Anda di halaman 1dari 10

ULAMA PEREMPUAN KOTA PALU SULAWESI TENGAH:

Biografi Syarifah Sa’diyah

The Muslim Woman Scholar in Palu Central Sulawesi:


The Biography of Syarifah Sa’diyah

La Mansi

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar


Jl. A.P. Pettarani No. 72 Makassar
Email: lamansilitbang@yahoo.com

Naskah diterima tanggal 22 Nopember 2012. Naskah direvisi tanggal 5 Desember 2012. Naskah disetujui tanggal 7 Januari 2013

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun biografi ulama perempuan di Kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah, meliputi: identitas pribadi, pendidikan, aktivitas dan sikap keagamaannya. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan analisis data dilakukan secara kualitatif deskreptif dalam bentuk
narasi. Fokus penelitian adalah ulama perempuan di Kota Palu yang memiliki kharisma dan ketokohan
di masyarakat, dalam hal ini Syarifah Sa’diyah Al Habsyi binti Idrus bin Salim Al Jufrie, beliau merupakan
ketua Wanita Islam Al Khaerat (WIA) dan pimpinan pondok Pesantren Putri Al Khaerat, aktif dibidang
dakwah, membina panti asuhan dan kegiatan rumah tangga. Kepaduliannya untuk memajukan kaum
perempuan sangat tinggi terutama lewat pendidikan agama dengan peningkatan pengetahuan bagi
kaumnya. Maka dengan lewat Wanita Islam Al Khaerat, kaum perempuan mendapat pembinaan dan
pengalaman mental spiritual serta keterampilan.

Kata kunci: biografi, ulama, perempuan

Abstract

This study aimed at compiling the biography of Muslim woman scholar in Palu, Central Sulawesi Province,
covering personal identity, education, religious activity and attitude. This study employed a qualitative
method in which the data were analyzed qualitatively in the form of narrative. The focus of the research
was the Muslim woman scholar in Palu who has charisma and persona in the community. In this case,
Syarifah Sa’diyah Al Habsyi binti Idrus bin Salim Al Jufrie is the chairman of Al Khaerat Islamic Women
and the leader of Putri Al Khaerat Islamic boarding school. She is active in preaching activity, in managing
orphanages and household activities. Her concern to advance women is very great, especially through
the religious education in terms of improving knowledge for her people. Then through Al Khaerat Islamic
Women, they obtain guidance and spiritual and mental experience, and skills.

Keywords: biography, muslim scholars, women

PENDAHULUAN dan setiap masa. Ulama itu rela mewakafkan

U
seluruh hidupnya untuk kemaslahatan dan
lama adalah mereka yang mempunyai kebahagiaan masyarakat, agama dan bangsanya.
pengetahuan agama, kharisma dan Semua itu mereka lakukan karena didorong oleh
ketokohan yang mendapat pengakuan di motivasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat yang
masyarakat sebagai pemimpin umat Islam. Ulama dimiliki sebagai seorang ulama.(Santing, 2007).
muncul sebagai tokoh agama di setiap generasi Kepemimpinan Islam memahami bahwa ulama

Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |75
adalah tokoh yang memiliki posisi strategis dan Keberadaan karya tulis itu sangat penting karena
sentral dalam masyarakat. sebagai salah satu penyambung lidah para ulama
Memandang ulama bukan hanya sebagai kepada masyarakatnya.
perantara budaya, tetapi sebagai pemimpin
tradisional yang memiliki pengetahuan untuk PEMBAHASAN
menggerakkan masyarakat sesuai pengetahuan Ulama Perempuan Kota Palu
masyarakat. Tidak diragukan kemuliaan dan Syarifah Sa’ddiyah Al Habsyi binti Idrus bin
penghargaan terhadap ilmu ulama yang berpretensi Salim Al Jufrie bagi masyarakat setempat dikenal
keberkahan dan kebaikan, manusia diantarkan sebagai Ulama, dan ketua Wanita Islam serta
untuk menjadi lebih dekat dan memahami syariat pimpinan pondok Pesantren Putrie Al Khaerat
Islam, menuju sebuah keberkahan yang memerlukan (WIA). Aktif di bidang Dakwah, Panti Asuhan dan
ilmu agama yang luas. (Farid. 2012: xx). kegiatan Rumah Tangga (Hafsya, sekretaris Umum
Ulama adalah elit agama yang mendapat Wanita Islam 2012-2014).
pengakuan umatnya karena kedalaman ilmu Pengakuan keulamaannya setidaknya
agamanya serta ketinggian moral dan akhlaknya. diperoleh dari keterangan yang diberikan oleh Prof.
Ia tampil sebagai pemimpin panutan, terutama dari DR. KH. Zainal Abidin ketua MUI kota Palu, Juga
segi keikhlasan dan dedikasinya. Ia memperkaya HS. Saggaf sebagai ketua MUI Provinsi Sulawesi
diri dengan khazanah keagamaan dan budaya Tengah, mengemukakan bahwa Ulama kota Palu
sosial, dapat dijadikan patron moral dan etika dalam mengemukakan bahwa Ulama Syarifah Sa’ddiyah Al
kehidupan masyarakat, sebagai salah satu bentuk Habsyi binti Idrus bin Salim Al Jufri selalu aktif di
pendidikan masyarakat. bidang Dakwah, Panti Asuhan dan kegiatan Rumah
Peran terpenting ulama adalah mediator Tangga. (News Al Khaerat. 2011).
yang menghubungkan masyarakat dengan ajaran Jika kita menengok Silsilah keturunan dan
agamanya. Ulama mempertemukan antara energi Sejarah Kelahiran Syarifah Sa’diyah binti Sayyid
budaya dalam masyarakat dengan dinamika dari Idrus bin Salim Al Djufrie, tidak terlepas dari
luar. Ulama melakukan transmisi budaya dalam ketokohan kakeknya Salim Al Djufrie. Beliau
ajaran agama ke dalam sistem sosial masyarakat disebutkan adalah salah seorang laki-laki bangsa
dan membuat masyarakat bergerak dengan dinamis Hadramaut di Yaman Selatan, dikisahkan bahwa
sesuai model yang diharapkan. Ulama menyerap beliau berkunjung ke Sengkang Kabupaten Wajo, di
dinamika yang berkembang dalam masyarakat dan perguruan As’Adiyah, pada sekelompok komunitas
mentransformasikan budaya tersebut ke dalam orang Arab, Salim Al Djufrie ingin bertemu dengan
budaya yang diyakininya (Ahmad. 2008: 459). seorang perempuan yang bernama “Syarifah Nur
Berdasarkan latar belakang di atas, anak dari seorang Raja Wajo yang bernama Arung
permasalahan yang diangkat dalam penelitian Matoa. Kemudian ketika Syarifah Nur ini bertemu
ini, adalah bagaimana kehidupan dan peran dengan Salim Al Djufrie ternyata ada hubungan
ulama perempuan di Kota Palu Sulawesi Tengah. akrab dengan Salim Al Djufrie. Salim Al Djufrie
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka ternyata menaruh hati dan menjalin cinta dan kasih
analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif sayang kepadanya, dan pada akhirnya hubungan
deskriptif dalam bentuk narasi. Penelitian biografi tersebut semakin membuncah, hasil dari kasih
ulama perempuan ini akan membahasa tentang sayang antara Salim Al Djufrie dengan Syarifah
ulama Syarifah Saddiyah, dalam penelitian ini Nur melahirkan kesepakatan bersama untuk
menyangkut data identitas ulama Syarifah Saddiyah: meresmikannya dalam sebuah ikatan pernikahan.
pendidikan (formal dan nonformal), latar belakang Perkawinan ini berlangsung di sekitar tahun 800san
keluarga, sikap keagamaannya, aktivitas sebagai (delapan ratusan), Sejarah ini dikisahkan oleh Prof.
ulama perempuan, dan karya tulis beliau. Syarifah DR. Nur Sulaeman dalam buku “Dakwah di Tana
Sa’diyah membimbing langsung melalui dakwah Kaili” Kota Palu (800an M). (Wawancara: Habib Al
dan pengajian lewat Pesantren, karya tulis ulama Djufri).
merupakan media transmisi dan transformasi Pernikahan Salim Al Djufrie dengan Syarifah
keilmuan, para ulama melaksanakan fungsinya Nur anak raja Kabupaten Wajo yang bernama Arung
sebagai pembimbing dan pengajar masyarakatnya. Matoa, melahirkan seorang laki laki yang bernama

