La Mansi
Naskah diterima tanggal 22 Nopember 2012. Naskah direvisi tanggal 5 Desember 2012. Naskah disetujui tanggal 7 Januari 2013
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun biografi ulama perempuan di Kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah, meliputi: identitas pribadi, pendidikan, aktivitas dan sikap keagamaannya. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan analisis data dilakukan secara kualitatif deskreptif dalam bentuk
narasi. Fokus penelitian adalah ulama perempuan di Kota Palu yang memiliki kharisma dan ketokohan
di masyarakat, dalam hal ini Syarifah Sa’diyah Al Habsyi binti Idrus bin Salim Al Jufrie, beliau merupakan
ketua Wanita Islam Al Khaerat (WIA) dan pimpinan pondok Pesantren Putri Al Khaerat, aktif dibidang
dakwah, membina panti asuhan dan kegiatan rumah tangga. Kepaduliannya untuk memajukan kaum
perempuan sangat tinggi terutama lewat pendidikan agama dengan peningkatan pengetahuan bagi
kaumnya. Maka dengan lewat Wanita Islam Al Khaerat, kaum perempuan mendapat pembinaan dan
pengalaman mental spiritual serta keterampilan.
Abstract
This study aimed at compiling the biography of Muslim woman scholar in Palu, Central Sulawesi Province,
covering personal identity, education, religious activity and attitude. This study employed a qualitative
method in which the data were analyzed qualitatively in the form of narrative. The focus of the research
was the Muslim woman scholar in Palu who has charisma and persona in the community. In this case,
Syarifah Sa’diyah Al Habsyi binti Idrus bin Salim Al Jufrie is the chairman of Al Khaerat Islamic Women
and the leader of Putri Al Khaerat Islamic boarding school. She is active in preaching activity, in managing
orphanages and household activities. Her concern to advance women is very great, especially through
the religious education in terms of improving knowledge for her people. Then through Al Khaerat Islamic
Women, they obtain guidance and spiritual and mental experience, and skills.
U
seluruh hidupnya untuk kemaslahatan dan
lama adalah mereka yang mempunyai kebahagiaan masyarakat, agama dan bangsanya.
pengetahuan agama, kharisma dan Semua itu mereka lakukan karena didorong oleh
ketokohan yang mendapat pengakuan di motivasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat yang
masyarakat sebagai pemimpin umat Islam. Ulama dimiliki sebagai seorang ulama.(Santing, 2007).
muncul sebagai tokoh agama di setiap generasi Kepemimpinan Islam memahami bahwa ulama
Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |75
adalah tokoh yang memiliki posisi strategis dan Keberadaan karya tulis itu sangat penting karena
sentral dalam masyarakat. sebagai salah satu penyambung lidah para ulama
Memandang ulama bukan hanya sebagai kepada masyarakatnya.
perantara budaya, tetapi sebagai pemimpin
tradisional yang memiliki pengetahuan untuk PEMBAHASAN
menggerakkan masyarakat sesuai pengetahuan Ulama Perempuan Kota Palu
masyarakat. Tidak diragukan kemuliaan dan Syarifah Sa’ddiyah Al Habsyi binti Idrus bin
penghargaan terhadap ilmu ulama yang berpretensi Salim Al Jufrie bagi masyarakat setempat dikenal
keberkahan dan kebaikan, manusia diantarkan sebagai Ulama, dan ketua Wanita Islam serta
untuk menjadi lebih dekat dan memahami syariat pimpinan pondok Pesantren Putrie Al Khaerat
Islam, menuju sebuah keberkahan yang memerlukan (WIA). Aktif di bidang Dakwah, Panti Asuhan dan
ilmu agama yang luas. (Farid. 2012: xx). kegiatan Rumah Tangga (Hafsya, sekretaris Umum
Ulama adalah elit agama yang mendapat Wanita Islam 2012-2014).
pengakuan umatnya karena kedalaman ilmu Pengakuan keulamaannya setidaknya
agamanya serta ketinggian moral dan akhlaknya. diperoleh dari keterangan yang diberikan oleh Prof.
