotland, Wales and Northern Ireland.
7. ^ "Travelling Europe — United Kingdom". European Youth Portal. European Commission.
2009-06-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-05. Diakses tanggal 2009-09-22. The
United Kingdom is made up of four countries: England, Northern Ireland, Scotland and
Wales.
Bibliografi
Barrow, Clyde W. (1993). Critical Theories of State: Marxist, Neo-Marxist, Post-Marxist. University
of Wisconsin Press. ISBN 0-299-13714-7.
Bobbio, Norberto (1989). Democracy and Dictatorship: The Nature and Limits of State Power.
University of Minnesota Press. ISBN 0-8166-1813-5.
Cudworth, Erika (2007). The Modern State: Theories and Ideologies. Edinburgh University
Press. ISBN 978-0-7486-2176-7.
Dogan, Mattei (1992). "Conceptions of Legitimacy". Dalam Paynter, John et al. Encyclopedia of
government and politics. Psychology Press. ISBN 978-0-415-07224-3.
Flint, Colin & Taylor, Peter (2007). Political Geography: World Economy, Nation-State, and
Locality (edisi ke-5th). Pearson/Prentice Hall. ISBN 978-0-13-196012-1.
Hay, Colin (2001). "State theory". Dalam Jones, R.J. Barry. Routledge Encyclopedia of
International Political Economy: Entries P-Z. Taylor & Francis. hlm. 1469–1475. ISBN 978-0-415-
24352-0.
Joseph, Jonathan (2004). Social theory: an introduction. NYU Press. ISBN 978-0-8147-4277-8.
Malešević, Siniša (2002). Ideology, legitimacy and the new state: Yugoslavia, Serbia and Croatia.
Routledge. ISBN 978-0-7146-5215-3.
Nelson, Brian T. (2006). The making of the modern state: a theoretical evolution. Palgrave
Macmillan. ISBN 978-1-4039-7189-0.
Rueschemeyer, Dietrich; Skocpol, Theda; Evans, Peter B. (1985). Bringing the State Back In.
Cambridge University Press. ISBN 0-521-31313-9.
Salmon, Trevor C. (2008). Issues in international relations. Taylor & Francis US. ISBN 978-0-
415-43126-2.
Sartwell, Crispin (2008). Against the state: an introduction to anarchist political theory. SUNY
Press. ISBN 978-0-7914-7447-1.
Scott, James C. (2009). The art of not being governed: an anarchist history of upland Southeast
Asia. Yale University Press. ISBN 978-0-300-15228-9.
Skinner, Quentin (1989). "The state". Dalam Ball, T; Farr, J.; and Hanson, R.L. Political
Innovation and Conceptual Change. Cambridge University Press. hlm. 90–131. ISBN 0-521-
35978-3.
Vincent, Andrew (1992). "Conceptions of the State". Dalam Paynter, John et al. Encyclopedia of
government and politics. Psychology Press. ISBN 978-0-415-07224-3.
Pranala luar