76 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 1 Juni 2013


Sayyid Idrus bin Salim Al Djufrie (guru Tua). menjadi ustazah pertama di lingkungan Al Khaerat
Sayyid Idrus bin Salim Al Djufrie mengabdikan kemudian menciptakan ustazah berikutnya. Dulu
diri selama kurang lebih 40 tahun di Nusantara Wanita Islam Al Khaerat sudah ada, tapi belum
(Indonesia Timur) demi kepentingan umat Islam, terbentuk sebagai organisasi hanya berbentuk
dengan tujuan untuk membentuk watak manusia pengajian-pengajian wanita di rumah-rumah.
beragamais dan pancasilais bangsa Indonesia. Syarifah Sa’diyah mengajar di sekolah atau
Singkat cerita, Sayyid Idrus bin Salim Al Djufrie Madrasah bertahun tahun dan disisipkan waktunya
akhirnya mempersunting Intje Ami Dg. Pawindu untuk ceramah pada usia 25 tahun. Syarifah Sa’diyah
di kota Palu Sulawesi Tengah (Raja dan bangsawan mulai menjadi Ustazah pada tahun 1950 yang aktif
Kaili-Palu). Perkawinan ini kemudian melahirkan membina dan memberikan Dakwah di kota Palu
dua orang anak yaitu Syarifah Sida Al Djufrie dan dan sekitarnya antara lain:
Syarifah Sa’diyah Al Djufrie. a. Membina pendidikan Formal dan Non Formal
Beliau lahir di Palu, pada tanggal 15 Agustus 1) Membina kelompok bermain dan tempat
1937. Ia adalah anak kedua dari pasangan Sayyid penitipan anak (TPA)
Idrus bin Salim Al Djufrie dengan Intje Ami 2) Taman Pengajian Al Qur’an TPQ)
Dg. Pawindu, di Palu Sulawesi Tengah. Syarifah 3) Taman Kanak kanak (Atfal (TK/RA)
Sa’diyah bin Sayyid Idrus bin Salim Al Djufrie masih 4) Pondok Pesantren Putri Al Khaerat yang di
keturunan Bangsawan Kaili di Palu. Kehidupan dirikan pada tahun 1983
Syarifah Sa’diyah sebagai seorang ulama, beliau 5) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Putri
sebagai ibu rumah tangga, senang bekerja sebagai b. Bidang Sosial dan Keagamaan
pedagang, beliau membina Pondok Pesantren Putri, 1) Membina Panti Asuhan untuk Baital
Panti Asuhan dan Majelis Taklim Al Khaerat. Yatimmat Al Khaerat di dirikan sejak
Syarifah Sa’diyah mulai masuk sekolah tahun 1985.
ketika ia berumur 12 tahun. di sekolah Madrasyah 2) Pendiri Organisasi Wanita Islam Al Khaerat
Ibtidaiyyah Al Khaerat pada 1949 selama 6 tahun, tahun 1964 dan menjadi ketua Umum
dan selesai pada tahun 1955, umur Syarifah Sa’diyah selama 5 periode, sejak berdirinya tahun
pada waktu itu 18 tahun, kemudian melanjutkan 1964 s/d sekarang.
pendidikan di sekolah Muallimin persiapan untuk 3) Pendiri Yayasan Persatuan Pengajian wanita
jadi Ustazah, selama 4 tahun dan selesai pada tahun Islam Sulawesi Tengah (YPPWI). Dibawah
1961. Yayasan ini di dirikan Rumah Sakit Islam
Pendidikan Syarifah Sa’diyah tidak tinggi, Sitti Masithah di Jl. W.R. Sutpratman Palu.
tapi dari segi ilmunya luar biasa, beliau sekolah di 4) Ibu Teladan Tingkat Nasional tahun 1975.
Muallimin (persiapan untuk guru) dan menjadi 5) Pendiri Badan Kerja Sama Wanita Islam
Ustadzah, ilmu pengetahuan beliau serba bisa, Sulawesi Tengah (BAKESWI) tahun 1976.
bukan karena anak ulama pendiri Al Khaerat, 6) Penasehat MUI Provinsi Sulawesi Tengah.
beliau bisa baca do’a apa saja, dia bisa ceramah apa 7) Penasehat PKK Provinsi Sulawesi Tengah.
saja, dan dia bisa bahasa Arab, Syarifah Sa’diyah 8) Penasehat Yayasan Kangker Provinsi
prilakunya memang bisa dicontoh, dimana pun Sulawesi Tengah.
mereka berada di kawasan Timur Indonesia ini pasti 9) Penasehat Badan Kontak Majelis Taklim
orang mengakui keulamaan dan ketokohannya, Provinsi Sulawesi Tengah. dan
keilmuan agamanya, dan prilakunya semua diakui 10) Keseharian Ibu Hj. Syarifah Sa’diyah Al
oleh masyarakat. Prof. DR. H. Zainal Abidin sebagai Djufrie : Membaca kitab kitab kuning,
ketua MUI kota Palu, mengakui bahwa Hj. Syarifah Menghafal ayat ayat Al Qur’an dan Hadits
Sa’diyah, dari segi pengetahuan dan ketokohann hadits Nabi SAW yang ada kaitan dengan
dan kepemimpinanya dalam memimpin WIA, tidak syariah, Ibadah dan muamalah.
diragukan untuk dipilih sebagai ulama, karena c. Bidang Politik
memang dibina dan dilatih oleh Ayahnya sendiri. 1) Sarifah Saddiyah menjadi Pengurus Partai
Setelah tamat di mualimin tidak lanjut Golkar Kabupaten Donggala dan menjadi
sekolah tapi jadi ustazah dan mengajar, beliau anggota DPRD Kab. Donggala pada perode

Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |77
tahun 1992 s/d 1997. Penguasaan Ilmu (kitab kuning yang dibaca
2) Ketua Muslimat Partai Bulan Bintang (PBB) yang sering dijadikan sebagai refrensi) adalah aqidah
Provinsi Sulawesi Tengah lewat dua periode As’syariah, Mazhab Syafiiyah, dan Tarekat Alawiyah.
sampai sekarang. Kitab kuning Alawiyah, Kitab kuning As’Ariyah dan
Kitab kuning Syafiiyah yang diajarkan oleh Ayahnya
Pada tahun 1955, Syarifah Sa’diyah bin Sayyid kemudian buku ini diberikan kepada Syarifah
Idrus bin Salim Al Djufrie kawin dengan Sayyid Sa’diyah untuk dipakai mmengajarkan kepada anak
Idrus bin Husain Al Habsyi dengan usia Syarifah dan muridnya. Buku referensi yang berhasa arab
Sa’diyah pada waktu itu 18 tahun, perkawinan ini yaitu 1. Fikih Al Askar, 2). Ensiklopedia al-Qur’an,
melahirkan 8 orang anak, 7 orang laki-laki dan 3). Al Um/Sunan Syafii, 4). Al Asqar ,5). Ahlaku
1 orang perempuan yaitu: Sayyid Abd. Kadir Al Baini, 6). Kullasatun Nurul Yakin dan 7). Matnul Al
Habsyi, Lc., Sayyid Abdullah Al Habsyi, Sayyid Julm
Salim Al Habsyi, Syarifah Sakinah Al Habsyi, Sayyid Keistimewaan atau keunikan Syarifah
Muh. Al Bagir Al Habsyi, Sayyid Umar Mokhtar Al Sa’diyah sebagai seorang Ulama karena kesabaran,
Habsyi Lc. M. Ag., Sayyid Hasan Al Habsyi S.Ag. M. kebijaksanaan, kedisiplinan, dan kharismatiknya
Ag., dan Sayyid Husain Al Habsyi, S.E. Sedangkan sangat tinggi, penyantun terhadap anak yatim dan
Syarifah Sidah kakak kandung Syarifah Sa’diyah terhadap anak yang terlantar yang ada di wilayahnya.
kawin dengan Sayyid Idrus bin Ali bin Husain Al Syarifah Sa’diyah, tidak pernah mengakui
Habsyi, perkawinan ini melahirkan 12 orang anak. dirinya sebagai ulama tetapi masyarakatlah yang
Orang tua beliau sangat sibuk di dunia mengakuinya karena kesabaran dan ketekunan
pengembangan agama. Karena kecintaan pada beliau menjalankan tugas-tugaas keagamaan, maka
pengembangan agama inilah yang mendasari semua masyarakat memberikan sebuah nilai sebagai
keputusannya untuk mengarahkan kepada anaknya seorang ulama atau tokoh agama.
untuk belajar pendidikan agama. Syarifah Sa’diyah Kerabat Syarifah Saddiyah dapat ditelusuri
memiliki disiplin ilmu mengikuti jejak bapaknya Al- dari dua akar keturunan, pertama mereka yang
Alimul Allamah Al Habib Sayid Idrus bin Salim Al turunannya orang Arab, kedua orang lokal karena
Djufri dengan gelar guru tua (guru yang di tuakan) beliau anak turunan Badar dari Sulawesi Tengah,
sebagai pimpinan Wanita Islam Al Khaerat). Syarifah jadi kekerabatan itulah yang membuat beliau
Sa’diyah bin Sayyid Idrus bin Salim Al Djufrie, di istimewa, dari segi budaya, beliau kuasai budaya
masyarakat sangat dikenal karena dia bukan hanya lokal dan budaya asing yang datangnya dari negeri
sebagai ulama, tapi Pimpinan Organisasi, sebagai Arab yang di bawa oleh Sayyid Idrus bin Salim Al
ulama perempuan yang menekuni pendidikan Djufrie (HadramautYaman Selatan) dan Budaya
dan sekarang telah diangkat sebagai pahlawan lokal di bawa oleh Intje Ame Dg Sutte (Palu),
pendidikan Nasional. jadi kedua budaya ini saling melengkapi, dengan
Latar belakang yang membentuk sebagai begitu, masyarakat menjadi lebih terbuka untuk
seorang Ulama, karena dia dididik dan dibimbing menerimanya sebagai Ulama/tokoh agama.
oleh ayahnya sendiri dalam mengatur Pendidikan Syarifah Sa’diyah sebagai Ulama aktif membina
Madrasah, sebagai seorang Da’i, sebagai seorang semua Majelis Taklim wanita Islam Al Khaerat yang
kiyai yang mendalami agama, keluarga yang ada di Wilayah Indonesia Timur dan khususnya
membimbingan langsung anaknya. Sebagai ulama Sulawesi Tengah. Beliau sebagai pembawa materi,
dan tokoh pendidikan, ia diberi kepercayaan untuk penceramah di Majelis taklim. Beliau sebagai
mengatur kesehariannya, juga diberi kepercayaan Pimpinan Pondok Pesantren Putri yang mengajar,
untuk mengatur pendidikan yang ada di Al dan membina langsung Panti Asuhan Putri. Beliau
Khaerat. Syarifah Sa’diyah sebagai tokoh agama dan membina madrasyah Putri Al Khaerat di hampir
tokoh pendidikan dengan karakteristik keulamaan setiap wilayah kawasan Timur Indonesia dengan
yang melekat dalam dirinya yaitu diakui keilmuan, jumlah cabangnya kurang lebih 1.700 cabang Al
ketokohan, menguasai bahasa Arab, memiliki Khaerat.
Pondok Pesantren, Panti Asuhan, Penitipan Anak, Membina PAUD (Pendidikan Anak Usia
Majelis Taklim dan menguasai kitab kuning. Dini). Hampir semua Al Khaerat membuka PAUD