Ia tampil sebagai pemimpin panutan, terutama dari DR. KH. Zainal Abidin ketua MUI kota Palu, Juga
segi keikhlasan dan dedikasinya. Ia memperkaya HS. Saggaf sebagai ketua MUI Provinsi Sulawesi
diri dengan khazanah keagamaan dan budaya Tengah, mengemukakan bahwa Ulama kota Palu
sosial, dapat dijadikan patron moral dan etika dalam mengemukakan bahwa Ulama Syarifah Sa’ddiyah Al
kehidupan masyarakat, sebagai salah satu bentuk Habsyi binti Idrus bin Salim Al Jufri selalu aktif di
pendidikan masyarakat. bidang Dakwah, Panti Asuhan dan kegiatan Rumah
Peran terpenting ulama adalah mediator Tangga. (News Al Khaerat. 2011).
yang menghubungkan masyarakat dengan ajaran Jika kita menengok Silsilah keturunan dan
agamanya. Ulama mempertemukan antara energi Sejarah Kelahiran Syarifah Sa’diyah binti Sayyid
budaya dalam masyarakat dengan dinamika dari Idrus bin Salim Al Djufrie, tidak terlepas dari
luar. Ulama melakukan transmisi budaya dalam ketokohan kakeknya Salim Al Djufrie. Beliau
ajaran agama ke dalam sistem sosial masyarakat disebutkan adalah salah seorang laki-laki bangsa
dan membuat masyarakat bergerak dengan dinamis Hadramaut di Yaman Selatan, dikisahkan bahwa
sesuai model yang diharapkan. Ulama menyerap beliau berkunjung ke Sengkang Kabupaten Wajo, di
dinamika yang berkembang dalam masyarakat dan perguruan As’Adiyah, pada sekelompok komunitas
mentransformasikan budaya tersebut ke dalam orang Arab, Salim Al Djufrie ingin bertemu dengan
budaya yang diyakininya (Ahmad. 2008: 459). seorang perempuan yang bernama “Syarifah Nur
Berdasarkan latar belakang di atas, anak dari seorang Raja Wajo yang bernama Arung
permasalahan yang diangkat dalam penelitian Matoa. Kemudian ketika Syarifah Nur ini bertemu
ini, adalah bagaimana kehidupan dan peran dengan Salim Al Djufrie ternyata ada hubungan
ulama perempuan di Kota Palu Sulawesi Tengah. akrab dengan Salim Al Djufrie. Salim Al Djufrie
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka ternyata menaruh hati dan menjalin cinta dan kasih
analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif sayang kepadanya, dan pada akhirnya hubungan
deskriptif dalam bentuk narasi. Penelitian biografi tersebut semakin membuncah, hasil dari kasih
ulama perempuan ini akan membahasa tentang sayang antara Salim Al Djufrie dengan Syarifah
ulama Syarifah Saddiyah, dalam penelitian ini Nur melahirkan kesepakatan bersama untuk
menyangkut data identitas ulama Syarifah Saddiyah: meresmikannya dalam sebuah ikatan pernikahan.
pendidikan (formal dan nonformal), latar belakang Perkawinan ini berlangsung di sekitar tahun 800san
keluarga, sikap keagamaannya, aktivitas sebagai (delapan ratusan), Sejarah ini dikisahkan oleh Prof.
ulama perempuan, dan karya tulis beliau. Syarifah DR. Nur Sulaeman dalam buku “Dakwah di Tana
Sa’diyah membimbing langsung melalui dakwah Kaili” Kota Palu (800an M). (Wawancara: Habib Al
dan pengajian lewat Pesantren, karya tulis ulama Djufri).
merupakan media transmisi dan transformasi Pernikahan Salim Al Djufrie dengan Syarifah
keilmuan, para ulama melaksanakan fungsinya Nur anak raja Kabupaten Wajo yang bernama Arung
sebagai pembimbing dan pengajar masyarakatnya. Matoa, melahirkan seorang laki laki yang bernama
Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |77
tahun 1992 s/d 1997. Penguasaan Ilmu (kitab kuning yang dibaca
2) Ketua Muslimat Partai Bulan Bintang (PBB) yang sering dijadikan sebagai refrensi) adalah aqidah
Provinsi Sulawesi Tengah lewat dua periode As’syariah, Mazhab Syafiiyah, dan Tarekat Alawiyah.
sampai sekarang. Kitab kuning Alawiyah, Kitab kuning As’Ariyah dan
Kitab kuning Syafiiyah yang diajarkan oleh Ayahnya
Pada tahun 1955, Syarifah Sa’diyah bin Sayyid kemudian buku ini diberikan kepada Syarifah
Idrus bin Salim Al Djufrie kawin dengan Sayyid Sa’diyah untuk dipakai mmengajarkan kepada anak
Idrus bin Husain Al Habsyi dengan usia Syarifah dan muridnya. Buku referensi yang berhasa arab
Sa’diyah pada waktu itu 18 tahun, perkawinan ini yaitu 1. Fikih Al Askar, 2). Ensiklopedia al-Qur’an,
melahirkan 8 orang anak, 7 orang laki-laki dan 3). Al Um/Sunan Syafii, 4). Al Asqar ,5). Ahlaku
1 orang perempuan yaitu: Sayyid Abd. Kadir Al Baini, 6). Kullasatun Nurul Yakin dan 7). Matnul Al
Habsyi, Lc., Sayyid Abdullah Al Habsyi, Sayyid Julm
Salim Al Habsyi, Syarifah Sakinah Al Habsyi, Sayyid Keistimewaan atau keunikan Syarifah
Muh. Al Bagir Al Habsyi, Sayyid Umar Mokhtar Al Sa’diyah sebagai seorang Ulama karena kesabaran,
Habsyi Lc. M. Ag., Sayyid Hasan Al Habsyi S.Ag. M. kebijaksanaan, kedisiplinan, dan kharismatiknya
Ag., dan Sayyid Husain Al Habsyi, S.E. Sedangkan sangat tinggi, penyantun terhadap anak yatim dan
Syarifah Sidah kakak kandung Syarifah Sa’diyah terhadap anak yang terlantar yang ada di wilayahnya.
kawin dengan Sayyid Idrus bin Ali bin Husain Al Syarifah Sa’diyah, tidak pernah mengakui
Habsyi, perkawinan ini melahirkan 12 orang anak. dirinya sebagai ulama tetapi masyarakatlah yang
Orang tua beliau sangat sibuk di dunia mengakuinya karena kesabaran dan ketekunan
pengembangan agama. Karena kecintaan pada beliau menjalankan tugas-tugaas keagamaan, maka
pengembangan agama inilah yang mendasari semua masyarakat memberikan sebuah nilai sebagai
keputusannya untuk mengarahkan kepada anaknya seorang ulama atau tokoh agama.
untuk belajar pendidikan agama. Syarifah Sa’diyah Kerabat Syarifah Saddiyah dapat ditelusuri
memiliki disiplin ilmu mengikuti jejak bapaknya Al- dari dua akar keturunan, pertama mereka yang
Alimul Allamah Al Habib Sayid Idrus bin Salim Al turunannya orang Arab, kedua orang lokal karena
Djufri dengan gelar guru tua (guru yang di tuakan) beliau anak turunan Badar dari Sulawesi Tengah,
sebagai pimpinan Wanita Islam Al Khaerat). Syarifah jadi kekerabatan itulah yang membuat beliau
Sa’diyah bin Sayyid Idrus bin Salim Al Djufrie, di istimewa, dari segi budaya, beliau kuasai budaya
masyarakat sangat dikenal karena dia bukan hanya lokal dan budaya asing yang datangnya dari negeri
sebagai ulama, tapi Pimpinan Organisasi, sebagai Arab yang di bawa oleh Sayyid Idrus bin Salim Al
ulama perempuan yang menekuni pendidikan Djufrie (HadramautYaman Selatan) dan Budaya
dan sekarang telah diangkat sebagai pahlawan lokal di bawa oleh Intje Ame Dg Sutte (Palu),
pendidikan Nasional. jadi kedua budaya ini saling melengkapi, dengan
Latar belakang yang membentuk sebagai begitu, masyarakat menjadi lebih terbuka untuk
seorang Ulama, karena dia dididik dan dibimbing menerimanya sebagai Ulama/tokoh agama.