78 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 1 Juni 2013


dan membuka TK di bawah naungan Wanita Islam Syarifah Sa’diyah juga mengasah potensi
Al Khaerat yang dikelola oleh Ibu Hj. Syarifah masak memasak Wanita Islam Al Khaerat dengan
Sa’adiyah, semua Ijazah, apakah PAUD atau TK itu membuka Cateringan yang melayani: Perkawinan,
ditandatangani oleh Syarifah Sa’adiyah, walaupun Naik Rumah Baru dan Aqiqhan. Bila ada yang
kadang sekolah itu mengeluarkan sendiri Ijazah tapi memesan Catering, maka anak-anak anggota
mereka itu tidak mau tanda tangani, mereka minta wanita Islam Al Kahaerat datang ke rumah beliau
ditanda tangani oleh Ibu Hj.Syarifah Sa’adiyah, jadi untuk masak memasak yang di arahkan oleh Ibu
Ibu Syarifah Sa’adiyah menanda tangani ribuan Syarifah Sa’adiyah. Dengan begitu, keterampilan
Ijazah dari berbagai daerah, ada dari Kalimantan, yang dimiliki oleh beliau bisa tersalurkan secara
Buol, Parigi, Ampana, Morowali, Ternate dan semua alamiah, dan pada akhirnya anak-anak Wanita
pelantikan wanita Islam Al Khaerat dilantik oleh Islam Al khaerat menjadi pintar masak memasak.
Syarifah Sa’diyah sebagai ajang silaturahmi dengan Di pondok ada dua tempat penitipan anak.
seluruh Wanita Islam Al Khaerat yang bagi Syarifah Ada Anak yang masuk dipanti Asuhan dan ada
Sa’ddiyah, hal tersebut menjadi bagian penting yang masuk di pondok. Yang masuk di pondok, ada
dalam pola berkehidupan sosial. kebijakan mereka tidak membayar dengan melihat
Tidaklah mengherankan jika pola sosial yang kondisi ekonominya, Kreteria yang masuk dipondok
dilakukan itu membawanya berkiprah lebih total rajin dan pintar. Kereteria yang bisa tinggal di rumah
dan lebih teknis lagi terkait dengan kedudukannya beliau adalah yang tingkat kecerdasannya di bawah
sebagai Penasehat Pengurus Muslimah Al Khaerat, rata-rata, artinya anak diajar langsung oleh beliau,
ketua umum Pengurus Pusat Organisasi Wanita dididik langsung dan dibimbing langsung.
Islam dari tahun 1968 s/d sekarang belum pernah Beliau merespon ilmu yang berkembang
diganti, karena memang orang tidak mau mengganti, saat ini selama masih sejalan dengan syariah
menjadi pengurus Majelis Ulama kota Palu, serta Islam, kesetaraan jender adalah lumrah selama
terpilih menjadi ibu teladan Kota Palu. Terlebih lagi tidak membangkang sama suami, tetap menjaga
ketika beliau terjun di dunia politik dan terpilih kehormatan wanita, tetap menjaga syariat Islam,
sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kalau keluar harus memakai pakaian lengan
Donggala pada tahun 1977-1982. (wawancara panjang beliau menyetujuinya, tetapi jika keluar
Syarifah Sa’diyah). dari kodrat kewanitaannya Syarifah Sa’diyah sangat
Sebagai bagian dari proses pemberdayaan menentangnya. Kitab yang sering dipakai mengajar
perempuan, bagi Syarifah Sa’diyah, seorang wanita adalah Fikh wanita. Cara mengajarkan Fikh wanita
itu harus punya inisiatif sebagai Ibu rumah tangga yaitu kumpul di sebuah majelis baru dijelaskan
yang kreatif dalam memola kehidupannya. Setiap bagaimana berwudhu dengan baik, bagaimana
wanita itu harus punya industri di rumahnya sendiri, bersuci dengan baik, serta lakuan-lakuan sosial
misalnya Skill untuk menghidupi keluarga dan yang seharusnya ditempuh oleh wanita.
mendidik anak-anak. Menurut Syarifah Sa’diyah, Syarifah Sa’diyah sangat memperhatikan
anjuran bersekolah bagi anak-anak harus dibarengi pendidikan usia dini, utamanya dalam hal shalat,
dengan pengawasan yang seimbang terutama bagi beliau berkaca pada pengalamannya di masa
anak perempuan, porsi pantauannya harus sedikit kecil jika tidak shalat pasti dipukul. Cara syarifah
lebih ketat dibandingkan dengan anak laki-laki. Sa’diyah mendidik anak selain anaknya sendiri
Secara teknis, pengejewantahan ide dan yang tinggal di rumah sangat menyayangi bahkan
kreasi Syarifah Sa’diyah ditularkan kepada anggota tidak membedakan, dalam memberi makan tidak
WIA. Industri rumahan dikembangkan dengan membedakannya, dalam menghukumnya sangat
memaksimalkan bakat dan potensi yang dimiliki menyayangi anak yang tinggal karena jangan
oleh setiap anggotanya. Untuk itu, bagi ibu-ibu sampai ia lari, kalau ia lari maka tambah parah
yang hendak mematangkan potensi dirinya bisa kenakalannya, kalau anaknya sendiri sangat tegas
berkreasi sedemikian rupa, untuk itu segalanya dalam menghukumnya karena kalau mau lari mau
sudah disiapkan. Di antaranya Pengolahan dan lari kemana.
Industri Bawang Goreng, jahit menjahit, dan sulam Menurut beliau, keberhasilan seseorang itu
menyulam. diukur berdasarkan pengasaannya terhadap ilmu

Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |79
agama. Untuk itu, beliau berprinsip bahwa dalam Sa’diyah memang nampak dasarnya adalah
hal pengajaran agama, kita harus menciptakan Kitab keikhlasan semata, Lillahi Kalimatillah. Tidak ada
Hidup. Kitab hidup disini dimaknakan sebagai motivasi lain. Justru itulah dalam waktu relatif
proses pengajaran dan pengamalan yang terus singkat berhasil membuka ratusan madrasah dan
menerus meski tidak ditulis. Bagi Syarifah Sa’diyah, diterima semua golongan masyarakat, sekaligus
karya yang berkembang yaitu keberberhasilan merupakan satu satunya warisan yang ditinggalkan
dalam membina, baik dari Pondok, Majelis Taklim buat umat Islam pada umumnya. Karena memang
dan Panti Asuhan. Di antara anak didiknya yang Alkhaerat bukan milik siapa, tapi milik umat Islam.
sudah berhasil menggunakan prinsip Kitab Hidup (Abubakar. 2012: 83-86).
ini ada yang menjadi anggota Dewan di Papua, ada
yang bekerja ke luar negeri di Dubai dan ada ke Silsilah (Nasab)
Arab Saudi dan masih banyak lagi. 01. Syarifah Sa’adiyah bin
Kitab yang menjadi pegangan beliau yang 02. Sayyid Idrus bin
dipakai mengajar: Kitab Hidayatul Fajrin, Kitab 03. Salim bin
Etika adalah Ahlakul Karimah, Kitab Shalat Badihi, 04. Alwy bin
Hikayatul Tajwid, Kulasatul Nurul Yaqin, Hadits 05. Saggaf bin
shahi Buhari, Tafsir Jalalain, Sejarah lahir Nabi dan 06. Muhammad bin
Sejarah Wafatnya Nabi saw. 07. Idrus bin
Kepeduliannya untuk memajukan kaum 08. Salim bin
perempuan sangat tinggi terutama lewat pendidikan 09. Husain bin
agama dengan peningkatan pengetahuan bagi 10. Abdillah bin
kaumnya. Maka dengan lewat Wanita Islam Al 11. Syaikhan bin
Khaerat, kaum perempuan mendapat pembinaan 12. Alwy bin
dan pengalaman mental spiritual serta keterampilan. 13. Abdullah Attarisy bin
Syarifah Sa’diyah sebagai Mubaligh yang memiliki 14. Alwy Alkhawwash bin
kesibukan menghadiri undangan ceramah atau 15. Abubakar AlJufri bin
peresmian kegiatan WIA, Syarifah Sa’diyah selalu 16. Muhammad bin
terbuka untuk menerima tamu dari berbagai 17. Ali bin
kalangan. 18. Muhammad bin
Belau tampil sebagai ketua umum Wanita 19. Ahmad bin
Islam Al Khaerat, bukan karena alumni Muallimin 20. Muhammad Alfaqih Al Muqaddam bin
Alkhaerat sejak tahun 1953 dan bukan pula karena 21. Ali bin
Suami Sayyid Idrus bin Husain Al Habsyi adalah 22. Muhammad Shahib Mirbath bin
salah seorang anak mandiang Habib Al djufrie 23. Ali khala bin
(guru tua), tetapi memang perempuan kelahiran 24. Alwy Shahib Bait Jubair bin
Palu, 15 Agustus 1937 ini memiliki kemampuan dan 25. Alwy Almubtakir bin
keteladanan serta perhatian yang cukup tinggi. 26. Abdullah bin
Mendirikan pembangunan sekolah atau 27. Ahmad Almuhajir bin
pendidikan jauh lebih penting, sehingga perlu 28. Isa Annaqiib bin
diprioritaskan ketimbang mengutamakan 29. Muhammad Jamaluddin bin
pembangunan masjid. Karena tidak mungkin 30. Ali Al’uraidhy bin
masjid bisa makmur kalau tidak ada orang yang 31. Ja’far Ashaadiq bin
memiliki pengetahuan agama untuk mengelola dan 32. Muhammad Albaqir bin
menjadi jamaahnya. Syarifah Sa’diyah Putri Guru 33. Ali Zainal Abidin bin
Tua memimpin pondok pesantren Putri Alkhaerat 34. Husain Ashibthi bin
yang di dirikan atas nama WIA di kompleks 35. Ali Almurthadha bin Abi Thalib (X) Fathimah
Pengurus Besar Alkhaerat yang secara resmi berdiri binti Muhammad Rasulullah SAW.
pada 9 Agustus 1985.
Kalau kita telusuri perjuangan Habib Idrus Keterangan: (X) = Perkawinan dengan.
(Guru Tua) yang dilaksanakan oleh Hj. Syarifah