oleh ayahnya sendiri dalam mengatur Pendidikan Syarifah Sa’diyah sebagai Ulama aktif membina
Madrasah, sebagai seorang Da’i, sebagai seorang semua Majelis Taklim wanita Islam Al Khaerat yang
kiyai yang mendalami agama, keluarga yang ada di Wilayah Indonesia Timur dan khususnya
membimbingan langsung anaknya. Sebagai ulama Sulawesi Tengah. Beliau sebagai pembawa materi,
dan tokoh pendidikan, ia diberi kepercayaan untuk penceramah di Majelis taklim. Beliau sebagai
mengatur kesehariannya, juga diberi kepercayaan Pimpinan Pondok Pesantren Putri yang mengajar,
untuk mengatur pendidikan yang ada di Al dan membina langsung Panti Asuhan Putri. Beliau
Khaerat. Syarifah Sa’diyah sebagai tokoh agama dan membina madrasyah Putri Al Khaerat di hampir
tokoh pendidikan dengan karakteristik keulamaan setiap wilayah kawasan Timur Indonesia dengan
yang melekat dalam dirinya yaitu diakui keilmuan, jumlah cabangnya kurang lebih 1.700 cabang Al
ketokohan, menguasai bahasa Arab, memiliki Khaerat.
Pondok Pesantren, Panti Asuhan, Penitipan Anak, Membina PAUD (Pendidikan Anak Usia
Majelis Taklim dan menguasai kitab kuning. Dini). Hampir semua Al Khaerat membuka PAUD
Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |79
agama. Untuk itu, beliau berprinsip bahwa dalam Sa’diyah memang nampak dasarnya adalah
hal pengajaran agama, kita harus menciptakan Kitab keikhlasan semata, Lillahi Kalimatillah. Tidak ada
Hidup. Kitab hidup disini dimaknakan sebagai motivasi lain. Justru itulah dalam waktu relatif
proses pengajaran dan pengamalan yang terus singkat berhasil membuka ratusan madrasah dan
menerus meski tidak ditulis. Bagi Syarifah Sa’diyah, diterima semua golongan masyarakat, sekaligus
karya yang berkembang yaitu keberberhasilan merupakan satu satunya warisan yang ditinggalkan
dalam membina, baik dari Pondok, Majelis Taklim buat umat Islam pada umumnya. Karena memang
dan Panti Asuhan. Di antara anak didiknya yang Alkhaerat bukan milik siapa, tapi milik umat Islam.
sudah berhasil menggunakan prinsip Kitab Hidup (Abubakar. 2012: 83-86).
ini ada yang menjadi anggota Dewan di Papua, ada
yang bekerja ke luar negeri di Dubai dan ada ke Silsilah (Nasab)
Arab Saudi dan masih banyak lagi. 01. Syarifah Sa’adiyah bin
Kitab yang menjadi pegangan beliau yang 02. Sayyid Idrus bin
dipakai mengajar: Kitab Hidayatul Fajrin, Kitab 03. Salim bin
Etika adalah Ahlakul Karimah, Kitab Shalat Badihi, 04. Alwy bin
Hikayatul Tajwid, Kulasatul Nurul Yaqin, Hadits 05. Saggaf bin
shahi Buhari, Tafsir Jalalain, Sejarah lahir Nabi dan 06. Muhammad bin
Sejarah Wafatnya Nabi saw. 07. Idrus bin
Kepeduliannya untuk memajukan kaum 08. Salim bin
perempuan sangat tinggi terutama lewat pendidikan 09. Husain bin
agama dengan peningkatan pengetahuan bagi 10. Abdillah bin
kaumnya. Maka dengan lewat Wanita Islam Al 11. Syaikhan bin
Khaerat, kaum perempuan mendapat pembinaan 12. Alwy bin
dan pengalaman mental spiritual serta keterampilan. 13. Abdullah Attarisy bin
Syarifah Sa’diyah sebagai Mubaligh yang memiliki 14. Alwy Alkhawwash bin
kesibukan menghadiri undangan ceramah atau 15. Abubakar AlJufri bin
peresmian kegiatan WIA, Syarifah Sa’diyah selalu 16. Muhammad bin
terbuka untuk menerima tamu dari berbagai 17. Ali bin
kalangan. 18. Muhammad bin
Belau tampil sebagai ketua umum Wanita 19. Ahmad bin
Islam Al Khaerat, bukan karena alumni Muallimin 20. Muhammad Alfaqih Al Muqaddam bin
Alkhaerat sejak tahun 1953 dan bukan pula karena 21. Ali bin
Suami Sayyid Idrus bin Husain Al Habsyi adalah 22. Muhammad Shahib Mirbath bin
salah seorang anak mandiang Habib Al djufrie 23. Ali khala bin
(guru tua), tetapi memang perempuan kelahiran 24. Alwy Shahib Bait Jubair bin
Palu, 15 Agustus 1937 ini memiliki kemampuan dan 25. Alwy Almubtakir bin
keteladanan serta perhatian yang cukup tinggi. 26. Abdullah bin
Mendirikan pembangunan sekolah atau 27. Ahmad Almuhajir bin
pendidikan jauh lebih penting, sehingga perlu 28. Isa Annaqiib bin
diprioritaskan ketimbang mengutamakan 29. Muhammad Jamaluddin bin
pembangunan masjid. Karena tidak mungkin 30. Ali Al’uraidhy bin
masjid bisa makmur kalau tidak ada orang yang 31. Ja’far Ashaadiq bin
memiliki pengetahuan agama untuk mengelola dan 32. Muhammad Albaqir bin
menjadi jamaahnya. Syarifah Sa’diyah Putri Guru 33. Ali Zainal Abidin bin
Tua memimpin pondok pesantren Putri Alkhaerat 34. Husain Ashibthi bin
yang di dirikan atas nama WIA di kompleks 35. Ali Almurthadha bin Abi Thalib (X) Fathimah
Pengurus Besar Alkhaerat yang secara resmi berdiri binti Muhammad Rasulullah SAW.
pada 9 Agustus 1985.
Kalau kita telusuri perjuangan Habib Idrus Keterangan: (X) = Perkawinan dengan.
(Guru Tua) yang dilaksanakan oleh Hj. Syarifah
Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |81
Linang Hasan, S.Pd. Wakil sekjen Pondok bagi seluruh wanita di Sulteng ini. Beliau sangat
Pesantren Wanita Islam, mengatakan kita harus bersahaja dan patut wanita Islam Indonesia untuk
terus mengembangkan Wanita Islam. Kesan saya mencontohinya. Karena dengan misi agamanya dan
selama menjadi anggota Wanita Islam sejak tahun akhlak karimahnya cukup memberikan motivasi
1986 di bawah kepemimpinan Syarifah Sa’diyah, pada organisasi-organisasi di Sulteng, khususnya
sebagai pengurus harian, baik pengurus wilayah wanita Islam dalam bidang keagamaan.
maupun pengurus pusat sampai sekarang. Beliau Menurut saya yang harus dilakukan Wanita
sebagai pemimpin yang kharismatik. Syarat sebagai Islam untuk lebih memajukan posisi wanita di
pemimpin ilmu pengetahuan agama yang luas, kawasan Timur Indonesia khususnya di Sulteng.