80 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 1 Juni 2013


Syarifah Sa’diyah di Mata Kolega kharismatik, beliau merupakan salah satu Putri dari
Prof Dr. Khuzaimah T. Yanggo mengemukakan Guru Tua, sehingga aura seorang Ayah masih melekat
bahwa Kepemimpinan Hj. Syarifah Sa’diyah, diterima padanya. Saya katakan itu, karena saya lihat sendiri jika
baik oleh masyarakat pada umumnya. Tutur kita melakukan kegiatan Dakwah ke daerah, masyarakat
katanya sangat sopan dan jelas, mudah dipahami antusias menghadiri acara maupun mengikuti kegiatan.
oleh orang yang mendengarnya pada saat itu, jika Bahkan kadang masyarakat sendiri yang mengundang
beliau kurang sehat, maka beliau yang menggantikan beliau menghadiri dan membawakan tauziah kegiatan
Syarifah Sa’ddiyah dalam berbagai acara dalam urusan keagamaan. Harapan saya pada kepemimpinan Syarifah
kewanitaan, inilah dalam beberapa tahun belakangan, Sa’diyah di masa depan, semoga Wanita Islam bisa
Wanita Islam berkembang pesat hingga sekarang. berkembang di wilayah seluruh Indonesia, tidak hanya
Kedudukan beliau selaku ketua dewan pakar Wanita di bagian Timur. Di bawah kepemimpinan beliau,
Islam, maka Wanita Islam bisa lebih berkembang dan telah ada beberapa provinsi yang sudah dirintis untuk
lebih terkenal dari sebelumnya karena untuk pertama pengembangan Wanita Islam. Namun kami akan
kalinya Wanita Islam mengadakan Rakernas di Wilayah terus mencoba melakukan perluasan, sehingga Wanita
Barat Indonesia. Menurut beliau inilah kesempatan Islam akan semakin maju dan berkembang dan kita
untuk menunjutkan Wanita Islam bukan hanya untuk berharap Wanita Islam bisa ada di seluruh wilayah
Indonesia Timur saja, akan tetapi untuk seluruh Wanita Indonesia. Peran dan Kiprah Wanita Islam, banyak
Islam di Indonesia. tokoh perempuan tapi mereka belum berani terjun ke
Dr. Hj. Norma Dg. Siami, M. Pd. mengemukakan politik bahkan yang terjadi sebaliknya mereka yang
bahwa “kaum wanita harus pandai membaca peluang dimanfaatkan secara politik. Ke depan tokoh politis
untuk pengembangan diri”. Dia memberikan kesan Wanita Islam harus lebih berani memperjuangkan
bahwa Syarifah Sa’diyah dalam memimpin Wanita aspirasi kaum perempuan, sekaligus menjadi contoh
Islam, terlihat secara nyata karakteristik Ayahnya di teladan panutan untuk masyarakat. (Hafsah S. Patta: 10).
dalam dirinya. Syarifah Sa’diyah dalam memimpin Prof. Dr. Dahliah Syuaib, Ketua Aisyiah
Wanita Islam, adalah sosok pekerja keras dan pantang Muhammadiyah Propinsi Sulawesi Tengah, dan Guru
menyerah, seberat apapun kendala yang dihadapi, beliau Besar Universitas Tadulako, mengemukakan bahwa
berusaha mencari solusinya. Itu yang saya kagumi Kepemimpinan Syarifah Sa’diyah pada Wanita Islam,
dari sosok beliau. Harapan saya pada kepemimpinan melahirkan kader yang terbaik. Menurut saya Wanita
Syarifah Sa’diyah kedepan, Wanita Islam dapat terus Islam belakangan ini sudah mulai aktif menunjukkan
berkembang pesat. Melalui kepemimpian beliau Wanita perannya. Ini sangat penting dimiliki, dalam
Islam sudah mencapai kemajuannya. Namun ke depan berbagai kegiatan sudah mulai muncul satu persatu
kita harus terus lebih mengembangkan Wanita Islam, tokohnya, bahkan tingkat nasional, seperti Prof. Dr.
Ini adalah tugas dan tanggung jawab kita semua. Mulai Huzaimah, Kita bangga karena dari pengurus Wanita
dari pengurus pusat sampai daerah. Kepemimpinan Islam pernah mengirim beliau ke Mesir, dan beliau
Syarifah Sa’diyah, Wanita Islam telah mencapai terget berhasil menjadi tokoh Nasional.
yang diinginkan. di bawah kepemimpinan beliau kita Menurut saya, Wanita Islam harus banyak
bukan hanya untuk mencapai target, tetapi melebihi berinteraksi dengan organisasi lain melihat kondisi
target yang diinginkan. Ini semua berkah arahan beliau daerah di sekeliling kita masih banyak persoalan
kepada semua pengurus. dan berkah kerja keras kita yang harus dihadapi dan tidak mungkin Wanita
semua. Namun kedepan kita tidak berpuas diri. Kita Islam harus hadapi sendiri. Diperlukan kerja sama
masih memiliki banyak tantangan untuk dihadapi. yang baik, biar kita bisa mengatasinya bersama-
Dra Hj. Hafsa S. Patta, sekretaris Wanita Islam sama. Kita perlu bergandengan tangan dalam
ke 5, mengemukakan bahwa “Bersama dengan Wanita urusan s osial kemasyarakatan. Kita harus melihat
Islam banyak Kenangan Indah”. Saya melihat selama bersama apa yang harus dibutuhkan masyarakat
mendampingi Syarifah Sa’diyah dalam memimpin dan hal apa yang harus diperhatikan oleh Wanita
Wanita Islam, Beliau sangat bijaksana dalam Islam. Persoalan kesetaraan antara lakai-laki dan
memimpin, sehingga tugas-tugas yang diberikan beliau, perempuan masih menjadi momok di tengah
mengharapkan secepat mungkin kita harus selesaikan. masyarakat, karena masih ada penafsiran agama
Kelebihan beliau dalam memimpin Wanita Islam sangat yang tidak kontekstual.

Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |81
Linang Hasan, S.Pd. Wakil sekjen Pondok bagi seluruh wanita di Sulteng ini. Beliau sangat
Pesantren Wanita Islam, mengatakan kita harus bersahaja dan patut wanita Islam Indonesia untuk
terus mengembangkan Wanita Islam. Kesan saya mencontohinya. Karena dengan misi agamanya dan
selama menjadi anggota Wanita Islam sejak tahun akhlak karimahnya cukup memberikan motivasi
1986 di bawah kepemimpinan Syarifah Sa’diyah, pada organisasi-organisasi di Sulteng, khususnya
sebagai pengurus harian, baik pengurus wilayah wanita Islam dalam bidang keagamaan.
maupun pengurus pusat sampai sekarang. Beliau Menurut saya yang harus dilakukan Wanita
sebagai pemimpin yang kharismatik. Syarat sebagai Islam untuk lebih memajukan posisi wanita di
pemimpin ilmu pengetahuan agama yang luas, kawasan Timur Indonesia khususnya di Sulteng.
beliau pahami secara mendalam dan diamalkan, Wanita Islam inikan merupakan organisasi terbesar
beliau adalah sosok yang rendah hati dan bersahaja. di Indonesia, khususnya di bagian Kawasan Timur
Beliau juga berakhlakul karimah serta berjiwa sosial Indonesia, jadi untuk memajukan Wanita Islam,
yang tinggi dan bermasyarakat. Hal yang demikian pengurus dan kader Wanita Islam harus mampu
dapat kita saksikan dalam keseharian beliau, baik untuk bisa memberikan contoh yang baik, bukan
dalam perjalanan mengembang tugas organisasi, hanya karena Wanita Islam ini adalah organisasi
maupun dimana saja beliau berada. Sehingga beliau besar. Tapi mereka harus mampu berbuat dalam
bukan hanya seorang pemimpin sebuah organisasi, segala bidang utamanya di bidang pendidikan,
tetapi beliau sebagai seorang ulama, Ustazah, Ibu karena kita tahu persis Wanita Islam ini sangat besar
rumah Tangga sekaligus orang Tua yang dikagumi perannya dalam mengelola pendidikan sampai di
dan panutan yang terbaik. Kelebihan Syarifah pelosok desa. Kita tahu bahwa Al-Khairat adalah
Sa’diyah dalam memimpin Wanita Islam, beliau lembaga pendidikan yang sukses. Ini adalah modal
selalu memberi kepercayaan kepada jajarannya penting buat Wanita Islam. Selanjutnya tinggal
untuk mengembang tugas dan menyelesaikan bagaimana Wanita Islam meningkatkan kinerjanya
setiap permasalahan yang berhubungan dengan dan antar pengurus harus solid. Semua potensi yang
organisasi dengan baik. Sehingga setiap kita dapat ada harus dikerahkan untuk menghasilkan kader
pembelajaran dan pengalaman yangat berharga. yang sukses. Secara pribadi saya kemukakan bahwa
Selain itu, beliau selalu memberi dukungan atas Syarifah Sa’diyah Al Djufrie. sejak saya masih kecil,
setiap ide-ide yang baik serta mempertimbangkan memang sosok beliau ini sudah menjadi contoh
saran-saran dari pihak pengurus yang lain. bagi saya, karena di dalam diri beliau ada bersinar
Ramlah Pettalolo Patunrungi, mengatakan kharismatik dari pendiri alkhairat, yaitu guru tua,
bahwa, Syarifah Sa’diyah Al-Djufrie adalah Sosok disamping itu juga Syarifrah Sa’diah Al Djufrie
Yang Patut di Contoh selaku Ketua Umum di seputar ada kaitan emosional dengan saya, dimana ibunya
potensi dan kiprahnya dalam Organisasi Wanita adalah salah satu keturunan raja di Sulteng. Sejak
Islam Al Khairat, dedikasi dan komitmennya dalam saya kecil saya sudah mengetahui bahwa beliau
mencerdaskan Wanita Islam Indonesia. Pandangan adalah seorang tokoh agama.
saya terhadap Syarifah Sa’diyah Al-Djufrie. Srilulu H. Moh. Saleh, S.Sos’ Tokoh
Alhamdulillah, Wanita Islam inikan merupakan satu pemerhati organisasi wanita Islam Sulawesi Tengah,
organisasi tertua di Sulawesi Tengah, dan Wanita mengemukakan bahwa Wanita Islam harus siap
Islam ada di seluruh wilayah Sulawesi Tengah, menghadapi tantangan ke depan, beliau mampu
bahkan bukan cuma di Sulteng tetapi juga di Propinsi mambawa Wanita Islam menjadi organisasi besar
lain, massanya cukup besar dan solid dalam segala dan maju, sehingga menjadi contoh bagi organisasi
bidang, baik bidang sosial, pendidikan, keagamaan wanita lainnya. Saya kagum dengan kepemimpinan
dan ekonomi. Saya merasa bangga terhadap Wanita beliau. Beliau memiliki beberapa kelebihan yang
Islam yang bisa memotivasi organisasi wanita sangat menonjol. Misalnya beliau adalah ibu rumah
lainnya. Saya melihat terhadap sosok Syarifah tangga yang baik tapi juga sekaligus pemimpin
Sa’diyah Al Djufrie, sebagai salah satu tokoh wanita organisasi. Beliau mampu menjalankan dua peran
Islam di kawasan Timur Indonesia khususnya di tersebut secara baik. Saya salut dan kagum. Kita
Sulteng. Beliau adalah seorang sosok yang patut semua berharap bahwa kita bisa memberikan yang
kita panuti baik dari tatanan keluarganya maupun terbaik bagi Wanita Islam. Kita akan berusaha