beliau pahami secara mendalam dan diamalkan, Wanita Islam inikan merupakan organisasi terbesar
beliau adalah sosok yang rendah hati dan bersahaja. di Indonesia, khususnya di bagian Kawasan Timur
Beliau juga berakhlakul karimah serta berjiwa sosial Indonesia, jadi untuk memajukan Wanita Islam,
yang tinggi dan bermasyarakat. Hal yang demikian pengurus dan kader Wanita Islam harus mampu
dapat kita saksikan dalam keseharian beliau, baik untuk bisa memberikan contoh yang baik, bukan
dalam perjalanan mengembang tugas organisasi, hanya karena Wanita Islam ini adalah organisasi
maupun dimana saja beliau berada. Sehingga beliau besar. Tapi mereka harus mampu berbuat dalam
bukan hanya seorang pemimpin sebuah organisasi, segala bidang utamanya di bidang pendidikan,
tetapi beliau sebagai seorang ulama, Ustazah, Ibu karena kita tahu persis Wanita Islam ini sangat besar
rumah Tangga sekaligus orang Tua yang dikagumi perannya dalam mengelola pendidikan sampai di
dan panutan yang terbaik. Kelebihan Syarifah pelosok desa. Kita tahu bahwa Al-Khairat adalah
Sa’diyah dalam memimpin Wanita Islam, beliau lembaga pendidikan yang sukses. Ini adalah modal
selalu memberi kepercayaan kepada jajarannya penting buat Wanita Islam. Selanjutnya tinggal
untuk mengembang tugas dan menyelesaikan bagaimana Wanita Islam meningkatkan kinerjanya
setiap permasalahan yang berhubungan dengan dan antar pengurus harus solid. Semua potensi yang
organisasi dengan baik. Sehingga setiap kita dapat ada harus dikerahkan untuk menghasilkan kader
pembelajaran dan pengalaman yangat berharga. yang sukses. Secara pribadi saya kemukakan bahwa
Selain itu, beliau selalu memberi dukungan atas Syarifah Sa’diyah Al Djufrie. sejak saya masih kecil,
setiap ide-ide yang baik serta mempertimbangkan memang sosok beliau ini sudah menjadi contoh
saran-saran dari pihak pengurus yang lain. bagi saya, karena di dalam diri beliau ada bersinar
Ramlah Pettalolo Patunrungi, mengatakan kharismatik dari pendiri alkhairat, yaitu guru tua,
bahwa, Syarifah Sa’diyah Al-Djufrie adalah Sosok disamping itu juga Syarifrah Sa’diah Al Djufrie
Yang Patut di Contoh selaku Ketua Umum di seputar ada kaitan emosional dengan saya, dimana ibunya
potensi dan kiprahnya dalam Organisasi Wanita adalah salah satu keturunan raja di Sulteng. Sejak
Islam Al Khairat, dedikasi dan komitmennya dalam saya kecil saya sudah mengetahui bahwa beliau
mencerdaskan Wanita Islam Indonesia. Pandangan adalah seorang tokoh agama.
saya terhadap Syarifah Sa’diyah Al-Djufrie. Srilulu H. Moh. Saleh, S.Sos’ Tokoh
Alhamdulillah, Wanita Islam inikan merupakan satu pemerhati organisasi wanita Islam Sulawesi Tengah,
organisasi tertua di Sulawesi Tengah, dan Wanita mengemukakan bahwa Wanita Islam harus siap
Islam ada di seluruh wilayah Sulawesi Tengah, menghadapi tantangan ke depan, beliau mampu
bahkan bukan cuma di Sulteng tetapi juga di Propinsi mambawa Wanita Islam menjadi organisasi besar
lain, massanya cukup besar dan solid dalam segala dan maju, sehingga menjadi contoh bagi organisasi
bidang, baik bidang sosial, pendidikan, keagamaan wanita lainnya. Saya kagum dengan kepemimpinan
dan ekonomi. Saya merasa bangga terhadap Wanita beliau. Beliau memiliki beberapa kelebihan yang
Islam yang bisa memotivasi organisasi wanita sangat menonjol. Misalnya beliau adalah ibu rumah
lainnya. Saya melihat terhadap sosok Syarifah tangga yang baik tapi juga sekaligus pemimpin
Sa’diyah Al Djufrie, sebagai salah satu tokoh wanita organisasi. Beliau mampu menjalankan dua peran
Islam di kawasan Timur Indonesia khususnya di tersebut secara baik. Saya salut dan kagum. Kita
Sulteng. Beliau adalah seorang sosok yang patut semua berharap bahwa kita bisa memberikan yang
kita panuti baik dari tatanan keluarganya maupun terbaik bagi Wanita Islam. Kita akan berusaha
Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |83
di Tingkat Nasional dari Zaman ke Zaman Santing, Waspada. 2007. Ulama Sulawesi Selatan;
dalam News Al Khaerat Sarana Informasi dan Biografi pendidikan dan Dakwah. Makassar:
Pendidikan Indonesia. Komisi Informasi dan Komunikasi MUI
Sulsel.