82 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 1 Juni 2013


semaksimal mungkin untuk bisa lebih memajukan Salim Al Djufrie (Hadramaut) dan turunan Badar
dan membesarkan Wanita Islam. Apalagi dalam dari Sulawesi Tengah. Itulah yang membuat beliau
menghadapi era mendatang yang semakin banyak Istimewa, Kedua Budaya ini sangat akrab dan saling
tantangan. Jadi kita harus bisa mempersiapkan diri melengkapi.
dengan baik agar Wanita Islam bisa bersaing dan
menjadi organisasi yang terdepan. Semoga ke depan UCAPAN TERIMA KASIH
kita bisa melahirkan pemimpin yang sebaik Ulama Penulis mengucapkan terima kasih setinggi-
Syarifah Sa’diah Al Djufrie. Kita butuh sosok seperti tingginya kepada Ibu Hajah Syarifah Sa’diyah
beliau yang memiliki loyalitas dan pengabdian Al Habsy binti Idrus bin Salim Al Jufrie, telah
tinggi kepada organisasi, wanita muslim khususnya. menghibahkan waktunya untuk memberikan data
PENUTUP perjalanan hidupnya. Terima kasih pula kepada
Syarifah Sa’adiyah anak sulung dari Intje PB Pondok Pesantren Al-Khaerat dan Pengurus
Ami Dg. Pawindu (Palu) dengan Sayyid Idrus bin Wanita Islam Al-Khaerat. Kepada para informan
Salim Al Djufrie (Hadramaut), memiliki disiplin lapangan dan rekan-rekan yang telah memberikan
ilmu untuk mengikuti jejak bapaknya Al-Alimul sumbangsih dalam penelitian ini, terima kasih kami
Allamah Al-Habib Sayyid Idrus bin Salim Al- ucapakan.
Djufri dengan gelar guru tua (guru yang di tuakan)
sebagai pimpinan Wanita Islam Al Khaerat beliau DAFTAR PUSTAKA
aktif sebagai pimpinan pondok Pesantren Putri Al
Khaerat, bidang Dakwah, Panti Asuhan Al Khaerat Abdullah, Taufik (ed). 1983. Agama dan Perubahan
dan kegiatan rumah tangga. Sosial. Cetakan Pertama. Jakarta. CV.
Keulamaan dan Ketokohan Syarifah Sa’diyah, Rajawali bekerja sama dengan yayasan Ilmu
di masyarakat sangat dikenal karena dia bukan Ilmu Sosial (YIIS).
hanya sebagai ulama, tapi pemimpin Organisasi, Ahmad Farid, Syaikh. 2012. Biografi 60 Ulama
yang menekuni pendidikan dan sekarang telah Ahlus Sunnah yang Paling Berpengaruh dan
diangkat menjadi pahlawan pendidikan Nasional. Fenomenal Dalam Sejarah Islam. Dar al-
Beliau membina madrasyah Al Khaerat, sebagai Aqidah.
pembina agama di setiap kabupaten diseluruh Ahmad, Abd. Kadir. 2009. Ulama Bugis. Makassar:
pelosok di kawasan Timur Indonesia dengan jumlah Penerbit Indobis Publishing.
cabangnya kurang lebih1.700. Al Khaerat. Arraiyyah, M. Hamdar (ed.). 2001. Pemuka Agama
Penguasaan Ilmu (kitab kuning yang dibaca Perempuan, Pemikiran dan Karyanya.
dan dijadikan sebagai refrensi) adalah aqidahnya Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan
As’Ariah, Mazhabnya Syafiiyah, dan Tarekatnya Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama
tarekat alawiyah. Kitab kuning alawiyah, Kitab Departemen Agama R.I.
As’Ariyah dan Syafiiyah yang diajarkan oleh As’ad, Muhammad dkk. 2011. Buah Pena Sang
ayahnya kemudian buku ini diberikan kepada Ulama. Jakarta: Orbit.
Syarifah Sa’diyah untuk dipakai mmengajar kepada Glasse, Cyril. 2002. Ensiklopedi Islam (Ringkas).
anak dan muridnya. Buku reperensi yang berbahasa Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo
arab yaitu 1). Pikhi Al Askar, 2). Insiklopedia al Persada.
Qur’an, 3). Al Umum/Sunan Syafii, 4). Al Asqar, 5). Jamrin Abubakar. 2012. Guru Tua Pahlawan
Akhlakul Baini, 6). Kullasatun Nurul Yakin dan 7). Sepanjang Masa. Jakarta: Ladang Pustaka.
Matnul Al Jum. -------------, 2011. News Al Khaerat. Palu. Pesantren
Keistimewaan beliau sebagai seorang Al Khaerat.
Ulama karena kesabarannya, kebijaksanaannya, Muhammad Ruslan H. MA. dan Waspada Santing.
kedisiplinannya, dan kharismatiknya sangat 2007. Ulama Sulawesi Selatan, Biografi
tinggi, penyantun terhadap anak yatim dan anak Pendidikan dan Dakwah. Sulawesi Selatan.
yang terlantar di wilayahnya. Sayrifah Sa’diyah Patta, Hafsa S. tt. Syarifah Sa’diyah binti Idrus Al
memiliki dua turunan yaitu turunan orang Arab Djufrie Ketua Wanita Islam Al Khaerat, WIA
yang dibawah oleh Al Habib Sayyid Idrus bin Memperkuat Kaderisasi, Memperluas Kiprah

Pengembangan Model Pembelajaran Pai Berbasis TIK Yang Efektif pada SMA Negeri 4 Kota Kendari... - Zulkifli.M |83
di Tingkat Nasional dari Zaman ke Zaman Santing, Waspada. 2007. Ulama Sulawesi Selatan;
dalam News Al Khaerat Sarana Informasi dan Biografi pendidikan dan Dakwah. Makassar:
Pendidikan Indonesia. Komisi Informasi dan Komunikasi MUI
Sulsel.

84 | Jurnal “Al-Qalam” Volume 19 Nomor 1 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai